BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Metode
pembelajaran
merupakan
cara-cara
atau
teknik
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi ajar dan merupakan proses yang sangat penting dalam proses pembelajaran untuk menentukan situasi belajar yang sesungguhnya. Metode pembelajaran merupakan komponen strategi pembelajaran yang sederhana (Prawiradilaga, 2008). B. Metode pembelajaran Ceramah 1. Pengertian Metode ceramah atau biasa dikenal dengan TCL ( Teacher Centre Learning) identik dengan apa yang dikenal dengan Instructor-Centered Methode. Pendidik adalah satu - satunya orang yang bertanggung jawab terhadap penyampaian materi kepada pesrta didik, sehingga arah komunikasi cenderung hanya satu arah, yaitu dari pendidik kepada peserta didik yang cenderung membosankan. Metode ceramah dapat menjadi metode yang efektif jika dipakai untuk pengajaran pada tingkatan yang rendah, yaitu pengetahuan dan pemahaman, dari pembelajaran ranah kognitif, terutama pada kelas besar(Zaini, 2007).
1
2
2. Langkah- langkah Ceramah a.1.1.a)
Persiapan
a.1.1.a.1)
Mempelajari materi dengan sistematika yang
baik, lebih baik lagi jika disusun dengan diagram atau skema. a.1.1.a.2)
Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran,
misalnya SAP, slide, sound system, power point dan sebagainya. a.1.1.b)
Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah
tersebut
dapat
menguasai
sasaran
ceramah. Untuk itu penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut: 1)
Sikap dan penampilan meyakinkan, tidak boleh
bersikap ragu-ragu dan gelisah. 2)
Suara cukup keras dan jelas.
3)
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
4)
Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh
duduk. 5)
Menggunakan alat-alat bantu lihat semaksimal
mungkin. a.1.1.c)
Penutup
3
1.a.1.1) Membuat kesimpulan. 1.a.1.2) Menilai pemahaman siswa mengenai pokok bahasan yang diterima melalui tes lisan, tes tulis, atau tugas.
C. Metode Pembelajaran Kooperatif 1.
Pengertian Dasar pengembangan metode pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Sinergi yang muncul melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada melalui lingkungan kompetitif individual (Suprijono, 2009). Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif mendorong mahasiswa mempelajari secara mendalam sehingga dapat meningkatkan pencapaian mahasiswa selama proses belajar. (H. Barrows, 2007). 2.
Macam- macam Metode Pembelajaran Kooperatif a.Jigsaw Merupakan metode pembelajaran yang diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yaitu kelompok asal (home teams) kelompok heuristik, kelompok kritik, kelompok interpretasi dan kelompok
4
historiografi.
Setelah
kelompok
asal
terbentuk,
guru
membagikan materi tekstual kepada tiap- tiap kelompok. Sesi berikutnya, membentuk expert teams (kelompok ahli), dalam satu
kelompok
ahli
ada
heuristik,kritik,interpretasi
anggota
dan
dari
kelompok
historiografi.
Setelah
terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan kepada mereka berdiskusi. Sebelum pembelajaran diakhiri , diskusi dengan seluruh kelas perlu dilakukan. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari. b.
Think-Pair-Share
“Thinking”
Pembelajaran
ini
diawali
dengan
guru
mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan
kepada
mereka
memikirkan
jawabannya.
Selanjutnya, “Pairing”, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepada pasangpasangan untuk berdiskusi. Hasil diskusi di tiap pasangan dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas, tahap ini dikenal dengan “Sharing”. c.Numbered Heads Together Pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Heads Together diawali dengan Numbering. Guru membagi
5
kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap- tiap kelompok. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. d.
Group Investigation
Pembelajaran dengan metode group investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru dan peserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahanpermasalahan yang dapat dikembangkan dari topik- topik itu. Setiap kelompok bekerja berdasarkan metode investigasi yang telah mereka rumuskan. Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh masing-masing kelompok. e.Two stay two stray Metode dua tinggal dua tamu itu diawali dengan pembagian kelompok, setelah kelompok terbentuk pendidik memberikan tugas
berupa
permasalahan-permasalahan
didiskusikan jawabannya. Setelah
yang
harus
diskusi intrakelompok
usai, dua orang dari masing- masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari kelompok lain. Tugas mereka menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada
6
tamu tersebut. Dua orang yang ditugaskan bertamu wajib datang ke semua kelompok. Setelah kembali ke kelompok asal, baik yang bertugas sebagai tamu maupun menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan. f. Small Group Discussion Metode pembelajaran yang mengkolaborasikan suatu metode pembelajaran yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dengan cara diskusi kelompok kecil. Kelompok diskusi kecil berjumlah 5-6 orang, dipimpin oleh peserta didik untuk mencari dan memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan pengajaran sehingga meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mengembangkan kecerdasan interpersonal (Suprijono, 2009). D. Metode Pembelajaran Small Group Discussion 1.
Pengertian
Menurut kamus besar bahasa Indonesia diskusi memiliki makna melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur, dan untuk mengungkapkan pikiran mengenai pokok pembicaraan tertentu. Metode pembelajaran diskusi mempunyai arti suatu situasi di mana pendidik dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik yang lain saling bertukar pendapat secara lisan, saling berbagi gagasan dan pendapat (Tjokrodiharjo, 2006).
7
Metode pembelajaran diskusi adalah strategi pengajaran peserta didik untuk memberikan suatu masalah. Metode pembelajaran
diskusi
merupakan
kombinasi
pembelajaran
kooperatif dan pembelajaran kerja sama (Eggen, 2012). Diskusi kelompok (Group Discussion) diartikan sebagai cara untuk memecahkan suatu masalah yang memerlukan beberapa jawaban alternatif yang dapat mendekati kebenaran dalam pembelajaran, peserta didik bisa berpikir kritis, sistematis dan menyumbangkan idenya dalam memecahkan masalah (Gulo, 2008). Metode pembelajaran Small Group Discussion merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif dimana dalam proses pembelajaran peserta didik dibagi menjadi kelompok – kelompok untuk
memecahkan
dan
mendiskusikan
beberapa
topik
permasalahan. Topik yang didiskusikan berupa materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dimana pendidik sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai subjek. Pembelajaran Small Group Discussion lebih mengutamakan pola kerjasama dalam kelompok kecil sehingga peserta didik tidak ada yang merasa bahwa dirinya yang paling pintar dan menguasai materi. Dengan adanya pembelajaran Small Group Discussion diharapkan peserta didik terbiasa mengeluarkan pendapat dan bekerjasama dalam proses interaksi sosial (Gulo, 2008).
8
2.
Tujuan Pembelajaran Small Group Discussion
a. Diskusi mendorong peserta didik untuk aktif menggunakan pengetahuan dan pengalamannya dalam memecahkan masalah tanpa bergantung pada orang lain. b. Peserta didik mampu menyampaikan pendapat secara lisan. Sebab hal ini diperlukan untuk kehidupan yang demokratis. c. Mengembangkan sikap saling menghormati dan tanggung jawab terhadap keragaman pendapat orang lain, dalam rangka mengembangkan kecerdasan interpersonal peserta didik. d. Mengembangkan pengetahuan dasar- dasar materi sesuai konteks,
berpikir
kritis,
berpikir
aktif,
mengembangkan
ketrampilan interpersonal, meniru perang orang dewasa. (Ibrahim, 2005). 3.
Kelebihan dan Kekurangan Small Group Discussion
Dalam Isjoni (2012) kelebihan dan kekurangan penerapan Small Tabel 1 Kelebihan dan Kekurangan Small Group Discussion Group Discussion antara lain :
9
Kelebihan a. Melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses belajar mengajar b. Memupuk kepercayaan kepada diri sendiri c. Menggabungkan berbagai pendapat dari berbagai sumber d. Menghasilkan pandangan baru e. Memudahkan pencapaian tujuan f. Melatih peserta didik belajar bertukar pikiran dan berfikir secara terarah g. Memupuk sikap toleran, mau memberi dan menerima h. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperbaiki pandangannya. i. Memberi kesempatan kepada mereka untuk menjalin hubungan dan kerjasama berikutnya
Kekurangan a.Hasil diskusi tidak bisa dicapai dengan baik, sebab diskusi menyimpang dari pokok bahasan. b.Diskusi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya jika peserta tidak mempunyai latar belakang pengetahuan tentang masalah yang didiskusikan. c.Waktu yang dibutuhkan lebih lama d.Diskusi tidak akan melibatkan segenap peserta jika pemimpin diskusi tidak bijaksana e.Terjadi dominasi pada saat diskusi
(Sumber : Isjoni 2012) Langkah pelaksanaan Small Group Discussion
10
a. Pendidik membuat topik dan tujuan diskusi b. Pendidik
menjelaskan
aturan
dalam
berdiskusi
dan
menyebutkan pokok – pokok masalah yang akan dibahas c. Peserta didik diminta membuat kelompok kecil ( 5 sampai 6 orang) d. Aktivitas dimulai dengan memilih salah satu untuk dijadikan pemimpin diskusi atau juru bicara, notulen, dan lainnya sebagai anggota e. Peserta didik memulai diskusi dari membahas kasus yang ada, kemudian menganilisis kasus yang ada. f.
Peserta didik memiliki tugas mengemukakan ide-idenya untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang didiskusikan.
g. Pendidik bertugas untuk mengawasi interaksi antar peserta didik, mendampingi peserta didik jika diskusi keluar dari topik. h. Hasil diskusi yang telah disepakati dari tiap kelompok kecil akan dipresentasikan ke kelas besar. i.
Dalam kelas besar didiskusikan kembali apabila peserta didik mengalami
kesulitan
dan
pendidik
bertugas
untuk
memberikan informasi berkaitan dengan topik diskusi. j.
Memberikan kesimpulan dan melakukan evaluasi. Pendidik mengulas pada setiap akhir sesi diskusi peserta didik.
11
E. Hasil Belajar Kognitif KB IUD Hasil
belajar
adalah
pola-pola
perbuatan,
nilai-nilai,
pengertian-pengertian,sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Menurut Gagne hasil belajar berupa informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, ketrampilan motorik dan sikap. Benyamin Bloom dalam (Nana Sudjana, 2009) mengemukakan secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya merupakan kognitif tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud
yaitu
pengetahuan
(knowledge),
pemahaman
(comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sintetis (syntetis), evaluasi (evaluation). Ranah kognitif paling banyak dinilai oleh pendidik karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran. Ranah kognitif dengan hasil belajar terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi (Sudjana, 2008). Hasil belajar pokok KB IUD adalah kemampuan kognitif yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran
12
pada pokok bahasan KB IUD yang mencakup pemahaman materi tentang IUD. Kemampuan kognitif tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : a.1.1.c.i.1.
Tahu (Know)
Tahu dapat di perhatikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tentang materi KB IUD adalah mengingat kembali pengertian, macam- macam, keuntungan dan waktu pemasangan. a.2.
Paham (Comprehension) Paham merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Peserta didik yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat mejelaskan pengertian, macam- macam, keuntungan dan waktu pemasangan IUD. a.3.
Aplikasi (Aplication) Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari yaitu anemia pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. Dengan aplikasi siswi dapat menerapkan materi mengenai anemia yaitu pengertian, macammacam, keuntungan dan waktu pemasangan IUD di lahan.
13
4)
Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi IUD ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan mengenai IUD, membedakan kondisi pasien yang dapat dipasang KB IUD atau tidak, tahu kapan waktu yang tepat dipasang KB IUD. 5)
Sintetis (Synthetis) Sintesis disini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6)
Evaluasi (Evaluation) Evaluasi merupakan penilaian-penilaian pada suatu materi
atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Sudjana, 2009).
F. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Caroll dalam R Angkowo dan A. Kosasih (2007), hasil belajar dipengaruhi oleh lima faktor yaitu bakat belajar, waktu yang
14
tersedia untuk belajar, kemampuan individu, kualitas pengajaran dan lingkungan serta metode pembelajaran. Sedangkan menurut Sadirman (2007), faktor- faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri peserta didik dan faktor ekstern dari peserta didik. Berkaitan dengan faktor dari dalam mahasiswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Dalam menentukan metode yang akan dipilih harus mengetahui tentang IUD. Materi ini akan memuat tentang pengertian IUD, macam-macam IUD, cara kerja dan efek samping IUD, keuntungan dan kerugian IUD, indikasi dan kontraindikasi IUD, waktu dan teknik pemasangan IUD. Adapun materi pelayanan KB pokok bahasan KB IUD selengkapnya sebagai berikut : 1. Pengertian AKDR / IUD adalah alat kontrasepsi berupa benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010). 2. Macam-macam IUD IUD yang banyak dipakai di Indonesia dari jenis Un medicate yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T (Handayani, 2010)
15
a.Un-Medicated AKDR Yang termasuk Un-Medicated AKDR yaitu Lippes Loop, Margulies Coil, Staf-Coil. Lippes Loop merupakan IUD yang berbentuk spiral, jenis IUD ini bisa selamanya di pakai sampai menopause dengan syarat akseptor tidak memiliki keluhan selama menggunakan KB tersebut. b.
Medicated AKDR
Yang termasuk Medicated AKDR yaitu Cu T 200 (masa kerja 3 tahun), Cu T 220 C (masa kerja 5 tahun), Cu T 380 A (masa kerja 8 tahun), Cu 7 (masa kerja 3 tahun), Nova T (masa kerja 5 tahun). Medicated AKDR ada yang mengandung hormon yaitu Progestasert-T (Alza-T) mempunyai masa
kerja 18
bulan dan LNG-20. 3. Cara Kerja dan Efek samping IUD a. Dapat menyebabkan perubahan pada endometrium sehingga menghambat keampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi, mematikan sperma. b.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c. Kemungkinan untuk mencegah implantasi, menyebabkan nidasi terlambat, serta meningkatkan pergerakan saluran telur (Saifuddin, 2010).
16
Sedangkan efek samping dari penggunaan IUD adalah nyeri perut bagian bawah beberapa hari setelah pemasangan, adanya bercak darah setelah pemasangan, perubahan menstruasi, IUD tertanam dalam endometrium, IUD terlepas secara spontan, terjadinya infeksi (Varney,2006).
4. Keuntungan dan Kerugian IUD Keuntungan IUD antara lain angka kegagalan rendah yaitu 0,6 – 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam tahun pertama, dapat efektif segera setelah pemasangan, metode jangka panjang yaitu 10 tahun,
tidak ada efek samping hormonal, tidak mempengaruhi
kualitas dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus, tidak mengganggu hubungan seksual. Sedangkan kerugian dari IUD adalah spooting antar menstruasi, menstruasi lebih lama dan banyak, tidak mencegah IMS, benang IUD terlepas dengan sendirinya, harus oleh petugas kesehatan yang terlatih, dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul (Setyaningrum, 2014). 5. Indikasi dan Kontraindikasi IUD Indikasi penggunaan IUD adalah usia reproduktif, keadaan nulipara, menginginkan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang,
perempuan
menyusui
yang
ingin
menggunakan
17
kontrasepsi, setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi, risiko rendah dari IMS, tidak mengehendaki
metode hormonal,
hipertensi. Yang tidak boleh menggunakan IUD adalah hamil atau diduga hamil, penyakit radang panggul, kanker servik, alergi terhadap tembaga, mioma uteri, anemia, kelainan pembekuan darah, endometritis, dismenorhoea berat (Kurniawati, 2014). 6. Waktu dan teknik pemasangan IUD IUD dapat dipasang pada waktu bersamaan dengan menstruasi, segera setelah menyusui, pada masa akhir pueperium, tiga bulan pasca melahirkan, bersamaan dengan seksio sesaria, selama 1-5 hari setelah senggama. Teknik pemasangan sesuai prosedur adalah a.Memastikan kandung kemih kosong dan tidak ada pembesaran uterus. b.
Sebelum memasukkan alat cuci tangan terlebih
dahulu kemudian memasukkan lengan IUD ke dalam tabung inserter. c.Memakai sarung tangan steril. d.
Membersihkan vulva dengan kapas DTT, memasang
spekulum dan melihat servik. e.Membersihkan servik beberapa kali dengan larutan antiseptik, servik ditampilkan dan bibir depan servik dijepit
18
dengan tenakulum, pada arah jam 12.00 penjepit dilakukan kira-kira 2 cm dari ostium uteri eksternum. f. Sambil menarik servik dengan tenakulum, masukkan sonde uterus dengan cara “no touch technique” untuk mengukur ke dalam uterus dan menyesuaikan tabung inserter sesuai hasil pengukuran g.
Tabung
inserter
dengan
IUD
di
dalamnya
dimasukkan melalui kanalis servikalis sesuai dengan arah dan jarak yang di dapat pada waktu pemasangan sonde. h.
IUD dilepaskan dalam kavum uteri dengan cara
mendorong tabung inserter ke dalam kavum uteri dengan cara “withdrawl technique” . i. Tabung dan pendorong kemudian dikeluarkan, benang IUD dipotong 2 – 3 cm (10) lepas spekulum dan rendam alat-alat ke dalam larutan klorin. Setelah 4- 6 minggu pasien dianjurkan untuk kontrol dan diajari cara mengecek benang(Affandi, 2012). G. Pengaruh Small Group Discussion Terhadap Hasil Belajar KB IUD Metode pembelajaran Small Group Discussion merupakan metode pembelajaran jenis diskusi dan termasuk kombinasi dari metode kooperatif. Pada proses belajar mengajar pendidik sebagai fasilitator yaitu memonitoring dan mengevaluasi jalannya diskusi
19
sedangkan mahasiswa sebagai pelaku yang aktif dalam proses belajar mengajar (Isjoni, 2012). Dalam metode pembelajaran Small Group Discussion pada materi KB IUD yaitu peserta didik menganalisa permasalahan yang ada, kemudian mencari jawaban permasalahan tersebut dari buku sumber yang dicari, mengeluarkan pendapat antara anggota dalam kelompok, mengemukakan hasil diskusi kelompok di depan kelompok lain, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban atas permasalahan yang ada secara mandiri. Dalam metode pembelajaran tersebut peserta didik mendapat pengalaman dengan memanfaatkan semua indra, sehingga pengalaman yang didapat lebih mendalam dan pemahaman terhadap materi lebih bertahan lama. Pelaksanaan metode pembelajaran Small Group Discussion
pada materi KB IUD jika
dikelola dengan baik, maka diharapkan akan memberikan hasil pembelajaran secara optimal tentang materi KB IUD pada peserta didik (Gulo, 2008). Menurut klasifikasi Edgar Dale bahwa semakin ke bawah mahasiswa ikut terlibat sehingga informasi dan pengalaman yang diingat semakin kuat. Menurut Edgar Dale jika peserta didik terlibat dalam diskusi kemudian presentasi daya ingatnya 50% sampai 70%, menggunakan semua indra dalam proses belajar mengajar lebih meningkatkan daya ingat mahasiswa. ini menunjukkan bahwa dengan
20
metode Small Group Discusssion daya ingatnya lebih kuat dibanding harus mendengarkan ceramah dari pendidik. Adapun hasil penelitian yang mendukung dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Budi mangaratua (2013), Penerapan Model Pembelajaran
Small Group Discussion dengan Metode Group Investigation Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa di Kelas XI IS SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013, hasil penelitian penerapan model pembelajaran pembelajaran Small Group Discussion dengan metode Group Investigation pada pokok bahasan persamaan dasar akuntansi dikelas di kelas XI IS-2 SMA Swasta Budisatrya Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 2.
Anindya sulistyaningrum (2013), Perbedaan efektifitas
model pembelajaran Small group Discussion dengan Ceramah Terhadap Hasil Belajar KB AKDR, hasil penelitian Hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Small Group Discussion lebih efektif (p=0,000) dengan nilai rata-rata KB AKDR 60,62 daripada ceramah dengan nilai rata-rata KB AKDR 33,09. 3.
Ike Yuliya (2014), Pengaruh model pembelajaran Small
group Discussion dengan Terhadap Hasil Belajar ASKEB I, hasil
21
penelitian Hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Small Group Discussion lebih efektif (p=0,000) dengan nilai rata-rata ASKEB I 61,60. H.
Kerangka Konsep Model pembelajaran Small Group Discussion adalah proses belajar yang menuntut peserta didik untuk aktif. Peserta didik berperan sebagai subjek belajar, pembelajaran dimulai dengan menganalisis masalah, kemudian menyampaikan pendapat dalam kelompok, setelah itu mengemukakan hasil diskusi dan melakukan tanya jawab. Dengan metode ini, diduga informasi yang diterima peserta didik akan bertahan lama karena pengalaman belajar dengan penggunaan optimal indra sehingga pemahaman materi akan lebih mendalam. Diduga hal tersebut dapat mengefektifkan kemampuan dan hasil belajar peserta didik pada materi KB IUD. Sedangkan model pembelajaran ceramah adalah model pembelajaran dimana peserta didik menjadi pasif dan pserta didik berperan sebagai objek belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :
22
Gambar 1 Bagan kerangka konsep
23
Keterangan :
: Variabel bebas
: Variabel perantara
: variabel terikat I.
Hipotesis
Ada perbedaan metode pembelajaran Small Group Discussion dan Ceramah terhadap hasil belajar KB IUD di DIII Kebidanan FK UNS.
24