BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Dalam Mengambil Kredit a. Pengertian keputusan Keputusan menjadi suatu hal yang sangat penting karena dapat menenentukan seseorang dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Salusu (2010) keputusan merupakan pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan sebenarnya bukan pilihan antara benar atau salah melainkan pilihan yang hampir benar dan mungkin salah. Seseorang sebelum mengambil keputusan akan terlebih dahulu melakukan pertimbangan dalam upaya menyadari dan memahami situasi yang ada disekitarnya. Keputusan juga dapat didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif ( Sumarwan 2010). Adapun menurut Ralph C. Davis (2010) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. Berbeda dengan Atmosudirjo (2010) yang menjelaskan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk
6 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah aktivitas atau tindakan untuk memilih diantara beberapa alternatif sebagai proses pemecahan suatu masalah. Pertimbangan sebelum mengambil keputusan merupakan suatu
hal
yang sangat
penting
untuk
mencegah
adanya
penyimpangan dari rencana semula. b. Pengertian Kredit Fungsi sebuah lembaga keuangan misalnya bank atau koperasi, selain menghimpun dana, lembaga tersebut juga dapat menyalurkan kembali dana tersebut dalam bentuk kredit. Menurut Suyatno (2016) kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara
bank
dengan
pihak
peminjam.
Pihak
peminjam
berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. Menurut batubara (2010) kredit adalah kemampuan untuk melakukan suatu pembelian atau suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan, ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Sementara dalam Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
7 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
dipersamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Adapun Rachmat Firdaus (2010) mengatakan bahwa kredit merupakan suatu kepercayaan dari seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu. Dapat disimpulkan bahwa kredit merupakan kegiatan penyediaan atau penyaluran dana dengan asas kepercayaan yang diiring dengan kesepakatan bahwa yang bersangkutan akan memenuhi kewajiban dalam jangka waktu tertentu. Kewajiban tersebut tidak terlepas dari jumlah bunga yang harus dipenuhi. c. Pengertian keputusan dalam mengambil kredit Keputusan
anggota
dalam
mengambil
kredit
dapat
didefinisikan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Schiffman dan Kanuk 2014). Peter-Olson (2013) mendefinisikan keputusan anggota dalam mengambil kredit sebagai suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan. Inti dari keputusan anggota dalam mengambil kredit adalah proses integrasi dalam mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau memilih satu diantaranya (Peter-Olson,
8 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
2013). Lebih lanjut dijelaskan oleh Peter Olson (2012) bahwa keputusan anggota dalam mengambil kredit merupakan proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran dalam semua aspek hidupnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan anggota dalam mengambil kredit merupakan suatu tindakan atau perilaku yang didasari oleh sikap afektif, sikap kognitif, dan sikap behavioral dalam mengevaluasi
alternatif dan memilih satu
alternatif diantaranya. Perilaku tersebut sebagai bentuk evaluasi atas dua atau lebih alternatif. d. Lembaga Kredit Informal Pengertian lembaga keuangan menurut undang-undang nomor 14 tahun 1967 disebutkan: “Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan menarik dan menyalurkan dalam masyarakat”. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan dananya dalam surat berharga di pasar keuangan. Secara umum, lembaga keuangan dibagi menjadi 2: 1. Lembaga Keuangan Bank. Misalnya; Bank Umum, Bank koperasi, Bank Perkreditan Rakyat (BPR). 2. Lembaga Keuangan Bukan Bank. Seperti: Dana Pensiun, leasing, Asuransi dan Kreditur
9 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
Sementara itu ada pula penggolongan lembaga-lembaga kredit ( kasmir 2014) yaitu: a. Lembaga Kredit Formal. Seperti BRI, Bukopin, Danamon dan koperasi kredit. Lembaga kredit formal utama yang disponsori oleh pemerintah adalah BRI yang mempunyai jaringan cukup luas b. Lembaga kredit Informal. Seperti: a. Mindring Mindring adalah pengusaha perorangan yang memberi kredit konsumsi berupa alat-alat kebutuhan rumah tangga dengan cara bayar cicilan. Modal mindring biasanya dari tauketauke cina dan sebagian dari modal mereka sendiri. Tidak ada ketentuan minimal atau maksimal jumlah pinjaman, dan kredit diberikan tanpa jaminan prosedur pemberian pinjaman modal dimana biasanya tukang kredit mendatangi rumah-rumah untuk menawarkan barang. ( Nurmanaf 2007). e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mengambil Kredit 1. Menurut Engel dalam Saladin (2013). terdapat tiga faktor yang mempengaruhi keputusan anggota dalam mengambil kredit yaitu: a. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga, dan situasi.
10 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
b. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi c. Proses psikologi, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap, dan perilaku. 2. Menurut
Kotler
(2012)
keputusan
mengambil
kredit
dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya: a. Faktor budaya meliputi kultur, sub kultur, dan kelas sosial. b. Faktor sosial meliputi kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. c. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai. d. Suku bunga meliputi tingkat suku bunga,jangka waktu dan target bunga. 2. Budaya Budaya atau kultur adalah kerangka dan makna mental yang dianut bersama oleh kebanyakan orang pada golongan sosial (Peter dan Olson, 2014). Dalam arti luas, makna budaya meliputi perspektif umum, kognisi tipikal dan reaksi afektif serta pola perilaku yang khas. Adapun menurut Ujang Sumarwan (2011) budaya merupakan segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang atau masyarakat.
11 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya adalah keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai, pemikiran, simbol, kebiasaan, dan perilaku dalam suatu masyarakat. Budaya dianut bersama oleh masyarakat dan berkembang secara turun-temurun. Faktor-faktor dalam budaya berdasarkan Kotler (2012) yakni sebagai berikut: a. Kultur Kultur atau budaya merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Pada umumnya berawal dari kegiatan atau pemikiran yang dianggap wajar hingga membentuk kebiasaan yang sulit diubah. Kebudayaan berkembang menjadi bentuk umum dari masyarakat berupa nilai, norma, persepsi, preferensi dan perilaku yang diperoleh seseorang dari keluarga atau lembaga penting lainnya. b. Subkultur Subkultur atau sub budaya adalah bagian dari budaya yang cakupannya lebih sempit karena terpisah oleh sistem nilai. Setiap budaya
memiliki
sub
budaya
tersendiri
yang
merupakan
identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Sub budaya meliputi kelompok keagamaan, kelompok ras, dan wilayah geografis. c. Kelas Sosial Kelas sosial merupakan bagian-bagian dari masyarakat yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat
12 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
yang tersusun secara hierarkis. Di dalam kelas sosial yang sama, nilai, minat, dan tingkah laku anggotanya juga akan sama. 3. Faktor Sosial Faktor sosial merupakan faktor yang dihasilkan dari interaksi sosial antara individu dengan individu lainnya dalam suatu masyarakat. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor sosial. Faktor sosial berdasarkan Kotler (2012) meliputi: a. Kelompok Referensi Kelompok referensi merupakan kelompok yang dapat mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan dan kelompok yang mmeberikan pengaruh tidak langsung disebut kelompok aspirasi. Kelompok referensi yang paling mempengaruhi seseorang adalah keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja. b. Keluarga Keluarga merupakan kelompok terkecil dari masyarakat. Keluarga memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku seseorang. Seseorang dapat dipengaruhi oleh keterlibatan orangtua, anak atau keluarga terdekat dalam melakukan pembelian berbagai produk dan jasa. Keluarga dibedakan menjadi dua macam yakni keluarga sebagai sumber orientasi misalnya orangtua dan keluarga
13 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
sebagai sumber keturunan yang terdiri dari pasangan suami-istri beserta anak-anaknya c. Peran dan Status Peran merupakan pembuktian posisi atau kedudukan seseorang dalam kelas sosialnya, sehingga dapat membawa status sebagai cerminan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Peran dan status dapat mempengaruhi perilaku seseorang. 4. Tingkat suku bunga Pengertian Teori Tingkat Suku Bunga. pembayaran atas modal yang
dipinjam
dari
pihak
lain
dinamakan bunga. Bunga yang
dinyatakan sebagai persentase dari modal dinamakan tingkat suku bunga. Berarti tingkat bunga adalah persentase pembayaran modal yang dipinjam dari lain pihak Sukirno (2010). Tipe-tipe Suku Bunga Ada 2 tipe suku bunga, yaitu : a. Real interest rate Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi dengan tingkat inflasi. Real rate = Nominal rate – Rate of inflation b. Nominal interest rate. Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan.
14 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
5. Literasi ekonomi Literasi ekonomi adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dasar ekonomi dan cara berpikir kritis dalam pembuatan keputusan ekonomi. Dengan kata lain, tingkat literasi ekonomi merupakan gambaran atas kemampuan mahasiswa dalam memahami dan menguasai kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang terkandung di dalam pembelajaran konsep dasar ekonomi baik secara mikro ataupun makro. Jappelli (2010) menyatakan bahwa literasi ekonomi penting untuk membuat keputusan tentang bagaimana berinvestasi yang tepat, berapa banyak meminjam yang tepat di pasar uang, dan bagaimana memahami konsekuensi atas stabilitas keseluruhan ekonomi. 6. Pedagang Kaki Lima Pedagang kaki lima atau PKL adalah suatu istilah yang untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersil yang biasa menggunakan temapat di bahu jalan. Pedagang kaki lima adalah sebuah profesi yang terjadi akibat sempitnya lapangan pekerjaan di sektor formal sehingga sebagian masyakat beralih ke sektor informal demi kelangsungan hidup. Bisnis kaki lima merupakan salah satu cara wirausaha untuk mengentaskan pengangguran. Bisnis kaki lima juga salah satu jalan menuju kekayaan. Mungkin pendapat ini tidak cukup populer, tapi berbeda bagi pengusaha kaki lima yang pernah merasakan nikmatnya
15 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
dari omset penjualan yang di dapatkan oleh usaha yang di lakukan Suharno (2010). Kelebihan dari usaha ini adalah mudah di jalankan dan tidak membutuhkan modal yang cukup besar, hanya saja pedagang kaki lima harus memliki ketekunan, kesabaran dan kreatifitas yang tinggi. Pedagang kaki lima memliki produk yang beraneka ragam. Mulai dari makanan, kerajinan tangan, pakaian jadi, voecer hp, hingga tiket bus antar pulau atau pesawat terbang Nugroho (2007). a. Pengertian Pedagang Kaki Lima Menurut Benjamin (2013) Pedagang kaki lima adalah
penjual
barang dan atau jasa yang secara perorangan berusaha dalam kegiatan ekonomi yang monggunakan daerah milik jalan atau fasilitas umum dan bersifat sementara/tidak menetap dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerak. Namun secara garis besar bahwa Pedagang Kaki Lima adalah setiap orang yang melakukan kegiatan usaha perdagangan atau jasa, yaitu melayani kebutuhan barang-barang atau makanan yang dikonsumsi langsung oleh konsumen, yang dilakukan cenderung berpindah-pindah dengan kemampuan modal yang kecil atau terbatas, dalam melakukan usaha tersebut menggunakan peralatan sederhana dan memiliki lokasi di tempat-tempat umum (terutama di atas trotoar atau sebagian badan jalan), dengan tidak mempunyai legalitas formal.
16 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
b. Karakteristik Pedagang Kaki Lima Ada beberapa karakteristik dalam sistem pedagang kaki lima menurut Susilo(2011) karakteristit pedagang kaki lima disebutkan sebagai berikut : 1. Pada umumnya pada PKL,pedagang kaki lima adalah mata
pencaharian utama 2. PKL pada umumnya termasuk pada umur yang produktif 3. Tingkat pendidikan relatif rendah 4. Mereka berdagang sudah cukup lama 5. Sebelum menjadi PKL pada umunya mereka menjadi petani
atau buruh 6. Permodalan mereka sangat lemah dan omset penjualan sangat
kecil Dari gambaran karakteristik pedagang kaki lima di atas dapat di simpulakan bahwa pedagang kaki lima adalah pedagang yang memiliki modal dan omset yang kecil dengan latar belakang pendidikan yang rendah, cenderung menempati ruang publik (bahu jalan, trotoal, pasar, taman) untuk berdagang. Usia mereka umumnya berada pada usia yang produktif. 7. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, hasil penelitian terdahulu digunakan untuk membantu mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran
17 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
mengenai penelitian ini, disamping itu juga dapat mengembangkan wawasan penelitian : Tabel 2.1 penelitian terdahulu Tahun
Penulis
Judul
Hasil Secara individual menunjukkan bahwa variabel pribadi berpengaruh negative dalam permintaan kredit.sosial, psikologi dan pengalaman berpengaruh positif dan signifikan dalam taraf signifikan terhadap keputusan nasabah dalam mengambil kredit di koprasi, sedangkan variabel prosedur penyaluran kredit signifikan berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam mengambil kredit pada koprasi. Literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan kredit. Pengaruh positif tersebut menandakan bahwa semakin tinggi tingkat literasi keuangan yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pengambilan kredit dan begitu pula
2011
Setyani sri haryanti
Analisis perilaku konsumen terhadap permintaan kredit pada koprerasi jati di kabupaten semarang
2016
Anlina Tsastila
Analisis Pengaruh Literalis Keuangan dan Faktor Demografi Terhadap Pengambilan Kredit
18 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
sebaliknya.
2016
Mardan Nafali
Analisis pengaruh factor-faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian makanan mie instan
2014
Nuraeni
Pengaruh LITERASI Ekonomi, Kelompok Teman Sebaya Dan Kontrol Diri Terhadap Perilaku Pembelian
2015
Supriyono
Pengaruh factor budaya , sosial, individu dan psikologi dalam keputusan pembelian di indomaret
Terdapat perbedaan factor social berpengaruh negative dalam keputusan pemebelian sedangkan factor budaya, pribadi dan psikologi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Secara simultan variabel Budaya (X1), Sosial (X2), Pribadi (X3), dan Psikologis (X4), berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Literasi ekonomi, kelompok teman sebaya dan kontrol diri secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian impulsif untuk produk fashion pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kebudayaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan 19
Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
2014
Andre budi
Pengaruh tingkat suku bunga kredit, tingkat efisiensi bank dan tingkat kecukupan modal terhadap jumlah kredit yang disalurkan pada BPR Buleleng 45 dan BPR kanaya.
Pembelian indomaret. Sosial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian indomaret. individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian indomaret. Psikologis mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian indomaret. Adapun Kebudayaan, Sosial, individu, dan Psikologis secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian indomaret. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku bunga kredit, tingkat efisiensi bank, dan kecukupan modal secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pengambilan Kredit pada BPR buleleng 45 dan BPR kanaya.
20 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
2013
Darmayati masyaroh
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah
Jadi dapat disimpulkan bahwa Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Produk, Pelayanan, Fasilitas tidak berpengaruh terhadap Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah. Sedangkan Faktor Budaya, Psikologis, Lokasi, Promosi 25 terbukti berpengaruh terhadap Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah.
8. Kerangka Pemikiran a. Budaya dengan pengambilan keputusan kredit informal Faktor budaya memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap perilaku konsumen dan sangat mendalam, serta dijadikan pertimbangan oleh konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Atau dapat diartikan bahwa kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku seseorang dalam mengambil kredit informal J.supranto (2007). Menurut penelitian Ghoni (2011) Faktor budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan kredit. Hal ini berarti bahwa apabila faktor budaya lebih ditingkatkan maka pengambilan kredit akan mengalami peningkatan.
21 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
b. Faktor sosial dengan pengambilan keputusan kredit informal Menurut J. Supranto (2007) kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang terdiri dari individu individu yang berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Penelitian
dilakukan
Bodoasrtuti
(2011)
Faktor
sosial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan kredit. Hal ini berarti bahwa apabila faktor sosial lebih ditingkatkan maka perilaku konsumen dalam mengambil kredit akan mengalami peningkatan. c. Suku bunga berpengaruh dengan pengambilan keputusan di lembaga kredit informal Menurut Kasmir (2010) Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional
kepada
nasabah
yang membeli
atau menjual
produknya. Menurut penelitaian Sari (2014) berdasarkan analisis data dalam penelitian ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut yakni adanya pengaruh positif antara tingkat suku bunga dalam pengambilan kredit informal.
22 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
d. Literlisasi berpengaruh dengan pengambilan kredit informal Otoritas keuangan
Jasa
Keuangan
mendefinisikan
adalah
rangkaian
proses
atau
bahwa
literasi
aktivitas
untuk
meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan keyakinan (confidence) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan pribadi lebih baik. Menurut penelitaian Wicaksono (2016) berdasarkan analisis data dalam penelitian ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut yakni adanya pengaruh positif antara literasi dalam pengambilan kredit informal. Berdasarkan teori, tinjauan pustaka serta mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan secara garis besar maka kerangka pemikiran teorotis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
23 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
1.2 Gambar kerangka pemikiran
Budaya (X1) (+) Faktor sosial (X2) (+)
Pengambilan keputusan kredit informal
Suku Bunga (X3) (+) (Y) Literasi (X4) (+)
9. Perumusan Hipotesis Berdasarkan pada latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian serta telaah pustaka sesuai yang diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 = Faktor budaya berpengaruh positif terhadap keputusan pengambilan modal pada lembaga kredit informal H2 = Faktor sosial berpengaruh positif terhadap pengambilan modal pada lembaga kredit informal H3 = Tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap keputusan pengambilan modal pada lembaga kredit informal
24 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017
H4 = Literasi berpengaruh positif terhadap keputusan pengambilan modal pada lembaga kredit informal H5 = budaya, sosial, suku bunga dan literasi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pengambilan kredit
25 Pengaruh Faktor Budaya..., Bayu Fathurahman, FEB UMP 2017