BAB II TINJAUAN DAN LANDAS AN TEORI
II.1 TINJAUAN UMUM
II.1.1 Definisi Kos – Kosan Hotel (Kostel) Menurut Dinas Perumahan Propinsi DKI Jakarta Rumah Kos adalah rumah yang penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan menerima penghuni pemondokan minimal 1 (satu) bulan dengan memungut uang pemondokan. Menurut Webster Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum. Berdasarkan pengertian Rumah Kost dan Hotel yang telah diketahui diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Kos-Kosan Hotel (Kostel) adalah sebuah
hunian sementara yang memiliki fungsi yang sama seperti asrama
maupun kos-kosan tetapi yang membedakan Kostel dengan asrama maupun kos-kosan adalah fasilitas yang diberikan pada Kostel layaknya sebuah hotel bintang tiga.
8
II.1.2 Fungsi Kostel Dalam memahami fungsi Kostel, dapat di tinjau sebagai fungsi dasarnya yaitu tempat hunian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dari Kostel sama dengan fungsi hunian pada dasarnya.
II.1.3 Kategori Rumah Kost Kategori Rumah Kost dibedakan menjadi 3: 1. Kategori biasa, yaitu rumah kost yang terletak di sekitar lokasi, akan tetapi berbeda jauh didalam perkampungan dengan jalan setapak yang sempit, yang hanya bisa dilalui sepeda motor. 2. Kategori menengah, yaitu rumah kost yang berada dipinggir jalan besar yang dapat dilalui kendaraan mobil serta berada tersebar di sekitar kampus 3. Kategori mewah,yaitu rumah kost yang berada di pinggir jalan besar terletak baik di sekitar kampus maupun terletak pada kompleks perumahan mewah.
II.1.4 S EJARAH HOTEL
Cikal bakal tempat penginapan pertama
adalah rumah makan tempat
persinggahan yang kemudian berkembang menjadi tempat penginapan. Dari bukubuku sejarah diketahui bahwa Abad ke 18 sebelum M asehi. Pada jaman ini dikenal sebutan hospiteum, caupona, popina, thermopoliums dan tabernas Di-abad ke 3 kekaisaran Romawi dibawah kekuasaan Kaisar Theodosius mendirikan tempat
9
persinggahan untuk beristirahat dan menginap. Penginapan masih dalam bentuk penyewaan sebuah kamar. Di Jerman dan Belanda dikenal dengan sebutan Herberg di Inggris disebut Inn. Sedangkan di Indonesia dikenal istilah pasanggrahan .
Hospiteum dan caupano merupakan cikal bakal dari hotel yang menyediakan penginapan, makanan dan minuman anggur. Tabernas merupakan cikal bakal dari bar yang dikenal sekarang ini. Tempat ini biasanya dijadikan pula sebagai tempat perjudian dan pelacuran
Thermopoliums merupakan cikal bakal dari yang dikenal sekarang sebagai snackbar. Ditempat ini dijual minuman anggur panas dan makanan ringan yang ditata diatas meja marmer. Sedangkan popina merupakan cikal bakal yang dikenal sekarang sebagai restoran, yang hanya menyajikan hidangan panas dan berat saja.
Tidaklah mengherankan apabilah istilah hospitality yang artinya tempat menginap yang ramah dan menyenangkan ini berasal dari bahasa Latin hospitium yang mempunyai
kaitan
dengan
kata
host,
hospice,
hostelry
dan
hotel.
(www.wikipedia.org).
II.1.5 FUNGS I HOTEL
Sesuai dengan fungsinya, hotel merupakan sebuah tempat tinggal sementara, yang biasanya dihuni para pelancong dan yang paling banyak adalah para pebisnis, tentunya. Namun, kini fungsi hotel di kota-kota besar sudah semakin berkembang.
10
Bukan sekedar tempat istirahat para pebisnis yang sedang melakukan business trip, tetapi hotel juga dapat dimanfaatkan langsung sebagai tempat berbisnis.
Tentu saja, meskipun hotel dapat pula digunakan sebagai tempat berbisnis namun sesungguhnya sangat berbeda jika dibandingkan dengan kantor sebenarnya. Namun, pergeseran gaya hidup, membuat hotel tak ubahnya bak sebuah kantor. Sudah bukan barang baru lagi jika sebuah perusahaan memutuskan untuk mengadakan rapat, seminar ataupun pelatihan bagi karyawannya dengan memilih sebuah hotel sebagai tempatnya. M elihat hal itu, manajemen hotel berlomba-lomba melengkapi fasilitas layanan hotelnya, agar para tamu bisa melakukan aktivitas bisnisnya senyaman mungkin.
II.1.6 Karakteristik Hotel Untuk memahami tinjauan dari kostel, saya mengambil pendekatan proyek ini dengan hotel. Hal ini dilakukan karena kostel adalah kost-kostan yang bersifat hotel. Dikarenakan kost sebagai objek dan hotel sebagai sifat, maka tinjauan yang saya ambil adalah tinjauan hotel sehingga pada desain akhir nanti, proyek yang dinginkan akan memiliki karakteristik dan sifat dari hotel.
II.1.7 Pengelompokan Hotel dapat dibedakan berdasarkan kelas bintang: 1. Hotel Bintang Satu (*). M empunyai minimal 100 kamar tamu dengan luas minimal 18 – 20 m² per kamar.
11
2. Hotel Bintang Dua (**) M empunyai minimal 200 kamar tamu dengan luas minimal 20 – 24 m² per kamar. 3. Hotel Bintang Tiga (***) M empunyai minimal 300 kamar tamu dengan luas minimal 22 – 26 m² per kamar. 4. Hotel Bintang Empat (****) M empunyai minimal 400 kamar tamu dengan luas minimal 24 – 28 m² per kamar. 5. Hotel Bintang Lima (*****) M empunyai minimal 500 kamar tamu yang dengan luas minimal 26 – 30 m² per kamar. Sesuai dengan proyek yang ditentukan yaitu Kos-kosan Hotel, maka diperlukannya data-data mengenai keseluruhan hotel bintang 3.
II.1.8 Persyaratan Hotel Bintang 3 Persyaratan persyaratan hotel bintang tiga ( diambil dari Buku ”manajemen hotel” karya Richard Komar ) adalah : A. Lokasi dan Lingkungan. 1. Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum / pribadi roda empat langsung ke area hotel. Hotel harus menghindarkan pencemaran yang diakibatkan gangguan luar.
12
B. Taman. 1. Hotel memiliki taman: a. Terletak di dalam atau di luar bangunan. b. Taman terpelihara, bersih dan rapi. C. Tempat Parkir. D. Olah Raga dan Rekreasi. 1. Hotel menyediakan sarana kolam renang untuk dewasa dan anakanak. 2. Hotel menyediakan dua sarana olah raga dan rekreasi lainnya yang merupakan pilihan dari : a.
Fitness Center
b.
Sauna
E. Bangunan. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perijinan sesuai dengan undang undang yang berlaku. 1. Keadaan bangunan bersih dan terawat dengan baik (tidak berdebu, berlumut, sarang laba-laba dan sebagainya). 2. Pengaturan ruang hotel ditata sesuai dengan fungsinya sehingga memudahkan : a. Arus tamu. b. Arus karyawan. c. Arus barang / produk hotel. 3. Unsur dekorasi Indonesia harus tercermin dalam :
13
a. Ruang lobby b. Restoran c. Kamar tidur d. Function room. 4. Peralatan teknis bangunan terdiri dari: a. Transportasi mekanis / lift / elevator: b. Utilitas. c. Komunikasi. d. Pencegahan bahaya kebakaran: G. Ruang M akan I. Function Room. J.
Area Publik. 1. Lobby. 2. Lounge. 3. Tolilet umum pria dan wanita 4. Koridor. 5. Ruang yang disewakan. 6. Poliklinik
K. Dapur.
14
II.2 TNJAUAN TOPIK II.2.1 Tinjauan Terhadap Topik dan Tema Untuk menerapkan suatu konsep pada bangunan, kita harus mengetahui latar belakang konsep tersebut, dan bagaimana konsep tersebut dapat di kaitkan dalam perancangan bangunan, berikut adalah ulasan tentang latar belakang arsitektur berkelanjutan yang hemat energi:
Bangunan sebagai suatu sistem terkait dengan
masalah yang
berhubungan dengan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, yang berhubungan dengan beberapa aspek teknis seperti aspek keamanan dan keselamatan, kenyamanan,kemudahan dan kesehatan. Dalam perwujudannya pemerintah telah menerbitkan UU.Bangunan Gedung No.28 Tahun 2002 . Kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian atau pengaturan ruang dalam bangunan. Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek, bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian yang sempurna maka persyaratan tersebut mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Penerapan ini akan lebih efisien bila dikaitkan dengan masalah hemat energi dalam bangunan yang bersangkutan. Dari pengamatan para ahli terlihat bahwa konsumsi energi dunia meningkat pesat pada akhir dekade ini. Peningkatan bukan pada sektor industri dan transportasi, namun juga mencolok pada sektor bangunan.
15
Kesemua ini terutama disebabkan oleh perkembangan pesat teknologi modern, yang pada umumya konsumtif terhadap pemakaian energi. Dari hasil studi, diperoleh data bahwa penggunaan energi dalam bangunan dari tahun-ke tahun diperkirakan naik sekitar rata-rata 5 sampai 10 prosen. (sumber harian kompas 21 september 1995).
II.2.2 Arsitektur Berkelanjutan (S ustainable Architecture) •
Arsitektur berkelanjutan adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama. (Probo Hindarto, November 2007).
•
Arsitektur berkelanjutan adalah suatu pembangunan yang tidak pernah punah, yang memaksimumkan kualitas kehidupan generasi sekarang dan tidak menyebabkan penurunan kualitas kehidupan generasi mendatang. (www.wikipedia.org) Kesimpulannya, arsitektur berkelanjutan adalah suatu konsep dalam
bidang arsitektur berdasarkan keberlanjutan alam dan lingkungan, yang memaksimumkan kualitas hidup generasi sekarang dan tidak menyebabkan penurunan kualitas hidup generasi mendatang. Untuk menerapkan arsitektur berkelanjutan kita harus terlebih dahulu memahami konsepnya. M enurut Imelda Akmal, seorang pakar di bidang interior dan arsitektur (2007), dari sekitar 4.000 arsitek di Indonesia, hanya
16
empat orang yang saat ini menekuni konsep arsitektur berkelanjutan tersebut, di antaranya Adi Purnomo dan Eko Prawoto. Kesimpulannya, sebagian besar bangunan dan arsitek yang ada di Indonesia masih jauh dari pemahaman akan konsep berkelanjutan, oleh karena belum memahami secara keseluruhan pada akhirnya mempengaruhi hasil rancangan sehingga menjadi boros energi dan tidak ramah lingkungan. Adapun beberapa konsep arsitektur berkelanjutan menurut Probo Hindarto, seorang tokoh arsitektur (3 Nopember 2007) antara lain: 1. Dalam efisiensi penggunaan energi Konsep desain yang dapat meminimalkan penggunaan energi listrik, misalnya, dapat digolongkan sebagai konsep sustainable dalam energi, yang dapat diintegrasikan dengan konsep penggunaan sumber cahaya matahari secara maksimal untuk penerangan, penghawaan alami, pemanasan air untuk kebutuhan domestik, dan sebagainya. •
M emanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal.
•
M emanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian AC.
•
M enggunakan ventilasi, bukaan, dan penghawaan silang.
17
2. Dalam efisiensi penggunaan lahan
Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan seluruhnya untuk bangunan, karena sebaiknya selalu ada lahan hijau dan penunjang keberlanjutan potensi lahan. •
M enggunakan seperlunya lahan yang ada secara efisien, dengan tidak melupakan lahan hijau.
•
Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi misalnya dinding dengan taman pada dinding.
•
Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman.
3. Dalam efisiensi penggunaan material •
M emanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam bangunan.
•
M emanfaatkan material bekas untuk bangunan.
•
M enggunakan material dengan sebaik-baiknya.
4. Dalam manajemen limbah •
M embuat sistem pengolahan limbah domestik seperti air kotor yang mandiri dan tidak membebani sistem aliran air kota.
•
M embuat sistem dekomposisi limbah organik agar terurai secara alami dalam lahan.
18
II.2.3 Bangunan Arsitektur Berkelanjutan ( Sustainable Building ) Sustainable Building adalah bentuk gabungan dari berbagai displin ilmu yang bertanggung jawab soal lingkungan menjadi suatu disiplin yang selalu mengacu pada efek lingkungan, sosial, ekonomi, dari sebuah bangunan atau proyek terbangun secara keseluruhan. Tujuan diterapkannya kebijaksanaan mengenai sustainable building : o
M enyelamatkan manusia dan lingkungan dari bahaya yang dihadapi.
o
M enunjukkan komitmen kota terhadap lingkungan, ekonomi dan pelayanan sosial.
o
M enghasilkan penghematan dunia bagi pembangunan.
o
M enyediakan lingkungan kerja yang sehat bagi staf dan pengunjung.
o
M empercepat pencapaian tujuan kota dalam melindungi, mengkonversi,
dan
meningkatkan
sumber-sumber
lingkungan. Suistainable building berkaitan dengan : o
Lingkungan ( Environment Sustainability )
o
Ekonomi ( Economic Sustainability )
o
Sosial ( Social Sustainability )
19
Kehidupan sejahtera bagi umat manusia Lingkungan
Ekonomi Sosial
( Sumber : Sustainable Architecture and Building Design ) Kesimpulannya, arsitektur berkelanjutan merupakan keharusan akan pemahaman dan prinsip arsitektur berkelanjutan bertujuan agar bangunan yang ada di Indonesia maupun di dunia mampu mengurangi konsumsi energi, kontribusi polusi, dan lebih ramah lingkungan, untuk masa depan yang berkelanjutan. Tujuan lainnya adalah untuk mengurangi penggunaan limbah dan bahan-bahan mentah (raw material) dan penggunaan sumber-sumber alami secara berlebihan.
II.2.4 Hemat Energi •
Energi adalah kemampuan untuk mengerjakan sesuatu (Buku Arsitektur Sadar Energi)
•
Energi adalah tenaga, daya atau kekuatan (An English-Indonesian Dictionary, John M. Echols dan Hassan Shadily, Agustus 2000)
•
Hemat adalah tepatguna, berdayaguna
20
(An English-Indonesian Dictionary, John M. Echols dan Hassan Shadily, Agustus 2000)
Kesimpulannya, hemat energi adalah tepat guna dalam pemakaian energi yaitu secara tidak berlebihan tanpa mengurangi kualitas dari energi itu sendiri. Hemat energi dalam arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. Secara lebih luas hemat energi harus dimulai dari masing-masing cara pengoperasian bangunan. Suplai energi yang dibangkitkan relatif, sementara kebutuhan (demand) meningkat dari tahun ke tahun dan harga energi terus naik sehingga perlu tindakan hemat energi yang dimulai dari tahap pemahamam rancangan, maupun manajemen pemanfaatan energi. (seminar bangunan hemat energi, teknologi pengolahan limb ah pada gedung). Arsitektur Hemat Energi adalah arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir secara pasif. ( Dikutip dari Tri Endangsih, ST dalam makalah “Penerapan Hemat Energi Pada Kenyamanan Bangunan” ) Dalam penghematan energi, konsep
rancangan bangunan dan
lingkungan diarahkan untuk:
21
•
M eminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh kenyamanan termal
•
M eminimalkan energi yang diperlukan untuk memperoleh penerangan yang sehat dan indah
•
M eminimalkan energi yang diperlukan untuk pengadaan air
•
M eminimalkan energi yang diperlukan untuk transportasi vertikal
•
M eminimalkan penggunaan energi yang diperlukan untuk merawat dan mengganti peralatan
•
M eminimalkan energi yang diperlukan untuk merawat elemen bangunan (Buku Arsitektur Sadar Energi, hal. 48) Namun, energi dapat ditemukan dalam berbagai jenis sumber salah
satunya energi surya yaitu energi yang berasal dari matahari yang juga sebagai sumber utama Bumi.
S tudi Banding Terhadap Topik/Tema Beberapa contoh bangunan hemat energi yang dijadikan bahan studi banding dari studi literatur antara lain: The Aldo Leopold Foundation Headquarters The Aldo Leopold Foundation Headquarters merupakan salah satu bangunan hemat energi di Wisconsin. Bangunan ini menggunakan sistem konservasi energi dimana menggunakan energi yang dapat diperbarui kemudian merubahnya menjadi energi yang tidak dapat diperbarui sehingga
22
hemat dalam penggunaan energi. Bangunan ini merupakan bangunan pertama yang menggunakan system LEED-platinum carbon neutral. Foto II-1 : The Aldo Leopold Foundation Headquarters
Bangunan ini menghasilkan energi sebesar 15% lebih banyak dibandingkan dengan pemakaian energi oleh bangunan itu sendiri dengan menggunakan 198 panel berkekuatan 39.6 kilowatt solar elektrik sistem dan merupakan bangunan penghasil energi terbesar kedua di Wisconsin. Untuk menghemat biaya pemakaian energi, pemanas dan pemdingin pada ruangan dilakukan dengan sistem radiasi yang ditanam pada lantai beton. Foto II-2 :. Penggunaan solar elektrik panel pada bangunan
23
Isolasi atau penyekatan pada bangunan, penggunaan energi geotermal, desain pasif
yang baik untuk penerangan dan pemanas ruangan selama
musim dingin dan musim panas, ventilasi silang (pertukaran udara) dan penggunaan jendela yang dapat dioperasikan sesuai kebutuhan semuanya memberikan kontribusi dalam mencapai hasil yang luar biasa. Penggunaan lahan yang hati-hati serta dipikirkan secara matang dan seharusnya yang membedakan lahan menjadi dua area yaitu high-use area dan low-use area sehingga mengurangi pemakaian energi yang berlebihan untuk sistem pemanas dan pendingin ruangan yang tidak diperlukan pada area lahan. Energi bukanlah menjadi fokus utama pada bangunan The Aldo Leopold Foundation Headquarters melainkan penggunaan material ramah lingkungan juga dijalankan guna mewujudkan desain yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kayu 100% untuk struktur pada desain bangunan. Foto II-3 : Penggunaan kayu pada struktur bangunan
24
II.3. TINJAUAN KHUS US
II.3.1 Tinjauan Tapak Gambar II-6: Peta Jakarta
Sumber ::http://www.perpumda.jakarta.go.id/informasi_umum/InformasiUmum2.html Foto II-2 : Kemanggisan
Sumber : google earth
25
Lokasi Tapak : Pertigaan Jl. Kebon dan Batu sari Jakarta barat
Gambar II-7: Lokasi Tapak Kostel di Kebon Jeruk LOKASI TAPAK
KAMPUS SYAHDAN
KAMPUS ANGGREK
Sumber : Google •
Luas Tapak
: 7.548 m2
•
K.D.B
: 80%
•
K.L.B
: 3,5
•
G.S.B
: 6 m di selatan dan 10 m di timur
•
Batas Ketinggian
: 6 lantai
•
Peruntukan
: Hunian sewa bagi mahasiswa
26
II.3.2 Batas Tapak Batas-batas tapak adalah sebagai berikut : •
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan pertokoan dan rumah penduduk.
•
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Jalan Raya Kebon Jeruk.
•
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Jalan Raya Rawa Belong.
•
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan jalan kecil dan pemukiman penduduk
Foto II-4: Keadaan di Sekitar Tapak
Sumber : Survey Lapangan Foto II-5 :Lokasi tapak dikelilingi oleh perumahan penduduk dan pertokoan
Sumber : Survey Lapangan
27
II.3.3 Kondisi Tapak • Tapak berada diantara Jalan Raya Kebon Jeruk dan Batu sari, Jakarta Barat. • Tapak berbentuk segi empat tidak beraturan. 2 • Luas tapak + 7.548 m .
• Kontur tapak relatif datar. • Tapak terletak dekat dengan kampus Universitas Bina Nusantara, daerah koskosan, serta daerah perdagangan.
II.3.4 Pencapaian Tapak Tapak dapat diakses melalui jalan Kebon Jeruk Raya, Rawa Belong dan Kemanggisan Raya, tepatnya berada pada pertigaan Rawa Belong, Batu sari. Dalam pencapaian ke tapak, dapat menggunakan kendaraan anggkutan seperti mikrolet, motor dan metromini atau kopaja.
Utilitas yang tersedia Utilitas yang terdapat pada daerah sekitar tapak yaitu buangan atau selokan dengan ukuran lebar 50 cm pada bagian selatan tapak, yaitu pinggir jaln pada jalan Kebon jeruk raya.
28
Vegetasi Gambar II-8: Lokasi hijau sekitar tapak
Sumber : Google Vegetasi yang ada pada daerah sekitar tapak tidak terlalu banyak, hanya terdapat beberapa pepohonan pada bagian selatan tapak letaknya di pinggir jalan kebon jeruk raya.
Fungsi Sekitar Tapak
Bangunan sekitar tapak sebagian besar bangunan hunian menegah ke bawah dengan jumlah 1-2 lapis, toko-toko, hunian kost rumah makan, sarana olah raga dan bangunan pendidikan seperti sekolah dan lainnya.
29
Kondisi S osial •
Kepadatan penduduk 65.864 jiwa.
•
Pekerjaan penduduk sekitar karyawan, pegawai swasta, pegawai negri dan wiraswata seperti menjual bunga, penyewaan kost, dan lainnya.
Potensi dan Hambatan Tapak
Potensi Tapak •
Terletak di bagian hook jalan sehingga memungkinkan menciptakan 2 facade bangunan yang menarik.
•
Lahan cocok untuk dijadikan bangunan komersial oleh karena pencapaian yang mudah.
•
Terdapatnya beberapa fasilitas penunjang di sekitar tapak.
Hambatan Tapak •
Terletak pada pertigaan jalan yang menyebabkan kebisingan dan kemacetan.
•
Kecepatan angin yang sangat rendah yang menyebabkan udara panas pada sekitar tapak, di tambah polusi yang di akibatkan oleh kendaraan.
30
•
Kurangnya vegetasi yang ada sehingga daerah tapak terlihat gersang dan panas.
II.4. S tudi Banding
II.4.1 Kost Karyawan dan Mahasiswa Foto II-6 : Facade Kost
Sumber : Survey Lapangan Kos-kosan Karyawan dan mahasiswa terletak pada daerah kemanggisan raya. Kost tersebut dibangun oleh karena beberapa faktor, diantaranya adalah dekat dengan kampus dan beberapa perkantoran yang ada di jalan S.Parman dan sepanjang jalan Arjuna dan jalan perjuangan dengan jarak ± 2km. Bentuk massa bangunan pada kost karyawan dan mahasiswa ini memanjang dan berbentuk kotak terdiri atas 3 lantai.
Kost karyawan dan mahasiswa ini diperuntukan bagi pria dan wanita. Dimana lantai satu kamar antara pria dan wanita digabung. Sedangkan untuk lantai dua dan tiga antara kamar pria dan wanita hanya terpisah oleh sebuah koridor.
31
Gambar II-9: Sketsa lantai 1
Ruang bersama
Area servis
Kamar sewa Kamar sewa
Pintu masuk
Sumber : Survey Lapangan
Gambar II-10: Sketsa lantai 2
void
Kamar sewa
Area pemilik
Sumber : Survey Lapangan
32
Gambar II-11: Sketsa lantai 3
Kamar sewa
toilet
Kamar sewa dapur
toilet
Kamar sewa
Sumber : Survey Lapangan
Jumlah kamar yang tersedia pada kost ini adalah 71 kamar. Semua kamar pada kost ini semua untuk satu orang saja (single room). Terdapat perbedaan luas kamar pada kost ini antara lain: •
2,5m x 3.5m pada lantai satu.
•
2.5m x 3m pada lantai dua.
•
dan 2,5m x 2m pada lantai tiga.
Untuk biaya yang harus dikeluarkan oleh penghuni kost baik itu mahasiswa maupun karyawan adalah tergantung dari besaran ruang dan tambahan-tambahan yang ada dikamar tersebut misalnya penambahan ac, exchaust dan kamar mandi.
33
•
Kamar yang berukuran 2,5m x 3,5m dengan tambahan ac, exchaust, dan kamar mandi dikenakan biaya sebesar Rp.1.000.000 per bulan.
•
Kamar yang berukuran 2,5m x 3m dengan penambahan ac dikenakan biaya Rp. 750.000 per bulan.
•
Kamar berukuran 2,5m x 2m dikenakan biaya Rp500.000 per bulan.
Sedangkan untuk Terdapat biaya tambahan apabila penghuni kost ingin menggunakan internet dan ac sebesar Rp. 150.000 per bulan.
Foto II-7 : kamar lantai satu
Sumber : Survey Lapangan
Foto II-8: kamar lantai dua
Sumber : Survey Lapangan
34
Foto II-9: kamar lantai tiga
Sumber : Survey Lapangan Adapun peraturan yang harus dijalankan bagi penghuni yang tinggal pada kost ini seperti diperbolehkan untuk melakukan kegiatan asal tidak menimbulkan kegaduhan yang dapat mengganggu penghuni lain, itupun dibatasi sampai pukul 10.00 malam. Disediakan ruang tamu karena setiap tamu yang berkunjung tidak diperbolehkan masuk ke dalam kamar mahasiswa. Kamar menjadi tanggung jawab penghuni sedangkan koridor dan fasilitas lain menjadi tanggung jawab pengelola.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia pada kost antara lain : •
Ruang tamu
•
Ruang makan masing-masing lantai
•
Ruang TV
•
Parkir mobil dan motor
•
Dapur masing-masing lantai
•
Keamanan 24 jam.
35
Pada kost ini terdapat orgen yang boleh dipakai bebas oleh setiap penghuni yang tinggal dikost tersebut. Kesimpulan
:
pada
bangunan
kost
tersebut
sama
sekali
tidak
mengedepankan bangunan yang hemat energi. Terlihat dari bangunan yang sedikit sekali menggunakan bukaan atau pun ventilasi, yang mengakibatkan sangat kurangnya pencahayaan alami. Kemudian bangunan hanya menggunakan dak beton saja sebagai atap, menyebabkan suhu kamar menjadi lebih panas. Oleh karena suhu kamar yang cukup panas, membuat para sebagian penghuni menggunakan ac sebagai solusi untuk mengatasi udara panas pada kamar. Kelebihan dari kost antara lain: •
Kost bersih, dan rapi
•
Fasilitas cukup memadai
•
Sistem keamanan terjamin
Kekurangan dari kost antara lain: •
Sirkulasi manusia tidak terencana dengan baik.
•
Tidak adanya pohon pada daerah luar bangunan sehingga terlihat gersang dan panas
•
Pencahayaan alami sangat minim sekali
•
Kurangnya bukaan dan ventilasi pada bangunan, menyebabkan suhu dalam ruangan menjadi panas, lembab, dan pengap.
Pada kost ini yang dapat dicontoh adalah dalam hal pengaturan kamar kost yang cukup baik dan teratur, dilihat dari pemisahan antara kost pria dan wanita walaupun
36
masih dalan satu bangunan. Sedangkan dari segi penghawaan, pencahayaan maupun penggunaan energi, bangunan kost ini jauh dari hematenergi dan tidak memanfaatkan pencahayaan dan penghawaan alami. II.4.2. Parahyangan Hall, Bandung Foto II-10: Facade bangunan
Sumber : Survey Lapangan Lokasi dari Parahyangan Hall ini terletak di Jl. Bukit Indah Dalam No.105 E, Ciumbeluit, Bandung. Lokasi ini berdekatan dengan Kampus Universitas Parahyangan Bandung sehingga sasaran dari calon penggunanya adalah mahasiswa dari UNPAR dan para pekerja yang melakukan aktifias di Bandung. Pemilihan lokasi ini dikarenakan letaknya di bagian atas dari daerah
ciumbeluit sehingga
nuansa dan udaranya masih terasa alami dan segar, sangat cocok dengan suasana nyaman untuk tempat peristirahatan. •
Bangunan Utama -
Kamar tidur ( Untuk 1 orang ) ukuran 3 m x 3.5 m
37
Foto II-11: Kamar tidur
Sumber : Survey Lapangan
Foto II-12: Toilet
Sumber : Survey Lapangan
Fasilitas Kamar : o Harga : Rp. 1.500.000,-/ bulan. o Kamar mandi dalam dengan air panas/dingin. o Lemari pakaian - rak buku - meja belajar/meja komputer/kursi. o TV Kabel. o Internet (24/7) Broadband Unlimited Acces (Free). Foto II-13: Ruang Komunal.
Sumber : Survey Lapangan
38
Foto II-14: Dapur bersama
Sumber : Survey Lapangan
Foto II-15: Card Key System ( One Card Acceses to main door and electricity switch )
Sumber : Survey Lapangan
Sumber : Survey Lapangan
39
•
Fasilitas penunjang -
Laundry.
-
Keamanan 24 jam.
-
Ruang Fitness.
-
Lobby.
-
Resepsionis.
-
Basement untuk parkir mobil dan parkir motor.
-
Ruang Rapat.
-
Pantry.
-
House Keeping.
- Tangga sebagai akses vertikal. Kesimpulan: pada bangunan hunian ini banyak yang dapat dijadikan contoh untuk perancangan
diantaranya hunian
ini memanfaatkan
penghawaan dan pencahayaan alami, sehingga tidak terlalu boros dalam pemakaian energi listrik dengan kata lain bangunan hunian ini termasuk bangunan yang cukup hemat energi.
40
II.5 S TUDI LITERATUR
II.5.1 Hotel Ibis Tamarin Foto II-16: lobby Hotel Tamarin
Sumber : (www.PintuNet.com) Sebuah pusat bisnis kota, sudah pasti bakal dijejali beragam pilihan hotel. Dari kelasnya yang ditujukan buat kantong pas-pasan sampai memanjakan kaum berduit tebal. Ambil contoh, kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Di sini, paling tidak berdiri enam hotel bintang tiga dan empat. M asing-masing menawarkan keunggulannya agar dapat menarik tamu untuk menginap.
M enurut Executive Assistant M anager Hotel Ibis Tamarin. Dengan kondisi seperti sekarang ini, persaingan hotel-hotel sudah sampai pada menurunkan rate (tarif). Ada yang kelasnya bintang empat tapi harga diturunkan menjadi harga bintang 3.
41
Hotel Ibis Tamarin terletak di jantung kota Jakarta tepatnya di Jl. Kh Wahid Hasyim 77, Jakarta Pusat, 10340 Jakarta, Indonesia kita-kira 200 m dari Jalan Thamrin. dan terletak didaerah pusat bisnis, bank, kedutaan, mall, danperkantoran. Hotel Ibis Tamarin memiliki kamar 126 kamar dengan fasilitas yang lengkap hotel bintang 5 antara lain: •
Internet acces
•
Drug store
•
Swimming pool
•
Fitness center
•
Ruangan rapat
•
Restoran
•
Laundry
•
Bisnis centre
•
M assage sauna dan fasilitas pendukung Hotel bintang 5 lainnya.
Untuk tarif cukup murah berkisar Rp. 299.000++ sampai Rp. 600.000++ per malam plus sarapan pagi dengan tingkat kepenuhan (occupancy) rata-rata 85%. salah satu hotel yang memiliki occupancy yang baik di jakarta.
Kelebihan lain dari Hotel Ibis Tamarin antara lain: •
lokasinya starategis dekat Jl SudirmanThamrin
•
Fasilitas bintang 5
42
•
Harga terjangkau
•
Fasilitas cukup lengkap
•
Aman dan nyaman
•
Kerjasama dengan airline dan travel agent
Kekurangan dari Hotel Ibis Tamarin antara lain: •
Selalu penuh
(www.PintuNet.com)
II.5.2 Hotel Ibis Kemayoran Foto II-17: Fasade Hotel Ibis Kemayoran
Sumber : (www.PintuNet.com) Lokasi Hotel Ibis Kemayoran berada di Jl. Bungur Besar Raya 79 - 81, Jakarta. Tempat yang terbesar untuk berbisnis di Indonesia. Dengan menggunakan
43
kendaran pribadi, membutuhkan 25 menit dari Hotel menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, butuh waktu 5 menit jika ingin menuju ke PRJ atau ke Stasiun Gambir dengan kendaraan umum, dan membutuhkan waktu 10 menit jika ingin menuju ke Pusat Perbelanjaan M angga Dua. Jika Ingin ke M onas (Monumen Nasional), monument kemerdekaan Indonesia yang bersejarah hanya 5 menit. Kemudian hotel ini dekay dengan pusat belanja Golden Truly yang hanya berjarak 1 km dari hotel, selain itu dekat juga dengan Plaza Atrium yang hanya butuh waktu 5 menit dengan menggunakan sebuah Bajaj jika ingin merasakan panasnya udara di daerah tersebut. Foto II-18: Kamar Hotel Ibis Kemayoran
Sumber : (www.PintuNet.com) Kamar dan Fasilitas, hotel Ibis Kemayoran ada 132 kamar dalam kategori standard rooms dan Superior rooms. Ruang Hotel Ibis Kemayoran dilengkapi dengan fasilitas standar untuk kebutuhan berbisnis dan para wisatawan. Tiap ruang dilengkapi dengan lantai mermer, bathroom, minibar, air-conditioning ,IDD
44
telephones, laptop, ports TV dengan saluran satelit termacuk CNN dan tayangan keluarga. Foto II-19: Lobby Hotel Ibis
Sumber : (www.PintuNet.com)
Foto II-20: Restoran Hotel Ibis
Sumber : (www.PintuNet.com)
Fasilitas Hotel Lainnya, hotel ibis mempunyai beberapa fasilitas standar untuk para pebisnis dan para wisatawan, termasuk fitness center dan meeting room dengan fasilitas standar. Fasilitas Hotel Ibis Kemayoran antara lain : •
City Transfer,
•
Room Service 24jam,
•
Disable Facilities,
•
Shops,
•
Laundry Service,
•
Travel Agency,
•
Restaurant,
45
•
Room Service,
•
Swimming Pool,
•
Sauna,
•
Fitness center
Hotel Ibis Kemayoran menawarkan beberapa fasilitasnya untuk acara ulang tahun, acara pernikahan, konfrensi dan beberapa jenis meeting. "Kater Kreasi" fasilitas catering di luar gedung untuk 30 sampai 500 orang. Fasilitas standar meeting : Flipchart Stands (with paper and markers), White board (with markers), Transparencies, Conference Pads, Fully equipped sound system dan built in speakers, Built in white boards and projection screen, Televisions, video and laserdisc player. Kesimpulan : pada kedua bangunan hotel ini yang dapat dijadikan masukan atau contoh pada perancangan adalah pada kelengkapan fasilitas penunjang yang cukup memadai, sedangkan aspek yang berhubugan dengan topik yang dapat di jadikan masukan adalah cukup banyaknya jendela pada setiap sisi bangunan yang dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami.
46