BAB II TANAMAN BONSAI
2.1
Sejarah Bonsai Menurut catatan kuno, bonsai sudah dikenal di Cina sejak tahun 600 SM,
bahkan kemungkinan besar sudah di buat di negara tersebut jauh sebelumnya. Seni bonsai ini kemudian di bawa ke Jepang sekitar tahun 1200 dan berkembang dengan pesat mulai 1900-an. Bonsai mulai disebarluaskan oleh bangsa Jepang ke seluruh dunia. Bonsai terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Jepang, yaitu bon yang berarti pot dan sai yang berarti tanaman. Jadi, bonsai dapat diartikan sebagai tanaman yang di pelihara di dalam pot. Namun, tidak semua tanaman di dalam pot dapat di sebut bonsai karena tanaman tersebut harus memenuhi kriteria tertentu. Bonsai mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1940. Namun, baru pada tahun 1979 didirikan perkumpulan penggemar bonsai Indonesia (PPBI) di Jakarta, yang kemudian menyebar dan berkembang menjadi sekitar 80 cabang di seluruh nusantara. Hampir setiap minggu, secara bergantian, cabang-cabang PPBI menyelenggarakan pameran dan kontes bonsai. Melalui tanaman mini ini terbentuklah komunitas bonsai yang mendunia. perkumpulan penggemar bonsai tidak hanya terbentuk di kawasan asia saja, tetapi sudah meluas sampai ke benua Eropa, Amerika, Afrika, dan Australia.
2.2
Gaya Tanaman Bonsai Bonsai diukur dari tepi atas pot sampai ke puncak mahkota. Berdasarkan
ukurannya, bonsai dikelompokkan menjadi lima kategori sebagai berikut : 1. Kecil sekali ( mame bonsai ) – tinggi s/d 15 cm 2. Kecil ( small bonsai ) – tinggi > 15-30 cm 3. Sedang ( medium bonsai ) – tinggi > 30-60 cm 4. Besar ( large bonsai ) – tinggi > 60-100 cm 5. Besar sekali ( extra large ) – tinggi > 100-150 cm Bisa dilihat dari ukuran tanaman di alam, jenis tanaman dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai berikut : 1. Tanaman belukar (tinggi sampai 2 m) Tanaman dalam kelompok ini cocok dibuat bonsai ukuran mame dan kecil. contoh tanaman : mirten dan soka. 2. Tanaman perdu (tinggi sampai 5 m) Tanaman dalam kelompok ini cocok di buat bonsai ukuran sedang dan besar. contoh tanaman : jeruk kelingkit dan kemuning. 3. Tanaman pohon (tinggi lebih dari 5 m) Tanaman dalam kelompok ini cocok di buat bonsai ukuran besar atau besar sekali. contoh tanaman : beringin dan podocarpus (lohansung). Pada mulanya, bonsai hanya di buat menurut lima gaya yang terdiri dari gaya tegak lurus, tegak berliku, miring, setengah menggantung, dan menggantung.
1. Tegak lurus (chokan) Ciri gaya ini antara lain batangnya tegak lurus ke atas, biasanya mempunyai akar di sekeliling batang. Umumnya, bonsai bergaya tegak lurus ini banyak di temukan pada jenis tanaman cemara (cemara duri, cemara buaya). 2. Tegak berliku (tachiki) Dimulai dari bawah batangnya tegak berliku ke atas dan pada bagian mahkota kembali ke tengah pot lagi. Akar sekeliling pangkal batang dan biasanya berjumlah 4 atau lebih. 3. Miring (shakan) Batang ada yang miring ke kiri, tetapi ada juga yang miring ke kanan. Secara alami, bila batang miring ke kanan, harus ada akar di sisi kiri yang besar dan kuat karena harus menahan kemiringan tersebut. Begitu pula sebaliknya, akar akar samping ini lebih kuat dari akar di depan dan di belakang. 4. Setengah menggantung (hang kengai) Batangnya rebah ke kiri atau ke kanan yang kemudian disambung dengan cabang yang menggantung ke bawah. Rantingnya menyebar ke samping dan ke bawah, tetapi tidak melewati bibir pot. Bila rebah ke kanan, akar di sisi kiri harus kuat untuk menahan beban berat dari pohon, begitu juga sebaliknya.
5.
Menggantung (kengai) Dimulai dari perakaran samping yang kokoh, batang miring ke atas,lalu turun melewati bibir pot dan meliuk-liuk ke bawah. Seperti air terjun yang mengalir kebawah. Ujung bawah bonsai ini melewati dasar pot, untuk itu, pot harus memakai pilar. Seiring dengan perkembangan zaman, kelima gaya dasar tersebut
kemudian berkembang menjadi gaya-gaya yang lain. seperti berikut: 1.
Berumpun (kabudachi) Dari satu batang tanaman di permukaan tanah, pecah menjadi beberapa batang, bisa jadi 5,6,7 batang dan seterusnya. Setiap batang memiliki paling sedikit satu akar dan mempunyai satu mahkota lengkap. Batang yang terbesar atau yang paling tinggi akan menjadi tempat mahkota utama.
2.
Kubah (hoki tsukuri) Batang tumbuh ke atas kemudian pecah menjadi beberapa cabang yang ujung-ujung daunnya membentuk kubah atau seperti sapu terbalik. Terkesan kuat dan mengayomi. perakaran yang kokoh ada di sekeliling batang.
3.
Akar terjalin (netsu neagari) Terdiri
dari
beberapa
batang
dan
masing-masing
batang
tersambung oleh akar yang tampak di permukaan tanah. biasanya gaya ini terkesan seperti hutan.
4.
Rakit (ikada) Awal terbentuknya bonsai ini yaitu dari pohon yang rubuh atau tumbang ke tanah, tetapi tidak mati. Batang aslinya yang rubuh akan menjadi bonggol perakaran yang memanjang dan menghubungkan batang baru, yang terbentuk dari cabang-cabang pohon lama. Dari binggol akar tadi, akan tumbuh perakaran yang baru.
5.
Tampil akar (neagari) Perakaran ditampilkan menonjol keluar di atas permukaan media tanam dan keindahannya menjadi pusat perhatian. Dari perakaran akan menyambung keatas dengan batangnya. Biasanya tampak gemulai dan cantik.
6.
Tumbuh di batu Tumbuh di dalam sela-sela batu/shizuke, akar tidak tampak menonjol karena tertanam di dalam batu. Dan tumbuh di atas batu/sekijoju, pohon tumbuh menumpang di atas batu, perakaran tampak menonjol, bahkan mencengkram batu.
7.
Terpelintir (nejikan) Batang atau cabang terpelintir, gaya ini terbagi dua, yaitu satu cabang atau batang terpelintir. Satu atau lebih batang atau cabang terpelintir satu kali putaran atau lebih. Biasanya di tempat terpelintir, batang atau cabang tersebut lebih besar dari bagian bawahnya. Selain itu ada yang dua batang atau dua akar yang saling memlintir satu sama lain.
Ukuran batang/cabang tidak terlalu besar. Biasanya jenis belukar dan perdu. 8.
Sastrawan (Bunjin) Batang tanaman tinggi dan ramping, mempunyai liukan yang indah dan enak di pandang. Ada beberapa cabang yang mati kering, yang memperlihatkan ketuaan. Mahkota dan juga ranting-rantingnya hanya berdaun sedikit. Kesannya seperti pohon yang sudah sangat tua, hidup sengsara di terpa keganasan alam, namun tetap bertahan.
9.
Merunduk (shidare tsukuri) Pada gaya jenis ini mulai dari cabang dan ranting semuanya merunduk ke bawah.
10.
Tertiup (fukinagashi) Pohon ini seakan tertiup angin terus-menerus sehingga semua perantingan mengarah ke satu sisi. Daun tidak rimbun, hanya tipis dan sedikit saja.
11.
Keringan (sharimiki) Terdapat cabang atau ranting yang sudah kering/mati total, yang dapat berasal dari pohon itu sendiri atau merupakan buatan manusia (ditempel). Bagian kering ini mempunyai keindahan tersendiri, seakan di ukir oleh alam Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan gaya keringan : a. Jin: tanaman atau cabang tanaman yang sengaja di perpendek. Kemudian dipecahkan dan dikelupas kulit kambiumnya.
b. Shari: sebagian dari batang tanaman di kelupas kulit kambiumnya memanjang ke bawah. c. Uro: rongga yang ada pada batang pohon dan biasanya bersambung dengan shari. d. Sharimiki: sebagian besar terdiri dari keringan, dibuat dari beberapa shari dan jin. e. Sabamiki: lubang atau celah memanjang pada batang atau menyatu dengan shari dan jin. 12.
Berbatang banyak Berbatang dua (sokan), berbatang tiga (sankan), berbatang lima (gokan), dan seterusnya. Untuk mencapai suatu kondisi asimetri yang seimbang, asalkan posisi besar-kecilnya, kemirigan, tinggi rendahnya, dan dimensi batang-batang tersebut harmonis dan indah dipandang serta membentuk segitiga asimetri yang seimbang.
13.
Berkelompok (yose ue) Biasanya terdiri dari sekelompok pohon yang di tata dalam sebuah pot tipis sehingga memberi kesan pemandangan yang luas seperti hutan atau kebun. Seperti halnya dengan gaya bonsai berbatang banyak, gaya berkelompok (yose ue) ini tidak masalah seandainya jumlah pohon tersebut genap, yang penting penataannya indah, serasi, dan enak di pandang. Untuk mencapai hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal berikut.
a.
Peletakan/posisi setiap pohon, tidak sama jaraknya satu dengan yang lain dan tidak dalam garis lurus (seperti bergaris).
b. Peletakan masternya, harmonis dengan posisi batang-batang yang lain diletakan ke samping kanan atau kiri, agak ke belakang atau ke depan. Tinggi-rendah dan besar-kecil pohon harus bervariasi, harmonis, seimbang sehingga memperoleh kesan kedalaman. c. Mahkota pohon memiliki tinggi yang tidak sama, kecuali pada gaya yose ue perkebunan. d. Pengaturan dimensi batang, komposisi cabang, ranting, dan daun yang indah, seimbang, serta mempunyai kesan kedalaman. Menurut jenis tanamannya, gaya berkelompok (yose ue) ini dapat digolongkan menjadi homogen (pohonnya sejenis) dan heterogen (jenis pohonnya campuran). Gaya kelompok homogen lebih mudah di pelihara dari segi peletakan, penyiraman, pergantian media, dan pruning. Ada dua macam gaya berkelompok, yaitu sebagai berikut. 1. Gaya berkelompok/grouping 2. Gaya berkelompok perkebunan, selain terdiri dari satu jenis pohon, penataanya juga seperti perkebunan, yaitu teratur, rapi, batangnya sama besar, dan sama tinggi.
2.3
Media Tanam Bonsai Bonsai ditanam di dalam pot yang tipis, oleh karena itu media tanamnya
sangat terbatas. Hal ini menyebabkan bonsai hanya memiliki persediaan nutrisi tanaman yang terbatas dan sangat sensitif terhadap air siraman atau air hujan. Media tanam yang baik harus mengandung nutrisi dan bahan mineral yang cukup agar tanaman dapat hidup dan bertumbuh dengan baik. Selain itu, media tanam juga mengandung mikroorganisme yang berguna untuk menguraikan bahan tersebut sehingga dapat diserap oleh akar dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Media tanam juga harus dapat mempertahankan kelembaban agar akar tidak busuk ataupun kering. Akar yang busuk atau kering, tidak mampu menghisap air dan nutrisi dari dalam tanah. Hal ini akan mengakibatkan tanaman menjadi layu, bahkan mati karena kekurangan makanan. Macam-macam bahan yang di pakai untuk campuran media tanam bonsai adalah sebagai berikut: 1.
Pasir Bahan ini memiliki sifat porous sehingga mudah meneruskan air, mencegah air menggenangi media untuk waktu yang lama, dan memudahkan udara masuk ke dalam media tanam. Butiran-butiran pasir yang kasar juga merangsang pertumbuhan akar. Ada berbagai macam pasir, berdasarkan warnanya ada pasir yang berwarna putih, putih kekuningan, cokelat, abu-abu, dan hitam.
Berdasarkan bentuknya, ada pasir yang berbenuk bulat, halus, atau tidak beraturan. Namun, yang umum di pakai adalah yang berpori-pori yang berfungsi sebagai tempat menyimpan udara dan untuk menjaga kelembaban. Berdasarkan beratnya, ada dua jenis pasir, yaitu pasir yang berat dan pasir yang ringan. Berdasarkan asalnya, ada beberapa jenis pasir, di antaranya pasir laut, yaitu biasanya berbutir halus dan bulat, tidak berpori-pori. Bila akan dinpergunakan sebagai media tanam harus dicuci sampai garamnya hilang, Pasir sungai, yaitu berbutir halus dan tidak berpori karena erosi air. Sementara pasir gunung,berbutir halus sampai kasar dan berpori. 2.
Tanah Tanah mengandung mineral, zat hara, dan jasad renik yang berguna untuk tanaman. Tanah yang umum dipakai yaitu tanah gunung yang hitam atau cokelat tua dan tanah merah.
3.
Humus Humus berasal dari dedaunan atau ranting pohon yang sudah mengalami proses pelapukan alami untuk jangka waktu yang lama. Humus mengandung banyak zat hara dan mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman.
4.
Kompos Kompos banyak mengandung unsur hara dan biasanya di tambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik sesuai genetis
dan potensi produksinya. pupuk kompos bisa di buat dalam bermacammacam bentuk meliputi cair, curah, tablet, pelet, dan briket. 5.
Pupuk kandang Pupuk kandang yang biasa di pakai dari kotoran kambing. pupuk kandang yang boleh di pakai yaitu sudah matang, yang warnanya cokelat tua atau hitam dan tidak bau. Untuk memperoleh media tanam yang cocok bagi bonsai, di pilih campuran bahan-bahan yang tersedia dengan komposisi yang cocok untuk jenis tanaman. Sebelum mencampur, sebaiknya memperhatikan faktorfaktor dalam menentukan komposisi campuran yang tepat sebagai berikut:
a.
Jenis tanaman Sifat setiap jenis tanaman bonsai berbeda-beda. Ada jenis tanaman yang tidak menyukai air, seperti tanaman yang tumbuh di pesisir pantai dan ada pula jenis tanaman yang menyukai kelembaban. Media tanamnya memerlukan tanah atau humus lebih banyak agar dapat mempertahankan air/kelembaban. Ada juga tanaman yang memerlukan nutrisi lebih banyak dari tanaman yang lain. Untuk itu, media tanamnya harus mengandung humus dan pupuk lebih banyak.
b.
Asal tanaman Ada juga jenis tanaman yang berasal dari daerah panas dapat beradaptasi di daerah yang dingin tetapi perlu di pertimbangkan dalam menentukan campuran medianya.
c.
Usia tanaman Tanaman yang masih muda dan dalam masa pertumbuhan tentunya memerlukan media yang banyak mengandung nutrisi dibanding tanaman yang sudah tua yang pertumbuhannya sudah lambat.
d.
Ukuran pot Pot berukuran kecil, tentunya mempunyai media tanam yang lebih sedikit daripada pot besar sehingga akan lebih cepat kering pada saat cuaca panas. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam membuat campuran media tanamnya.
e.
Lokasi pemeliharaan Untuk jenis tanaman yang sama, akan membutuhkan komposisi media tanam yang berbeda apabila di pelihara di lokasi yang cuacanya berbeda. Sebagai contoh, cemara udang yang di tanam di dataran tinggi dengan curah hujan dan kelembaban tinggi memerlukan campuran media yang berbeda dengan cemara udang yang di tanam di daerah pantai yang kering.
Peralatan Dalam memelihara bonsai sehari hari, cukup menggunakan peralatan yang sederhana. Sebagai contoh, untuk memangkas daun, cukup dengan gunting tanaman yang sederhana. Untuk memotong cabang yang agak besar,dapat menggunakan gergaji kecil. Alat-alat yang digunakan dalam menyiram bonsai sebagai berikut.
1.
Selang air yang ujungnya memakai semprotan yang dapat di atur besarkecilnya air dan juga sifat penyebaran air siraman. Pada saat panas terik, sering air yang masih ada di dalam selang menjadi amat panas sehingga perlu di buang lebih dulu.Bila tidak, bonsai kita bisa rusak karena seperti disiram dengan air panas saja.
2.
Gembor air dengan ujung yang dapat mengeluarkan semprotan air yang halus.
3.
Sprayer gendong, dipakai untuk menyiram bonsai yang tidak membutuhkan air terlalu banyak.
4.
Sprayer tangan, dipakai terutama untuk bonsai yang berkualitas kecil.