12
BAB II STUDI TENTANG AL-QUR’AN SURAT AL-NAHL AYAT 90 A. Deskripsi Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Surat Al-Nahl ayat 90. 1. Adil dalam al-Qur’an Keadilan dalam al-Qur’an di sebutkan sebanyak 27 kali dalam 12 surat, masing-masing ayat yang memuat term keadilan memiliki bentuk, kategori, subyek, obyek, dan makna tersendiri dan digunakan dalam berbagai aktivitas. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel berikut ini: Berdasarkan tabel,1 di bawah maka term keadilan dapat dipahami sebagai berikut: No
Kata
Tempat Ayat AlInfithar:7
Bentuk Kata Fi’il madhi
Kategori Ayat Makkiyah
Allah
Obyek Ayat Manusia
As-Syura: 15 Al-An’am: 70
Fi’il amar
Makkiyah
Allah
Manusia
Isim masdar
Makkiyah
Allah
Manusia
An-Nisa’: 3
Fi’il mudhori’ Fi’il mudhori’ Fi’il mudhori’
Madaniyah
Allah
Manusia
Madaniyah
Allah
Manusia
Madaniyah
Allah
Manusia
Madaniyah
Allah
Manusia
Makkiyah
Allah
Manusia
Subyk Ayat
1.
ﻋﺪ ﻝ
2.
ﺍﻋﺪﻝ
3.
ﻋﺪﻝ
4.
ﺗﻌﺪﻟﻮﺍ
5.
ﺗﻌﺪ ﻟﻮﺍ
6.
ﺗﻌﺪ ﻟﻮﺍ
7.
ﺗﻌﺪ ﻟﻮﺍ
Al-Maidah
8.
ﻳﻌﺪ ﻟﻮﻥ
Al-An’am: 1
Fi’il mudhori’ Fi’il mudhori’
9.
ﻳﻌﺪ ﻟﻮﻥ
Allah
Manusia
ﻳﻌﺪ ﻟﻮﻥ
Makiyyah
Allah
Manusia
11.
ﻳﻌﺪ ﻟﻮﻥ
Makiyyah
Allah
Manusia
12.
ﻳﻌﺪ ﻟﻮﻥ
Fi’il mudhori' Fi’il mudhori' Fi’il mudhori' Fi’il mudhori’
Makiyyah
10
Al-An’am: 150 Al-A’raf: 159 Al-A’raf: 181 An-Naml: 60
Makiyyah
Allah
Manusia
13.
ﺍﻋﺪ ﻟﻮﺍ
Al-An’am: 152
Fi’il amr
Makiyyah
Allah
Timbang an
1
An-Nisa’: 129 An-Nisa’: 135
Arti Ayat Seimbang Berlaku adil Segala macam perbuatan Berlaku adil Berlaku adil Menyimpa ng dari kebenaran Berlaku adil Memper sekutukan sesuatu Mempersek utukan Menjalanka n keadilan Menjalanka n keadilan Menyimpa ng(dari اkebenaran) Berlakulah adil (dlm
Tabel disimpulkan dari urutan ayat, Muhammad fuad abd. Baqi, Al mu’jam al-mufahras li al fadzil Qur’an al karim, (Kairo: Darul Hadist, t. th), hlm. 550-551
13
14.
ﻋﺪ ﻝ
15.
ﻋﺪ ﻝ
16.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝ
17.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝ
18.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝ
19.
ﻋﺪ ﻝ
20.
ﻋﺪ ﻝ
21.
ﻋﺪ ﻝ
22.
ﺍﻋﺪ ﻟﻮﺍ
23.
ﺗﻌﺪ ﻝ
24.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝ
25.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝ
26.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝ
27.
ﻋﺪ ﻝ
28.
ﻋﺪﻻ
AlBaqarah: 48 AlBaqarah: 123 AlBaqarah: 282 AlBaqarah: 282 An-Nisa’: 58 AlMaidah: 95 AlMaidah: 95 AlMaidah: 106 AlMaidah:8 Al-An'am: 70 Al-Nahl: 76 Al-Nahl: 90 Al-Hujurat: 9 Ath-Talaq : 2 Al-An’am
timbangan) Tebusan
Isi masdar
Madaniyah
Allah
Hari kiamat
Isim masdar
Madaniyah
Allah
Hari kiamat
Tebusan
Isim majrur
Madaniyah
Allah
Manusia
Benar
Isim masdar majrurun bil ba’ Isim masdar Isim masdar Isim masdar Isim masdar
Madaniyah
Allah
Manusia
Jujur
Madaniyah
Allah
Adil
Madaniyah
Allah
Manusia (hakim) Manusia
Madaniyah
Allah
Manusia
Seimbang
Madaniyah
Allah
Manusia
Adil
Fi’il amar
Madaniyah
Allah
Manusia
Fi’il mudhori’ Isim masdar Isim masdar Isim masdar Isim masdar Isim masdar
Makiyyah
Allah
Manusia
Berlaku adil Menebus
Makiyyah
Allah
Manusia
Keadilan
Makiyyah
Allah
Manusia
Adil
Madaniyah
Allah
Manusia
Adil
Madaniyah
Allah
Manusia
Adil
Makiyyah
Allah
AlQur’an
Adil
Adil
a. Kata adil adalah (al’adlu) merupakan masdar dari kata adala dengan segala perubahan bentuknya, ia terulang dalam al-Qur’an sebanyak 28 kali yang tergelar di dalam 12 surat. b. Semua surat yang didalamnya memuat kata adil (dengan segala perubahan bentuknya di turunkan di makkah dan madinah, sehingga surat ini ditujukan untuk seluruh manusia baik yang beriman maupun tidak. c. Subyek adil (al’adlu) adalah Allah SWT, karena hanya dia zat yang maha adil. d. Obyek adil adalah manusia secara umum, hakim, timbangan dan alQur’an.
14
e. Makna adil dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ﺍﻟﻌﺪﻝadil. ﺍﻟﻘﺴﻂ adalah bagian yang wajar dan patuh ﺍﳌﻴﺰﺍﻥadalah timbangan atau alat untuk menimbang. Deskripsi adil pada tabel diatas kiranya masih terlalu general. Untuk itu perlu adanya batasan-batasan tersendiri yang lebih spesifik. Maksud spesifik di sini adalah penggambaran konsep adil yang khusus dikaitkan pada obyek manusia sebagai inti kosmis. Oleh karena itu dapat di lihat berikut ini: No 1.
Kata
Tempat
ﺍﻟﻌﺪﻝAl-Nahl: 90
2.
ﺍﻋﺪ ﻟﻮﺍAl-An' am: 152
3.
ﺗﻌﺪ ﻟﻮﺍAn-Nisa’: 3
4.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝAn-Nisa’: 58
5.
ﺍﻟﻌﺪ ﻝAl-Baqarah: 282
Ayat Obyek Manusia secara umum Kata ganti perintah untuk orang banyak (jamak) Kata ganti orang kedua jamak Manusia secara umum Manusia yang beriman
Korelasi Ayat Untuk berlaku adil dalam setiap perbuatan baik sikap maupun ucapan Menyempurnakan takaran dan timbangan Menikahi perempuan lebih dari satu Menetapkan hukum diantara manusia Bermuamalah ialah seperti berjual beli, hutang piutang atau sewa menyewa dan lain sebagainya
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dipahami sebagai berikut. Obyek kata adil pada tabel tersebut ditujukan pada tiga kategori, yaitu: a. Manusia secara umum, seperti pada QS. Al-Nahl: 90. Obyek manusia secara umum ini disebabkan oleh kondisi ayat yang bersifat deskriptif yaitu sekedar menggambarkan konsep keadilan manusia secara umum tanpa dikaitkan dengan segala aktivitas b. Kata ganti perintah untuk orang banyak (jamak). Obyek keadilan ini dikaitkan dengan melakukan takaran timbangan. Oleh karena itulah maka di korelasikan dengan aktivitas jual beli dalam hal timbangmenimbang (muamalah).
15
c. Kata ganti orang kedua jamak, seperti pada QS. An-Nisa’: 3 ini terkait dengan berlaku adil dalam melakukan hubungan pernikahan dan apabila tidak bisa berlaku adil maka cukup menikahi perempuan hanya satu saja, kecuali dalam keadaan darurat. 2. Ihsan dalam al-Qur’an Ihsan dalam al-Qur’an di sebutkan sebanyak 194 kali dalam 54 surat. Kata ihsan merupakan bentuk masdar dari ahsana-yuhsinu, dengan segala perubahan bentuknya. Surat yang memuatnya adalah An-Nisa’: 4, Al-Furqon: 25, Al-Kahfi: 18, Al- An’am: 6, Yusuf: 12, Al-Qashas: 28, AsSajadah: 32, Al-Ghofir: 40, Ath-Taghobun: 64, At-talaq: 65, Al-Isra’: 17, Al-Imron: 3, Al-Maidah: 5, Yunus: 10, Al-Nahl: 16, Az-Zumar: 15, AnNajm: 53, Al-Baqarah: 2, Ar-Ra’du: 13, Shad: 38, An-Naml: 27, AlAnkabut: 29, As-syura: 42, Al-Ahzab:33, Al-Anfal: 8, Hud: 11, Thaha: 20, Al-Haj: 22, Fathir: 35, Al-fath: 48, Al-Hadid: 57, Al-muzamil: 73, AlA’raf: 7, At-Thaubah: 9, Fushilat: 41, Al-mumtahanah; 60, Yunus: 10, AlAnbiya’: 36, Al-Hadid: 57, Al-Hasr: 59, Al-Lail: 92, Ar-Rahman: 55, Maryam: 19, Al-Mu’minun: 23, Al-Nur: 24, Al Furqon: 25, Ash-Shafat: 37, Az-Zumar: 39, Al-Ahqof: 46, Al-Mulk: 67, Atin: 95, Luqman: 31, AlHajj: 22, Adz-Zariyat: 51 dan Al-Mursalat: 77. Deskripsi ihsan dalam surat-surat di atas kiranya masih terlalu general. Untuk itu perlu adanya batasan-batasan tersendiri yang lebih spesifik. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat tabel berikut ini: N o 1 . 2 . 3 . 4 .
Kata
Tempat
Ayat Obyek
ﺍﻻﺣﺴﺎ ﻧﺎAl-Nahl: 90
Manusia secara umum Manusia secara umum Manusia secara umum Kata ganti perintah orang pertama tunggal
ﺍﺣﺴﺎ ﻧﺎAl-Isra’: 23 ﺍﻻ ﺣﺴﺎﻥAr-Rahman: 60 ﺍﺣﺴﻦAl-Qashas: 77
Korelasi Ayat Perintah Allah untuk berbuat baik pada kerabat Berbuat baik kepada ibu bapak (kedua orang tua) Balasan orang yang berbuat baik Melupakan kebahagiaan dari kenikmatan dunia
16
5 .
ﺍﺣﺴﺎ ﻧﺎAl-Baqarah: 83
Manusia secara umum
6 .
ﺍﺣﺴﺎ ﻧﺎAn-Nisa’: 36
Manusia secara umum
Menyembah kepada Allah dan berbuat baik pada kedua orang Kedua orang tua, kerabat, anak yatim, tetangga, teman-teman, dan para fakir miskin
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dipahami sebagai berikut: a. Obyek kata ihsan pada tabel tersebut adalah manusia secara umum seperti pada al-Qur’an surat Al-Nahl: 90, Ar-Rahman: 60, Al-Isra’: 23, Al-Qashas: 77, dan Al-Baqarah: 83. Obyek manusia secara umum ini disebabkan oleh kondisi ayat yang bersifat deskriptif, yaitu sekedar menggambarkan berbuat baik secara umum, tanpa dikaitkan dengan aktifitas nya. Konsep berbuat baik ( ihsan) disini di korelasikan dengan menyembah Allah dan dengan berbuat baik kepada orang tuanya, kepada teman-teman, dan kepada fakir miskin. b. Ihsan merupakan wujud abstrak. Sebagai wujud abstrak, ia membutuhkan aktualisasi. Aktualisasi ihsan yang sesungguhnya adalah dalam ibadah dan berbuat baik (kepada sesama manusia). Ibadah merupakan aktualisasi ihsan yang nyata dalam berhubungan dengan sang Khaliq dan Ibadah dalam keseluruhan aktivitas manusia dalam rangka mencari ridho Allah SWT. 3. Berbuat baik pada kerabat( ita’udzi al- qurba) dalam al-Qur’an. Ita’udzi al-qurba dalam al-Qur’an di sebutkan sebanyak16 kali dalam 13 surat, untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel berikut ini:2
2
No
Kata
1.
ﺫﻭﻯ ﺍﻟﻘﺮ ﰉ
Ibid., hlm. 650.
Tempat Ayat Al-Baqarah: 83
Kategori Ayat Makkiyah
Arti Ayat Kaum kerabat
Korelasi Ayat Mengucapkan katakata yang baik dan memberikan zakat
17
2. 3.
ﺫﻭﻯ ﺍﻟﻘﺮ ﰉAl-Baqarah:
Makkiyah
ﺍﻭ ﻟﻮ ﺍﻟﻘﺮ ﰉ
Madaniyah
177 An-Nisa’: 8
Kepada kerabat Kerabat
Memberikan harta yang di cintai Pembagian warisan Kewajiban terhadap Allah dan manusia Hubungan kekeluargaan baik yang muslim maupun non muslim Berwasiat dengan persaksian Berlaku adil
ﺫﻯ ﺍﻟﻘﺮ ﰉAn-Nisa’;
Madaniyah
Karib kerabat
ﻭﺍﳉﺎﺭﺫﻯAn-Nisa’:
Madaniyah
Tetangga dekat
ﺫﺍ ﻗﺮ ﰉAl-
Madaniyah
7.
ﺫﺍ ﻗﺮ ﰉ
Makkiyah
Karib kerabat Kerabat
8.
ﻟﺬ ﻯ ﺍ ﻟﻘﺮ ﰉ
Madaniyah
Kerabat
9.
ﺍﻭ ﻟﻮﺍﻟﻘﺮ ﰉAt-Taubah:
Madaniyah
Kaum kerabat
ﻭﺍ ﻳﺘﺎﺀ ﺫﻯAl-Nahl: 90
Makkiyah
ﻭ ﺍﺕ ﺫﻯ ﺍAl-Isra: 26
Makkiyah
ﻳﺆ ﺗﻮﺍ ﺍﻭﱃAl-Nur: 22
Madaniyah
Memberikan kepada kaum kerabat Berikanlah pada keluargakeluarga yang dekat Memberikan bantuan kepada kerabat Berikanlah kepada kerabat Kaum kerabat
4.
36
5.
ﺍﻟﻘﺮ ﰉ
6.
36
Maidah:106 Al-An’am; 152 Al-Anfal: 41
113.
10.
ﺍﻟﻘﺮ ﰉ
11.
ﻟﻘﺮ ﰉ ﺣﻘﻪ
12.
ﺍﻟﻘﺮ ﰉ 13.
ﺍﺕ ﺫﺍ ﺍﻟﻘﺮ ﰉAr-Rum: 38
Makkiyah
14.
ﺫﺍ ﻗﺮ ﰉFathir: 18
Makkiyah
15.
ﰱ ﺍﻟﻘﺮ ﰉAs-Syura:
Makkiyah
Dalam kekeluargaa n
ﻟﺬ ﻯ ﺍﻟﻘﺮ ﰉAl-Khasr: 7
Madaniyah
Untuk kaum kerabat
23
16.
Memberikan sebagian harta rampasan kepada kerabat. Orang beriman tidak boleh memintakan ampun kepada orang musyrik meskipun kerabat Dalam hal tolong menolong dan silaturrmi Memberikan bantuan yang utama pada kerabat. Memaafkan kerbat
Zakat Masing-masing orang memikul dosanya sendirisendiri Allah memberi pahala kepada hamba yang memaafkan kesalahan. Memberikan harta rampasan
Berdasarkan tabel di atas maka dapat di pahami sebagai berikut:
18
a. Bahwa yang di maksud ita’udzi al qurba adalah menyambung hubungan kekerabatan baik kerabat dekat maupun jauh. b. Memberikan bantuan dan tolong menolong. 4. Yanha an Al-fahsya’, munkar dan baghyu dalam al-Qur’an. Kata yanha dalam al-Qur’an sebanyak 56 kali dalam 31 surat, dalam berbagai konteks dan arti. Dalam Al-Qur’an yang menggabungkan kata amr dan nahy sebanyak 7 ayat di antaranya: QS. Al-Hajj: 41, AlAnkabuut: 45, Al-Nahl: 90, Al-A’raf: 157, Al-Imran: 114, At- Taubah: 71 dan Luqman: 17. Sedangkan larangan berbuat keji (fahsya’) dalam al-Qur’an di jelaskan sebanyak 24 kali. Yang menjadi subyek dari keseluruhan perbuatan fahsya’ adalah setan sedangkan obyeknya adalah manusia. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji. (QS. Al-Baqarah: 1 69). Setan menyuruh berbuat kejahatan (kikir) QS. AlBaqarah: 268, Al-A’raf: 28, Yusuf: 24, Al-Nahl: 90, Al-Nur: 19,21, AlAnkabut:45, Al-Imron: 135, An-Nisa’: 15,19,22,25, Al-A’raf: 28,80,33, Al- Isra’:32, An-Naml: 54, Al-Ankabut: 28, Ahzab: 30, An-Najm: 32. Al-baghyu dalam al-Qur’an sebanyak 16 kali dalam berbagai konteks dan arti. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel berikut ini: No 1.
Kata ﺍﻟﺒﻐﻲ
Al-A’raf: 33
Tempat Ayat
Melanggar hak manusia
Arti Ayat
2.
ﺍﻟﺒﻐﻲ
Al-Nahl: 90
Permusuhan
3.
ﺍﻟﺒﻐﻲ
Asy-Syura: 39
Dzalim
4.
ﺑﻐﻴﺎ
Al-Baqarah: 90
Dengki
5.
ﺑﻐﻴﺎ
Al-Baqarah: 213
Dengki
6.
ﺑﻐﻴﺎ
Al-Imran: 19
Kedengkian
7.
ﺑﻐﻴﺎ
Yunus: 90
Menganiaya
8.
ﺑﻐﻴﺎ
As-Syuro: 14
Kedengkian
9.
ﺑﻐﻴﺎ
Al-Jasiyah: 17
Kedengkian
10.
ﺑﻐﻴﻜﻢ
Yunus: 23
Bencana kedzalimanmu
19
11.
ﺑﻐﻴﻬﻢ
12.
Al-An’am: 146
Disebabkan kedurhakaan mereka
ﺑﺎﻍ
Al-Nahl: 115
Menganiaya
13.
ﺑﻐﻴﺎ
Maryam: 20
Pezina
14.
ﺑﻐﻴﺎ
Maryam : 28
Pezina
15.
ﺑﺎﻍ
Al-An’am: 145
Melampaui batas
16
ﺑﺎﻍ
Al-Baqarah: 173
Melampaui batas
Dari beberapa ayat di atas maka dapat di simpulkan bahwa baghyu adalah penganiayaan terambil dari kata bagha yang berarti meminta atau menuntut. Kemudian maknanya menyempit sehingga pada umumnya di gunakan dalam arti menuntut pihak lain tanpa hak dan dengan cara aniaya atau tidak wajar, yang mencakup segala pelanggaran hak dalam interaksi sosial, baik pelanggaran hak dalam interaksi sosial, baik pelanggaran itu lahir tanpa sebab, seperti perampokan, pencurian, maupun dengan dalil tidak syah, bahkan walaupun dengan tujuan penegakan hukum tetapi dalam pelaksanaannya melampaui batas. 5. La'allakum tadzakkarun dalam al-Qur'an Kata tadzakkarun berasal dari kata ﻳﺬﻛﺮ- ﺫﻛﺮyang berarti mengingat. Dalam al-Qur'an ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥdi jelaskan sebanyak 15 kali dalam 8 surat. Sedangkan yang menjelaskan tentang ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥsebanyak 6 kali dalam 5 surat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:3 No
Tempat Ayat
Arti Ayat
ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥAl-Anam:
Agar kamu ingat
2.
ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥ
3.
ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥAl-Nahl: 90
Mengambil pelajaran Agar kamu dapat mengambil pelajaran
1.
3
Kata
Ibid., hlm. 334-335.
152 Al- A'raf: 57
Korelasi Ayat Dilarang mendekati harta anak yatim Menghidupkan orang yang sudah mati Adil, ihsan, berbuat baik kepada kerabat, dan melarang berbuat keji, mungkar dan permusuhan
20
4.
ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥAl-Nur: 1
5.
ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥAl-Nur: 27
6.
ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬ ﻛﺮﻭﻥAdz-Dzariyat: 49
Agar supaya kamu mengingatinya Agar kamu selalu ingat Mengingatkan kebesaran Allah
Hukum-hukum perzinahan Memasuki rumah orang lain Menciptakan manusia secara berpasangpasangan
Makna ( )ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬﻛﺮﻭﻥla'allakum tadzakkarun agar kamu dapat selalu ingat yang menjadi penutup pada ayat di atas dapat di pahami sebagai isyarat bahwa tuntunan-tuntunan agama, atau paling tidak nilai-nilai yang terkandung dalam QS. Al-An'am: 152, Al-A'raf: 57, Al-Nahl: 90, Al-Nur: 1, Al-Nur: 27, Adz-Dzariyat: 49, melekat pada nurani setiap orang, dan selalu di dambakan wujudnya, karena itu nilai-nilai tersebut bersifat universal. Demikianlah ayat-ayat di atas menyimpulkan nilai-nilai yang sangat mengagungkan. Agar supaya manusia dapat mengambil pengajaran dengan perintah Allah itu lalu kamu mengamalkan apa yang mendatangkan keridhaan Allah dan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat. B. Redaksi Ayat dan Terjemahnya Surat Al-Nahl terdiri atas 128 ayat, termasuk golongan surat makiyah. Di turunkan sesudah surat Al-Hijr, di nama Al-Nahl yang berarti “lebah” karena di dalamnya terdapat firman Allah ayat 68 yang artinya dan Tuhanmu mewahyukan pada lebah. Adapun maraji’ yang menjadi kajian
dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
ﻐ ِﻲ ﺒﺍﹾﻟﻨ ﹶﻜ ِﺮ ﻭ ﺍﹾﻟﻤﺎ ِﺀ ﻭﺤﺸ ﻋ ِﻦ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﻰﻨﻬ ﻳﻭ ﻰﺮﺑ ﺎ ِﺀ ﺫِﻱ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﻭﺇِﻳﺘ ﺎ ِﻥﺣﺴ ﺍﹾﻟِﺈﺪ ِﻝ ﻭ ﻌ ﺑِﺎﹾﻟﺮﻳ ﹾﺄﻣ ﻪ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ (٩٠:ﻭ ﹶﻥ )ﺍﻟﻨﺤﻞﺗ ﹶﺬ ﱠﻛﺮ ﻢ ﻌ ﱠﻠﻜﹸ ﻢ ﹶﻟ ﻳ ِﻌﻈﹸﻜﹸ Sesungguhnya Allah menyuruh kalian berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji,
21
kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepada kalian, agar kalian dapat mengambil pelajaran (QS. Al-Nahl: 90).4 C. Arti Mufrodat Al-‘adlu
: Secara bahasa berarti persamaan dalam segala perkara, tidak lebih dan tidak kurang. Di sini di maksudkan, kesetimpalan dalam kebaikan dan keburukan.5
Al-Ihsan
: Membalas kebaikan dengan yang lebih banyak dari padanya, dan
membalas kejahatan dengan memberi
maaf Ita’u dzi al-qurba : Memberikan pada kaum kerabat hak mereka berupa silaturahim dan kebajikan Al-fahsya’
: Perkataan dan perbuatan yang bruruk, termasuk di dalamnya perbuatan zina, minum khamr, rakus, tamak, mencuri, dan perkataan serta perbuatan lain yang tercela.
Al-munkar
: Apa yang di ingkari oleh akal, berupa dorongandorongan kekuatan emosional, seperti memukul dengan keras, membunuh, dan menganiaya manusia.
Al-Baghyu
: Menyombongkan diri pada manusia dengan melakukan kedzaliman dan permusuhan.
Ya’idzukum
: Mengingatkan orang lain agar berbuat baik dengan memberi nasehat dan petunjuk.6
D. Asbab Al-Nuzul Menurut bahasa Asbab al-Nuzul berarti sebab turunnya ayat-ayat alQur’an.7 Secara harfiah Asbab al-Nuzul berasal dari kata ﺍﻟﺴﺐyang jama’nya
ﺍﺳﺒﺎﺏyang berarti adalah suatu hal yang selalu bersambung atau ada 4 5
129.
6
Depag RI, Al Qur’an dan Tafsirnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 415. Ahmad Mustofa Al-Maraghi, Tafsir Al maraghi , Juz 13, (Beirut: Dar al Fikr, t.th.), hlm.
Ibid., hlm. 235. Ahmad Syadali,dan Ahmad Rofi, Ulumul Qur’an Jilid I, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 89. 7
22
hubungannya dengan yang lain. Kemudian ﺍﻟﱰﻭﻝyaitu jama’ dari ﻧﺰﻝyang berarti adalah sesuatu yang turun dari hal yang lebih tinggi pada hal yang lebih rendah.8 Jadi Asbab al-Nuzul merupakan sebab-sebab turunnya sesuatu yang mana dalam kategori ini diprioritaskan dalam ayat suci al-Qur’an yang artinya sebab-sebab diturunkannya ayat atau surat dari Allah pada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril yang kemudian disampaikan kepada umat Nabi Muhammad saw untuk dijadikan pegangan atau pedoman dalam menempuh suatu kehidupan di atas dunia. Di dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang ada sebab turun (nuzulnya) dan ada ayat-ayat yang tidak ada sebab nuzulnya.9 Memang demikianlah ayat-ayat al-Qur’an ada yang diturunkan tanpa didahului oleh sebab dan ada yang diturunkan sesudah di dahului sesuatu sebab. Sebagaiman dalam surat Al-Nahl ayat 90 yang penulis kaji, tidak ada As bab al-Nuzul nya tanpa didahui oleh sebab oleh karena itu penulis tidak mencantumkan As bab al-Nuzul nya. E. Munasabat Masing-masing ayat dalam al-Qur’an adalah suatu kesatuan yang antara ayat satu dengan ayat yang lainnya tidak dapat di pisahkan pengertiannya. Sebagaimana di ketahui bahwa penyusunan ayat-ayat dalam al-Qur’an tidak di dasarkan pada kronologis masa turunnya, melainkan pada korelasi makna ayat-ayatnya sebagai kandungan ayat terdahulu selalu berkaitan dengan ayat kemudian Dalam surat Al-Nahl ayat 90 itu memiliki munasabah (korelasi) dengan ayat-ayat sebelumnya yaitu ayat 89
8
Louis Ma’lof, Al Munjid Fi al Lughoh wa al- alam, (Beirut: Maktabah Syarkiyah, 1987), hlm. 317 dan 802. 9 Teungku Muhammad Hasbi Ash shiddiqy, Ilimu-Ilmu Al Qur’an, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 19.
23
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami di bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan kami datangkan kamu (muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan kami turunkan kepadamu al kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. ( QS. Al-Nahl: 89).10 Ayat 89 menjelaskan keutamaan al-Qur’an dan bahwa kitab suci itu menjelaskan segala sesuatu, maka dalam surat Al-Nahl ayat 90 di jelaskan sekelumit rincian yang dapat menjelaskan kesimpulan petunjuk al-Qur’an. Yang terdapat dalam ayat 89. Sedangkan dalam surat Al-Nahl ayat 91
ﻢﻌ ﹾﻠﺘ ﺟ ﺪ ﻭ ﹶﻗ ﺎﻮﻛِﻴ ِﺪﻫ ﺗ ﺪ ﻌ ﺑ ﺎ ﹶﻥﻳﻤﻮﺍ ﺍﹾﻟﹶﺄﻨﻘﹸﻀ ﺗ ﻭﻟﹶﺎ ﻢ ﺗﺪ ﻫ ﺎﻬ ِﺪ ﺍﻟ ﱠﻠ ِﻪ ِﺇﺫﹶﺍ ﻋ ﻌ ﻭﻓﹸﻮﺍ ِﺑ ﻭﹶﺃ (٩١:ﻌﻠﹸﻮ ﹶﻥ )ﺍﻟﻨﺤﻞ ﺗ ﹾﻔ ﺎ ﻣﻌ ﹶﻠﻢ ﻳ ﻪ ﻢ ﹶﻛﻔِﻴﻠﹰﺎ ِﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ ﱠﻠ ﻴ ﹸﻜ ﻋ ﹶﻠ ﻪ ﺍﻟ ﱠﻠ Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu, sesudah sesudah mengukuhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat (QS. Al-Nahl:91).11 Sedangkan korelasi ayat 91 dengan ayat 90 adalah dalam ayat 90 adanya perintah dan larangan dalam satu redaksi singkat yang tidak dapat di tampung oleh kitab-kitab dan dada manusia, serta di saksikan oleh para pendurhaka yang keras kepala bahwa redaksi semacam itu melampaui batas kemampuan manusia, maka dalam ayat 91 melanjutkan sebagaimana di pahami dari konteksnya bahwa jika demikian itu kandungan kitab suci
10 11
Ibid., hlm. 415 Ibid., hlm. 415-416.
24
ini, maka laksanakanlah apa yang Allah perintahkan jahuilah apa yang dilarang Nya dan tepatilah perjanjian Allah apabila kamu berjanji. Atau dapat di katakan bahwa ayat 91 merupakan lanjutan dari ayat 90 sebagai penjelas dari ayat 89. F. Tafsir ayat Sebelum penulis kemukakan pendapat dari berbagai para mufassir berikut ini penulis kemukakan tafsir ayat di atas. Dalam surat Al-Nahl ayat 90 ini, Allah SWT menguraikan lagi pokok-pokok isi al-Qur’an untuk di jadikan pegangan bagi umat Islam, hidup dalam dunia ini menuju kebahagiaan akhirat. Diriwayatkan oleh Iklimah bahwasanya Nabi Muhammad saw. Membacakan kepada Al-walid: “ulang kembali hai saudaraku” kata beliau maka Rasulullah saw mengulang kembali membacakan ayat itu, lalu Al-walid berkata: “Demi Allah sungguh al-Qur’an ini memiliki berakar, dan bukanlah dia kata-kata manusia.12 Said bin jubair meriwayatkan dari Qotadah yang di kutip oleh AlMaraghi. Bahwa:
ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺄﻣﺮﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ
Sesungguhnya Allah ihsan……(Q.S.Al-Nahl: 90).
menyuruh
berbuat
adil
dan
Menurut Qotadah, bahwa tidak ada satu akhlak yang baik pun yang di lakukan dan di pandang baik oleh orang-orang jahiliyah, kecuali Allah menyuruh melakukannya pula, dan tidak ada satu akhlak burukpun yang mereka saling mencercanya, kecuali Allah melarang. Dan sesungguhnya yang di larang oleh Allah hanyalah akhlak tercela.13 Dri penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa, Allah menyuruh untuk melakukan dan melaksanakan akhlak mahmudah dan menjahui akhlak madzmumah.
12 13
Ibid. Mustofa Al-maraghi, op.cit., hlm. 132.
25
G. Pendapat para Mufassir Para mufassir dalam menafsirkan suatu ayat tentunya tidak mempunyai pendapat yang sama hal ini akan sangat dipengaruhi dengan kondisi sosio kultural, latar belakang pendidikan, tempat di mana ia tinggal, kondisi zaman, serta metodologi penafsiran yang digunakan. Berikut ini penulis kemukakan beberapa pendapat para mufassir. 1. Menurut Ahmad Musthofa al-maraghi dalam tafsirnya yang terkenal, tafsir Al-Maraghi" ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺄﻣﺮﻛﻢ ﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥsesungguhnya Allah menyuruh di dalam Al-kitab yang diturunkan kepadamu ini, hai Rasul, untuk berlaku adil. Tidak ada keadilan yang lebih baik dari pada mengakui siapa yang telah melimpahkan nikmatnya kepada kita, bersyukur kepadanya atas segala karunianya, dan memuji Nya karena Dia berhak untuk itu. Semua itu dilarang untuk di berikan kepada selain yang berhak menerimanya: patung-patung dan berhala-berhala tidak berhak sedikitpun dan atas hal itu. Maka, menyembah dan memuji Nya adalah suatu kebodohan. Patung-patung dan berhala-berhala itu tidak memberikan nikmat, sehingga patut untuk disyukuri, tidak pula mendatangkan manfaat, sehingga patut, sehingga patut untuk di sembah. Kemudian kita wajib bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata.14 Al-adlu adalah keadilan memenuhi yang baik dan buruk, dan AlIhsan adalah berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk padamu. Ihsan bukan berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada mu, dalam hadist dijelaskan
ﻋﻦ ﺍﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻞ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺑﺎﺭﺯﺍ ﻳﻮﻣﺎ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﻣﺎﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﻥ ﺗﻌﺒﺪﺍﷲ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﺮﺍﻩ ﻓﺎﺀﻥ ﱂ:ﻓﺄﺗﺎﻩ ﺭﺟﻞ ﻓﻘﺎﻝ 15
14 15
(ﺗﻜﻦ ﺗﺮﺍﻩ ﻓﺎﺀﻧﻪ ﻳﺮﺍﻙ ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺤﺎﺭﻯ
Ahmad Mustofa Al maraghi, op.cit., hlm. 240. Imam Bukhari, Shahih al Bukhari, Juz 1, (Semarang: Toha putra, t.th.), hlm. 18
26
Dari Abi hurairah berkata: ketika Rasulullaah SAW berada di kerumunan manusia, dating kepada beliau seorang laki-laki dia bertanya kepada Rasulullah, apa itu ihsan? ihsan adalah bahwa engkau sembah Allah seakan–akan engkau lihat Allah itu, maka jika engkau tidak lihat Dia, namun Dia tetap melihat engkau (HR. Bukhori)
ﻭﺍﻳﺘﺎﺋﻰ ﺫﻯ ﺍﻟﻘﺮﰉMemberi kaum kerabat apa yang mereka butuhkan, di dalam ayat terdapat petunjuk untuk mengadakan hubungan kekerabatan dan silaturrahiim, serta dorongan untuk bersedekah kepada mereka , meskipun pemberian termasuk ihsan, namun pengkhususan di sini menunjukkan adanya perhatian yang besar terhadapnya ﻭﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺤﺸﺎﺀ melarang untuk berlebihan cenderung mengikuti kekuatan syahwat seperti berzina, minum khamer, mencuri dan tamak terhadap harta orang lain (sesuatu berupa ucapan dan perbuatan yang dinilai buruk) ﺍﳌﻨﻜﺮyaitu apaapa yang diingkari oleh akal berupa keburukan-keburukan yang lahir dari kemarahan, seperti memukul, membunuh dan menganiaya manusia ﺍﻟﺒﻐﻰ berarti merasa lebih tinggi dari orang lain dan memaksa orang lain dengan cara memusuhi dan berbuat dzalim. Dan kata ﺍﻟﻮﻋﻆberarti mengingatkan orang lain agar berbuat baik dengan memberi nasehat dan petunjuk. Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat diatas adalah bahwa Allah menyuruh manusia agar berbuat baik dengan meningkatkan kepatuhan dan menjunjung tinggi perintah Tuhan, berbuat kasih sayang pada ciptaan Nya dengan ber silaturahmi pada mereka. Dan melarang berlebihan dalam memperoleh kesenangan syahwat yang tidak di terima oleh
syara’ dan akal, berlebihan dalam mengikuti dorongan amarah-
amarah yang mendatangkan kejahatan pada orang lain, menganiaya dan mengarahkan bencana kepada mereka, serta menyombangkan diri terhadap manusia dan memalingkan muka dari mereka.
ﻳﻌﻈﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬﻛﺮﻭﻥ
27
Allah menyuruh kalian untuk melakukan tiga perkara yang di perintahkan dan menjahui apa yang di larangnya, agar manusia dapat mengambil pelajaran dan mendapakan kemaslahatan di Dunia dan akhirat. 2 Menurut Muhammad Nasib AR-Rifa’i dalam tafsir Ibnu kasir “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku Adil” dengan syahadat bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Sedangkan Sufyan bin syainah memakai kata Adil adalah bersikap sama dalam melakukan amal untuk Allah, baik amal kalbu maupun amal lahiriah.16 Ihsan berarti amal kalbunya lebih baik dari pada amal lahiriyah. Sedangkan "fahsya" dan "mungkar" berarti amal lahiriahnya lebih baik dari pada amal kalbu.17 Memberi pada kaum kerabat berarti menyuruh supaya berfsilaturahmi kepada kerabat. Hal ini selaras dengan firman Allah
“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan" (Al-Isra’: 26).18 Dan Allah melarang dari perbuatan keji dan kemungkaran. Fawahisy ialah berbagai perbuatan yang di haramkan. Munkarat berarti perbuatan haram yang di lakukan seseorang dengan terang-terangan.19 Karena itu dalam surat lain di kemukakan,
“katakanlah Tuhanku hanya mengharamkan aneka fahisyah, baik yang tampak maupun yang tersembunyi”(QS. Al-A’raf:33).20 “Dia memberi 16
Muhammad Nasib Ar-rifa’I, Ringkasan Tafsir Ibn Kaisr,Jilid 2, (Jakarta: Gema Insani, 1999), hlm. 1056. 17 Ibid. 18 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 428. 19 Ibid. 20 Depag RI, Al Qur'an dan Terjenahannya, hlm.226.
28
pengajaran kepadamu” yakni Dia menyuruh kepada kebaikan dan melarangmu dari keburukan”, agar kamu dapat mengambil pelajaran.21 3 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy Bahwasanya Allah menyuruh manusia berlaku adil dan insyaf serta tetap berjalan imbang tidak melampaui batas dan tidak menguranginya dan Allah menyuruh manusia berbuat ihsan, berbuat kebajikan kepada mahluk Allah.22 Nabi telah memerintahkan kita untuk berbuat ihsan
ﺃﻥ ﲢﺴﻦ ﺍﱃ ﻣﻦ ﺍﺳﺎﺀ ﺍﻟﻴﻚ ﻟﻴﺲ ﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﲢﺴﻦ ﺍﱃ ﻣﻦ: ﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﺣﺴﻦ ﺍﻟﻴﻚ
“Ihsan itu ialah, engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk kepada engkau, dan bukanlah ihsan itu engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat baik pada engkau”.23 Wa-iitaa-i dzi al qurba: dan memberikan pertolongan kepada kerabat, memberikan kepada kerabat apa yang diperlukan. Ayat ini menunjukkan kepada tugas menghubungi rahim serta kerabat dan mendorong kita memberi sedekah untuk mereka .24 “wa yanhaa anil fahsyaa'i" Allah mencegah manusia dari segala yang keji, baik perkataan ataupun perbuatan seperti zina dan yang dicela dan di benci oleh Agama.25 “wal munkari” segala perbuatan yang tidak dibenarkan oleh akal, seperti membunuh dan berlaku sombong, “wal baghyi” segala perbuatan zalim dan merampas hak-hak manusia,26 “yaidzukum la’allakum tadzakkarun” Allah menyuruh kamu berlaku adil, ihsan dan memberi pertolongan pada kaum kerabat, serta mencegah kamu berbuat keji, munkar dan dzalim, adalah supaya kamu mengambil pengajaran dengan perintah Allah itu lalu kamu mengamalkan apa yang 21
Ibid., hlm. 1057. Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy, Tafsir Al Qur’anul Majid Annur, (Semarang: Rizqi Putra, 1995), Cet II, hlm.2192. 23 Ibid., hlm. 2195. 24 Ibid. 25 Ibid. 26 Ibid., hlm. 2196. 22
29
mendatangkan keridhaan Allah dan mendatangkan keridhaan Allah dan mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.27 4. Haji Abdul Malik Abdulkarim Amrullah (Hamka) Tiga hal yang diperintahkan oleh Allah supaya di lakukan sepanjang waktu sebagai bukti taat kepada Tuhan. Pertama jalan adil, yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah dan membenarkan yang berhak.28 Sesudah itu diperintahkan pula melatih diri berbuat ihsan. Arti ihsan mempunyai 2 maksud yaitu pertama ihsan kepada Allah, sebagaimana dalam hadist
ﻋﻦ ﺍﰉ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻞ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ ﺑﺎﺭﺯﺍ ﻳﻮﻣﺎ ﻟﻨﺎﺱ ﻓﺄﺗﺎﻩ ﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﻣﺎﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﻥ ﺗﻌﺒﺪﺍﷲ ﻛﺎﻧﻚ ﺗﺮﺍﻩ ﻓﺎﺀﻥ ﱂ:ﺭﺟﻞ ﻓﻘﺎﻝ 29
(ﺗﻜﻦ ﺗﺮﺍﻩ ﻓﺎﺀﻧﻪ ﻳﺮﺍﻙ ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ
Dari Abi hurairah berkata: ketika Rasulullaah SAW berada di kerumunan manusia, dating kepada beliau seorang laki-laki dia bertanya kepada Rasulullah, apa itu ihsan? ihsan adalah bahwa engkau sembah Allah seakan–akan engkau lihat Allah itu, maka jika engkau tidak lihat Dia, namun Dia tetap melihat engkau (HR. Bukhori). Kedua ihsan kepada sesama manusia, yaitu berbuat lebih tinggi dari keadilan. Misalnya kita memberi upah kepada seseorang mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan upah yang setimpal itu adalah sikap adil tetapi jika kita lebihi dan gembira, maka pemberian yang berlebih itu di namai ihsan.30 Memberi kepada kaum keluarga terdekat, sebelum dia mementingkan orang lain,31 dan melarang dari yang keji dan yang di benci serta aniaya “inilah tiga larangan Allah yang harus di jauhi oleh orangorang beriman. Karena perbuatan keji merupakan dosa
yang amat
merusak pergaulan dan keturunan. Al-Fahisya: segala sesuatu yang 27
Ibid. Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Hamka), Tafsir Al-azhar, Juzu’13 dan Juzu’ 14, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1987), hlm. 281. 29 Imam Bukhari, Shahih al Bukhari, Juz 1, (Semarang: Toha putra, t.th.), hlm. 18. 30 op.cit., hlm. 281. 31 Ibid., hlm. 282 28
30
berhubungan dengan zina, baik berhubungan dengan perbuatan maupun pakaian yang membukakan aurat.32 “Dinasehati Nya kamu supaya kamu ingat” (ujung ayat 90) ketiga perintah dan ketiga larangan itu wajib di jauhi supaya kamu selamat dalam pergaulan hidup. Pengajaran dan nasehat itu datang langsung dari Allah agar tetap hidup bahagia.33 5. M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah Ayat ini memerintahkan untuk berbuat adil dalam sikap, ucapan dan tindakan, walau terhadap diri sendiri dan menganjurkan berbuat ihsan yakni yang lebih utama dari keadilan dan juga pemberian apapun yang dibutuhkan dan sepanjang kemampuan lagi dengan tulus kepada kaum kerabat, dan Dia (Allah) melarang segala macam dosa, lebih-lebih perbuatan keji yang amat di cela oleh Agama dan akal sehat seperti zina dan homo seksual, demikian juga kemungkaran atau hal-hal yang bertentangan dengan adat istiadat yang sesuai dengan nilai agama melarang penganiayaan ialah segala sesuatu yang melampaui batas kewajaran.34 Kata ﺍﻟﻌﺪﻝmenurut pendapat para ulama tauhid, ada juga yang memahaminya dalam arti "kewajiban fardu", sedangkan menurut beberapa pakar mendefinisikan "adil" dengan menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya.35 Kata ﺍﺣﺴﺎﻥmenurut al-Harrali sebagai mana di kutip al Biqa’i perilaku ini tercapai saat seseorang memandang dirinya pada diri orang lain sehingga dia memberi untuknya apa yang seharusnya dia beri untuk dirinya.
32
Ibid. Ibid. 34 Quraish Shihab, Tafsir Al misbah, Volume 7, ( Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 32333
324.
35
Ibid., hlm. 324.
31
Ihsan kepada Allah adalah leburnya diri sehingga dia hanya melihat Allah SWT. ihsan antara sesama manusia adalah behwa dia tidak melihat lagi dirinya dan hanya melihat orang lain itu.36 Kata ﺍﻳﺘﺎﺀitu mengandung makna yang sangat dalam. Menurut al Juwaini bahwa kata a t u tidak dapat di ungkapkan dampak dan akibatnya dengan menggunakan akar katanya, atau dengan istilah tata bahasa, ia tidak memiliki mutawa’ah, berbeda dengan kata ﺃﻋﻄﻰyang juga berarti "memberi". Oleh karena itu kata ﺍﻳﺘﺎﺀitu hakekatnya adalah suatu yang dampak dan ganjaran nya tidak terlukiskan, hanya Allah yang tahu.37 Kata ﺍﻟﻔﺤﺸﺎﺀatau keji adalah nama bagi segala perbuatan atau ucapan bahkan keyakinan yang dinilai buruk oleh jiwa dan akal yang sehat, serta mengakibatkan dampak buruk baik terhadap dirinya maupun lingkungannya. Kata ﺍﳌﻨﻜﺮadalah sesuatu yang dinilai buruk oleh suatu masyarakat serta bertentangan dengan nilai-nilai Illahi. Kata munkar ada yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap Allah, baik dalam pelanggaran ibadah, maupun non ibadah dan juga dengan manusia dengan lingkungan.38 ﺍﻟﺒﻐﻲatau penganiayaan terambil dari kata bagha yang berarti meminta atau menuntut. Kemudian maknanya menyempit sehingga pada umumnya di gunakan dalam arti menuntut pihak lain tanpa hak dan dengan cara aniaya atau tidak wajar, yang mencakup segala pelanggaran hak dalam interaksi sosial, baik pelanggaran itu lahir tanpa sebab, seperti perampokan, pencurian, maupun dengan dalil tidak syah, bahkan walaupun dengan tujuan penegakan hukum tetapi dalam pelaksanaannya
36
Ibid., hlm. 325. Ibid., hlm. 326. 38 Ibid., hlm. 327. 37
32
melampaui batas,39 ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬﻛﺮﻭﻥagar kamu dapat selalu ingat yang menjadi penutup ayat ini dapat dipahami sebagai isyarat bahwa tuntunantuntunan agama, atau paling tidak nilai-nilai yang di sebut diatas, melekat pada nurani setiap orang, dan selalu didambakan wujudnya, karena itu nilai-nilai tersebut bersifat universal. Pelanggaran dapat mengakibatkan kehancuran manusia.40 6. Muhammad Ali Ash shobuni
)ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺄﻣﺮﻛﻢ ﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ( ﺍﻱ ﻳ ﹾﺎﻣﺮﻛﻢ ﲟﻜﺎﺭﻡ ﺍﻻﺧﻼﻕ ﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﺑﲔ
ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﱃ ﲨﻊ ﺍﳋﻠﻖ
Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan ihsan dengan ahlakahlak yang mulia dengan berlaku adil di antara manusia dan berbuat baik pada seluruh mahluk.41
ﻭﺣﺼﺔ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮﺍﲤﺎﻣﺎﺑﻪ,)ﻭﺍﻳﺘﺎﺋﻰ ﺫﻱ ﺍﻟﻘﺮﰉ( ﺍﻱ ﻣﻮﺍﺳﺎﺓ ﺍﻻ ﻗﺮﺑﺎﺀ Artinya: Memberi kepada kaum kerabat, secara khusus diperhatikan dan diutamakan.42
)ﻭﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺤﺸﺎﺀ ﻭﺍﳌﻨﻜﺮ( ﺍﻱ ﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﻛﻞ ﻗﺒﻴﺢ ﻣﻦ ﻗﻮﻝ ﺍﻭ ﻓﻌﻞ ﺍﻭﻋﻤﻞ Mempunyai maksud mencegah dari setiap kejelekan dari segala perkataan perbuatan ataupun pekerjaan.43 Menurut KH. Q. Shaleh, dalam diri manusia terdapat empat jenis dorongan, diantaranya: a. Dorongan syahwat kebinatangan yang mengejar kelezatan lahiriyah. b. Dorongan nafsu amarah binatang buas yang bertujuan merusak. c. Dorongan nafsu syaitan yang berusaha menanamkan sikap takabur dan menghinakan orang lajn. d. Dorongan akal sehat yang dimiliki para malaikat. 39
Ibid., hlm. 328. Ibid. 41 Muhammad ali Ash Shobuni, Shofwa’tu at-tafsir, Jilid II, (Beirut: Darul Al Qur’anul Karim, t.th), hlm. 139. 42 Ibid. 43 Ibid. 40
33
Dorongan akal sehat ini tidak perlu di didik Karena mendorong pada akhlak al-karimah. Sedangkan tiga dorongan lainnya justru harus di cegahagar tidak menguasai perilaku hidup manusia. Dorongan nafsu syahwat kebinatangan yang menyebabkan perbuatan
fahsya’ dapat
menjerumuskan manusia kedalam perbuatan pelampiasan nafsu belaka yang dapat mencelakakan manusia. Dorongan nafsu amarah binatang buas yang menyebabkan terjadinya munkar dan menimbulkan kerusakan, kejahatan dan malapetaka bagi kehidupan manusia. Perbuatan seperti ini di ingkari oleh akal sehat, sehingga di larang oleh syariat Islam. Dorongan nafsu syaitan, tercermin dalam sikap hidup takabur dan suka menghinakan orang
lain
serta
menunjukkan
kekuasaan,
kepemimpinannya. Yang di sebut dengan baghyu.
keagungan
dan
44
)ﻳﻌﻈﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬﻛﺮﻭﻥ( ﺍﻱ ﻳﺆﺩﺑﻜﻢ ﲟﺎ ﺷﺮﻉ ﻣﻦ ﺍﻻﻣﺮ ﻭﺍﻟﻨﻬﻲ ﻟﺘﺘﻌﻈﻮﺍ ﺑﻜﻼﻡ ﺍﷲ Allah mengajarkan kepadamu apa-apa yang disyariatkan dengan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang agar supaya kalian mendapatkan pelajaran dengan apa yang difirmankan oleh Allah.45 7 Abdullah Ibn Rahim Al Anshori
)ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺎﹾﻣﺮﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ( ﻭﻗﺪﺍﺧﺘﻠﻒ ﺍﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﰱ ﺗﻔﺴﲑﺍﻟﻌﺪﻝ
ﻓﻘﻴﻞ ﺍﻟﻌﺪﻝ ﺷﻬﺎﺩﺓ ﺍﻥ ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻﺍﷲ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﺩﺍﺀ ﺍﻟﻔﺮﺍﺋﺾ.ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﻭﻗﻴﻞ ﺍﻟﻌﺪﻝ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﻟﻨﺎﻓﻠﺔ
Dalam mengartikan adil dan ihsan para ahli tafsir berbeda pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Adil adalah “persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan ihsan adalah melakukan perbuatan yang diwajibkan, dan ada pula yang berpendapat, adil adalah sesuatu yang diwajibkan, sedangkan ihsan sesuatu yang di sunnahkan.46
44
Q. Shaleh dkk, Ayat-ayat Hukum Tafsir dan uraian Perintah-perintah dalam AlQur’an, (Bandung: CV Diponegoro, 1990), hlm.21. 45 Ibid. 46 Abdul Ibn Ibrahim Al anshari, Fathul Bayan Fi magasid Al Qur’an, Juz 7, (Qatar: Idarah ihya’ Atsarasti Al-islamiy, t.th), hlm. 302.
34
8. Allamah Abi Fadzil Syihabuddin
)ﺍﻟﻌﺪﻝ( ﺍﻱ ﲟﺮﺍﻋﺎﺓ ﺍﻟﺘﻮﺍﺳﻂ ﺑﲔ ﻃﺮﰱ ﺍﻻﻓﺮﺍﻁ ﻭﺍﻟﺘﻔﺮﻳﻂ Al-adlu mempunyai arti memperhatikan jalan tengah antara ifrath dan tafrith.47 Jalan tengah ini hendaknya di laksanakan dalam segala perilaku kehidupan yang menjadi tugas kewajiban manusia, baik menyangkut aqidah ataupun perilaku lahiriyah.
)ﺍﻻﺣﺴﺎﻥ( ﺍﻱ ﺍﺣﺴﺎﻥ ﺍﻻﻋﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ Berbuat baik dalam semua perbuatan dan ibadah
ﻣﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺤﺎﺭﻯ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻞ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺃﻥ ﺗﻌﺒﺪ ﺍﷲ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﺮﺍﻩ ﻓﺎﺀﻥ ﱂ ﺗﻜﻦ ﺗﺮﺍﻩ ﻓﺎﻧﻪ ﻳﺮﺍﻙ Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori, dari Rasullullah SAW, ihsan adalah bahwa engkau sembah Allah seakan-akan engkau lihat Allah itu, maka jika engkau tidak lihat Dia, namun Dia tetap melihat engkau.
ﺍﳕﺎﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﻥ ﲢﺴﻦ ﺍﱃ ﻣﻦ ﺍﺳﺎﺀ ﺍﻟﻴﻚ ﻟﻴﺲ ﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﻥ ﲢﺴﻦ ﺍﱃ ﻣﻦ ﺍﺣﺴﻦ ﺍﻟﻴﻚ
Ihsan itu ialah engkau berbuat baik kepada orang yang berbuat buruk padamu, dan bukanlah ihsan itu engkau berbuat baik pada orang yang berbuat baik pada engkau.48 Penjelasan di atas menerangkan ihsan terhadap Allah dan terhadap sesama manusia
)ﻭﺍ ﻳﺘﺎﺉ ﺫﻱ ﺍﻟﻘﺮﰉ( ﺍﻱ ﺍﻋﻄﺎﺀ ﺍﻻﻗﺎﺭﺏ ﺍﻟﺼﻠﺔ ﻭﺍﻟﱪ Memberikan hak-hak kepada kerabat dekat dengan silaturrahiim dan berbuat baik pada mereka.49
47
Allamah Abi Fadzil Syihabudin, Ruhul ma’ani Fi tafsir Al Qur’anul Adzim, Juz 13, (Beirut: darul Fikr, t.th), hlm. 217. 48 Ibid. 49 Ibid., hlm. 218
35
9
Imam Baedhowi Menurut Imam Baedhowi hampir sama para mufassir-mufassir yang lain tapi beliau menambahkan sedikit
)ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺄﻣﺮﺑﺎﻟﻌﺪﻝ( ﺑﺎﻟﺘﻮﺍﺳﻂ ﰱ ﺍﻻﻣﻮﺭ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﺍ ﻛﺎﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﺑﱭ ﺍﻟﺘﻌﻄﻴﻞ ﻭﺍﻟﺘﺸﺮﻳﻚ
Memperhatikan jalan tengah baik menyangkut aqidah seperti tauhid antara ta’thil dan menyekutukan.50 10 Imam Fahruddin Ayat di atas merupakan kumpulan pelajaran mengenai akhlak dan tata cara (adab) secara umum. Dalam menafsirkan ayat di atas ada perbedaan pendapat. Menurut Ibn Abas yang di kutip oleh Imam Fahruddin. Adil adalah bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, ihsan adalah melakukan segala sesuatu yang di wajibkan, ita’i dzi al qurba adalah menyambung hubungan atau silaturahmi pada kerabat
ﺍﻟﻔﺤﺸﺎﺀadalah zina, ﺍﳌﻨﻜﺮ
ﻭﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ
sesuatu perbuatan yang tidak di ketahui dalam
syariat dan sunnah.51 11. Muhammad AR-razi
ﺍﻟﻌﺪﻝ ﻫﻮ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﻻﺣﻼﺹ ﻓﻴﻪ Adil adalah mengesakan Tuhan dan ihsan adalah ikhlas dalam mengesakan Tuhan (bertauhid) Adil juga bisa di katakan perbuatan dan ihsan dalam ucapan, maka janganlah mengerjakan sesuatu kecuali hanya demi keadilan dan jangan berbicara hanya dengan ihsan.52
50
554.
51
Imam Baedhowi, Tafsir Baedhowi, Juz I, (Beirut: Darul Kutub Al-alamiyah, t.th), hlm.
Imam Fahruddin ,Tafsir Al Kabi, Jilid 19-20, (Beirut: Daru Al Qutub Al-alamiyah, t.th), hlm. 81. 52 Imam Muhammad Ar Razi, Tafsir Al Fahru Ar razi, Juz 17, (Beirut: Dar AliFikr, t.th), hlm. 103.
36
) ﻭﺍﻳﺘﺎﺀ ﺫﻯ ﺍﻟﻘﺮﰉ( ﻳﺮﻳﺪ ﺻﻠﺔ ﺍﻟﺮﺣﻢ ﺑﺎﳌﺎﻝ ﻓﺎﺀﻥ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻓﺒﺎﻟﺪﻋﺎﺀ Menyambung hubungan kekerabatan dengan cara silaturrahiim baik dengan harta maupun dengan doa,53 menyambung hubungan kekerabatan baik kerabat dekat maupun jauh 54 Dan yang lebih diprioritaskan adalah kerabat yang fakir.55 12. Menurut Wahbah Azzuhaily
ﺷﻬﺎﺩﺓ ﺍﻥ ﻻﺍﻟﻪ ﺍﻻﺍﷲ: ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺎﻣﺮ ﺑﺎﻟﻌﺪﻝ Allah memerintahkan berlaku adil: Persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﰱ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺓ ﻭﺍﳌﻌﺎﻣﻠﻪ ﺑﺎﳌﺜﻞ Sedangkan ihsan adalah dalam ibadah dan berhubungan sesama.
ﻭﻳﺄﻣﺮ ﺍﷲ ﰱ ﻫﺬﻩ ﺍﻻﻳﺔ ﺑﺎﺀﻳﺘﺎ ﺫﻱ ﺍﻟﻘﺮﰉ ﺍﻱ ﺑﺼﻠﺔ ﺍﻻﺭﺣﺎﻡ ﻭﺍﻻﻗﺎﺭﺏ Dan Allah memerintahkan dalam ayat ini dengan ita’I dzi al-qurba adalah menyambung rahim kerabat. Sebagaimana dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Isra’: 26.
Dan berikanlah pada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang sedang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. (Q.S. Al-Isra’: 26).56
ﺍﻟﺸﻴﺌﻰ ﺍﶈﺮﻡ ﻛﺎﻟﺰﱏ: )ﻭﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺤﺜﺎﺀ ﻭﺍﳌﻨﻜﺮ ﻭﺍﻟﺒﻐﻰ( ﻭﺍﻟﻔﺤﺜﺎﺀ ﻭﺍﳌﻨﻜﺮ ﻣﺎﻗﺒﺤﻪ.ﻭﺍﻟﺸﺮﻗﻪ ﻭﺷﺮﺏ ﺍﳌﺴﻜﺮ ﻭﺍﺧﺬ ﺍﻣﻮﺍﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﻇﻠﻢ ﺍﻟﻨﺎﺱ: ﻭﺍﻟﺒﻐﻲ. ﻛﺎﻟﻘﺘﻞ ﻭﺍﻟﻀﺮﺏ ﺑﻐﲑ ﺍﳊﻖ,ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻭﺍﻟﻌﻘﻞ Dan Allah melarang berbuat fahsya’ munkar dan baghyu). Fahsya’ adalah sesuatu yang diharamkan seperti zina, mencuri, minum-minuman yang 53
Ibid. Alaudin ali bin Muhammad bin Ibrahim al bagdady, Tafsir Al Khazin, Juz III (Beirut: Dar al Kutub al alamiyah, t.th), hlm. 95. 55 Abi Abdillah Muhammad bin ahmad al anshori al Qurtubi, Al- Jami’ Al-ahkam Al Qur’an Jilid V, (Beirut: Dar Al Kutub al ilmiah, t. th), hlm. 110. 54
56
Soenarjo dkk, op.cit., hlm. 428
37
mema dan mengambil harta secara bathil. Munkar adalah sesuatu yang dianggap jelek oleh syara’ dan akal seperti pembunuhan dan memukul tanpa hak. Bagyi: mendholimi manusia. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 23
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (Q.S. AlA’raaf:23).57
ﻭﻳﻨﻬﺎﻛﻢ ﻋﻤﺎﻳﻨﻬﺎﻛﻢ ﻋﻨﻪ,)ﻳﻌﻈﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬﻛﺮﻭﻥ( ﺍﻯ ﻳﺄﻣﺮﻛﻢ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺍﳋﲑ
ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺮ ﻟﺘﺘﻌﻈﻮﺍ ﻭﺗﺘﺬﻛﺮﻭﺍ ﻭﺗﺘﻌﻠﻤﻮﺍ ﲟﺎ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﻣﺮﺿﺎﺓ ﺍﷲ ﺗﻌﺎﱃ
(Dia “Allah” memberi pelajaran kepada kalian, agar kalian dapat mengambil pelajaran): Memerintahkan kepada kalian kebaikan dan melarang segala sesuatu yang di larang dari segi kejelekan agar kalian (manusia) dapat mengambil pelajaran, dan mengamalkannya apa yang terdapat di dalamnya agar mendapatkan keridhoan Allah Ta’ala. Dari beberapa penafsiran tersebut di atas dapat penulis ambil kesimpulan, bahwa ayat 90 dari surat Al-Nahl menjelaskan : Tentang nilai-nilai pendidikan akhlak hal ini sejalan dengan pendapat Ali Ash Shobuni tentang
)ﺍﻥ ﺍﷲ ﻳﺄﻣﺮﻛﻢ ﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ( ﺍﻱ ﻳﺄﻣﺮﻛﻢ ﲟﻜﺎﺭﻡ ﺍﻻﺧﻼﻕ ﺑﺎﻟﻌﺪﻝ ﺑﲔ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺍﻻﺣﺴﺎﻥ ﺍﱃ ﲨﻴﻊ ﺍﳋﻠﻖ Sesungguhnya Allah memerintahkan berlaku adil dan ihsan dengan ahlakahlak yang mulia dengan berlaku adil di antara manusia dan berbuat baik pada seluruh mahluk.58 Sedangkan menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, bahwa Allah menyuruh berlaku adil dalam berhubungan dengan Allah ”aqidah” dan adil terhadap sesama manusia. 57
Ibid., hlm. 224 Muhammad ali Ash Shobuni, Shofwa’tu at-tafsir, Jilid II, (Beirut: Darul Al Qur’anul Karim, t.th), hlm. 139. 58
38
Dari bependapat di atas dapat di simpulkan bahwa Allah menyuruh pada manusia untuk berakhlak yang baik dengan cara berbuat adil dalam sikap, ucapan dan tindakan serta berbuat ihsan dalam segala aspek kehidupan baik berhubungan dengan Allah dan sesama makhluk ciptaanNya. Kemudian menurut Ar-Razi:
) ﻭﺍ ﻳﺘﺎﺀ ﺫﻯ ﺍﻟﻘﺮﰉ( ﻳﺮﻳﺪ ﺻﻠﺔ ﺍﻟﺮﺣﻢ ﺑﺎﳌﺎﻝ ﻓﺎﺀﻥ ﱂ ﻳﻜﻦ ﻓﺒﺎﻟﺪﻋﺎﺀ Menyambung hubungan kekerabatan dengan cara silaturrahiim baik dengan harta maupun dengan doa,59 menyambung hubungan kekerabatan baik kerabat dekat maupun jauh,60 Dan yang lebih diprioritaskan adalah kerabat yang fakir.61 Dari beberapa pendapat mufassir di atas dapat di simpulakan bahwa ita’i dzi al-qurba adalah untuk menyambung hubungan kekerabatan dengan cara silaturrahmi dan tolong menolong baik yang kaya, miskin, yang jauh maupun yang dekat, apabila tidak mampu maka dapat menyambungnya dengan do’a. Sedangkan wahbah Azzuhaily mengatakan bahwa:
ﺍﻟﺸﻴﺌﻰ ﺍﶈﺮﻡ ﻛﺎﻟﺰﱏ: )ﻭﻳﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺍﻟﻔﺤﺸﺎﺀ ﻭﺍﳌﻨﻜﺮ ﻭﺍﻟﺒﻐﻰ( ﻭﺍﻟﻔﺤﺸﺎﺀ ﻭﺍﻟﺸﺮﻗﻪ ﻭﺷﺮﺏ ﺍﳌﺴﻜﺮ ﻭﺍﺧﺬ ﺍﻣﻮﺍﻝ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﺎﻟﺒﺎﻃﻞ ﻭﺍﳌﻨﻜﺮ ﻣﺎﻗﺒﺤﻪ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﻇﻠﻢ ﺍﻟﻨﺎﺱ: ﻛﺎﻟﻘﺘﻞ ﻭﺍﻟﻀﺮﺏ ﺑﻐﲑ ﺍﳊﻖ ﻭﺍﻟﺒﻐﻲ,ﻭﺍﻟﻌﻘﻞ Dan Allah melarang berbuat fahsya’ munkar dan baghyu). Fahsya’ adalah sesuatu yang diharamkan seperti zina, mencuri, minum-minuman yang mema dan mengambil harta secara bathil. Munkar adalah sesuatu yang dianggap jelek oleh syara’ dan akal seperti pembunuhan dan memukul tanpa hak. Bagyi: mendholimi manusia. Larangan berbuat fahsya’, munkar, baghyu, termasuk akhlak madzmumah karena Allah sudah jelas-jelas melarangnya. Dan perbuatan 59
Ibid. Alaudin ali bin Muhammad bin Ibrahim al bagdady, Tafsir Al Khazin, Juz III (Beirut: Dar al Kutub al alamiyah, t.th), hlm. 95. 61 Abi Abdillah Muhammad bin ahmad al anshori al Qurtubi, Al- Jami’ Al-ahkam Al Qur’an Jilid V, (Beirut: Dar Al Kutub al ilmiah, t. th), hlm. 110. 60
39
tersebut apabila di lakukan maka akan menyebabkan keresahan masyarakat dan ummat. Pada ahir surat Al-Nahl ayat 90
ﻳﻌﻈﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺬﻛﺮﻭﻥ Dia “Allah” memberi pelajaran kepada kalian, agar kalian dapat mengambil pelajaran. Ayat ini merupakan ayat yang berisikan pengajaran atau mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak sebagaimana yang telah di jelaskan di atas ”bahwa ayat tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak yang meliputi akhlak mahmudah dan akhlak madzmumah, dan harus di aplikasikan dalam sebuah pendidikan akhlak.