BAB II RIWAYAT HIDUP MUSTAFA KEMAL ATATURK
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai riwayat hidup Mustafa Kemal Ataturk yang meliputi latar belakang keluarga dan kehidupan Mustafa Kemal Ataturk dari kelahirannya sampai akhir hayatnya.
A. Latar Belakang Keluarga dan Masa Muda Mastafa Kemal Mustafa Kemal Ataturk lahir di Salonika sebelah utara Yunani pada tanggal 12 Maret 1881 19. Ayahanda Mustafa Kemal Ataturk yang bernama Ali Riza Efendi adalah seorang pegawai bea cukai yang mempunyai kedudukan rendah yang kemudian menjadi pedagang kayu. Ayahnya Ali Riza Efendi hanya memberikan nama Mustafa. Ibunda Mustafa Kemal bernama Zubeyda Hanim. Ibu nya Zubeyda Hanim adalah putri dari keturunan Turki tua yang telah mengatur kota Langasa dekat Salonika, Zubeyda Hanim mempunyai watak yang kuat yang tidak mudah menyerah kepada kehendak sang suami khususnya dalam usaha mendidik anaknya. Ali Riza dan Zubeyda mempunyai pandangan yang berbeda dalam memberikan pendidikan kepada Mustafa. Ali Riza, sang ayah, ingin agar Mustafa masuk ke sekolah umum, tapi Zubeyda tetap bersikeras Mustafa harus hafal Quran; ia harus jadi seorang hoja (guru agama). Mustafa pun dikirim masuk sekolah Fatimah Mullah Kadin, pendidikan Islam yang terkemuka di Kota Salonika. Diterima di sekolah itu agaknya sesuatu yang istimewa. Dalam buku
19
Mango, Ataturk, (London: John Murray, 2002) hal 19
Universitas Sumatera Utara
Atatürk: The Rebirth of a Nation, Patrick Kinross mengutip penuturan Mustafa tentang upacara di hari pertama itu : “Di pagi hari, ibunya mendandaninya dengan pakaian putih dan kalung leher bersulam emas; sorban melingkar di kepala. Ia pun dijemput seorang hoja beserta ulama lain. Mereka melangkah ke jalan dalam semacam prosesi ke sekolah. Di sekolah yang bertaut dengan sebuah masjid itu, doa bersama pun dibacakan. Lalu sang guru membimbing Mustafa masuk ke sebuah ruang. Di sana sebuah Quran sudah siap terbuka”. 20
Mustafa tak lama bersekolah di situ, ayahnya memindahkan Mustafa ke sekolah umum yang diasuh Shemsi Effendi. Pada usia 12 tahun, ayah Mustafa meninggal dunia, sehingga ia hanya dibesarkan oleh ibunya. Setelah kepergian sang ayah, Mustafa masuk ke sekolah militer di Selanik dan Manastir 21, keduadua tempat ini adalah pusat nasionalisme Yunani yang anti Turki. Mustafa belajar disekolah menengah militer di Selanik. Di sekolah tersebut nama Mustafa ditambah dengan nama Kemal 22 oleh guru matematikanya sebagai pengakuan atas kecerdasan akademiknya. Mustafa Kemal menikah dengan seorang wanita bernama Latifa. Pernikahan Mustafa Kemal hanya berjalan singkat selama dua tahun antara tahun 1923-1925, disebabkan istri Mustafa Kemal meninggal dunia. Dari pernikahannya yang singkat, dia tak memperoleh anak. Tetapi Mustafa mmpunyai banyak anak angkat, dan yang paling dikenal publik adalah Ulku 23.
20
Di akses dari internet : http://caping.wordpress.com/2007/08/27/turki/, terbitan 27 Agustus 2007 Posted by anick in All Posts, Demokrasi, Sekularisme, Tokoh, diakses 22 Februari 2008. 21 Manastir sebuah daerah di Yunani pada masa Dinasti Usmani dan kini bernama Bitola. 22 Kemal = Kesempurnaan 23 Mango, Op Cit. Hal 20
Universitas Sumatera Utara
B. Karir militer Mustafa Kemal Mustafa Kemal masuk ke akademi militer di Manastır pada tahun 1895. Ia lulus dengan pangkat letnan pada tahun 1905 dan ditempatkan di Damaskus. Di Damaskus ia segera bergabung dengan sebuah kelompok rahasia kecil yang terdiri dari perwira-perwira yang menginginkan pembaruan. Kelompok ini kemudian bernama Vatan ve Hürriyet (Tanah Air dan Kemerdekaan), dan menjadi penentang aktif rezim Dinasti Usmani. Pada tahun 1907 ia ditempatkan di Selanik dan bergabung dengan Komite Kesatuan dan Kemajuan yang biasa disebut sebagai kelompok Turki Muda 24. Mereka menentang rezim yang dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Mereka mengutuk Sultan karena menekan segala pemikiran liberal yang akan menghancurkan kekuasaan Islam. Mereka tidak bosan-bosan menuduh Islam sebagai penanggungjawab atas keterbelakangan Turki dan melampiaskan perasaan benci mereka kepada Syari'ah Islam yang mereka anggap kuno dan terhadap tasawuf sebagai bahan ejekan. Anggota-anggota dan perkumpulan ini bersumpah akan
menghilangkan
kesultanan
dan
menggantikannya
dengan
bentuk
pemerintahan ala barat lengkap dengan Konstitusi dan Parlemen, menghancurkan kekuasaan Ulama dan menghapuskan Purdah dan Kudung, menyatakan persamaan mutlak antara pria dan wanita. Tidak lama kemudian Mustafa Kemal manjadi pemimpinnya. Pada tahun 1908 kaum Turki Muda merebut kekuasaan dari Sultan Abdul Hamid II, dan Mustafa Kemal menjadi tokoh militer senior. Pada tahun 1911, ia pergi ke provinsi Libya untuk ikut serta dalam melawan invasi Italia. Pada bagian
24
Acmad munif, 50 Tokoh Politik Legendaris Dunia, (Jakarta: Narasi, 2007) Hal 147
Universitas Sumatera Utara
pertama dari Perang Balkan Mustafa Kemal terdampar di Libya dan tidak dapat ikut serta, tetapi pada Juli 1913 ia kembali ke Istanbul dan diangkat menjadi komandan pertahanan Dinasti Usmani di wilayah Canakkale di pantai Trakya (Thracia). Pada 1914 ia diangkat menjadi atase militer di Sofia, sebagi bagian siasat untuk menyingkirkannya dari ibu kota dan dari intrik politiknya 25. Ketika Dinasti Usmani terjun ke Perang Dunia I yang bersekutu di pihak Jerman, Mustafa Kemal ditempatkan di Tekirdag (Laut Marmara). Ia kemudian dipromosikan menjadi kolonel dan ditempatkan sebagai komandan divisi di daerah Gallipoli (bahasa Turki: "Gelibolu"). Ia memainkan peranan kritis dalam pertepuran melawan pasukan sekutu Inggris, Perancis dan ANZAC dalam Pertempuran Gallipoli pada April 1915. Di sini ia berhasil menahan pasukanpasukan sekutu di Conkbayiri dan di bukit-bukti Anafarta 26. Karena keberhasilannya ini, pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal, dan dengan demikian memperoleh gelar Pasha dan memperoleh pengaruh yang semakin luas dalam upaya-upaya peperangan 27. Mustafa Kemal Pasha memperoleh penghormatan dari bekas lawanlawannya karena keberaniannya dalam kemenangan. Memorial Mustafa Kemal Atatürk mempunyai tempat terhormat dalam Parade ANZAC Parade di Canberra. Di tugu peringatan ini tertulis kata-katanya: “Para pahlawan yang menumpahkan darahnya dan kehilangan nyawanya ... kalian kini terbaring di tanah dari negara sahabat. Karena itu beristirahatlah dengan damai. Tidak ada perbedaan antara Johnny dan Mehmet di mana mereka kini terbaring berdampingan di negara kita... Kalian, para ibu yang mengirim anak-anaknya ke negara-negara yang jauh, hapuskanlah air matamu. Anak-anakmu kini berbaring di
25
Erik J. Zurcher, Sejarah Modern Turki, (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2003) Hal 115-116 Ibid. Hal 148-149 27 Mango, Op Cit. Hal 22 26
Universitas Sumatera Utara
haribaanmu di dalam kedamaian. Setelah kehilangan nyawa mereka di negeri ini, mereka pun telah menjadi anak-anak kami” 28.
Pada 1917 dan 1918 Mustafa Kemal Pasha dikirim ke front Kaukasus untuk
berperang
melawan
pasukan-pasukan
Rusia,
yang
berhasil
dimenangkannya. Ia kemudian ditempatkan di Hejaz, untuk melakukan perlawanan terhadap pemberontakan Arab yang didukung oleh Inggris melawan kekuasaan dinasti Usmani 29. Setelah melepaskan jabatannya, akhirnya ia kembali untuk berdinas dalam mempertahankan Palestina, namun gagal. Pada Oktober 1918 Ottoman menyerah kepada Sekutu, dan Mustafa Kemal menjadi salah seorang pemimpin partai yang memilih untuk mempertahankan wilayah yang lebih kurang sama dengan yang dikuasai oleh Turki sekarang, sementara setuju untuk mengundurkan diri dari semua wilayah lainnya 30. Sementara pasukan Sekutu mulai menduduki Kekaisaran Ottoman, kaum revolusioner
Turki
mulai
memperlihatkan
perlawanan.
Mustafa
Kemal
mengorganisir gerakan-gerakan "Kuva-i Milliye" (Angkatan Nasional) yang paling berhasil, yang berkembang menjadi Perang Kemerdekaan Turki. Revolusi Mustafa Kemal dimulai dengan penempatannya di Samsun, dan di sana ia diberikan kekuasaan darurat sebagai Inspektur Divisi Militer ke-19. Begitu tiba di Anatolia, ia menafsirkan kekuasaannya secara bebas, dan menghubungi serta mengeluarkan perintah-perintah kepada para gubernur provinsi dan panglima militer daerah. Ia menyuruh mereka untuk melawan pendudukan. Pada Juni 1919 Mustafa Kemal dan teman-teman dekatnya mengeluarkan Deklarasi Amasya yang menggambarkan mengapa wewenang
28
Ahmad Syalabi, Imperium Turki Usmani, (Jakarta: Kalam Mulia, 1988) Hal 67-68 Erik J. Zurcher, Op Cit. Hal 150 30 DR. Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004) Hal 119 29
Universitas Sumatera Utara
Istanbul tidak sah. Para perwira Turki Muda secara politis mempromosikan gagasan bahwa pemerintahan di pengasingan harus dibentuk di suatu tempat di Anatolia. Perintah Istanbul untuk menghukum mati Kemal datang terlambat. Sebuah parlemen baru, Dewan Agung Nasional, dibentuk di Ankara pada April 1920. Dewan ini menganugerahkan kepada Mustafa Kemal Pasha gelar 'Presiden Dewan Nasional, menolak pemerintahan Sultan di Istanbul dan menolak Perjanjian Sevres 31. Pada Tahun 1938, Mustafa Kemal dalam usia 57 tahun meninggal dunia karena radang hati yang disebabkan oleh kecanduan alkohol. Gaya hidupnya merupakan beban yang sangat hebat bagi tubuhnya. Konsumsi alkohol pada diskusi-diskusi makan malam, merokok, dan kerja keras dalam jangka waktu yang panjang dengan sedikit tidur dan istirahat, serta mengerjakan proyek-proyek dan impiannya telah menjadi gaya hidupnya. Seperti yang telah dikatakan sejarahwan Will Durant, orang yang mengabdikan hidupnya kepada perang, politik, dan kehidupan masyarakat dengan cepat akan rontok, dan ketiganya ini merupakan semangat Atatürk. Di hari terakhir, peti mati Ataturk ditutup bendera Turki: merah, bulan sabit dan bintang putih. Dari Dolmabhache jenazahnya dibawa melintasi Bosporus lewat Jembatan Galata. Lalu diangkut naik kapal perang menuju Izmit. Dari Izmit, rombongan duka itu naik kereta api menuju Ankara. Riwayat Ataturk pun berakhir di bukit Anittep 32
31
Erik J. Zurcher, Op Cit, Hal 174-175 Diakses dari internet : http://id.wikipedia.org/wiki/Mustafa_Kemal_Atat%C3%BCrk, terbitan tahun 2000, penulis dari tim Wikipedia Indonesia, diakses pada 14 Februari 2008. 32
Universitas Sumatera Utara