BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG
A. Sejarah Ringkas Perusahaan Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM) adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional SoekarnoHatta.Lokasi Bandara ini dulunya bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Serdang,
Sumatera
Utara.Pembangunan
Bandara
ini
dilakukan
untuk
menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang sudah berusia 85 tahun.Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi “Main Hub” yaitu pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya. Selain itu, adanya kebijakan untuk melakukan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu adalah karena keberadaan Bandara Internasional Polonia di tengah kota Medan yang mengalami keterbatasan operasional dan sulit untuk dapat dikembangkan serta kondisi fasilitas yang tersedia di Bandara Polonia sudah tidak mampu lagi menampung kebutuhan pelayanan angkutan udara yang cenderung terus meningkat. Adapun tahapan-tahapan penetapan Bandara Internasional Kualanamu sebagai pengganti Bandara Polonia adalah sebagai berikut : 1992 : Dilakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara,
9
10
dimana terhadap 6 (enam) alternatif lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan Kualanamu, Pantai Cermin & Hamparan Perak (masing-masing dua lokasi). Dengan memperhatikan 6 (enam) aspek sebagai berikut: a.
Rencana Tata Ruang Wilayah;
b.
Pertumbuhan Ekonomi;
c.
Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan udara;
d.
Keamanan dan keselamatan penerbangan;
e.
Keterpaduan intra dan antar moda; dan
f.
Pertahanan keamanan Negara;
Terpilih 2 (dua) alternatif lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar
Udara
Polonia
yaitu
di
kawasanKualanamu dan Pantai
Cermin (masing-masing satu lokasi). 1994: Dilakukan studi pembuatan Master Plan & Basic Design Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu & Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi). 1995 :Penetapan lokasi Bandar Udara Baru di KUALANAMU sebagai pengganti Bandar Udara Polonia melaluiKeputusan
Menteri Perhubungan
Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 (6 Nopember 1996).
11
1996:Dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas 1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelengara bandar umum. 1997:Dilakukan studi Review Master Plan & Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu oleh PT. Angkasa Pura II (Persero). Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu dengan sistem “Ruislag” (tukar guling dengan Bandar Udara Polonia), pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT. Citra Lamtoro Gung Persada.Terkait terjadinya krisis ekonomi pada era pemerintahan Orde Baru,
maka
status
pembangunan
Kualanamu “Ditangguhkan
Bandar
Udara
Pelaksanaannya” melalui
Baru
KEPPRES
Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20 September 1997; Kemudian terjadi
perubahan
status
pembangunan
Bandar
Udara
Baru
Kualanamu “Untuk Diteruskan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal 1 Nopember 1997; 1998 : Kembali terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk
Ditangguhkan
Pelaksanaannya” melalui
KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998; 2002: Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian
terkait untuk
melakukan
penilaian
kelayakan
penerusan proyek-proyek yang ditangguhkan pelaksanaannya (termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu)pada tanggal 22 Maret 2002;
12
Selanjutnya Kementrian Perhubungan c/q Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria/ karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara Baru di Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Dan atas persetujuan Presiden RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari BLN/LOAN, namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu menyetujui pendanaan dari APBN dan Sharing dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum. 2003 : Pembuatan Detail Engineering Design pembangunan Bandar Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II (Persero). 2006 : Peletakan
Batu
Pertama sebagai
awal
dimulainya
pelaksanaan
pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil Presiden RI M. YUSUF KALLA. 2007 : Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun 2007 (16 Juli 2007) dan perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No.: KM 61 Tahun 2007 (29 November 2007). Penetapan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) Bandar Udara Baru Kualanamu
dengan
Peraturan
Menteri
No.: KM 57 Tahun 2007 (2 Nopember 2007).
Perhubungan
13
2008 :
Pelaksanaan sampai target
Pembangunan
Bandar
Udara
Baru
Kualanamu
dengan saat ini dan diharapkan dapat diselesaikan sesuai pengoperasian
bandar
udara
yang
telah
ditetapkan
pemerintah. 2013 : Perngoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 25 Juli 2013. 2014 : Tanggal 27 Maret 2014 Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan
oleh
Presiden
RI
Susilo
Bambang
Yudhoyono
(http://kualanamu-airport.co.id/id/general/about-us). Sejak Tahun 2000 Bandar Udara yang masuk ke PT. Angkasa Pura II (Persero) berjumlah menjadi dua belas Bandar Udara diantaranya: 1. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, 2. Bandar Udara Internasional Halim Perdana kesuma di Jakarta, 3. Bandar Udara Sultan Mahmud Baharuddin II di Palembang, 4. Bandar Udara Internasional Supadio di Pontianak, 5. Bandar Udara Internasional Kualanamu Deli Serdang (sebelumnya Polonia di Medan, 6. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, 7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim di Pekan Baru,, 8. Bandar Udara Internasional Minangkabau di Padang, 9. Bandar Udara Husein Sastra Negara di Bandung, 10. Bandar Udara Kijang di Tanjung Pinang, 11. Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, 12. Bandar Udara Sultan Taha di Jambi.
14
B. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang turut mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Dalam suatu struktur organisasi terdapat kerangka kerja yang menggambarkan wewenang, tanggung jawab dan hubungan tiap bagian yang ada didalamnya.Dari struktur organisasi dapat terlihat jenjang wewenang dan tanggung jawab atasan hingga bawahan didalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Kantor
cabang
PT.
Angkasa
Pura
II (Persero)
Bandar
Udara
KualanamuDeli Serdang adalah unit pelaksana PT. Angkasa Pura II (Persero) dan dipimpin oleh seorang General Manager.Susunan Organisasi sesuai dengan keputusan direksi PT. Angkasa Pura II (Persero) No.KEP 58/OM.00/AP-II/1994, diubah lagi menjadi KEP. 471/OM.00/1988 tanggal 4 September 1998 tentang pemberlakuan organisasi, peraturan, sistem dan prosedur pada kantor cabang PT. Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu,Deli Serdang terdiri dari: 1. General Manager, 2. Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU), 3. Divisi Pelayanan Operasi Bandara, 4. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik, 5. Divisi Teknik Umum dan Peralatan, 6. Divisi Administrasi dan Komersil, 7. Kelompok Petugas Operasi (Officer In Charge).
15
Selanjutnya akan diuraikan secara garis besar mengenai tugas dan fungsi serta tanggung jawab para pelaksana jalannya roda perusahaan dilingkungan PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Kualanamu(Stuktur Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Kualanamu dapat dilihat pada Lampiran I).
C. Uraian Tugas Perusahaan (Job Description) Adapun Uraian Tugas (Job Description) setiap bidang divisi pada PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara KualanamuDeli Serdang adalah sebagai berikut: 1. General Manager General Manager berperan sebagai manajemen puncak di PT. Angkasa Pura II (Persero) BandaraKualanamu, yang berfungsi sebagai berikut: a. penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pelayanan organisasi keselamatan lalu lintas udara, b. penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan opeasional Bandara, c. penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersil, d. penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemilihan fasilitas tehnik elektonika dan listrik, e. penyiapan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi, f. penyiapan,
pelaksanaan
dan
pengendalian
kegiatan
keuangan
perlengkapan. 2. Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) Divisi Pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara (LLU) bertugas:
dan
16
a. menyiapkan dan melakukan Kegiatan Aerodrome dan Aproach Control (terminal control area), b. menyiapkan dan melaksanakan Areal control, c. menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pelayanan bantuan operasi penerbangan (penerbangan aeronautika). Divisi ini befungsi sesuai dengan tugas yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, divisi pelayanan operasi lalu lintas udara ini dibantu oleh beberapa dinas yaitu: 1) Dinas Pelayanan Terminal, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengendalian dan pengawasan operasi lalu lintas udara di Bandara Polonia Medan dan wilayah udara sekitarnya, di wilayah uadara terminal control area, di wilayah udara pendekatan termasuk control zone, 2) Dinas
Pelayanan
Areal
Control
(ACC),
yang
mempunyai
tugas
melaksanakan kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya, 3) Dinas Pelayanan Bantuan Operasi Penerbangan/Penerbangan Aeronotika (BOP/RANGTIKA), yang mempunyai tigas melaksanakan kegiatan pengiriman dan penerimaan berita-berita penerbangan melalui hubungan antar
stasiun
pengolahan,
komunikasi pengumulan,
penerbangan penyampaian
serta dan
melakukan penyebaran
penerbangan. 3. Divisi Pelayanan Operasi Bandara Divisi pelayanan Operasi Bandara mempunyai tugas: a. menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan bandar udara,
kegiatan informasi
17
b. menyiapkan
dan
melaksanakan
kegiatan
pertolongan
kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran, c. menyiapkan dan melaksanakan pengamanan bandar udara. Untuk menyelengarakan tugas tersebut, divisi pelayanan udara mempunyai fungsi penyiapan dan pelaksanaan operasi sesuai dengan tugas yang dimiliki. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, divisi pelayanan operasi udara dibantu oleh beberapa dinas yang bertanggung jawab kepadanya, yaitu: 1) Dinas Pelayanan Bandar Udara, yang mempunyai tugas melaksanakan pengaturan pelayanan disisi udara (airside), pengaturan layanan di terminal dan fasilitasnya, sisi darat, pelayanan penerangan dan komunikasi umum yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai jasa bandar udara, pengurusan perizinan masuk/pas bandara serta sistem informasiopersional bandar udara, 2) Dinas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), yang mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medis dilingkungan kerja bandar udara sekitarnya, 3) Dinas Pengamanan Bandar udara, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengamanan di lingkungan kerja Bandar udara. 4. Divisi Teknik Elektronika dan Listrik Divisi teknik Elektronika dan Listrik mempunyai tugas: a. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas teknik elektronika, b. menyipakan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemelihraan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar,
18
c. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fsilitas teknik listrik, d. membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik elektronika dan listrik sesuai pelimpahan kewenangan yang diberikan direksi. Untuk melaksanakan tugasnya, Divisi Teknik Elektronika dan Listrik dibantu oleh beberapa dinas yaitu: 1) Dinas Telekomunikasi dan Teknik Elektronika Bandara, yang mempunyai tugas melaksanakan kegitan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas telekomunikasi penerbangan, eletronika dan pelaporan fasilitas telekomunikasi penerbangan, elektronika bandar udara dan komputer, 2) Dinas Teknik Navigasi Udara dan Radar, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar, 3) Dinas Teknik Listrik, yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas listrik. 5. Divisi Teknik Umum dan Peralatan Divisi Teknik Umum dan peralatan mempunyai tugas: a. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian dan pelaporan fasilitas bangunan, b. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian dan pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandar udara, c. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengoperasian dan pelaporan fasilitas teknik, mekanikal dan peralatan,
19
d. membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan sesuai pelimpahan wewenang yang diberikan direksi. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, divisi teknik umum dan peralatan mempunyai fungsi menyiapkan dan pelaksanaan kegiatan sesuai tugas yang menjadi wewenang dan tanggung jawab. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Divisi Teknik Umum dan Peralatan dibantu oleh tiga dinas yaitu: 1) Dinas Teknik Bangunan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas bangunan terminal, banguan operasional dan bangunan umum, 2) Dinas Teknik Landasan dan Tata Lingkungan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandar udara, 3) Dinas Teknik Mekanikal dan Peralatan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas mekanikal peralatan. 6. Divisi Administrasi dan Komersil Divisi Administrasi dan Komersil mempunyai Tugas a. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolaan usaha komersil, b. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolaan keuangan, c. menyiapkan dan melakukan kegiatan akuntansi, d. menyiapkan dan melakukan kegiatan pengelolaan perlengkapan, e. menyiapkan
dan
melakukan
ketatausahaan dan umum.
kegiatan
administrasi
kepegawaian,
20
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Divisi Administrasi dan Komersil dibantu oleh beberapa dinas, yaitu: 1) Dinas Komersil, mempunyai tugas menyiapkan pengembangan dan melaksanakan kegiatan komrsil yang meliputi pengumpulan data dan produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa aeronautika dan jas non penerbangan maupun usaha-usaha lain yang mempunyai hubungan usaha-usaha kebandar udaraan, 2) Dinas Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan dan anggaran, 3) Dinas Akuntansi, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan akuntansi, 4) Dinas Perlengkapan, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengadaan pergudangan dan administrasi perlengkapan, 5) Dinas Kegawaian dan Umum, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Administrasi kepegawaian, kesejahteraan, dan pelayanan kesehatan pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan, penyelenggaraan informatika, manajerial dan pengolahan data serta pentiapan ikatan kerja. 7. Kelompok Petugas Operasi (officer in charge) Kelompok petugas operasi terdiri dari sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang setingkat kepala divisi yang merupakan pelaksanaan non sruktural dalam menanggulangi permasalahan operasional tingkat pertama di Bandar udara, berfunsi secara bergantian mengkoordinir kegiatan tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya kelompok petugas operasi bertanggung jawab kepada General manager. Susunan struktur organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Kualanamu dapat dilihat pada Gambar 2.1.
21
22
D. Jenis Usaha Perusahaan PT. Angkasa Pura II (Persero) yang kemudian disingkat menjadi PT. AP II adalah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa Bandar Udara dan keselamatan penerbangan. Untuk memperjelas jenis kegiatan usaha PT. AP II ini dibawah ini akan dijelaskan Tugas, Fungsi dan Sifat Usahanya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.3 tahun 1985 tentang Perusahaan Umum Angkasa Pura II. Peraturan Pemerintah No.3 tahun 1986 mengenai sifat usaha, maksud dan tujuan, lapangan usaha serta sumber pendapatan usaha sebagai berikut: 1. Sifat usaha adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan, 2. Maksud dan tujuan adalah untuk turut serta dalam membangun ekonomi dan ketahanan nasional sesuai kebijakan pemerintah melalui penyelenggaraan penyediaan dan pengusahaan Bandar udara untuk turut menunjang kelancaran angkutan udara secara aman, selamat dan efisien, 3. Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan negara, perusahaan menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut: a. penyediaan, pengusahaan pengembangan jasa bandar udara, b. perencanaan pengembangan dan pemeliharaan bandar udara, c. usaha-usaha lain yang dapat menunjang tecapainya tujuan perusahaan dengan persetujuan menteri, d. penetapan tata guna tanah, pengelolaan tanah dan daerah dalam lingkungan kerja bandar udara berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
23
E. Kinerja Usaha Terkini Perusahaan Bandar Udara InternasuonalKualanamu dalam meningkatkan kualitas pelayanannya telah memiliki standar faktor keselamatan, karena lokasi Bandar Udara Internasional Kualanamu yang berada jauh dari kota atau pemukiman warga masyrakat sehingga kecil kemungkinan ada pesawat jatuh di tengah kota. Maka dari itu untuk memenuhi standar keselamatan bandar udara maka PT. Angkasa Pura II (persero) berusaha terus untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
F. Rencana Kegiatan Perusahaan PT. Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu pada 2016 ini kegiatannya sama seperti tahun sebelumnya yaitu melayani penerbangan dan penyelamatan penerbangan. PT. Angkasa Pura II (Persero) Kualanamu juga melaksanakan kegiatan seperti penerimaan dari penyewaan kios–kios dan pas masuk bandara.