BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI
A. Pengertian Program Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler. 1 Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam pengembangan diri, di antaranya pemecahan masalah pribadi dan kehidupan sosial, penanganan masalah belajar, pengembangan karir, dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam ekstrakurikuler. Pengembangan diri pada siswa Sekolah Dasar terutama ditujukan untuk pengembangan minat, bakat dan kreativitas peserta didik. Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimilki guru untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh peserta didik, Menurut E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru menyebutkan, pengembangan peserta didik dapat dilakukan dengan: 2
1
Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm. 9. 2 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 111 - 113.
20
21
1. Kegiatan ekstra kurikuler, disamping dapat mengembangkan bakat dan keterampilan, ekstra kurikuler juga dapat membentuk watak dan kepribadian peserta didik. Karena biasanya dalam ekstra kurikuler ditanamkan disiplin, kebersihan, cinta lingkungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian peserta didik. Misalnya: Baca Tulis Al-Qur’an, Pramuka dan kesenian. Menurut B. Suryobroto, kegiatan ekstrakurikuler adalah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.3 2. Pengayaan dan remedial, Menurut Suharsimi Arikunto sebagimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, ada dua kegiatan untuk mengantarkan peserta didik untuk mencapai penguasaan bahan pelajaran yang dberikan. Yaitu Kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan.4 Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik secara tepat sehingga peserta didik tersebut menjadi lebih kaya akan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang mereka pelajari. Kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan
3
B. Suryobroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hlm.
286-287. 4
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 22.
22
kepada peserta didik yang belum menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut. 3. Bimbingan dan konseling pendidikan, sekolah berkewajiban memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karier.5 Menurut Soetjipto, Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.6 Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengembangan diri dapat dipadukan dengan muatan lokal, dengan cara memilih topik unggulan daerah (sebagai muatan lokal), yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensi peserta didik (sebagai pengembangan diri). Misalnya pembelajaran kesenian dan bahasa daerah. Semua itu tergantung kepada kreatifitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lain dalam mengelola dan mengembangkan program – program sekolahnya.
5 6
E. Mulyasa, op.cit., hlm. 113. Soetjipto, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 62.
23
B. Landasan Program Pengembangan Diri Landasan program pengembangan diri terdiri dari: landasan filosofis dan landasan hukum.7 1. Landasan Filosofis a. Manusia sebagai makhluk sosial yang educable perlu mendapatkan pendidikan untuk menjadikan manusia dewasa dan mandiri. Manusia juga makhluk unik yang berbeda antara satu dan lainnya dalam berbagai hal. b. Pengembangan diri dalam struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan fokus yang berkesinambungan dari sasaran program bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. c. Bimbingan dan konseling adalah profesi yang menekuni masalah sikap, kepribadian, serta keunikan manusia berupaya menelusuri dan membantu mewujudkannya menuju kedewasaan dan kemandirian sesuai bakat, minat serta keunikan tersebut. d. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program yang dipilih peserta didik berdasarkan bakat, minat, serta keunikannya meraih prestasi yang bermakna bagi diri dan masa depannya. 2. Landasan Hukum a. UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. b. PP RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. c. Permen Diknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
7
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 4
24
d. Permen Diknas RI Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dan No. 23 Tahun 2006, serta Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perbaikan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006. e. Permen Diknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. f. Dasar Standardisasi Profesi Konseling oleh Ditjen Dikti Tahun 2004 tentang arah Profesi Konseling di Sekolah dan Luar Sekolah.
C. Tujuan Program Pengembangan Diri Adapun tujuan program pengembangan diri, meliputi: 1. Tujuan Umum Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat dan kepribadian peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan. 2. Tujuan Khusus Secara
khusus,
pengembangan
diri
dimaksudkan
untuk
menumbuhkembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan keagamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah,
25
kemandirian
dan
kemampuan-kemampuan
lain
yang
mendukung
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. 8
D. Ruang Lingkup Program Pengembangan Diri Ruang lingkup program pengembangan diri, meliputi: 1. Ruang Lingkup Kegiatan a. Bimbingan konseling meliputi pengembangan: 1) kehidupan pribadi, 2) kemampuan sosial, 3) kemampuan belajar, b. Ekstrakurikuler, diantaranya meliputi kegiatan: 1) kepramukaan, latihan kepemimpinan, 2) ilmiah remaja, palang merah remaja, 3) seni, olahraga, cinta alam, jurnalistik, 4) keagamaan. 2. Ruang Lingkup Materi a. Pengembangan Minat dan Bakat 1) Motivasi 2) Kecenderungan 3) Sarana dan Prasarana 4) Kondisi fisik dan mental
8
12
Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 2001), hlm.
26
b. Pengembangan Kereativitas 1) Inisiatif 2) Kepemimpinan 3) Kerjasama 4) Disiplin 5) Sportivitas. 9
E. Bentuk Program Pengembangan Diri Pengembangan diri terdiri atas kegiatan bimbingan karir, konseling dan pengembangan kreativitas, dilakukan secara terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram (rutin, spontan, keteladanan)
dilaksanakan
secara
langsung
oleh
pendidik
dan
tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua peserta didik. 1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dalam ruang lingkup pengembangan kreativitas dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk antara lain: Pramuka, Baca Tulis Al-Qur’an, Sholat berjama’ah, Akhlak/budi pekerti, dan Olahraga. 2. Kegiatan Tidak Terprogram
9
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 19
27
Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut: a. Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri. b. Kegiatan Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: kunjungan rumah (home visit), pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).7 c. Kegiatan Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu. 10
F. Jenis Program Pengembangan Diri Adapun jenis program pengembangan diri, meliputi: 11 1. Program Tahunan, program pengembangan diri meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah. 2. Program Semesteran, program pengembangan diri meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan. 3. Program Bulanan, program pengembangan diri meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
10
M.Athiyah Al-Abrosyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 2001)., hlm.1 11 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran (Jakarta: PT.Hida Karya Agung, 2003), hlm.10.
28
4. Program Mingguan, program pengembangan diri meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan. 5. Program Harian, program pengembangan diri yang dilaksanakan pada harihari tertentu dalam satu minggu.
G. Materi Pengembangan Diri di SD Dalam Surat Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 423.5/142 tahun 2006 tentang Materi Pengembangan Diri Bidang Agama Islam SD/MI/SDLB, SMP/MTs, SMA/MA di Kabupaten Pekalongan dijelaskan bahwa materi PDBAI difokuskan pada penguatan Standar Kompetensi yang telah dirumuskan dalam KTSP dengan cakupan materi sebagai berikut: 1. Bidang Agama Islam dengan materi sebagai berikut: 12 a. Pengayaan dan penajaman materi yang terdapat pada kurikulum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (berorientasi pada kompetensi kognitif). b. Peragaan/praktik
keagamaan
secara
intensif
(berorientasi
pada
kinestetik/psikomotorik). c. Pembiasaan nilai-nilai keagamaan yang berorientasi pada performance dan kepribadian siswa, seperti berpakaian secara islami bagi siswa muslim setiap hari (berorientasi pada sikap/afektif). d. Pembiasaan tradisi ritual agama ditingkat lokal (tergantung karakteristik yang terdapat di lingkungan sekolah. 12
Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm. 9.
29
Adapun materi tersebut terdiri dari: Standar kompetensi dasar pengembangan diri bidang agama Islam tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Pekalongan adalah sebagai berikut: Baca Tulis Al-Qur’an, sholat berjama’ah serta akhlak/budi pekerti. 2. Kepramukaan Kegiatan kepramukaan ini dilaksanakan sehatiap hari Jum’at sehabis jam sekolah selesai yakni mulai jam 15.00 – 17.00 WIB. Materi yang diajarkan dalam kepramukaan ini meliputi kepanduan, tali temali, baris berbaris, survival, serta berbagai macam perlombaan jambore baik yang diadakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah mulai dari tingkat kecamatan hingga karisidenan. Dengan adanya kegiatan kepramukaan ini diharapkan dapat melatih kemandirian siswa. 3. Olahraga Kegiatan olahraga dilakukan setiap hari Senin dan Sabtu jam 15.00 – 17.30 WIB. Kegiatan olahraga ini dilakukan meliputi: bulu tangkis, sepak takraw, voli, serta lari. Diharapkan dengan kegiatan olahraga ini dapat memelihara kesehatan jasmani peserta didik. Dengan jasmani yang sehat maka peserta didik akan dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik di sekolah. Adapun mekanisme pelaksanaan kegiatan pengembangan diri adalah: 1. Kegiatan
pengembangan
diri
diberikan
di
luar
jam
pembelajaran
(ekstrakurikuler) dibina oleh guru-guru yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan surat Keputusan Kepala Sekolah).
30
2. Jadwal Kegiatan, yakni: No.
Nama Kegaitan
Hari
Waktu
1
Bimbingan Agama Islam Senin/Sabtu
Menyesuaikan kelas
2
Pramuka
Jum’at
masing-masing pukul
3
Olahraga
Senin/Sabtu
07.30 – 13.00 WIB
4
Kesenian
Sabtu
3. Alokasi waktu Untuk kelas I dan VI diberikan 2 jam pembelajaran (setara dengan 2 x 35 menit). 4. Penilaian Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada sekolah dan orang tua dalam bentuk kualitatif. Kategori
Keterangan
A
Sangat Baik
B
Baik
C
Cukup
D
Kurang
Dengan adanya program pengembangan diri diharapkan dapat melatih dan meningkatkan kecerda san anak didik serta membekali anak didik dengan pengetahuan yang dapat menjadi bekal kehidupan di masyarakat.
31
H. Prinsip Pengembangan Diri Adapun prinsip pengembangan diri meliputi:13 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Artinya bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan serta menghargai dan tidak deskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi dan keseteraan jender. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Olah karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan
kurikulum
dilakukan
dengan
melibatkan
pemangku
kepentingan (stake holder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
13
Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm. 9.
32
kebutuhan kehidupan, termasuk didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan atau pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesimbangan antar semua jenjang pendidikan. 6. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dengan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan moto Bhinneka Tunggal Ika dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).