Refleksi Diri Retreat Pengembangan Diri Oleh Florentsia Hanum (FKG, 1406572914) Pada 30 November 2014 mahasiswa Katolik fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, dan vokasi angkatan 2014 mengikuti Retreat Pengembangan Diri (RPD) di Wisma Sahabat Yesus yang beralamat di Jalan Margonda Raya nomor 531, Depok. Jadwal mengharuskan kami untuk memulai acara pukul 8 pagi, namun justru kenyataannya kami datang lebih pagi karena jika telat kami tidak diperbolehkan mengikuti RPD oleh Romo Markus Yumartana selaku dosen sekaligus pastur yang membimbing kami. Saya sendiri datang pukul 7.30 dan teman-teman yang lain pun datang pagi pula agar bisa bersiap-siap terlebih dahulu. Hal ini menurut saya sangat melatih kedisiplinan setiap pribadi agar tidak mengikuti stigma sebagai orang Indonesia yang sering kali terlambat karena terlambat merupakan suatu bentuk korupsi yaitu korupsi waktu. Setelah bersiap dan masih mempunyai waktu setengah jam sebelum jam 8, kami diperbolehkan latihan koor untuk misa yang akan diadakan pukul 4 sore nanti. Beberapa lagu dari teks lagu yang dibagikan ada yang belum bisa saya nyanyikan sebelumnya, namun untungnya teman-teman mau mengajari saya hingga saya bisa. Sebelum pukul 8 kami diminta Romo Yu untuk duduk melingkar pada pendopo wisma. Pada pukul 8 tepat kami memulai acara dan kami awali dengan membuat tanda salib yang dilanjutkan membuka Kitab Suci pada Mazmur 8. Ternyata, enam orang dari kami tidak membawa Kitab Suci, padahal sebelumnya Romo Yu telah menanyakan hal tersebut. Temanteman yang lupa membawa Kitab Suci diminta Romo Yu untuk mengambilnya di kapel sehingga acara mundur lima menit. Sikap Romo Yu yang tegas, bahkan sempat mengancam untuk tidak ikut RPD, menyadarkan kami agar senantiasa peka terhadap keadaan dan mempunyai inisiatif yang tinggi. Kemudian kami membaca ayat-ayat pada Mazmur 8 bersama-sama dan kemudian diulang sendiri-sendiri sambil menutup mata, lalu kami diminta untuk memilih ayat yang paling berkesan dan mengulanginya keras-keras untuk kemudian menjadi password kami selama RPD. Jika pada saat ditanya kami lupa password maka akan ada konsekuensi yang akan ditanggung. Saya memilih Mazmur 8:10 “Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi”. Saya memilih ayat itu karena menurut saya ayat tersebut merangkum ayat-ayat sebelumnya yang menceritakan kebaikan dan keagungan Allah serta cinta-Nya yang luar biasa kepada manusia. Dengan membaca ayat-ayat tersebut secara
berulang saya menjadi semakin sadar akan cinta Allah yang tak terhingga sekalipun manusia kerap kali berdosa dalam perjalanan hidupnya, sebagai manusia saya semakin menjadi sadar bahwa dengan berdosa sama saja saya tidak mensyukuri dan tidak berterimakasih atas rahmat yang diberikan-Nya. Kemudian kertas autobiografi yang kami kumpulkan pada awal semester dibagikan untuk direfleksikan. Kami menuliskan ayat yang telah kami pilih pada autobiografi tersebut. Sambil membaca ulang tulisan kami, kami juga diminta Romo Yu menggarisbawahi peristiwa yang baik disertai bintang dan peristiwa yang kurang berkenan disertai tanda salib. Kami kemudian diminta untuk menggambar potret kami pada bagian kertas yang kosong dan ditanyai berbagai pertanyaan seperti, siapakah orang yang berpengaruh dalam hidup saya, peristiwa apa saja yang sangat memengaruhi kehidupan saya hingga saat ini, seperti apa saya yang sebenarnya, bagaimana semangat saya dalam mengejar hal yang baik, bagaimana saya dalam hal pertemanan, dan kami juga diminta untuk menggambar lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar serta diminta untuk memilih satu dari ketiganya. Saya tertegun saat membaca ulang autobiografi saya, saat itu saya disadarkan lagi bahwa tangan Tuhan sangat bekerja dalam setiap detik hidup saya. Saya juga sadar bahwa peristiwa-peristiwa yang pernah tejadi dalam hidup saya merupakan proses pendewasaan yang sangat berharga sehingga saya dapat lebih mengenal pribadi saya sendiri dan relasi saya dengan Tuhan. Setelah refleksi diri kami diminta untuk sharing refleksi diri kami masing-masing pada kelompok-kelompok kecil. Di dalam kelompok saya bersama dengan Kebas, Berto, Evelyne, Laras, Reta, Alex, Marcell, dan Michelle. Kami bercerita, berdiskusi, dan kadang menyampaikan pendapat masing-masing dengan sangat seru, bahkan saking serunya kami menjadi kelompok terakhir yang selesai. Melalui sesi ini, saya berkenalan dan menjadi lebih dekat dengan mereka. Saya juga jadi merefleksikan kehidupan yang saya punya dengan kehidupan orang lain dan semakin sadar bahwa tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah namun Tuhan akan selalu ada untuk menopang dan menguatkan kita diatas segala masalah. Pada akhir sesi, kami mendoakan tiap-tiap anggota kelompok yang lain di kapel. Saya berdoa agar kami menjadi lebih bersyukur dan agar dapat menjadi terang dan garam di dunia serta agar kami dapat melalui segala rintangan hidup secara dewasa dan berpegang pada Tuhan. Setelah sesi sharing selesai, kami kembali ke pendopo dan kemudian bermain “Oba Obe”. Saya merasa lebih dekat dengan teman-teman dengan berganti-ganti pasangan menari sambil berkenalan. Seusai bermain, jarak yang awalnya ada antara FK, FKG, dan vokasi
memudar dan suasana menjadi lebih menyenangkan. Acara lalu dilanjutkan dengan presentasi dari perwakilan tiap fakultas. Presentasi pertama dimulai oleh Marcel danVian tentang Gereja dalam Lumen Gentium. Dalam presentasi tersebut dijelaskan mengenai hakikat Gereja Katolik dan modelmodel Gereja yang ada sebagai bentuk pemahaman Gereja terhadap dirinya sendiri. Romo Yu menambahkan bahwa hakikat Gereja adalah sebagai tubuh mistik Kristus dan juga kumpulan umat Allah. Selain itu, Romo Sua menambahkan bahwa setiap pemahaman Gereja akan dirinya atau model-model Gereja, masing-masing mempunyai konsekuensi. Kemudian Cece mempresentasikan mengenai Eutanasia. Cece menjelaskan jenis-jenis eutanasia, cara-cara eutanasia, serta pandangan Indonesia, dunia internasional, dan Gereja Katolik mengenai eutanasia. Pemahaman utama yang perlu digarisbawahi dari eutanasia adalah bahwa gereja menentang hal tersebut karena hanya Tuhan lah yang berhak atas kehidupan, namun eutanasia pasif secara moral dapat diterima. Pada akhir presentasi Romo Yu dan Romo Sua menambahkan dan menegaskan kembali materi penting mengenai eutanasia agar tidak terjadi kesalahpahaman konsep. Presentasi berikutnya dilakukan oleh James mengenai kontrasepsi. Poin penting yang saya dapat dari presentasi tersebut adalah bahwa Gereja menentang berbagai macam cara kontrasepsi buatan yang kemudian menghalangi salah satu hakikat pernikahan yaitu prokreasi, dimana Gereja Katolik kemudian menyarankan model kontrasepsi alami yang menggunakan kalender kesuburan dalam praktiknya. Lalu Michelle menjelaskan mengenai aborsi dan pandangan Gereja Katolik mengenai hal tersebut. Poin penting yang saya dapatkan adalah Gereja Katolik menentang aborsi dengan alasan apapun, hal itu berdasar pada rahmat kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan karena kehidupan sudah dimulai sejak terjadi fertilisasi oleh karena itu aborsi sama saja dengan pembunuhan sehingga pelaku dan tiap orang yang mendukung aborsi akan diekskomunikasi oleh Gereja. Presentasi berikutnya dilakukan oleh Kristin dan Herli yang berisi tentang peran awam. Dalam presentasi tersebut ditekankan bahwa peran awam adalah perwartaan, pelayan, serta pengkudusan dan secara umum para awam hadir dimana kaum religius tidak bisa hadir seperti pada bidang politik dan medis. Pada akhir presentasi Romo Yu menyegarkan kembali
ingatan kami waktu di kelas mengenai topik ini dan mengadakan kuis yang terdiri atas dua buah soal. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang kami diperbolehkan istirahat. Menu makan siang kami saat itu adalah soto. Seusai makan siang kembali kami dilatih untuk disiplin dengan mengembalikan alat makan pada tempat yang seharusnya serta menaruh dan memilah sampai pada tempatnya. Sekitar pukul setengah dua siang kami kembali kepada sesi presentasi di pendopo wisma. Presentasi kali ini adalah mengenai komunikasi sosial yang disajikan oleh Vira dan Claudio. Mereka menjelaskan dokumen-dokumen yang menjadi dasar komunikasi sosial, sikap Gereja Katolik terhadap hal tersebut, serta bagaimana kita sebagai umat Katolik harus memanfaatkannya dengan benar untuk menyampaikan kebenaran dan pewartaan. Presentasi terakhir dilakukan oleh Kebas dan Priscilla mengenai lingkungan hidup. Dalam presentasi disajikan fakta-fakta mengenai lingkungan yang membuat saya tercengang dan dokumen-dokumen yang menjadi dasar untuk umat Katolik menjaga lingkungan hidup. Lewat materi yang mereka presentasikan ini, saya semakin sadar untuk menjaga lingkungan diawali dengan langkah-langkah kecil yang dapat saya lakukan seperti hemat listrik, mengurangi pemakaian plastik, menanam pohon, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan sebagainya karena ligkungan semakin rusak dan perlu perhatian dan kesadaran ekstra untuk merawatnya. Melalui tujuh presentasi dari teman-teman FK, FKG, dan vokasi saya menjadi lebih sadar lagi tentang peran dan bagaimana saya harus menyikapi sesuatu sebagai umat Katolik khususnya jika kelak saya sudah benar-benar menjadi seorang dokter gigi. Seusai sesi presentasi, kami diberi kesempatan hingga jam empat untuk beres-beres persiapan perayaan ekaristi minggu advent pertama. Sebelumnya, kami sudah membagi-bagi tugas misa dan saya mendapatkan tugas koor. Dengan kegiatan menyiapkan ekaristi seperti ini kami menjadi lebih tahu pernak-pernik dan hal-hal apa saja yang dibutuhkan saat misa beserta waktu dan letaknya. Jam empat pun tiba dan kami segera meulai misa tepat waktu. Selain mahasiswa FK, FKG, dan vokasi yang sedang mengikuti RPD, datang pula kakak senior dari KMK UI yang aktif dalam kepengurusan untuk mengikuti perayaan ekaristi. Misa yang dipimpin Romo Yu tersebut pun kami lalui dengan suasana yang kondusif. Syukur kepada Allah misa berjalan dengan lancar. Pada akhir misa sebelum berkat, Romo Yu mengingatkan kembali akan tugas yang harus kami lakukan. Setelah misa kami pun membereskan pendopo yang
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks