BAB II PROFIL RSU DOLOKSANGGUL
A. Sejarah Singkat Perusahaan Perjalanan dan sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul sudah panjang dan lama boleh dikatakan sejak zaman Penjajahan Belanda, dimulai sekitar tahun 1906 oleh Tuan Pendeta Herling seorang Pendeta Missionari dari Barmen Jerman telah membangun sebuah Rumah Sakit yang disebut Rumah Sakit Zending yang dibangun oleh Para Pendeta Missionaris di komplex gereja Doloksanggul, Tapanuli, Sumatera Indonesia dimana pemilikan Rumah Sakit pada saat itu adalah Gereja.
Pada awalnya Rumah Sakit ini berkapasitas 15 tempat tidur dengan luas bangunan 750 meter persegi. Pada waktu itu Rumah Sakit ini dipimpin oleh Tuan Dokter Hoeke dan dibantu sekitar 10 orang tenaga perawat untuk melayani, sampai tahun 1939 Rumah Sakit Zending berfungsi dengan baik.
Pada tahun 1940, saat Indonesia dijajah Jepang, kegiatan Rumah Sakit Zending ini berhenti, gedung Rumah Sakit difungsikan untuk keperluan tentara Jepang seperti gudang amunisi dan lumbung makanan oleh penjajah Jepang. Seluruh Petugas Kesehatan pada meninggalkan Rumah Sakit dan kembali ke negeri masing-masing, petugas kesehatan yang pribumi pergi ke hutan. Tahun 1940 – 1942 para Pendeta Missionaris terpaksa keluar dari Tapanuli, semua kegiatan Zending (Gereja, Pendidikan dan Kesehatan) terpaksa berhenti dan kepemimpinan Gereja beralih kepada bangsa Indonesia suku Batak yaitu Ompui Pendeta J. Sihombing.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka Rumah Sakit ini diaktifkan kembali oleh para pendeta gereja HKBP yang dibantu Missionaris Jerman, dan kegiatan Zendingpun sudah mulai berfungsi dan Rumah Sakit dinamakan Rumah Sakit HKBP Doloksanggul dimana yang memimpin Rumah Sakit ini adalah seorang perawat yaitu Bapak Paian Samosir.
Pada tahun 1960 oleh gereja menyerahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Negara Republik Indonesia. Bupati Kabupaten Tapanuli Utara. Pemerintah dan masyarakat Doloksanggul membangun bersama serta memindahkan lokasi Rumah Sakit ke lokasi sekarang di Desa Bonanionan disebelah utara komplex gereja HKBP Doloksanggul dengan klasifikasi Rumah Sakit adalah Kelas D dengan kapasitas tempat tidur 30 tempat tidur, dengan nama Rumah Sakit Penolong Doloksanggul. Tahun 1999 Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul resmi naik kelas menjadi Kelas C, sesuai dengan :
1. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
;
966/Menkes/SK/VIII/1999, Tanggal : 03 Agustus 1999, tentang : Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Dati II Tapanuli Utara dari Kelas D menjadi Rumah Sakit Kelas C. 2. Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Utara Nomor : 32 Tahun 2001 tanggal : 16 Oktober 2001 Tentang : Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul. 3. Surat Keputusan Bupati Tapanuli Utara Nomor : 72 Tahun 2001 tanggal : 18 Desember 2001 Tentang Uraian tugas Kepala, Subbag, Seksi pada Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul.
Universitas Sumatera Utara
4. Keputusan Bupati Humbang Hasundutan Nomor : 22 Tahun 2003 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tanggal 20 November 2003. Demikianlah Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Doloksanggul dari sejak berdirinya sampai sekarang.
Visi, Misi RSU Doloksanggul Visi • Terwujudnya Rumah Sakit Mandiri, Prima serta unggul dalam pelayanan. Misi
• Memberikan
pelayanan
kesehatan
secara
profesional
sesuai
standar
pelayanan dan dapat terjangkau masyarakat. • Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. • Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rumah sakit yang senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan ikut serta membantu terselenggaranya kegiatan pendidikan dan latihan program pendidikan dokter spesialis, akademi keperawatan dan akademi kebidanan. • Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan berdisiplin
B. Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan, semakin maju peradaban manusia maka tujuan organisasi semakin kompleks sesuai dengan kebutuhan manusia di zaman modern ini. Didalam hal ini harus ada kerja sama yang baik dan
Universitas Sumatera Utara
terorganisir antara kelompok dengan kelompok. Organisasi dapat didefenisikan sebagai struktur dari hubungan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sesuai dengan pekerjaan tersebut maka tujuan utama dari organisasi adalah untuk mempermudah pelaksanaan tugas atau pencapaian tujuan disamping menghasilkan spesialisasi dari setiap tugas atau pekerjaan. (Bungin Burhan 2003:98) Dengan adanya hubungan kerja sama yang baik antara atasan dengan bawahan, antara sesama pekerja terbentuklah suatu rantai tugas dan kerja yang harmonis mulai dari top manager, middle manager, sampai dengan lower manager. Keadaan ini sering disebut hubungan secara vertikal, sedangkan hubungan antara bagian-bagian departemen didalam perusahaan yang sejajar disebut hubungan horizontal. Pembentukan suatu organisasi yang sukses sebaiknya berpedoman pada prinsipprinsip yaitu:
1. Perumusan tujuan organisasi harus jelas Perumusan setiap tugas atau tindakan haruslah diketahui dengan jelas maksud dan tujuannya. Hasil pelaksanaan dari semua organisasi haruslah diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan merupakan pedoman dalam mengorganisasikan dan pencapaian sasaran dari seluruh kegiatan.
2. Adanya garis wewenang dan tanggungjawab yang jelas Dalam strukutur
organisasi yang baik harus jelas pendelegasian
wewenang mulai dari tingkat eksekutif yang paling tinggi sampai dengan tingkat yang paling rendah,
serta tanggung jawab yang menyertai
pendelegasian wewenang tersebut. 3. Banyaknya tingkat wewenang yang harus dipecah.
Universitas Sumatera Utara
Bila terlalu banyak tingkat maka semakin banyak wewenang dipecah. Dengan demikian susah untuk menyaakan wewenang apabila organisasi tersebut dihadapkan tanpa menyatukan wewenang lebih dulu. 4. Tingkat Pengawasan Dalam prinsip ini terdapat suatu ketentuan bahwa untuk memperjelas suatu hubungan wewenang dan tanggung jawab harus ada kesatuan komando. Kedua hal ini dimaksudkan untuk mengefektifkan serta mempermudah wawasan. 5. Struktur Organisasi harus fleksibel Hal ini mengantisipasi perubahan yang layak, sebab perubahan dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan. Maka struktur organisasi yang memungkinkan adanya perubahan tidak mengganggu kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai kerangka suatu hubungan satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Organisasi di Indonesia tumbuh cepat dengan berbagai bentuk menifestasi, oleh karena itu setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan baik karena perkembangan zaman yang begitu cepat, pemikiran tentang kegiatan manusia yang semakin berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin tajam. Dalam keadaan seperti ini suatu organisasi memerlukan pemimpin yang berkualitas. Pada umumnya Struktur Organisasi dapat dibedakan menjadi 4 ( empat ) jenis, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Struktur Organisasi Garis (Line Organization) Pada struktur ini, garis kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang paling rendah. 2. Struktur Organisasi Fungsional (Fungsioanal Organization) Pada struktur ini telah terdapat spesialisasi (pembagian kerja) yang merupakan keistimewahan dibandingkan struktur garis. 3. Struktur Organisasi Garis dan Staff (Line and Staff Organization) Struktur organisasi ini menghilangkan kelemahan-kelemahan dari struktur garis dan truktur fungsional, serta mempertahankan kebaikan dari sturktur organisasi garis yaitu adanya unity of command dan memperthankan kebaikan struktur organisasi fungsional yaitu adanya spesialisasi. 4. Struktur Organisasi Matriks (Matriks Organization) Dalam suatu organisasi matriks, para pegawai pada hakekatnya memiliki dua atasan artinya mereka dibawah dualisme wewenang yaitu garis komando pertama yang divisional atau fungsional, yang kedua secara horizontal yaitu menggambarkan tim proyek yang dipimpin oleh manager kelompok atau proyek ahli dalam bidang spesialisasi yang ditugaskan dalam tim karena itu struktur organisasi matriks sering disebut “ sisitem komando jamak”. RUMAH
SAKIT UMUM DOLOKSANGGUL dalam melaksanakan
aktivitasnya menggunakan struktur organisasi garis dan staff (Line and Staff Organization) dalam hal ini perintah dan tanggung jawab mengalir dari atas kebawah
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Humbang
Hasundutan,
struktur
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Humbang
Hasundutan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Doloksanggul
DIREKTUR
Ka. Seksi Pelayanan Medis Kepala Ruang Kelas II&III Kepala Ruang Anak/ Neonaty
Kasubbag Tata Usaha
Ka. Seksi Keperawatan Ka. UPF Penyakit Dalam Ka. UPF Kebida nan Ka.UPF Bedah Ka.UPF Penyakit Anak Ka.UPF Gigi dan Mulut
Ka.UPF Fisiothera py
Ka. UPF Laboratorium
Kaur. Umum
Ka. UPF Radiologi
Ka. IPSRS
Ka. Instalasi Gizi
Bendahara Barang
Ka. Instalasi Rawat Jalan
Ka. Seksi Program & Keuangan Kaur. Personalia Kaur. Rekam Medis
Kaur Perencanaan Kaur. Pembukuan Kaur Verifikasi
Bendahara Rutin
Bendahara Penerima
Ka. Instalasi Farmasi Ka. Instalasi Gawat Darurat
Staf Medis Fungsional (SMF)
Sumber: Rumah Sakit Umum Doloksanggul
Universitas Sumatera Utara
Di SKPD Rumah Sakit Umum Daerah Doloksanggul ada 4 Pejabat Struktural Eselon IV, yaitu: a. Kepala Seksi Pelayanan Medis. b. Kepala Seksi Keperawatan. c. Kepala Sub Bagian Tata Usaha. d. Kepala Seksi Program dan Keuangan. a. Uraian Tugas Pokok Kepala Seksi Pelayanan Medis antara lain : 1. Seksi Pelayanan dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah. 2. Kepala Seksi Pelayanan membuat tugas, melaksanakan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan serta fasilitasi di bidang pelayanan. b. Uraian Tugas Pokok Kepala Seksi Perawatan antara lain : 1. Seksi Perawatan dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah sakit Umum Daerah; 2. Kepala Seksi Perawatan mempunyai tugas, melaksanakan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan teknis, program dan kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pembinaan di bidang perawatan. c. Uraian Tugas Pokok Kepala Sub Bagian Tata Usaha antara lain : 1. Sub Bagian Tata Usaha dipimpin seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
Universitas Sumatera Utara
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas, memberi pelayanan administratif untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Rumah Sakit Umum meliputi : a. Mengkoordinasi penyusunan program kerja dan rencana anggaran rumah sakit. b. Melaksanakan urusan administrasi surat-menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga, perlengkapan, keuangan dan kepegawaian. c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Direktur Rumah Sakit. d. Uraian Tugas Pokok Kepala Seksi Program dan Keuangan antara lain : 1. Seksi Program dan Rekam Medis dipimpin seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah. 2. Kepala Seksi Program dan Rekam Medis mempunyai tugas, melaksanakan dan menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijakan, program dan kegiatan serta pengawasan pelaksanaan program dan kegiatan.
C. Laporan Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menganalisa laporan keuangan berarti menggali informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan. Laporan keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan benar akan sangat berguna bagi siapa saja dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim diketahui adalah Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus kas, Laporan Perubahan Posisi keuangan. Bagi para analis laporan keuangan merupakan media yang
Universitas Sumatera Utara
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisis ekonomi suatu perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting adalah media laporan keuangan ini. Laporan keuangan ini menjadi bahan sarana informasi dari para analis dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan arus dana (kas) dalam satu periode tertentu.(Sofyan syafri Harahap 2004:105) Laporan Keuangan merupakan komoditi yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat, karena ia dapat memberi infromasi yang dibutuhkan para pemaikainya dalam dunia bisnis yang dapat memberikan keuntungan. Dengan membaca Laporan Keuangan dengan tepat maka seseorang dapat malakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan dapat menghasilkan keuntungan baginya.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Adapun jenis-jenis laporan keuangan yang utama dan pendukung dapat disebut sebagai berikut: a. Laporan Neraca Laporan Neraca disebut juga laporan posisi laporan keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, hutang, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat.
Universitas Sumatera Utara
Isi Laporan Neraca adalah: 1. Harta (Aktiva) Harta (Aktiva) adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi perusahaan seperti kas, persediaan, piutang, aktiva tetap, aktiva yang tak terwujud, dan lain-lain. 2. Hutang (Kewajiban) Defenisi Hutang ada 2 yaitu: a. Kewajiban Ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntasni. Kewajiban disini juga termasuk juga saldo kredit yang ditunda yang bukan merupakan kewajiban. b. Kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi. 3. Modal Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga setelah dikurangi hutang. Dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan pemiliknya. Sedangkan modal perseorangan perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal karena pendapatan. b. Laporan Laba/Rugi Laporan Laba/Rugi adalah sebagai kelebihan penghasilan atas biaya selama periode akuntasi. Laba atau income adalah perubahan dalam modal dalam suatu lembaga selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari buku pemilik. c. Laporan Arus Kas
Universitas Sumatera Utara
Didalam FASB (Financial Accounting standar board) arus kas dikelompokkan menjadi 3 bagian: 1) Transaksi Kas yang berasal dari kegiatan operasi 2) Transaksi Kas yang berasal dari pembiayaan 3) Transaksi Kas yang berasal dari investasi Laporan Kas dapat disusun dengan 2 cara yaitu: 1) Direct Method 2) Indirect Method
d. Laporan Perubahan Modal Laporan ini menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau modal dalam perusahaan perseorangan. 3. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan kemerosotan pada Rumah Sakit Umum Doloksanggul dilihat dari Laporan keuangan selama dua tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca dan Laporan Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2010 dan 2011. Adapun Laporan Neraca dan Laporan Penerimaan dan laporan Pengeluaran Dana pada Tahun 2010 dan 2011 dilihat pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, Tabel 2.3, dan Tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Rumah Sakit Umum Doloksanggul NERACA Per 31 Desember 2010
Aktiva Lancar Kas
Rp
1.061.000
Persediaan
Rp
10.900.000
Piutang Asuransi dibayar dimuka
Rp Rp
42.463.117
12.548.600
Jumlah Aktiva Lancar
Rp
66.972.717
Aktiva Tetap Inventaris
Rp
541.384.976
Alat-alat Medis
Rp 1.289.064.978
Kendaraan
Rp
260.534.690
Alat-alat Dapur
Rp
31.404.970
Bangunan
Rp 2.118.817.834
Tanah
Rp
415.857.359
Rp 4.657.064.807 Akumulasi Penyusutan
Rp 1.521.012.533
Jumlah Aktiva Tetap
Rp 3.136.052.274
Aktiva Lain-lain Bangunan Dalam Proses Jumlah Aktiva
Rp 355.350.000
Rp 355.350.000 Rp 3.558.374.991
Pasiva Hutan Lancar
Universitas Sumatera Utara
Hutang Usaha
Rp 162.500.000
Hutana Lain-lain
Rp 269.009.943
Jumlah Hutang Lancar
Rp 431.599.943
Modal Modal Dasar
Rp 2.747.500.000
PPH Terhutang
Rp
Laba Tahun Berjalan
Rp 368.031.185
Jumlah Kewajiban
Rp 3.558.374.991
11.243.863
Sumber: Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Rumah Sakit Umum Doloksanggul Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Periode 2010
Pendapatan Sewa kamar
Rp 1.817.921.000
Honorium Dokter
Rp 2.730.746.000
Obat-obat
Rp 2.160.000.000
Injeksi O2
Rp 100.882.406
Laboratorium
Rp 440.342.100
Alat Medis
Rp 328.151.350
Administrasi
Rp
Total Pendapatan
62.725.000 Rp 7.640.767.856
Pengeluaran Biaya Operasi Honor Dokter
Rp 2.490.047.648
Obat-Obatan
Rp 1.944.000.000
Dapur
Rp 667.789.016
Jasa
Rp 413.429.132
Perlengkapan Kamar
Rp
Jumlah Biaya Operasi
64.553.810 Rp 5.578.819.606
Laba Kotor
Rp 2.061.984.250
Penegluaran Biaya Adm, dan umum Gaji
Rp 744.759.497
Air, Listrik, Telepon
Rp 263.477.196
Perlengkapan Kantor
Rp 148.718.850
Askes
Rp
13.207.640
Universitas Sumatera Utara
Kebersihan
Rp 119.334.514
Pemeliharaan Bangunan
Rp 177.804.990
Lain-lain
Rp 109.557.272
Penyusutan
Rp 196.988.647
Jumlah Biaya Operasi, Adm, dan Umum
Rp 1.773.848.606
Selisish Penerimaan Dana
Rp 288.099.644
Pajak Penghasilan
Rp
Selisih Penerimaan Dana
Rp 219.169.944
68.929.700
Sumber: Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Doloksanggul
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Rumah Sakit Umum Doloksanggul NERACA Per 31 Desember 2011
Aktiva Lancar Kas
Rp
16.954.888
Persediaan
Rp
39.467.179
Asuransi dibayar dimuka
Rp
12.548.600
Jumlah Aktiva Lancar
Rp
68.970.667
Aktiva Tetap Inventaris
Rp
707.135.776
Alat-alat Medis
Rp 1.504.465.478
Kendaraan
Rp
Alat-alat Dapur
Rp
Bangunan
Rp 2.474.167.834
Tanah
Rp
Jumlah Aktiva Tetap
Rp 5.393.566.107
Akumulasi Penyusutan
Rp 1.818.670.685
260.534.690 31.404.970
415.857.359
Jumlah Aktiva Tetap
Rp 3.574.895.422
Jumlah Aktiva
Rp 3.643.866.089
Pasiva Modal
Rp 2.747.500.000
Laba Ditahan
Rp
368.031.185
Laba Tahun Berjalan
Rp
231.885.538 Rp 3.347.416.723
Universitas Sumatera Utara
Hutang Usaha
Rp 290.000.000
Hutang Pph
Rp
6.449.366
Rp 290.000.000 Rp
6.449.366
Hutang Lancar
Rp 296.449.366
Jumlah Pasiva
Rp3.643.866.089
Sumber: Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Doloksanggul
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Rumah Sakit Umum Doloksanggul Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Periode 2011
Pendapatan
Sewa kamar
Rp 2.241.771.400
Honorium Dokter
Rp 2.721.801.643
Obat-obat
Rp 2.635.638.400
Injeksi O2
Rp 113.045.550
Laboratorium
Rp 765.825.500
Alat Medis
Rp 538.100.000
Administrasi
Rp
Total Pendapatan
59.862.600 Rp 9.076.045.093
Pengeluaran Biaya Operasi Honor Dokter
Rp 2.474.365.130
Obat-Obatan
Rp 1.999.650.500
Dapur
Rp 729.970.570
Jasa
Rp 138.595.350
Perlengkapan Kamar
Rp
Jumlah Biaya Operasi Laba Kotor
59.228.710 Rp 5.464.810.260 Rp 3.661.234.833
Penegeluaran Biaya Adm, dan umum Gaji
Rp 1.971.617.115
Universitas Sumatera Utara
Air, Listrik, Telepon
Rp
398.044.682
Perlengkapan Kantor
Rp
165.365.730
Askes
Rp
22.534.160
Kebersihan
Rp
98.787.006
Pemeliharaan Bangunan
Rp
277.236.775
Lain-lain
Rp
73.726.475
Penyusutan
Rp
297.658.152
Jumlah Biaya Operasi, Adm, dan Umum
Rp 3.304.975.095
Selisih Penerimaan Dana
Rp 306.264.738
Pajak Penghasilan
Rp
Selisih Penerimaan Dana
Rp 231.885538
74.379.200
Sumber: Laporan Keuangan Rumah Sakit Umum Doloksangul
D. Rasio-Rasio Keuangan
1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunya hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misaknya antara Hutang dengan Modal, antara Kas dengan Total Asset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan, dan sebagaianya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. (Ridwan.S. Sundjaja dan Inge Berlian 2001:103).
Universitas Sumatera Utara
Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat membandingkannya dengan rasio lainnya sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memeberikan penilaian. Keuanggulan analisis Rasio adalah: a. Rasio merupakan angka-angka yang lebih mudah dibaca atau ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. d. Sangant bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model proteksi. e. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. f. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. Keterbatasan analisis Rasio adalah: a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik. c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron
Universitas Sumatera Utara
e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntasi yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan maka bisa menimbulakn kesalahan.
2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Jenis-jenis Rasio keuangan adalah sebagai berikut: a. Rasio Likuditas Rasio ini merupakan indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva yang tersedia. Ada 3 (tiga) cara penting dalam pengukuran tingkat likuiditas secara menyeluruh yaitu: a) Current Ratio Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Ratio ini menunjukkan kesanggupan membayar hutang jangka pendek. Semakin besar Currenta ratio berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehinga perusahaan semakin likuid. Current rasio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Brigman 2006:158). Rumusnya adalah sebagai berikut: Current Ratio = Aktiva Lancar/ Hutang Lancar
Universitas Sumatera Utara
b) Quick/Accid Ratio Quick/Accid Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan (kecuali persediaan) dengan hutang lancar. Persediaan merupakan quick assets (aktiva yang dapat diuangkan). Quick rasio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Brigman 2006:158). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan/Persediaan
c) Cash Ratio Cash Ratio ditambah dengan efek-efek, merupakan alat-alat Likuid yang paling dipercaya. Bertambah tinggi Cash Ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia semakin besar, sehingga pelunansan hutang pada saatnya tidak akan kesulitan, tetapi bila terlalu tinggi akan mengurangi potensi untuk menaikkan Rate of Return. Cash Ratio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Brigman 2006:158). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Cash Ratio = Kas/Bank/Hutang Lancar
b. Rasio Solvabilitas Rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakaan oleh pemilik dengan dana yang dipinjam perusahaan dari Direktur. Rasio ini menunukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Yang termasuk dalam rasio ini adalah: a) Total Debt to Total Assets Ratio b) Total Debt to Equity Ratio Keterangan: a) Total Debt to Total Assets Ratio
Universitas Sumatera Utara
Total Debt to Total Assets Ratio adalah perbandingan Hutang dengan Total Aktiva. Ratio ini menunjukkan berapa total aktiva yang tersedia untuk menjamin hutang perusahaan. Semakin tinggi Debt Ratio semakin besar pinjaman yang digunakan dalam menghasikan keuntungan perusahaan. Debt to Total Assets Ratio yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Husnan 94:75). Rumusnya sebagai berikut:
Debt to Total Assets Ratio = Total Hutang/Total Aktiva
b) Total Debt to Equity Ratio Total Debt to Equity Ratio menunjukkan hubungan antara pinjaman jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Hal ini biasanya diberikan untuk mengukur finansial leverage dari suatu perusahaan. Total Debt to Equity yang ideal yaitu 100 % (1:1) (Rahadjo 2001:65). Rumusnya sebagai berikut:
Total Debt to Equity Ratio = Toal Hutang/Total
c. Rasio Aktivitas Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan berbagai investasi dalam aktiva. Yang termasuk dalam ratio ini sebagai berikut: a) Total Assets Turnover b) Receivable Turnover
Universitas Sumatera Utara
c) Avarage Collection Period Keterangan: a) Total Assets Turnover Merupakan perbandigan antara penjualan dengan jumlah aktiva. Kemampuan dana yan tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan modal yang
diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Total Assets
Turnover yang idea yaitu 200% 2:1 (Sundjaja 2001:185). Rumusnya sebagai berikut:
Total Assets Turnover = Pendapatan/Total Aktiva
b) Receivable Turnover Merupakan perbandingan antara penjualan dengan piutang rata-rata. Kemampuan piutang berputar dalam sutau periode tertentu. Receivable Turnover yang idela yaitu 200% (2:1) (Abdullah 2005:92). Rumusnya sebagai berikut:
Receivable Turnover = Pendapatan/Piutang rata-rata
c) Avarage Collection Period Yaitu periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Avarage Collection Period yang ideal yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:158). Rumusnya sebagai berikut:
Avarage Collection Period = Piutang rata-rata x 360/Pendapatan
d. Rasio Profitabilitas Rasio ini merupakan ukuran kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan Profit.Untuk mengukur kemampuan tersebut ada 2 (dua) rasio atau ukuran yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a) Ratio antara Laba dengan Penjualan b) Ratio antara Laba dengan Aktiva atau Modal sendiri Keterangan:
a) Ratio antara Laba dengan Penjualan Ratio ini digunakan untuk mengukur laba yang dihasilkan oleh setiap unit penjualan (Produk yang dijual). Dan ratio ini dapat diketahui kemampuan margin laba untuk menutup biaya tetap dan bunga serta kemampuan Perusahaan untuk membagi dan membayar deviden. Ratio ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Gross Profit Margin Ratio Yaitu Perbandingan antara Laba Kotor dengan Penjualan Gross Profit Margin Ratio yang ideal yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:162). Rumusnya sebagai berikut:
Gross Profit Margin Ratio = Laba kotor / Pendapatan
2. Operating Profit Margin Ratio Yakni Perbandingan antara Laba Operasi ( Laba sebelum biaya bunga dan Pajak/EBIT) dengan Penjualan. Semakin tinggi Ratio ini, semakin tinggi laba Operasional yang diperoleh perusahaan dari Penjualan. Operating Profit Margin yang idela yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:162). Rumusnya sebagai berikut
Operating Profit Margin = EBIT/Pendapatan
Universitas Sumatera Utara
3. Net Profit Margin Ratio Yakni Perbandingan antara Laba Bersih (Laba setelah biaya Bunga dan Pajak/EAT) dengan Penjualan. Semakin besar ratio ini, maka semakin besar laba yang diperoleh. Net Profit Margin yang idela yaitu 200% (2:1) (Brigman 2006:162). Rumusnya sebagai berikut:
Net Profit Margin = EAT/ Pendapatan b) Ratio antara Laba dengan Aktiva atau Modal sendiri Ratio ini digunakan untuk mengukur sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan laba perusahaan. Dari ratio ini dapat diketahui kemampuan Perusahaan dalam mendayagunakan aktiva atau modal sendiri yang dimiliki untuk menghasilkan Laba yang memuaskan. Umumnya ada 2 (dua) Ratio dalam hal ini yaitu: 1. Return of Investmen ( ROI) Yaitu Perbandinga antara Laba setelah biaya bunga dan Pajak (Laba bersih/EAT) dengan Total Aktiva Perusahaan. Return of Investmen ( ROI) yang ideal yaitu 200% (2:1) (Keown 2001:87). Rumusnya sebagai berikut:
Return of Investmen = EAT/Total Aktiva
2. Return On Equity (ROE) Yaitu Perbandingan antara Laba biaya bunga dan Pajak (Laba Bersih/EAT) dengan modal sendiri. Return On Equity yang ideal yaitu 200% (2:1). Rumusnya sebagai berikut:
Return On Equity = EAT/Modal Sendiri
Universitas Sumatera Utara
3. Perhitungan Rasio Keuangan RSU Doloksanggul Tahun 2010 A. Rasio Likuidutas 1. Current Ratio = 66.972.717 / 431.599.943 = 15,5% 2. Accid test Ratio
= 66.972.717 – 0 / 431.599.943 = 15,5%
3. Cash Ratio
= 11.961.000 / 431.599.943 = 2,7%
B. Ratio Solvabilitas 1. Debt to Assets Ratio
= 431.599.943 / 3.558.374.991 = 12%
2. Debt to Equity Ratio
= 431.599.943 / 2.747.500.000 = 15,7%
C. Ratio Aktivitas 1. Total Asstes Turnover
= 7.640.767.856 / 3.558.374.991 = 2,14 Kali
2. Receivable Turnover
= 7.640.767.856 / 42.463.117 = 179,9 Kali
3. Avarage Collection Period
= 360 Hari / 179,9 = 2 Hari
D. Ratio Profitabilitas 1. Gross Profit Margin
= 2.061.948.250 / 7.640.767.856
Universitas Sumatera Utara
= 26,9% 2. Operating Profit Margin Ratio
= 7.352.668.212 / 7.640.767.856 = 96,2%
3. Net Margin Profit Ratio
= 219.169.944 / 7.640.707.856 = 2,8%
4. Return of Investmen (ROI)
= 219.169.944 / 3.558.374.991 = 6,1%
5. Return of Equity (ROE)
= 219.169.944 / 2.747.500.000 = 7,9%
Tahun 2011 A. Ratio Likuiditas 1. Current Ratio
= 68.970.667 / 296.449.336 = 23,2%
2. Accid test Ratio
= 68.970.667 / 296.449.336 = 23,2%
3. Cash Ratio
= 56.442.067 / 296.449.336 = 19,03
B. Ratio Solvabilitas 1. Debt to Assets Ratio
= 296.449.336 / 3.643.866.089 = 8,13%
2. Debt to Equity Ratio
= 296.449.336 / 2.747.500.000
Universitas Sumatera Utara
= 10,7% C. Ratio Aktivitas 1. Total Asstes Turnover
= 9.076.045.093 / 3.643.866.089 = 2,49 Kali
2. Receivable Turnover = 9.076.045.093 / 42.463.117 = 213,7 Kali 3. Avarage Collection Period
= 360 Hari / 213,7 Kali = 1,68 Hari
D. Ratio Profitabilitas 1. Gross Profit Margin
= 3.661.234.883 / 9.076.045.093 = 39,7%
2. Operating Profit Margin Ratio
= 3.304.970.095 / 9.076.045.093 = 36,4%
3. Net Margin Profit Ratio
= 231.885.538 / 9.076.045.093 = 2,5%
4. Return of Investmen (ROI)
= 231.885.538 / 3.643.866.058 = 6,36%
5. Return of Equity (ROE)
= 231.885.538 / 2.747.500.000 = 8,4%
Universitas Sumatera Utara