BAB II PROFIL INSTANSI A.
Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan
Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia. Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi disusun berawal dari pemikiran strategis dari nilai-nilai luhur yang dianut / dimiliki oleh seluruh pimpinan dan staf Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang merupakan karakteristik inti dari tugas pokok yang diemban oleh Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 060. 255. K Tahun 2002 tentang Tugas dan Tata kerja Dinas Perhubungan serta Organisasi. Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas otonom, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan. Visi, Misi, dan Tujuan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara Dinas
Perhubungan
Provinsi
Sumatera
Utara
Mempunyai
Visi
“Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan yang di dukung tata pemerintahan yang baik”.
7 Universitas Sumatera Utara
8
1.
Handal meliputi : Aman, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau semua pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan dalam wadah Negara Republik Indonesia (NKRI).
2.
Berdaya saing meliputi : Efisien, harga terjangkau, ramah lingkungan, berkelanjutan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional, mandiri produktif.
3.
Memberikan nilai tambah meliputi : Tumbuhnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya peran serta masyarakat dan pengusaha kecil, menengah, koperasi, memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan lapangan kerja.
Dinas
Perhubungan
Provinsi
Sumatera
Utara
mempunyai
Misi
“Membangun dan mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang bertumpu pada pertanian,
agroindustri,
pariwisata
dan
sektor-sektor
unggulan
serta
mengembangkan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dengan cara : 1.
Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasaran perhubungan (rekondisi / survival)
2.
Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang perhubungan dan menegakkan hukum secara konsisten (restrukturisasi dan reposisi)
Universitas Sumatera Utara
9
3.
Meningkatkan
eksesibilitas
masyarakat
terhadap
pelayanan
perhubungan. 4.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jasa perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberi nilai tambah.
Adapun tujuan dari Dinas Perhubungan ini adalah untuk mewujudkan pelayanan yang baik di bidang perhubungan yang semakin maju agar dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan kemajuan Ilmu dan Tekhnologi yang berlaku.
B.
Struktur Organisasi Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas wewenang dan
tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian
Universitas Sumatera Utara
10
kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertical melalui saluran tunggal. Adapun struktur organisasi dari Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
KEPALA DINAS
WAKIL KADIS
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara-Medan (2014)
Universitas Sumatera Utara
11
C.
Job Description Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada perhubungan
Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari : 1.
Kepala Dinas Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantu di bidang Perhubungan.
2.
Wakil Kepala Dinas Wakil Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas otonomi, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantu di bidang Perhubungan.
3.
Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Bagian Tata usaha mempunyai tugas membantu Kepala Dinas di bidang Kepegawaian, Keuangan, Umum dan Perlengkapan, Organisasi dan Hukum.
4.
Kepala Sub Kepegawaian mempunyai tugas : a.
Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan bahan / data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar administrasi pengelolaan pembinaan dan pemberdayaan pegawai.
b.
Menyelenggarakan administrasi dan analisis kebutuhan pegawai, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
12
5.
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai Tugas : a) Mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan bahan / data untuk penyusunan dan penyempurnaan standar verifikasi, perbendaharaan, pengelolaan, pertanggung-jawaban anggaran belanja dan keuangan. b) Menyusun
rencana
belanja
rutin,
melaksanakan
anggaran,
penerimaan/penyimpanan/pembayaran uang, pembukuan/administrasi dan pertanggung-jawaban keuangan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 6.
Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) Mengumpulkan,
mengolah
dan
menyajikan
bahan/data
untuk
penyusunan dan penyempurnaan anggaran urusan Tata Usaha, urusan internal, kehumasan, perjalanan dinas dan administrasi, pengelolaan, pendayagunaan dan penghapusan barang aset milik negara. b) Menyelenggarakan tata naskah, surat menyurat, tata kearsipan, dokumentasi, urusan internal, publikasi, komunikasi, perjalanan dinas, penataan ruang dan pengadaan, pendistribusian dan inventarisasi, pemeliharaan,
penyimpanan
dan
penghapusan
barang-barang
inventaris asset milik negara, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan. 7.
Kepala Sub Dinas Darat a) Kepala Sub Dinas Darat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang lalu lintas, angkutan, prasarana dan keselamatan tehnik
Universitas Sumatera Utara
13
sarana serta pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor Perhubungan Darat. b) Untuk melaksanankan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ini :
8.
1.
Kepala Seksi Lalu Lintas
2.
Kepala Seksi Angkutan
3.
Kepala Seksi Prasarana
4.
Kepala Seksi Keselamtana Teknik Sarana
Kepala Sub Dinas Laut a) Kepala Sub Dinas Laut mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang angkutan laut, kepelabuhan, kappel serta navigasi dan gamat, pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor Perhubungan Laut. b) Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ini :
9.
1.
Kepala Seksi Angkutan Laut
2.
Kepala Seksi Pelabuhan
3.
Kepala Seksi Kappel
4.
Kepala Seksi Navigasi dan Gamat.
Kepala Sub Dinas Udara a) Kepala sub Dinas Udara mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang pengawasan dan pengendalian kegiatan angkutan udara,
Universitas Sumatera Utara
14
keselamatan penumpang dan penerbangan kebandarudaraan serta pembinaan teknis terhadap asosiasi sub sektor Perhubungan Udara. b) Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ini :
D.
1.
Kepala Seksi Angkutan Udara
2.
Kepala Seksi Keselamatan Penumpang
3.
Kepala Seksi Kebandarudaraan
Jenis Kegiatan Dinas Perhubungan adalah instansi pemerintah yang bergerak di pelayanan
transportasi darat, laut dan udara.
Instansi ini juga menyediakan sarana dan
prasarana yang mendukung transportasi. Dinas Perhubungan juga mengadakan kegiatan pembangunan di bidang perhubungan pos dan telekomunikasi.
E.
Kinerja Kegiatan Terkini a) Transportasi Darat 1) Jaringan Jalan Dalam konteks tata ruang internal Sumatera Utara, kajian sektor
transportasi dititikberatkan pada sistem prasarana transportasi darat, oleh karena jaringan jalan darat, angkutan sungai dan penyeberangan dan jaringan kereta api berpengaruh langsung terhadap pembentukan struktur dan pola sebaran ruang aktifitas di wilayah daratan Sumatera Utara. Meskipun demikian, pola lokasi
Universitas Sumatera Utara
15
prasarana angkutan udara dan laut juga memberikan kerangka pembentukan struktur dan pola ruang melalui penguatan pada pembentukan struktur dan pola sebaran ruang aktifitas di wilayah yang terbatas, yakni penguatan pada fungsi sentralistik dari kota dimana bandara dibangun dan penguatan struktur wilayah sepanjang garis pantai dimana pelabuhan-pelabuhan dibangun. Kedua jenis angkutan yang disebut terakhir ini lebih menentukan perkembangan wilayah dalam kaitan fungsinya sebagai outlet dan inlet bagi pergerakan penumpang dan barang antara Sumatera Utara dengan wilayah eksternalnya. Dilihat dari kepadatannya yaitu rasio panjang jalan terhadap luas wilayah, jaringan jalan nasional yang dibangun di pantai Timur Provinsi Sumatera Utara lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pantai Barat dan wilayah dataran tinggi di bagian tengah. Sementara itu, untuk kategori jalan provinsi, rasio di wilayah pantai timur lebih rendah dibandingkan dengan wilayah pantai barat Provinsi Sumatera Utara.
Tabel 2.1 Perkembangan Panjang Jalan di Prov. Sumatera Utara Tahun
Jalan Nasional (km)
2009 2010 2011 2012
2.196,155 2.539,254 2.831,127 2.249,640
Jalan Provinsi (km) 2.654,315 2.753,040 3.048,500 3.048,500
Jalan Kab/Kota (km) 29.023,659 28.866,124 33.078,178 28.866,120
Jumlah (km) 33.874,129 34.158,418 38.957,805 34.164,260
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2013)
Rasio tersebut menunjukkan bahwa dari segi perimbangan pembangunan jalan nasional, wilayah pantai timur dapat dikatakan mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan dengan wilayah pantai barat dan dataran tinggi.
Universitas Sumatera Utara
16
Namun hal tersebut dikompensasi oleh tingkat perkembangan pembangunan jalan Provinsi yang lebih tinggi di wilayah pantai barat dan dataran tinggi. Dikaitkan dengan fungsi masing-masing jenis jalan, wilayah pantai timur memiliki akses antar provinsi yang baik. Di pihak lain, wilayah pantai barat pada dasarnya telah memiliki akses antar pusat kabupaten yang baik. Ketimpangan perkembangan antara wilayah pantai timur dengan pantai barat dan dataran tinggi, merupakan akibat dari rendahnya aksesibilitas bagi pergerakan lokal di wilayah pantai barat dan dataran tinggi. Informasi kualitatif mengindikasikan masih minimnya pembangunan jaringan jalan yang mampu memberikan akses hingga sentra-sentra aktifitas pada skala lokal. Di pihak lain, sentra-sentra tersebut sangat potensial sebagai penguat perkembangan ekonomi Sumatera Utara yang berbasis sumberdaya lokal. Pada tahun 2012, Pemerintah Provinsi Sumatara Utara melalui SK Gubernur Nomor 188.44 / 31 / KPTS / 2012 Tanggal 19 Januari 2012 mengeluarkan
suatu
keputusan berkenaan dengan penetapan ruas-ruas jalan sekunder yang didalamnya adalah jalan-jalan Provinsi yang terdapat di Sumatera Utara.
2)
Terminal
Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang
dan
atau
barang
serta
mengatur
kedatangan
dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. Terminal penumpang menurut wilayah pelayanannya dikelompokan menjadi :
Universitas Sumatera Utara
17
a.
Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Lintas Batas Negara, Angkutan Antar Kota Antar Provinsi, Antar Kota Dalam Provinsi, Angkutan Kota dan Angkutan Perdesaan .
b.
Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Antar Kota dalam Provinsi, Angkutan Kota dan Angkutan Perdesaan
c.
Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk Angkutan Kota dan Angkutan Perdesaan. Terminal di Provinsi Sumatera Utara berjumlah 40 unit terdiri dari: 1) Terminal tipe A ………………………………………………… 8 unit 2) Terminal tipe B ………………………………………………… 15 unit 3) Terminal tipe C ………………………………………………… 17 unit
3)
Perlengkapan Jalan
Perlengkapan jalan merupakan salah satu fasilitas keselamatan jalan yang sangat berperan penting dalam upaya mewujudkan kondisi lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, tertib dan lancar. Sesuai dengan kewenangannya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara melaksanakan pembangunan / pengadaan fasilitas perlengkapan jalan pada ruas jalan provinsi. Berdasarkan data realisasi pembangunan fasilitas perlengkapan jalan yang telah terpasang adalah sebagaimana ditunjukaan pada tabel dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.2 Realisasi Pembangunan Fasilitas Perlengkapan Jalan TA. 2009-20012 di Sumatera Utara Realisasi No
Kegiatan
1
Marka Jalan
2 3
Total
2009
2010
2011
2012
Volume
Volume
Volume
Volume
2.082
m2
1.247
m
Volume
1.000
m
5.000
m
9.329
m
Guardrail
900
m
1.080
m
745
m
0
m
2.725
m
Rambu
125
bh
764
bh
190
bh
216
bh
1.295
bh
4
ZOSS
2
lok
2
lok
0
bh
0
bh
4
lok
5
APILL
2
lok
2
lok
0
lok
2
lok
6
lok
- Traffic Light
2
lok
0
lok
0
lok
0
lok
2
- Warning Light
0
lok
2
lok
0
lok
2
lok
4
1.080
bh
1.080
bh
340
bh
545
bh
700
bh
1.585
bh
28
bh
28
bh
6
Paku Jalan
7
Delineator
8
RPPJ
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2012)
b) Transportasi Danau dan Penyeberangan 1.
Prasarana Danau dan Penyeberangan
Di Sumatera Utara jaringan prasarana pelayanan transportasi danau dan penyeberangan melayani di beberapa kabupaten di kawasan Danau Toba dan untuk angkutan penyeberangan juga sudah melayani pada lintas
Sibolga –
Gunungsitoli – Teluk Dalam – P. Tello, yang dilayani oleh Kapal Ferry Roro dan LCT. Trayek angkutan yang melayani angkutan penyeberangan yaitu pelabuhan Tigaras – Simanindo, Tomok – Ajibata, Sibolga – Gunung Sitoli, Sibolga Teluk Dalam, Teluk Dalam – P.Tello. Sedangkan untuk angkutan danau melayani disekitar Kawasan Danau Toba yang mencakup wilayah 7 kabupaten. Jumlah dan lokasi pelabuhan danau yang terdapat di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.3 Pelabuhan Danau di Sumatera Utara NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NAMA PELABUHAN TONGGING HARANGGAOL TIGARAS TIGARAJA AJIBATA TOMOK SIMANINDO PANGURURAN NAINGGOLAN ONAN RUNGGU BALIGE MUARA MOGANG BAKKARA SILALAHI
LUAS LANTAI (M2) AREAL (M2) 120 400 250 630 110,40 635 268,70 3.200 162 900 120 480 2.800 368 1.500 100 240 60 157,5 98 774 450 452 70 450 450 450
KONSTRUKSI BETON KAYU BETON BETON BETON KAYU BETON KAYU KAYU KAYU BETON BETON KAYU BETON BETON
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2014)
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui BUMD yakni PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) telah mengoperasikan 2 (dua) unit kapal Ferry (KMP. Sumut I dan sumut II) yang melayani lintas penyeberangan Tigaras-Simanindo dan Muara – Nainggolan. Data realisasi jumlah penumpang dan kendaraan yang dilayani KMP Sumut I dan II pada tahun 2011-2013 dijelaskan pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Kendaraan dan Penumpang KMP Sumut I dan II Tahun 2011-2013 THN
URAIAN
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
TOTAL
KENDARAAN 2011
Sumut I
-
Sumut II
-
-
-
707
1.317
202
176
256
329
287
258
271
114
1.554
1.718
2.258
2.282
1.952
2.054
1.887
1.313
-
1.893
1.980
19.022
PENUMPANG Sumut I
-
-
-
Sumut II
-
3.529
4.236
943
817
1.053
1.409
1.223
977
793
328
5.607
5.979
8.537
7.900
6.351
6.063
6.034
3.495
-
7.543
6.845
64.576
KENDARAAN 2012
Sumut I
135
204
204
285
260
301
311
267
70
89
204
357
2.687
Sumut II
2.637
1.585
1.861
2.147
2.106
1.948
2.427
2.647
1.735
1.710
1.738
3.340
25.881
PENUMPANG Sumut I
427
544
745
1.009
798
1.126
1.110
850
193
209
464
1.260
8.735
Sumut II
10.606
4.666
5.485
7.012
6.925
6.446
8.131 10.673
5.266
4.670
4.829
11.958
86.667
KENDARAAN 2013
Sumut I
284
182
231
212
220
-
-
-
-
-
-
-
1.129
Sumut II
3.422
1.953
2.094
1.768
2.144
-
-
-
-
-
-
-
11.381
PENUMPANG Sumut I
843
440
646
512
669
-
-
-
-
-
-
-
3.110
Sumut II
13.980
5.915
6.761
5.695
6.667
-
-
-
-
-
-
-
39.018
Sumber : PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU)
Untuk angkutan penyeberangan lintas Sibolga – Gunungsitoli ; Sibolga – Teluk Dalam dan Teluk Dalam – P. Tello saat ini dilayani oleh operator swasta dan BUMN (PT. ASDP Ca. Sibolga). Data realisasi jumlah penumpang dan kendaraan untuk tahun 2007-2012 ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2.5 Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Sibolga – Gunungsitoli Tahun 2007-2012 No.
URAIAN
TAHUN 2007
1
Trip
2
PENUMPANG
3
KEND. RODA 2
4
KEND. RODA -4 &
2008
2009
2010
2011
2012
636
716
717
651
616
524
108.379
153.766
152.866
169.647
178.571
156.948
5.382
6.503
6.822
7.745
9.976
6.680
11.746
12.526
11.558
8.731
10.508
6.791
6 5
4 KAPAL
4 KAPAL
4 KAPAL
4 KAPAL
4 KAPAL
2 KAPAL
KMP. BELANAK
KMP. BELANAK BARAU,
KMP. BELANAK BARAU,
KMP. BELANAK BARAU,
KMP. BELANAK BARAU,
KMP. BELANAK & KMP. TJ. BURANG
BARAU. KUALA
KMP. PULO
KMP PILO
KMP PILO
KMP PILO
BATEE II, TJ.
TELLO&TJ.BURANG
TELLO&J.BURANG
TELLO&J.BURANG
TELLO&J.BURANG
BURANG
Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga
Universitas Sumatera Utara
21
Tabel 2.6 Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Sibolga – Teluk Dalam Tahun 2007-2012 NO.
URAIAN
1 2 3 4 5
Trip PENUMPANG KEND. RODA - 2 KEND. RODA - 4 & 6 JUMLAH ARMADA
TAHUN 2007
2008 -
2009 -
2010
65 7.015 281 997 1 KAPAL KMP. PULO TELLO
2011
168 13.238 425 2.653 1 KAPAL KMP. PULO TELLO
Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga
2012
36 4.254 184 484 1 KAPAL
238 29.579 959 3.719 1 KAPAL
KMP. RAJA ENGGANO
KMP. RAJA ENGGANO
Tabel 2.7 Realisasi Angkutan Penyeberangan Lintas : Teluk Dalam – P. Tello Tahun 2007-2012 NO.
URAIAN
1 2 3 4 5 6
Trip PENUMPANG KEND. RODA - 2 KEND. RODA - 4 & 6 BARANG JUMLAH ARMADA
TAHUN 2007
2008 -
2009 -
2010 26 2.150 118 85 -
2011 84 4.849 295 86 -
1 KAPAL
1 KAPAL
KMP. PULO TELLO
KMP. PULO TELLO
2012 -
Sumber : PT. ASDP Cab. Sibolga Catatan : Lintas Sibolga-Telukdalam-Pulau Tello mulai dilayani sejak tanggal 01 Juli 2009. Lintas Teluk Dalam - Pulau Tello Tahun 2011-2012 tidak dilayani
2.
Jaringan Kereta Api
Pergerakan barang melalui sarana kereta api jaringan rel kereta api secara nyata terkonsentrasi di wilayah pantai Timur Sumatera Utara. Dikaitkan dengan karakteristik pelayanan, moda kereta api relatif ekonomis dioperasikan untuk melayani angkutan penumpang dan barang jarak jauh. Berarti wilayah pantai Timur telah memiliki sistem aktifitas sosial-ekonomi yang memenuhi skala ekonomi bagi dioperasikannya moda transportasi kereta api. Wilayah pantai Barat dan dataran tinggi di bagian Tengah tidak memiliki infrastruktur jaringan kereta api oleh karena kondisi fisik wilayah yang tidak memungkinkan.
Universitas Sumatera Utara
-
22
c) Transportasi Laut Sumatera Utara juga didukung oleh infrastruktur pelabuhan dan sarana angkutan laut yang melayani pergerakan lokal dan internasional. Salah satu pelabuhan utama yang dimiliki adalah Pelabuhan Belawan yang merupakan salah satu pintu gerbang transportasi laut di Sumatera Utara yang saat ini memegang peranan penting dalam pelaksanaan ekspor impor komoditi migas dan non migas dari dan ke Sumatera Utara. Pelabuhan Belawan berada di dalam wilayah administratif Pemerintahan Kota Medan atau berjarak 26 KM dari kota Medan yang adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan dapat diakses melalui Jalan Provinsi, nasional, jalanTol atau Jalur Kereta Api. Pelabuhan Belawan memiliki alur pelayaran sepanjang + 13.5 km dengan lebar 100 m dan kedalaman 9.50 m LWS. Kolam pelabuhan seluas + 5.317.500 m2 (termasuk alur pelayaran) dengan kedalaman 6 - 10 m LWS cukup memadai untuk menampung kapal-kapal berbobot besar maupun kecil. Gambar dan tabel berikut mejelaskan lay out Pelabuhan belawan serta kapasitas yang telah tersedia di Pelabuhan belawan. Tabel 2.8 Data Kapasitas Terpasang Pelabuhan Pelawan No
Nama/Lokasi
1.
ALUR KOLAM
2.
TERMINAL TERMINAL PENUMPANG Kapal Pelni TERMINAL CURAH CAIR 1) Minyak Sawit 2) BBM TERMINAL CURAH KERING 1) Pupuk 2) Semen 3) Bungkil TERMINAL GENERAL CARGO
3.
TPS (TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA) Container Yard (CY) Container Freight Station (CFS)
Sat
Nilai
Mil
8
Keterangan
M
100
Gd. Terminal Penumpang
M M
300 75
105 – 106 Ujung Baru Jetty + SMB Offshore
M M M M
100 100 190 2.184
104 Ujung Baru PT SAI, Kolam Citra Ujung Barura Belawan Lama, Ujung Baru dan Kolam Citra
M2 M2
14.846 19.502
Penanganan Peti Kemas Antar Pulau Penanganan LCL Cargo
Lebar 100 m, kedalaman -10 m LWS -6 s/d -10 LWS
882 m 2
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2014)
Universitas Sumatera Utara
23
3.000
2.500 2.000 1.500 1.000 500
0
Luar Negeri
Dalam Negeri
2008
1.734 2.511
2009
1.476 2.217
2010
2011
2.044
1.916
1.268
Gambar 2.2
955
2012
1.032 1.894
Realisasi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan 2008-2012 (Call) Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2012)
9.000.000
8.000.000 7.000.000 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000
0
Luar Negeri
Dalam Negeri
2008
6.959.091 7.115.965
2009
6.938.695 7.706.426
2010
7.141.371 7.873.859
Gambar 2.3
2011
6.925.823 7.569.871
2012
8.412.362 7.328.872
Realisasi Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan 2008-2012 (GRT) Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2012)
Berdasarkan data realisasi kunjungan kapal di pelabuhan Belawan (Call) tahun 2008-2012 berdasarkan tabel dibawah ini menunjukkan tren penurunan baik untuk dalam dalan luar negeri. Namun untuk tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 mengalami peningkatan. Sedangkan untuk data kunjungan kapal (GRT) di
Universitas Sumatera Utara
24
Pelabuhan Belawan tahun 2008-20012 cenderung mengalami peningkatan. Selain Pelabuhan Belawan kegiatan tersebut juga didukung oleh Pelabuhan Tanjung Balai, Kuala Tanjung, Pangkalan Susu di Pantai Timur, serta Sibolga dan Gunung Sitoli di Pantai Barat Sumatera Utara. Mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan RI No.KM.414 Tahun 2013 tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional, jumlah dan tipe Pelabuhan laut di Sumatera Utara adalah sebanyak 35 unit dengan perincian sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut . Tabel 2.9 Jumlah dan Tipe Pelabuhan Laut di Sumatera Utara
No.
Kabupaten/ Kota
Nama Pelabuhan
Tipe Pelabuhan
1.
Batubara
Kuala Tanjung
Pelabuhan Utama
2.
Batubara
Pangkalan Dodek
Pengumpan Regional
3.
Batubara
Perupuk
Pengumpan Lokal
4.
Batubara
Tanjung Tiram
Pengumpan Regional
5.
Batubara
Teluk Nibung
Pengumpan Regional
6.
Serdang Bedagai
Sialang Buah
Pengumpan Lokal
7.
Serdang Bedagai
Pantai Cermin
Pengumpan Regional
8.
Asahan
Tanjung Balai Asahan
Pelabuhan Pengumpul
9.
Langkat
Pangkalan Susu
Pelabuhan Pengumpul
10.
Langkat
Pulau KampaI
Pengumpan Lokal
11.
Langkat
Tanjung Pura
Pengumpan Regional
12.
Langkat
Tapak Kuda
Pengumpan Lokal
13. 14. 15.
Langkat
Kuala Sarapu
Pengumpan Lokal
Deli Serdang
Belawan
Pelabuhan Utama
Deli Serdang
Pantai Labu
Pengumpan Lokal
16.
Deli Serdang
Percut
Pengumpan Lokal
17.
Deli Serdang
Rantau Panjang
Pengumpan Regional
18.
Deli Serdang
Tanjung Beringin
Pengumpan Regional
19.
Labuhan Batu
Labuhan Bilik
Pengumpan Lokal
20.
Labuhan Batu
Sel Barombang
Pengumpan Regional
21
Labuhan Batu
Teluk. Lidong
Pelabuhan Pengumpul
Universitas Sumatera Utara
25
No.
NAMA PELABUHAN
KABUPATEN/KOTA
TIPE PELABUHAN
22.
Labuhan Batu
Tg. Sarang Elang
Pelabuhan Pengumpul
23.
Mandailing Natal
Natal/Sikara-kara
Pelabuhan Pengumpul
24.
Mandailing Natal
Sikara-Kara
Pelabuhan Pengumpul
25.
Gunung Sitoli
Gunung Sitoli
Pelabuhan Pengumpul
26.
Nias
Lahawa
Pengumpan Regional
27.
Nias
Sirombu
Pengumpan Regional
28.
Nias Selatan
Pulau Tanah Masa
Pengumpan Lokal
29.
Nias Selatan
Pulau Tello
Pelabuhan Pengumpul
30.
Nias Selatan
Teluk Dalam
Pengumpan Regional
31.
Tapanuli Tengah
Barus
Pengumpan Lokal
32.
Tapanuli Tengah
Manduamas
Pengumpan Lokal
33.
Tapanuli Tengah
Sibolga
Pelabuhan Pengumpul
34.
Tapanuli Tengah
35.
Mandailing Natal
Oswald Siahaan/ Labuhan Angin Batahan
Pelabuhan Pengumpul Pelabuhan Pengumpul
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.414 Tahun 2013
d) Transportasi Udara Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa bandar udara untuk melayani pergerakan melalui udara, meliputi Bandar Udara Kualanamu (Deli Serdang) Polonia (Medan), Binaka (Gunung Sitoli), Dr. Ferdinand Lumban Tobing (Tapanuli Tengah), Silangit (Tapanuli Utara) dan Aek Godang (Tapanuli Selatan). Selain itu juga terdapat bandar udara P. Batu di Pulau Nias selatan dan Sibolangit, namun belum beroperasi secara layak. Bandara Kualanamu (Kualanamu International Airport / KNIA) secara resmi telah beroperasi sejak tanggal 25 Juli 2013 menggantikan Bandara Polonia. Bandara Kualanamu dibangun sebagai pengganti Bandara Polonia yang pergerakan penumpang pertahunnya telah mencapai 8 juta penumpang, dengan pergerakan pesawat udara 64.800, serta trend pertumbuhan antara 15-20% pertahun. Demand penumpang yang sangat besar tersebut sudah tidak sebanding lagi dengan kapasitas Bandara Polonia yang hanya sebesar 900.000 pnp/tahun.
Universitas Sumatera Utara
26
Bandara Kualanamu adalah sebuah bandar udara baru yang lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, terletak di Kualanamu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1991. Persiapan pembangunan diawali pada tahun 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama membuat rencana pembangunan ditunda. Nama Bandara yang diusulkan berdasarkan Keputusan DPRD-SU Nomor : 18/K/2012 tanggal 17 Desember 2012 yaitu : Kualanamu International Airport (KNIA), berdasarkan nama rupa bumi, yang ditindaklanjuti dengan
Surat
Gubernur Sumut Nomor : 553/131 tanggal 8 Januari 2013, kepada Menteri Perhubungan RI. Pembangunan Bandara Kualanamu dibagi dalam 3 (tiga) tahapan pengembangan sebagai berikut : Tabel 2.10 Tahapan Pembangunan Bandara Internasional Kuala Namu Tahap II
Tahap III
Runway Pesawat terbesar
Tahap I Stage I Stage II 3.000x60m 3.750x60m B 747-400 A 380
3.750x60m A.380
3.750x60m A 380
Terminal Pnp Kapasitas
90.000m2 8 juta/th
125.000m2 10 jt/th
170.000m2 15 juta/th
225.000m2 22 juta/th
13.000m2 65.000 ton/th
13.000m2 65.000 ton/th
18.000m2 90.000 ton/th
27.000m2 115.000/th
20.000 m2
90.000 m2
140.000 m2
140.000 m2
Pengembangan
Terminal Kargo Kapasitas Area Parkir
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (2014)
Universitas Sumatera Utara
27
Tabel 2.11 Fasilitas Bandara Udara di Provinsi Sumatera Utara NO
URAIAN
1. POLONIA
1. 2. 3. 4. 5.
Lokasi Luas Area Aeorodrome Elevation Runway Luas Appron
6.
Kapasitas Appron
7. 8.
Terminal Penumpang Luas Areal Parkir
9. 10. 11. 12.
Kapasitas Parkir Kargo Peralatan Navigasi Aircraft Visual Aid Equipment
13. 14.
Pemadam Kebakaran Air Traffic Services
2. BINAKA
1 Km dari Medan 144 HA 26.5 m 2.900 x 45 m A = 29.860 m2 B = 30.305 m2 C = 16.028 m2 A = 2 B-747s . 1 A-300 B = 2 A-300s. 2 B-737s C = 18 CN-212/Helly 13.096 m2 (dom & int’l) Dom = 15.805 m2 Int’l = 10.531 m2 Dom =300. Int’l = 200 mbl PT. NATS. PT. MSA NDB. VOR. DME. ILS VASI/ R/W Light. REIL. Approach Light Category VIII Radar. Approach. ADC
3. FL. TOBING
22 Km dari Gn. Sitoli 72 HA 6m 1.400 x 30 m 60 x 80 m
30 Km dari Sibolga 183.03 Ha 10 m 1.850 x 30 m 90 x 50 m
1 F-27. 2 CN-212
1 F-27. 2 CN-212
416 m2 (dom) 1.500 m2
620 m2 (dom) 620 m2
30 mobil NDB. VOR Threshold Light
30 mobil NDB -
Category IV Unattended Aerodrome
Category III Unattended Aerodrome
Sumber : Dinas Perhubungan Sumatera Utara (2013)
Tabel 2.12 Fasilitas Bandara Udara di Provinsi Sumatera Utara NO
URAIAN
1.
Lokasi
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Luas Area Aeorodrome Elevation Runway Luas Appron Kapasitas Appron Terminal Penumpang Luas Areal Parkir Kapasitas Parkir Kargo Peralatan Navigasi Aircraft Visual Aid Equipment Pemadam Kebakaran Air Traffic Services
13. 14.
4. AEK GODANG
5. LASONDRE
30 Km dari P.Sidempuan 117 HA 281 m 1.400 x 23 m 32.5 x 58.5 m 2 CN-212 200 m2 (dom) 250 m2 10 mobil NDB -
3 Km dari P.Tello
Category IV Unattended Aerodrome
Category I Unattended Aerodrome
35 HA 2m 1400 x 30 m 60 x 40 m 2 CN-212 100 m2 (dom) NDB-LR -
6. SIBISA
7. SILANGIT
19 Km dari Parapat 40 Ha 1.218 m 750 x 23 m 60 x 40 m 1 CN-212 70 m2 (dom) 50 m2 3 mobil -
30 Km dari Tarutung 353.894 m2 1.237 m 1850 x 23 m 60 x 40 m 1 CN-212 100 m2 (dom) 180 m2 6 mobil -
Unattended Aerodrome
Unattended Aerodrome
Sumber: Dinas Perhubungan Sumatera Utara (2014)
Universitas Sumatera Utara
28
Tabel 2.13 Hirarki Bandar Udara di Sumatera Utara Tahun 2012 No.
Nama Bandara
Landasan Pacu / Runway (M)
Hierarki
Lokasi
1
Kualanamu
3.750 X 60
2
Polonia
2.900 X 45
3
1.800 X 30 2.260 X 30
Pengumpan
Tapanuli Tengah
5
Binaka Dr.F.L. Tobing Sibisa
Pengumpul Skala Pelayanan Primer Pengumpul Skala Pelayanan Primer Pengumpan
750 X 23
Pengumpan
6
Aek Godang
1.400 X 30
Pengumpan
7 8
Silangit Lasondre
2.250 X 30 1.400 X 30
Pengumpan Pengumpan
Toba Samosir Padang Lawas Utara Tapanuli Utara Nias Selatan
4
Deli Serdang Kota Medan Gunung Sitoli
Sumber : Dinas Perhubungan Provsu (2012)
Hingga tahun 2012, tercatat pergerakan penumpang domestik dan internasional (datang, berangkat, dan transit) yang melalui Bandara Polonia mengalami peningkatan.
F.
Rencana Kegiatan Visi Pembangunan Jangka Menengah Tahap-III Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2018, merupakan bagian yang tidak terlepas dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005-2025, yang diarahkan kepada pemantapan pembangunan secara menyeluruh dengan penekanan pada pembangunan daya saing kompetitif, perekonomian berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Sumatera Utara yang berkualitas yang berkemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat. Sejalan dengan itu dan dari motto Provinsi Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
29
yakni Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya, maka dirumuskan Visi dan Misi Pembangunan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014-2018.
a)
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat Rencana sistem jaringan transportasi darat terdiri dari sistem jaringan
jalan, jalan bebas hambatan, jaringan kerata api dan angkutan sungai dan penyebrangan, dimaksudkan untuk memperkuat interaksi internal untuk mendukung pola perkembangan ruang yang bersifat horizontal (decentralized territorial approach) melalui pemantapan jaringan jalan arteri dan kolektor primer dengan pola mengikuti jaringan penghubung antar PKN yang berperan menghubungkan secara berkelanjutan dengan PKW dan antar PKW. Rencana pengembangan sistem jaringan jalur kereta api meliputi: a.
Pemantapan jalur kereta api antar kota di wilayah Pantai Timur yang menghubungkan batas Aceh – Besitang – Binjai – Medan – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi – Kisaran – Rantau Prapat - Batas Riau;
b.
Pemantapan jalur kereta api antar kota, Tebing Tinggi – Pematang Siantar, Kisaran – Tanjung Balai, Medan – Deli Tua, Merek – Pematang Siantar, dan Medan – Pancur Batu;
c.
Pengembangan jalur kereta api antar kota bagian barat yang menghubungkan batas Aceh – Sibolga – batas Sumatera Barat;
d.
Pemantapan jalur kereta api antar kota di bagian tengah utara yang menghubungkan Rantauprapat – Gunung Tua – Padang Sidimpuan – Sibolga;
Universitas Sumatera Utara
30
e.
Pengembangan jalur kereta api Medan –
Belawan – Gabion
(Pelabuhan Peti Kemas), Bandar Tinggi – Pelabuhan Kuala Tanjung, Kisaran – Pelabuhan Tanjung Tiram, Rantau Prapat – Aek Nabara – Negeri Lama – Labuhan Bilik, Perlanaan – Gunung Bayu (Sei Mangkei), Aras Kabu – Bandara Kuala Namu; f.
Pengembangan simpul kereta api di stasiun kereta api di Medan, Sibolga, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Kisaran, dan Rantau Prapat;
g.
Pengembangan perpotongan antara jalur kereta api dan jalan yang tidak sebidang.
Pengembangan sistem jaringan transportasi angkutan sungai, danau dan penyeberangan terdiri atas peningkatan dan pengembangan jaringan pelayanan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan yang meliputi: a.
Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas negara yaitu Belawan – Penang (Malaysia) dan Tanjung Balai – Malaysia.
b.
Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas provinsi yaitu Singkil – Gunung Sitoli – Singkil, Pulau Telo – Teluk Bayur.
c.
Jaringan pelayanan angkutan penyeberangan lintas kabupaten/kota yaitu Sibolga – Gunung Sitoli, Sibolga – Teluk Dalam, Teluk Dalam – Pulau-pulau Batu, Ajibata – Tomok, Simanindo – Tigaras, dan Muara – Nainggolan.
d.
Jaringan pelayanan angkutan sungai dan danau lintas kabupaten/kota yaitu Belawan Lama – Batang Sere, Belawan Lama – Karang
Universitas Sumatera Utara
31
Gading, Ajibata – Tomok, Ajibata – Urat, Ajibata – Porsea, Balige – Onan Runggu, Balige – Mogang, Balige – Bakkara, Balige – Ajibata, Balige – Pangururan, Muara – Nainggolan, Muara – Balige, Muara – Tomok, Muara – Bakkara, serta Muara – Onan Runggu. e.
Khusus untuk wilayah dengan aliran sungai yang potensial dibangun sebagai waterways dilakukan pengintegrasian jaringan jalan dengan jalur sungai dengan mengembangkan dermaga sungai pada simpulsimpul pertemuan antara kedua moda angkutan tersebut.
f.
Sistem terpadu
antara
jaringan
jalan
dengan
jalur
sungai
dikembangkan untuk mengakomodasi pergerakan penumpang dan komoditi yang dihasilkan wilayah belakang, yang berorientasi ke pusat-pusat
kegiatan
industri
dan
yang
menuju
pelabuhan
pengumpan lokal yang dikembangkan di sepanjang pantai Timur dan Barat Sumatera Utara. Pengembangan sistem jaringan angkutan barang diarahkan pada : a.
Penetapan lokasi terminal angkutan barang dengan fasilitasnya diarahkan pada kawasan pelabuhan dan industri/pergudangan serta lokasi yang ditetapkan pada jaringan jalan arteri primer.
b.
Pengembangan terminal barang diarahkan pada Pelabuhan Belawan, Perbaungan dan Pancur Batu di Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, dan Labuhan Angin di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Universitas Sumatera Utara
32
Pengembangan sistem jaringan angkutan penumpang diarahkan pada: a.
Penataan pelayanan angkutan umum yang disesuaikan dengan hierarki jalan.
b.
Penetapan terminal penumpang A di Kota Medan (Terminal Amplas dan Pinang Baris), Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, Balige di Kabupaten Toba Samosir, Tarutung di Kabupaten Tapanuli Utara, Kisaran di Kabupaten Asahan, Rantau Prapat di Kabupaten Labuhanbatu, Panyabungan di Kabupaten Mandailing Natal, Batu Nadua di Kota Padang Sidimpuan, dan Kabanjahe di Kabupaten Karo.
c.
Sementara itu pemantapan Terminal Penumpang B di Kota Sibolga, Lubuk Pakam, Kabanjahe, Parapat, Dolok Sanggul, Perdagangan, Binjai, Bahorok, Tanjung Pura, Selesai, Tanjung Beringin, Batu Nadua, Aek Kanopan.
d.
Pengembangan Terminal Penumpang C tersebar di Kabupaten/Kota seluruh Provinsi Sumatera Utara
e.
Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (Bus Rapid Transit) di Kawasan Mebidangro.
f.
Pengembangan angkutan pemadu moda di Bandara Kuala Namu melalui moda angkutan darat, kereta api, dan angkutan laut.
g.
Pengembangan fasilitas alih moda (transfer point) untuk angkutan pemadu moda di Bandara Kuala Namu; dan.
Universitas Sumatera Utara
33
h.
Pengembangan pelayanan angkutan penumpang menyusuri Jalur Susur
Lintas
Pantai
Timur,
dimaksudkan
sebagai
moda
pengembangan potensi ekonomi masyarakat pesisir pantai dan pariwisata.
b)
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Laut terdiri dari: 1.
Pengembangan pelabuhan yang berfungsi sebagai inlet-outlet point utama bagi sistem pergerakan penumpang dan barang menuju dan dari wilayah Sumatera Utara, terutama Pelabuhan Belawan di Kawasan Mebidangro dan Pelabuhan Sibolga di Kota Sibolga sebagai Pelabuhan
Internasional serta Pelabuhan Bagan Asahan
sebagai Pelabuhan Nasional. 2.
Pengembangan pelabuhan-pelabuhan pengumpan regional dan lokal serta pelayaran rakyat sebagai penunjang pergerakan melalui laut bagi wilayah di sepanjang pantai yang memiliki potensi ekonomi tertentu.
3.
Pengembangan pelabuhan – pelabuhan sebagaimana dimaksud di atas secara terintegrasi dengan pengembangan sistem jaringan transportasi darat.
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, pelabuhan Belawan dituntut untuk dapat menjadi Pelabuhan Nasional Hub Port. Pengembangan metropolitan sebagai kawasan perdagangan dan industri di
Universitas Sumatera Utara
34
kawasan Sumatera Utara menjadikan peran Pelabuhan Belawan menjadi sangat penting dalam pola pengembangan khususnya di sektor perdagangan, dimana nantinya Pelabuhan Belawan dapat mengantisipasi menjadi Transhipment Port. Rencana pengembangan Pelabuhan Belawan terbagi dalam jangka pendek (20062010), jangka menengah (2011-2015), dan jangka panjang (2016-2020). Tabel 2.14 Program Pengembangan Pelabuhan Belawan Program Jangka Pendek (2006-2010) Pelabuhan Belawan (Terminal Konvensional)
Studi Review Pengembangan Pelabuhan Belawan
Pembangunan Dermaga Peti Kemas
Penataan Operasional dan Rehabilitasi Ujung Baru & Citra Relokasi Terminal Penumpang (Roro Dan Ferry)
Program Jangka Menengah (2011-2015)
Program Jangka Panjang (2016-2020)
Pembangunan Terminal Curah Cair
Pembangunan Terminal Cargo
Pembangunan Dermaga Peti Kemas (300 m2)
Pembangunan Dermaga Peti Kemas
Pembangunan Dermaga Cargo
Rekonfigurasi dan Peningkatan Kapasitas Alur Pelayaran Pelabuhan Belawan (Terminal Peti Kemas) Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas
Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas
Pengadaan Peralatan Bongkar-Muat Peti Kemas
Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi sumatera Utara (2014)
c)
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara Pengembangan Rencana Sistem Jaringan Transportasi Udara diarahkan pada: 1.
Membangun pelabuhan udara di Kuala Namu, Deli Serdang sebagai Bandar Udara pengumpul dengan skala pelayanan primer melengkapi fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro sebagai pusat pelayanan primer;
2.
Pengembangan bandar udara pengumpan dengan skala pelayanan sekunder provinsi;
Universitas Sumatera Utara
35
3.
Pembangunan bandar udara baru sebagai penunjang sistem pergerakan internal Sumatera Utara guna memperlancar mobilitas menuju dan dari kawasan-kawasan yang memiliki fungsi penting tertentu.
Universitas Sumatera Utara