BAB II PLAGIARISME DAN KARYA ILMIAH A. Plagiarisme 1. Pengertian Plagiarisme Dari sisi etimologis, kata plagiat berasal dari bahasa Inggris plagiarism, sebelumnya plagiary. Kata Inggris ini diderivasi dari kata Latin, plagiarius yang berarti penculik, penjiplak. Berdasarkan etimologi dan arti kata, plagiat adalah tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain dan mengklaim atau mengumumkannya sebagai miliknya.1 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010: “Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”.2 Hal ini berarti dalam membuat karya ilmiah untuk memperoleh nilai dibutuhkan kejujuran dalam menyertakan pemilik asli sebuah karya. Karya seseorang memiliki perlindungan hukum yaitu dalam Undang-undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dalam pasal 40 disebutkan ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan
1
R. Masri Sareb Putra, Kiat Menghindari Plagiat (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 11.
2
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. “Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi”. http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article& id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturanmenteri&Itemid=11 (Diakses tanggal 12 Desember 2015).
29
30
sastra.3 Jadi apabila seseorang melakukan pelangaran terhadap karya ilmiah seseorang maka akan dikenai sanksi sesuai dengan undang-undang. Menurut KBBI plagiat merupakan pengambilan karangan (pendapat) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.4 Dalam dunia akademik, plagiat yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen atau peneliti dianggap sebagai kecurangan akademik atau penipuan akademis. Pelakunya dapat dikenakan sanksi akademik dalam berbagai bentuk, dari yang ringan hingga dikeluarkan sebagai civitas akademika.5 Hal ini menunjukkan bahwa tindakan plagiarisme sekecil apapun bentuknya tetap dikenai sanksi karena merupakan tindakan penipuan akademis. Definisi plagiarisme menurut beberapa ahli: a. Belinda Rosalina (mengutip pendapat Alexander Lindsey) dalam buku Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika karya Henry Soelistyo, plagiarisme merupakan tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya tanpa menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya.6
3
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal 40
Ayat 1. 4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 1083. 5
6
R. Masri Sareb Putra, op.cit., hlm. 17.
Henry Soelistyo, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hlm. 17.
31
b. Menurut sastrawan Ajib Rosidi plagiat adalah pengumuman sebuah karya pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau seniman kepada publik atas semua atau sebagian besar karya orang lain tanpa menyebutkan nama sang pengarang yang diambil karyanya.7 c. Menurut Asep Jihad, plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata, kalimat, atau hasil penelitin orang lain dan menyajikannya seolah-olah sebagai karya sendiri.8 Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa plagiarisme merupakan suatu tindakan meniru atau menjiplak karya orang lain (gagasan maupun idenya) tanpa menyebutkan sumbernya dan mengakuinya sebagai karya sendiri. Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010 disebutkan bahwa plagiat meliputi: a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai; b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai; c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
7
8
Ibid., hlm. 17.
Suyanto dan Asep Jihad, Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah (Yogyakarta: Multi Solusindo, 2011), hlm. 134.
32
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.9 Para peneliti terdahulu seperti Davis, Fishbein, dan Bowers sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Zalnur mengemukakan bahwa tingginya angka tindakan plagiarisme yang terjadi di dunia akademik akhirakhir ini merupakan sebuah indikasi bahwa kaum intelektual seperti mahasiswa, dosen, guru profesional tidak lagi menjunjung tinggi asas-asas kejujuran dan etika dalam menghasilkan karya ilmiah sendiri. Dan tindakan tersebut sudah keluar dari nilai-nilai akademik karena telah merusak etika mencari kebenaran melalui ilmu.10 Etika dalam mencari ilmu harus dijunjung tinggi. Karena untuk mencapai suatu kebenaran haruslah dilandasi dengan kejujuran. Menjunjung tinggi kejujuran akan mengkokohkan hasil dari kebenaran itu sendiri. Karena kejujuran merupakan salah satu elemen dari etika akademik.
2. Tipe-tipe Plagiarisme Dalam menulis karya ilmiah mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Tindakan ini sangat dianjurkan karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu.11 Dengan melakukan 9
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 3.
10
Muhammad Zalnur. “Plagiarisme Di Kalangan Mahasiswa Dalam Membuat TugasTugas Perkuliahan Pada Fakultas Tarbiyah Iain Imam Bonjol Padang”. http://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/view/6 (Diakses tanggal 15 Desember 2015). 11
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 8.
33
pengutipan dan perujukan maka gagasan seseorang akan menjadi lebih luas. Namun apabila seseorang sengaja tidak menyebutkan sumber rujukan ataupun salah menyebutkan sumber rujukan dapat menyebabkan seseorang terjerat tindakan plagiasi. Tindakan plagiasi atau plagiarisme ini dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu: a. Plagiarisme ide Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang menjiplak ide orang lain dalam membuat sebuah karya. Tipe plagiarisme ini sulit dibuktikan karena ide itu bersifat abstrak dan kemungkinan memiliki persamaan dengan ide orang lain.12 Misalnya membuat karya dengan menjiplak ide orang lain, hanya diubah sedikit namun intinya ide tetap sama dengan yang dijiplak. b. Plagiarisme kata demi kata Tipe ini yaitu apabila mengutip karya orang lain kata demi kata tanpa menyebutkan sumbernya sampai seluruh ide penulis aslinya benar-benar terambil.13 Misalnya dengan mengambil beberapa kata/kalimat dari karya seseorang lalu diletakkan pada karyanya sendiri pada bagian-bagian tertentu sampai isinya sama dengan karya yang dijiplak. c. Plagiarisme atas sumber Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang tidak menyebutkan secara lengkap sumber referensi yang dirujuk dalam
12
Henry Soelistyo, op.cit., hlm. 19.
13
Ibid., hlm. 20.
34
kutipan.14 Misalnya pada penulisan footnote tidak memadai (tidak disertakan nama penulis) atau disisipi footnote dengan halaman yang tidak sesuai. d. Plagiarisme kepengarangan Plagiarisme tipe ini yaitu apabila seseorang mengakui karya orang lain sebagai karyanya sendiri. Tindakan ini dilakukan dengan kesadaran dan kesengajaan untuk membohongi publik.15 Misalnya mengganti nama karya orang lain menjadi nama nya sendiri untuk mendapatkan nilai. Menurut R. Masri Sareb Putra plagiarisme terdiri dari beberapa bentuk. Bentuk-bentuk plagiarisme tersebut antara lain: a. Plagiat langsung Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang berat dimana seseorang menyalin secara langsung sumber kata demi kata tanpa menunjukkan bahwa itu merupakan kutipan dan sama sekali tidak menyebutkan sumbernya.16 b. Plagiat karena kutipannya tidak jelas atau salah kutip Plagiat jenis ini yaitu plagiat dimana tidak ditunjukkan sumber rujukan secara jelas dimana awal dan akhirnya dalam suatu karya.17 Jadi dalam hal ini si plagiat tidak membedakan bagian yang sebenarnya ia kutip.
14
Ibid.
15
Ibid.
16
R. Masri Sareb Putra, op.cit., hlm. 13.
17
Ibid., hlm. 14.
35
c. Plagiat mosaik Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang sering terjadi. Plagiat jenis ini yaitu dimana penulis tidak menyebutkan sumber aslinya, penulis hanya mengubah kata-kata dalam kutipannya.
18
Istilah ini seperti parafrasa
dimana dalam membuat parafrasa kalimat atau kutipan yang akan ditulis diubah dengan kata-kata sendiri namun bedanya dalam pembuatan parafrasa harus dicantumkan sumber aslinya dengan jelas. Selanjutnya, berdasarkan klasifikasi dari Turnitin (organisasi yang menghasilkan piranti lunak (software) dalam yang membantu penggunanya untuk menuliskan gagasan tanpa melakukan plagiarisme) seperti yang dikutip Ignatius Darma Juwono dalam buku Strategi Hindari Plagiarisme tipe-tipe plagiarisme antara lain dapat dibedakan menjadi 10 macam: a. Kloning Kloning merupakan plagiarisme dimana penulis mengutip kata demi kata seperti aslinya tanpa menyebutkan sumber rujukan dan mengakui gagasan tersebut sebagai miliknya.19 Misalnya menjiplak beberapa kata dan diletakkan pada bagian-bagian tertentu karyanya yang intinya sama dengan karya yang dijiplak. b. Ctrl-C Ctrl-C adalah perintah singkat untuk menyalin teks yang telah dipilih. Plagiat jenis ini merupakan bentuk plagiarisme yang memuat sebagian
hlm. 29.
18
Ibid.
19
Etty Indriati, Strategi Hindari Plagiarisme (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015),
36
besar teks asli dari sebuah sumber tanpa adanya perubahan atau pemaknaan kembali.20 Jadi disini si plagiat hanya mengcopy sebagian besar tulisan orang lain tanpa menambahkan gagasannya sendiri. c. Tulisan Find-Replace Tulisan find-replace adalah tulisan yang hanya mengubah kata kunci atau mengganti dengan sinonim pada kata kunci yang ada dalam tulisan rujukan sehingga esensi inti dari tulisan tetaplah sama.21 Find-replace ini berati si plagiat hanya menggunakan kata lain dari karya yang ia jiplak yang sebenarnya kata itu sama artinya dengan kata yang dimaksud dalam karya tersebut. d. Tulisan Remix Remix merupakan pemaknaan kembali dari beberapa sumber yang sebenarnya berbeda, tapi ditulis atau digabungkan sehingga seolah-olah menjadi satu pendapat yang selaras dari satu sumber.22 Remix ini berarti si plagiat menggabungkan dua pendapat yang berbeda dan ditulis sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan. e. Tulisan Daur Ulang (Recycle) Recycle merupakan tindakan dimana seseorang menggunakan kembali gagasan yang pernah ia gunakan sebelumnya dengan merubah sedikit pada karya tersebut untuk kemudian dipublikasikan lagi tanpa
20
Ibid., hlm. 31.
21
Ibid., hlm. 32.
22
Ibid., hlm. 33.
37
menyebutkan bahwa sebenarnya gagasan ini sudah pernah ia gunakan sebelumnya.23 Disini si plagiat mempublikasikan karyanya dua kali dalam kesempatan yang berbeda dengan sedikit perubahan, namun intinya tetap sama. f. Tulisan Hybrid Tulisan hybrid adalah tulisan yang menggabungkan beberapa sumber rujukan, namun yang ditulis dalam kutipan hanya satu sumber.24 Jadi disini si plagiat menyembunyikan sumber yang lain yang sebenarnya ia kutip. g. Tulisan Mashup Tulisan
mashup
yaitu
menggabungkan
beberapa
sumber
tanpa
memperhatikan hubungan dan kesesuaian dari sumber-sumber yang digunakan tersebut.25 Dalam mashup ini berarti secara tidak langsung si plagiat
asal-asalan
menggabungkan
berbagai
sumber
tanpa
memperhatikan isi atau maksud dari sumber yang digunakan. h. Tulisan “404 Error” Kesalahan
penulisan
“404
error”
merupakan
kesalahan
dalam
menuliskan sumber rujukan yang dapat diakses di internet sehingga tidak dapat diakses atau sumber tersebut memang sebenarnya tidak ada atau
23
Ibid., hlm. 35.
24
Ibid., hlm. 36.
25
Ibid., hlm. 38.
38
rekayasa sumber.26 404 error ini dapat pula sengaja dilakukan oleh si plagiat untuk menyembunyikan alamat sumber yang sebenarnya. i. Tulisan “Agregator” Tulisan agregator dicirikan sebagai penulisan pendapat atau argumentasi dengan mengutip sebuah sumber dengan teknik yang tepat, tetapi dalam kutipan ini penulis hampir tidak menuangkan pemikirannya.27 Jadi disini penulis hanya meletakkan kutipan-kutipan saja dengan tepat tanpa ditambah dengan pemikirannya sendiri. j. Tulisan “Re-tweet” Kesalahan tipe re-tweet merupakan kesalahan dimana sebenarnya penulis sudah menggunakan teknik penulisan kutipan, tapi penulisan tersebut mirip dengan teks atau sesuai dengan kata-kata asli dari teks yang dikutip.28 Re-tweet ini sama halnya dengan mengcopy persis dengan aslinya dengan teknik penulisan yang tepat tanpa adanya argumentasi dari penulis.
3. Tingkatan dalam Plagiarisme Menurut IEEE seperti yang dikutip oleh Wayan Mustika, jenis plagiarisme dibagi atas 5 tingkatan sebagai berikut: a. Tingkat 1: Meng-copy paper keseluruhan atau sebagian besar (> 50%) dari suatu paper tunggal. Contoh: meng-copy lebih dari satu 26
Ibid., hlm. 40.
27
Ibid.
28
Ibid., hlm. 42.
39
b.
c.
d. e.
karya sumber oleh pengarang yang terindikasi plagiat dengan total persentase materi-materi yang diplagiat mencapai lebih dari 50%. Tingkat 2: Meng-copy sebagian besar (antara 20% – 50%) dari suatu paper tunggal. Contoh: mengkopi sebagian besar paper asli tanpa referensi atau meng-copy dengan total persentase materi-materi yang diplagiat antara 20% – 50%. Tingkat 3: Meng-copy elemen-elemen individu dari karya orang lain sampai 20% (contoh: paragraf, kalimat dan gambar) tanpa memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap. Tingkat 4: Memparafrase isi dari karya orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumbernya. Tingkat 5: Mengambil teks sebagian besar karya orang lain dengan merujuk secara benar ke sumbernya, namun tanpa penyajian yang jelas. Contoh: tanpa tanda kutip atau indent.29
Jadi menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) tingkatan plagiat dibagi menjadi 5 tingkat mulai dari tingkat yang tinggi sampai pada tingkat rendah. Namun demikian, rendah atau tinggginya plagiat tetap saja hal itu merupakan tindakan pencurian dan melanggar hak cipta orang lain. Dan pelakunya tetap dikenai sanksi seperti orang yang sengaja melakukan plagiat.
4. Kiat dalam Menghindari Plagiarisme Plagiarisme merupakan suatu tindakan yang harus dihindari oleh masyarakat akademik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia
No.17
tahun
2010
tentang
pencegahan
dan
penanggulangan plagiat di perguruan tinggi pada pasal 6 dan 7 terdapat beberapa upaya dalam mencegah plagiat di perguruan tinggi, antara lain:
29
Wayan Mustika. “Waspada Plagiarisme”. plagiarisme/ (Diakses tanggal 16 Desember 2015)
http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-
40
a. Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan, yang antara lain berisi kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat. b. Pimpinan perguruan tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi. c. Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya anti plagiat. d. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat. e. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi.30 Dalam dunia akademik, terdapat ketentuan dimana seseorang harus menghormati hak cipta atau gagasan orang lain. Gagasan dipandang sebagai properti intelektual. Oleh karena itu, memberikan sumber rujukan sebagai pengakuan atas gagasan atau karya orang lain sangat penting.31 Dengan memberikan sumber rujukan yang jelas atas gagasan yang dikutip akan menghindarkan dari tindakan plagiarisme. Menurut R. Masri Sareb Putra untuk menghindari plagiat hendaknya seorang penulis harus memahami terlebih dahulu tatacara pengutipan, kemudian menerapkan teknik mengutip yang benar, melakukan parafrasa, dan atau meringkas gagasan atau wacana dari karya orang lain.32 Teknik mengutip merupakan salah satu cara agar terhindar dari plagiarisme. Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari 30
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 5-6.
31
Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., hlm. 133.
32
R. Masri sareb Putra, op. cit., hlm. 27.
41
gagasan seseorang baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah.33 Kutipan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. a. Kutipan langsung Kutipan langsung merupakan kutipan yang sama dengan bentuk asli yang dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung ini tidak boleh lebih dari satu halaman.34 Jadi, dalam kutipan langsung ini dibatasi banyaknya kata atau kalimat yang dikutip. b. Kutipan tidak langsung Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti ringkasan atau parafrasa. Kutipan isi atau parafrasa merupakan kutipan yang hanya mengambil inti atau maksud dari kalimatkalimat yang ditulis dalam buku sumber.35 Kutipan ini dilakukan dengan mengambil intinya saja (diringkas) kemudian ditulis dengan bahasa penulis sendiri. Selain tata cara pengutipan, teknik penulisan catatan kaki juga perlu diperhatikan. Catatan kaki merupakan catatan pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan, pendapat atau keterangan penulis mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks. Tata cara
33
Umum Budi karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2012), hlm. 78. 34
Moh. Muslih, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2015), hlm. 22. 35
Ibid., hlm. 24.
42
penulisan catatan kaki (footnote) yang digunakan di STAIN Pekalongan secara garis besar yaitu nama pengarang/penulis (nama gelar tidak dicantumkan) kemudian koma (jika nama pengarang tidak ada, diganti dengan instansi penanggung jawab atau penerbit setelah judul buku tanpa koma (jika tidak ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi buku) atau judul buku (ditulis miring) koma (jika ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi buku); nomor jilid buku (jika ada) tanpa koma; kemudian kurung buka; nama kota tempat penerbit, titik dua; nama penerbit, koma; tahun terbit, kurung tutup, koma; halaman yang dikutip atau yang berkaitan dengan teks (halaman disingkat hlm), titik.36 Jadi memahami tata cara dalam penulisan karya ilmiah yang baik juga sangat berpengaruh terhadap tindakan plagiarisme. Karena tanpa sengaja salah dalam mencantumkan sumber rujukan juga dianggap sebagai plagiarisme. Oleh karena itu perlu dipahami teknik-teknik dalam penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. Hal yang tak kalah penting yaitu dengan memahami
apa
itu
plagiasi,
dengan
pemahaman
tersebut
akan
menghindarkan dari tindakan plagiarisme. Selain itu, mebiasakan diri untuk membaca buku juga dapat menghindarkan dari tindakan plagiarisme. Dengan membaca buku wawasan menjadi luas, sehingga dapat menciptakan gagasan atau ide tanpa melakukan plagiarisme. Namun, yang lebih penting lagi untuk selalu menjaga budaya akademik dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran pada diri sendiri agar tindakan plagiasi dapat diminimalisir. 36
Ibid., hlm. 25.
43
5. Cara Mendeteksi Plagiarisme Tugas penyusunan karya ilmiah dalam hal ini makalah, merupakan tugas yang penting bagi penentuan nilai pada mata kuliah tertentu. Hal ini akan membuat mahasiswa mengerjakan tugas tersebut dengan berbagai macam cara. Apabila banyak tugas maka bukan tidak mungkin mahasiswa akan melakukan plagiasi. Hal ini membuat dosen, yang notabene tidak hanya menilai tugas satu makalah mahasiswa menjadi berkurang daya ingatnya dikarenakan makalah yang harus dikoreksi banyak. Namun, ada cara lain yang mudah untuk mendeteksi plagiarisme pada tugas mahasiswa, yaitu: a. Dengan menggunakan mesin atau alat Perkembangan zaman yang semakin canggih membuat peneliti menemukan alat-alat (software) untuk mengecek indikasi tindakan plagiarisme, hal ini dapat menjadi alat yang mempermudah dosen dalam mengoreksi tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa. Software-software tersebut antara lain: 1) Turnitin Program berbayar ini dikembangkan Universitas California, Berkeley, melalui perusahaan Ipardigms. Aplikasi ini mendukung 30 bahasa dan telah dipakai kurang lebih di 106 negara. Menurut catatan, aplikasi ini dapat menurunkan penjiplakan hingga 82%.37 2) Wcopyfind Program ini dapat diperoleh secara gratis melalui situs internet yang dibuat oleh Loubloomfield, Profesor Fisika Universitas Virginia, Amerika Serikat. Aplikasi ini mencari kesamaan kata/frasa sebuah artikel dengan database yang ada di komputer. 37
Henry Soelistyo, op. cit., hlm. 167.
44
Aplikasi ini tidak membandingkan langsung melalui internet dan dapat dijalankan dengan sistem operasi windows serta linux.38 3) Viper Viper merupakan software pendeteksi plagiarisme. Viper bisa diunduh secara gratis di situs resmi mereka: http://www.scanmyessay.com/. Ukuran installer-nya tidak terlalu besar, sekitar 3,5mb. Untuk bisa menggunakan Viper, kita harus memiliki akun terlebih dahulu. Sebagaimana pendaftaran akun email, pendaftaran akun Viper pun sangat mudah. Aktivasi akun diperlukan, oleh karena itu dibutuhkan akun email yang valid. Setelah akun terdaftar, langsung bisa login menggunakan antarmuka yang ada di perangkat lunak ini. Lalu dapat langsung untuk mengunggah sebuah file (Adobe file atau Office file), yang nantinya akan diproses dan dicocokkan dengan referensi yang ter-indeks di Viper. Untuk lama atau tidaknya pengecekan sebuah paper tergantung pada koneksi internet.39 4) Article Checker Aplikasi ini memanfaatkan fasilitas mesin pencari google dan yahoo. Caranya dengan memasukkan teks yang akan dicek dan salah satu mesin pencari akan melacak kesamaan naskah yang telah ditentukan.40 b. Dengan analisis Analisis
merupakan
cara
sederhana
dalam
mendeteksi
plagiarisme. Cara ini dapat dengan mudah dilakukan dengan tanpa alat, namun dalam menganalisis diperlukan ketelitian. Langkah-langkah untuk mengidentifikasi tindakan plagiasi menurut Universitas Pendidikan Indonesia yaitu:
38
39
Ibid. Sunu
Wibarama.
“Viper:
Cara
Mudah
Mendeteksi
Plagiarisme”.
http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-mendeteksiplagiarisme/ (Diakses tanggal 2 Maret 2016) 40
Henry Soelistyo, loc. cit.
45
1) Ada perbedaan internal dalam isi teks, seperti dalam gaya penulisan, ejaan, tanda baca, penggunaan font, huruf besar, cetak miring, bahasa, tata bahasa dan konstruksi kalimatnya. 2) Tugas yang diserahkan kualitasnya lebih baik atau bentuknya berbeda (misalnya ujaran bahasanya) dengan apa yang biasanya mahasiswa yang bersangkutan hasilkan. 3) Terdapat ketidakkonsistenan internal dalam hal perujukan apakah diteks utama, pustaka acuan atau keduanya. 4) Adanya penghilangan sumber tertentu yang mestinya harus muncul. 5) Ada pernyataan yang tidak didukung oleh bagian teks lainnya. 6) Tugas yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang ditugaskan, kualitasnya lebih rendah atau lebih bagus dari yang diminta. 7) Perujukan yang tidak memadai atau tak sejalan dengan rincian yang muncul di dalam naskah.41 Menurut Muthoin, apabila terdapat sumber yang berasal dari internet dapat ditempuh dengan cara analisis sebagai berikut: 1) Telusuri alamat-alamat internet yang disebutkan dalam makalah. 2) Jika alamat internet tidak bisa diakses ada dua kemungkinan yang pertama pemakalah salah menuliskan alamat dan yang kedua pemakalah sengaja menuliskan alamat yang tidak sesuai untuk menyembunyikan sumber aslinya. 3) Jika alamat tidak bisa diakses, maka dilakukan dengan membandingkan antara makalah dengan sumber aslinya. 4) Jika ditemukan kejanggalan misalnya ada alamat internet yang tidak diakses atau perujukan tidak memadai karena antara isi dengan sumber yang dirujuk tidak sesuai, maka dilakukan dengan pencarian terhadap artikel-artikel yang mempunyai bahasan yang sama dengan makalah 5) Agar penelusuran artikel dengan search engine lebih fokus terhadap artikel yang relevan dengan pembahasan, maka diperlukan teknik filter dengan menggunakan simbol matematika diantaranya tanda plus (+), tanda minus (-) dan tanda petik.42 41
Universitas Pendidikan Indonesia. “Upaya Pencegahan Plagiarisme” http://aresearch.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdf (Diakses pada 11 Maret 2016). 42
Mutho’in, “Internet dan Signifikansinya terhadap Karya Ilmiah Mahasiswa” (STAIN Pekalongan: Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), 2013), hlm. 14-15.
46
Selain dengan analisis tadi, dari segi teknik penulisan juga diperhatikan. Misalnya catatan kaki dan daftar pustaka. Dalam menganalisis sangat diperlukan ketelitian.
6. Sanksi bagi Pelaku Plagiarisme Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010 sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan plagiasi
sebagaimana
telah
diproses
menurut
prosedur
akademik
diberlakukan secara berurutan mulai dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Sanksi-sanksi tersebut terdiri atas: a. b. c. d.
Teguran Peringatan tertulis Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa Pembatalan nilai, satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program pendidikan.43
7. Faktor-faktor yang Menyebabkan Tindakan Plagiarisme Menurut Insley, seperti yang terdapat pada petunjuk teknis pencegahan plagiat di perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia, ada beberapa alasan melakukan plagiat. Antara lain:
43
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 7-8.
47
a.
Tidak memahami apa yang dimaksud dengan kutipan, parafrasa dan tatacara mengutip secara benar serta tidak memahami perbedaan antara parafrasa dan plagiat.
b.
Menganggap dengan melakukan plagiat tugas dapat cepat terselesaikan.
c.
Merasa yakin bahwa dosen tidak akan mendeteksi atau mengoreksi tugasnya.
d.
Tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mencari sumber yang relevan dengan tugas yang diberikan dan lemah dalam pengelolaan waktu, menunda tugas sampai detik-detik terakhir sehingga “kepepet” melakukan plagiat.44
B. Karya Ilmiah 1. Pengertian Karya Ilmiah Karya ilmiah merupakan karya yang disusun berdasarkan prosedur ilmiah. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah merupakan karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah, berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka).45 Pengertian karya ilmiah menurut menurut para ahli: a. Karya ilmiah menurut Imam Suyitno “Karya tulis yang disusun dan dikembangkan berdasarkan prosedur ilmiah”.46 44
Universitas Pendidikan Indonesia, op. cit., hlm. 2-3.
45
Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 629.
46
Imam Suyitno, Menulis Makalah dan Artikel (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 1.
48
b. Menurut Dalman “Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung fakta, teori dan/atau bukti-bukti empirik”.47 c. Menurut Ambary “Karya ilmiah merupakan karya yang mengungkapkan sebuah pikiran hasil pengamatan, tinjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bersantun bahasa, yang isi maupun kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan”.48 d. Karya ilmiah menurut Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi “Serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.49 Sebagaimana beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa karya ilmiah merupakan karya tulis yang mengungkapkan gagasan berdasarkan hasil pengamatan, tinjauan ataupun penelitian yang disusun berdasarkan prosedur ilmiah, disajikan secara sistematis dan objektif berdasarkan fakta yang ada.
47
Dalman, Menulis Karya Ilmiah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 5.
48
Ibid., hlm. 45.
49
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel & Karya Tulis Ilmiah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 15.
49
2.
Karakteristik Karya Ilmiah Karya ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut: a. Empiris Empiris ditunjukkan dengan informasi yang faktual, informasi atau data yang dipaparkan dalam tulisan tersebut berasal informasi atau data hasil pengamatan, kajian pustaka atau penelitian yang berarti informasi atau data ini bukan hasil rekayasa.50 b. Objektif Keobjektifan dilihat pada fakta dan data yang ditunjukkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Selain itu, setiap pernyataan atau simpulan yang ditunjukkan harus berdasarkan buktibukti
yang
bisa
dipertanggungjawabkan
dan
dapat
diuji
kebenarannya.51 Dalam hal ini peneliti harus bersikap jujur terhadap hal yang diteliti. c. Netral Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian, peneliti harus mengesampingkan kepentingan pribadinya di saat meneliti sehingga informasi yang diperoleh adalah data yang asli dan
50
Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
51
Masnur Muslich, Bagaimana Menulis Skripsi? (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 6.
50
bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan pribadi maupun kepentingan kelompok.52 d. Sistematis Karya ilmiah harus disajikan dengan urutan yang logis dan teratur yang
ditunjukkan
oleh
adanya
keteraturan,
keterkaitan,
dan
ketergantungan antar bagian dalam paparan karya tersebut.53 e. Logis Logis maksudnya masuk akal, sesuai dengan logika. Artinya disini berarti karya ilmiah tersebut bukan khayalan atau rekayasa namun hasil pemikiran. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakan, baik pola nalar induktif atau deduktif.54 f. Analitis Disini peneliti menganalisis setiap bagian data yang diperoleh ke dalam bagian-bagian yang lebih pokok dan berusaha membedabedakan pokok soalnya kedalam bagian yang lebih rinci.55 g. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan) Setiap data atau informasi dalam karya ilmiah yang nantinya harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional hendaknya dihindarkan.56 Data atau 52
Ibid.
53
Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
54
Masnur Muslich, op. cit., hlm. 6.
55
Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
56
Masnur Muslich, op. cit., hlm. 6.
51
pernyataan dalam penelitian harus berupa fakta di lapangan dan dapat dipertanggung jawabkan. h. Verifikatif Semua data yang disajikan dalam karya ilmiah itu dapat diverifikasi, artinya bahwa kebenaran informasi yang ditunjukkan dalam karya tersebut dapat diuji.57 Disini peneliti harus menyampaikan apa yang diperolehnya dengan kejujuran. Sehingga ketika data diverifikasi data tersebut menunjukkan data yang sebenarnya.
3.
Jenis-jenis Karya Ilmiah Setiap karya ilmiah pada dasarnya semua itu sama, yaitu hasil dari suatu kegiatan ilmiah. Perbedaan antara satu karya ilmiah dengan karya ilmiah lain hanyalah pada materi, susunan serta panjang pendeknya karya ilmiah tersebut.58 Ada berbagai macam jenis karya ilmiah, antara lain sebagai berikut: a. Makalah Makalah merupakan karya ilmiah sederhana yang biasanya disusun untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah tertentu atau memberikan saran pemecahan tentang masalah secara ilmiah. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau
57
Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.
58
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 23.
52
induktif dan menggunakan bahasa yang lugas dan jelas.59 Makalah biasanya disusun dalam bentuk tugas individu ataupun kelompok tergantung pada tugas yang diberikan. b. Kertas kerja Pada dasarnya kertas kerja sama halnya dengan makalah. Kertas kerja merupakan karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Namun, analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah. Kertas kerja ini ditulis misalnya untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya.60 Kertas kerja ini jarang dibebankan kepada mahasiswa. c. Skripsi Skripsi merupakan tugas bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah yang mengemukakan gagasan penulis yang berdasarkan pada pendapat orang lain yang didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung maupun penelitian tidak langsung.61 Istilah skripsi berasal dari kalimat deskripsi (description) yang berarti memberikan gambaran tentang suatu masalah yang dibahas dengan memaparkan data serta pustaka, untuk menghasilkan kesimpulan. Pembahasan dalam 59
Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 4. 60
Ibid.
61
Ibid.
53
skripsi harus dilakukan dengan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu logis dan empiris. Artinya pembahasannya harus masuk akal dan mendalam. Dan dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh dari penelitian lapangan.62 d. Tesis Tesis merupakan tugas bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar magister. Sama halnya dengan skripsi tesis ini merupakan salah satu karya ilmiah, namun sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian itu sendiri.63 Istilah tesis berasal dari kalimat sinthesa (sinthation). Skripsi bertujuan mendeskripsikan ilmu, sedangkan tesis bertujuan mensinthesakan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi untuk memperluas khasanah ilmu yang didapatkan di bangku kuliah.64 e. Disertasi Disertasi merupakan tugas karya tulis ilmiah bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar doktor yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci.65. Disertasi merupakan karya ilmiah yang lebih lengkap dari skripsi maupun tesis dengan
62
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 26.
63
Bambang Dwiloka dan Rati Riana, op. cit., hlm. 4.
64
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 27.
65
Bambang Dwiloka dan Rati Riana, op. cit., hlm. 5.
54
menggunakan tiga sumber sekaligus yaitu data lapangan, penelitian laboratorium, dan kajian pustaka. Dalam pengungkapan teori untuk memecahkan permasalahan, disertasi wajib menyertakan dalil-dalil atau teori-teori baru secara ilmiah yang diperolehnya, serta sanggahansanggahan terhadap teori-teori lama dan sebagainya.66 Jadi desertasi ini harus menemukan suatu temuan yang berupa teori baru yang dapat memperluas khasanah pengetahuan. f. Artikel Ilmiah Di dalam buku Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan Artikel ilmiah Program Pasca Sarjana UNSOED seperti yang dikutip oleh Dalman disebutkan bahwa artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau buku kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah. Artikel ilmiah ini dapat berupa hasil penelitian maupun gagasan/pemikiran ilmiah (review).67 Dalam pembuatan artikel ini harus sesuai dengan pedoman yang ada, karena artikel ini harus dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis baik isi maupun sumbernya. g. Artikel ilmiah populer Artikel populer merupakan artikel ilmiah populer tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah populer
66
Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 28.
67
Dalman, op. cit., hlm. 41.
55
ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi biasanya dipublikasikan di surat kabar atau majalah. Jadi, artike ilmiah populer ini bertujuan untuk menjangkau pembaca khalayak. Artikel ini dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan dari keduanya yang dikemas dengan opini atau penulis.68 Artikel populer sama halnya dengan artikel ilmiah namun artikel ini lebih fleksibel karena untuk publikasi di majalah atau koran bukan untuk kepentingan akademik. h. Resensi Resensi merupakan karya tulis yang mengulas atau menilai sebuah buku. Resensi biasanya dimuat dalam surat kabar atau majalah. Tujuan dari resensi ialah untuk memberikan gambaran mengenai buku serta pertimbangan dan penilaian secara objektif kepada masyarakat, sehingga mereka mengetahui apakah buku tersebut layak dibaca atau tidak.69 Untuk melakukan resensi ini seseorang harus membaca terlebih dahulu buku yang akan ia ulas, sehingga dapat ia nilai dengan objektif. i. Esai Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subjek tertentu yang dicoba untuk dinilainya. Jadi, yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat penulisnya yang bersifat subjektif.70 Dalam hal ini esai dibangun berdasarkan pemikiran
68
Ibid., hlm. 42.
69
Ibid., hlm. 43.
70
Ibid., hlm. 44
56
penulisnya sendiri, tanpa intervensi dari pemikiran orang lain karena hal ini merupakan sebuah kritik. j. Laporan Laporan merupakan karangan yang berisi tentang rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Dalam hal ini, laporan dapat berupa laporan hasil penelitian dan hasil kegiatan.71 Laporan ini yang biasanya dibuat mahasiswa berdasarkan hasil kegiatan misalnya hasil kegiatan kuliah kerja nyata (KKN), laporan praktik pengalaman lapangan, dan sebagainya.
71
Ibid.