BAB II METODE EKLEKTIK DAN MINAT BELAJAR BAHASA ARAB
A. Metode Eklektik 1. Pengertian Metode Eklektik Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu Mertha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari asal
makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana
metode adalah jalan atau cara yang ditempuh seseorang guru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu. Ahmad tafsir, sebagaimana yang dipaparkan kembali
oleh
Thoifuri
mendefinisikan
metode
dalam
interaksi
pembelajaran adalah cara yang tepat dan cepat melakukan sesuatu. Cara yang tepat inilah, maka urutan kerja dalam suatu metode harus di perhitungkan benar-benar secara ilmiah.1 Sedangkan eklektik diambil dari bahasa Inggris eclectic yang dapat berarti pemilihan sesuatu yang dianggap terbaik dari beberapa doktrin, metode atau gaya dan susunan dari bagian-bagian yang diambil dari berbagai sumber.2 Eklektik juga dapat diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan), dalam bahasa Arab disebut al-thariqoh al-intiqoiyyah. Jadi metode eklektik yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa asing di depan kelas dengan melalui 1
Zaenal Mustakim, Op.Cit, hlm. 112 Aziz Fakhrurrozi & Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 193 2
21
22
macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya metode direct dengan metode grammar translation bahkan dengan metode reading sekaligus dipakai atau diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran. Oleh karena metode ini merupakan campuran dari unsur-unsur yang terdapat dalam metode direct dan metode grammar translation, maka proses pengajaran lebih banyak ditekankan pada kemahiran bercakapcakap, menulis, membaca dan memahami pengertian-pengertian tertentu. Melalui metode ini siswa banyak diberi latihan-latihan, misalnya : latihan bercakap-cakap dalam bahasa asing dapat dilakukan oleh sesama per individu atau kelompok di antara siswa atau guru dengan siswa.3 Dengan memperhatikan beberapa metode pengajaran bahasa Arab dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing maka dalam pemilihannya tentu harus didasarkan pada tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Hal ini dikarenakan tujuan yang ingin dicapai sangat menentukan dalam pemilihan dan penggunaan metode pengajaran.4 2. Prinsip-prinsip Metode Eklektik Sebagaimana metode-metode lainnya, metode eklektik memiliki dasar yang dijadikan pijakannya. Ada enam hal yang menjadi pijakan metode eklektik sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khuli (1983: 26) : a. Setiap metode pengajaran bahasa asing memiliki kelebihan. Kelebihan ini bisa dimanfaatkan dalam pengajaran bahasa asing.
3 4
Wa Muna, Op. Cit, hlm. 98-99 Ahmad muhtadi Anshor, Loc. Cit.
23
b. Tidak ada metode yang sempurna, dan juga tidak ada metode yang jelek, tetapi semuanya memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan metode tertentu bisa jadi dapat mengatasi kelemahan metode tertentu. c. Setiap metode memiliki latar belakang, karakteristik, dasar pikiran, dan peruntukan yang berbeda, bahkan bisa jadi suatu metode muncul karena menolak metode sebelumnya. Jika metode-metode tersebut digabungkan, maka akan menjadi sebuah kolaborasi yang saling menyempurnakan. d. Tak ada satu metode pun yang sesuai dengan semua tujuan, semua siswa, semua guru dan semua program pengajaran bahasa asing. e. Hal yang penting dalam mengajar adalah memberi perhatian kepada para pelajar dan kebutuhannya, bukan menguasai metode tanpa didasarkan kepada pelajar dan kebutuhannya. f. Setiap guru bahasa asing diberi kebebasan untuk menggunakan langkah-langkah atau teknik-teknik dalam menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan para siswanya dan sesuai dengan kemampuannya.5 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode Eklektik Metode eklektik sesungguhnya adalah metode yang tersusun dari segi-segi positif berbagai metode pembelajaran bahasa. Karena itu, langkah-langkah penggunaan metode eklektik ini sangat beragam, tergantung pada pola pemilihan dan penggabungan yang digunakan oleh
5
Acep Hermawan, Op.Cit. hlm. 196-197
24
guru, yang juga tidak seragam. Artinya dalam metode ini bahasa ibu bisa dipakai untuk memberi penjelasan-penjelasan dan terjemahan seperlunya untuk mempercepat proses pengajaran, menghindari salah paham dan mencegah pemborosan waktu. Terjemahan-terjemahan tertentu diberikan ketika dianggap perlu, tata bahasa juga diajarkan secara deduktif, serta beberapa
alat
bantu
audio-visual
digunakan
untuk
memudahkan
pembelajaran.6 Dengan menggabungkan beberapa kelebihan beberapa metode, misalnya hiwar dapat diajarkan dengan langkah-langkah berikut : a.
Guru menyampaikan gambaran umum isi (jalan cerita) materi hiwar, bila terpaksa dalam bahasa Indonesia, dan siswa mendengarkannya dengan penuh perhatian.
b.
Guru
membacakan
seluruh
bahan
ajar,
sementara
siswa
mendengarkannya c.
Guru mengucapkan materi ajar tersebut kalimat per kalimat kemudian siswa menirukannya.
d.
Guru menjelaskan makna materi pelajaran tersebut, terutama yang mengandung mufradat atau ungkapan baru.
e.
Guru sekali lagi membacakan materi ajar seperti yang dilakukan pada langkah ketiga.
6
Aziz Fakhrurrozi & Erta Mahyudin, Op.Cit, hlm. 195
25
f.
Beberapa
siswa
secara
bergantian
diminta
untuk
menerangkan/meragakan hiwar di depan kelas dengan bimbingan guru. g.
Guru meminta mereka membaca materi ajar pada buku pelajaran masing-masing secara kelompok dan perorangan sesuai waktu yang tersedia.
h.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan beberapa latihan dalam bentuk lisan atau tulisan Setelah pengajaran tahap awal selesai, kegiatan pembelajaran
berikutnya dapat dilanjutkan dengan pengajaran bentuk kata dan struktur kalimat. Materi qowaid yang ingin disajikan guru dapat diajarkan dengan menggunakan metode induktif atau metode deduktif. Artinya materi qowaid dapat diajarkan dengan terlebih dahulu menyajikan contoh-contoh kemudian terus berlanjut sampai kepada pengambilan kesimpulan tentang qowaid, atau bisa juga sebaliknya, bila situasi belajar mengajar menuntut menggunakan metode deduktif. Sementara keterampilan membaca dapat diajarkan dengan langkah-langkah berikut : a.
Guru memberi contoh bacaan bahan pelajaran dengan makhroj serta intonasi yang baik dan benar atau siswa diminta untuk membacanya dalam hati sambil berusaha memahami maknanya secara umum.
b.
Guru menyampaikan beberapa pertanyaan tentang kandungan makna bahan pelajaran yang ada.
26
c.
Siswa diberi kesempatan menanyakan makna kata dan ungkapan yang belum diketahuinya.
d.
Guru meminta siswa membaca beberapa bagian atau seluruh materi bacaan secara bergiliran.
e.
Kegiatan pengajaran qiro’ah diakhiri dengan tugas menjawab pertanyaan yang telah disediakan saat itu juga atau di rumah. Kemudian keterampilan menulis diajarkan sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa, misalnya dengan melatih siswa terampil menulis dan menyusun kalimat-kalimat Arab sederhana dengan benar. Dengan tujuan tersebut, materi pelajaran dapat berkisar pada pola kalimat dan mufradat yang telah diajarkan pada hiwar, qowaid dan qiroah.7 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eklektik Telah disinggung di muka, bahwa tak ada metode yang terbaikkan terburuk. Menggunakan metode apapun, khususnya dalam pengajaran asing, di dalamnya akan ada masalah yang harus di atas. Termasuk menggunakan metode eklektik ini. Walaupun terlihat kegiatannya lebih variatif, kemampuan para pelajar dengan menggunakan bahasa asing dipandang lebih merata, namun menggunakan metode eklektik tampaknya akan bermasalah dengan kesediaan guru dan siswa, dan alokasi waktu. Belum tentu semua guru sanggup melakukan serangkaian kegiatan mengajar yang begitu banyak dan bervariasi. Penggunaan metode ini nampaknya menuntut adanya guru yang segala bisa dan energik. Begitu
7
Ibid, hlm. 196-197
27
juga dipihak pelajar. Biasanya kegiatan yang terlalu banyak malah bisa menimbulkan kejenuhan belajar, apalagi jika materi dibawakan secara monoton. Waktu yang diperlukaan juga relatif lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan metode yang lain, padahal umumnya alokasi waktu pelajaran bahasa Arab di sekolah-sekolah di Indonesia terbatas, kecuali di sekolah-sekolah tertentu yang memberikan perhatian lebih kepada bidang studi bahasa Arab.8 Agar lebih rinci dan mudah dipahami di bawah ini adalah poinpoin dari kelebihan dan kekurangan metode eklektik : a.
kelebihan metode eklektik Metode ini kegiatannya lebih bervariasi Kemampuan para siswa dianggap lebih merata
b.
kekurangan metode eklektik Alokasi waktu, kesediaan guru dan siswa hendaknya terencana dengan baik Belum tentu semua guru sanggup menggunakan metode ini. Sebab penggunaan metode ini menuntut guru yang energik dan serba bisa. Demikian pula dipihak siswa, kegiatan yang terlalu bervariasi dapat menimbulkan kebosanan tersendiri bagi mereka.
8
Acep Hermawan, Op.Cit. hlm. 199
28
Butuh waktu yang lama dibandingkan dengan menggunakan metode lain. Padahal waktu untuk materi pelajaran bahasa Arab relatif sangat terbatas, terkecuali sekolah-sekolah tertentu.9
B.
Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.10 Jersild dan Tasch menekankan bahwa minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Sedangkan menurut Doyles Fryer minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulur perasaan 9
Wa Muna, Op. Cit, hlm. 100 Djaali, Loc. Cit.
10
29
senang pada individu. 11 Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih atau menolak sesuatu kegiatan. Sebetulnya apa yang dicari atau ditolak bukan hanya kegiatan saja, tetapi juga benda, orang ataupun
situasi.
12
Secara
sederhana,
minat
(interest)
berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (1988), minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Namun terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang dipahami oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.13 Teori William James (1890) bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menetukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara efektif
11
Wayan Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986), hlm. 229 12 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1993), hlm. 103-104 13 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 121
30
dalam belajar.
14
John Dewey (1913) secara tegas menjelaskan
pendapatnya dengan mengatakan bahwa individu dan lingkungannya berinteraksi untuk menimbulkan minat. Thorndike (1935) juga menitikberatkan individu dan situasi dengan berpendapat bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh minat yang dimiliki oleh individuindividu dan nilai kepentingan tugas. Bartleet (1932), yang dikenal atas hasil penelitiannya tentang memori manusia, meyakini bahwa minat memfasilitasi memori manusia.15 Dengan demikian pada dasarnya minat adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka akan semakin besar minatnya. Sedangkan belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungkan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.16 Di bawah ini adalah pandangan tentang belajar menurut para ahli :
14
Moh. Uzur usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung ; PT. Remaja Rosda karya, 1995), hlm. 27 15 Dale H. Schunk, dkk, Motivasi dalam pendidikan, (Jakarta : PT. Indeks, 2012), hlm. 316 16 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1999), Hlm. 7
31
a.
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun.
b.
Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
c.
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab
individu
melakukan
interaksi
terus-menerus
dengan
lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.17 d.
Burton berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
e.
H.C. Witherington mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.
f.
James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
17
Dimyati dan Mudjiono, Op.Cit, hlm. 9-13
32
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.18 Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam
lingkungannya
yang
menyangkut
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik. 2. Macam-macam Minat Belajar Menurut Witherington, dalam bukunya psikologi pendidikan, mengemukakah dua minat, yaitu : a. Minat primitif Minat primitif adalah minat yang timbul dari kebutuhankebutuhan jaringan (minat jaringan biologis), yaitu berkisar pada soalsoal makanan, konfort dan kebebasan aktiviet. Kegiatan hal ini meliputi kesadaran tentang sesuatu serta kebutuhan akan sesuatu yang dengan langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. Tetapi dalam masyarakat kita pada taraf human banyaklah terdapat hal-hal yang meskipun secara langsung tidak ada sangkut pautnya dengan diri kita, tetapi tak langsung atau sebagai alat ada artinya bagi kita. Binatang tidak akan dapat menimbulkan minat untuk kitab, bahasa simbolis, mobil, pakaian yang indah atau kekayaan.
18
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2010), hlm. 35
33
Manusia yang masih primitif pun tidak terlampau besar minatnya untuk hal-hal ini. Namun apabila prestise seseorang atau rasa harga dirinya atau kedudukan sosialnya bergantung kepada alatalat tertentu seperti mobil yang bagus maka benda-benda ini penting, benda-benda ini mengandung nilai pembeda. b. Minat kultural atau minat sosial Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya. Minat dari taraf tinggi merupakan hasil pendidikan yang penting. Orang yang benar-benar terdidik ditandai oleh adanya minat yang benar-benar luas serta benarbenar dalam terhadap hal-hal yang bernilai. Buta musik, buta seni, buta agama, buta sastra berarti tidak tahu menahu tentang nilai hal-hal ini bagi diri sendiri. Seluruh pandangan hidup seseorang atau seluruh perbendaharaan norma seseorang ditentukan oleh arah minatnya, berarti oleh apa yang dianggapnya ada sangkut pautnya dengan dirinya. 19 Dari uraian tersebut di atas penulis mengambil suatau kesimpulan bahwa pada dasarnya penggolongan minat belajar itu ada dua macam, yaitu :
19
H.c. witherington, psikologi pendidikan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), hlm. 136
34
a. Minat yang belum terpengaruh dari luar Minat yang belum terpengaruh dari luar yaitu minat yang timbul masih merupakan rangsangan murni berdasarkan pada kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan organisme. b. Minat yang terpengaruh dari luar Minat yang terpengaruh dari luar yaitu minat yang tergantung pada banyak sedikitnya pendidikan atau pengalaman yang diperoleh. Orang yang benar-benar terdidik di tandai oleh adanya minat yang benar-benar luas dalam hal-hal yang ternilai. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar 1. Faktor internal a. Motivasi Motivasi didalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar.20 b. Partisipasi Keikutsertaan peserta didik dalam suatu pelajaran tertentu lambat laun akan menimbulkan minat pada peserta didik. Misalnya saja seorang guru memberikan pertanyaan kemudian ia bisa
20
Aunurrahman, Op.Cit, hlm. 180
35
menjawab dengan baik dan mendapat respons yang positif dari gurunya, meskipun awalnya tidak mempunyai minat melalui partisipasi aktif ini siswa akan merasa senang dengan sendirinya minat itu akan muncul. c. Kebiasaan Kebiasaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan kontinu. Minat bisa timbul karena kebiasaan. Kebiasaan
disini
tentunyaberkaitan
dengan
kegiatan
belajar
mengajar. Bila setiap hari bertemu dan bertatap muka dengan guru dan mata pelajaran tertentu, maka lambat laun bisa tumbuh minat di hati peserta didikterhadap mata pelajaran itu. d. Pengalaman Minat juga bisa timbul karena pengalaman masa lalu. Misalnya saja seorang siswa yang sekarang duduk di kelas dua, ketika ia masih duduk di kelas satu pada mata pelajaran bahasa Arab memperoleh nilai
yang
memuaskan,
maka
sekarang
terdorong
untuk
meningkatkan guna mendapat nilai yang lebih baik lagi dengan menambah intensitas belajarnya. e. Cita-cita Setiap manusia pasti mempunyai sebuah cita-cita, termasuk juga para siswa. Cita-cita dapat mempengaruhi minat belajar siswa, cita-cita dapat dikatakan perwujudan minat seseorang untuk meraih keinginannya untuk dikehidupan yang akan datang, cita-cita tersebut
36
akan terus dikejarnya sampai dapat meraihnya, walaupun banyak berbagai rintangan. 2. Faktor eksternal a. Bahan pelajaran Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh siswa.oleh karena itu guru khususnya atau pengembang kurikulum umumnya tidak boleh lupa harus memikirkan sejauh mana bahan-bahan yang topiknya tertera di dalam silabi berkaitan dengan kebutuhan siswa pada usia tertentu dan dalam lingkungan tertentu pula. b. Media pembelajaran Unsur lain yang berfungsi mendukung penyampaian materi pelajaran adalah alat-alat pelajaran atau media pendidikan. Alat pelajaran hendaknya dipilih yang seuai dengan usia siswa. Bagi anak-anak kecil alat-alat pelajaran dipilihkan yang berwarna-warni, ringan dan bentuknya aneh. Untuk siswa-siswa di kelas tinggi, apalagi untuk siswa sekolah menengah, pemilihan alat pelajaran sudah lebih banyak didasarkan atas fungsi edukatif. c. Keadaan atau situasi Keadaan atau suasana di dalam kelas hendaknya diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak membosankan dan cepat membuat siswa menjadi lelah. Keadaan dan suasana yang menarik adalah yang
37
mendukung terpenuhinya kebutuhan siswa baik jasmani maupun rohani. Ruangan yang cukup luas dan dapat digunakan untuk bergerak
leluasa,
udara
yang
bebas
dan
segar
sehingga
memungkinkan siswa dapat bernafas dengan lega, akan dapat menarik minat siswa.21 d. Metode Dalam mengajar, pendidik jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan para siswa. Siswa kurang bergairah dalam belajar, kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar siswa. Oleh karenanya penggunanan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat menarik siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolahan. e. Kurikulum Dalam rangkaian proses pembelajaran di sekolah, kurikulum merupakan panduan yang di jadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran. Seluruh aktivitas pembelajaran, mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan materi pembelajaran, menentukan pendekatan dan strategi/metode, memilih dan menentukan media pembelajaran,
21
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm. 105-106
38
menentukan teknik evaluasi, kesemuanya harus berpedoman pada kurikulum.22 Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahaan pelajaran mempengaruhi minat belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap proses pembelajaran. f. Sarana prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap
kelancaran
proses
pembelajaran,
misalnya
media
pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Sedangkan prasana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.23 g. Lingkungan sosial Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap siswa. Tidak sedikit siswa yang sebelumnya rajin pergi ke sekolah, aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah, kemudian berubah menjadi 22
Aunurrhman, Op.Cit, hlm. 194 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 55 23
39
siswa yang malas, tidak disiplin dan menunjukkan perilaku buruk dalam belajar. Pada sisi lain, lingkungan sosial tertentu juga dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa. Tidak sedikit siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar karena pengaruh teman sebaya yang mampu memberikan motivasi kepadanya untuk belajar. Demikian pula banyak siswa yang mengalami perubahan sikap karena teman-teman sekolah memiliki sikap positif yang dapat ia tiru dalam pergaulan atau interaksi sehari-hari.24 h. Guru Bagaimana guru bergaya dan berperilaku banyak dibicarakan di dalam strategi pembelajaran. Suara yang cukup keras dengan intonasi yang naik turun dengan teratur, pandangan mata yang menunjukkan kegairahan besar dalam mengabdikan diri demi ilmu pengetahuan, serta penguasaan terhadap peserta didik demi peserta didik akan banyak membantu guru dalam menarik perhatian siswa. Selain itu, guru yang mempunyai keterampilan dalam melibatkan peserta didik yang diajar akan dapat menimbulkan minat belajar pada siswa. i. Keluarga Orang tua adalah arang yang terdekat dalam keluarga. Oleh karenanya keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seorang siswa terhadap pelajaran. Apa yang diberikan oleh keluarga
24
Aunurrhman, Op.Cit, hlm. 193-1994
40
sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa seoarang siswa, oleh karena itu perhatian dan dukungan keluarga sangat penting untuk menumbuhkan minat belajar seorang siswa. 4. Fungsi Minat dalam Belajar Minat mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan mempunyai dampak yang besar pada tingkah laku, kalau ditinjau dari unsur-unsur yang ada pada minat. Dalam buku psikologi pendidikan karangan Abd. Rochman Abror, mengatakan bahwa kita memperoleh kesan bahwa minat itu sebenarnya mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan korasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, maka minat tak mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi, dalam arti minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat itu sendiri. Unsur emosi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Sedang unsur korasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan di sekolah.25 Untuk memperjelas fungsi minat, maka dapat diuraikan sebagai berikut :
25
Abd. Rochman Abror, Psikologi pendidikan, (Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), hlm. 112
41
a. Minat sebagai sumber motivasi untuk belajar, sepanjang masa kanakkanak minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.26 Anak yang berminat pada suatu pelajaran atau permainan akan lebih giat dibandingkan dengan anak yang tidak berminat. b. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Dalam hal ini, dapat diambil suatu contoh yaitu anak yang berminat pada olahraga maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi. c. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Sebagai contoh yaitu minat anak untuk menguasai pelajaran dapat mendorongnya untuk belajar kelompok ditempat temannya meski suasana sedang hujan. d. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang, meskipun diajar oleh guru yang sama tapi antara satu anak dengan anak yang lain mendapatkan jumlah pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini karena berbedanya daya serap mereka, dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat mereka. e. Minat yang terbentuk sejak kecil sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan. Minat menjadi guru yang telah terbentuk sejak kecil. Sebagai contoh akan terus terbawa sampai hal ini akan menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud,maka suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh suka
26
hlm. 114
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II (Jakarta : PT. Air Langga, 1989),
42
rela. Begitu juga sebaliknya, jika minat tersebut tidak terwujud, akan menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati.27
27
Abdul wahid, Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 109