BAB II ILMU SHARAF DAN METODE PENGAJARAN BAHASA ARAB A. Ilmu Sharaf 1. Pengertian Ilmu Sharaf Ilmu sharaf adalah salah satu cabang dalam ilmu bahasa atau linguistik yang sering disebut dengan morfologi. Dikarenakan termasuk dalam cabang linguistik, maka ilmu shorof termasuk kajian yang sangat penting karena menyangkut struktur bahasa yang mempunyai filosofis. Meurut Ma‟ruf sharaf merupakan ilmu yang membahas kata sebelum masuk pada susunan kalimat, sementara menurut istilah adalah perubahan suatu asal kata menjadi bentuk yang bermacam-macam untuk membentuk makna yang dimaksud. Dalam kacamata linguistik, ilmu sharaf menempati posisi kedua dalam komposisi ilmu bahasa. Yang dimaksud dengan posisi kedua dalam ilmu bahasa adalah bahwa ilmu sharaf merupakan ilmu yang harus dipelajari setelah fonologi yang membahas perbedaan antar huruf, sementara ilmu sharaf membahas gabungan antar huruf yang mempunyai makna tersendiri dan mempunyai makna lain jika struktur tersebut berlainan urutannya.1 2. Jenis-jenis kata dalam ilmu sharaf Kesan pertama orang mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa asing adalah struktur atau tata bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia.
1
Danial Hilmi,Cara Mudah Belajar…, Hlm.1-2
15
16
Keistimewaan dan kekhususan bahasa Arab adalah bahwa pada umumnya kata-katanya berasal dari satu akar kata, yang terdiri dari tiga huruf. Bertolak dari akar kata itu, dengan penambahan awalan, sisipan dan akhiran yang disesuaikan dengan pola-pola tertentu, dapat dibentuk katakata lain dengan berbagai macam penggunaan.2 Dalam kaidah bahasa Arab, ada beberapa jenis kata dalam ilmu shorof menurut berbagai keadaannya. Akan tetapi, semua kata yang termasuk wilayah sharaf mengandung tiga komposisi yaitu;
فاء, عني
dan
المfi‟il yang akan menjadi modal penting dalam belajar sharaf. Fa‟ adalah huruf pertama dalam sebuah kata dasar dalam skala 3 huruf sebuah kata, A‟in adalah huruf yang terletakdi tengah dalam sebuah kata dasar, sementara lam adalah huruf yang terletak di akhir dalam sebuah kata dasar. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam contoh dibawah ini :3 Komposisi kata َذ َهبadalah
ب َ الم
َ
َه عني
َذ فاء
ِ Sekalipun katanya lebih dari 3 huruf dengan contoh kata ستَػ ْغ َفر ْ ا: َر الم
2 3
ؼ َ عني
ْغ فاء
ت َ
س ْ مزيد
َ
ا
Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin,Metodologi Pengajaran Bahasa…, Hlm.241 Danial Hilmi,Cara Mudah Belajar…, Hlm.9-10
17
Fa‟ terletak pada huruf
غkarena awal kata pada kata dasarnya adalah
huruf tersebut, sementara huruf alif, sin dan ta merupakan huruf tambahan yang membuat kata menjadi kata jadian. Kata dasarnya adalah غ َفر َ .4
َ
a. Fi’il ditinjau dari bina’nya 1) Fi’il Shahih yaitu fi‟il yang huruf aslinya tidak berupa huruf „illat. Fi’il shahih dibedakan lagi menjadi tiga macam, yaitu :5 a) Salim, yaitu fi‟il yang huruf aslinya tidak berupa hamzah atau mudha‟af. Contoh :ي ْذ َهب
َ َ-ب َ ذه
b) Mahmuz, yaitu fi‟il yang salah satu hurufnya berupa hamzah.
َ َ - َقَػَرأ
Contoh : يػ ْقرأ
c) Mudha’af, yaitu fi‟il yang huruf kedua dan ketiganya sejenis. Contoh: يػرد
َ - َرَّد
2) Fi’il Mu’tall yaitu fi‟il yang huruf aslinya berupa huruf illat. Huruf
illat ada tiga macam, yaitu alif, wawu, dan ya’.6
ِ طَار–ي Contoh : طْيػر
َ َ , يَػ ْرِو ْي- َرَوى
4
Danial Hilmi, Cara Mudah Belajar…, Hlm. 10 Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab Sistematis, cet.ke-VI (Yogyakarta : Nurma Media Idea).2007. Hlm. 23-24 6 Imaduddin sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 24-25 5
18
Fi’il mu’tal dibedakan menjadi lima macam: a) Fi’il mitsal, yaitu fi‟il yang huruf awalnya berupa huruf „illat.
ِ يسر–يػي,–يعِد Contoh :سر ْ
َ َ َ َ َ َو َع َد,
ََيِق- َوِم َق
b) Fi’il ajwaf, yaitu fi‟il yang huruf keduanya berupa huruf „illat. Contoh: يصوم
َ ْ َ – ص َام
c) Fi’il naqish, yaitu fi‟il yang huruf akhirnya berupa huruf „illat. Contoh: يػرى
ََ - َرأَى
d) Fi’il lafif mafruq, yaitu fi‟il yang huruf pertama dan ketiga berupa huruf „illat. Contoh: ي ِقي-
ْ َ َوقَى
e) Fi’il lafif maqrun, yaitu fi’il yang huruf kedua dan ketiga berupa huruf „illat. Contoh: يػرِوي
ْ ْ َ - َرَوى
b. Fi’il ditinjau dari waktunya 1) Fi’il Madhi, yaitu fi‟il yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sudah lampau. Fi‟il madhi ini mempunyai empat belas bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir yang ada padanya. Dan dhamir
19
itu berfungsi sebagai fa‟il. Keempat belas bentuk fi‟il madhi tersebut secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga kelompok.7 a) Fi’il madhi yang mengandung dhamir mutakallim atau orang pertama. Fi‟il yang mengandung dhamir mutakallim ini ada dua, yaitu: -
فَػ َع ْلتMengandung dhamir mutakallim mufrad ()أَنَا
-
فَػ َع ْلنَاMengandung dhamir mutakallim jama‟()َنن َْ
b) Fi’il madhi yang mengandung dhamir mukhatab atau orang kedua. Fi‟il yang mengandung dhamir mukhatab ini ada enam macam, yaitu: -
ت َ فَػ َع ْلmengandung dhamir mukhatab mudzakar mufrad(ت َ ْ)أَن
-
فَػ َع ْلت َما
mengandung dhamir mukhatab mudzakar mutsanna
()اَنْػتما
َ
-
7
فَػ َع ْلت ْمmengandung dhamir mukhatab mudzakar jama’()اَنْػت ْم
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm.28-30
20
-
ِ فَػع ْل ت َ
mengandung dhamir mukhatab mu‟annats mufrad
ِ ْ)اَن (ت -
فَػ َع ْلت َما
mengandung dhamir mukhatab mu‟annats mutsanna
()اَنْػتما
َ
-
ت َّ فَػ َع ْلmengandung dhamir mukhatab mu‟annats jama‟(ت َّ )اَنْػ
c) Fi’il madhi yang mengandung dhamir ghaib atau orang ketiga. Fi‟il yang mengandung dhamir ghaib ini juga ada enam macam, yaitu: -
فَػ َع َلmengandung dhamir ghaib mudzakar mufrad()ه َو
-
فَػ َع َلmengandung dhamir ghaib mudzakar mutsanna()ُهَا
-
فَػ َعل ْوmengandung dhamir ghaib mudzakar jama‟()ه ْم
-
ِ ت ْ َ فَػ َعلmengandung dhamir ghaib mutsanna mufrad()ه َي
-
فَػ َعلَتَاmengandung dhamir ghaib mu‟annats mutsanna()ُهَا
21
-
فَػ َع ْل َنmengandung dhamir ghaib mu‟annats jama‟()ه َّن
2) Fi’il Mudhari’ yaitu fi‟il yang menunjukkan pekerjaan atau peristiwa yang sedang atau akan terjadi. Tanda-tanda fi’il mudhari’ yaitu diawali dengan huruf mudhara’ah yaitu hamzah, ta‟, nun, ya‟. Fi’il mudhari’ ini mempunyai empat belas bentuk sesuai dengan banyaknya dhamir yang ada padanya dan dhamir itu sebagai fa‟il. Keempat belas bentuk fi’il mudhari’ ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok:8 a) Fi‟il yang mengandung dhamir mutakallim atau orang pertama. Fi‟il yang mengandung dhamir mutakallim ada dua macam: -
اَفْػعلMengandung dhamir mutakallim mufrad()اَنَا
-
نَػ ْفعلMengandung dhamir mutakallim jama‟()َنن َْ
b) Fi‟il yang mengandung dhamir mukhatab atau orang kedua. Fi‟il yang mengandung dhamir mukhatab ada enam macam: -
8
تَػ ْفعلMengandung dhamir mukhatab mudzakar mufrad(ت َ ْ)اَن
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 30-32
22
-
تَػ ْفع َل ِن
Mengandung dhamir mukhatab mudzakar mutsanna
()اَنْػت َما -
تَػ ْفعل ْو َنMengandung dhamir mukhatab mudzakar jama‟()اَنْػت ْم
-
ِ ني َ ْ تَػ ْفعل
Mengandung dhamir mukhatab mu‟annats mufrad
ِ ْ)اَن (ت -
تَػ ْفع َل ِن
Mengandung dhamir mukhatab mu‟annats mutsanna
()اَنْػت َما -
تَػ ْفع ْل َنMengandung dhamir mukhatab mu‟annats jama‟(ت َّ ً )اَنْػ
c) Fi‟il yang mengandung dhamir ghaib atau orang ketiga. Fi‟il yang mengandung dhamir ghaib ini juga ada enam macam: -
يَػ ْفعلMengandung dhamir ghaib mudzakar mufrad()ه َو
-
يَػ ْفع َل ِنMengandung dhamir ghaib mudzakar mutsanna()ُمَا
-
يَػ ْفعل ْو َنMengandung dhamir ghaib mudzakar jama‟()ه ْم
23
-
ِ تَػ ْفعلMengandung dhamir ghaib mu‟annats mufrad()ه َي
-
تَػ ْفع َل ِنMengandung dhamir ghaib mu‟annats mutsanna()ُهَا
-
يَػ ْفع ْل َنMengandung dhamir ghaib mu‟annats jama‟()ه َّن
3) Fi’il Amr yaitu fi‟il yang menunjukkan arti perintah untuk melaksanakan pekerjaan. Fi‟il amr ini hanya mempunyai enam bentuk, yaitu tiga bentuk untuk orang kedua mudzakar, dan tiga bentuk yang lian untuk orang kedua mu‟annats.9 a)
افْػع ْلMengandung dhamir mukhatab mudzakar mufrad(ت َ ْ)اَن
b)
افْػع َلMengandung dhamir mukhatab mudzakar mutsanna()اَنْػت َما
c)
افْػعل ْواMengandung dhamir mukhatab mudzakar jama‟()اَنْػت ْم
d)
ِ ْ)اَن افْػعلِ ْيMengandung dhamir mukhatab mu‟anats mufrad(ت
e)
افْػع َل
Mengandung dhamir mukhatab mu;annats mutsanna
()اَنْػت َما
9
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 32
24
f)
افْػع ْل َنMengandung dhamir mukhatab mu‟annats jama‟(ت َّ )اَنْػ
c. Fi’il dilihat dari ada dan tidaknya pelaku 1) Fi’il ma’lum yaitu fi‟il yang disebutkan fa‟ilnya dan mempunyai pengertian aktif.10 Contoh:
ِ ِ اب َ َقَػَرأَ َعلي الْكت
artinya Ali membaca kitab
أَ َك َل ُمَ َّم ٌد الرَّز
artinya Muhammad makan nasi
2) Fi’il majhul yaitu fi‟il yang fa‟ilnya dibuang dan digantikan oleh maf‟ul bihnya. Fi‟il majhul ini hanya terdiri dari fi‟il madhi dan fi‟il mudhari‟ saja.11 Contoh: كتَب َ fi‟il majhulnya
َ
َقَػَرأ
fi‟il majhulnya
ِ ب َ كتartinya ditulis ئ َ ق ِر
artinya dibaca
d. Fi’il dilihat dari bentuk hurufnya 1) Fi’il mujarrad yiatu fi‟il yang semua hurufnya adalah huruf asli. Fi‟il ini belum mendapatkan huruf tambahan.12 Contoh: يكْتب
َ -ب َ ََكت
Fi‟il mujarrad dibedakan menjadi dua macam: 10
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 35 Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 35 12 Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 25 11
25
a) Fi’il tsulasi mujarrad yaitu fi‟il yang huruf aslinya terdiri dari tiga huruf. Fi‟il tsulatsi mujarrad ada enam macam: - Fi‟il yang mengikuti wazan يػ ْفعل
َ - فَػ َع َل
Contoh: ي ْدخل
َ َن َ – َد َخ َل, يَػْنصر- صَر
- Fi‟il yang mengikuti wazan يػ ْفعِل
َ - فَػ َع َل
Contoh: َيلِس َْ
ِ ْ َ ي- ب –س َ َ ضَر َ َ َجل, ضرب
- Fi‟il yang mengikuti wazan يػ ْف َعل
َ َ - فع َل
َ َ – َ قَػَرأ, يَػ ْفتَح- فَػتَ َح
Contoh: يػ ْقرأ
ِ َ - فَع َل
- Fi‟il yang mengikuti wazan يػ ْف َعل
ِ ِ ْ َ – َسل َم, يَػ ْف َهم- فَه َم
Contoh: يسلَم
- Fi‟il yang mengikuti wazan يػ ْفعل
َ - فَػع َل
Contoh: –َيسن َْ حسن
َ َ , يَكْرم- َكرَم
26
- Fi‟il yang mengikuti wazan يػ ْفعِل
ِ َ - فَع َل
ِ َ َوِر, ََْي ِسب- ب َ–ث َ َحس
Contoh: ي ِرث
b) Fi’il ruba’i mujarrad, yaitu fi‟il yang huruf aslinya terdiri dari empat huruf. Fi‟il ruba‟i mujarrad hanya mempunyai satu wazan, yaitu: يػ َف ْعلِل
- فَػ ْعلَ َل
Contoh: يػتَػرِجم
ْ – تَػ ْر َج َم, يػ َو ْس ِوس- س َ َو ْس َو
2) Fi’il mazid yaitu fi‟il yang huruf aslinya mendapatkan tambahan. Fi’il mazid dibedakan menjadi dua, yaitu tsulatsi mazid dan ruba‟i mazid.13 a) Fi’il tsulatsi mazid, yaitu fi‟il tsulatsi yang mendapatkan tambahan satu huruf, dua huruf atau tuga huruf. - Yang mendapat tambahan satu huruf ada tiga wazan, yaitu :
يػ َف ِّعل- فَػ َّع َل
contoh :
َسلَّ َم – ي َسلِّم
ِ يػ َف- فَاعل اعل ََ
contoh :
ِ جاه َد–َي اهد َ ََ
يػ ْفعِل- أَفْػ َع َل
contoh :
ي ْك ِرم- اَ ْكَرَم
- Yang mendapatkan dua huruf ada lima macam, yaitu : 13
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 26-27
27
ب -يَػتَػ َقَرب تَػ َق َار َ
contoh :
اع َل اع َل -يَػتَػ َف َ تَػ َف َ
َّم -يَػتَػ َقدَّم تَػ َقد َ
contoh :
تَػ َفعَّ َل -يَػتَػ َفعَّل
اِ ْجتَ َم َع ََْ -يتَ ِمع
contoh :
اِفْػتَػ َع َل -يَػ ْفتَعِل
اِنْػ َقطَ َع -يَػْنػ َق ِطع
contoh :
اِنْػ َف َع َل -يَػْنػ َفعِل
اَ ْْحََّرََْ -ي َمر
contoh :
اِفْػ َع َّل -يَػ ْف َعل
- Yang mendapatkan tambahan tiga huruf ada empat macam, yaitu :
اِ ْستَػ ْغ َفَر -يَ ْستَػ ْغ ِفر
contoh :
اِ ْستَػ ْف َع َل -يَ ْستَػ ْفعِل
اِ ْغَرْوَر َؽ -يَػ ْغَرْوِرؽ
contoh :
اِفْػ َع ْو َع َل -يَػ ْف َع ْو ِعل
اِ ْْحَ َّار -رََْي َما
contoh :
اِفْػ َع َّ ال -يَػ ْف َعال
اِ ْعلَ َّو َط -طيَػ ْعلَ ِّو
contoh :
اِفْػ َع َّوَل -يَػ ْف َع ِّول
b) Fi’il ruba’i mazid, yaitu fi‟il ruba‟i yang mendapatkan tambahan satu huruf atau dua huruf. Adapun wazannya adalah sebagai berikut:
28
- Yang mendapatkan tambahan satu huruf, wazannya adalah
تَػ َف ْعلَ َل–يَػتَػ َف ْعلَل. Contoh : خرج ْ يػتَ َد
َ - تَ َد ْخَر َج
َ
- Yang mendapatkan tambahan dua huruf wazannya adalah:
اِفْػ َعْنػلَ َل – يَػ ْف َعْنلِل
contoh :
ََيَْرِْْنم- اِ ْخَرْْنَ َم
اِفْػ َعلَ َّل – يَػ ْف َعلِل
contoh :
َّ اِطْ َمأ يَطْ َمئِن- َن
e. Fi’il ditinjau dari objeknya 1) Fi’il Lazim yaitu fi‟il yang hanya memiliki fa‟il atau pelaku, tetapi tidak memiliki maf‟ul bih atau pelengkap penderita.14 Contoh:
يَػق ْوم- قَ َام
artinya berdiri
ََْيلِس- س َ ََجل
artinya duduk
2) Fi’il Muta’addi yaitu fi‟il yang tidak hanya cukup memiliki fa‟il atau pelaku, tetapi harus dilengkapi dengan maf‟ul bih atau pelengkap penderita.15 Contoh: 14
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 33 Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…,. Hlm.33-34
15
29
يَ ْشَرب- ب َ َشَر
artinya minum
يَػْتبَع- تَبِ َع
artinya mengikuti
Ada fi‟il-fi‟il lazim yang dengan proses tertentu menjadi fi‟il muta‟addi yaitu dengan mengikuti wazan-wazan sebagai berikut: -
يػ ْفعِل- اَفْػ َع َلcontoh: اَ ْخَر َج – َيْرِجartinya mengeluarkan
-
فَػ َّع َل – يػ َف ِّعلcontoh : artinya يػ َفِّرح- فَػَّرحmenggembirakan
-
ِ يػ َف- فَاعل اعل ََ
contoh: يػوافِق-
َ
َوافَ َقartinya menyetujui
f. Fi’il ditinjau dari bentuknya 1) Fi’il jamid yaitu fi‟il yang hanya mempunyai satu bentuk saja, atau amr saja.16 a) Jamid madhi Contoh:
16
س َ لَْي
artinya tidak
نِ ْع َم
artinya sebaik-baiknya
ِ س َ بْئ
artinya sejelek-jeleknya
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 34
30
b) Jamid mudhari’ Contoh: ي ِهْيط
َ
artinya berkokok
c) Jamid amr Contoh: َهب
ْ
artinya berikan
تَػ َع ْل
artinya marilah
2) Fi’il mutasharif yaitu fi‟il yang tidak hanya terbatas pada satu bentuk saja, tetapi bisa beberapa bentuk, dari fi‟il muthasarif inilah kebanyakan fi‟il yang ada.17 Contoh:
يَأْكل- أَ َك َل
artinya makan
يَػ ْقَرأ-َقَػَرأ
artinya membaca
3. Wazan dan mauzun Wazan menurut bahasa adalah timbangan atau ukuran, sementara yang dimaksud wazan dalam ilmu sharaf adalah sebuah bentuk atau ukuran yang diikuti oleh kata yang lain untuk mengetahui maknanya dari sisi bentuk kata maupun asal atau kata dasar yang telah mengalami perubahan.18 Sedangkan mauzun berarti yang ditimbang.19
17
Imaduddin Sukamto, Ahmad Munawari, Bahasa Arab…, Hlm. 35 Danial Hilmi, Cara Mudah Belajar…, Hlm. 21 19 Idhoh Annas, Ilmu Shorof…, Hlm. 4 18
31
Dalam ilmu sharaf, ada kata yang menjadi patokan bagi semua kata dan ada kata yang dikembalikan kepada patokan. Kata yang menjadi patokan disebut wazan, artinya yang menjadi rujukan semua kata. Kata yang dikembalikan kepada patokan disebut mauzun, artinya ia disamakan dengan wazan.20 Dalam hal ini yang dijadikan dasar dalam ilmu tersebut adalah dengan aplikasi dan contoh sebagai berikut:
ص ْوٌم َ Mengikuti wazan فَػ ْع ٌلyang artinya berpuasa م ْستَ ْش َفىMengikuti wazan م ْستَػ ْف َع ٌلyang artinya rumah sakit Kalau diperiksa akan kelihatan seperti ini :
ٌم
ْو
ص َ
Wazan yang diikuti adalah
ٌل
ْع
ؼ َ
Kata
ى
ؼ َ
ش ْ
ت َ
س ْ
م
ؼ ْ
ت َ
س ْ
م
Wazan yang diikuti adalah
ٌل 20
ع َ
Idhoh Annas, Ilmu Shorof…, Hlm. 4
32
Dari tabel tersebut bias diketahui manakah kata dasarnya sehingga dapat menentukan makna yang diharapkan. Dengan demikian asal kata yang dimaksud adalah صوم,
شفى.
B. Fi’il Mabni Majhul 1. Pengertian fi’il mabni majhul Fi‟il mabni majhul adalah kalimat yang tidak menyebutkan failnya karena tujuan tertentu. 21 Fi‟il mabni majhul merupakan bentukan dari verba aktif yang diubah beberapa harakatnya (lambang bunyi), serta memiliki konsep makna yang berbeda dari sebelumnya, dalam artian unsur fa‟il menjadi penderita atau orang yang terkenai aktivitas.22 Sebab-sebab dibuangnya fail dalam kalimat diantaranya adalah: 1)Karena sudah diketahui sehingga tidak perlu untuk disebutkan, 2) karena tidak diketahui failnya, sehingga tidak mungkin dijelaskan, 3) Untuk menyamarkan failnya, 4) karena takut kepadanya, 5) karena takut darinya, 6) Untuk mengagungkan failnya.23 Kalimat yang tersusun dari fi‟il mabni majhul memiliki pola kalimat yang terdiri dari Fi‟il dan Na‟ibul fail. Na‟ibul fail adalah isim yang dirofa‟kan, menggantikan dan menempati tempatnya fa‟il yang dibuang
21
Ahmad Muzaki,Al Huda Fi Ilmi Shorfi, cet.ke-1(Malang : UIN Malik Press). 2010.
Hlm. 55. 22
Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab, cet.ke-1(Jakarta: Sinar Grafika Offset).2011.
Hlm. 136.
23
211
Musthafa Al Ghalayani,Jami’u Al Durus,cet.ke-2, (Kairo : Darbu at Tarak), 2012.Hlm.
33
dan fi‟ilnya dibina‟ majhul. Baik isim yang menggantikan itu asalnya berupa maf‟ul bih atau serupanya misal zharaf, masdar, jar majrur, dll.24 2. Pembagian fi’il mabni majhul Fi‟il mabni majhul dibagi menjadi dua yaitu madhi dan mudhari‟. a. Fi‟il mabni majhul dari fi‟il madhi adalah dengan dibaca dhommah huruf pertama dan dibaca kasrah huruf sebelum huruf terakhir,
ِ ََكت َ ََجَ َع,ب َ ب كت َ
ِ sementara sifat-sifat yang lainnya tetap, contoh : َجع
1) Jika fi‟il madhi terbentuk dari wazan (اعل َ َ)ف, contoh: قَاتَل
َ
َ
- َصا َل َ
maka bina‟ majhul mengganti alif menjadi wawu dan didhumahkan huruf sebelum huruf terakhir, seperti kata : صولِح
َ
-قػ ْوتِ َل
2) Jika a‟in fi‟ilnya berupa huruf illat, contoh: اع َب
َ , maka ada tiga َ ص َام
ketentuan yaitu sebagai berikut: a. Fa‟ fi‟il dibaca kasrah serta mengganti huruf illat dengan huruf
ِ َ - صْي َم
ya‟, contoh : بِْيع
b. Fa‟ fi‟il dibaca dhumah serta mengganti huruf illat dengan huruf wawu, contoh : وم َ ص-
24
وع َ ب
Muhammad Ibn Abdullah Ibn Malik Al Andalusi, Alfiyah Ibnu Malik, (Surabaya : Maktabah Nuun).hlm.69
34
3) Jika terbentuk dari fi‟il madhi mudhaaf tsulatsi seperti kalimat:
,...ب َّ َرَّد – َم َّد – َحada tiga ketentuan yaitu : a. Fa‟ fi‟il dibaca dhumah, seperti lafadz :
b. Fa‟ fi‟il dibaca kasrah, seperti lafadz :
ب َّ ح- م َّد- رَّد
ب َّ ِح- ِم َّد- ِرَّد
4) Jika fi‟il terdapat huruf tambahan ta‟ seperti lafadz اصم َ َََت
َ
… تَ َكلَّ َم,dibaca
– َخَر َّ تَأ-
dhummah pada huruf pertama dan kedua, dan
ِ َت dikasrahkan huruf sebelum akhir, maka menjadi وصم َ
– تػؤ ّخَر-
تكلِّ َم. 5) Jika fi‟il
terdapat
huruf tambahan hamzah washal maka
didhumahkan huruf awal dan huruf ketiga, dan dikasrahkan huruf
ِ sebelum terakhir, contoh : )ق َ (انْطل
: )(اِنْطَلَ َق
Dalam buku Ilmu Shorof Lengkap karya Drs. H. Idhoh Anas, M.A, disebutkan bahwa wazan-wazan Fi‟il mabni majhul dari fi‟il madhi adalah sebagai berikut :25
25
Idhoh Annas, Ilmu Shorof Lengkap…, Hlm. 55
35
Dhamir
ه َو ُهَا ه ْم ِه َي
Dia (seorang laki-laki) Mereka (dua Laki-laki) Mereka (laki-laki banyak) Dia (seorang perempuan)
ُهَا ه َّن ت َ ْاَن اَنْػت َما اَنْػت ْم ِ ْاَن ت اَنْػت َما ت َّ اَنْػ اَنَا ََْنن
Mereka (dua perempuan) Mereka (perempuan banyak) Kamu (seorang laki-laki) Kalian ( dua laki-laki) Kamu (lelaki banyak) Kamu (seorang perempuan) Kalian (dua perempuan) Kalian (perempuan banyak) Saya Kami
Mauzun
Wazan
ِن صَر ِن صَرا ِن صرْوا ِن ت ْ صَر ِن صَرتَا ِن ص ْر َن ِ ت َ نص ْر ِن ص ْرُتَا ِن ص ْر ْت ِن ص ْر ِت ِن ص ْرُتَا ِن ص ْرت َّن ِن ص ْرت ِن ص ْرنَا
فعِ َل فعِ َل فعِل ْو ِ ت ْ َفعل فعِلَتَا فعِْل َن ِ ت َ فع ْل فعِْلت َما فعِْلت ْم ِ فعِْل ت فعِْلت َما ت َّ فعِْل فعِْلت فعِْلنَا
b. Fi‟il mabni majhul dari fi‟il mudhari‟ yaitu huruf pertama dibaca dhumah dan huruf sebelum huruf terakhir dibaca fathah. Seperti kata
يَكْتَب- يكْتَب, ََْي َمع- َْي َمع. Jika huruf sebelum akhir berupa huruf wawu atau ya‟, contoh:
36
يَبِيع- يَصومmaka wawu atau ya‟ harus diganti dengan alifsehingga menjadi: يػباع
26 َي َ – صام
Wazan-wazan fi‟il mabni majhul dari fi‟il mudhari adalah sebagai berikut:27
ه َو ُهَا ه ْم ِه َي ُهَا
ه َّن ت َ ْاَن اَنْػت َما اَنْػت ْم ِ ْاَن ت اَنْػت َما ت َّ اَنْػ اَنَا ََْنن
Dhamir
Mauzun
Wazan
Dia (seorang laki-laki)
ضَرب ْي ِ ضرب ان ََ ْ ي ضَربػ ْو َن ْي ضَرب ْت ِ ضرب ان ََ ْ ت
يػ ْف َعل يػ ْف َع َل ِن يػ ْف َعل ْو َن تػ ْف َعل تػ ْف َع َل ِن
Mereka (dua Laki-laki) Mereka (laki-laki banyak) Dia (seorang perempuan) Mereka (dua perempuan) Mereka (perempuan banyak) Kamu (seorang laki-laki) Kalian ( dua laki-laki) Kamu (lelaki banyak) Kamu (seorang perempuan) Kalian (dua perempuan) Kalian (perempuan banyak) Saya
26
ضَربْ َن ْي ضَرب ْت ِ ضرب ان ََ ْ ت ضَربػ ْو َن ْت ني ْت َ ْ ِضَرب ِ ضرب ان ََ ْ ت ضَربْ َن ْت ضَرب ْا ضَرب ْن
يػ ْف َع ْل َن تػ ْف َعل تػ ْف َع َل ِن تػ ْف َعل ْو َن ِ ني َ ْ تػ ْف َعل تػ ْف َع َل ِن تػ ْف َع ْل َن افْػ َعل نػ ْف َعل
Iman Amin Abdul Ghoni, Mulakhadhah qawaid al lughatu al arabiyah,(Kairo: Daru at Taufiqiyah Li taras).2012.Hlm. 245-246 27
Idhoh Annas, Ilmu Shorof Lengkap…, Hlm. 61
37
Kami
3. Faidah-faidah fi’il mabni majhul Tujuan membuang fa‟il dalam kalimat menurut Musthafa al ghalayani dalam bukunya jami al durus yaitu sebagai berikut:28 Lil Ijaz (meringkas kalam), contoh :الدَّرس
-
ف ِه َم
diringkas dari kalimat
ِ َّ ِ س َ فَه َم الطالب الد َّْر ِ ت س ِريػرته ْ ْح َد َ ت َ ْ َ ْ ََم ْن طَب
-
Lis sajak (menyamakan saja‟), contoh :س ِريْػته
-
Lil „ilmi (karena sudah diketahui), contoh )28 )النساء
Asalnya ن َ ا ِإلنْسا
َ
-
-
َخلَ َق اللّه
Lil majhul (karena tidak diketahui), contohnya kalimat :
ِ َس ِرق السيَّ َارة َّ ت
(mobil itu dikendarai). ketika tidak diketahui siapa pengendaranya. 28
Musthafa Al Ghalayani,Jami’u Al Durus...,Hlm. 51
38
-
Lit tahqirah (menghina fa‟il) sehingga ucapannya dimuliakan, contoh :عمر
طعِ َنasalnyaطَ َع َن أَبو ل ْؤل َؤَة الْ َمج ْو ِسي ع َمَر خلِ َق
-
Mengagungkan fa‟il, contoh :اْلِْن ِزيْػر ْ
-
Mengukur kecerdasan pendengar;
-
Karena takut kepada fail;
-
Karena takut dari fail;
-
Menghormati akan kemuliaan fail sehingga dimuliakan dalam penyebutannya.
39
C. Metode Pengajaran Bahasa Arab 1. Pengertian metode pengajaran bahasa arab Pengajaran merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan, ketrampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yaang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan profesional. Penerapan metode pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi pengajaran bila penerapannya tidak didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang metode itu. Sehingga metode bisa saja akan menjadi penghambat
jalannya
proses
pengajaran,
bukan
komponen
yang
menunjang pencapaian tujuan, jika tidak tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sekali untuk memahami dengan baik dan benar tentang karakteristik suatu metode.29 Pengajaran berasal dari kata “ajar” yang berarti proses perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan, perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar. 30 sedangkan menurut para ahli pendidikan, bahwa “pengajaran adalah pemindahan pengetahuan (pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui suatu proses belajar mengajar”.31 Dan setelah melalui pengajaran diharapkan adanya perubahan tingkah laku pelajar/siswa sebagai tujuan dari pengajaran.32
29
Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa ArabMedia dan Metode-Metodenya, (Yogyakarta: Teras),2009. Hlm..53 30 Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm.5 31 Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm.6 32 Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm.6
40
Metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses pengajaran, atau bagaimana teknisnya sesuatu bahan pengajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Dalam pengajaran bahasa arab, metode merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut. Makin tepat metodenya, diharapkan efektifi pula dalam pencapaian tujuan pengajaran tersebut. Tindakan pengajaran merupakan tindakan yang dilandasi oleh pemikiran
yang
bermuara
pada
murid.
Ketika
seorang
guru
memperkenalkan ide atau konsep tertentu atau melakukan suatu aktifitas dengan harapan agar murid-muridnya/subyek didiknya dapat memahami dan memiliki apa yang diharapkan pendidik, saat itulah terjadinya pengajaran, dan bila murid menunjukkan hasil belajarnya, saat inilah yang disebut dengan hasil pengajaran.33 Sedangkan bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengajaran bahasa Arab adalah proses penyajian dan penyampaian ilmu pengetahuan oleh guru bahasa Arab kepada murid dengan tujuan agar murid memahami dan menguasai bahasa Arab serta dapat mengembangkannya.34
33
Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm.6 Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm.6
34
41
2. Macam-macam metode pengajaran bahasa arab Menurut Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar dalam bukunya metodologi pengajaran agama dan bahasa Arab mengemukakan enam metode pengajaran bahasa Arab yaitu : a. Metode bercakap-cakap (muhadatsah) Metode muhadatsah yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakpan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kata-kata yang semakin banyak. b. Metode muthalaah (membaca) Metode muthala‟ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Melalui metode ini diharapkan para peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab dengan fasih, lancar dan benar sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Dalam hal ini memperhatikan tanda baca, panjang dan pendeknya dan lain-lain. c. Metode imla‟ (mendikte) Metode imla‟ disebut juga dengan metode mendikte atau menulis. Dalam hal ini guru membacakan pelajaran, dengan menyuruh siswa/pelajar menulis dibuku tulis atau catatannya masing-masing.
42
d. Metode insya (mengarang) Metode insya‟ adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara menyuruh siswa mengarang dalam bahasa Arab, untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimilikinya. e. Metode mahfudzat (menghafal) Metode mahfudzat atau menghafal yakni cara menyajikan materri bahasa Arab dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal kalimatkalimat berupa syair, cerita, kata-kata hikmah dan lain-lain yang menarik hati. Metode ini difokuskan pada penggunaan kosa kata dan memperbanyak perbendaharaan kosa kata. f. Metode qawaid (nahwu sharaf) Qawaid atau nahwu sharaf dalam bahasa Arab searti dengan tata bahasa. Nahwu dipelajari agar pengguna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahaminya sengan benar baik dalam bentuk tulisan (membaca dan menulis dengan benar) maupun dalam bentuk ungkapan (bicara dengan benar). Metode qawaid atau tata bahasa adalah cara menyajikan materi bahasa Arab dengan menguraikan struktur kalimat, atau fungsi (kedudukan) kata-kata dalam suatu kalimat.
43
Sedangkan juwariyah dahlan mengemukakan bahwa ada 22 metode pengajaran bahasa Arab ditinjau dari prinsip-prinsip dan aktifitas yang dikembangkan. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:35 a. Metode tradisional Metode tradisional ini telah dipakai sejak zaman yunani kuno, akan tetapi hingga kini terkadang masih dipakai. Biasanya diarahkan pada gramatika, terjemahan, aktivitas menulis dan membaca.36 b. Metode baru Metode baru ini dikenal dengan sebutan direct method atau at thariqah al mubasyarah atau berlitz method (metode langsung) yang memperdalam serta mengutak-atik grammar ketrampilan menulis, kemampuan membaca, kelanjaran terjemahan, agar pelajar yang belajar bahasa itu tidak seolah-olah seperti bisu, yang hanya sanggup menuangkan fikirannya dengan bahasa tulisan tidak dengan bahasa lisan atau ujaran.37 c. Metode scientific approach Metode scientific approach ini oleh Wilma M. Rivers menyebutnya oural-oral method atau metode bicara lisan. Metode ini menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penuturan dengan mulut. Melatih mulut untuk bias lancer berbicara, keserasian dan spontanitas. Melatih lisan atau mulut agar pengucapan bahasa asing
35
Wa muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arabteori dan praktek, (Yogyakarta: Teras), 2011.Hlm.78 36 Wa muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.79 37 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm. 80
44
bias tepat bunyi.latihan-latihan sistem bunyi melalui bibir, melatih tepatnya keluarnta huruf-huruf kerongkongan, huruf-huruf di ujung atau pangkal lidah dan sebagainya.38 d. Metode communication approach Metode ini melandaskan dirinya pada teori tentang bahasa yang mengatakan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Dengan demikian tujuan pengajaran bahasa adalah untuk mengembangkan apa yang disebut sebagai kompetensi komunikatif, yaitu kemampuan mengguanakan bahasa untuk berbagai tujuan dan dalam berbagai situasi dan kondisi. Keunggulan : -
Kelancaran siswa dalam menggunakan bahasa akan cepat tercapai
-
Siswa aktif dalam kelas karena kegiatan berpusat pada siswa
-
Siswa memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan temannya ataupun gurunya Kelemahan :
-
Penilaian tidak pada kemampuan komunikasi siswa secara langsung melainkan pada penggunaan kosa kata dan tata bahasa siswa
-
Kesalahan dalam tata bahasa lebih banyak karena guru kurang memberikan feedbackpada kesalahan siswa
-
Materi otentik yang sesuai dengan kemampuan siswa sulit untuk ditemukan
38
Wa muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.83
45
e. Metode Langsung (Direct method) Metode langsung atau direct method yaitu suatu cara penyajian materi pelajaran bahasa asing di mana guru langsung menggunakan bahasa
asing
tersebut
sebagai
bahasa
pengantar,
dan
tanpa
menggunakan bahasa anak didik sedikitpun dalam mengajar.39 Keuatan metode langsung : - Pelajar terampil menyimak dan berbicara - Pelajar menguasai pelafalan dengan baik seperti atau mendekati penutur asli - Pelajar mengetahui banyak kosa kata dan pemakaiannya dalam kalimat - Pelajar memiliki keberanian dan spontanitas dalam berkomunikasi - Pelajar menguasai tata bahasa secara fungsional tidak sekedarteoritis Kelemahan metode langsung: - Kemampuan pelajar dalam membaca untuk pemahaman lemah - Memerlukan para guru yang idela dari segi ketrampilan berbahasa - Memiliki prinsiprinsip yang lebih tepat untuk digunakan dalam kelas kecil - Terbuangnya waktu untuk menjelaskan makna satu kata abstrak, dan terjadinya kesalahan persepsi atau penafsiran pada siswa40
39
Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm.68. 40 Muhammad Izzan,Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, 87-88.
46
f. Metode Alamiah (Natural method) Metode alamiah atau natural method disebut demikian karena guru dalam menetapkan belajar mengajar murid dibawa ke ala seperti dulu waktu murid mempelajari bahasa ibu. Jadi yang penting murid harus banyak mendengarkan dan bercakap-cakap tanpa banyak disalahkan, namun pembetulan grammar secara bertahap. Kelebihan : - Sangat efektif digunakan pada tingkat dasar - Siswa tidak dipaksa melainkan mengamati situasi-situasi bahasa yang terjadi di sekitarnya sampai mereka siap untuk berbicara - Siswa lebih merasa santai di kelas Kekurangan: - Kurang konsentrasi dalam peningkatan kecakapan para siswa - Siswa tidak diberi umpan balik korektif yang mereka butuhkan - Guru dituntut kreatif untuk memberikan pemahaman kepada siswa,41 g. Psychological method Psychological method (metode berdasarkan kejiwaan), disebut demikian karena metode ini didasarkan atas visualisasi mental dan asosiasi fikiran. 42 Penerapan metode ini di dalam pembelajaran bahasa asing kepada para siswa adalah sangat memperhatikan keadaan jiwa mereka, kesukaan hati mereka atau apa yang mereka senangi, atau suasana hati para murid 41
Aziz fakhrurrozi& Erta Mahyudin, Metode Pengajaran Bahasa…, Hlm. 173 Wa muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.88
42
47
pada umumnya. Disamping itu penyampaian bahan-bahan materi pelajaran sangat memperhatikan kadar/perkembangan kemampuan para siswa, yang disesuaikan dengan daya tangkap pemikiran mereka.43 h. Phonetic method Metode ini mengutamakan ear trainning dan speak trainning yaitu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui latihan-latihan mendengarkan kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan bunyi lebih dahulu, setelah itu kata-kata pendek dan akhirnya kalimat yang lebih panjang.44 Kelebihan : - Memungkinkan
anak
didik
fasih
dan
lancar
serta
dapat
berkomunikasi secara lisan dengan lancar. - Kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat dibetulkan secara langsung. Kekurangan : - Membutuhkan waktu dan perencanaan yang matang - Kurang cocok untuk tingkat pemula - Materi bacaan dan percakapan harus diatur waktunya sehingga seimbang antara keduanya. i. Metode Membaca (Reading method) Metode membaca (reading method) yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara terlebih dahulu mengutamakan membaca, yakni 43
Wa muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.89 Wa muna,Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.90
44
48
guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian diikuti oleh siswa. Atau menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakan
pelajaran
dan
siswa
lain
memperhatikan
dan
mengikutinya. Kelebihan : - Memberikan kemampuan membaca yang baik kepada para pelajar bahasa asing. - Siswa dapat dengan lancar mambaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar. - Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar. - Dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh Kekurangan : - Menyita waktu dan membosankan bagi siswa yang tidak gemar membaca - Terlalu
menekankan
pada
kemampuan
membaca,
kemampuan untuk berkomunikasi dapat terabaikan.45
45
Ahmad Muhtadi Anshar, Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm. 73
sehingga
49
j. Metode Tata Bahasa (Grammar method) Metode grammar ialah cara menyajikan bahan pelajaran dengan jalan menghafal aturan-aturan atau kaidah-kaidah tata bahasa (nahwusharaf). Jadi di sini anak didik diajarkan terlebih dahulu grammar/tata bahasa, adapun pelajaran percakapan tidak dipentingkan. Kebaikan dari metode grammar ialah sebagai berikut: - Siswa terbiasa menghafal kaidah-kaidah tata bahasa asing yang sangat diperlukan untuk mampu bercakap-cakap dalam bahasa asing yang benar, dan mampu menulis dengan betul. - Melatih mental disiplin dan ulet dalam mempelajari bahasa. - Bagi guru tidak terlalu sulit menerangkan metode ini, karena kemampuan percakapan tidak diutamakan, dengan kata lain guru asalkan ia menguasai gramatika/tata bahasa yang baik maka pengajaran dapat dilaksanakan. Adapun kekurangan metode ini adalah sebagai berikut: - Secara didaktis dan psikologis, metode ini bertentangan dengan kenyataan. Bahwa pengetahuan bahasa seseorang tidaklah didahului dengan pengajaran gramatika/tata bahasa terlebih dahulu, tetapi melalui peniruan ucapan/percakapan. - Penguasaaan
gramatika/tata
bahasa
tidak
dengan
sendirinya
menguasai percakapan. Oleh sebab itu anak didik menjadi pasif, bertahun-tahun bahkan lebih dari 10 tahun belajar bahasa asing (Arab dan Inggris) belum bisa juga.
50
- Dapat membosankan/jenuh terutama apabila guru tidak dapat menyajikan pelajaran secara baik dan menarik bagi siswa.46 k. Metode Terjemah (Translation method) Metode transation yaitu metode menerjemahkan atau dengan kata lain menyajikan pelajaran dengan menerjemahkan buku-buku bacaan berbahasa asing ke dalam bahasa sehari-hari dan buku bacaan tersebut tentunya telah direncanakan sebelumnya.47 Kelebihan: - Mudah dilaksanakan - Tidak menuntut siswa untuk aktif berbahasa Arab, tetapi siswa diharapkan
memiliki
kemampuan
untuk
membaca
dan
menerjemahkan - Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa Kekurangan: -
Kurang menjamin siswa mampu bercakap-cakap bahasa asing
-
Siswa dituntut untuk menguasai perbendaharaan kosa kata
-
Harus menguasai kaidah-kaidah tata bahasa dan kaidah-kaidah menerjemahkan, serta memiliki pengetahuan sosial dan wawasan yang luas48
46
Ahmad Muhtadi Anshor, Pengajaran Bahasa Arab...,Hlm. 65. Wa Muna,Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.94 48 Muhammad Izzan,Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.99 47
51
l. Metode Tata bahasa Terjemah (Grammar translation method) Metode tata bahasa-tarjamah adalah gabungan dari metode qawaid dan metode tarjamah. Metode ini dapat dibilang ideal dari pada salah satu metode gramatika dan terjemah. Karena kelemahan dari salah satu atau keduanya dari metode tersebut telah sama-sama saling menutupi dan melengkapi jadi kedua-duanya dilakukan bersama-sama. Artinya materi gramatika (tata bahasa) terlebih dahulu diajarkan kemudian pelajaran menerjemah, pelaksanaannya sejalan.49 Metode tata bahasa tarjamah memiliki kekuatan dan kelemahan. Kekuatan metode tata bahasa-tarjamah : - Pelajar menguasai banyak kaidah-kaidah tata bahasa asing yang dipelajari - Pelajar memahami isi detail bahan bacaan yang dipelajarinya dan mampu menerjemahkannya - Pelajar memahami karakteristik bahasa yang dipelajarinya dengan karakteristik bahasa ibu. - Memperkuat kemampuan siswa dalam mengingat dan menghafal - Bisa dilaksanakan dalam kelas besar - Cocok bagi semua tingkat bahasa para siswa - Mudah untuk mengevaluasi proses pembelajaran - Tidak memerlukan media untuk menjelaskan kosa kata Kelemahan metode tata bahasa-terjemah : 49
Wa Muna,Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.97
52
- Metode ini lebih banyak mengajarkan bahasa dari pada kemahiran berbahasa - Hanya menekankan pada kemahiran membaca, sedangkan tiga kemahiran yang lain (menyimak, berbicara, menulis) tidak mendapat perhatian yang memadai - Terjemahan harfiah sering mengacaukan makna kalimat dalam konteks yang luas, dan hasil terjemahannya sering terasa tidak lazim menurut citra bahasa asli siswa - Pelajar hanya mempelajari satu raga bahasa, yaitu ragam bahasa tulis klasik - Tidak sesuai bagi siswa yang belum bisa membaca - Sedikit sekali mengajarkan bahasa yang digunakan bagi komunikasi antar-pribadi.50 m. Eclectic method Metode eclectic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa asing di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya metode direct method dengan grammartranslation bahkan dengan metode reading sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran.51 Kelebihan: - Kegiatan lebih bervariasi - Kemampuan para siswa dianggap lebih merata 50
Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin,Metodologi Pengajaran Bahasa…, Hlm.193 Wa muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.111
51
53
Kekurangan: - Belum tentu semua guru sanggup menggunakan metode ini - Butuh waktu yang lama dibandingkan dengan menggunakan metode yang lain. n. Unit method Metode unit merupakan suatu cara menyajikan pelajaran bahasa asing melalui unit kesatuan pengertian yang utuh dan lengkap. Metode ini berangkat dari teori kependidikan Johan Friedrich Herbert (1776-1841), ia telah melahirkan suatu istilah baru appersepsi untuk menjelaskan efek suatu pengalaman sensasi yang berkolerasi atau berkomposisi dengan pengalaman yang telah lalu, yang telah diperbaiki dan dinyatakan ulangan. Biasanya semua persepsi termasuk ke dalam appersepsi.52 o. Language control method Yaitu penyajian pelajaran dengan cara mengajarkan kosa kata sebanyak-banyaknya,
struktur-struktur
kalimat
dan
istilah-istilah
tertentu yang bersahaja (metode penyederhanaan).53 Kelebihan: - Mudah dilaksanakan dan diserap karena materi pelajaran yang disajikan didasarkan atas urutan-urutan dari yang sederhana menuju yang kompleks.
52
Ahmad Muhtadi Anshor,Pengajaran Bahasa Arab…, Hlm. 71 Muhammad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.109
53
54
- Memungkinkan siswa aktif dalam berbahasa asing dalam bahasa sehari-hari - Proses pengajaran dapat menjadi dinamis dan komparatif Kekurangan: - Hanya ideal pada pengajaran tingkat pemula - Artikulasi bahasa siswa sering menjadi tidak utuh bahkan mungkin terjadi kerancuan dalam penulisan dan penuturan bahasa - Pengajaran bersifat verbalisme p. Mim-mem method Mim-mem adalah singkatan dari mimicry atau meniru dan memorization atau menghafal (pengingatan). Metode ini sering dikenal juga sebagai informant-drill method.54 Perbedaan dengan metode language control yakni terletak pada peniruan dan atau demonstrative drill yang pada metode mim-mem diutamakan, sedangkan metode language control diabaikan.Hal ini juga membedakan kedua metode ini, gramatika diajarkan meskipun hanya sambil lalu pada metode mim-mem dan tidak pada istilah-istilah khusus bahasa asing seperti pada metode language control. q. Practice theory method Metode ini sesuai dengan namanya, lebih menekankan pada kemampuan praktis dari teori. Belajar bahasa asing lebih dulu dan mengutamakan praktik, lalu diiringi dengan teori (tata bahasa).55
54
Muhammad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.102
55
Kelebihan Practice Theory Method: - Siswa mendapat ketrampilan berbahasa secara langsung atau praktis - Tidak dipusingkan oleh kaidah-kaidah tata bahasa, sebab tata bahasa hanya sebagai penajam pemahaman - Sesuai dengan tujuan pembelajaran bahasa. Kekurangan Practice Theory Method: - Dibutuhkan guru yang mahir dan aktif berbahasa Arab - Sulit diterapkan pada tingkat dasar - Gaya dan simpatik kepribadian guru turut menentukan motivasi siswa disela-sela proses pembelajaran r. Cognate method Cara belajar mengajar metode ini yaitu dengan cara memberikan kata-kata dasar yang terdiri dari kata-kata yang mirip dengan kata-kata dalam bahasa murid baik dalam bentuk maupun artinya. Dari kata-kata tersebut kemudian digunakan dalam praktek untuk menyatakan perasaan atau pikiran, baik secara tulisan maupun lisan.56 Misalnya kata „Amalun Shalih = amal shaleh. Dengan menyusun kata-kata yang sama ataupun arti yang sama antara bahasa asing yang dipelajari dengan bahasa si murid maka mereka lebih mudah mengingat/memahami bahasa tersebut dan lebih cepat menguasai.
55
Muhammad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.92-93 Wa muna,Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.107
56
56
Setelah murid-murid mempunyai vocabulary yang cukup banyak, dilanjutkan dengan praktek-praktek terutama lisan dan latihan menulis.57 s. Dual language method Dual language yaitu bahasa rangkap dua, yakni bahasa asing yang sedang dipelajari dirangkapkan atau dibandingkan dengan bahasa ibu siswa, dalam hal sistem bunyi, kosa kata dan tata bahasa. Metode ini bukan saja kata-kata atau arti kata yang sama, tetapi semua segi kedua bahasa dibandingkan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa.58 Kelebihan Dual Language Method : - Memudahkan siswa memahami kosa kata yang memiliki kemiripan makna - Perbedaan atau persamaankosa kata dapat dijelaskan dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang dimiliki oleh siswa - Cukup efektif digunakan sebagai selingan untuk menyenangkan siswa dalam pembelajaran sehingga termotivasi untuk belajar Kekurangan Dual Language Method: - Membutuhkan frekuensi latihan percakapan yang banyak untuk mencapai kemampuan berbahasa aktif
57
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar,Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada).1997.Hlm.182. 58 Muhammad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm.107
57
- Membutuhkan kehati-hatian, sebab dapat terperangkap pada pengajaran qawaid/tata bahasa bukan pada bahasa asing/bahasa arab yang diajarkan. t. Situational method Metode ini adalah metode mengajar yang selalu didramatisasi disesuaikan dengan kondisi pembelajar. Artinya materi pelajaran atau pokok bahasan yang hendak disajikan selalu dipilih yang sedang aktual dibicarakan oleh para siswa atau yang sedang terfokus tentang apa pemikiran dan perhatian para murid, itulah topik pelajaran yang diajarkan atau dipilih untuk disajikan.59 Kelebihan Metode Situational : - Sejalan dengan ilmu jiwa belajar yang senantiasa memerhatikan situasi dan kondisi para siswa - Perhatian siswa dapat berpusat pada materi yang disajikan Kekurangan Metode Situational : - Membutuhkan imajinasi guru dan kemampuan aktif berkomunikasi dalam bahasa asing yang sedang diajarkan - Butuh guru yang kreatif dalam penyajian materi u. Conversational method Conversational method adalah suatu metode pengajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris, Arab, atau bahasa-bahasa lainnya dengan cara langsung mengajak murid-murid bercakap-cakap/berbicara dalam
59
Wa muna,Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm. 110
58
bahasa asing yang sedang diajarkan. Tentunya dimulai dengan kata-kata atau kalimat-kalimat atau ungkapan-ungkapan yang biasa berlaku pada kegiatan sehari-hari.60 Pada prinsipnya metode ini harus sering bertanya dan menjawab pertanyaan untuk menghidupkan situasi kelas yang komunikatif. Untuk membentuk percakapan yang bias terjadi secara terus menerus, bentuk dan pada kalimat Tanya penting diajarkan pada awal pelajaran.61 v. Basic method Azhar Arsyad dalam bukunya yang berjudul bahasa Arab dan metode pengajarannya mengemukakan tiga metode pengajaran yang inovatif yaitu sebagai berikut :62 - Suggestopedia Nama lain yang biasa diberikan oleh pencetusnya (Lozanov) adalah Suggestology, karena suggestopedia dianggap sebagai aplikasi dari suggestology, suatu penerapan dari sugesti ke dalam ilmu mendidik. Metode ini merupakan “suatu penerapan dari sugesti ke dalam ilmu mendidik”. Metode suggestopedia merupakan aplikasi dari suggestology yang dimaksudkan untuk membasmi suggesti dan seluruh pengaruh negatif dan rasa takut pada diri siswa yang dapat menghambat proses belajar mengajar.63
60
Muhammad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm. 90 Wa Muna Metodologi Pembelajaran Bahasa…, Hlm. 112 62 Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.113 63 Wa Muna. Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.113. 61
59
- The silent way Metode guru diam (silent way method) didasarkan atas suatu kaidah yang menyatakan bahwa guru sebaiknya diam untuk memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Tujuan utama metode ini adalah untuk melengkapi para pelajar dengan keterampilan berbahasa target secara lisan dan memperkuat kepekaan menyimak. Para pelajar juga diharapkan mencapai kelancaran berbahasa yang hampir sama dengan penutur asli. Selain itu pelajar dapat menguasai tata bahasa dasar bahasa target yang praktis.64 - Counseling learning method (CLM) CLM ini menganggap bahwa proses belajar mengajar bahasa merupakan suatu hubungan komunikasi antara seorang pendidik (guru/dosen)
dengan
peserta
didik.
Sehingga
tercipta
rasa
kebersamaan di antara keduanya, dengan penekanan pada carabelajar siswa aktif bersama atau yang biasa disebut cara belajar siswa aktif (CBSA). Yang menarik dari penerapan CLM ini adalah adanya suatu usaha dari peserta didik untuk menyibukkan dirinya secara ikhlas untuk menguasai materi pelajaran tanpa tekanan atau paksaan sampai ia mampu untuk berkomunikasi.65
64
Aziz fakhrurrozi& Erta Mahyudin, Metode Pengajaran Bahasa…, Hlm.133 Wa mun,Metodologi Pembelajaran Bahasa…,Hlm.114
65
60
w. Metode audiolingual Tujuan utama pengajaran bahasa asing seperti bahasa Arab dan bahasa Inggris melalui metode ini ialah kemahiran-kemampuan mendengarkan,
sehingga
mampu
memahami
atau
mengerti.
Pembiasaan-pembiasaan yang berulang-ulang terhadap bunyi atau ucapan-ucapan bahasa itu sampai menimbulkan kepekaan (sensitifnya) telinga sehingga serasi dan mudah dipahami. Prinsipnya harus banyak latihan mendengar (drill) baik melalui ucapan-ucapan
sendiri,
kaset-kaset,
video,
televisi,
film,
dan
sebagainya.Metode ini memanfaatkan aural oral approach.66 Kekuatan metode aural approach: - Pelajar mempunyai pelafalan yang bagus - Pelajar terampil membuat pola-pola kalimat yang sudah didrilkan - Pelajar dapat melakukan komunikasi lisan dengan baik karena latihan menyimak dan berbicra yang intensif - Suasana kelas hidup karena siswa harus terus-menerus merespon stimulus dari guru Kelemahan metode aural approach: - Pelajar cenderung merespon secara serentak dan mekanistis tanpa mengetahui makna ujaran yang diungkapkan - Kurang memperhatikan ujaran/tuturan spontan - Makna kalimat yang diajarkan biasanya terlepas dari konteks
66
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama…,Hlm. 178.
61
- Para pelajar tidak berperan di kelas (keaktifan semu).67
67
Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin,Metodologi Pengajaran Bahasa…, Hlm.221