BAB II PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN MEDIA AUDIO VISUAL
A. Pembelajaran Bahasa Arab 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran berasal dari kata “ajar”, yang kemudian menjadi sebuah kata kerja berupa “pembelajaran”. Pembelajaran sebenarnya merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang hal tersebut tidak dapat sepenuhnya dijelaskan dengan detail. Adapun maksud dari pembelajaran secara sederhana adalah produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, hakikat dari pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.1 Menurut Khalilullah bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikan dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam
1
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: DIVA Press, 2012), hlm. 153.
19
20
system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya, materi meliputi: buku-buku, papan tulisa dan lainya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyamapaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya. Jadi pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar antara guru dan murid disini guru menyampaikan materi atau bahan ajar untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan. Pembelajaran bahasa Arab hendaknya mengacu pada upaya membina dan mengembangkan keempat segi keterampilan berbahasa, yaitu: keterampilan menyimak (Istimā’), berbicara (Kalām), membaca (Qirā’ah), dan menulis (Kitābah), agar siswa mampu berbahasa Arab dengan baik. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Arab dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyajian dan penyampaian ilmu pengetahuan oleh guru bahasa Arab kepada siswa dengan tujuan agar siswa memahami dan menguasai bahasa Arab serta dapat mengembangkannya. 2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran
bahasa
diperlukan
agar
seseorang
dapat
berkomunikasi dengan baik dan benar dengan sesamanya dan lingkungan, baik secara lisan maupun tulisan. Tujuan pembelajaran bahasa adalah menguasai ilmu bahasa dan kemahiran berbahasa Arab, seperti muthala’ah, muhadatsah, insya’, nahwu dan sharaf, sehingga memperoleh kemahiran berbahasa yang meliputi empat aspek kemahiran, yaitu:
21
kemahiran menyimak, kemahiran membaca, kemahiran menulis, dan kemahiran berbicara.2 Tujuan pembelajaran bahasa Arab yaitu : a. Untuk memahami Al-qur’an dan hadist sebagai sumber hukum ajaran Islam. b. Untuk dapat memahami buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam bahasa Arab. c. Untuk dapat berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab. d. Untuk dapat digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain (Supplementary). e. Untuk membina ahli bahasa Arab, yakni benar-benar professional. Sedangkan Bahasa Arab dalam pandangan pemerintah adalah bahasa asing. Hail ini terbukti misalnya, dalam peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa tujuan pelajaran bahasa Arab adalah:3 1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulisan, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak (Istima’), berbicara (Kalam), membaca (Qira’ah), dan menulis (Kitabah).
2
M.Khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, ……. )hlm,9 3 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2011)hlm, 57
22
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam. 3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitanya antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya. Tujuan pengajaran bahasa Arab menentukan approach, metode, dan teknik pengajaran bahasa itu. Dengan lain perkataan approach, metode, dan teknik mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tujuan pengajaran bahasa. Oleh karena itu tujuan pengajaran suatu bahasa haruslah dirumuskan sedemikian rupa agar arah yang akan dituju tepat mengenai sasaran.4 3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Arab Terdapat beberapa prinsip dalam pembelajaran bahasa Arab, diantaranya: 5 a. Prinsip ujaran sebelum tulisan Berdasarkan prinsip di atas bahwa bahasa adalah ujaran atau percakapan atau ucapan, maka bahasa mempunyai intonasi, irama yang tidak dimiliki oleh tulisan. Membaca materi tulisan tanpa mengetahui
4
Tayar Yusuf, Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 1997) hlm. 189. 5 Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1992), hlm. 122.
23
pola-pola bahasa sebagai ujaran tidak sempurna, tidak lengkap, tidak efisien. b. Prinsip kalimat-kalimat dasar Pembelajaran dimulai dengan memberikan siswa bentukbentuk kalimat dasar, yang harus dihafalkan secara berulang-ulang. c. Prinsip sistem bunyi yang digunakan Ajarkanlah struktur sistem bunyi untuk digunakan dengan cara demonstrasi, tiruan, bantuan,kontras, dan drill. Sistem bunyi tidak hanya didengarkan tetapi harus dengan latihan pengucapan terusmenerus maka akan menghasilkan ucapan yang bagus. d. Prinsip vokabulari Kembangkanlah vokabulari yang sesuai dengan kemampuan siswa, dan bebankanlah vokabulari kepada kata-kata yang dibutuhkan siswa. e. Prinsip tulisan sebagai pencatat ujaran Ajarkanlah bacaan dan tulisan sebagai usaha penyajian grafis unit-unit dan pola-pola bahasa yang telah diketahui siswa. Implikasi prinsip ini ialah bahwa pengajaran simbol-simbol tulisan itu dengan unit-unit bahasa yang diwakilinya sebagai tugas terpisah. Implikasinya juga ialah bahwa penyajian membaca dan menulis berbeda dari penyajian bercakap dan selayaknya tidak dicampur antara keduanya.
24
f. Prinsip praktek Bahasa adalah ujaran yang harus dipraktekkan agar siswa mampu berbahasa yang baik dan benar. B. Media Audio Visual 1. Pengertian Media Audio Visual Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.6 media juga diartikan segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar.7 Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Artinya, media ini didapatkan dari hasil penggabungan antara audio dan visual. oleh karena itu, media tersebut tidak hanya mengandalkan indra
pendengar,
tetapi
juga mngandalkan media
penglihatan. sepertinya media ini paling bagus serta mempunyai kemampuan dan kualitas yang lebih baik yang tentunya didasari teknik penggunaan dan penyampaianya.8 Media audio visual juga diartikan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan pembelajaran bahasa yang ditangkap dan dicerna melalui indra pendengar dan penglihatan. 6
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006), hlm,120 7 H Hamzah B. Uno dan Hj Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm, 122 8 Ulin Nuha,Op.Cit., hlm. 284
25
Misalnya televisi, video CD, film layar lebar, laboratorium bahasa multimedia, LCD projektor, internet, dan sebagainya.9 Media jenis audio visual dibagi ke dalam dua bagian, diantaranya adalah sebagai berikut: a
Audio visual Diam Media audiovisual diam adalah media yang menampilkan suara gambar dia seperti film bingkai suara (sound slide), film rangkai suara, dan cetak suara.
b
Audio visual Gerak Media audiovisual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan videocassete. Media audio visual sebagai perangkat elektronik berupa VCD atau
DVD yang dapat mengeluarkan gambar dan suara dengan baik sesuai dengan apa yang terekam dalam kaset, video, CD dan DVD. alat-alat tersebut dapat berfungsi untuk memberikan gambar dan suara yang jelas sehingga dapat dijadikan media dalam kegiatan pembelajaran bagi para siswa sebagai peserta didik agar dalam memahami pelajaran lebih menarik sekaligus menyenangkan. 2. Tujuan Penggunaan Media Audio Visual Tujuan utama dari penggunaan media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap 9
Acep Hermawan, Op Cit.,hlm,277
26
semaksimal mungkin oleh para siswa sebagai penerima informasi. Dengan demikian informasi akan lebih cepat dan mudah untuk diproses oleh peserta didik tanpa harus melalui proses yang panjang yang akan menjadikan jenuh. Terkait dengan proses pembelajaran bahasa Arab, dimana peserta didik akan dibekali atau belajar keterampilan berbahasa dengan cara berlatih secara terus-menerus untuk memperoleh keterampilan tersebut. Padahal berlatih secara berkesinambungan adalah hal yang membosankan, sehingga kehadiran media dalam proses belajar bahasa sangat membantu untuk tetap menjaga gairah belajar siswa.10
3. Fungsi dan Manfaat Media Audio Visual dalam Pembelajaran Pada awalnya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan proses belajar mengajar yakni berupa sarana yang memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan retensi peserta didik terhadap materi.11
10
Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang Press, 2009), hlm. 28. 11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 20-21
27
Menurut Zakiah Daradjat, dkk dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam terdapat beberapa fungsi media pendidikan diantaranya:12 a. Fungsi Edukatif Artinya, dengan media pendidikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik dapat dilancarkan lebih efektif. b. Fungsi Sosial Artinya, melalui media pendidikan peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan memperluas pergaulan antara peserta didik itu sendiri dan masyarakat serta dengan alam sekitar. c. Fungsi Ekonomi Artinya, berkat kemajuan teknologi, satu macam alat pelajaran sudah dapat menjangkau pemerataan kesempatan beroleh pengajaran atau dapat dinikmati oleh pesrta didk dan alat itu dapat dipergunakan sepanjang waktu tau secara terus menerus. d. Fungsi Politis Artinya, dapat dipakai “penguasa pendidikan” untuk menyatakan “pandangan” pengajar sehingga antara pusat, daerah samapai lembagalembaga pendidikan tidak terdapat perbedaan atau penyimpanganpenyimpangan berarti dalam melaksanakan pengajaran.
12
Zakiah Daradjat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarata: Bumi Aksara, 1996), hlm. 113-116
28
e. Fungsi Seni Budaya Artinya,
dalam
melaksanakan
pengajaran
peserta
didik
dapat
mengangkat dan mengenal bermacam-macam hal seni budaya manusia. Ada sejumlah alasan yang rasional logis tentang mengapa alat bantu semacam media audio visual sangat diperlukan dalam proses pengajaran bahasa Arab dan bahasa asing lainya.13 dalam Pembelajaran, media audio visual memiliki banyak manfaat atau fungsi, antara lain untuk mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap pasif siswa dalam belajar, dan mengatasi keterbatasan fisik kelas. Pertama, tidak semua benda atau kegiatan seseorang dapat diungkapkan dengan bahasa visual atau dilakukan di dalam kelas. dalam hal ini alat peraga berfungsi sebagai pengganti dan pembantu untuk memvisualkan benda atau menggambarkan sesuatu kegiatan dalam kelas secara jelas. Kedua, daya tangkap dan daya ingat manusia tidaklah sama sedangkan indera manusia saling mendorong satu sama lain dalam proses belajar-mengajar. Dalam hal ini, seseorang guru yang menerangkan suatu benda atau melukiskan suatu kegiatan dengan bantuan audio visual akan tampak dan dapat membangkitkan motivasi belajar. Jadi secara psikologis didaktis alat tersebut dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
13
hlm. 167
Ahmad Izan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: Humaniora, 2011),
29
Ketiga, tidak seluruhnya tata bunyi bahasa asing yang dipelajari sama dengan bahasa pelajar. Jadi, proses pengajaran bahasa asing ini memerlukan alat audio visual dan penutur asli untuk direkam suaranya. Empat, tidak mungkin mengajar kemahiran berbahasa secara efesin, efektif dalam kelas yang jumlah pelajaranya banyak yang dapat melelahkan pengajar. Jadi, alat audio visual memiliki kreativitas efisiensi dalam pelaksanaan pengajaran kemahiran berbahasa. 4. Prinsip-prinsip dalam Penggunaan Media Audio Visual Menggunakan media audio visual dalam pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:14 a. Sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran yang tercantum dalam garis-garis program pembelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku di sekolah. b. Memberikan pengertian dan penjelasan tentang suatu konsep. c. Mendorong kreativitas siswa, dan memberikan kesempatan siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri). d. Memenuhi unsure kebenaran dalam ukuran, ketelitian, dan kejelasan untuk menghindari kesalahan pengertian tentang sesuatu yang digambarkan atau dijelaskan melalui media pembelajaran tersebut. e. Media pembelajaran harus aman dan tidak membahayakan siswa atau guru.
14
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hlm.169-170
30
f. Media pembelajaran menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan bagi siswa untuk menggunakanya. g. Memenuhi unsur keindahan dalam bentuk, warna dan kombinasinya, serta rapi pembuatanya. h. Mudah digunakan, baik guru maupun siswa. i. Penggunaan media pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran tidak sekaligus dipertunjukan kepada siswa melainkan bergantian sesuai dengan materi pembelajaran yang dijelaskan. j. Media pembelajaran yang digunakan merupakan bagian dari materi pembelajaran yang sedang dijelaskan bukan sebagai selingan atau alat hiburan. k. Siswa mempunyai tanggung jawab dalam menggunakan media pembelajaran,
sehingga
mereka
akan
merawat
dan
menyimpanyakembali dengan keadaan utuh pada tempat yang telah ditentukan. l. Media pembelajaran lebih banyak berisikan materi pembelajaran yang menagandung pesan positif dibandingkan dengan negatif. Di dalam buku karya Dr. M. Ismail, dijelaskan pula mengenai prinsip-prinsip pemanfaatan media, yaitu: a.
Guru menggunakan prinsip pemanfaatan media ini untuk kemudahan dalam menggunakan metode, adapun media tidak akan berfungsi jika ia tidak dapat membantu untuk memperoleh tujuan yang jelas. Dan guru harus mengetahui bahwa media tidak dapat berfungsi secara efektif kecuali disertai dengan materi pelajaran secara lengkap.
31
b.
Guru seharusnya menggunakan media sewaktu ia dibutuhkan karena media membutuhkan pemahaman dan perencanaan pendidikan dalam pembelajaran bahasa, tanpa memiliki tujuan yang jelas dalam penggunaan media dapat menyebabkan hasil yang kurang maksimal, sehingga dapat menganggu pikiran siswa serta mengalihkan perhatian mereka dari matrei pembelajaran.
c.
Guru harus mempertimbangkan kesesuaian media untuk aspek kognitif siswa dengan pengalaman hidup mereka, karena jika tidak ada kesesuaian antara keduanya juga usia siswa , maka mereka akan kehilangan fungsi media dalam pendidikan.
d.
Guru bahasa harus memiliki keterampilan berbahasa dalam mengajarkan bahasa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini karena menetapkan tujuan adalah langkah pertama untuk pemilihan pengalaman belajar, media dan alat yang harus tersedia untuk mencapai tujuan tersebut.15
5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat
15
Muhamad Ismail, Al Muayyinaat Al Bashoriyyah fi Ta'limil Al lughoh Al Arobiyah ( Riyadh: Al Mamlakah Al Arobiyah As Sa’udiyah), hlm.6
32
lunak (software), mutu teknis dan biaya. oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:16 1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Masalah tujuan pembelajarn ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar teragam dalm bentuk perilaku (behavior). 2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa. 3. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalm memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. faktor umum, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalm memilih media pengajaran. 4. Keterediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Seringkali media dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru. 16
Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat pers, 2002), hlm. 15
33
5. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal. selain kriteria pemilihan media pengajaran sebagaimana disebutkan di atas, Nana Sudjana dan Ahmat Rivai juga mengemukakan rumusanya. Menurut mereka dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: a. Ketepatanya dengan tujuan pengajaran artinya, media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan intruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman, aplikasi,
analisis,
sintesis,
lebih
mungkin
digunakanya
media
pengajaran. b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran artinya, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami oleh siswa. c. Kemudahan memperoleh media artinya, media yang diperlukan mudah diperoleh setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. d. Keterampilan guru dalam menggunakanya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakanya dalam proses pengajaran. e. Tersedia waktu yang menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
34
f. sesuai taraf berfikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh siswa.17 6. Media Audio Visual dalam Pembelajaran Bahasa Arab Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar banyak sekali, begitu juga dalam pembelajaran bahasa Arab juga bias menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan guru, siswa dalam belajar. Media yang digunkan dalam pembelajaran bahasa arab antara lain: computer, rekaman CD, gambar, grafis (peta konsep) dan sebagainya. media-media tersebut mempunyai karakteristik sendiri, sehingga dapat memudahkan dalam mempelajari mata pelajaran bahasa Arab yang di sekolah-sekolah terutama lembaga formal. Dalam pembelajaran bahasa, baik baha Arab atau bahasa Inggris, penggunaan media sangat dibutuhkan agar pembelajaran tersebut tidak membosankan dan menjadi aktifitas yang menyenangkan.18 1. Media Pembelajaran Istima’ Istima’ adalah proses menerima sekumpulan fitur bunyi yang terkandung dalam kosakata, atau kalimat yang memiliki makna terkait dengan kata sebelumnya, dalam sebuah topic tertentu. Istima’ meskipun di kalangan tertentu hanya dipahami sebatas dengar (hearing). Akan lebih cepat, kalau Istima’ lebih diarahkan pada menyimak (auding) dengan tidak lepas konteks. 17 18
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.Cit.,hlm,132 M.Khalilullah, Op.Cit.,hlm, 26
35
Menyimak merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan. Kemampuan menyimak merupakan bagian yang penting dan tidak dapat diabaikan dalam pembelajaran bahasa, terutama bila tujuan penyelenggara adalah penguasaan kemampuan berbahasa secara lengkap.19 Menyimak pada dasarnya bersifat pasif-reseptif dalam arti bahwa inisiatif untuk berkomunikasi tidak pertama-tama berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain, sikap dan tindakan yang diharapakan seorang pendengar terutama dalah mendengarkan dan memahami apa yang didengar. Pemahaman bahasa lisan secara luas dapat meliputi semua bentuk dari jenis ungkapan lisan, mulai dari bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan wacana yang utuh dan lengkap. Maka dengan demikian media pembelajaran bahasa yang dapat digunkan untuk membelajarkan keterampilan ini.20 Ada beberapa media audio visual dalam pembelajaran bahasa Arab dalam pembelajaran Istima’ diantaranya: a. Laboratorium Bahasa Multimedia Laboratorium Bahasa Multimedia juga bisa digunakan dengan sepenuhnya. Biasanya, alat-alat laboratorium sering digunakan dalam pembelajaran bahasa asing pada bidang menyimak, yang bias
19 20
Ibid., hlm. 41. Abdul Wahab Rosyidi, Op,Cit.,hlm.62
36
diintegrasikan dengan kegiatan berbicara, membaca, dan bahkan menulis.21 b. Film Film juga bias dimanfaatkan sebagai media audio visual karena Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya. Sebenarnya media film bias saja diperoleh tanpa mengeluarkan biaya yang mahal yaitu dengan cara membeli kaset film yang berbahasa Arab yang dijual di pasaran, atau dengan mendownload (mengunduh). selain isinya bergambar juga berbahasa Arab ditambah lagi dengan isinya yang berhubungan dengan ajaran-ajaran Islam tentunya ini menjadi nilai tersendiri dalam pembelajaran Istima’ itu sendiri.22 c. Televisi Televisi adalah media yang dapat menampilkan pesan secara audio visual dan gerak (sama dengan film). Media televise adalah media audio visual gerak yang penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima oeh pemirsa melalui pesawat televisi. Media televisi hamper sama dengan media radio, di mana dua media ini mempunyai keterbasan yang sama yaitu antara waktu jadwal pelajaran dengan waktu siaran pelajaran bahasa Arab yang ada pada siaran media radio dan televisi tersebut. Sebenarnya bias saja waktu jadwal pelajaran dengan waktu siaran 21 22
Ulin Nuha,Op.Cit., hlm. 304 M.Khalilullah, Op.Cit.,hlm. 45
37
pelajaran bahasa Arab yang ada pada siaran media radio dan televisi disamakan dengan cara adanya koordinasi antara pihak penyelenggara pendidikan dengan pihak stasiun radio dengan cara demikian pembelajaran Istima’ dapat dibimbing oleh guru secara langsung di kelas.23 d.
Compact Video Disc (VCD) dan Compact Disc (CD) Compact Video Disc adalah sistem penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio visual direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik. Sementara Compact Disc (CD) adalah sistem penyimpanan dan rekaman radio yang direkam pada disket. Perbedaan antar VCD dan CD terletak pada pemogramnaya. Vidio yang salah satu bentuknya adalah Video Disc masih termasuk media pembelajaran audio visual.24 Compact disk merupakan media yang sangat penting dalam pembelajaran keterampilan menyimak, karena benda ini dapat diisi dengan beberapa bentuk software sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh guru.
2. Media Pembelajaran Kalam Kalam merupakan keterampilan dasar yang menjadi bagaian penting dalam pembelajaran bahasa kedua. Keterampialan ini tergolong sebagai mahârat istintâjiyyah (productive skill). Sebab ia menuntut adanya peran aktif peserta didik agar dapat berkomunikasi secara lisan (syafahiyyah) dengan pihak atau komunitas yang lain. Aspek keterampilan 23 24
Ibid., hlm. 45-46. Ibid., hlm. 47.
38
ini malah seakan paling dominan di antara keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain setelah Istima’.25 Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa yang menuntut prakasa nyata dalam penggunaan bahasa untuk menungkapkan diri secara lisan. Dalam pengertian ini berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif dan produktif. Sebagai bagaian dari kemapuan berbahasa yang aktif dan produktif, kemampuan berbicara menuntut pengusaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa.26 Ada pun media audio visual dalam pembelajran bahasa Arab dalam pembelajaran Kalam diantaranya adalah Film, selain dalam pembelajaran Istima’ film juga dapat digunakan dalam pembelajaran Kalam. Film dengan berbagai bentuknya dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Arab, baik film yang tidak bergerak maupun film yang bergerak, hitam putih atau yang berwarna, berdurasi pendek atau panjang semuanya dapat digunakan untuk mengerjakan keterampilan berbahasa.27 3. Media Pembelajaran Qira’ah Membaca (qira’ah) merupakan keterampilan makna dalam simbolsimbol bunyi tertulis yang terorganisir menurut sistem tertentu. Alat indera penglihatan (mata) sangat memiliki peran penting dalam proses tersebut. Namun qira’ah (membaca) bukanlah sekedar proses dari indra mata dan alat ujar saja. Tetapi juga merpakan aktivitas aqliyah, meliputi: pola piker, 25
Ibid., hlm. 66. Abdul Wahab Rosyidi, Op,Cit.,hlm.65 27 M.Khalilullah, Op.Cit.,hlm. 78. 26
39
menganalisis, menilai problem-solving.28 seperti halnya menyimak, membaca mengandalkan kemampuan berbahasa pada dasarnya bersifat reseptif. Dengan membaca, sesorang pertama-tama berusaha untuk memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk wacana tulis.29 adapun untuk media audio visual pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Kalam salah satunya adalah Film suara dengan cara menyuruh siswa
menceritakan kembali isi cerita film yang baru saja
disaksikannya menurut bahasa siswa sendiri.30 4. Media Pembelajaran Kitabah Kitabah (menulis) merupakan keterampilan berbahasa yang rumit, karenanya keterampilan ini harus diurutkan setelah periode pelajaran yang menekankan pada bunyi (marhalah shawtiyyah). Marhalah tersebut lebih terfokus pada aspek menyimak dan berbicara. kitabah sering difahami hanya sebatas mengkopi (naskh) dan mengeja (tahajju’ah), namun kitabah sebenarnya juga mencakup beragam proses kognitif untuk menungkapkan apa yang diinginkan seseorang. Dengan demikian ketermapilan ini merupakan latihan mengatur ide-ide dan pengetahuan lalu menyampaikan dalam bentuk simbol-simbol huruf. Akan tetapi bagaimana pelajaran kitabah itu sebenarnya adalah tergantung pada bagaimana pula situasi dan kondisi belajar peserta didiknya.31
28
Ibid., hlm. 99. Abdul Wahab Rosyidi, Op,Cit.,hlm.69. 30 Ahmad Muhtadi Ansor, Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya. (Yogyakarata : Penerbit Teras,2009), hlm. 97 31 M.Khalilullah, Op.Cit.,hlm. 126. 29