PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Mohammad Tatang Wahyudi
Penerbit YPM 2011
Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT) WAHYUDI, Mohammad Tatang Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis CD Pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta oleh Mohammad Tatang Wahyudi. – Tangerang Selatan: YPM, 2011 Vi, 128hlm, 26cm ISBN 978-602-99996-1-7
Hak Cipta 2011, pada penulis Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit Editor: Dr. Ahmad Dardiri Penerbit: YPM Jl. Pisangan Barat I, Kel. Cirendeu Rt03/09 No. 57 Ciputat Timur 15419
Cetakan 1: Oktober 2011
Buku ini kupersembahkan untuk ibunda tercinta Rukmini, S.Pd
Pengantar Penerbit Kompetensi yang beragam dan berbeda bagi setiap peserta didik bahasa Arab menuntut adanya varian metode dan pendekatan dalam proses pembelajaran. Muncul dan berkembangnya metode dan pendekatan baru berawal dari ketidakpuasan atas metode sebelumnya yang dianggap kurang efektif dan mengena terhadap peserta didik. Contohnya metode gramatika dan terjemah (t}ari>qah al-qawa>‘id wa al-tarjamah) yang sedikit bergeser penggunaanya pada awal abad ke- 20. Metode ini berkembang pada abad ke-15 hingga akhir abad ke-19, yang dianggap tidak relevan dengan kehidupan pendidikan abad ke-20. Sebab itu, metode ini dianggap kurang memberikan perhatian terhadap kemahiran membaca, dan menulis peserta didik, karena metode ini seolah mengkonstruksi belajar bahasa hanyalah kajian atau latihan gramatika dan terjemah. Sebab itu, muncullah metode langsung (al-t}ari>qah al-muba>sharah) yang populer di Eropa dan Amerika pada awal abad ke-20. Metode ini juga dinamakan metode membaca (t}ari>qah al-qira’ah), yang berarti porsi membaca lebih diutamakan dari pada latihan membaca dan menulis. Kemudian, pada dekade tahun 40-an, metode tersebut dianggap tidak memadai, karana hanya terpaku pada membaca teks-teks dan tidak bisa mendorong peserta didik untuk mampu mendengarkan dan melafalkan bahasa sumber dengan benar, maka muncullah metode audiolingual (al-t}ari>qah al-sam‘iyah al-shafa>hiyah) yang dikembangkan di Amerika Serikat, bersamaan dengan perkembangan oral approach di Inggris (Efendi: 2005, 30-52). Metode ini berlangung hingga awal tahun 60-an dan banyak mendapat kritik dari kalangan praktisi pendidikan, diantaranya Noam Chomsky. Ia mengkritik metode audiolingual yang didasarkan pada tatabahasa strukturalisme dan teori ilmu jiwa behaviorisme, karana baginya kemampuan berbahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor eksternal, melainkan juga faktor internal. Sebab itu, muncul pendekatan komunikatif (the communicative approach), yaitu metode yang mendasarkan konsepnya pada kemampuan bawaan manusia yang disebut dengan ‛alat pemerolehan bahasa‛ (language acquisition device) dan menganggap bahwa kemampuan berbahasa adalah proses kreatif yang lebih ditentukan oleh faktor internal (Efendi: 2005, 52-55). Setelah itu muncul juga metode eklektik (al-t}ari>qah al-intiqa>’iyah), sebagai gabungan dari metode-metode yang telah dikemukakan di atas. Kemudian, muncul juga metode Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang mengaitkan isi pelajaran dengan realitas pembelajar dan memotivasi mereka untuk membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sebagai warga, anggota keluarga dan tenaga kerja. Perkembangan metode pembelajaran bahasa Arab dari masa ke masa bersifat dinamis, dan mengarah pada penemuan konsepsi yang tepat untuk diajarkan kepada peserta didik, tentunya harus sesuai dengan kebutuhan dan orientasi pembelajaran itu sendiri. Apalagi, pada masa sekarang ini (tahun 2010) sistem pendidikan di Indonesia sedang menggalakan pendidikan berbasis ICT atau multi media, yang tentunya menuntu adanya metode atau format yang tepat untak dapat standar kompetensi maksimal. Sebab itu, penulis buku ini mencoba memberikan wawasan dan wacana baru tentang metode pembelajaran bahasa Arab modern, yaitu metode berbasis CD interaktif. Metode ini mencoba memberikan pencerahan terhadap efektifitas pembelajaran yang menggunakan ICT dan multimedia sebagai media pengembangan kemampuan berbahasa Arab. Sebab itu, Young Progressive Muslim (YPM) Komunitas Ujung Ciputat merekomendir kapada para pembaca, bahwa buku ini layak dijadikan sebagai rujukan bahan bacaan, dan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap metode pembelajaran yang sudah ada. Dan pada dasarnya ketepatan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dikelas ditentukan oleh efektifitas dan daya serap peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Hal ini berdasarkan atas apa yang dikatakan oleh John Dewey, yang intinya bahwa siswa akan belajar baik bila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, dan proses belajar akan produktif jika siswa berperan aktif di dalamnya. Terakhir... atas nama pimpinan dan anggota Young Progressive Muslim (YPM) Komunitas Ujung Ciputat mengucapkan selamat dan sukses terhada saudara Mohammad Tatang Wahyudi, MA.Pd yang telah menyelasaikan penulisan buku ini. Semoga dapat bermanfaat... Amin ‚Pemuda Berkualitas dan Berkarya tanpa Batas‛ Jakarta, 25 September 2011 Muhamad Qustulani Direktur YPM Komunitas Ujung Ciputat
ii
Pengantar Penulis Alhamdulilla>h, berkat rahmat dan karunia Allah Swt. penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis CD Pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kehadirat Nabi Muhammad Saw., beserta keluarganya, para sahabat, serta pengikut jejak risalahnya hingga akhir zaman. Aamiin. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya tesis ini dapat selesai dengan segala kekurangan dan kelebihannya, sebagai syarat memperoleh gelar Magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Seraya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, khususnya kepada yang terhormat: 1.
2.
3.
4.
Dr. Ahmad Dardiri, MA, selaku pembimbing dan penguji dalam penulisan tesis ini. Yang bermurah hati untuk memberikan masukan secara materi dan metodologi dalam pembuatan tesis ini dan bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing. Prof. Dr. Suwito, Dr. Fuad Jabali, MA, dan Dr. Yusuf Rahman, MA, atas segala bimbingan, arahan, dan dorongan yang menyemangatkan dan mencerahkan. Semoga Allah Swt., membelas jasa baik beliau dengan curahan limpahan rahmat dan kasih sayangnya. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan., Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh pendidikan pada lembaga yang dipimpinnya. Dr. Usman Shihab, MA dan Dr. Suparto, MA yang telah memberikan kritikan dan masukan dalam penulisan tesis ini. Semoga Allah memberkahi dan memudahkan segala urusan mereka. Ibuku tercinta yang selalu memberikan bantuan baik secara moril maupun materil, dan beliau tidak pernah kenal lelah dan letih dalam memberikan semangat dan motivasi dan selalu mendo’akan dalam setiap sujudnya, serta membesarkan dan mendidik dengan penuh perhatian dan kasih sayang yang tidak mungkin dapat terbalaskan, selalu membimbing dan memfasilitasi dalam banyak hal demi meraih cita-cita dan membentuk karakter dan semangat juang dalam
iii
menjalani kehidupan. Semoga Allah Swt., selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya sampai akhir hayatnya nanti, aamiien. 5. Kepada ayahku yang memberikan dukungan baik materi dan moril dalam menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana UIN. 6. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Nuraini yang selalu menemani saya dalam berjuang untuk menyelesailan tesis ini. Semoga Allah selalu memberikan limpahat nikmat dan kasih sayang kepadanya. 7. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Arviantoni Sadri S.Pd, M.Si selaku kepala sekolah Sdit Ibnu Sina yang memberi kesempatan saya untuk dapat menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana UIN, semoga Allah membalas semua kebaikan beliau. 8. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Nur Huda S.H, MM yang memberi masukan dan gagasan dalam penyusunan tesis ini, semoga Allah selalu merahmati dan membalas semua kebaikan beliau. 9. Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada staf tata usaha Sekolah Pascasarjana UIN, Staf perpustakaan UIN, atas segala kesabaran dan keramahannya dalam membantu dan mempermudah segala urusan demi kelancaran tesis ini. 10. Ucapan terima kasih kepada teman-teman di SDIT Ibnu Sina yang selalu mendoakan dalam penulisan tesis ini, semoga Allah memberi kebaikan kepada mereka di dalam dunia dan akhirat nanti. 11. Terakhir buat teman-teman seperjuangan angkatan 2009 di Sekolah Pascasarjana UIN, semoga Allah mempermudah mereka dalam menyelesaikan studinya dan membalas kebaikan mereka semua.
Mohammad Tatang Wahyudi
iv
DAFTAR ISI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah — 1 1. Identifikasi Masalah — 4 2. Pembatasan Masalah — 5 3. Perumusan Masalah — 4 B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan — 6 C. Tujuan Penelitian — 8 D. Manfaat Penelitian — 8 E. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian — 9 2. Populasi dan Sanpel — 9 3. Tehnik Pengambilan Sampel — 9 4. Metode Penelitian — 11 5. Variabel Penelitian — 12 6. Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Istima>‘ — 12 7. Tekhnik Pengumpulan Data — 13 F. Instrumen Penelitian — 14 1. Hasil Belajar Istima>‘ — 14 2. Minat Belajar — 15 G. Tekhnik Analisis Data — 16 1. Teknik Analisa Deskriptif — 17 2. Uji Persyaratan Analisa Data — 17 3. Hipotesis Statistik — 19 H. Sistematika Pembahasan — 20 MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB A. Media Dalam Pembelajaran Meyimak — 21 1. Proses Belajar Mengajar dengan CD Pembelajaran — 25 2. Strategi Pembelajaran Bermedia Komputer — 28 B. Menyimak sebagai salah satu keahlian Berbahasa — 30 1. Kemahiran Berbahasa Arab — 30 2. Batasan dan Tujuan Menyimak — 40 3. Strategi Pembelajaran dan Penilaian Menyimak — 42 4. Aktivitas-aktivitas Kemahiran Menyimak — 4 C. Belajar Bahasa Arab — 47 1. Pengertian Belajar — 47 2. Hasil Belajar Bahasa Arab — 50 3. Minat Mempengaruhi Hasil Belajar Bahasa Arab — 51
v
MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM MATA KULIAH ISTIMA>‘ 1. Media Berbasis Visual — 55 2. Media Berbasis Audio — 58 3. Media Berbasis Audio-Visual — 60 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN ISTIMA>‘ A. Teknik Pengajaran Menyimak di Lab UNJ — 71 1. Latihan Pengucapan (pronounciation drill) di Lab UNJ — 72 2. Latihan Identifikasi di Lab UNJ — 76 3. Latihan Mendengarkan dan Menirukan di Lab UNJ — 79 4. Latihan Mendengar dan Memahami di Lab UNJ — 81 B. Kriteria dan Pendekatan Memperoleh Kemampuan Menyimak CD Pembelajaran 1 di UNJ — 86 C. Pendekatan dalam Memperoleh Kemahiran Menyimak CD Pembelajaran 1 di Lab UNJ — 89 D. Teknik Pengajaran Menyimak CD 2 di Lab UNJ — 92 1. Latihan Pengucapan (pronounciation drill) di Lab UNJ — 93 2. Latihan Identifikasi di Lab UNJ — 95 3. Latihan Mendengarkan dan Menirukan di Lab UNJ — 97 4. Latihan Mendengar dan Memahami di Lab UNJ — 98 E. Kriteria dan Pendekatan Memperoleh Kemampuan Menyimak CD Pembelajaran 2 di UNJ — 102 F. Pendekatan dalam Memperoleh Kemahiran Menyimak CD Pembelajaran 2 di Lab UNJ — 104 G. Uji validitas Minat dan Hasil Belajar — 108 H. Analisis Data — 109 I. Pengujian Persyaratan Data — 112 1. Pengujian Normalitas Data — 112 2. Pengujian Homogenitas Variansi Populasi — 113 J. Pengujian Hipotesis — 116 K. Keterbatasan Penelitian — 116 PENUTUP A. Kesimpulan — 119 B. Saran — 120 GLOSARY — 121 DAFTAR PUSTAKA — 123 INDEKS — 127
vi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian membuktikan bahwa penggunaan CD pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar di dalam kelas, terutama dalam meningkatan hasil belajar. Banyak dosen dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah yang sudah tidak relevan lagi dengan tuntutan zaman pada masa kini, karena pendidikan masa kini lebih banyak menuntut keaktifan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Keterbatasan media pendidikan dan pengetahuan para dosen terhadap media tersebut yang menyebabkan metode ceramah sangat dominan dalam proses belajar mengajar di dalam kelas karena penggunaan metode ceramah dalam proses belajar mengajar dapat diberikan secara klasikal tanpa memerlukan biaya. Menurut Danin Sudarwan penggunaan alat bantu media dalam proses belajar-mengajar dapat membantu para dosen untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.1 Oleh sebab itu, guna menciptakan proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien seyogyanya para dosen sudah mulai memakai alat bantu media dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Azhar Arsyad berkata:,‛bahwa seyogyanya dosen dapat menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran,‛ yang salah satunya dapat diterapkan dengan penggunaan media di dalam proses belajar mengajar.2 Sedangkan Sharha>n ‘Aziz ‘Abdu bin Jama
Danim Sadarwan, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 2. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 21. 3 Sharha>n ‘Aziz ‘Abdu bin Jama
n ‘Aziz ‘Abdu bin Jama
Pendahuluan
adalah suatu lafadz yang digunakan suatu kaum untuk menyampaikan maksud dan tujuannya.6 Menurut kamus besar bahasa Indonesia. Bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama, berintekaksi, dan mengidentifikasi diri.7 Bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan bahasa internasional, dan bahasa Arab ini sendiri merupakan bahasa ketiga di dunia internasional. Bahasa Arab di Indonesia berkedudukan sebagai bahasa asing yang dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.8 Berdasarkan kurikulum tahun 1994 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran pilihan bahasa asing yang diberikan pada tahun ketiga di sekolah menengah umum. Pemilihan salah satu bahasa asing ditentukan oleh kesiapan sekolah menyediakan program-program pengajarannya. Khusus untuk madrasah atau sekolah di bawah naungan Departemen Agama, pengajaran bahasa Arab diberikan Pada tingkat Ibtidaiyah.9 Belajar ilmu istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta adalah suatu bagian dalam pembelajaran bahasa Arab yang mempunyai kedudukan penting. Karena pembelajaran istima>‘ merupakan tahap awal dalam pelajaran bahasa Arab. Mengkaji tujuan pembelajaran bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta, adalah keterampilan istima>‘ yang sulit untuk dikuasai oleh mahasiswa. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis di Universitas Negeri Jakarta, tempat penulis kuliah, hanya beberapa orang saja yang memiliki pemahaman istima>‘ di atas rata-rata. Hal ini merupakan fenomena umum di Universitas Negeri Jakarta. Idealnya para mahasiswa yang sudah belajar bahasa Arab, sudah dapat menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang ditulis Saepudin dalam sebuah artikel yang berjudul ‚bilingualisme‛ masyarakat dalam wacana analisis deskriptif tentang pemerolehan bahasa kedua.10Akan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak mahasiswa yang belum menggunakan bahasa kedua tersebut secara aktif dalam kehidupan sehari-hari. Masih berbicara tentang kegagalan pengajaran bahasa di Indonesia, Soedjono Dardjowodjojo guru besar linguistik Atma Jaya, mengemukakan 6
Must}afa > Ghulayin, Ja<mi‘ ad-Duru<s al-A‘rabiyyah (Qa
2
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
beberapa faktor sebagai penyebabnya di antaranya: kekeliruan secara filosofis dalam memandang bahasa, isi kelas bahasa yang terlalu banyak, tidak ada fasilitas yang mendukung seperti Lab bahasa dan buku-buku teks, dan kurangnya tenaga pengajar bahasa yang baik. Jalan keluar yang ditawarkan Soedjono adalah dengan mengirim anak untuk belajar bahasa melalui jalur tidak formal yaitu kursus bahasa yang menurutnya lebih efektif, efisien, dan tidak butuh waktu lama.11 Menurut penulis hal tersebut hanya dapat dilakukan untuk pelajar yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang lebih baik sehingga dapat mengikuti kegiatan nonformal, penulis juga beranggapan kegiatan atau kursus nonformal juga tidak menjamin para pelajar dapat menggunakan bahasa asing dengan baik terutama bahasa Arab, hal ini di sebabkan karena tidak ada kontinuitas dalam penggunaan bahasa asing tersebut khususnya bahasa Arab. Hal senada diungkapkan Dewi Irma dalam artikelnya: ‚ Bahasa Asing, Citra, dan Masa depan‛, dia menjelaskan penekanan yang berlebih pada tata bahasa justru menghambat keterampilan menyimak dan berkomunikasi, hal ini ditengarahi terjadi pada pengajaran bahasa asing. 12 Adapun permasalahan yang timbul dalam pembelajaran bahasa Arab, baik dari tingkat Madrasah, Pesantren sampai Universitas pada umumnya adalah pembelajaran istima>‘, hal ini diduga karena penggunaan metode ceramah yang masih sangat dominan dalam proses belajar-mengajar. Faktor lain yang menyebabkan mahasiswa kurang menguasai keterampilan istima>‘ adalah kurangnya fasilitas atau penggunaan media saat pelajaran berlangsung, sehingga terkesan pembelajaran monoton dan membosankan. Dalam kondisi dunia yang mulai berkembang pada saat ini, media menjadi bagian terpenting dalam pembelajaran bahasa Arab. Para pelajar dari tingkat dasar sampai tingkat Universitas sudah tidak mungkin lagi hanya menerima metode ceramah dalam pembelajaran. Karena dalam kegiatan yang hanya melibatkan dosen saja dalam pembelajaran dapat berimbas pada hasil belajar para mahasiswanya. Oleh sebab itu, pembelajaran haruslah menggunakan alat bantu seperti media. Media yang digunakan dalam pembelajaran bersifat variatif seperti teks, gambar, suara dan audio.13 Media tidak hanya digunakan dalam pelajaran eksak 11 Administrator, ‚Mengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal‛? Dari http://.almuslim.web.id/indeks.php?option=com_content&task=view&id=4&Itemid=1&PHPSESSI D=25ca529870184a1e8e12a9ecb264282e. di akses (6 Septembe 2007). 12 Dewi Irma, ‚Bahasa Asing, Citra dan Masa Depan‛, artikel diakses pada tanggal 6 September 2007. 13 Prabhat Andleigh K and Thakrar Kiran, Multimedia System Design (New Jersey:Prentice-Hall, 1996), 9.
3
Pendahuluan
saja, akan tetapi dapat digunakan dalam mata kuliah bahasa Arab saat belajar istima>‘ atau menyimak. Menurut Danim Sudarwan untuk meningkatkan keterampilan istima>‘ atau menyimak dapat digunakan alat bantu seperti media14. Di lain pihak Arief Sadiman berpendapat untuk membantu menumbuhkan minat gagasan, pikiran dalam mendengarkan suatu percakapan maka dibutuhkan media.15 Minat belajar memiliki dominan dalam pembelajaran, dengan minat yang dimiliki oleh para mahasiswa sangat berdampak positif pada hasil belajar. Oleh karena itu, penggunaan media berupa CD sangatlah diperlukan pada pembelajaran istima>‘ atau menyimak, karena dengan menggunakan CD ini dapat mengurangi metode ceramah yang sudah menjamur pada tenaga pendidik, dan meningkatkan minat belajar para mahasiswa, sehingga cita-cita pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien dapat terlaksana. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tema ini sangat penting untuk dikaji lebih lanjut dan diangkat sebagai kasus dan fokus penelitian dalam penyusunan tesis. Dengan asumsi penggunaan CD interaktif dapat membantu mahasiswa dalam membuat kondisi lebih menarik dan variatif pada mata kuliah istima>‘, dan juga dapat meningkatkan minat serta pemahaman menyimak para mahasiswa. Penggunaan CD pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka dalam menyimak. Hal inilah yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu yang umumnya melakukan penelitian di sekolah/madrasah dan universitas yang kurang memperhatikan penggunaan CD dalam pembelajaran. Oleh sebab itu penulis memilih untuk meneliti tema pembalajaran bahasa Arab berbasis CD pembelajaran dalam mata kuliah istima>‘ yang berlokasi di Universitas Negeri Jakarta. 1.
Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran istima>‘ sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta? Apakah terdapat pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ? 14 15
4
Danim Sadarwan, Media Komunikasi Pendidikan, 1. Arief S. Sadiman, dkk, Media Pembelajaran, 7.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Apakah terdapat interaksi antara CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ? CD pembelajaran apakah yang tepat digunakan untuk proses pembelajaran istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ? CD pembelajaran apakah yang ideal untuk meningkatkan minat belajar guna pencapaian hasil belajar mahasiswa secara maksimal terhadap mata kuliah istima>‘ ? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 pada mata kuliah istima>‘ ? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 pada mata kuliah istima>‘ dari minat belajar yang tinggi ? Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 pada mata kuliah istima>‘ ditinjau dari minat belajar yang rendah ? Apakah terdapat interaksi antara CD pembelajaran dengan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ ?
2.
Pembatasan Masalah Mengacu kepada masalah-masalah yang teridentifikasi, pembatasan masalah penelitian ini dapat dilihat dari dua segi yaitu: Obyek penelitian, yaitu mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Penelitian dibatasi pada mata kuliah istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta. Permasalahannya dibatasi pada pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 terhadap hasil belajar, pengaruh minat terhadap hasil belajar dan interaksi antara penerapan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘. 3.
Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, masalah pokok yang akan diteliti pada tesis ini difokuskan pada penerapan penggunaan media CD pembelajaran pada kelas A dan B, treatment yang digunakan dosen pada mata kuliah istima>‘ atau menyimak. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa CD pembelajaran tersebut telah berhasil mengurangi metode ceramah yang sering
5
Pendahuluan
digunakan oleh para dosen pengajar ilmu istima>‘ / menyimak di Universitas Negeri Jakarta dengan penekanan pada menciptakan minat dan keaktifan mahasiswa tanpa harus mendengar dan bersikap vakum dalam pembelajaran. Jadi berdasarkan asumsi di atas, maka masalah penelitian ini dapat diredaksionalkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 terhadap hasil belajar pada mata kuliah istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta? Apakah terdapat pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta ? Apakah terdapat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta ? B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli, terdapat beberapa ahli yang tidak mendukunng tentang penggunaan media diantaranya: Hede mengatakan media termasuk bagian dari proses belajar akan tetapi menurutnya media tidak memberikan bukti kuat dan tidak menjamin membuat belajar lebih efektif.16 Sementara itu Heinich, Molenda, Russel17, yang menyatakan penggunaan media komputer, tidaklah efektif, karena media ini tidak menunjukkan adanya interaksi antara manusia dan memerlukan biaya yang sangat mahal. Wolfgang Schnotz mengatakan fasilitas media tidaklah menguntungkan pembelajaran, karena menurutnya siswa dicegah untuk menampilkan penampilan proses kognitif yang relevan. Oleh sebab itu ,diperlukan analisis yang seksama terhadap hubungan antara jenis yang berbeda dengan muatan dan proses kognitif dalam pembelajaran. 18
16 Hede and others, Toward a Generation With Multimedia Learning Research (Macedonia: University of Macedonia, 2006), 1. 17 Heinich, Molenda, Russell, Instructional Media and The New Technologies of Instruction (New York: John Wiley & Sons, 1996), 8. 18 Wolfgang Schnotz, ‚Enabling, Facilitating, and Inhibiting Effects of Animations in Multimedia Learning: Why Reduction of Cognitive Load Can Have Negative Results on Learning,‛
Educational Technology Research and Development, Vol. 53, No. 3, 2005, Pp. 47–58 ISSN 1042– 1629.
6
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Sedangkan Penelitian tentang pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran bukanlah yang pertama dan satu-satunya, sebelumnya penulis menemukan hasil Penelitian yang dilakukan oleh Neo Mai and Ken K.T. Neo mengatakan bahwa manusia dapat mengingat 20% dari apa yang mereka lihat, 40% dari apa yang mereka lihat dan dengar, tetapi sekitar 75% dari apa yang mereka lihat dan dengar serta dilakukan secara bersamaan.19 Tulisan lain yang membahas tentang media ditulis oleh Niken Ariani, pada tahun 2010, penelitian yang dilakukan secara eksperimen, penelitian ini mengambil sample 44 siswa (umur 20-24) yang dibagi 3 kelompok secara acak, masing-masing beranggotakan 13, 14, dan 17 siswa. Adapun hasil dari eksperimen ketiga kelompok tersebut antara lain: (1) perpaduan media berbeda yang digunakan untuk menyajikan bahan ajar kepada siswa akan berpengaruh kepada pemahaman siswa, (2) para siswa yang memiliki gaya belajar berbeda menunjukkan kinerja yang berbeda untuk setiap perpaduan media yang berbeda.20 Dari karya tesis yang disusun oleh ‘Abdul ‘Azis Ah}mad dengan judul ‚Pengembangan Media Interaktif untuk Pembelajaran Tipografi sebuah Penelitian di Universitas Negeri Makasar"21 di Jakarta, 3 Februari 2008. penelitian tersebut merupakan penelitian dan pengembangan (reseach and development) dengan uji coba lapangan, yang memiliki tujuan mengembangkan program media interaktif pada pembelajaran tipologi dalam rangka meningkatkan hasil belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah desain komunikasi visual serta untuk mengetahui keefektifan program media terhadap mata kuliah tipologi yang dikembangkan terhadap hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan uraian di atas yang dikutip oleh penulis, semuanya sepakat bahwa media adalah alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran, adapun komponen-komponen pembelajaran diantaranya komponen tujuan pengajaran bahasa, komponen kurikulum, komponen metodologi pengajaran, komponen tenaga pengajar, komponen sarana dan prasarana, komponen bahan ajar, komponen motivasi, komponen media pengajaran, dan komponen kegiatan bahasa, yang mana kemungkinan kegagalannya dalam pengajaran bahasa Arab dimungkinkan akan terjadi karena tidak adanya singkronisasi antara beberapa komponen di atas.
19 Neo Mai dan Ken K.T.Neo, Innovative Teaching: Using Multimedia In a Problem – Based Learning Environment (Selangor: University of Selangor, 2001), 1. 20 Niken Ariani, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Jakarta: Prestasi Pustaka,2010),
57.
21 Lihat Ahmad, ‚Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Tipografi‛, Tesis S2, UNJ Jakarta, 2008.
7
Pendahuluan
Oleh sebab itu, dalam penulisan tesis ini penulis ingin menggunakan alat bantu media, yang akan diterapkan dalam pembelajaran istima>‘. Yaitu media berbasis CD interaktif yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar kemampuan menyimak para mahasiswa. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh media CD dan minat belajar istima>‘ mahasiswa tingkat satu jurusan pendidikan bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Secara operasional tujuan penelitian ini adalah untuk : Mengetahui pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Mengetahui pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Mengetahui pengaruh interaksi CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 serta minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Dari tujuan yang telah dikemukakan di atas, paling tidak penelitian diharapkan dapat berguna untuk Jurusan Bahasa Arab khususnya dalam pembelajaran istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta. Dari sini kemudian diharapkan terwujudnya pola belajar istima>‘ yang lebih baik dan sesuai. D. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa tingkat satu jurusan pendidikan bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta dengan menggunakan rancangan eksperimen ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : Mengungkapkan penyebab masalah rendahnya hasil belajar istima>‘ yang diperoleh mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Menemukan media pembelajaran yang tepat untuk memecahkan masalah belajar mahasiswa yang ditinjau dari minat belajarnya. Ikut membantu meningkatkan mutu pendidikan secara umum melalui penelitian dan pengembangan metode pembelajaran secara sungguhsungguh. Memberi masukan bagi semua pihak yang terkait dalam proses belajar mengajar istima>‘ pada lingkungan Universitas, khususnya bagi dosen
8
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
sebagi manager belajar dalam memilih media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi internal mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan minat belajar demi peningkatan hasil belajar istima>‘. E. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta. Dan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama Lima bulan, dimulai bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2011 Pengaturan waktu mengikuti jadwal yang telah ditetapkan Universitas berdasarkan kalender pendidikan 2010-2011. 2.
Populasi Penelitian Menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan mengambil kesimpulan.22 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang terdaftar di Universitas Negeri Jakarta pada tahun ajaran 2010-2011. Jumlah populasi penelitian sebanyak 320 mahasiswa yang tedaftar di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab. 3.
Teknik Pengambilan Sampel Menurut Suharsini Arikunto sampel adalah wakil populasi yang diteliti, yang dimaksudkan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.23 Ada beberapa rumus yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan jumlah anggota sampel. Sebagai pedoman jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut.24 Sampel penelitian adalah mahasiswa tingkat satu dengan jumlah mahasiswa sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 orang pada kelas A dan 20 orang pada kelas B. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 40 orang dengan teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik proporsional random sampling. Pengambilan sampel ini bertujuan untuk menentukan kelas perlakuan. Adapun pelaksanaannya dilakukan dengan model acak kelas sehingga menghasilkan satu kelas dengan metode penggunaan CD pembelajaran 1 dan satu kelas menggunakan CD pembelajaran 2. Selanjutnya ditentukan kelompok mahasiswa yang memiliki minat tinggi dan 22
109.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), 215. Suharsini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
24
Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, 95.
9
Pendahuluan
rendah dengan tahapan berikut: Dari dua kelas yang ada dipilih secara acak untuk menentukan pengisian instrument minat belajar kepada 20 mahasiswa dari jumlah seluruh mahasiswa jurusan Pendidikan bahasa Arab. Instrumen minat belajar dilakukan berdasarkan setiap kelompok perlakuan. Hal ini bertujuan untuk menentukan kelas perlakuan. Pengacakan ini dilakukan dengan model acak kelas sehingga menghasilkan satu kelas menggunakan CD pembelajaran 1 dan satu kelas dengan menggunakan CD pembelajaran 2. Selanjutnya ditentukan kelompok mahasiswa yang memiliki minat tinggi dan rendah dengan tahapan sebagai berikut: Pertama; melaksanakan instrumen minat belajar kepada 40 mahasiswa yang tersebar di dua kelas yang terpilih menjadi sampel. Instrumen minat belajar dilakukan berdasarkan setiap kelompok perlakuan. Hal ini bertujuan untuk menentukan kelompok mahasiswa yang mempunyai minat belajar tinggi dan mahasiswa yang mempunyai minat belajar rendah di masing-masing perlakuan, Kedua; hasil pengelompokan tersebut dilakukan setelah diurutkan mulai dari skor tertinggi sampai terendah, kemudian diambil 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah dalam setiap kelas perlakuan dengan jumlah mahasiswa 40 orang. Dari teknik penetapan tersebut maka diperoleh kelompok mahasiswa yang memiliki minat belajar tinggi 23 orang dan mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah 17 orang dalam kelas perlakuan masingmasing.25 Penentapan kelas perlakuan (CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2) serta mahasiswa yang memiliki minat tinggi atau mahasiswa dengan minat rendah di masing-masing kelas perlakuan. Karena objek penelitian dalam eksperimen adalah manusia, menurut Ibnu Hajar kontrol yang ketat perlu dilakukan26 untuk menjaga kevaliditasan data, pada penelitian ini dilakukan pengendalian terhadap faktor seleksi dalam pengambilan sampel. Aspek yang dijadikan acuan pengendalian faktor seleksi adalah nilai hasil belajar istima>‘, dilakukan di dalam dua kelas eksperimen. Dari hasil tersebut dilakukan perhitungan homogenitas, hasil ini kemudian sebagai cerminan kesetaraan kemampuan mahasiswa pada kelas sampel yang akan dikenai perlakuan media pembelajaran yang bersifat homogen. Dari dua kelas ini, selanjutnya dilakukan pemilihan untuk menentukan jenis perlakuan media pembelajaran yang akan diberikan.
25
Lihat lampiran hal 164. Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Penelitian Kuwantitatif Dalam Pendidikan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), 325. 26
10
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
4.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dan dilakukan pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta yang dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok mahasiswa yang diberi perlakuan dan kelompok yang berfungsi sebagai kontrol. Hasil instrument minat belajar yang diisi oleh anggota mahasiswa dijadikan dasar untuk mengelompokkan mahasiswa yang mempunyai minat belajar tinggi dan rendah, selanjutnya untuk melihat perolehan efek pada pemberian CD pembelajaran (CD 1 dan CD 2) terhadap peningkatan hasil belajar istima>‘, maka pada pertemuan awal dan akhir dilakukan test. Obyek kajian penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 terhadap hasil belajar istima>‘, maka metode penelitian eksperimen menggunakan rancangan factorial 2X2.27 Hal ini dikarenakan secara teknik cukup efektif dan mempunyai kemanfaatan paraktis (produktif), khususnya dalam rangka memperoleh perbedaan pengaruh dan interaksi antara CD pembelajaran dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘. Adapun rancangan faktorialnya adalah : Tabel I Rancangan Eksperimen Faktorial 2X2 Metode Pembelajaran (A)
CD pembelajaran 1 (A1)
CD pembelajaran 2 (A2)
Minat Belajar Tinggi (B1)
A1B1
A2B1
Minat Belajar Rendah (B2)
A1B2
A2B2
Minat Belajar Tinggi (B1)
Keterangan: A = Metode Pembelajaran A1 = CD pembelajaran 1 27
298.
L. R. Gay, Educational Research (New York: MacMillan Publishing Company, 1992),
11
Pendahuluan
A2 B B1 B2
= CD pembelajaran 2 = Minat Belajar = Minat Belajar Tinggi = Minat Belajar Rendah 5. Variabel Penelitian Penelitian ini mengacu pada 3 (tiga) variabel, yaitu : 1. Media pembelajaran yang terdiri dari CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 = Variabel bebas (X1) 2. Minat belajar dilihat dari minat belajar = Variabel bebas (X2) 3. Hasil Belajar istima>‘ = Variabel terikat (Y)
Kalibrasi Instrumen Hasil Belajar Istima>‘ Validitas butir dilakukan untuk mengetahui butir soal yang memiliki kualitas yang baik untuk digunakan dalam mengumpulkan data. Uji validitas ini dilakukan setelah data ujicoba terkumpul dan dilakukan secara acak. Untuk menguji validitas butir untuk variabel hasil belajar (Y) menggunakan formula Point Biserial.28 Mengacu pada jumlah respon ujicoba instrument 40 orang, maka tabel yang dijadikan kriteria penerimaan adalah 0,444 pada α = 0.05. dengan demikian jika rhitung > rtabel, maka butir tersebut valid sebaliknya jika rhitung < rtabel, maka butir tersebut tidak valid.29 Reliabilitas menunjukkan pada ketetapan (konsisten) dan nilai yang diperoleh kelompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan tes yang sama ataupun itemnya sepadan (equivalen). Pengujian reliabilitas dari masing-masing instrument dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan yaitu sebelum dihilangkan butirbutir yang tidak valid, dan setelah dihilangkan butir-butir yang tidak valid. Perhitungan reliabilitas variabel hasil belajar istima>‘ ini menggunakan rumus KR-20. Untuk memperoleh konsistensi internal instrument hasil belajar istima>‘, ditempuh pengujian daya pembeda (DP), dan tingkat kesukaraan (TK), dengan langkah-langkah pertama-tama skor responden diurut mulai dari skor tertinggi sampai rendah. Setelah itu diambil sebanyak masing-masing 100% dari responden yang memiliki skor tertinggi dan terendah (didapatkan masingmasing 20 responden) untuk dianalisis. Untuk efektifitas pengolahan data, baik pengujian validitas butir maupun realibilitas dari kedua instrumen dalam penelitian ini, secara lengkap dihitung menggunakan komputer dengan menggunakan program SPSS. 6.
28 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 162 29 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Rawamangun: Prenada Media Group, 2008), 183.
12
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Responden pada ujicoba instrument adalah mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta sebanyak 20 orang, yaitu mahasiswa yang kelasnya tidak dikenai perlakuan. Responden diminta menjawab soal dengan durasi waktu 90 menit. Skor untuk jawaban yang benar diberi skor satu, dan salah diberi skor nol, hasil ini kemudian dianalisis Analisis hasil uji coba setiap butir pertanyaan ditujukan untuk memperoleh butir pertanyaan yang baik bagi mahasiswa, baik yang mempunyai minat belajar tinggi maupun rendah. Daya beda ini pula yang dapat membedakan butir-butir pertanyaan yang mudah untuk dijawab ataupun yang sulit oleh mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab UNJ. Untuk efesiensi pengolahan data, baik pengujian validitas butir maupun reliabilitas dari kedua instrument dalam penelitian ini, secara lengkap dihitung menggunakan komputer dengan program SPSS. Validitas butir dilakukan untuk mengetahui butir soal yang memiliki kualitas baik untuk digunakan dalam mengumpulkan data. Adapun soal yang diberikan sebanyak 30 soal, setelah dilakukan uji validasi ternyata soal yang valid sebanyak 25 soal dan sisanya dinyatakan tidak valid. Validitas ini dilakukan setelah data uji coba terkumpul. Untuk menguji validitas butir soal untuk variabel minat belajar (X2), dihitung dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Perason.30 Sedangkan untuk perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. 31 7.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini, mencakup data mengenai hasil belajar istima>‘ (Y), dan minat belajar (X2). Data mengenai hasil belajar istima>‘ (Y) menggunakan tes objektif yang terdiri 4 (empat) pilihan, dengan teknik penskoran: berupa jawaban yang benar diberi skor satu, dan untuk jawaban salah diberi skor nol. Selanjutnya untuk kelayakan butir-butir soal yang digunakan dalam tes hasil belajar istima>‘ ditentukan berdasarkan hasil analisis butir soal berupa pengujian validitas, reabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Untuk minat belajar (X2) pemberian skor menggunakan skala likert dengan lima alternatif pilihan jawaban. Bobot masing-masing alternatif tanggapan adalah sebagai berikut: 1. Sangat Sering (SS) diberi skor 5 (lima) 2. Sering (S) diberi skor 4 (empat) 3. Kadang-kadang (KK) diberi skor 3 (tiga) 30 31
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , 20. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , 25.
13
Pendahuluan
4. 5.
Jarang (J) diberi skor 2 (dua) Tidak Pernah diberi skor 1 (satu)
F. Instrumen Penelitian 1. Hasil Belajar Istima>‘ a. Definisi Konseptual Hasil belajar istima>‘ adalah kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran istima>‘ yang diarahkan pada pencapaian kemampuan kognitif dengan indikator mengingat, pemahaman, penerapan, analisis , evaluasi, dan menciptakan. b.
Definisi Operasional Hasil belajar istima>‘ adalah skor penguasaan materi yang dicapai mahasiswa setelah mengikuti program pembelajaran dalam rentang tertentu yang berdasarkan indikator : mengingat (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan menciptkan (C6). c.
Kisi-kisi Instrumen hasil belajar Istima>‘ Tabel 2
Standar Kompetensi 1.Menyimak/is tima Memahami informasi secara lisan melalui kegiatan mendengarkan paparan dan dialog tentang perkenalan diri
Kompetensi Dasar 1.1. Mengide ntifikas diri sendiri dalam تعارف بالنفس
Indikator
Bentuk Soal
No. Soal
Jml. Soal
PG
1-10
10
PG
11-15
5
Menja wab pertan yaan dengan benar tentan g مها. عائلة مها
Memahami makna kata, frase atau kalimat tentang مواسم
14
Materi
Menja wab soal tentan g iklim
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Memahami makna kata, frase atau kalimat tentang عائلة خالد Memahami makna kata, frase atau kalimat tentang مع زميلة مها
Menjawa b soal tentang kehidupa n خالدdan keluarga nya
PG
16-23
8
Menjawa b soal tentang زميلة
PG
24-30
7
2. Minat Belajar a. Definisi Konseptual Minat belajar adalah suatu faktor yang berasal dari dalam diri manusia dan berfungsi sebagai pendorong dalam berbuat sesuatu yang akan terlihat pada indikator ‚dorongan dari dalam‛, ‚rasa senang‛, ‚memberi perhatian‛ dan ‚berperan serta dalam kegiatan‛. b. Definisi Operasional Minat belajar istima>‘ adalah skor yang diperoleh mahasiswa setelah dan mengikuti pembelajaran istima>‘ dan mengisi angket minat belajar istima>‘. Syarat pernyataan responden terhadap instrumen yang diberikan kepada mereka dan diukur melalui indikator : 1. Keinginan untuk belajar 3. Memberi perhatian 2. Rasa senang 4. Berperan serta dalam kegiatan c. Kisi-kisi Instrumen minat belajar
No 1 2 3
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen minat belajar (sebelum dihitung uji validitas) Indikator No Soal Negatif No Soal Positif Keinginan untuk 5,6,8,10,14, 1,3,4,7,9, Belajar 19,31,33,43. 11,41 Rasa senang 16,17,20,23, 15,18,21,22, 26 24,25,42,44 Memberi 27,28,30,32, 12,13,29,35,
Jumlah Soal 16 13 15
15
Pendahuluan
perhatian 4
Berperan serta dalam kegiatam
34,36,46 49
38,39,40,45 2,37,47,48,
6
50
Setelah peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan SPSS maka diperoleh instrumen minat belajar yang valid sebagai berikut: Tabel 4 Kisi-kisi instrumen minat belajar (setelah dihitung uji validitas) N Indikator o
Soal Negatif
1 Keinginan Untuk belajar Rasa 2 senang
5,6,8,10 ,14, 19,31,3 3,43. 16,17,2 0,23, 26.
3 Memberi Perhatian Berperan 4 serta Dalam kegiatan
27,28,3 0,32, 34,36,4 6.
49.
Soal Negatif Valid 5,6,8,19,31 ,43.
Soal Positif
1,3,4,7,9,
Soal Positif Valid 1,3,4,7,9,1 1,41.
Jmlh
Jmlh Valid
16
12
13
10
15
12
6
6
11,41. 16,20,23,2 6.
27,30,32,3 4,36 46.
49.
15,18,21, 22,24,25, 42,44. 12,13,29, 35,38,39, 40,45. 2,37,42,
15,18,22,2 5,42 44. 12,13,29,3 5, 38,40. 2,37,47,48, 50.
48,50.
G.
Teknik Analisa Data Suharsini Arikunto menjelaskan 32 analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Setelah diyakini instrumen yang digunakan memiliki kelayakan dan kehandalan sesuai dengan 32
16
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , 236.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
harapan, selanjutnya instrumen tersebut disebarkan kepada responden. Hasil jawaban yang diberikan oleh masing-masing responden dianalisa melalui teknik analisa data menggunakan kaidah statistik. 1. Teknik Analisa Deskriptif Teknik analisa data dibagi dalam dua katagori diantaranya teknik analisis deskriptif dan teknik analisis diferensial, dalam analisis deskriptif data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maupun histogram, selanjutnya dihitung nilai rata-rata, median, modus, simpangan baku dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: : batas bawah median : jumlah semua frekuensi dengan data kelas median : jumlah kelas median
Keterangan: : batas bawah kelas modus : frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval dengan data kelas lebih kecil dikurangi frekuensi kelas dengan tanda lebih besar sesudah kelas modus : frekuensi kelas modus dikurangi kelas interval dengan data kelas lebih besar sesudah kelas modus : interval kelas modus 2.
Uji Persyaratan Analisa Data a. Uji Normalitas Sebelum dilakukan hipotesis, berdasarkan data-data yang terkumpul dari hasil penelitian, data tersebut terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan
17
Pendahuluan
program SPSS yaitu dengan kolomogorof smirnof dengan a= 0,05 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang dengan hipotesis pengajuan normalitas sebagai berikut: Ho: data berdistribusi normal H1: data berdistribusi tidak normal Kriteria pengujian dengan menggunakan nilai probabilitas (sig) Terima Ho: Jika nilai probabilitas > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal Tolak Ho: Jika nilai probabilitas < 0,05 yang berarti data berdistribusi tidak normal.33 Uji Normalitas data dilakukan dengan uji liliefors dengan ketentuan berikut, jika nilai L h > L t maka data berasal dari populasi normal, sebaliknya jika tidak memenuhi persyaratan tersebut maka data bukan berasal dari populasi normal. nilai Lh diperoleh dari rumus liliefors sebagai berikut:.34
zi
xi x s
Keterangan: : data dari setiap sampel : rata-rata : simpangan baku Data hasil penelitian berdistribusi normal bila harga L hitung > L tabel, dengan taraf signifikan
= 0,05.
b.
Uji Homogenitas Uji Homogenitas untuk menguji kelompok variansi berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas didasarkan melalui uji barlets.35 Kriteria pengujian dengan menggunakan nilai probabilitas (sig) Terima Ho: Jika nilai probabilitas > 0,05 yang berarti data homogen
33
1999), 19.
18
34
Joko Sulistyo, 6 Hari Jago SPSS 17 (Jakarta: Cakrawala,2010), 102. Santoso M dan Nana K, Statistika Terapan: Metode Statistika (Jakarta: PPs UNJ,
35
Sudjana, Metode Statistik (Bandung: Tarsito, 2003), 261.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Tolak Ho: Jika nilai probabilitas < 0,05 yang berarti data berdistribusi tidak homogen.36 Data penelitian dapat disimpulkan jika variansi data yang digunakan adalah homogen dan jika sig hitung > sig tabel untuk taraf signifikan 0,05. 3.
Hipotesis Statistik a. Terdapat pengaruh penerapan CD Pembelajaran 1 dan CD Pembelajaran 2 terhadap hasil belajar pada mata kuliah istima>‘ pada mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta. Hipotesis Statistiknya Ho : µ A1 = µ A2 (Tidak ada pengaruh antara CD pembelajaran terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa). H1 : µ A1 ≠ µ A2 (terdapat pengaruh antara CD pembelajaran terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa). b. Terdapat pengaruh minat belajar tinggi dan minat belajar rendah terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta. Hipotesis Statistiknya Ho : µ B1 = µ B2 (Tidak ada pengaruh antara minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa). H1 : µ B1 ≠ µ B2 (Terdapat pengaruh CD pembelajaran terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa). c. Terdapat interaksi antara penerapan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dan minat belajar terhadap hasil belajar istima>‘ mahasiswa tingkat satu jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta. Hipotesis Statistiknya Ho : INT. A X B = 0 (Tidak ada pengaruh interaksi antara CD pembelajaran dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar istima>‘ ). H1 : INT. A X B ≠ 0 (Terdapat pengaruh interaksi antara CD pembelajaran dan minat belajar mahasiswa terhadap hasil belajar istima>‘ ).
36
Joko Sulistyo, 6 Hari Jago SPSS 17 (Jakarta: Cakrawala,2010), 103.
19
Pendahuluan
H.
Sistematika Pembahasan. Untuk memperoleh gambaran yang utuh dan menyeluruh, tesis ini ditulis dengan menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut: Pada Bab Pertama penulis menyajikan Pendahuluan yang mencakup latar belakang penulisan tesis, permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tesis, mencakup juga (identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah), tujuan penelitian tesis, manfaat yang didapat dari penulisan tesis, kajian pustaka yakni membahas tentang siapa saja yang telah menghasilkan karya-karya yang berkaitan dengan tema yang penulis bahas, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan. Pada Bab kedua, penulis membahas tentang media dan Perolehan Kompetensi Menyimak. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab; media meliputi: Proses belajar mengajar dan peranan media dalam pembelajaran, penulis memberikan pemahaman peranan dan kebutuhan proses belajar mengajar terhadap penggunaan media, Pembelajaran bermedia komputer, di dalamnya penulis menghadirkan pengertian pembelajaran bermedia komputer, komponen strategi pembelajaran bermedia komputer, lalu dilanjutkan dengan menyimak sebagai salah satu kemahiran berbahasa di dalamnya penulis menghadirkan kemahiran berbahasa yang terdiri dari menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan batasan dan tujuan menyimak, dan yang terakhir pada sub ini penulis memaparkan strategi pembelajaran dan penilaian menyimak yang didalamnya terdiri dari strategi pembelajaran menyimak, aktivitas-aktivitas kegiatan menyimak, media dalam pembelajaran menyimak, hasil belajar bahasa Arab dan minat. Pada Bab ketiga, penulis mulai membahas tentang media-media yang dipergunakan dalam pembelajaran istima>‘, Bab keempat, penulis menganalisis efektivitas penggunaan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2, pengaruh minat terhadap hasil belajar istima>‘ dan menyimpulkan media mana yang lebih tepat untuk digunakan pada pelajaran istima>‘ di Universitas Negeri Jakarta, terakhir yakni bab kelima, penulis mencakup tentang kesimpulan singkat dari apa yang sudah penulis bahas dari keseluruhan bab-bab sebelumnya.
20
MEDIA DAN PEROLEHAN KOMPETENSI MENYIMAK Kemampuan menyimak dalam bahasa Arab merupakan kemampuan yang sangat sulit dimiliki oleh mahasiswa. Ironisnya para dosen bahasa Arab dalam proses belajar mengajar masih banyak menggunakan metode ceramah.1 Dosen kurang memperhatikan penggunaan media pada mahasiswa dalam mendengarkan lah}jah langsung dari penutur asli. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam kemampuan menyimak perlu kiranya seorang dosen mulai menggunakan alat bantu seperti media.2 A. Media Dalam Pembelajaran Menyimak. Banyak batasan yang diberikan manusia tentang media, menurut Arief Sadiman, media merupakan bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi saja. 3 Adapun menurut Niken Ariani beranggapan bahwa media merupakan suatu bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya yang disampaikan kepada publik.4 Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium (bahasa latin yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu) yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar. 5 Sedangkan David Olson mengatakan Kata medium sebagai teknologi untuk menyajikan, merekam, membagi dan mendistribusikan simbol melalui rangsangan indra tertentu, yang disertai dengan penstrukturan informasi. 6 Medium juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi, jadi subyek media adalah informasi yang bisa dipresentasikan kepada manusia, secara sederhana presentasi informasi itu sering dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan.7 Danin Sudarwan berpendapat bahwa media adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh dosen atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan mahasiswa atau peserta didik.8 Menurut Andleigh and Thakrar, teknologi yang dikembangkan dalam pendidikan adalah seni 1 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 122-123. 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), 4. 3 Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 6. 4 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), 10. 5 Association for Educational Communication and Technology, Definisi Tekhnologi Pendidikan (Jakarta: CV Rajawali, 1986), 21. 6 David Olson, The Forms of Expression, Communication, and Education (Chicago: National Society for The Study of Education, 1974), 12. 7 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 1. 8 Danin Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 7.
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
pengambilan gambar (imaging) dan mempresentasikan bahan dasar yang tidak dapat digantikan dengan aplikasi yang akan terus berkembang untuk menciptakan kombinasi yang efektif dari teks, gambar, suara, dan video yang akhirnya menciptakan apa yang dinamakan dengan media interaktif.9 Adapun media menurut Asnawir dan Basyirudin adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audience (mahasiswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya 10. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa media adalah suatu alat yang digunakan oleh dosen untuk menyalurkan pesan kepada mahasiswanya guna menciptakan suasana pembelajaran yang lebih efektif, menarik dan efisien. Dalam kehidupan manusia mengandung benih-benih pengetahuan secara materi maupun spiritual yang melimpah, pengetahuan tersebut menuntut dipecahkan segala rahasia dan kebenarannya oleh manusia. Dengan pemikirannya sebagai ‚tongkat eksistensinya‛, manusia memiliki kemampuan untuk mempelajari dan memahami kebenaran tersebut secara universal. Ini semua jelas merupakan suatu proses perjalanan kehidupan peradaban umat manusia sejak awal mula sampai zaman sekarang ini, sejak zaman purba sampai zaman modern sekarang ini, begitu kompleks gerak peradaban manusia tersebut. Penemuan-penemuan yang banyak ditemukan dalam kehidupan menuntut setiap manusia untuk dapat memecahkan secara rasional sehingga menumbuhkan suatu ide atau informasi yang selalu berkembang pada saat ini sehingga menuntut dipromosikan seluas-luasnya dan secepat-cepatnya. Hal ini yang menentukan ‚way of life‛ (pandangan hidup) manusia. Siapa yang dapat mempelajari dan memahami pengetahuan dengan cepat, luas dan akurat, ia akan eksis dalam menjalani kehidupan yang semakin berkembang pesat saat ini. Adapun yang tidak mampu menguasai dan memahami pengetahuan, maka ia akan tertinggal jauh, tak mampu bertahan hidup dan menjalani kehidupan dalam kondisi yang memperihatinkan. Pengetahuan adalah suatu kekuatan (power) dan juga motivasi dalam kehidupan umat manusia. Niken Ariani berpendapat pengetahuan adalah jalan kebenaran, kebaikan, dan pembela kehidupan.11 Tanpa pengetahuan manusia tak tahu harus bagaimana menjalani dan mengisi kehidupannya. Pengetahuan 9 Andleigh Prabhat K and Thakrar Kiran, Multimedia System Design (New Jersey: Prentice-Hall, 1996), 9. 10 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 11. 11 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 2.
22
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
jelas mempengaruhi daya moralitas dan spiritualitas manusia. Moralitas dan kerohanian merupakan alat kontrol dalam diri manusia untuk membedakan hal yang baik dan buruk dalam kehidupan. Berbagai macam peralatan dapat dipakai oleh seorang dosen dalam menyampaikan pesan kepada mahasiswa melalui penglihatan dan pendengaran untuk menghindari verbalisme yang mungkin terjadi kalau hanya menggunakan alat bantu audio atau visual dalam proses pembelajaran,12 adapun klasifikasi tersebut dikenal dengan kerucut pengalaman yang tergambar sebagai berikut:13
Menurut Azhar Arsyad pada jenis kerucut Dale tersebut bukanlah tingkat kesulitan, melainkan jumlah keabstrakan jenis pancaindera yang turut serta selama penerimaan isi pengajaran atau pesan. 14 Tanpa moralitas dan mental spiritualitas yang memadai, pengetahuan manusia setinggi apapun tak akan memberikan kemuliaan dan kebahagian dalam hidupnya. Ia hanya akan menjadi musuh-musuh kehidupan dan kemanusiaan.15 Manusia yang memiliki pengetahuan seyogyanya mencintai kehidupan, kebaikan serta kebenaran menyeluruh, bukan masalah cenderung destruktif, sombong bahkan menjadi manusia tidak berbudi, keji, bahkan tega menumpahkan darah sesama manusia. Teknologi itu jelas hanyalah sebuah benda yang selalu mengukir sejarah secara inovatif. Menurut Yusuf Hadimiarso teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan bantuan
12
Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan , 8. Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan , 8. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 10. 15 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 2. 13 14
23
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
akal dan pikiran manusia. 16 Kelemahan dan keterbatasan kemampuan manusia dapat ditutupi (covered) dan ditopang dengan bantuan teknologi, tujuan penggunaan teknologi tersebut agar segala aktivitas (actus, action) yang dilakukan manusia menjadi lebih mudah, cepat, efektif, akurat dan menghasilkan hasil yang maksimal. Seiring berjalannya waktu teknologi berperan menjadi presentatorpresentator dari berbagai macam informasi yang sangat mengagumkan, sangat kreatif dan inovatif. Internet misalnya bukan rahasia lagi menjadi penerobos berbagai situs informasi yang mampu menggali pengetahuan dari seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, harus diingat media internet juga memiliki kelemahan, hal tersebut disebabkan karena tidak ada pengontrolan dalam penggunaannya yang berakibat pada terkikisnya moralitas yang mungkin dialami oleh penggunanya (manusia). Metode teknologi dan metode ceramah pun sering berbeda dan bertolak belakang dan tidak selaras dalam mempresentasikan informasi dan pengetahuan. Sekitar 80% mahasiswa mengomentari bahwa metode ceramah yang cenderung ‚top down‛ sentralistik dari para dosen di kelas cenderung sangat membosankan sekalipun sudah bertendesi ‚student oriented‛ atau ‚student center‛, tekesan formal, dan sangat minim prosentase daya serap materi dan atensi peserta didik.17 Ini jelas tidak prospektif, aktual dan nyaman lagi dalam pembelajaran. Jika pengajar tidak mampu kreatif dengan sarana-sarana yang terbatas tersebut, maka para mahasiswa dan materi kuliah tak akan terkoneksikan secara maksimal dan utuh. Jika pembelajaran berlangsung seperti itu maka pembelajaran akan tidak efektif dan terkesan hanya buang-buang waktu, tenaga, dan pikiran kedua belah pihak saja. Menurut Azhar Arsyad media berperan untuk menyampaikan informasi dan komunikasi antara dosen dan mahasiswa.18 Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa sudah selayaknya kalau media tidak lagi kita pandang sebagai alat bantu belaka dalam pembelajaran, tetapi haruslah mulai digunakan sebagai alat penyalur pesan, gagasan dari pengirim suatu pesan materi (dosen) kepada penerima materi (mahasiswa). Hal ini disebabkan karena penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu para mahasiswa dalam menangkap pesan yang diberikan oleh dosen. 16 Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Rawamangun: Prenada Media,2005), 131. 17 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 4. 18 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 4.
24
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Program media yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah CD pembelajaran yang hanya menggunakan suara, teks dan gambar saja dan CD pembelajaran yang mensinergikan atau mengkombinasikan berbagai unsur (misalnya teks, audio, video, gesture, dsb) yang terintegrasi dalam suatu paket pembelajaran melalui sistem komputer. Program sengaja dirancang dalam dua bagian (segmen), hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari kedua CD pembelajaran tersebut. Adapun program tersebut secara fisik dibuat dalam bentuk media CD pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media biasanya ditujukan untuk pembelajaran individual. Dalam penelitian ini akan diuji cobakan untuk pembelajaran klasikal pada perkuliahan. Sejalan dengan ide tersebut, Yusufhadi Miarso menyatakan bahwa media adalah sesuatu alat yang memberikan rangsangan dan sangat mudah digunakan di dalam kelas‛.19 Selain itu Tjeerd beranggapan media yang interaktif adalah suatu sistem yang dapat digunakan bersama komputer yang menghasilkan sarana seperti teks, grafik, suara dan video dan sangat berpotensi dalam membantu proses pembelajaran.20 Karena penggunaan media yang interaktif berhubungan dengan komputer, menurut Seels dan Richey teknologi berbasis komputer, baik perangkat keras maupun lunak umumnya mempunyai beberapa karakteristik antara lain: (a) bisa digunakan dalam pola acak atau nonsequencials (tidak berurutan) juga linear, (b) bisa digunakan melalui cara yang diharapkan oleh mahasiswa dan melalui cara yang direncanakan oleh pengembang, (c) ide biasanya disajikan dalam pola abstrak dengan kata simbol dan grafis, (d) prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kognitif diaplikasi selama pengembangan dan (e), pembelajaran bisa terpusat pada mahasiswa dan melibatkan interaksi antar mahasiswa21. 1. Proses Belajar Mengajar Dengan Media Untuk mencapai hasil yang diinginkan suatu materi pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga mengakomodasi banyak tipe pembelajaran, gaya belajar dan bukan hanya menunjukkan gaya mengajar pengajarnya. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui
19 Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Rawamangun: Prenada Media,2005), 457. 20 Tjeerd Plomp and Ely Donald, International of Instructional Technology (New York: Elsevier science, ltd, 1996), 440. 21 Seels Barbara and Richey, Instructional Technology: The Definition and Domain of The Field (Washington DC: AECT, 1994), 39-40.
25
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
penggunaan berbagai macam media yang variatif yang disesuaikan dengan gaya belajar. Menurut dual coding theory, semua informasi diproses melalui dua channel yang independen. Yaitu channel verbal seperti teks dan suara dan chanel visual seperti diagram, animasi dan gambar.22 Sebagai contoh, informasi yang menggunakan kata-kata (verbal) dan ilustrasi visual yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami dari pada informasi yang hanya menggunakan teks, suara, perpaduan teks dan suara, atau ilustrasi. Dalam era yang sudah canggih seperti pada masa sekarang ini tentu saja metode ceramah sudah tidak relevan dalam pembelajaran. Seyogyanya pada saat ini para dosen, khususnya dosen bahasa Arab sudah mulai mempergunakan media yang interaktif sebagai alat penyalur pesan dari dosen kepada mahasiswa.23 Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Kendala seorang dosen pada saat ini masih didominasi oleh metode ceramah dalam proses belajar mengajar sehingga menyebabkan suasana belajar menjadi membosankan dan berlangsung kurang menarik. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media antara lain : (a) tujuan pembelajaran, (b) jenis tugas dan respon yang diharapkan dapat dikuasai oleh mahasiswa setelah pembelajaran berlangsung dan (c) konteks pembelajaran termasuk karakteristik mahasiswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran seperti CD adalah alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi, iklim dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh para dosen di dalam Lab. Menurut Azhar Arsyad media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan mahasiswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.24 Materi yang dirancang lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar akan dapat menyiapkan instruksi yang efektif dan akurat. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan bagi setiap mahasiswa.
22
Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 55. Arief S Sadiman, Media Pembelajaran, 10. 24 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran , 21. 23
26
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Tentu saja dalam pemilihan media sebagai metodologi yang dapat membantu dalam memperbaiki hasil belajar mempunyai alasan. Azhar Arsyad berpendapat terdapat empat peranan media dalam pendidikan, antara lain: (a) atensi, dimana media dapat menarik dan mengarahkan mahasiswa terhadap pelajaran, (b) afektif, dimana media dapat menggugah emosi dan sikap mahasiswa terhadap pelajaran, (c) kognitif, dimana media dapat membantu mahasiswa untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam pelajaran, dan (d) kompensantoris, dimana media dapat membantu mahasiswa yang lemah dalam membaca untuk memahami suatu teks bacaan.25 Sedangkan menurut Arief Sadiman berpendapat bahwa media dapat: (a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik, (b) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (c) mengatasi sikap pasif mahasiswa dan (d) memberikan rangsangan, pengalaman dan persepsi yang sama.26 Adapun menurut Niken Ariani dan Dany Haryanto membagi perana media dalam 5 peranan, antara lain: (a) memberikan pengalaman baru dan menyenangkan baik bagi dosen maupun mahasiswanya, (b) mengejar ketertinggalan dalam iptek di bidang pendidikan, (c) membangkitkan motivasi belajar para mahasiswa, (d) membantu membentuk model mental yang akan membantunya untuk memudahkan memahami suatu konteks dan (e) mengikuti kemajuan dan perkembangan iptek.27 Dan terakhir menurut Martinis Yami dan Bansul ansari membagi peranan media kedalam 8 peranan, antara lain: (a) penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan, (b) proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (c) proses belajar mahasiswa menjadi interaktif, (d) jumlah waktu belajar mengajar bisa dikurangi, (e) kualitas belajar mahasiswa dapat ditingkatkan, (f) proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (g) mahasiswa bersikap positif terhadap perkuliahan, dan (h) peran dosen dapat berubah kearah yang produktif.28 Pendapat lain dari Nasir Ibn ‘Abdul ‘Aziz Dawud media mempunyai peranan pendidikan antara lain: (a) media berfungsi untuk memberikan perhatian kepada mahasiswa yang merupakan kebutuhan untuk pembelajaran, kalau dilihat sesungguhnya teknologi media dipergunakan seperti dalam filmfilm pendidikan, gambar-gambar, contoh-contoh pembelajaran yang memberikan informasi-informasi. Para mahasiswa mengambil makna dan 25
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 17. Arief S. Sadiman, Media Pembelajaran, 17. 27 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 12. 28 Yamin Martinis dan Ansari I. Bansu, Taktik Mengembangkan Individu Siswa (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), 151-153. 26
27
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
kesimpulan dari film dan gambar yang mereka lihat yang menjadi perhatian dan tujuan utama media, (b) mahasiswa menjadikan media sebagai suatu alat untuk memahami suatu materi perkuliahan, (c) media pembelajaran ini dapat membantu para mahasiswa dalam memahami suatu pengetahuan, (d) teknologi media yang interaktif memberikan kesempatan kapada mahasiswa untuk melihat, mendengar, berangan-angan dan latihan berfikir sehingga mereka dapat memahami ilmu yang sedang mereka pelajari. Oleh sebab itu, media tercantum dalam penggunaan dalam pembelajaran yang dialami secara kuat (permanen learning), (e) seperti sebuah permulaan yang baik, teknologi media ini digunakan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan oleh dosen dalam materi perkuliahan, teknologi media juga membuat mahasiswa menjadi lebih paham dan (f) teknologi media berfungsi untuk membantu mahasiswa dalam pembelajaran untuk mengetahui perbedaan di antara para mahasiswa. 29 Seperti diketahui bahwa setiap mahasiswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Untuk dapat merealisasikan kemampuan mereka ke tingkat yang lebih tinggi maka dibutuhkan media dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, Penjelasan tentang teori untuk para dosen dan memaparkan sedikit contoh maka bertambahlah pemahaman para mahasiswa dari segi pengetahuan yang terlihat misalnya: menonton film-film, mereka membutuhkan teknologi media untuk pemahaman yang baik dan benar dalam pembelajaran. Untuk mengurangi metode ceramah yang masih mendominasi dunia pendidikan pada saat ini, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan media adalah suatu cara yang tepat dalam pembelajaran. Media itu sendiri merupakan alat yang praktis, mudah, menarik dan efissien dalam membantu proses belajar mengajar sehingga dapat dikatakan dengan menggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar secara signifikan. 2. Strategi Pembelajaran Bermedia Komputer Sebagaimana yang telah diketahui, strategi pembelajaran adalah perpaduan dari urutan kegiatan antara cara pengorganisasian materi perkuliahan, mahasiswa, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas empat komponen, yaitu: 1) urutan kegiatan pembelajaran, 2) metode pembelajaran, 3) media pembelajaran, dan 4) waktu.
29 Nasr bin ‘Abdul ‘Azis, Wasa>’il Ta‘limi wa A‘laqatuha bi Taqbili T}ullab lilmaddah Dirasiya>h, (al- Qa>hirah: Ma‘h}ad Imam Muh}ammad Ibnu Mas‘ud al-Islamiya>h,1991), 45.
28
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Urutan kegiatan pembelajaran bermedia komputer di Lab dilakukan oleh dosen dengan menggunakan media. Secara sederhana urutan pelaksanaan strategi pembelajaran ini bisa dilihat melalui table berikut:
Urutan kegiatan pembelajaran 1.pra pembelajaran Motivasi Penyampaian TIK Penyampaian prasyarat 2.penyajian materi
Metode Ceramah Individual Individual Individual
Uraian materi Contoh Latihan 3 penutup
Individual Visualisasi Tugas Ceramah
Media
Waktu 10
CD Pembelajaran
90 30
10
a. Urutan kegiatan pembelajaran bermedia komputer Berkaitan dengan urutan kegiatan pembelajaran dalam merancang strategi pembelajaran bermedia komputer, menurut Alessi dan Trollif urutan kegiatan pembelajaran harus berdasarkan empat fase, yaitu: a) mempresentasikan informasi, b) membimbing mahasiswa, c) dipraktekan oleh mahasiswa dan d) menilai pembelajaran mahasiswa. Dalam penelitian ini urutan kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan tiga fase, yaitu a) mempresentasikan informasi, b) membimbing mahasiswa, dan c) dipraktekan oleh mahasiswa.30 Sedangkan menurut Azhar Arsyad kegiatan pembelajaran bermedia komputer antara lain: (a) merencanakan, mengatur, mengorganisasikan dan menjadwalkan pengajaran, (b) mengevaluasi mahasiswa, (c) mengumpulkan data mengenai mahasiswa, (d) melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran dan (e) membuat catatan perkembangan pembelajaran.31 Dari uraian di atas dapat dikatakan penyusunan perencanaan pembelajaran ini berfungsi untuk membantu dosen dalam penyampaian materi
30
Stephen Alessi And Trollip S.R., Computer Based Instruction: Method and
Development (New Jersey: Prentice Hall, 1991). 21. 31 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 96.
29
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
perkuliahan, sehingga dalam penyampaiaanya mahasiswa dapat menangkap pesan yang ingin diberikan oleh dosen. b. Media Pembelajaran Komputer Kwuang-wu Lee berpendapat komputer telah mulai diterapkan dalam pembelajaran bahasa mulai tahun 1960.32 dalam masa 40 tahun ini ada berbagai periode kecenderungan yang didasarkan pada teori pembelajaran yang ada. Niken Ariani membagi periode tersebut menjadi 2 periode. Periode pertama adalah pembelajaran menggunakan komputer dengan menggunakan pendekatan behavioristik, teori ini ditandai dengan pembelajaran yang menekankan pengulangan dengan menggunakan metode tubian dan praktik.33 Arief Sadiman berpendapat teori ini berkembang pada tahun 1960-1965.34 Periode yang berikutnya adalah pembelajaran komunikatif sebagai reaksi terhadap aliran behavioristik.35 Dewasa ini telah ditemukan metode baru dalam pembelajaran bahasa yaitu dengan media komputer yang disebut dengan Call. Call adalah suatu metode dalam pengajaran dan pembelajaran bahasa dengan menggunakan teknologi komputer sebagai sarana presentasi, pembantu dan penafsir materi yang diajarkan, dan biasanya dimasukkan unsur interaksi dengan pengguna program.36 Penerapan strategi pembelajaran bermedia komputer dan pengembangan bahan ajarnya melalui media interaktif dapat digunakan secara klasikal dan secara individual dapat juga digunakan melalui jaringan internet. Adapun jenis media ini dapat membantu dalam memberikan materi perkuliahan supaya lebih menarik dan dapat meningkatkan minat mahasiswa selain itu pembelajaran dengan menggunakan media komputer ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapat materi pembelajaran yang lebih otentik.37 B. Menyimak Sebagai Salah Satu Keahlian Berbahasa Arab. 1. Kemahiran Berbahasa Arab Terdapat dua ragam bahasa dalam kehidupan sehari-hari bila dilihat dalam sarana atau media yang digunakan untuk menghasilkan bahasa yaitu ragam bahasa lisan dan tulisan. Ragam bahasa lisan terdiri dari kegiatan istima> 32 Kwuang-wu Lee, English Teachers Barriers to The Use of Computers-Assisted Language Learning (Oxford: The Internet Test, 2000), 128. 33 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 147. 34 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 9. 35 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 147. 36 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 96 37 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 148
30
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
‘/menyimak dan berbicara, sedangkan ragam tulisan meliputi kegiatan membaca dan menulis, sehingga dalam pembelajaran bahasa Arab meliputi empat keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap pembelajar yang dikenal dengan kemahiran menyimak (istima> ‘), berbicara, membaca dan menulis. Hal ini berdasarkan teori pemerolehan bahasa (language acquisition) yaitu suatu permulaan yang tiba-tiba dan tidak disadari. Kebebasan berbahasa dimulai sejak usia satu tahun di saat anak-anak mulai menggunakan kata-kata lepas atau kata-kata terpisah dari sandi linguistik untuk mencapai aneka tujuan sosial mereka. Pemerolehan bahasa memiliki suatu permulaan yang muncul dari masyarakat melalui proses yang panjang. Artinya, proses peniruan terjadi kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. 38 Lalu apakah yang dimaksud dengan bahasa lisan? menurut Nurbiana bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasarnya.39 Selanjutnya akan dibahas empat kemahiran berbahasa. Adapun kemahiran tersebut seperti di bawah ini: a. Menyimak Suatu aktivitas menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan bunyi-bunyi bahasa sebagai bahasa sumbernya, sedang mendengarkan bisa dari bunyi-bunyi apa saja. Jadi menyimak memiliki kandungan makna yang lebih khusus (spesifik) bila dibandingkan dengan mendengar dan mendengarkan, namun istilah penggunaan mendengarkan dan menyimak (istima>‘) sering digunakan secara bergantian atau disamakan artinya. 40 Aktivitas menyimak (istima>‘) mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena menyimak adalah proses awal dalam berkomunikasi antara sesama manusia. Melalui menyimak (istima>‘) terjadilah proses pentransferan informasi yang berlangsung terus menerus mulai dari pemerolehan kosakata, peniruan struktur kalimat dalam berbagai ungkapan atau ekspresi, menangkap pesan, perasaan, ide, dan pemikiran orang lain, serta yang terpenting menyimak (istima>‘) juga merupakan pondasi awal dari penguasaan keterampilan berbahasa yang lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis. Tarigan berpendapat menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan pembicara 38 Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 84. 39 Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa (Jakarta: UT, 2006), modul 4, 4. 40 Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa, 4.
31
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
melalui ujaran atau bahasa lisan. 41 Sejalan dengan itu Nurbiana juga mengemukakan bahwa menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa, menginterpretasi, mengidentifikasi, mereaksi, dan menilai makna yang terkandung di dalamnya.42 Ahmad Fuad Effendi juga mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu pengalaman belajar tentang bunyi kata-kata baru, kalimat-kalimat baru dan ungkapan-ungkapan baru.43 Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah aktivitas mendengar secara aktif, inovatif, dan kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap sebuah makna atau isi suatu pesan serta makna dari komunikasi yang disampaikan secara lisan. Kemampuan membedakan bunyi merupakan syarat utama dalam proses menyimak, begitu juga dalam membaca dan menulis sebuah kata atau kalimat. Menyimak sendiri dapat dikatakan berguna jika dalam proses penerimaan ide dan pemikiran dari seorang pembicara ( )هتكلنdapat dipahami secara baik dan benar oleh pendengar ()هخاطب. Secara umum aktivitas menyimak (istima>‘) merupakan kegiatan yang biasa dalam keseharian manusia, lain halnya dengan pembelajaran bahasa kedua ( )اللغة هستهدفةbagi mahasiswa, menyimak merupakan gerbang utama untuk mempelajari dan menguasai bahasa kedua ()اللغة هستهدفة. Menurut ‘Ali Yunus dan ‘Abdu al Rauf Muh}ammad, al- Marji‘ fi> Ta’lim al- Lughah al‘Arabiyah lil Ajnabi (Al –Qa
32
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
sebagainya yang akan memberikan efek terhadap pemberian makna khusus pada pembicaraannya. Oleh karena itu, dalam menyimak dikenal tiga tingkatan yaitu: mendengar, memperhatikan, dan konsentrasi. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran menyimak menurut Ahmad Fuad antara lain: (a) Latihan pengenalan dan identifikasi. Pada tahap pertama ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa arab secara tepat. Latihan pengenalan ini sangat penting karena sistem tata bunyi bahasa, (b) latihan mendengar dan menirukan. Pada tahap kedua ini bertujuan melatih pendengaran, tetapi dalam prakteknya selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan pemahaman, bahkan yang disebut terakhir inilah yang menjadi tujuan akhir dari pelatihan menyimak, (c) latihan mendengarkan dan memahami. Pada tahap ketiga ini setelah mahasiswa mengenal bunyi-bunyi bahasa dan dapat mengucapkannya, latihan menyimak bertujuan agar mahasiswa mampu memahami bentuk dan makna dari apa yang didengarnya itu dan (d) memotivasi mahasiswa akan pentingnya kegiatan menyimak sebagai suatu proses ilmiah dalam pembelajaran bahasa Arab, juga menerangkan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan menyimak atau kemampuan menyimak yang ditanamkan seperti menangkap pokok pikiran, dan membedakannya dengan pokok pikiran pendukung / pelengkap yang biasanya berada berurutan dalam alur satu kejadian atau cerita. 45 Menurut Kusumo kemampuan menyimak adalah kemampuan membedakan bunyi, memahami elemen-elemen khusus, dan pemahaman secara keseluruhan.46 Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwasanya keterampilan menyimak bukan hanya mencakup keterampilan dalam mendengarkan bunyibunyi semata, akan tetapi dalam keterampilan meyimak ini menuntut para penyimaknya untuk dapat memahami perkataan yang dibicarakan oleh pembicara. b. Berbicara Manusia adalah makhluk sosial yang saling menukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan dan saling menyetujui suatu pendirian atau keyakinan. Oleh karena itu, komunikasi dibutuhkan dalam tindakan-tindakan sosial yang dilakukan oleh manusia. Linguis mengatakan berbicara merupakan suatu bahasa.47 Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan 45 46
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 101. Thea S.Kusumo dkk, Pengelolaan Pengajaran Bahasa Inggris II (Jakarta: UT, 1999)
modul 5, 32.
47
Hendry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 3.
33
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
manusia yang bersifat ekspresif. Banyak manusia yang beranggapan bahwa berkomunikasi mudah dilakukan semudah membalikkan telapak tangan maupun menghirup napas dan mengeluarkannya kembali. Padahal banyak permasalahan-permasalahan yang dialami manusia dalam kehidupannya seharihari yang timbul karena masalah berkomunikasi. Permasalahan yang timbul seperti dalam mengutarakan pesan, perasaan maupun menerima dan menafsirkan kembali. Hingga menimbulkan kesalahfahaman, konflik, ataupun perdebatan sengit antar komunikan. Fenomena tersebut di atas adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan berkomunikasi sehari-hari, seperti halnya yang diungkapkan oleh Litlejohn tentang komunikasi, menurutnya komunikasi adalah ‛salah satu yang paling menyentuh‛, paling penting dan paling rumit dalam kehidupan manusia‛.48 Sedangkan menurut Tarigan komunikasi adalah alat untuk mempersatukan individu ke dalam kelompok-kelompok dengan jalan menggolongkan konsep-konsep umum dan menciptakan serta mengawetkan ikatan-ikatan kepentingan umum, menciptakan suatu kesatuan lambanglambang yang membedakannya dari kelompok lain, dan menetapkan suatu tindakan.49 Dalam melakukan sesuatu biasanya kita memerlukan sarana dan prasarana,itu bisa berupa alat-alat, cara atau metode, maupun hal-hal lain yang bisa berupa moril maupun materil. Demikian juga halnya dengan komunikasi. Dalam berkomunikasi diperlukan sebuah alat. Abdul Chaer mengatakan alat komunikasi manusia adalah bahasa, bahasa itu sendiri adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sistemis.50 Sedangkan Douglas Brown berpendapat bahasa adalah sistem yang sistematis.51 Keadaan inilah yang membuat bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dengan manusia yang lainnya. Sebagai alat komunikasi yang dilakukan untuk berkomunikasi, komunikasi dapat dipecah lagi penggunaannya menjadi komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.52 Pada komunikasi lisan terjadi komunikasi secara langsung, orang yang mengirim pesan menjadi pembicara ()املتكلم, dan orang
48
4.
49
Hadiyanti, Membudayakan Kebiasaan Menulis (Jakarta: PT. Fikahati Aneska, 2001),
Hendry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 9. Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta :Rineka Cipta, 1994), 4. 51 H. Douglas Brown, Principle of Language Learning (New York: Harcourt brace & world,1980), 5. 52 Rushdi Ah}mad T}u’aimah, Ta’lim Al-‘Arabiyah Li Ghairi Nat{iqin Biha (Qa
34
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
yang menerima pesan disebut pendengar ()املستمع. Sedangkan dalam komunikasi tertulis atau tulisan terjadi komunikasi langsung antara orang yang mengirim pesan menjadi ‛penulis‛ dan yang menerima pesan disebut ‛pembaca‛. Dalam komunikasi, mengungkapkan sebuah pesan menjadi hal sangat krusial. Karena pada hakikatnya, komunikasi itu bertujuan agar orang-orang yang berinteraksi di dalamnya bisa saling mengerti dan memahami antara yang satu dengan yang lainnya.53 Istilah pengungkapan atau mengungkapkan sebuah pesan dalam pembelajaran bahasa Arab dikenal dengan istilah at-Ta‘bi>r ()التعبري, istilah ini telah dikenal luas dan digunakan dalam proses pembelajaran, sedangkan proses pengungkapan atau penyampaian sebuah pesan melalui tulisan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah at-Ta‘bi>r Tah}riry. Dalam kamus kontemporer dikatakan bahwa kata at-Ta‘bi>r ()التعبري diartikan dengan; ungkapkan, ucapan dan ekspresi.54 Secara spesifik Hunas Ibnu safar Az-Zah}roni memberikan pengertian at-Ta‘bi>r adalah Acuan, matrix, ataupun pola dimana manusia dapat menuangkan ide-ide ataupun pemikirannya secara baik dan benar. at-Ta‘bi>r juga diartikan sebagai sarana bagi pengungkapan yang benar, baik secara lisan maupun tulisan.55 Sedangkan menurut S}oleh Ibnu ‘Abdul ‘Azis pengertian at-Ta‘bi>r adalah kemampuan menguasai bahasa secara lisan maupun tulisan yang digunakan untuk mengungkapkan suatu keinginan.56 Dari kedua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa at-Ta‘bi>r adalah suatu kompetensi ilmu dalam bahasa yang wajib dimiliki oleh setiap manusia, karena dengan mempelajari at-Ta‘bi>r itu sendiri manusia dapat mengungkapkan, ide, gagasan, perasaan, maupun pemikiran secara baik dan benar. At-Ta‘bi>r juga memiliki tujuan pembelajaran pada umumnya antara lain: (a) Menumbuhkan bahasa mahasiswa dan membuat mereka mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan keinginan mereka secara lisan dan tulisan, (b) Menumbuhkan kepribadian mahasiswa untuk hidup di masyarakat dengan baik, (c) melatih mahasiswa mengungkapkan pemikiranpemikiran mereka dengan logis dan berkesinambungan, (d) Membantu menambah pengalaman mahasiswa dan kekayaan budaya mereka, (e) ikut berperan dalam menumbuhkan kemampuan mahasiswa untuk berimprovisasi 53
Rushdi Ah}mad T}u’aimah, Ta’lim Al-‘Arabiyah Li Ghairi Nat{iqin Biha, 13. Ali Atabik, dkk, Kamus Kontemporer Arab Indonesia ( Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998), 551. 55 Ali Atabik, dkk, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, 551. 54
35
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
dan menceritakan sebuah kisah, (f) Mencegah mahasiswa memiliki perasaan takut gagal karena persepsi ketidakmampuan mengungkapkan sesuatu dengan benar. c. Membaca Membaca merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa. Kalau digolongkan lebih spesifikasi lagi bahwa membaca merupakan keterampilan bahasa tulis. Kemampuan membaca ini sendiri termasuk keterampilan yang sangat lengkap dan kompleks karena kegiatan membaca bertujuan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks.57 Oleh sebab itu, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenal huruf, kata-kata, bunyi-bunyi, struktur kalimat, makna serta menyimpulkan mengenai maksud yang telah dibaca. Rushdi Ah}mad mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu alat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman suatu teks yang telah dibaca secara cepat, dan mengetahui maksud dan tujuan dari bacaannya tersebut. 58 Sedangkan Nurbiana memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.59 Jadi, dapat dikatakan bahwa dengan membaca seseorang dapat mendapatkan suatu pemahaman dan tujuan dari suatu bacaan. Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari menggali huruf, kata, ungkapan, frase, kalimat, dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Bahkan lebih jauh dari itu, kegiatan membaca, pembaca menghubungkan dengan maksud penulis berdasarkan bacaan yang telah dibaca sebelumnya dan menghasilkan suatu ide atau gagasan dari tujuan yang telah dibacanya.60 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca terkait dengan (a) pengenalan huruf atau aksara, (b) bunyi dari huruf atau rangkaian huruf-huruf, (c) makna atau maksud, (d) pola-pola kalimat dan (e) serta pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana. Dalam keterampilan membaca khususnya bahasa asing, dalam kasus ini bahasa Arab dan Indonesia, seperti diketahui bersama bahwa kedua bahasa tersebut mempunyai beberapa lambang bunyi yang tidak ada padananya. Dalam
57
Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Stategi Pembelajaran Bahasa, 245. Rushdi Ah}mad T}u‘aimah, Ta‘lim al-‘Arabiyah Lighairi an-Nat{iqina Biha Manahijuhu wa Asalibuhu , 174. 59 Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa , 5. 60 Rushdi Ah}mad T}u‘aimah, Ta‘lim al-‘Arabiyah Lighairi an- Nat{iqina Biha Manahijuhu wa Asalibuhu, 174. 58
36
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
bahasa Arab dikenal huruf-huruf mufakhom yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Dari segi tulisan misalnya bahasa Arab mempunyai aturan menulis dari kanan, fenomena shakal atau h}arakat dalam menandai huruf vokal yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Agar latihan membaca ( ) قراءةlebih menyenangkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor, diantaranya menyesuaikan materi bahan bacaan dengan sarana dan prasarana, minat, tingkat perkembangan dan usia pembelajarnya. Tema yang diberikan juga harus bervariasi mulai dari sejarah, riwayat hidup, ilmiah popular, teknologi, humor, koran, percakapan dan sebagainya. Untuk melatih kemahiran membaca ( ) قراءةada beberapa jenis kegiatan membaca, setiap kegiatan membaca tersebut masing-masing mempunyai tujuan khusus. Kemahiran membaca seperti apa yang diharapkan dari mahasiswa tergantung pada jenis kegiatan tersebut antara lain: (a) membaca keras yang bertujuan menjaga ketepatan bunyi bahasa, (b) membaca dalam hati yang bermaksud memperoleh pengertian dari bahan bacaan, baik pokok maupun rincian-rinciannnya, (c) membaca cepat, diharapkan dengan cara ini memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif singkat dari materi bacaan, (d) membaca rekreatif, mempunyai motivasi agar mahasiswa menikmati bacaannya sehingga tumbuh minat dan kecintaan dalam membaca dan (e) membaca analitis, dalam tahap ini selain ingin menggali informasi mahasiswa juga dilatih untuk bisa menarik kesimpulan dari materi bacaan.61 d. Menulis Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Di bandingkan dengan ketiga keterampilan bahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi tulisan. Menulis dalam makna yang sempit adalah menjiplak atau mengeja. Adapun menulis dalam pengertian yang luas adalah suatu aktivitas akal yang kompleks yang bertujuan untuk mengekspresikan ide dan pikiran. Berkaitan dengan pengertian menulis, Ahmad Fuad Effendi membagi ke dalam dua aspek.
61
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat,2003),
127-131.
37
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
Pertama kemahiran membentuk huruf dan menguasai ejaan, dan Kedua kemahiran pikiran dan perasaan dengan tulisan.62 Pentingnya membatasi pengertian menulis berkaitan dengan pengajaran bahasa Arab dalam dunia pendidikan. Bagi yang berpendapat bahwa menulis hanya kegiatan membentuk aksara, maka akan bertentangan dengan yang berpendapat bahwa menulis adalah lebih cenderung pada kegiatan membentuk aksara, maka akan bertentangan dengan yang berpendapat bahwa menulis adalah lebih cenderung pada kegiatan mencari tema/gagasan untuk menulis dan menyusunnya dalam kalimat yang benar. Menulis adalah kegiatan positif yang di dalamnya terdapat proses berpikir dan merenung. Menulis merupakan salah satu cara berkomunikasi di antara manusia, seperti menyimak, berbicara, dan membaca.63 Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam belajar menulis bahasa asing baik bahasa Arab maupun Inggris, yaitu kemampuan untuk menulis secara benar, kemampuan dalam membentuk ejaan aksara dengan baik, dan kemampuan untuk mengekspresikan ide dan pikiran secara mendalam dan jelas. Atau dengan kata lain seorang mahasiswa harus mampu menulis lambang bunyi secara benar, karena apabila dalam suatu kata tertukar satu huruf dengan huruf yang lain, maka kesalahan membacapun tak akan terhindari dan akan berimplikasi pada kesalahan makna dan pemahaman. Sejatinya mahasiswa seharusnya mampu menulis sesuai dengan apa yang disepakati oleh penutur bahasa kedua (Arab) dan juga sangat penting kemampuan dalam memilih kata atau (diksi) dan menempatkannya dalam susunan kalimat yang benar. Tanpa mengesampingkan pentingnya membentuk huruf dan menguasai ejaan secara umum tujuan menulis di sini adalah supaya mahasiswa dapat berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa kedua yang dipelajari. Terdapat beberapa tujuan belajar menulis menurut Rushdi ah}mad T}u‘aimah antara lain: (a) Menghilangkan ketegangan setelah sekian lama latihan menyimak/berbicara, dan dalam rangka mengintegrasikan empat kemahiran berbahasa, (b) menyeimbangkan kemampuan mahasiswa dalam menulis lambang-lambang bunyi dalam bentuk aksara, (c) melatih mahasiswa untuk dapat mengenali penggunaan kata yang sesuai dengan konteksnya, (d) memudahkan mahasiswa mengingat materi yang dipelajari di dalam kelas dengan menulisnya dan membukanya kembali ketika dibutuhkan, (e) memberi motivasi mahasiswa untuk mempelajari kemahiran berbahasa lain, karena
137.
38
62
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2003),
63
Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Stategi Pembelajaran Bahasa, 248
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
dengan menulis mahasiswa mampu membedakan bentuk bunyi, kemudian mengucapkannya dan akhrinya membacanya. Kegiatan tersebut dilakukan sebelum kegiatan menulis. Sehingga kegiatan menulis mendukung kemahiran berbahasa yang lain dan (f) menulis merupakan kegiatan penyempurnaan dalam mempelajari bahasa kedua.64 Dari kegiatan menulis ini pun dapat dievaluasi sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh mahasiswa. Supaya tujuan dari kegiatan menulis ( )الكتابةdapat berlangsung dengan baik, maka dalam pelaksanaan latihannya harus diperhatikan tingkat kemampuan dari para mahasiswa, menurut Ahmad Fuad Effendi terdapat beberapa tahapan-tahapan dalam latihan menulis di antara lain: (a) mencontoh; diberikan pada tahap permulaan dan juga untuk variasi berikutnya adapun maksud dari tujuan ini adalah mahasiswa mampu melatih diri menulis dengan tepat sesuai contoh, mahasiswa belajar melafalkan dengan benar dan mahasiswa berlatih menggunakan bahasa dengan benar, (b) Reproduksi, dalam tahap ini mahasiswa sudah mulai dilatih menulis tanpa ada model, dan juga dilatih untuk menulis berdasarkan apa yang dipelajari secara lisan, (c) imla’ pada kegiatan tahap ini dimaksudkan untuk melatih pendengaran, pemahaman, sekaligus penulisannya, (d) rekombinasi dan transformasi; rekomendasi adalah latihan menggabungkan kalimat-kalimat yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat yang panjang, sedangkan transformasi adalah latihan mengubah bentuk kalimat, dari kalimat positif menjadi kalimat negatif, kalimat berita menjadi kalimat tanya dan sebagainya, (e) Mengarang terpimpin; dalam tahap ini mahasiswa mulai dikenalkan dengan alinea atau paragraph, walaupun sifatnya masih terpimpin, dan (f) Mengarang bebas; tahap ini adalah tahap yang mengizinkan murid mengutarakan isi hatinya dengan memilih kata-kata dan pola kalimat secara bebas, tetapi tetap saja arahan dan bimbingan dosen tetap dibutuhkan tertama mengenai tema dan batasan lainnya. 65 Abdul Chaer berpendapat bahwa tulisan dalam kajian linguistik adalah ragam bahasa yang bisa menembus ruang dan waktu, sementara bahasa lisan begitu diucapkan hilang dan dan tak berbekas. Tetapi masih menurut Abdul Chaer kekurangan bahasa tulis/ tulisan adalah ketidak mampuan seseorang dalam merekam intonasi, nada, dan tekanan seperti bahasa lisan, oleh karena itu dalam menulis diperlukan pemikiran dan pertimbangan yang cermat, karena kalau tidak akan menimbukan kesalahfahaman yang besar. Jika terjadi kesalahfahaman akan tidak bisa diperbaiki secara langsung. Sehingga menurutnya kegiatan menulis adalah kegiatan sekunder.66 64
Rushdi Ah}mad T}u‘aimah. Ta‘lim al-‘Arabiyah Lighairi an- Nat{iqina biha manahijuhu
wa Asalibuhu, 187-188. 65 66
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 133-139. Abdul Chaer, Linguistik Umum, 82-84.
39
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
Terlepas dari kedudukan menulis dalam kajian linguistik, menulis seperti hanya membaca yang bertumpu pada mata untuk melihat atau menghasilkan sejumlah lambang bunyi. Oleh sebab itu, menulis ada pada urutan terakhir dalam pembalajaran bahasa setelah membaca. Artinya bahwa ketika mahasiswa mengucapkan bunyi maka sebaiknya mahasiswa tidak harus belajar menulis. Tetapi ini tidak berarti latihan menulis ini hanya diberikan setelah mahasiswa menguasai tiga kemahiran berbahasa yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dianjurkan penjadwalan secara khusus dalam belajar menulis, tetapi dalam pembelajaran bahasa asing yang menggunakan metode qawa’id dan terjemah/grammar translation maka menulis diajarkan langsung di awal-awal pertemuan. Tetapi untuk menggunakan metode langsung atau audio-visual dalam pembelajaran bahasa Arab maka pada awal pembelajarannya harus di dahului oleh belajar menyimak (istima> ‘) dan berbicara terlebih dahulu. 2. Batasan dan Tujuan Menyimak Dalam bahasa karo terdapat sesuatu yang berbunyi ‛ tuhu nge ibigena, tapilabo edeng kehrena, yang bermakna ‛memang didengarnya, tetapi tidak disimaknya‛.67 Antara suami dan istri dalam rumah tangga atau antara muda mudi pada masa berpacaran sering terdengar main-main akan seloro, tetapi sebenarnya bermakna dalam, yang berbunyi:‛ Abang sih, main-main saja. Kalau abang cinta sama adik, jangan hanya sekedar isi hati adik, tetapi harus juga menyimaknya!‛ Para orang tuapun sering memberi nasihat kepada putra-putrinya:‛ Kalau orang tua sedang berbicara, jangan hanya sekedar didengar saja, masuk dari telinga kiri ke luar telinga kanan, tetapi simaklah, dengarkanlah baik-baik, masukkan ke dalam hati.‛ Memang tidak dapat disangkal bahwasanya di muka bumi ini terdapat banyak telinga yang aktivitasnya hanya sampai pada tingkat mendengar saja, tetapi belum sampai kepada tingkat menyimak (istima>‘). Rusel&Russel berpendapat bahwa menyimak adalah mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.68 Sedangkan Tarigan berpendapat menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. 69 Kegiatan Hendry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 29. David Russel and E.F. Russel, Listening Aids Through The Grades (New York: Bureau of Publications, Teachers Collage, Columbia University, 1959), 69. 69 Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 31. 67 68
40
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
menyimak bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, kegiatan manyimak ini sangat berhubungan erat dengan kegiatan berbicara. Menyimak dan berbicara merupakan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah akan berlanggsung dengan baik jika output yang dikeluarkan pembicara dapat diterima dengan baik oleh pendengar, sehingga terjadi kesamaan intepretasi. Oleh sebab itu, hal yang harus diperhatikan ketika berbicara di antaranya: (a) memilih kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti, (b) memperhatikan siapa lawan berbicaranya dan (c) memperhatikan apa yang disampaikan. Sebaliknya pendengar haruslah fokus terhadap pesan agar dapat mengerti pesan yang dioutputkan oleh pembicara dengan baik dan benar. Dan selanjutnya pendengar memberikan umpan balik untuk memastikan pembicara bahwa pesan yang dikirim telah diterima dan dimengerti. Pada saat berbicara seseorang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna. Kegiatan ini sering disebut proses produksi atau encode. Sementara menyimak merupakan proses reseptif yang berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat dengar. Proses penerimaan, perekaman, dan pemahaman disebut decode.70 Dengan demikian menyimak itu lebih dari sekedar mendengarkan bunyi-bunyi atau kata-kata belaka, akan tetapi juga memerlukan suatu pemahaman. Tujuan utama menyimak menurut Tarigan adalah untuk memberikan responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang didengar dan untuk membuat suatu kebijakan yang rasionalis.71 Di lain pihak Iskandarwassid berpendapat bahwasanya tujuan menyimak adalah untuk memahami percakapan, dan memahami berbagai jenis pernyataan yang berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.72 Oleh sebab itu Agar dapat menyimak secara tepat, seyogyanya pendengar mendengarkan bunyi-bunyi yang ke luar dari pembicara dan memahami konteks apa yang ingin dibicarakan. Penyimak harus mampu mengevaluasi hasil menyimaknya terhadap konten dari para pembicaaranya dan harus mampu mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi dan kondisi penyimakannya baik secara umum maupun perorangan. Karena penyimak ingin dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan pembicara maka penyimak haruslah mampu fokus dalam mendengarkan dan memahami konteks yang disampaikan oleh pembicara.
70
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, 45. Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 59. 72 Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, 283. 71
41
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
3. Strategi Pembelajaran dan Penilaian Menyimak a. Strategi Pembelajaran Menyimak Keterampilan menyimak (istima>‘) adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.73 Dalam proses pembelajaran berbahasa keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Karena pembelajaran menyimak bersifat kompleks maka dibutuhkan strategi yang tepat dalam pengajarannya. Menurut Roestiyah strategi pembelajaran adalah suatu tekhnik belajar yang dilakukan oleh seorang dosen di dalam kelas.74 Dalam pelajaran menyimak tentu membutuhkan beberapa strategi untuk mencapai kemampuan tersebut. Tarigan berpendapat menyimak ‛listening comprehansion‛, perlu diajarkan dalam pembelajaran bahasa. Adapun cara pengajarannya antara lain: Pertama, selektif atention: dosen menyuruh mahasiswa untuk memusatkan perhatian pada butir-butir khusus, seperti nomina, kata-kata baru atau yang belum diketahui (yang perlu ditanyakan untuk memperoleh penjelasan), numeralia, kata-kata penting yang bermakna, intonasi-ntonasi dan kata kata yang mendapat tekanan, fungsi bahasa kata frase selama menyimak. Kedua, Elaboration: para instruktur menunjukkan apa-apa yang perlu diketahui oleh para mahasiswa dan menyarankan bagaimana caraya supaya mereka dapat menggunakan pengetahuan akademik dan dunia untuk membuat suatu simpulan mengenai makna kata baru atau yang belum diketahui. Ketiga, Inferencing: para dosen pertama-tama harus memusatkan perhatian berbagai strategi seperti selectif atention, elaboration, transfer, atau deduction, dan kemudian menyarankan agar para mahasiswa membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang diperoleh dari strategi tersebut. Keempat, Transfer: para dosen memberi atau menaruh perhatian pada kata-kata bahasa target yang bersamaan dan asal usulnya untuk menyarankan makna-makna kata baru; mereka juga memperlihatkan kesamaan dalam akar kata baru dengan kata yang belum diketahui dalam bahasa target.75 Adapun menurut Iskandarwassid strategi pembelajaran untuk tingkat (permulaan, menengah, dan mahir) dapat dipergunakan metode dan teknik di antaranya: menyimak murni, wicara, visual, gerakan, dan menulis76. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku sebagai pengirim (sender) sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta (message) warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan massage merupakan objek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan 73
Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, 237. Roetiyah, Strategi Belajar Mengajar (Matraman Raya: PT Asdi Mahasatya, 2008), 5. 75 Hendry Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Berbahasa, 187-189. 76 Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, 231. 74
42
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
merupakan reaksi dari penerimaan pesan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran berbicara akan berlangsung dengan baik jika peserta didik terlibat aktif dalam berkomunikasi. Keterampilan menyimak pada hakikatnya merupakan keterampilan memahami suatu bunyi dan pesan yang disampaikan untuk memahami suatu kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini kondisi fisik, sosial, dan keadaan tempat kegiatan menyimak itu berlangsung sangat mempengaruhi penyimakan seseorang. Keterampilan ini juga disadari dengan sikap positif, responsif, membuat rangkuman, dan bertanggung jawab menghilangkan masalah psikologis seperti rendah diri, ketegangan, masalah rumah tangga, dan lain-lain. Menurut Iskandarwassid rancangan program pengajaran untuk mengembangkan keterampilan menyimak dapat memberikan pemenuhan kebutuhan yang berbeda. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: (a) pemberian informasi tertentu kepada mahasiswa mengenai apa dan bagaimana menyimak menurut jenis dan tahapan aktivitas, (b) interaksi dan (c) menyimak rekaman model dan mengidentifikasinya.77 Salah satu unsur dalam stategi pembelajaran adalah menguasai berbagai teknik pembelajaran. Ciri suatu teknik pembelajaran yang baik antara lain: mengandung rasa ingin tahu mahasiswa, menantang mahasiswa untuk belajar, mengaktifkan mental, fisik, dan psikis mahasiswa, memudahkan dosen, mengembangkan kreativitas mahasiswa, dan mengembangkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang dipelajari. Dari pemahaman di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam stategi pembelajaran meyimak berusaha untuk menarik para mahasiswa agar mereka mampu bersikap aktif dalam pembelajaran menyimak sehingga strategi tersebut dapat membantu para mahasiswa dalam mencapai kemampuan meyimak. b. Penilaian Menyimak Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation; dalam bahasa Arab: al-Taqdi>r ( )التقديرdalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value; dalam bahasa Arab: al-Qi>mah ( )القيمةdalam bahasa Indonesia berarti nilai. Dengan demikian secara harfiyah evaluasi pendidikan ( )التقدير الرتبوى. Yang dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.78
77 78
Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, 233. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
1996), 1.
43
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
Menurut Yamin dan Ansari penilaian adalah suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi, melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.79 Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik atau cara seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (kertas dan pensil), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja atau karya peserta didik (portofolio) dan penilaian diri. Sedangkan menurut Iskandarwassid penilaian adalah suatu proses yang berkesinambungan.80. Dari pendapat di atas dapat di katakan bahwa kegiatan evaluasi bukanlah suatu kegiatan yang simpel tetapi kegiatan tersebut lebih bersifat berkesinambungan, karena dalam kegiatan tersebut banyak faktor yang diperhatikan pada sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan menyimak (istima>‘) merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang kompleks, yang tidak hanya mencakup mendengar bunyi-bunyi atau ujaran dan intonasi saja. Kemampuan menyimak mencakup pemahaman yang lebih mendalam dari ungkapan idiom, bunyi-bunyi serta unsur bahasa yang tersurat maupun terisrat. Oleh karena itu, dosen kesulitan dalam mengevaluasi keterampilan tersebut. Dengan demikian secara garis besar pelaksanaan penilaian ini dapat digambarkan seperti berikut: Pertama, dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan menyimak baik secara individu maupun kelompok dalam waktu tertentu. Kedua, dosen memberikan tugas mendengar baik secara individu maupun kelompok. Ketiga, dosen menentukan teks-teks mana yang harus difahami yang menjadi penilaian dalam kemampuan menyimak. Keempat, Setelah memahami, dosen menyuruh mahasiswanya untuk mengevaluasi dari apa yang dipahami. Dan pada tahap akhir dosen memberikan giliran mahasiswa untuk menanggapi teks bacaan yang telah disimak sesuai dengan hasil analisa penyimakan yang telah dilakukan.81 4. Aktivitas-Aktivitas Kegiatan Menyimak Menyimak adalah suatu kemampuan dalam ilmu bahasa yang sangat kompleks, menyimak dapat berjalan dengan lancar, jika sebelumnya pemenuhan atas kompetensi mendengar telah terpenuhi. 79 Yamin Martinis dan Ansari I Bansu, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), 165-166. 80 Iskandarwassid dan Dadang Suhenda, Strategi Pembelajaran Bahasa, 210. 81 Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 63.
44
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Anderson berpendapat bahwasanya menyimak (istima>‘) merupakan proses besar dari mendengarkan, mengenal, serta menginterprestasikan lambang-lambang lisan.82 Mariane mengungkapkan menyimak merupakan kegiatan yang harus mengintegrasikan banyak subsistem pada waktu yang bersamaan, seperti tekanan suara, ritme, intonasi, pemilihan suku kata, penggunaan pola kalimat, dan subsistem lainnya.83 Tarigan berpendapat menyimak adalah kemampuan menangkap isi pesan, dan mengetahui bunyi-bunyi artikulasi dan makna komunikasi.84 Menyimak (istima>‘) dipaparkan lebih lengkap lagi oleh Ruth G. Strickland, menurutnya tahapan-tahapan dalam menyimak seperti menyimak berkala, menyimak dengan perhatian dangkal, setengah menyimak, menyimak serapan, menyimak sekali-sekali, menyimak asosiatif, menyimak dengan reaksi berkala, menyimak secara seksama, dan menyimak secara aktif.85 Dari pendapat-pendapat di atas dapat disepakati bahwa menyimak adalah bagian dari kemampuan berbahasa yang paling kompleks dan pelik karena untuk menguasai keterampilan tersebut dibutuhkan pendengaran, konsentrasi dan pemahaman tata bahasa yang baik, menyimak juga satusatunya keterampilan berbahasa yang membutuhkan interaksi langsung, apresiatif, reseptif, dan fungsional. Oleh sebab itu menyimak diklasifikasikan sebagai kemampuan berbahasa yang membutuhkan pemahaman atau interpretasi yang lebih mendalam. Mahasiswa yang mendengarkan perkuliahan yang menggunakan metode ceramah terus menerus, maka akan mengantuk dan bosan. Lama kelamaan perhatiannya menurun, apalagi bila dosen suara dan ucapan katakatanya tidak menarik. Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi belajar, dosen perlu menimbulkan teknik tanya jawab atau dialog. Menurut Roestiyah dialog adalah suatu teknik untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau dosen yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu dan mahasiswa menjawab.86 Timbul pertanyaan apakah dialog harus dihafal? Alen dan Vallette berpendapat bahwa dengan menghafal dialog akan membantu kefasehan/kelancaran dalam berkomunikasi, juga untuk mengurangi 82 Anderson Paul S., Language Skills in Elementari Education (New York: Macmillan Publishing, 1972), 68. 83 Marianne Celce-Muria, Teaching English as a Second or Foreign Language (New York: Heinle & Heinle, 2001), Cet.3, 103. 84 Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 31. 85 Ruth G. Strickland, The Language Art in The Elementary School (Boston: Hearth, 1957), 154. 86 Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 129.
45
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
keraguan-keraguan dalam bercakap. Disamping itu juga hafalan bisa membantu mahasiswa mendapatkan intonasi dan pola kalimat yang benar, dan memfasilitasi mereka model dialog yang natural. 87 Pada saat ini banyak teknik dan model percakapan yang telah dikembangkan para pengajar bahasa. Diantara model-model latihan percakapan itu ialah: tanya jawab, menghafalkan model dialog, percakapan terpimpin, dan percakapan bebas. Tanya jawab menurut Roestiyah merupakan teknik belajar yang membangkitkan pemikiran mahasiswa untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau dosen yang mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab.88 Diantara kelebihan yang dimiliki oleh teknik tanya jawab atau dialog menurut Allen dan Valette ialah membawa mahasiswa lebih kreatif untuk menciptakan jawaban dan respon secara individual dari pertanyaan yang diajukan oleh dosen, mahasiswa juga mampu pindah dari pengulangan-pengulangan kalimat yang sederhana.89 Sedangkan menurut Roestiyah teknik tanya jawab berfungsi untuk mengetahui apakah mahasiswa mendengarkan dengan baik perkuliahan, dan mengetahui pokok-pokok perkuliahan tersebut.90 Dari pernyataan sebelumnnya dapat kita lihat bahwa teknik dialog ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan perhatian mahasiswa saat proses belajar mengajar dan menumbuhkan sikap kreatif mahasiswa. Dalam memahami suatu dialog, mahasiswa bisa diberikan waktu beberapa menit untuk menghafalkannya di luar kepala. Dalam proses ini mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menghafal saja melainkan juga untuk peragaan mimik, ekspresi, intonasi, penjiwaan, yang sesuai dengan apa yang diminta oleh model dialog tersebut yang mana kegiatan ini dapat membantu mahasiswa untuk mendramatisi dialog-dialog tersebut. Adapun yang dapat membantu dalam pengajaran teknik tersebut antara lain: gambar-gambar, slide, film, musik, dan sebagainya. Di dalam percakapan terpimpin, dosen menentukan situasi, tema dan konteksnya. Mahasiswa diharapkan untuk berkreasi guna mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Menurut Allen dan Valette kegiatan seperti ini sangat alami karena mahasiswa sendiri yang menentukan apa yang ingin dia katakan, dalam
87 Edward David Allen and Rebecca M. Valette, Clasroom Techniques: Foreign Languages and English as a Second Language (New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1977), 212. 88 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar , 129. 89 Edward David Allen and Rebecca M. Valette, Clasroom Techniques: Foreign Languages and English as a Second Language, 221. 90 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar , 130.
46
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
percakapan terpimpin dosen mempersiapkan satu situasi terlebih dahulu dan mahasiswa harus berbicara dalam situasi tersebut tetapi mereka dibebaskan untuk mengatakan apa yang harus mereka katakan. 91 Sejalan dengan ini Ahmad Fuad Effendi berpendapat dalam percakapan terpimpin dosen menentukan situasinya, yang mana mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan imajinasinya sendiri dalam percakapan dengan lawan bicaranya sesuai dengan situasi yang telah ditentukan.92 Selanjutnya dalam percakapan bebas, dosen hanya menetapkan topik pembicaraan. Pada tahap ini mahasiswa diberi kebebasan untuk berkreasi secara bebas. Menurut Allen dan Valette kegiatan ini akan berjalan dengan baik apabila memenuhi dua elemen yaitu persiapan yang matang dari para mahasiswa dan diamnya dosen selama percakapan bebas tersebut berlangsung.93 Harmer menyebutkan percakapan bebas dengan percakapan yang dipersiapkan (prepare talks) menurutnya percakapan seperti ini tidak dikondisikan untuk percakapan informal yang spontan, karena mahasiswa sebelumnya ditugaskan untuk membuat percakapan yang topiknya sudah ditentukan oleh dosen.94 Sedangkan Ahmad Fuad berpendapat bahwa pada percakapan bebas ini dosen melakukan pengawasan terhadap kelompokkelompok yang telah dibuat, dan memberikan perhatian khusus kepada kelompok yang dinilai lemah atau kurang lancar dan kurang bergairah dalam melakukan percakapan. Dari uraian-uraian di atas dapat dikatakan kalau percakapan bebas membantu mahasiswa untuk meningkatkat kreativitas. C. Belajar Bahasa Arab 1. Pengertian Belajar Belajar dialami oleh setiap manusia sejalan dengan perkembangan usianya, yaitu sejak ia dilahirkan sampai dengan akhir kehidupannya. Pada mulanya ia belajar dengan menggunakan inderanya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Proses belajar mengajar di kelas memiliki tujuan yang bersifat transaksional yang artinya diketahui secara jelas dan operasional oleh pengajar dan pembelajar. Semua usaha semaksimal mungkin dimaksudkan agar tujuan itu dapat tercapai. Tujuan itu tercapai apabila mahasiswa memperoleh hasil 91 Edward David Allen and Rebecca M. Valette, Clasroom Techniques: Foreign Languages and English as a Second Language,, 231. 92 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 116. 93 Edward David Allen and Rebecca M. Valette, Clasroom Techniques: Foreign Languages and English as a Second Language, 224. 94 Jeremy Harmer, The Practice of English Language Teaching (Longman: Longman,
2000), 274.
47
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
belajar yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan angka-angka dan perubahan tingkah laku. Seiring dengan perkembangan usianya, manusia menggunakan akal dan indera yang dimiliki dalam proses belajar. Belajar bagi setiap manusia merupakan kewajiban yang harus dilakukan agar manusia bisa bertahan hidup. Melalui belajar mereka dapat memperoleh informasi yang tidak diketahuinya. Selanjutnya mereka mampu untuk memecahkan masalah dan mampu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Kemampuan-kemampuan itu merupakan tingkah laku yang diperoleh sebagai akibat dari belajar. Dari sudut pendidikan, belajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Untuk itu kegiatan belajar harus ditata dengan baik dan sungguhsungguh oleh lembaga penyelenggara pendidikan, karena kegagalan dalam mengelola kegiatan belajar berarti pula ketidakberhasilan pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Belajar merupakan suatu proses dimana sesorang dapat berinteraksi baik lingkungan eksternal maupun internal. Belajar itu sendiri terjadi jika terjadi perubahan atau modifikasi perilaku yang berlangsung dalam kehidupan individu.95 Sebagai proses perubahan, maka belajar merupakan proses aktif yang perlu dirangsang dan dibimbing kearah hasil-hasil yang diinginkan. Stimulus dari luar yang dapat mendorong peserta didik untuk melakukan aktifitas belajar antara lain meliputi: pengaruh dosen melalui pemberian tugas, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik, bantuan visual yang digunakan, pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan dan semua proses yang dimanfaatkan untuk membangkitkan minat dan kegaiatan belajarnya. Selain itu faktor situasi dan lingkungan belajar turut menentukan pula. Hal ini sebagai konsekuensi manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tetapi membutuhkan bantuan dari orang lain, situasi ini merupakan peristiwa yang memungkinkan untuk hidup termasuk di dalamnya proses belajar. Belajar merupakan suatu proses yang meliputi berbagai kemahiran (kompetensi), dari berbagai keterampilan yang mudah dan sederhana hingga kepada keterampilan yang membutuhkan kemampuan yang kompleks serta melibatkan berbagai prosedur yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Menurut Iskandarwassid belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.96 Belajar terkadang membutuhkan usaha yang keras, namun pada saat-
95 R.M. Gagne, The Condition of Learning & Theory of Instruction (New York: CSB College Publishing, 1985), 3. 96 Iskandarwassid dan Dadang Suhenda, Strategi Pembelajaran Bahasa, 4.
48
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
saat tertentu belajar merupakan kegiatan yang mudah. Menurut Muhibin hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dan kesimpulan (inference) dengan belajar yang baik dengan jalan membandingkan tingkah laku yang mungkin terjadi sebelum seseorang ditempatkan di dalam situasi belajar dengan tingkah laku yang ditujukan setelah proses belajar itu terjadi. 97 Perubahan ini bukan berdasarkan kecenderungan memberikan respon alamiah. Jadi, respon yang dirangsang oleh pengalaman berulang-ulang merupakan hasil dari interaksi aktif dengan lingkungannya sehingga mengakibatkan perubahan. Misalnya orang yang tidak dapat mengenal huruf menjadi mampu mengenal huruf, orang yang tidak terampil menulis menjadi terampil menulis, orang yang tidak mampu berpakaian rapi menjadi mampu berpakaian rapih dan perubahan perilaku lainnya. Orang yang belajar mengalami perubahan aspek perilaku kognitif, psikomotor dan afektif. Apa yang dikemukakan Muhibin dalam teori belajar tersebut dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab di Universitas. Dosen dalam hal ini perlu memperhatikan dua hal penting yakni: (1) pemilihan stimulus yang diskriminatif, dan (2) penggunaan penguatan. Dalam teori Skinner tersebut nampaklah bahwa pemberian hadiah bagi mahasiswa dapat mendorong keberhasilan belajar dalam aspek kognitif, sedangkan hukuman masuk dalam upaya peningkatan hasil belajar dalam ranah afektif. Menurut pandangan Azhar Arsyad belajar ialah perubahan perilaku. Ketika subjek belajar, responnya meningkat dan bila terjadi kebalikannya, angka respon menurun. 98 Karena itu, belajar resminya didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam memungkinkan atau peluang terjadinya respon. Peluang atau kemungkinannya merespon itu sukar mengukurnya. Karenanya ia menyarankan agar belajar diukur menurut angka atau frekkuensi respon. Meskipun tidak persis sama dengan peluang terjadinya perbuatan di waktu yang akan datang, hal itu merupakan langkah awal dalam menganalisis perubahan tingkah laku 99. Berbeda dengan Azhar Arsyad, Aunurrahman menganggap belajar adalah aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terdapat pemisahan ruang dan waktu dan tidak dibatasi oleh usia.100 Jenis perubahan tersebut ditunjukkan dengan adanya suatu perubahan tingkah laku dan kecakapan. Menurut Margaret, kapabilitas akan tumbuh pada mahasiswa akibat: (a) adanya stimuli yang berasal dari lingkungan dan (b) proses kognitif yang dilakukan
97 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 5. 98 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 1. 99 Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: CV Rajawali, 2006), 120. 100 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta:Alfabeta, 2010), 33.
49
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
oleh mahasiswa.101 Proses pembentukan kapabilitas tersebut ditentukan oleh tiga komponen penting yakni: (a) kondisi internal dan ekternal. Belajar merupakan interaksi antara ‚keadaan internal dan proses kognitif mahasiswa dengan stimulus dari lingkungan dan proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan sikap. Teori belajar tersebut lebih banyak menggarap aspek kognitif. Teori ini relevan dengan pembahasan hasil belajar istima>‘ yang lebih diarahkan kepada penguasaan aspek kognitif. 2 Hasil Belajar Bahasa Arab Hakikat belajar bahasa Arab didasarkan pada pandangan kontruktivisme yaitu mahasiswa belajar bahasa Arab dengan dihadapkan pada masalah yang berdasarkan konstruksi yang diperoleh ketika belajar dan mahasiswa berusaha untuk memecahkannya. Dengan menyanggupi suatu tugas berarti mahasiswa sanggup untuk mencapai tujuan dengan hasil yang memuaskan. Untuk mengoptimalkan hasil belajar bahasa Arab khususnya pelajaran istima>‘ maka dibutuhkan alat bantu berupa media interaktif yang akan memberikan informasi dan pemahaman pendengar yang lebih baik, dibandingkan dengan belajar yang hanya mendengarkan dosen berbicara. Gagne menyebut hasil belajar dengan istilah kapabilitas. Selengkapnya dijelaskan bahwa, ‚penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar yang memungkinkan kemampuan itu dimiliki dan disimpan tahan lama oleh peserta belajar disebut kapabilitas‛102. Sedangkan Sudjana mengemukakan, ‚kemampuan-kemampuan yang dimiliki mahasiswa setelah ia menerima pengalaman belajar ‚, disebut dengan istilah hasil belajar.103 Hasil belajar ini memiliki 3 kategori dikenal dengan sebutan ‚taksonomi Bloom‛ meliputi kawasan kognitif, kawasan afektif, dan kawasan psikomotor.104 Ketiga kategori hasil belajar tersebut, masing-masing mempunyai kemampuan/perilaku yang bisa diukur. Kemampuan-kemampuan tersebut antar lain: (a) kawasan kognitif. Kawasan ini mencakup hal-hal seperti mengingat dan memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari mahasiswa. Kawasan ini meliputi aspek-aspek: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. (b) kawasan afektif. Kawasan ini menekankan pada aspek perasaan, emosi, apresiasi, perimbangan, penerimaan 101
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Pembelajaran, 125. R.M. Gagne, The Condition of Learning & Theory of Instruction, 43. 103 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Pembelajaran, 22. 104 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Pembelajaran, 25. 102
50
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
atau penolakan terhadap sesuatu hal. (c) kawasan psikomotor. Kawasan ini mencakup keterampilan atau perilaku yang melibatkan aktivitas otot dan gerak motorik. Menyimak sebagai salah satu mata kuliah wajib yang diberikan di Jurusan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta. Berkaitan dengan pengertian menyimak Sabarti beranggapan bahwa menyimak adalah suatu proses mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.105 Pembelajaran menyimak dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang pengucapan atau Lah}jah suatu bangsa dan memahaminya. Melalui pembelajaran istima>‘ diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kompetensi-kompetensinya. Kompetensinya yaitu untuk berpikir secara kronologis, memiliki pengetahuan tentang Lafaz suatu bangsa, membangun pengetahuan dan pemahaman untuk memahami konteks yang diucapkan oleh bangsa Arab. Kondisi pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta alokasi waktu dalam pembelajaran menyimak setiap minggu hanya dua jam. Maka harus ada solusi alternatif yang dapat mengantisipasi masalah pembelajaran istima>‘ tersebut. Subtansinya masalah yang diduga adalah keselarasan antara pencapaian dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor. Dengan alokasi waktu yang sangat sedikit tersebut maka dibutuhkan representatif pencapaian. Dalam hal ini. Aspek kognitif dianggap sebagai representatif dari kedua aspek lainnya. Dari uraian berbagai teori di atas maka disimpulkan bahwa hasil belajar istima>‘ adalah hasil sebagai akibat yang diperoleh Mahasiswa dari proses belajar istima>‘ dimana Mahasiswa diharapkan mampu melakukan perubahan pemahaman konteks suatu nas} atau Lah}jah pada dirinya yang didapat dari pembelajaran sehingga Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman akan kompetensi istima>‘ sehingga mampu memahami ketika mendengar Lah}jah orang Arab maupun ketika berbicara langsung dengan mereka. Dimana hasil belajar diukur dengan merujuk taksonomi kognitif Krathwhol yang merupakan revisi taksonomi Bloom. D. Minat Mempengaruhi Hasil Belajar Bahasa Arab. Proses belajar dapat tercapai dengan baik apabila dapat mencapai tiga faktor, antara lain: faktor dari dalam, faktor dari luar dan faktor instrumental. Adapun faktor dari dalam adalah faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar yang berasal dari dalam diri mahasiswa yang sedang belajar. Faktor 105
Nurbiana Dhieni, Metode Pengembangan Bahasa, 6.
51
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
tersebut antara lain: (a ) kondisi fisiologis dimana jika seseorang dalam keadaan sehat, segar jasmaninya maka akan berbeda dengan orang yang dalam keadaan sakit, kelelahan, dan tidak sehat jasmaninya, aspek fisiologis ini dapat mempengaruhi pengelolaan kelas dengan memperhatikan tinggi rendahnya konsentrasi belajar mahasiswa. Dalam proses belajar mengajar dosen harus sangat teliti melihat kondisi yang sedang dialami oleh para mahasiswanya, para dosen seyogyanya memiliki banyak cara dan metode dalam menanggulangi permasalah fisiologis yang dialami oleh para mahasiswanya, (b) kondisi psikologis pada tahap ini memiliki beberapa faktor. Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar antara lain: kecerdasan, bakat, minat, emosi, dan kemampuan kognitif. Adapun faktor luar juga mempengaruhi hasil belajar, faktor-faktor tersebut antara lain: lingkungan alami seperti: udara, cuaca alat atau media pendidikan, kemudian lingkungan sosial seperti di dalam rumah, lingkungan dan masyarakat, (c) faktor instrumental yaitu faktor yang bertujuan ke arah yang diperlukan oleh lembaga di sekolah faktor tersebut yaitu: kurikulum, metode pengajaran, sarana dan fasilitas, dosen, dan penilaian. Di samping itu minat juga memiliki peranan yang amat penting untuk mencapai hasil belajar istima>‘ yang baik. Dimyati Mujiono berpendapat bahwa minat sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang menarik atau menyenangkannya. Apabila individu memperhatikan suatu obyek yang menyenangkan, maka ia cenderung akan berusaha aktif dengan obyek tersebut.106 Sedangkan menurut Dulay minat adalah dorongan atau pengalasan seseorang untuk melakukan sesuatu dorongan atau pengalasan seseorang untuk melakukan sesuatu dengan kata lain minat adalah daya penggerak yang berada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.107 Dari dua pendapat yang disebutkan di atas, maka di dalam minat terkandung unsur motif atau dorongan dari dalam diri manusia yang merupakan daya tarik untuk melakukan aktivitas sesuai dengan tujuannya. Hurlock berpendapat bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong manusia untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.108 Lebih lanjut disebutkan pula bahwa minat memainkan peranan
106
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 37. Dulay Burt and Krashen, Language Two (New York: Oxford Univ Press, 1982), 47. 108 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Jilid 2 alih bahasa oleh Med Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,1978), 114. 107
52
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
yang penting dalam kehidupan manusia dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap manusia.109 Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Anne Anastasi yang menyatakan bahwa hakikat dan kekuatan minat dan sikap seseorang adalah merupakan aspek penting dari kepribadian, dimana karakteristik ini secara materil mempengaruhi prestasi pendidikan, pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapatkan dari aktivitas waktu luang dan fase-fase lainnya dalam kehidupan sehari-hari.110 Dengan demikian minat belajar merupakan sumber motif (energi) dari dalam diri manusia yang dapat mendorong untuk melaksanakan kegiatan dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini minat dapat terlihat pada pemilihan suka dan tidak suka akan suatu obyek, memperhatian dan berperan dalam kegiatan yang terkait dengan belajar. Dimyati dan Mujiono mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi minat belajar dan untuk dapat membangkitkan minat mahasiswa maka seseorang pendidik harus dapat merubah proses belajar yang membosankan menjadi pengalaman belajar yang menggairahkan.111 Cara yang dianjurkan oleh Dimiyati dan Mujiono adalah sebagai berikut: (a) Materi yang dipelajari haruslah menjadi menarik dan menimbulkan suasana yang baru. Misalnya dalam bentuk permainan, diskusi atau pemberian tugas di luar sekolah sebagai variasi kegiatan belajar, (b) Materi perkuliahan menjadi lebih menarik apabila mahasiswa mengetahui tujuan dari pelajaran itu, (c) minat mahasiswa terhadap perkuliahan dapat dibangkitkan dengan variasi metode yang digunakan dan (d) minat mahasiswa juga dapat dibangkitkan kalau mereka mengetahui manfaat atau kegunaan dari mata kuliah itu bagi dirinya. Faktor terpenting dalam membangkitkan minat adalah pemberian kesempatan bagi mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar. Seiring dengan pengalaman belajar yang menimbulkan kebahagian, minat mahasiswa akan terus tumbuh. Apabila mahasiswa memperoleh keterikatan kepada kegiatan-kegiatan dari perkuliahan yang dialaminya, mereka akan merasa senang. Oleh karena itu, minat terhadap mata kuliah harus ditumbuhkan di dalam diri setiap mahasiswa, sehingga dalam perkuliahan mereka akan lebih semangat untuk mempelajari mata kuliah yang sedang mereka pelajari. Menurut Margaret, mahasiswa yang memiliki minat dalam suatu mata 109 Anne Anastasi, Psychological Testing, 7 th ed. Alih Bahasa oleh Robertus Hariono (Jakarta: Prenhalindo, 2002), 23. 110 Anne Anastasi, Psychological Testing, 7 th ed. Alih Bahasa oleh Robertus Hariono, 29. 111 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, 40.\
53
Media dan Perolehan Kompetensi Menyimak
kuliah cenderung untuk memberikan perhatian yang serius dalam perkuliahan. Mereka merasakan adanya perbedaan antara perkuliahan satu dengan perkuliahan lainnya. Perbedaan yang dirasakan adalah belajar dengan penuh kesadaran, belajar dengan keras dan memperoleh kepuasan tinggi.112 Pendapat senada juga dikemukakan Ivor. Menurutnya minat yang telah disadari terhadap mata kuliah mungkin sekali akan menjaga pikiran mahasiswa sehingga dapat menguasai mata kuliah yang sedang dipelajari.113 Berdasarkan uraian ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat mahasiswa terhadap mata kuliah memperbesar peluang hasil belajarnya. Selain itu dengan minatnya mahasiswa akan lebih menyukai mata kuliah di Universitas. Dengan demikian minat belajar mahasiswa terhadap mata kuliah istima>‘ adalah suatu kesukaan terhadap kegiatan-kegiatan dari suatu mata kuliah di Universitas. Adapun cara yang dilakukan dosen untuk meningkatkan minat belajar istima>‘ di dalam Lab adalah dengan menggunakan CD interaktif.114 Dengan penggunaan CD pembelajaran yang interaktif ini memiliki dampak yang besar dalam meningkatkan minat belajar istima>‘ bagi para mahasiswa. Hal ini disebabkan karena CD pembelajaran tersebut mensinergiskan antara audio, visual, dan gesture pelakunya. Pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif karena dengan bantuan CD pembelajaran yang variatif tersebut membuat para mahasiswa menjadi semangat untuk belajar istima>‘. Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang disarikan dari berbagai ahli, maka untuk kepentingan minat belajar mahasiswa terhadap mata kuliah istima>‘ dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa dan berfungsi sebagai pendorong dalam berbuat sesuatu yang akan terlihat pada indikator ‚dorongan dari dalam, rasa senang, memberi perhatian dan berperan serta dalam kegiatan pembelajaran istima>‘ ‛.
112
187.
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: CV Rajawali, 2006),
113 Ivor K. Davies, Strategi Belajar Mengajar, Penerjemah Moedjiono dan Moh. Dimyati (Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi, 1992), 40 114 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011.
54
MEDIA YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN ISTIMA>‘ Seperti diketahui, media merupakan komponen instruksional yang meliputi manusia, pesan dan peralatan. Dalam perkembangannya media mengikuti perkembangan teknologi. Menurut Miarso teknologi adalah suatu sistem yang diciptakan manusia untuk sesuatu tujuan tertentu. 1 Perkembangan teknologi pendidikan sudah ada sejak awal peradaban. Menurut Yusuf Hadimiarso dapat dilihat dari orang tua yang mendidik anaknya dengan cara memberikan pengalaman langsung dengan memanfaatkan lingkungannya.2 Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar saat ini adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. 3 Dalam pembelajaran bahasa Arab media sangat dibutukkan dalam penyampaian materi. Media-media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, istima>‘ atau menyimak antara lain: A. Media Berbasis Visual Dalam proses belajar mengajar media visual memiliki peranan yang amat penting. Media visual ini dapat membantu untuk memperlancar suatu pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Menurut Arief Sadiman. media visual ini dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari narasumber ke penerima pesan. 4 Media visual menurut Azhar Arsyad dapat pula menumbuhkan minat mahasiswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi kuliah dengan dunia nyata.5 Sedangkan Lannon beranggapan media visual berfungsi untuk: (a) menarik minat mahasiswa, (b) memadatkan informasi, (c) memudahkan untuk menafsirkan data.6 Agar menjadi lebih efektif media visual ini sebaiknya ditempatkan pada suatu konteks yang bermakna dan mahasiswa harus berinteraksi dengan visual ( )الصورةtersebut agar dapat meyakinkan terjadinya suatu proses informasi. Adapun media visual ini dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:
1 Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Rawamangun: Prenada Media,2005), 132. 2 Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, 133. 3 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Kelapa Gading Permai: PT RajaGrafindo Persada, 2009), 29. 4 Arief S. Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), 28. 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 91. 6 Jhon Lannon, Technical Writing (Boston: Litle Brown and Company, 1982), 261.
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
a. Grafik Arief Sadiman berpendapat media ini menunjukkan hubungan antara komponen-komponen, sifat-sifat yang tergambar pada proses tersebut dan menyederhanakan hal-hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyampaian pesan.7 Yang dapat menggambarkan hubungan antara konsep, struktur, organisasi dan isi sebuah materi. Sedangkan menurut Azhar Arsyad media adalah menampilkan sebuah grafik yang menggambarkan hubungan antara perbandingan unit-unit data yang cenderung pada data itu sendiri.8 Grafik yang disajikan dengan cepat dapat diinterprestasikan dan disajikan secara visual akan menjadi lebih menarik. Adapun grafik terbagi menjadi 4 yaitu : (a) grafik batang, (b) grafik garis, (c) grafik lingkaran, dan (d) grafik gambar. Berdasarkan pendapat tersebut grafik ini dapat ditampilkan menjadi data-data berupa angka yang bisa disajikan menjadi 4 macam seperti lingkaran, garis, gambar, dan batang. b. Gambar Gambar merupakan lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampilan suatu benda, menurut Arief Sadiman media gambar adalah media umum yang sering digunakan.9 Media gambar dalam pembelajaran bertujuan untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada mahasiswa. Adapun kelebihan media gambar tersebut antara lain: (a) sifatnya konkret maksudnya media ini lebih realistis karena dapat menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata, (b) media gambar dapat mengatasi masalah ruang dan waktu, media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan manusia, (c) media gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah atau memperbaiki kesalahfahaman (d) media gambar atau foto harganya relatif murah dan mudah didapat atau digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.10 Sedangkan media gambar jenis ini menurut Niken Ariani bersifat murah, mudah digunakan dan umum .11 Azhar Arsyad beranggapan media gambar dalam bahasa asing dapat digunakan untuk mendorong dan menstimulasi pengungkapan gagasan mahasiswa baik secara lisan maupun tulisan.12 7
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 34. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 138. 9 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 29. 10 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 31. 11 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), 91. 12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 119. 8
56
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Selain kelebihan-kelebihan tersebut menurut Arief Sadiman media gambar juga memiliki beberapa kekurangan antara lain: (a), media gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata, (b) media gambar atau foto terlalu kompleks sehingga kurang efektif jika digunakan untuk kegiatan pembelajaran (c) ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.13 c. Poster Dalam masyarakat poster bukan saja untuk menyampaikan pesan dan kesan-kesan tertentu, akan tetapi poster juga mampu mempengaruhi dan menarik seseorang untuk melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi seseorang untuk membeli produk suatu perusahaan, tidak melakukan seks bebas, untuk keluarga berencana, menyayangi binatang dan sebagainya. Sedangkan menurut Yusufhadi Miarso media visual ini termasuk media yang dapat memeragakan dan menyampaikan pesan secara langsung.14 Media visual jenis poster ini merupakan jenis media gambar diam, akan tetapi gambar-gambar yang tertera dalam poster tersebut mempunyai makna dan arti yang menyeluruh. Berdasarkan uraian di atas terlihat jelas bahwa penggunaan media jenis ini tidak membutuhkan biaya yang amat mahal, tetapi dapat membuat mahasiswa menjadi mudah mengingat, senang membaca, dan senang mempraktekkan sesuatu dibandingkan dengan menjelaskan. d. Papan Tulis Media jenis ini adalah media yang paling sering digunakan oleh para dosen. Media jenis ini termasuk dalam media jenis visual. Menurut Azhar Arsyad jika guru kurang paham dalam memanfaatkan papan tulis maka sama dengan setengah guru ( )يساوي نصف مدرس.15 Media jenis ini dalam penyampaian pesannya lebih didominasi oleh indera penglihatan. Sebagaimana dalam proses pengajaran bahasa Arab contoh pengajaran nah}wu, dosen masih cenderung menggunakan media tersebut dalam menjelaskan dan menuliskan materi dengan bantuan spidol dan mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen tersebut. Media jenis ini juga termasuk media yang murah dan mudah untuk didapatkan.
13
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 31. Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, 462. 15 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 14
2004), 77.
57
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
B. Media Berbasis Audio Berbeda dengan media visual atau grafis, media audio berkaitan erat dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan oleh media jenis ini diberikan ke dalam lambang-lambang yang auditif, baik verbal (ke dalam katakata bahasa lisan) maupun nonverbal. ` Media audio menurut Yusufhadi Miarso merupakan kombinasi antara rekaman audio dan bahan-bahan visual diam.16 Sedangkan menurut Niken Ariani audio digunakan untuk mendengarkan berita-berita yang bagus dan aktual dan juga digunakan untuk mengetahui proses-proses atau peristiwa penting yang terjadi dalam masyarakat. 17 Media audio ini dibagi menjadi beberapa jenis antara lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa. a) Radio Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan suatu kejadian atau peristiwa. Tidak dapat dipungkiri penggunakan radio juga bermanfaat bagi para pendengarnya. Sebagai contoh masyarakat yang pada saat dilahirkan sudah diberi keterbatasan atau kekurangan dalam melihat cenderung sangat membutuhkan media seperti radio untuk mendapatkan informasi atau perkembangan yang terjadi di masyarakat. Menurut Niken Ariani media radio ini merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, serta mendapatkan informasi dari beberapa kejadian dan peristiwaperistiwa penting yang sedang marak dibicarakan. 18 Radio itupun dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Sebagai media pembelajaran yang telah berevolusi, berbagai bentuk teknologi audio telah muncul. Seperti yang termasuk rekaman audio (kaset, cartridge, dan reel ke reel). Perangkat penyimpanan yang paling umum dan ekonomis, audio yang digunakan dalam instruksi adalah kaset audio. Kaset audio dianggap paling ekonomis karena biaya awal mereka relatif rendah dan bisa dihapus serta digunakan kembali berkali-kali. Adapun kelebihan-kelebihan dalam media radio ini antara lain : (a) harganya relatif murah dibandingkan dengan televisi, (b) sifatnya mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain, (c) jika digunakan bersamasama dengan alat perekam radio dapat mengatasi masalah penjadwalan karena program pembelajaran dapat direkam dan diputar lagi kapan saja (d) radio
16
Yusuf Hadimiarso, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan, 463. Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 93. 18 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 93. 17
58
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
dapat mengembangkan daya imajinasi anak (e) radio dapat merangsang partisipasi para pendengarnya.19 Sedangkan menurut Azhar Arsyad media radio ini dapat digunakan untuk mendukung sistem pembelajaran secara tuntas.20 Oleh karena itu, kegunaan media radio ini harus dipertimbangkan dalam pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab. Mahasiswa dapat mendengarkan suara penutur asli bahasa Arab yang didengarnya untuk dijadikan model dalam latihan pengucapan. Adapun suara yang diucapan mahasiswa itu sendiri dapat direkam dan dibandingkan dengan ucapan penutur asli bahasa Arab. 2) Tape Recorder Arief Sadiman berpendapat tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi.21 Media ini dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai pengantar atau pembuka pelajaran ketika memperkenalkan topik bahasan sampai evaluasi belajar.22 Penggunaan media jenis ini cenderung mudah untuk digunakan karena ada beberapa kelebihan dalam penggunaan media pita magnetik ini antara lain: (a) alat perekam pita magnetik mempunyai fungsi ganda yaitu untuk merekam dan memperdengarkan rekaman serta menghapusnya. Playback pun dapat dilakukan setelah rekaman selesai pada mesin yang sama, (b) rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya dapat dipakai kembali, (c) pita rekaman dapat digunakan sesuai dengan jadwal yang ada, (d) dapat digunakan untuk kegiatan di luar kampus seperti wawancara dengan pihak luar (e) pembelajaran bahasa dapat membantu mahasiswa dalam merekam pembicaraannya sehingga mereka mengetahui dimana letak kesalahan dalam pengucapan suatu bahasa.23 Di bandingkan dengan program radio, program kaset memiliki kelemahan sebagai berikut: (a) daya jangkaunya terbatas. Jika radio disiarkan dapat menyiarkan pendengar yang massal ke tempat-tempat yang berbeda, sedangkan program kaset hanya terbatas di tempat program disajikan saja (b) dari segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal. 3). Laboratorium Bahasa Laboratorium bahasa adalah tempat untuk melatih mahasiswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi 19
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 50. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 149. 21 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 52. 22 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 148. 23 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 54. 20
59
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Menurut Niken Ariani Lab digunakan oleh dosen atau mahasiswa untuk mencari informasi yang berkaitan dengan pembelajaran.24 Media yang dipakai adalah alat perekam. Selain itu juga di dalam Lab terdapat media-media seperti televisi, DVD, alat mendengar dan mengucapkan.25 Dalam laboratorium bahasa, mahasiswa duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. 26Mahasiswa mendengar suara dosen yang duduk di ruang kontrol lewat headphone atau dalam pembelajaran bahasa mendengar suara dari penutur asli yang diperdengarkan dosen melalui bantuan CD. Pada saat mahasiswa menirukan ucapan dosen atau native speaker mahasiswa juga mendengar ucapan suaranya sendiri lewat headphonenya, sehingga mereka dapat membandingkan ucapannya dengan ucapan dosen dan native speaker.27 Dengan demikian mahasiswa mampu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya. 4). Film Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses pembelajaran bahasa. Film tersebut dapat membantu dalam penyampaian pesan terhadap para pemirsanya. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh film di berbagai bidang. Sebagai suatu media, film memiliki beberapa kelebihan antara lain: (a) Film merupakan belajar yang umum. Baik mahasiswa yang cerdas maupun yang lamban dalam memperoleh informasi akan memperoleh informasi-informasi dari film yang sama. Keterampilan membaca atau penguasaan bahasa yang kurang bisa diatasi dengan menggunakan film, (b) Film sangat berguna untuk menerangkan suatu proses pembelajaran, (c) film mampu menceritakan kembali kejadian pada masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah dimasa lampau, (d) film dapat memikat perhatian mahasiswa, (e) film dapat mengatasi keterbatasan daya indra kita(f) film dapat membangkitkan motivasi mahasiswa. 28 C. Media Berbasis Audio-Visual Media audio-visual adalah salah satu media yang tergolong murah, ekonomis dan terjangkau. Sebagai contoh kalau kita membeli tape recorder hampir tidak membutuhkan biaya tambahan lagi bahkan pita rekaman yang 24
Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 53. Observasi di LAB Universitas Negeri Jakarta bahasa pada tanggal 14 maret 2011. 26 Observasi di LAB Universitas Negeri Jakarta bahasa pada tanggal 14 maret 2011. 27 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 54. 28 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 67. 25
60
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
telah dipakai dapat dihapus dan digunakan kembali untuk rekaman suatu hal yang baru, atau kita membeli CD interaktif yang dapat digunakan berulangulang dalam pembelajaran bahasa. Berbicara tentang media audio-visual Azhar Arsyad berpendapat bahwa media jenis ini dapat meningkatkan minat dan memotivasi para mahasiswa.29 Sedangkan menurut Iskandarwassid media jenis ini dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan para mahasiswa. 30 Di bawah ini akan dibahas beberapa media audio-visual diantaranya: 1). Televisi Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yang dimaksud proses komunikasi ini adalah penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran media tertentu kepada penerima pesan. Adapun proses komunikasi memiliki unsur komponen–komponen yang meliputi pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan adalah isi pelajaran yang ada di dalam kurikulum. Sumber pesannya boleh mahasiswa, dosen, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah mahasiswa atau juga dosen. Pada dasarnya para dosen dan ahli audio-visual menyambut baik perubahan ini. dosen-dosen mulai merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan karakter atau tingkah laku dari mahasiswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari pengalaman mereka, para dosen mulai belajar bagaimana cara mengajar mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lain. Para dosen menggunakan teknik yang berbeda karena Sebagian mahasiswa lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian melalui media audio, sebagian lagi lebih senang melalui media cetak, yang lain melalui media audio-visual, dan sebagainya.31 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat sangat berpengaruh terhadap pola komunikasi di masyarakat. Dibuatnya instrumen teknologi komunikasi seperti satelit,televisi, radio, video tape dan komputer yang memberi arti tersendiri bagi proses komunikasi antar-manusia seperti halnya teknologi secara umum. Teknologi komunikasi tidak mengenal batas-batas wilayah, ideologi, agama dan suku bangsa. Secara tidak kita sadari teknologi telah mengurangi secara dratis jarak dalam ruang dan waktu.32 29
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 149. Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 44. 31 Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 10. 32 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 1. 30
61
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
Pada periode awal PELITA 1 potensi media komunikasi terutama televisi mulai diidentifikasikan (diartikan) sebagai salah satu komponen penting dalam strategi pembaharuan dalam pendidikan. Serangkaian pengkajian dilakukan baik yang dilakukan secara interen atau sendiri maupun yang dilakukan dengan bantuan dari pihak asing seperti UNESCO. Pengkajian itu menunjukkan potensi dari media komunikasi massa, juga menunjukkan berbagai hambatan yang perlu dipertimbangkan. Hal ini menurut Yusufhadi Miarso terlihat pada pidato presiden kedua RI bapak Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1975 yang menyatakan penggunaan SKSD Palapa untuk penyebaran dan perluasan pendidikan keseluruh aspek di pelosok tanah air.33 Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi perubahan cara berfikir masyarakat, pemahaman cara belajar, kemajuan media komunikasi yang memberikan arti tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan 34. Kebudayaan merupakan sarana penerus nilai-nilai luhur, gagasan-gagasan, dan harapan-harapan suatu bangsa, sehingga setiap orang mampu berperan serta dalam transformasi nilai demi kemajuan bangsa dan negara. Pemanfaatan media teknologi ini perlu perlu diperhatikan pula dalam dunia pendidikan khususnya untuk menciptakan proses belajar yang lebih menarik dan efisien. Dalam dunia pendidikan media dapat dikategorikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan. Arief Sadiman mengatakan media itu mencakup televisi, menurutnya televisi adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesanpesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur-unsur gerak (gesture), menurutnya televisi juga dapat digolongkan kedalam jenis media massa.35 Sedangkan menurut Azhar Arsyad media televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.36 Kalau dilihat dari pemaparan pendapat di atas dapat dikatakan media televisi adalah suatu media yang bersifat interaktif yang mampu untuk menyampaikan pesan-pesan yang mudah dipahami oleh para pemirsanya. Menurut Yusufhadi Miarso ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan penggunaan media televisi bagi pendidikan, seperti efektifitas pedagogis.37 Sedangkan menurut Azhar Arsyad pertimbangan penggunaan media televisi terhadap dunia pendidikan diantaranya: bersifat
33
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 383. Danim Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan, 3. 35 Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 71. 36 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 51. 37 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 385. 34
62
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
sistmatis, bersifat teratur, berurutan dan terpadu.38 Media televisi secara tidak benar sering dibandingkan dengan sistem konvensional, yaitu pengajaran tatap muka di sekolah. Meskipun banyak studi yang menyimpulkan peserta dapat belajar secara efektif melalui televisi. 39 Adapun penggunaan media televisi secara tepat menuntut adanya kegiatan terpadu pada saat penerimaan. Jadi, jika program televisi digunakan untuk Universitas, program itu harus menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar yang dikelola oleh dosen. Banyak dari para dosen yang cenderung memilih menggunakan media yang sederhana dari pada media yang rumit.40 Hal ini sesuai dengan dalil usaha paling ringan ” (sebagai makhluk yang rasional, manusia cenderung melakukan hal yang paling ringan dengan resiko yang paling kecil). Sejalan dengan pendapat Yusufhadi Miarso, Danim Sudarwan beranggapan kalau masih banyak guru ataupun dosen yang memilih beban seminimal mungkin dalam mengajar, hal ini terbukti penggunaan metode ceramah yang banyak digunakan oleh mereka. 41 Jadi, besar kemungkinan dosen akan memilih papan tulis yang sudah dikenalnya, dibanding televisi yang isinya belum diketahui secara pasti. Kita ketahui kebutuhan pendidikan di Indonesia amat besar, sementara sumber belajar dan dana sangat terbatas. Sumber yang sedikit bila dibagi banyak akan berkurang. Sebaliknya bila sumber tersebut hanya digunakan sedikit saja di antara mereka yang membutuhkan akan menimbulkan melebarnya kesenjangan di antara mereka (Peserta Didik). Dalam hal penggunaan media televisi pertimbangan tentang skala penerimaan yang luas untuk mengejar tuntutan ekonomis (dengan biaya unit yang rendah) pada satu pihak sering kali bertolak belakang dengan pertimbangan kesesuaian dan keserasian kebutuhan mahasiswa. Untuk mendapatkan biaya unit yang rendah seyogyanya media perlu dipakai secara luas keseluruh aspek pendidikan. Hal ini berarti penyeragaman isi dan bentuk olahan pesan untuk mahasiswa yang mempunyai latar belakang pemahaman yang beragam. Bila ini dilakukan, akan kecil kemungkinannya untuk berhasil guna. Kita tahu sejak REPELITA 1 sebenarnya pemerintah sudah berniat untuk mengembangkan siaran televisi pendidikan untuk meningkatkan mutu sekolah. Untuk keperluan itu berbagai studi dan langkah persiapan, termasuk
38
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 51. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 52. 40 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 385. 41 Danim Sudarwan, Media Komunikasi Pendidikan,1. 39
63
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
pelaksanaan proyek perintisan telah pula dilakukan, dan sejumlah kebijakan telah pula digariskan. Bahkan untuk pertama kalinya media pendidikan dicantumkan dalam ketetapan MPR mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negar dimana ditentukan bahwa ” media pendidikan serta fasilitas lainnya perlu terus disempurnakan, ditingkatkan dan lebih didayagunakan.42 Dalam penyiaran televisi perlu juga diperhatikan kebutuhan dari para pemirsanya, menurut Yusuf Hadi kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan pragmatis, yaitu dengan menggunakan data lunak berupa persepsi, nilai dan keinginan yang dihayati oleh sekelompok perencana tentang apa yang diperlukan, dan mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan. 43 Mengingat sangat beragamnya warga belajar untuk pendidikan luar sekolah, langkah pertama adalah mengategorasikan mereka itu ke dalam berbagai kelompok seperti kelompok usi\a, kelompok status sosial, dan kelompok berdasakan demografi. Langkah berikutnya dengan menentukan prioritas penggarapan, dengan memperkirakan kebiasaan menonton pada sekelompok sasaran tertentu, dan mempertimbangkan kemampuan yang ada. Sasaran pemirsa untuk pendidikan luar sekolah dikelompokkan sebagai berikut: (a) Anak-anak prasekolah yang masih tinggal di rumah pada waktu pagi hari waktu siaran, (b) Ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di rumah (c) Remaja dan pemuda tidak sekolah namun berniat akan meningkatkan kemampuan untuk memasuki dunia kerja, (d) sepulang mereka dari sekolah pagi hari atau mereka yang masuk sekolah pada siang atau sore hari, (e) para eksekutif dan cendekiawan sebelum mereka berangkat kerja pada pagi hari. 44 Masing-masing kelompok sasaran itu kemudian dianalisis berdasarkan karakteristiknya, misalnya taraf pengetahuan minat dan pola kehidupannya. Adapun pengelompokkan karakteristiknya akan dirubah atau diperluas dengan adanya perubahan pada pola dan waktu siaran, kecuali pendekatan dengan data lunak ini akan ditingkatkan dengan kemampuan mengumpulkan data keras. Dalam dunia pendidikan media televisi mempunyai kelebihan, menurut Azhar Arsyad diantaranya: (a) televisi mampu untuk memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, dan drama, (b) televisi dapat membawa dunia nyata ke kelas-kelas ke rumah, dan sebuah peristiwa melalui siaran langsung, (c) televisi mampu menyajikan pogramprogram yang dapat dipahami oleh siswa pelajar dengan usia dan tingkat
42 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Ketetapan-Ketetapan MPR RI, (Jakarta: Sekertariat Jendral MPR-RI, 1988), 70. 43 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 395. 44 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 396.
64
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
pendidikan yang berbeda, (d) televisi dapat menghemat waktu dosen dan mahasiswa.45 Sedangkan menurut Arief Sadiman televisi memiliki kelebihan sebagai berikut: (a) televisi dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai, (b) televisi merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka, (c) televisi dapat mengikat perhatian sepenuhnya dari penonton. Seperti halnya film, Tv menyajikan informasi visual dan lisan, (d) televisi mempunyai realitas dari film tapi juga mempunyai kelebihan yang lain yaitu immediacy (objek yang baru saja ditangkap kamera dapat segera dipertontonkan), (e) televisi sifatnya langsung dan nyata.46 Dengan televisi mahasiswa dapat mengetahui kejadian-kejadian mutakhir. Mereka dapat mengadakan kontak dengan orang-orang besar/ terkenal dalam bidang keahliannya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara. Media televisi juga dapat mendorong para pemirsanya untuk dapat beragument dan memberikan saran atau masukan secara langsung terhadap kasus atau topik yang sedang hangat dibicarakan. Sebagai contoh hal yang dilakukan oleh stasiun televisi swasta seperti Metro TV. Tentu kita ingat kalau di Metro TV terdapat acara 10 pemilihan berita yang sedang hangat dibicarakan oleh publik. Pada tahap ini Metro TV memberikan kepada pemirsa untuk berargumentasai terhadap topik yang ingin ia pilih, dan dalam ber argumentasi terjadi interaksi antara pembawa acara dan pemirsa yang menelepon. Hal ini dapat menunjukkan bahwa, media televisi dapat membantu menumbuhkan sifat kritis pada masyarakat Indonesia. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa: ”media TV sangat besar pengaruhi” kepada para pemirsanya .47 Akan tetapi perlu diingat bahwasanya televisi juga mempunyai dampak negatif bagi para pemirsanya. Penggunaan televisi telah banyak menyita waktu para pemirsanya Dalam seminggu, pemirsa di Indonesia menonton televisi selama 30-35 jam, atau 15601820 jam setahun. Angka ini jauh lebih besar ketimbang jumlah jam belajar di sekolah dasar yang tak lebih dari 1000 jam/tahun. Maka, ketika seorang anak menginjak usia SMP, dia
45
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 52. Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan, 71. 47 Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 410. 46
65
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
sudah menyaksikan televisi selama 15.000 jam. Sementara, waktu yang dihabiskannya untuk belajar tak lebih dari 11.000 jam saja.48 Hal ini menunjukkan bahwa dalam menonton perlu ada pengawasan jika anak-anak yang menjadi pemirsanya. Oleh karena itu, ketika seorang anak menonton pertengkaran yang dilakukan oleh para wakil rakyat, selayaknya para orang tua memberikan pengertian terhadap para anaknya. Media TV ini juga mempengaruhi aspek kebudayaan. Media televisi dalam menyampaikan pesan budaya juga dapat mengganggu bahkan dapat menghilangkan kebudayaan penduduk aslinya. Hal ini dapat terlihat dari siaransiaran yang ditawarkan media televisi terhadap pemahaman para pemirsanya. Sebagai contoh banyak dari berbagai stasiun televisi swasta yang menawarkan atau menyiarkan program televisi yang dapat mempengaruhi kebudayaan. Seperti acara-acara peperangan, pembunuhan, fashion, style music, dsb. Kita lihat dalam acara-acara peperangan yang ditawarkan oleh televisi sangat berpengaruh negatif terhadap para pemirsanya khususnya pada anakanak. Kita banyak lihat pada masa kini banyak pelajar yang saling menyakiti antara satu dengan yang lainnya, bahkan tidak sedikit juga yang sampai membunuh. Hal ini terjadi karena transisi budaya perang yang ditawarkan oleh barat sangat bertentangan sekali dengan kebudayaan timur yang cenderung lebih arif dan santun. Permasalahan yang tidak kalah peliknya adalah menyangkut pola dan gaya hidup barat, dapat kita lihat acara-acara yang disajikan dalam televisi banyak menyajikan budaya barat yang serba bebas dan terbuka, hal ini tentu sangat berbahaya terhadap kebudayaan timur yang sangat bertentangan dengan barat. Jadi, tidak heran jika pada saat ini kita lihat dandanan anak muda yang sudah tidak lagi mengindahkan kesopanan dalam berpakaian, lalu kasus pelecehan seksual dan seks bebas yang melanda semua kalangan masyarakat, mulai dari rakyat biasa, artis, pejabat bahkan sampai ulama sekalipun. Dalam dunia pendidikan khususnya dalam pengajaran bahasa Arab tentu kita masih ingat pembelajaran bahasa Arab yang disiarkan di TVRI. Dimana pengajaran meliputi aktivitas-aktivitas dalam keseharian, namun harus diingat penggunaan media televisi jenis ini juga membutuhkan biaya yang cukup mahal. Dari semua uraian tersebut dapat disampaikan bahwa manusia bahkan anak-anak dapat mengingat 10% dari apa yang mereka lihat, 15% dari apa yang mereka lihat dan dengar, namun sekitar 75% dari apa yang mereka lihat dan dengar dan lakukan secara bersamaan, hal ini diperkuat juga dengan pendapat 48 Http/literasimedia.wordpress.com/2007/07/20mematikan-televisi-siapa-takut/ diunduh 4 februari 2010.
66
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Azhar Arsyad yang mengatakan manusia mendapatkan informasi sebanyak 13% dari yang ia dengar, 12% dari yang mereka lihat dan 75% dari yang mereka lihat, dengar secara bersamaan.49Berdasarkan pendapat sebelumnya dapat diketahui penggunaan media yang menarik dapat membuat pembelajar akan lebih memahami materi yang diajarkan.50 2). Media Komputer Pembelajaran lebih dikenal dengan istilah multimedia pembelajaran. Model pembelajaran berbasis komputer merupakan perkembangan pembelajaran berprogram (programed instruction) yang lebih dikenal AECT. Dalam pembelajaran berbasis komputer mahasiswa berhadapan dan melakukan interaksi langsung secara individu dengan media yang dikembangkan.51 Oleh karena itu pembelajaran jenis ini memiliki ciri antara lain: komputer sebagai sarana pengembangan multimedia, bersifat interaktif, dan pelayan pembelajaran secara individu. Sementara itu Azhar Arsyad berpendapat bahwa pembelajaran bermedia komputer yaitu komputer berperan sebagai CMI (Computer- Managed instruction) dan sebagai CAI (Computer Assisted Instruction).52 Kendala pembelajaran bermedia komputer ini juga masih dialami dalam dunia pendidikan, karena pembelajaran berbasis ini juga masih di tentang oleh beberapa tokoh, diantaranya ada yang beranggapan kalau penggunaan media seperti komputer ini memerlukan biaya yang sangat mahal dan dapat menghilangkan interaksi antara mahasiswa dengan dosennya.53 Pendapat Bambang dalam wawancara penulis di oxfor course beliau mengatakan bahwa penggunaan media seperti komputer tidak memiliki dampak positif dalam pembelajaran.54 Saat ini, banyak sekolah yang mulai menggunakan media elektronik seperti televisi atau perangkat ajar lainnya, termasuk yang cukup canggih dan popular, yaitu komputer. Komputer di dunia pendidikan tidak hanya digunakan untuk mempelajari seluk beluk komputer, tetapi juga sebagai media instraksional (pembelajaran). Hal ini didasarkan pada potensi komputer yang dapat dimanfaatkan untuk dunia pendidikan. Proses pembelajaran dapat juga dilaksanakan dengan bantuan komputer. 49
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 10. Neo Mai dan Ken K.T.Neo, Innovative Teaching: Using Multimedia In a Problem – Based Learning Environment ( Selangor: University of Slangor, 2001), 1. 51 Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, 113. 52 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 96. 53 Molenda Heinich and Russell, J.D. Instructional Media and The New Technologies of Instruction (New York: John Wiley & Sons, 1996), 8. 54 Hasil wawancara pada tanggal 25 maret 2011-05-06. 50
67
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
Menurut Alessi dan Trollip (1991) program-program ini dikenal dengan istilah berikut: Computer Assisted Instructional (CAI) atau Computer Based Education (CBE) atau Instractional Assisted Learning (IAL) atau
Instractional Aplication Computer (IAC) atau computer based instruction (CBEI). Komponen tersebut sangat penting untuk menyajikan materi pembelajaran yang efektif,efisien,dan menarik.55 Sedangkan menurut Azhar Arsyad dalam CAI terdiri atas: (a), Tutorial terprogram, adalah seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah diprogram terlebih dahulu, (b) tutorial intelejen, yang mana pertanyaan mahasiswa dihasilkan oleh intelegensia artificial bukan dari sesuatu yang terprogram, (c) driil and practice, digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep atau aturan prosedur telah dijelaskan kepada siswa dan (d) simulasi, adalah memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, efisien dan perorangan.56 Dalam pembelajaran bermedia komputer mahasiswa berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dengan mahasiswa terjadi secara individual dan komputer memang memiliki kemampuan untuk itu. Dengan demikian apa yang dialami oleh seorang mahasiswa akan berbeda dengan apa yang dialami mahasiswa lainnya. Karena inilah komputer digunakan dalam sistem pembelajaran. Oleh sebab itu, pendapat ini menentang teori yang mengatakan bahwa penggunaan media komputer dapat menghilangkan interaksi para penggunanya.57 Media berbasis komputer ini sangat bermanfaat dan sangat menjanjikan jika digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena pada saat ini media komputer tidak lagi menjadi sebuah media yang mahal seperti pada masa lalu. 3). CD Pembelajaran Dalam dunia pendidikan dewasa ini tentu penggunaan teknologi sudah tidak asing lagi. Penggunaan CD dalam pembelajaran bersifat dua karakteristik, ada yang bersifat tidak interaktif dan yang interaktif. Kalau kita berbicara CD pembelajaran yang tidak interaktif, tentu kita ketahui media ini hanya menggunakan media suara saja atau teks dan suara dalam pembelajaran, hal ini memungkinkan mahasiswa tidak memiliki minat dan semangat dalam belajar. Berbeda dengan CD yang tidak interaktif, CD pembelajaran yang interaktif 55 Stephen Alessi And Trollip, Computer Based Instruction: Method and Development (New Jersey: Prentice Hall, 1991). 21. 56 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 97-98. 57 Heinich, R., Molenda, M., dan Russell, J.D, Instructional Media and The New Technologies of Instruction (New York: John Wiley & Sons, 1996), 8.
68
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
dalam penyajiannya mengkolaborasikan lebih dari satu media seperti audio, visual, gambar, teks atau gesture native speaker. Sedangkan menurut Azhar Arsyad CD interaktif mengkombinasikan teks, grafik, animasi, suara, dan video.58 Menurut Yusufhadi Miarso media interaktif ini memiliki karakteristik yang mana mahasiswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa untuk berinteraksi selama proses pelajaran berlangsung. 59 Menurut Azhar Arsyad informasi yang disajikan melalui CD pembelajaran yang interaktif berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau televisi dan media jenis ini dapat didengar suaranya dan dilihat gerakannya.60 Media CD yang interaktif ini bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media CD yang interaktif melibatkan banyak indera, terutama indera mata dan telinga yang digunakan untuk menyerap informasi.
58
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 170. Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 465. 60 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 172. 59
69
Media yang digunakan dalam pembelajaran istima>‘
70
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN CD PEMBELAJARAN DALAM PELAJARAN ISTIMA>‘ DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Menyimak merupakan kemampuan dasar dalam mata kuliah bahasa Arab. Oleh karena itu, selayaknya dalam pembelajaran menyimak harus dibangun pondasi yang kuat. CD pembelajaran yang digunakan pada mata kuliah istima>‘ sejak tahun 2008 di Lab UNJ dibuat oleh Kristen Brustad dengan judul الكتاب يف تعلّم العربية. CD pembelajaran tersebut digunakan untuk mengajar mahasiswa tingkat satu dalam mata kuliah istima>‘. Cara penggunaannya dikelompokkan menjadi 2 cara. Cara pertama diterapkan pada kelas A yang mana dalam penyampaiannya hanya diperdengarkan suara saja, sedangkan CD pembelajaran yang diterapkan pada kelas B mengkolaborasikan antara suara, gambar, gesture dan teks secara bersamaan. Adapun tujuan dari penggunaan CD pembelajaran tersebut untuk menciptakan pembelajaran istima>‘ yang lebih variatif dan menyenangkan. Kegiatan dan teknik dalam memperoleh kemampuan menyimak di Jurusan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta terdiri dari beberapa tingkatan diantaranya: tahap pemula diawali dengan latihan pendengaran berupa pengenalan (identifikasi), tahap menengah latihan mendengarkan dan menirukan dan tahap akhir latihan mendengarkan, memahami dan demonstrasi. Di bawah ini akan dibahas secara lebih mendalam kegiatan dan teknik memperoleh kemahiran menyimak dan teknik-teknik yang digunakan dosen pada mata kuliah istima>‘ di Lab UNJ, antara lain: A. Teknik Pengajaran Keterampilan Menyimak di Lab UNJ Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengajar, diantaranya adalah penguasaan teknik dan materi pembelajaran. Agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien seyogyanya para dosen bahasa memahami dan menentukan strategi pembelajaran dengan tepat. Menurut Iskandarwassid yang dimaksud dengan teknik pembelajaran adalah suatu pengetahuan yang dimiliki oleh dosen tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh dosen untuk menguasai materi yang akan disajikan kepada mahasiswa di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar materi perkuliahan dapat dipahami secara baik oleh mahasiswa.1 Di lain pihak Roestiyah beranggapan bahwa teknik pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh dosen.2 1 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 67. 2 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), 1.
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwasanya teknik pembelajaran sangat dibutuhkan oleh seorang dosen untuk memudahkan para mahasiswanya dalam memahami materi perkuliahan yang disampaikan. Keterampilan menyimak adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Iskandarwassid berpendapat keterampilan reseptif adalah proses penerimaan isi bacaan, baik yang tersurat maupun yang tersirat.3 Pada waktu proses pembelajaran, keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan lainnya, termasuk keterampilan berbicara. Keterampilan menyimak bahasa asing tidak bisa dipisahkan dengan keterampilan berbicara. Antara menyimak dan berbicara merupakan dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan, layaknya dua orang yang sedang berdialog atau bercakap-cakap. Keduanya saling bertukar pikiran, posisi ketika lawan bicaranya sedang mengutarakan maksud, ide, atau perasaannya. Adapun fungsi yang harus dijalankan oleh seseorang yang sedang diajak berbicara adalah sebagai penyimak/ pendengar. Karena menyimak sangat dipengaruhi oleh apa yang didengar maka, Menurut Mackey, teknik pengajaran menyimak yaitu latihan pengucapan (pronounciation drill), latihan ekspresi,4 sedangkan menurut Ahmad Fuad Effendi dalam menyimak dibagi menjadi tiga tahapan yaitu latihan pengenalan (identifikasi), latihan mendengar dan menirukan, dan latihan mendengar dan memahami.5 Di bawah ini akan dibahas lebih lanjut kelima tahapan-tahapan dalam pembelajaran menyimak. 1. Latihan Pengucapan (pronounciation drill) di Lab UNJ Di UNJ, latihan Pengucapan diawali dengan kalimat-kalimat pendek dengan ritme dan intonasi yang tepat, mahasiswa pertama-tama mendengarkan kemudian menirukan ucapan dosen atau rekaman yang terdapat pada CD pembelajaran 1. Cara pengucapan seperti ini, sama halnya seperti metode langsung. Dimana para mahasiswa diberikan latihan-latihan di dalam Lab untuk mengasosiasikan kalimat secara langsung.6 Sedangkan menurut Ahmad Fuad Effendi metode langsung adalah proses belajar bahasa Arab yang dilakukan secara intensif dalam komunikasi.7
3
423. 101-104.
4
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, 59. William Francis Mackey, Language Teachiing Analysis (Longman: Longman,1976),
5
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2003),
6
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa , 59 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , 36.
7
72
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Bunyi rekaman untuk latihan pengucapan pada CD pembelajaran I di Lab UNJ adalah sebagai berikut: امسي مها حممد أبو عايل:مها حممد أبو عايل أنا مصريّة أسكن يف مدينة نيويورك يف منطقة بروكلني والدي مصري يعمل يف األمم ادلتّحدة و والديت فلسطينيّة تعمل يف جامعة نويورك وأنا طالبة يف نفس اجلامعة
8
وأدرس فيها األدب اإلجنليزي
Latihan pengucapan merupakan latihan yang digunakan untuk melatih para mahasiswa dalam melafalkan huruf-huruf dalam bahasa Arab, latihan pengucapan ini sangat membantu para mahasiswa untuk dapat menyampaikan pesan dan maksud kepada penutur asli. Kesalahan dalam penyampaian dan pemahaman terhadap pesan itu dapat disebabkan karena kurang fasih}nya pembicara dalam mengucapkan bahasa asli dari penutur aslinya. Dalam proses latihan pengucapan mahasiswa bersifat hanya mendengarkan saja. Pada materi pembelajaran ini mahasiswa diajarkan mendengarkan perbedaan kata-kata ادلؤنّث وادلذكرberupa pengucapan beberapa negara yang diucapkan atau dilafalkan pengungkapannya:
oleh
native
speaker.
adapun
bentuk
العراق قريبة من السعودية.العراق
.1
الكويت صغرية.الكويت
.2
القطر قريبة من البحرين.القطر
.3
العمان قريبة من اليمن.العمان
.4
اليمن قريبة من السعودية.اليمن
.5
9
Tujuan yang ingin dicapai pada tahap ini adalah agar mahasiswa mampu membedakan penggunaan kata yang digunakan untuk menunjukkan ‛laki-laki atau perempuan‛, hal ini dimaksudkan agar mereka saat berbicara dengan penutur asli mampu menggunakan tatabahasa yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakan.
2001) 1.
8
Kristen Brustad, dkk, ( الكتاب في تع ّلن العربيتGeorgetown: Georgetown University Press,
9
Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 12.
73
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
Pada tahap awal ini mahasiswa dilatih untuk mengindentifikasi tatabunyi bahasa Arab tersebut yang tidak sama dengan bahasa Indonesia. Latihan menyimak juga untuk membedakan bunyi huruf yang hampir sama tetapi bentuk tulisannya berbeda seperti contohnya dalam bahasa Arab antara hamzah ( ) ءdan ‘ain ( ) عseperti pada kata تعمل, األدب, kof ()ق, kaf ()ك, seperti pada kata منطقة, العراقdari kedua contoh tersebut mahasiswa diharapkan mampu menangkap perbedaan pengucapan kedua huruf tersebut, karena jika mereka salah dalam mendengar perbedaan bunyi tersebut dapat mengakibatkan kesalah fahaman makna. Latihan identifikasi ini juga dilakukan dengan mempersepsi bunyibunyi dan frase-frase terhadap artinya.10 Seperti pada bunyi- bunyi kata العراق, منطقة, القطرdan sebagainya. Kalau kita lihat pada bahasa Indonesia kemiripan bunyi lebih banyak didominasi oleh kata-kata. Ada beberapa kata yang mempunyai makna berbeda tetapi mempunyai kemiripan bunyi, contoh antara kata bank dan bang. Dosen dalam hal ini bisa menjadi model, tetapi menurut Ahmad fuad Effendi sebaiknya yang menjadi model adalah rekaman dari native speaker sehingga dosen terhindar dari kelelahan, kesalahan dan kekurangtepatan dalam pengucapan.11 Latihan tatabunyi sudah dibiasakan sejak awal pembelajaran di Jurusan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta, karena kesalahan yang dilakukan pada awal pembelajaran bahasa akan mudah diperbaiki, sebaliknya kesalahan yang sudah menjadi kebiasaan akan menghabiskan waktu lama untuk memperbaikinya. Hal ini tidak berarti mahasiswa harus betul dalam melafalkan bunyi secara sempurna sehingga menghalangi mahasiswa untuk berani berbicara, yang perlu ditekankan dalam hal ini adalah agar kesalahan dalam pelafalan tatabunyi tidak menjadi kebiasaan yang sukar untuk diperbaiki. Dalam pemahaman tatabunyi ini juga dapat membantu para mahasiswa dalam memahmi konteks dan teks yang sedang dibicarakan. Di antara bentuk latihan menyimak (istima>‘) selain bentuk dengar dan tiru, seperti yang diungkapkan di atas adalah mendengarkan lagu. Allen dan Valette mensyaratkan lagu harus mengandung salah satu poin grammar atau mempunyai pelafalan (tatabunyi) yang baik.12 Mahasiswa akan mendapat pelafalan tatabunyi dengan pola kalimat yang benar yang terkandung dalam 10
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa , 230. Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , 104. 12 Edward David Allen and Rebecca M.Valette, Classroom Technique: Foreign Languages and English as a Second Language (New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1977), 42. 11
74
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
syair lagu dan cenderung lebih melekat lama dipikiran mahasiswa. Tapi perlu diingat tidak semua lagu menampilkan intonasi, pelafalan dan ritme yang benar, oleh karena itu saat penyeleksian lagu harus dilakukan secara teliti agar tujuan awal memberikan latihan mendengarkan tatabunyi dapat tercapai. Menurut Mackey latihan mendengarkan tatabunyi melalui lagu termasuk pada jenis aktivitas rote (penghafalan yang dilakukan tanpa berpikir), latihan lain yang termasuk dalam tahap ini adalah listen and repeat drill 13 (latihan dengar dan ulang), menyalin, merekam dan model dialog. Mengapa dalam tahap ini disebut rote/penghapalan tanpa berpikir? Itu semua disebabkan dalam mendengarkan tatabunyi atau latihan mendengar mengulang/menirukan dan latihan-latihan yang disebutkan sebelumnya tidak menekankan pada pemahaman, akan tetapi pada tahap ini yang difokuskan hanya mendengarkan pelafalan/ tatabunyi.14 Jenis pelatihan ini belum diterapkan di Jurusan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta karena lebih cenderung pada pemahaman teks dan CD pembelajaran. Jenis latihan menghafal lain adalah dengan membaca secara lantang. Dimana pada proses ini mahasiswa dalam membaca tidak ditekankan untuk memahami apa yang dibaca, melainkan untuk memperbaiki kesalahan ucapan, intonasi, dan ritme yang dilakukan mahasiswa. Adapun membaca lantang yang dilakukan mahasiswa seperti contoh pembacaan teks di bawah ini: لبيا قريبة من تونس. لبيا.1 لبنان صغرية. لبنان.2 السعودية كبرية. السعودية.3 سوريا بعيدة عن ادلغرب. سوريا.4 15
اجلزائر كبرية. اجلزائر.5
Latihan membaca secara lantang ini dipraktekkan oleh dosen dengan cara membacakan kata atau kalimat. Mahasiswa dalam membaca pada kasus ini tidak ditekankan untuk memahami apa yang dibaca, membaca di sini hanya untuk memperbaiki kesalahan pelafalan, intonasi, dan ritme yang dilakukan oleh mahasiswa.
258.
13
William Francis Mackey, Language Teaching Analysis (Longman: Longman, 1976),
14
William Francis Mackey, Language Teaching Analysis, 258. Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 12.
15
75
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
2. Latihan Identifikasi di Lab UNJ Latihan ini dimaksudkan untuk melatih spontanitas mahasiswa, kecepatan dan ketepatan dalam mengidentifikasi dan mengasosiasikan makna ujaran yang didengarnya.16 Sementara itu Iskandarwassid berpendapat pada latihan identifikasi ini dibagi menjadi tiga jenis antara lain: (a) identifikasi tanpa retensi pesertanya dituntut untuk mendemonstrasikan pemahaman melalui penggunaan bahasa secara aktif, (b) identifikasi seleksi terarah dengan retensi pendek/ terbatas, (c) identifikasi dengan retensi yang memerlukan waktu yang panjang.17 Adapun bentuk-bentuk latihannya di antaranya: Pertama, dosen menyebutkan kata-kata, mahasiswa menyebutkan kata lain yang ada hubungannya dengan kata tersebut. Dalam latihan ini pula selain mahasiswa dituntut untuk menyebutkan kosakata yang diinginkan, diharapkan mahasiswa juga mengetahui makna kosakata yang disebutkan. Di UNJ, latihan demonstrasi yang diterapkan pada mahasiswa jurusan bahasa Arab di dalam pemahaman teks sebagai berilkut: امسي مها حممد أبو عايل:مها حممد أبو عايل أنا مصريّة أسكن يف مدينة نويورك يف منطقة بروكلني والدي مصري يعمل يف األمم ادلتّحدة و والديت فلسطينيّة تعمل يف جامعة نيويورك وأنا طالبة يف نفس اجلامعة
.
18
وأدرس فيها األدب اإلجنليزي
Pada tahap ini mahasiswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi ujaran dan memahami maksud dari ujaran tersebut, seperti dalam kalimat والديت فلسطينيّة تعمل يف جامعة نويورك. Kalau dilihat pada contoh kalimat di atas, dosen
mendengarkan bacaan tersebut kepada mahasiswa dengan menggunakan CD pembelajaran 1, dan pada tahap ini mahasiswa hanya mendengarkan saja. Walaupun didengar secara bersama-sama pemahaman kata atau kalimat yang ditangkap oleh setiap mahasiswa memiliki perbedaan pemahaman antara satu dengan yang lainnya. Mayoritas dari mahasiswa tidak faham ketika diperdengarkan sekali saja, hal ini disebabkan karena mayoritas dari mereka berasal dari SMA yang belum terbiasa dalam mendengarkan lah}jah orang
16
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , 112. Iskandarwassid dan Dadang Suhenda, Strategi Pembelajaran Bahasa , 231. 18 Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 1. 17
76
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Arab,19 akan tetapi ketika dosen menerangkan sepintas dan memberi pemahaman kepada mereka dan ketika CD diputar dan diperdengarkan kembali secara perlahan, mahasiswa mulai cepat dalam mengidentifikasi ujaran yang dikatakan oleh native speaker. Setelah kegiatan tersebut, proses pembelajaran dilanjutkan dengan pertanyaan yang diberikan oleh dosen kepada para mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk memahami bunyi-bunyi ujaran dalam bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa asli mahasiswa ( )اللغت األمdan memahami ujaran yang dikatakan oleh native speaker, kemudian mahasiswa diminta untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen mengenai bunyi-bunyi ujaran dan pemahaman dari konteks tersebut. Adapun contoh pertanyaannya antara lain: ......... مااسم ادلمثّلة ىذا فلم؟.1 .......أين تسكن خالة مها؟
.2
.....ىل والد مها و والدهتا مشغوالن؟
.3
........أين يعمل أب مها؟
.4
20
........أين تعمل أم مها؟
.5
Adapun contoh ujaran yang disebutkan oleh mahasiswa seperti pada kata ممثّلة, ىذا, مشغول, berdasarkan contoh-contoh kata tersebut terjadi perbedaan antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia khususnya dalam pelafalan huruf ث ّ dibaca tsa, شdibaca sya dan ذdibaca dza. Dalam hal ini dosen memberi perhatian secara khusus kepada bunyibunyi yang mirip dan asing bagi para mahasiswa, kegiatan sejenis ini sama seperti juga dengan kegiatan menyimak ekstensif.21 Penyajian pelajaran menyimak secara langsung diajarkan oleh dosen secara lisan dengan bantuan CD pembelajaran 1 yang hanya menggunakan suara dan teks saja. CD jenis ini penting karena mahasiswa akan mendengarkan model-model ucapan yang benar, akurat yang langsung berasal dari penutur asli bahasa Arab. O’malley dan Chamot beranggapan dalam tahap identifikasi yang harus diperhatikan adalah bagaimana para mahasiswa dapat memahami bunyibunyi yang diperdengarkan dan dapat mensinergikan secara cepat informasi-
19
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011. Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت. 21 Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa Bandung, cet 2, 2008), 39. 20
77
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
informasi yang telah disimak untuk meyakinkan bahwa informasi-informasi yang telah didengar dapat dimengerti dan dikuasai.22 Dengan penggunaan CD pembelajaran jenis ini, dosen terhindar dari kelelahan dan juga dari kemungkinan kesalahan atau kekurang tepatan dalam pengucapan bahasa Arab. Dalam memberikan latihan-latihan dalam mengidentifikasi bunyibunyi pada bahasa Arab tentu saja harus sesuai dengan mahasiswa dan tujuan yang ingin dicapai yang biasanya telah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun bentuk latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman identifikasi bunyi mahasiswa antara lain: Gambar 1 Latihan identifikasi bentuk 1 Dosen/Rekaman Mahasiswa Mahasiswa A أمل Mahasiswa B علم Mahasiswa B علم Mahasiswa A أمل Gambar 2 Latihan Identifikasi bentuk II. Dosen Mahasiswa Mendengarkan Bunyi Mengidentifikasi Bunyi ق منطقة قريبة بروكلني العراق
ق ك ق
Gambar 3 Latihan Identifikasi bentuk II.23 Dosen/Rekaman Mahasiswa مجيل-جبني مجيل-زميل صيام-شيمة مسرح-مسجد
S S TS S
22 O’Malley and Anna Uhl Chamot, Learning Strategies in Second Language Acquisition (Cambridge: Cambridge University Press, 1990), 45. 23 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa, 102.
78
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Dari ketiga contoh di atas dapat dilihat pada tahap ini mahasiswa hanya dilatih untuk mendengarkan, membedakan dan memahami bunyi-bunyi ujaran dalam bahasa Arab. Mahasiswa diharapkan mampu untuk membedakan perbedaan bunyi panjang dan pendek dan bunyi-bunyi sebuah kata-kata yang hampir mirip dalam pelafalannya. Adapun respon yang diberikan kepada mahasiswa dilakukan secara lisan, segera setelah model selesai diperdengarkan, baik individual maupun klasikal, lalu secara tertulis yang selanjutnya diperiksa oleh dosen.24 Di akhir pelajaran mahasiswa diminta untuk menyebutkan bunyi-bunyi ujaran yang telah mereka dengar. Mahasiswa pada tahap akhir ini diharapkan mampu menyebutkan perbedaan-perbedaan bunyi yang terdapat pada bahasa Indonesia dan bahasa Arab secara benar. 3. Latihan Mendengarkan dan Menirukan di Lab UNJ Di Jurusan bahasa Arab berdasarkan pengamatan penulis di Lab UNJ pada pembelajaran istima>‘ tahap dua hanya melakukan latihan mendengarkan dan menirukan. Pada latihan mendengarkan dan menirukan mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mendengarkan saja, akan tetapi mereka juga dituntut untuk mendengarkan secara fokus dan hati-hati. Hal ini dilakukan agar mahasiswa mampu untuk mendengarkan dan menirukan secara baik dan benar bunyi-bunyi yang keluar dari native speaker. Seperti dalam mendengarkan kalimat-kalimat atau kata-kata negara berikut ini: سوريا بعيدة من تونس.سوريا.1 لبنان صغرية. لبنان.2 السعودية كبرية. السعودية.3 سوريا بعيدة عن ادلغرب. سوريا.4 25
اجلزائر كبرية. اجلزائر.5
Meskipun latihan-latihan menyimak bertujuan untuk melatih pendengaran, akan tetapi dalam prakteknya selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan pemahaman, bahkan yang disebutkan terakhir inilah yang menjadi tujuan akhir dari latihan menyimak. Pada contoh kalimat-kalimat dan kata-kata di atas, mahasiswa dilatih untuk mendengar dan memahami kata dan kalimat dalam bahasa Arab secara benar. Setelah mahasiswa mampu mengenal bunyi-bunyi bahasa Arab melalui 24 25
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011. Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 12.
79
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
bunyi-bunyi ujaran yang didengar, maka mahasiswa diharapkan mampu mengucapkan dan memahami makna yang terkandung dalam ujaran tersebut. Di samping itu Pada tahap awal ini, mahasiswa dilatih untuk mendengarkan dan menirukan kata-kata, bunyi-bunyi dan pola kalimat baru. Kegiatan ini dilakukan oleh dosen. Dosen memperkenalkan kata-kata, bunyibunyi, pola kalimat yang baru atau dalam waktu yang sengaja dibuat untuk latihan menyimak. Latihan jenis ini dikhususkan pada bunyi–bunyi bahasa Arab bagi para mahasiswa.26 Contoh dari kegiatan tersebut adalah mahasiswa diperdengarkan bunyi-bunyi bahasa asing (Arab) lah}jah orang mesir seperti pada kata: (a) huruf jim dibaca dengan huruf gim contoh pada kata جتارةyang dibaca ‛tiga
منطقة
قريبة
قريبة
العراق
العراق
قدم
قدم
Gambar 2 Latihan pengucapan bunyi yang berdekatan. Dosen Mahasiswa
26 27
80
حرب
حرب
خرب
خرب
خالة
خالة
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011. Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
لبنان
لبنان
Gambar 2 Latihan vokal panjang dan pendek. Dosen Mahasiswa عراق
عراق
بريد
بريد
بارد
بارد
والد
والد
Gambar 3 Latihan pengucapan vokal bertasydid.28 Dosen Mahasiswa كسر
كسر
كسر ّ
كسر ّ
ك ّفر
ك ّفر
سلم
سلم
سلّم
سلّم
كفر
كفر
Pemberian latihan dan mendengarkan yang diberikan kepada mahasiswa menurut Iskandarwassid termasuk dalam kegiatan mendengar secara umum.29 Oleh sebab itu, pada tahapan ini mahasiswa hanya dituntut untuk dapat merespon stimulus yang sesuai yang diberikan oleh dosen.
4. Latihan Mendengar dan Memahami di Lab UNJ Tahap selanjutnya, setelah mahasiswa mengenal bunyi-bunyi dalam bahasa Arab dan dapat mengucapkannya, mahasiswa dilatih untuk dapat memahami bunyi. Latihan seperti ini bermaksud supaya mahasiswa mampu memahami bentuk dan makna dari apa yang didengarnya.
28 29
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , 103-104. Iskandarwassid dan Dadang Suhenda, Strategi Pembelajaran Bahasa , 237.
81
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
Latihan mendengar dan memahami yang dilakukan di Lab UNJ menggunakan berbagai macam cara atau teknik, adapun teknik yang digunakan dosen di Lab antara lain: a. Latihan Melihat dan Mendengar di Lab UNJ Pada tahap ini dosen memperdengarkan materi yang sudah terekam pada CD pembelajaran 1, adapun materi-materi yang diperdengarkan pada CD pembelajaran ini antara lain ( الثقافة، العامية، االستماع، القواعد، القصة،) ادلفردات. Dalam proses melihat dan mendengarkan mahasiswa melihat teks dengan mendengarkan CD pembelajaran 1 yang diputar oleh dosen tapi perlu diketahui pada jenis pelatihan yang menggunakan CD pembelajaran 1 mahasiswa tidak melihat gesture penutur aslinya, tetapi mahasiswa hanya melihat teks dan mendengarkan perkataan yang diucapkan oleh native speaker. Adapun materi yang diperdengarkan adalah perkataan native speaker berupa cerita tentang kehidupannya seperti contoh teks di bawah ini: والدي مرتجم متخصص يف ترمجة من و إىل اللغة العربية واإلجنلزية و الفرنسية:مها حممد أبو عايل و والديت موظّفة يف مكتبة القبول يف جامعة نيويورك والدي مشغول دائما و والديت أيضا مشغولة بالعمل يف النّهار وبشغول البيت يف ادلساء يل خالة إمسها ىانت تسكن يف ادلدينة لوسأجنلس يف والية كليفرنيا حيث تعمل يف البنك .30 أنا بنت واحدة يف العسرة و أنا فعال واحدة Menurut Tarigan proses menyimak dengan cara melihat dan mendengarkan seperti ini dapat membuat kegiatan pembelajaran istima>‘ lebih menarik, sehingga para pelajar bahasa khususnya bahasa Arab dapat memahami dengan baik bunyi-bunyi dari bahasa Arab secara baik dan benar.31 Adapun dalam pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran 1 ini tidak dilengkapi dengan gambar dan gesture native speakernya, akan tetapi hanya menggunakan suara dan teks saja dalam teknik pengajarannya. b. Latihan Membaca dan Mendengar di Lab UNJ Pada tahap ini dosen memperdengarkan materi yang ada pada CD pembelajaran 1. Dalam proses kegiatannya mahasiswa membaca teks (dalam hati) dan mengikuti materi yang diperdengarkan.32 Kemudian pada tahap selanjutnya dosen memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk membaca teks, dan mahasiswa yang lain mendengarkan. Hal seperti ini dilakukan secara Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 18. Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa Bandung, cet 2, 2008), 150. 32 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011. 30 31
82
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
bergantian dalam Lab.33 kemudian dilakukan secara bergantian seperti dalam membaca teks: الصيف ّ فاجلو حار ج ّدا يف ّ ال:مها حممد أبو عايل ّ أحب مدينة نويورك كثريا بسبب اإلزدحام والطقس
ودرجة رطوبة عالية و بارد ج ّدا يف الشتاء أحسن فصل بالنّسب يل ىو اخلريف
والدي و والديت مشغوالن دائما،أشعر أحيانا بالوحدة يف ىذه ادلدينة الكبرية 34
.تونسي ويل صديقة واحدة فقق إمسها ليلل وىي أمريكيّة من أصل ّ
Kegiatan membaca yang dilakukan mahasiswa seperti ini dilakukan secara berulang-ulang oleh setiap mahasiswa. Mereka mencoba untuk membaca dan mendengar secara baik, adapun tujuan kegiatan seperti ini dimaksudkan agar para mahasiswa terbiasa dalam mendengar bahasa Arab sehingga mereka mampu untuk meningkatkan kemampuan istima>‘ / menyimak. Pada awal perkuliahan, perbendaharaan kosa kata yang dimiliki mahasiswa masih sangat rendah, khususnya mahasiswa yang berasal dari SMA.35 oleh karena itu, pada awal perkuliahan dosen memilihkan kosa kata dan struktur kalimat yang mudah dipahami oleh mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak merasa kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab.36 c. Latihan Mendengarkan dan Meragakan di Lab UNJ Dalam latihan ini, mahasiswa diminta melakukan gerakan atau tindakan nonverbal sebagai jawaban terhadap stimulus yang diperdengarkan oleh dosen. Kegiatan ini tidak dibatasi pada ungkapan sehari-hari yang digunakan oleh dosen di dalam kelas seperti أكتةو- إجمس- إفتح الكتاب- إقرأ: Tetapi juga kegiatan-kegiatan yang berlaku di luar kelas yang dapat didemonstrasikan, seperti: يضحك فريد، تبكي فاطوت. Demonstrasi menurut Iskandarwassid melakukan segala sesuatu yang telah dipahami atau menggunakan bahan pelajaran yang telah dipahami setelah mengalami kegiatan mendengarkan secara tuntas.37 Maksud demonstrasi di sini mahasiswa diharapkan mampu mengungkapkan kembali segala sesuatu yang telah mereka pahami seperti : (a) مها من مصر, (b) تسكن يف مدينة نيويورك. Kegiatan ini dilakukan untuk menanamkan pemahaman yang lebih mendalam kepada setiap Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011. Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 39. 35 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011. 36 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 maret 2011. 37 Iskandarwassid dan Dadang Suhenda, Strategi Pembelajaran Bahasa , 231. 33 34
83
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
mahasiswa dalam memahami kata atau kalimat dalam bahasa Arab secara baik. d.Latihan Mendengarkan dan Memahami di Lab UNJ Tahapan ini adalah tahap akhir, mendengarkan sesuatu untuk mendapatkan informasi tersurat/ ekplisit atau tersirat/ implisit, yang memerlukan pengamatan dan penalaran lebih jauh, yang dinyatakan secara jelas. Contohnya dalam memahai teks sebagai berikut: الصيف ّ فاجلو حار ج ّدا يف ّ ال:مها حممد أبو عايل ّ أحب مدينة نويورك كثريا بسبب اإلزدحام والطقس ودرجة رطوبة عالية و بارد ج ّدا يف الشتاء أحسن فصل بالنّسب يل ىو اخلريف والدي ووالديت مشغوالن دائما،أشعر أحيانا بالوحدة يف ىذه ادلدينة الكبرية 38
.تونسي ويل صديقة واحدة فقق إمسها ليلل وىي أمريكية من أصل ّ
Dalam hal ini mahasiswa mendengarkan teks tentang "Maha" yang tinggal di kota New York seorang diri karena kedua orang tuanya selalu sibuk. Dalam proses pembelajaran tahap awal dosen hanya memperdengarkan teks yang dibacakan kepada mahasiswa dan mahasiswa mendengar tanpa melihat buku. Kemudian pada tahap kedua dosen mulai mewajibkan mahasiswa untuk memahami teks yang diperdengarkan dan diucapkan oleh native speaker.39 Dalam hubungan dengan latihan mendengarkan untuk pemahaman ini menurut Ahmad Fuad Effendi perlu diperhatikan tujuh hal, ketujuh hal tersebut di antaranya: (a) pendengar menerima informasi melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan penempatan persediaan (juncture), (b) dalam tutur pembicaraan atau dalam teks yang dilisankan, biasanya terdapat gagasan pokok dan gagasan penunjang, (c) dalam memilih teks lisan hendaknya pengajar memperlihatkan hal-hal berikut: usia, minat, kosakata yang dimiliki mahasiswa, tingkat kematangan dan kecepatan mahasiswa dalam mengikuti teks lisan, (d) kecepatan yang wajar tentu merupakan tujuan akhir pelajaran. Kelima, penggunaan alat peraga banyak sekali manfaatnya, (e) untuk tingkat lanjut situasi perlu dibuat mendekati situasi sehari-hari, (f) dosen sebaiknya menulis kata-kata kunci sebelum perkuliahan dimulai dan menjelaskan maknanya, (g) dosen hendaknya menyampaikan kepada mahasiswa dengan jelas apa yang harus mereka kerjakan, (h) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap apa yang didengarkannya, maka setiap materi yang disajikan hendaknya dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan dan (i)
38 39
84
Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 39. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 28 maret 2011.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
respon atau jawaban para mahasiswa bisa bervariasi, oleh karena itu, dosen perlu menunjukkan teks lisan yang disajikan kepada mahasiswa.40 Sedangkan menurut Dawson hal yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan pemahaman antara lain: (a) menyimak dengan reaksi berkala, maksudnya pembicara dalam mendengarkan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan-pertanyaan, (b) menyimak secara seksama, maksudnya penyimak dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara dan (c) menyimak secara aktif, maksudnya mahasiswa menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan dari pembicara.41 Dalam kehidupan manusia baik di sekolah, universitas, bank, rumah, dan kantin tentu saja akan terjadi proses percakapan atau dialog. Dalam hal ini maksudnya untuk menyampaikan tujuan atau gagasan yang diinginkan. Menurut Penny dialog adalah teknik pengajaran bahasa yang tradisional, yang mana mahasiswa melafal dialog dalam hati, kemudian mempraktekannya di depan kelas secara berpasangan42, atau mempraktekkannya secara individual. Kegiatan semacam ini dilakukan oleh mahasiswa pada pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran 1 sebagaimana contoh dialog yang dilakukan mahasiswa sebagai berikut: السالم عليكم:أمحد السالم ّ وعليكم:علي
ما امسك؟، إمسي أمحد:أمحد أين تسكن؟، إمسي علي:علي . أنا أسكن يف جاكرتا يف منطقة رواماجنون:أحود ماذا يعمل والدك ووالدتك؟:علي ىي مدرسة يف ادلدرسة اإلبتدائيّة، والدي موظف حكومي يف الوزارة الدينية و أمي موظفة حكوميّة أيضا:أحود أين تدرس أنت؟:علي . أدرس يف جامعة جاكرتا احلكوميّة:أحود أىال وسهال:علي
43
أهال بك:أحود
Dalam hal ini dosen berhati-hati dalam menunjuk mahasiswa yang maju untuk mendemonstrasikan sebuah dialog ke depan kelas, mahasiswa yang 40
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , 106-108. Dawson Mildred, Guiding Language Learning (New York: Harcourt, Brace and World, 1963), 154. 42 Penny Ur, A Course in Language Teaching: Practice and Theory (New York: Cambridge University Press, Cet 1, 1966), 131. 43 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 28 maret 2011. 41
85
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
pemalu jangan ditunjuk untuk maju pertama, dan dosen juga harus memperhatikan atmosfir yang terjadi di ruang Lab.44 Dosen memberikan waktu kepada mahasiswa untuk berlatih sebelum mendemontrasikan percakapan di depan kelas.45 Berdasarkan hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemaksaan dalam melakukan suatu hal harus dihindari sedini mungkin dalam proses pembelajaran istima>‘. Pada tahap akhir perkuliahan dosen meminta para mahasiswa untuk mendemonstrasikan pemahaman yang mereka raih dari proses menyimak suatu tema, baik penyimakan percakapan, kosa-kata sampai pada struktur kalimat.46 Kelebihan-kelebihan model dialog menurut Penny adalah mahasiswa mampu untuk mengekspresikan perasaan bahagia, sedih, bosan, dan perasaan lainnya sesuai dengan tema yang diminta oleh dialog.47 B. Kriteria dan Pendekatan Memperoleh Kemampuan Menyimak CD Pembelajaran 1 di UNJ 1. Kriteria Memperoleh Kemahiran Menyimak Seperti diketahui sebelumnya, ruang belajar merupakan salah satu konteks sosial yang di dalamnya terjadi hubungan interaksi antara dosen dengan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Interaksi sosial akan terjadi apabila adanya proses komunikasi antara dua insan, itu semua dapat dikatakan interaksi walaupun proses komunikasi tersebut hanya sekedar bertatap mata. Soekanto mengartikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorangan dengan kelompok manusia.48 Ruang belajar sebagai tempat bertemu antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan mahasiswa tidak diragukan lagi sebagai konteks sosial yang riil, meskipun dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Menurut Iskandarwassid ruang belajar adalah suatu tempat yang dimaksudkan untuk meningkatkan minat belajar mahasiswa.49 Kelas dapat disejajarkan dengan keluarga ketika seorang mahasiswa mempelajari bahasa pertamanya, begitu pula dalam mempelajari bahasa Arab, kelas sebagai tempat pertama dalam menuangkan ide, mendengar ungkapanungkapan dan memahami isi dari ucapan-ucapan, baik yang keluar dari dosen Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 28 maret 2011. Jeremiy Harmer, The Practice of English Language Teaching (Longman: Longman, Cet 3, 2001), 271.\ 46 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 28 maret 2011. 47 Penny Ur, A Course in Language Teaching: Practice and Theory, 131-132. 48 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: P.T Grafindo Persada, 2006), 55. 49 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, 104. 44 45
86
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
ataupun mahasiswa sehingga wajar kalau di dalam kelas mahasiswa dilatih untuk memahami ungkapan bunyi-bunyi ujaran dari native speaker. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mampu melakukan kegiatan menyimak di berbagai situasi dan kondisi yang ada di luar kelas/masyarakat. Untuk mendapatkan kemahiran menyimak di dalam ruang belajar bahasa, maka yang bisa dilakukan antara lain menyimak secara konservatif, apresiatif, eksploratif, dan konsentratif.50 Ada hal-hal yang perlu dilakukan dalam peningkatan menyimak secara konservatif antara lain: (menyiagakan, mengadakan norma-norma dalam menyimak, membuat rekaman percakapan kelas, membuat daftar norma-norma, mengevaluasi percakapan-percakapan kelas, dan mendorong mahasiswa untuk mengevaluasi diri), dalam menyimak jenis ini dosen di dalam kelas berusaha memberikan stimulus-stimulus kepada mahasiswa agar mampu merespon segala bunyi-bunyi dan bacaan-bacaan yang didengarkan, sehingga mahasiswa mampu mengevaluasi secara pribadi kekurangan-kekurangan yang mereka miliki. Sedangkan pada menyimak apresiatif hal yang diperhatikan antara lain: (keresposifan dan pengolahan serta pengembangan cita rasa), pada tahap ini dosen berusaha menumbuhkan ( ذوقrasa bahasa) para mahasiswa dalam merespon bunyi-buyi atau ujaran-ujaran yang diputarkan oleh dosen dengan menggunakan CD pembelajaran 1 yang hanya menggunakan suara dalam proses pembelajarannya. Eksploratif antara lain: (menyimak kata-kata yang telah didaftarkan di papan tulis, melaksanakan beberapa keahlian atau konstruksi) sedangkan hal yang diperhatikan dalam menyimak konsentratif antara lain: (permainan sederhana, bercerita kembali, dan membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan-adegan cerita tersebut). Pada tahap ini dosen menuliskan daftar kosakata yang ada pada CD pembelajaran 1 di papan tulis, kemudian memberikan stimulus ungkapan yang ada di CD pembelajaran 1. Pada tahap akhir perkuliahan, mahasiswa diminta untuk menceritakan kembali bunyibunyi atau ujaran yang telah didengar. Di lain pihak Webb menyarankan dalam meningkatkan kemampuan menyimak, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: pertama, (menghindari ketergesa-gesaan, memahami maksud sendiri, memperhatikan perbedaan pemakaian bahasa, memahami prasangka sendiri, memahami prasangka pembicara, memeriksa fakta-fakta pembicara, menyimak pembicara sampai
50
Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 160-165.
87
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
selesai, memanfaatkan waktu menyimak sampai sebaik-baiknya dan memahami maksud pembicara).51 Model kegiatan dalam belajar seperti ini menekankan pada proses mendengar secara lebih teliti lagi, dimana dalam menyimak mahasiswa dituntut untuk berhati-hati, tidak tergesa-gesa dalam menyimak, mahasiswa dituntut untuk dapat menceritakan kembali dan dapat mengevaluasi diri mereka secara individu maupun kelompok sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efektif. Kedua adalah cara memandang peranan motivasi mahasiswa. Dalam hal ini dapat terlihat jika mahasiswa bersifat analitik, kooperatif dan memiliki empati, dengan demikian mahasiswa mampu menyimak dengan baik. Dengan kata lain dalam belajar menyimak seyogyanya para dosen mampu meningkatkan motivasi mahasiswa terlebih dahulu, sebelum perkuliahan dimulai.52 Motivasi yang diberikan dosen dalam perkuliahan berupa penambahaan nilai dan pemberian hadiah kepada mahasiswa yang mampu mendemonstrasikan hasil simakannya.53 Peran dari dosen dalam meningkatkan proses menyimak ini difokuskan ke dalam dua hal, yaitu: (1) memfasilitasi proses menyimak di antara semua mahasiswa di dalam Lab. (2) dosen bertindak sebagai partisipan yang independent dalam grup yang dibentuknya. Selain dua peranan di atas, dosen diasumsikan mempunyai peranan sebagai analis kebutuhan dan konselor yang merangkap sebagai tempat curahan untuk menyimak sesuatu yang keluar dari mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Anderson mengungkapkan hal senada tentang peranan dosen dalam proses menyimak, menurutnya dosen dalam proses menyimak berperan sebagai fasilitator saja yang hanya bertugas untuk mendengarkan, bukan bertindak sebagai penilai apa yang telah dikatakan dan mengorek fakta-fakta tambahan.54 Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa, dosen hanya berperan sebagai motivator yang bertugas untuk membangkitkan motivasi mahasiswa dalam menyimak.
51
Webb Jr. Ralph, Interpersonal Speech Communication (New Jersey: Prentice-Hall,
1975), 147. Webb Jr. Ralph, Interpersonal Speech Communication, 147. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 11 April 2011. 54 Anderson Paul S, Language Skills in Elementary Education ( New York: Macmilan Publishing, 1972), 72. 52 53
88
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
C. Pendekatan Dalam Memperoleh Kemahiran Menyimak CD Pembelajaran 1 di UNJ Dalam pembelajaran istima>‘ menciptakan suasana yang baik sangat diperlukan. Untuk menciptakan suasana yang baik dapat dilakukan dengan empat cara di antaranya: (a) bahasa kedua digunakan untuk mengatur keadaan kelas, (b) bahasa asing digunakan sebaai bahasa pengantar (c) adanya porsi latihan percakapan dan diskusi dan (d) berbasis dialog.55 1. Bahasa Arab Digunakan Untuk Mengatur Keadaan Kelas Pendekatan ini bukan saja digunakan pada perencanaan kegiatan saja, melainkan selama terjadi interaksi di dalam kelas. Pelajaran dimulai dan diakhiri dengan bahasa Arab, begitu juga jika terjadi suatu masalah harus dipecahkan dengan menggunakan bahasa Arab. Semua proses interaksi di dalam kelas sangat membutuhkan komunikasi yang sangat tinggi. Azhar Arsyad berpendapat bahwa mahasiswa membutuhkan keterbiasaan secepat mungkin, bahasa Arab yang sedang mereka pelajari tidak bisa diperlakukan sama dengan mata kuliah lainnya karena bahasa itu sendiri harus dipraktekkan.56 Terkadang dalam proses belajar mengajar dosen masih menggunakan bahasa pertama dalam pembelajaran. Memang semuanya harus diputuskan secara tuntas dan jelas, tetapi bagaimanapun hal tersebut merupakan kesempatan yang baik untuk penggunaan bahasa Arab. Bahasa Arab di sini difungsikan sebagai alat untuk berkomunikasi antara dosen dengan mahasiswa, sementara mahasiswa akan melihatnya bukan hanya sebagai drill atau latihan pola-pola yang tidak bermakna akan tetapi bahasa Arab digunakan juga dalam keseharian. Oleh sebab itu, sangat penting untuk langsung memfasilitasi segala sesuatu yang dapat menunjang bahasa Arab untuk digunakan dalam kegiatan rutin dan kehidupan sehari-hari, baik di dalam kelas maupun di luar kelas agar terbangun kebiasaan berbahasa Arab dalam aktivitas sehari-hari. 2. Bahasa Arab Digunakan Sebagai Bahasa Pengantar Pada umumnya para pelajar bahasa Arab memperoleh sedikit materi tentang penguasaan komunikasi dalam bahasa Arab atau materi-materi nonlinguistik lainnya yang dapat memotivasi mereka dalam penggunaan bahasa
55 William Littlewood, Comunicative Language Teaching (New York: Cambridge University Press, 1983), 45. 56 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajaran, 2003), 69.
89
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
Arab. Salah satu jalan keluar dari permasalahan di atas adalah dengan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam perkuliahan. Berkaitan dengan hal ini, penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional telah diatur oleh undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: Bahasa Arab dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa Arab peserta didik.57 William berpendapat ada tiga tipe penggunaan bahasa kedua sebagai bahasa pengantar di antaranya: (a) sekolah yang berkonsep billingual, mengunakan bahasa kedua untuk semua mata pelajaran, (b) sekolah yang berkonsep billingual dalam bentuk modifikasi, yang mana penerapan bahasa asing sebagai pengantar hanya digunakan dalam beberapa matapelajaran saja, (c) sekolah yang guru-gurunya secara individu hanya menyediakan waktu sedikit di dalam kelas tetapi lebih banyak waktu untuk mengajarkan bahasa kedua, ini banyak berkaitan dengan negara penutur bahasa asing tersebut yang berkenaan dengan sejarah, geografi, dan latarbelakang budayaanya. 58 Di dalam kelas dosen menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa terbiasa mendengarkan bahasa Arab. 3. Percakapan. Percakapan membutuhkan penyimakan yang baik dan penggunaan bahasa yang benar. Hal ini seharusnya tidak menjadi penghalang untuk mengembangkannya, karena fungsinya yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi, percakapan memberi dampak seperti:(a) membuka banyak stimulus untuk berinteraksi dan berkomunikasi, bertambahnya pengalaman, minat, dan opini mahasiswa. Kegiatan seperti ini bisa menghadirkan materi yang bersifat visual yang mampu membawa aspek dunia luar masuk kedalam kelas, kegiatan bisa diteruskan dengan kegiatan menulis, (b) percakapan juga menyediakan konteks komunikasi yang luas, mahasiswa diharapkan mampu mempertahankan percakapan dalam jangka waktu yang cukup lama, misalnya dengan memperkenalkan topik baru atau memutar pembicaraan ke arah yang lebih mendalam, (c) percakapan menyediakan waktu untuk mahasiswa dalam mengekspresikan dirinya agar berpengalaman dalam penggunaan bahasa Arab.
57
Lihat Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naional William Littlewood, Comunicative Language Teaching (New York: Cambridge University Press, 1983), 46. 58
90
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Percakapan yang dilakukan mahasiswa UNJ berupa percakapan yang berkaitan dengan materi yang terdapat di CD pembalajaran Percakapan awalnya dimulai oleh dosen dengan memberikan contoh, setelah itu barulah mahasiswa secara bergiliran melakukan percakapan dengan teman sebarisnya. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam proses memahami penyimakan, sehingga mahasiswa terbiasa mendengar dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Latihan percakapan di bawah ini diberikan oleh dosen kepada mahasiswa, dan setiap mahasiswa mendomentrasikan percakapan tersebut dengan teman disampingnya. adapun contoh percakapannya antara lain: يا فهمي كيف حالك؟:أمحد وأنت؟، أنا خبري واحلمد هلل:فهمي ماذا تفعل يف العطلة يافهمي؟، أنا خبري واحلمد هلل:أمحد أذىب إىل شاطئ البحر:فهمي يوم سعيد:أمحد 59
. شكرا ياحبييب:فهمي
Dalam percakapan ini Harmer menyarankan sebaiknya seorang dosen harus memaksimalkan ‚waktu berbicara kepada mahasiswanya‛ hal ini disebabkan, karena mahasiswa butuh banyak praktek dalam berbahasa dibandingkan dengan dosen. Dan untuk dapat membiasakan hal-hal tersebut dosen harus mencari jalan untuk terus mengembangkan kemungkinankemungkinan dalam berinteraksi dan berkomunikasi di dalam kelas. 4. Berbasis Dialog dan Bermain Peran dalam Pembelajaran Bahasa Arab Tujuan utama dari pendekatan ini dimaksudkan sebagai terapi dalam memfungsikan linguistik. Melalui bahasa Arab, tujuannya dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa memahami lingkungannya dengan segala problemnya. Para mahasiswa juga harus diberikan tema dalam berdialog dan bermain peran, menurut Roestiyah dalam bermain peran tersebut seyogyanya mahasiswa mampu mendramatisasikan tingkah laku, gerak-gerik wajah seorang dalam hubungan dengan komunitas sosial dan mampu mengucapkan hurufhuruf secara baik dan benar.60 William berpendapat agar dosen mampu untuk mengidentifikasi batasan dari model interaksi dengan simulasi seyogyanya dosen harus mengetahui ciri–ciri sebagai berikut: (a) ketika berada di luar kelas, mahasiswa
59 60
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 11 April 2011. Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 90.
91
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
biasanya ingin lebih memenuhi kebutuhan komunikasinya secara luas dan bervariasi berdasarkan dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari, (b) mahasiswa akan membutuhkan banyak pola-pola yang bervariasi dalam berkomunikasi dan (c) mahasiswa diharuskan menjadi bagian dari berbagai macam interaksi social yang membutuhkan kesesuaian pola kalimat dengan situasi komunikasi yang berlangsung.61 Kegiatan ini pun bisa diawali dengan diskusi kemudian dilanjutkan dengan yang diaplikasikan dalam bermain peran. Pada tahap ini mahasiswa diberi tema tentang iklim, dan mereka diberi kesempatan untuk bermain peran di dalam Lab, adapun contoh teks tema yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa antara lain: كيف اجلو يف اخلارج يا أوليا:ديين اجلو بارد ج ّدا:أوليا أي فصل اآلن؟ ّ :ديين
األمطار:أوليا
معك مظلّة؟، يا أوليا:ديين نعم:أوليا .62 احلمد هلل:ديين Keempat pendekatan di atas mengintegrasikan beberapa bentuk manfaat di antaranya: (a) kebutuhan pemahaman menyimak disimulasikan dengan kebutuhan komunikasi dalam pembelajaran bahasa Arab, (b) untuk mengeksplorasi kebutuhan mahasiswa diperkenalkan pada kelas yang berbasis materi nonlinguistik yang memotivasi mahasiswa untuk dapat memahami suatu hal yang dibicarakan. Seorang dosen harus terus memotivasi mahasiswa untuk berinteraksi dengan menggunakan bahasa Arab dan (c) penggunaan model percakapan dan bermain peran, selain memperdalam materi dapat meningkatkan kemampuan berkomuniasi dan kemampuan menyimak para mahasiswa tingkat satu Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta. D. Teknik Pengajaran Keterampilan Menyimak CD Pembelajaran 2 CD pembelajaran ini digunakan di LAB UNJ, pada tahap kedua ini peneliti ingin memaparkan teknik pengajaran menyimak dengan menggunakan CD pembelajaran 2 sebagai alat bantu dalam pembelajaran istima>‘ yang
61 62
92
William Littlewood, Comunicative Language Teaching, 50. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 11 April 2011.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
mengkolaborasikan antara gambar, teks, suara dan gesture. Adapun tahap pembelajarannya antara lain: 1. Latihan Pengucapan (pronounciation drill) di Lab UNJ Pada tahap awal ini mahasiswa mendengarkan dan melihat ucapan yang keluar dari native speaker yang mereka lihat secara langsung melalui bantuan media televisi yang diperbantukan dengan menggunakan CD interaktif. Dalam prosesnya ketika mahasiswa mendengarkan ucapan native speaker mereka juga diperlihatkan langsung melalui gambar lingkungan yang akan disampaikan sehingga timbullah imaginasi mahasiswa terhadap subjek yang ingin dibicarakan. Pada tahap selanjutnya setelah mahasiswa mendengar dan melihat gambar-gambar situasi secara langsung, maka timbullah penguatan di dalam daya ingat mereka terhadap situasi yang dilihat, sehingga mempermudah mahasiswa dalam menirukan ucapan yang diucapkan pada CD pembelajaran tersebut. Setelah itu mereka menirukan ucapan yang dikeluarkan oleh native speaker atau rekaman yang terdapat pada CD pembelajaran 2, pengucapannya pun selain mahasiswa mendengarkan mereka juga melihat secara langsung ekspresi wajah dari native speaker.63 Dosen di sini hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses penggunaan CD pembelajaran. Adapun yang mereka dengar dan lihat dalam rekaman CD pembelajaran 2 adalah: امسي مها حممد أبو عايل:مها حممد أبو عايل أنا مصريّة أسكن يف مدينة نويورك يف منطقة بروكلني والدي مصري يعمل يف األمم ادلتّحدة و والديت فلسطينسة تعمل يف جامعة نويورك وأنا طالبة يف نفس اجلامعة .
64
وأدرس فيها األدب اإلجنليزي
Yang membedakan antara CD pembelajaran 1 dan 2 adalah pada CD pembelajaran 2 mahasiswa melihat dan mendengarkan kata-kata yang keluar dari lisan native speaker secara bersamaan dan mereka dituntut untuk dapat mengulangi kata-kata yang keluar dari native speaker tersebut. Sebagai contoh kalimat أنا مصريّةpada CD pembelajaran 1 mahasiswa hanya menyimak dan langsung mengucapkan saja, sedangkan pada CD pembelajaran 2 kata مصريّة 63 64
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 Maret 2011. Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 1.
93
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
selain didengarkan mahasiswa juga diperlihatkan gambar yang identik dengan negara Mesir yaitu gambar Piramida. Persamaan dengan CD pembelajaran 1, Pada tahap ini juga mahasiswa diajarkan mendengarkan perbedaan kata ادلؤنّث وادلذك ّذرberupa pengucapan beberapa negara yang diucapkan atau dilafalkan oleh native speaker yang bentuk pengungkapannya sebagai berikut: العراق قريب من السعودية.العراق.1
65
الكويت صغرية.الكويت
.2
قطر قريبة من البحرين.قطر
.3
عمان قريبة من اليمن.عمان
.4
. اليمن قريبة من السعودية. اليمن.5
Latihan menyimak pada penggunaan CD pembelajaran 2 ini sama dengan latihan pada penggunaan CD pembelajaran 1. Maksud dan tujuan pada tahap awal ini untuk membedakan bunyi huruf yang hampir sama, tetapi bentuk tulisannya berbeda seperti contohnya dalam bahasa Arab antara hamzah () ء dan ‘ain ( ) عseperti pada kata عمان, أهن, qof ()ق, kaf ()ك, seperti pada kata قطر, الكويتkeduanya mempunyai kemiripan bunyi tetapi
ada perbedaanya.
Mahasiswa diharapkan mampu menangkap perbedaannya karena jika mereka salah dalam mendengar perbedaan bunyi tersebut dapat mengakibatkan kesalahan pemahaman dari native speaker. Namun dalam pembelajaran CD 2 mahasiswa selain mengenal bunyi, mereka paham letak suatu negara melalui gambar peta yang ada pada CD pembelajaran 2. Selain itu latihan tatabunyi sudah dibiasakan sejak awal pembelajaran di jurusan bahasa Arab, latihan tatabunyi amiyah juga diberikan seperti dalam contoh percakapan di atas misalnya kata أبيdibaca باب, أ ّهيdibaca هام, جاهعت dibaca ‛gamaah‛. Jenis latihan dalam menghafal lain yang dilakukan dengan menggunakan CD pembelajaran 2 ialah dengan membaca secara lantang dan mengikuti pembicaraan native speaker secara langsung. Pada proses ini mahasiswa saat membaca diharapkan sudah mampu untuk membaca secara benar dan memahami apa yang dibaca, membaca di sini tujuannya untuk memperbaiki kesalahan pelafalan intonasi, dan ritme yang dilakukan mahasiswa.Contoh membaca yang dilakukan mahasiswa seperti pembacaan teks di bawah ini: الكويت صغرية. الكويت.1
65
94
Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت,12.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
البحرين صغرية. البحرين.2 قطر قريبة من البحرين. قطر.3 66
السعودية ّ اليمن قريبة من. اليمن.4 . ادلغرب بعيد عن اليمن. ادلغرب.5
Latihan membaca ini dipraktekkan dengan cara, dosen memberikan kesempatan pada seluruh mahasiswa untuk melihat dan mendengarkan teks dan mimik wajah dari native speaker secara bersamaan , kemudian mahasiswa diberi kesempatan oleh dosen untuk membaca secara lantang teks tersebut dan dibaca secara bergiliran baik perorangan maupun secara bersama-sama.67 2. Latihan Identifikasi di Lab UNJ Latihan identifikasi di Lab UNJ yang diterapkan pada mahasiswa Jurusan Bahasa Arab seperti mengidentifikasi dalam pemahaman teks sebagai berilkut: امسي مها حممد أبو عايل:مها حممد أبو عايل أنا مصريّة أسكن يف مدينة نويورك يف منطقة بروكلني والدي مصري يعمل يف األمم ادلتّحدة و والديت فلسطينيّة تعمل يف جامعة نويورك وأنا طالبة يف نفس اجلامعة
.
68
وأدرس فيها األدب اإلجنليزي
Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi ujaran dan memahami maksud dari ujaran tersebut seperti dalam kalimat والدي مصري يعمل يف األمم ادلتّحدةseperti pada contoh kalimat diatas, dosen mendengarkan bacaan tersebut menggunakan CD pembelajaran 2, berbeda dengan sebelumnya, CD pembelajaran 2 yang digunakan ini lebih interaktif dibandingkan dengan CD pembelajaran 1, dimana CD Pembelajaran 2 ini mengkolaborasikan antara teks, suara, gambar, gesture dan lingkungan yang ingin disampaikan. Pada tahap identifikasi ini mahasiswa menyaksikan demonstrasi teks di atas dengan native speaker yang diperankan oleh selebritis yang berasal dari negara Arab langsung yang bernama ‛Maha‛, mereka ketika mendengar dan Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت,12. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 Maret 2011. 68 Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 1 66 67
95
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
melihat secara bersamaan membuat mereka lebih mudah dalam mengidentifikasi dan memahami suatu ujaran atau bunyi-binyi yang diberikan oleh penutur asli. Walaupun mayoritas dari mahasiswa tersebut berasal dari SMA mereka sangat senang dengan belajar menggunakan CD seperti ini dan mereka merasa mudah dalam memahami suatu konteks yang sedang dibicarakan.69 Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan pertanyaan yang diberikan oleh dosen, pertanyaan-pertanyaannya pun sesuai dengan stimulus yang telah diberikan dosen berupa konteks yang terdapat dalam CD pembelajaran 2 tersebut. Mahasiswa dituntut untuk mengenal bunyi-bunyi ujaran dalam bahasa Arab yang tidak terdapat dalam bahasa asli mahasiswa ( )اللغت األمdan memahami ujaran yang dikatakan oleh native speaker, kemudian mahasiswa diminta untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dosen mengenai bunyi-bunyi ujaran dan pemahaman arti konteks yang diceritakan oleh native speaker tersebut. Adapun contoh pertanyaan yang digunakan sama dengan pertanyaan pada pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran 1, antara lain: ......... مااسم ادلمثّلة ىذا فلم؟.5 .......أين تسكن خالة مها؟
.6
.....ىل والد مها و والدهتا مشغوالن ؟
.7
........أين يعمل أب مها؟
.8
........أين تعمل أم مها؟
.9
Di akhir pelajaran mahasiswa diminta untuk menyebutkan bunyi-bunyi ujaran yang telah mereka lihat dan dengar secara benar dan dapat menyebutkan perbedaan-perbedaan yang terdapat antara bahasa ibu dan bahasa tujuan yang sedang mereka pelajari. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa akan lebih memahami bahasa secara lebih mendalam lagi. Penyajian pelajaran menyimak langsung diajarkan oleh dosen secara lisan dengan bantuan CD pembelajaran yang interaktif yang mengkolaborasikan antara teks, gambar, gesture, dan juga suara. CD pembelajaran jenis ini amat penting digunakan dalam pembelajaran istima>‘, hal ini disebabkan karena mahasiswa akan mendengarkan model-model ucapan yang benar-benar akurat yang langsung berasal dari penutur asli bahasa Arab.70
69
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 Maret 2011. Neo Mai dan Ken K.T.Neo, Innovative Teaching: Using Multimedia In a Problem – Based Learning Environment (Selangor: University of Selangor, 2001), 1. 70
96
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Dengan penggunaan CD yang interaktif ini, dosen terlihat terhindar dari kelelahan dan juga dari kemungkinan kesalahan atau kekurang tepatan dalam pengucapan sebuah kata atau kalimat. Dengan penggunaan CD yang lebih interaktif ini juga mahasiswa dapat tertanam pondasi yang lebih kuat dalam kemampuan mengidentifikasi bunyi dan dalam memahami suatu ujaran. Oleh sebab itu penggunaan CD pembelajaran yang interaktif yang mengkolaborasikan antara teks, suara, dan gesture pelakunya sangat membantu sekali dalam pemahaman identifikasi dalam pelajaran istima>‘ atau menyimak. 3. Latihan Mendengarkan dan Menirukan di Lab UNJ Berbeda dengan latihan mendengarkan sebelumnya yang hanya mendengarkan suara saja, dalam latihan mendengarkan dan menirukan pada CD pembelajaran 2 mahasiswa juga mendengar dan menirukan tidak hanya dengan mendengarkan saja. Akan tetapi, mahasiswa juga melihat mimik dan ekspresi dari native speaker secara langsung yang mereka tonton melalui media televisi. Hal ini dilakukan agar mereka dapat mendengarkan dan menirukan secara baik dan benar bunyi-bunyi yang keluar dari native speaker. Seperti dalam mendengarkan teks kata-kata negara berikut: سوريا بعيدة عن ادلغرب.سوريا.1 تونس صغرية. تونس.2 اجلزائر كبرية. اجلزائر.3 فلسطني قريبة من سوريا. فلسطني.4 71
. السودان كبري. السودان.5
Dalam hal ini mahasiswa tidak hanya ditujukkan untuk dapat menyimak ungkapan yang dikatakan oleh native speaker saja, akan tetapi mahasiswa dituntut juga untuk dapat memahami konteks yang dimaksudkan oleh penutur asli. Latihan menyimak dalam hal ini bukan hanya sekedar mendengarkan saja, akan tetapi bertujuan agar mahasiswa mampu memahami juga konteks yang didengarkan. Dengan bantuan penggunaan CD yang interaktif yang mengkolaborasikan antara teks, gambar, gesture dan suara, mahasiswa mampu mengenal bunyi-bunyi kata atau kalimat bahasa Arab melalui bunyi-bunyi
71
Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 12.
97
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
ujaran yang didengarnya, yang kemudian dilatih untuk mengucapkan dan memahami makna yang terkandung dalam ujaran tersebut. 72 Pada pemahaman ini terlihat di tahap pertama, mahasiswa dilatih untuk mendengarkan dan menirukan dengan cara mahasiswa menyaksikan secara langsung demonstrasi yang ada pada CD pembelajaran 2 yang dilihat dan didengar secara bersamaan.73 Kegiatan ini dilakukan oleh dosen. Dosen memperkenalkan kata-kata, bunyi-bunyi atau pola kalimat yang baru, atau dalam waktu yang sengaja dibuat untuk latihan menyimak. Latihan jenis ini dikhususkan pada bunyi–bunyi bahasa yang asing bagi mahasiswa, sebagai contoh siswa diperdengarkan bunyi-bunyi bahasa asing (Arab) lah}jah orang Mesir seperti kata: (a) ‛ ‛ تجارةyang mana huruf jim dibaca dengan huruf gim, lalu pada kata (b) ‛ ‛ جاهعتdibaca gamaah, (c) ‛‛ أسكن dibaca أعيشتdan (d) ‛ ‛ أدرسdibaca أبدرس. Hal ini dimaksudkan untuk memperkaya h}asanah bunyi-bunyi yang ada pada para mahasiswa sehingga ketika mereka mendengar sebuah percakapan dengan berbahasa Arab, mereka dapat mengetahui dari mana orang itu berasal.74 Proses mendengar dan menirukan semacam ini mahasiswa tidak hanya mendengar secara pasif saja seperti halnya dengan menyimak pada pembelajaran dengan CD pembelajaran 1, mahasiswa di dalam proses belajar melihat dan mendengar secara langsung pengucapan yang dilakukan oleh native speaker secara bersamaan, hal ini diharapkan agar mahasiswa mampu mengucapkan stimulus yang diberikan oleh native speaker atau dosen dan mampu mengucapkan apa yang didengar dengan lafadz yang benar.75 4. Latihan Mendengar dan Memahami CD Pembelajaran 2 Di Universitas Negeri Jakarta, pada tahap mendengar dan memahami dengan menggunakan CD pembelajaran 2 ini dibagi juga dalam beberapa teknik, Tahap selanjutnya setelah mahasiswa mengenal bunyi-bunyi bahasa dan dapat mengucapkannya, latihan menyimak bermaksud supaya mahasiswa mampu memberikan respon yang tepat terhadap apa yang didengar dan memahami bentuk ataupun makna dari apa yang didengarnya itu,76 latihan untuk mendengar untuk pemahaman yang dilakukan di Lab dapat dilakukan dengan bersama sama dengan menggunakan berbagai macam atau teknik, adapun teknik yang digunakan dosen di Lab antara lain:
72
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 Maret 2011. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 14 Maret 2011. 74 Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت. 75 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 28 Maret 2011 76 Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 59. 73
98
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
a. Latihan Melihat dan Mendengar di Lab UNJ Pada tahap ini dosen memperdengarkan materi yang sudah ada pada CD pembelajaran 2, adapun materi-materi yang terdapat pada CD pembelajaran 2 itu antara lain ( الثقافة، العامية، االستماع، القواعد، القصة، ) ادلفرداتdan pada waktu yang sama mahasiswa melihat peran native speaker dalam mengungkapkan suatu ujaran. CD pembelajaran 2 ini pun dilengkapi dengan percakapan dan suasana dilakukannya suatu percakapan, seperti dalam demonstrasi bahasa ‛ ’Amiyah‛ mahasiswa mendengarkan cara pengucapan sebuah kalimat, melihat mimik wajah penutur asli Arab dan situasi tempat berlangsungnya suatu percakapan. 77 Dalam hal ini dosen hanya berperan sebagai pengendali dalam penyajian Cd pembelajaran 2 tersebut dan memberikan pemahaman tentang bahasa‛ ’Amiyah‛ dan membandingkannya dengan bahasa Fus}hah hal ini bertujuan untuk memperkaya h}asanah bahasa setiap mahasiswa adapun mahasiswa dalam hal ini melihat dan mendengarkan apa yang diungkapkan oleh native speaker secara langsung dan penjelasan yang diberikan oleh dosen78 Adapun materi yang diberikan berupa perkataan native speaker, berupa cerita tentang kehidupannya seperti contoh teks di bawah ini. والدي مرتجم متخصص يف ترمجة من و إىل اللغة العربية واإلجنلزية و الفرنسية:مها حممد أبو عايل و والديت موظّفة يف مكتبة القبول يف جامعة نيويورك والدي مشغول دائما و والديت أيضا مشغولة بالعمل يف النّهار وبشغول بيت يف ادلساء يل خالة إمسها ىانت تسكن يف ادلدينة لوسإجنلوس يف والية كليفرنيا حيث تعمل يف البنك .79 أنا بنت واحدة يف األسرة و أنا فعال واحدة Menurut Tarigan proses menyimak dengan cara melihat dan mendengarkan seperti ini dapat membuat kegiatan pembelajaran istima>‘ bisa lebih menarik, sehingga para pelajar bahasa dapat memahami dengan baik bunyi-bunyi dari bahasa target secara baik dan benar. 80 Pembelajaran dengan menggunakan Cd interaktif yang di lengkapi dengan gambar dan gesture native speakernya membuat para mahasiswa merasa pembelajaran lebih menarik, dan mereka merasa dapat lebih mudah dalam memahami konteks yang diberikan oleh native speaker tersebut.81
Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 18. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011. 79 Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 18. 80 Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa , 150. 81 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011. 77 78
99
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
b. Latihan Membaca dan Mendengar di Lab UNJ Dalam tahap ini dosen memperdengarkan materi yang ada pada Cd interaktif dan mahasiswa membaca teks (dalam hati) mengikuti materi yang dilihat dan didengar secara langsung. Lalu pada tahap selanjutnya dosen memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mendengarkan teks dan melihat demonstrasi dari native speaker dan mahasiswa yang lain mendengarkan, kegiatan tersebut dilakukan secara bergantian82 seperti dalam membaca teks di bawah ini: الصيف ّ فاجلو حار ج ّدا يف ّ ال:مها حممد أبو عايل ّ أحب مدينة نويورك كثريا بسبب اإلزدحام و الطقس
ودرجة رطوبة عالية و بارد ج ّدا يف الشتاء أحسن فصل بالنّسب يل ىو اخلريف
والدي ووالديت مشغوالن دائما،أشعر أحيانا بالوحدة يف ىذه ادلدينة الكبرية 83
.تونسي ويل صديقة واحدة فقق إمسها ليلل وىي أمريكية من أصل ّ
Pada tingkat awal ini dosen memberikan mufrodat (kosa kata) yang terdapat dalam CD Pembelajaran 2. Mahasiswa dapat melihat dan membacanya secara bersamaan kata-kata yang terdapat di dalam CD pembelajaran 2 yang tertuang pada televisi yang berlayar besar. c. Latihan Mendengarkan dan Memeragakan di Lab UNJ Pada tahap ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk mendengarkan dan melihat ungkapan yang dikeluarkan oleh native speaker (senang, sedih, gelisah) secara bersamaan, setelah mereka mendengarkan, mereka memeragakan ungkapan tersebut baik dengan menggunakan bahasa fus}hah maupun bahasa ‘amiyahnya84 seperti dalam contoh teks di bawah ini: عائلة والدي كبرية أعرف القاريب من الصور و رسوم:مها عمي حممود وأسرتو ّ ىذا
عمي عادل وأسرتو ّ و ىذا
عمي عادل ضابق كبري يف اجليش ّ
عمي أمحد وأسرتو ّ و ىذا
عم ولدي ّ ىو يف احلقيقة إبن
عمي أمحد أستاذ يف كلّية العلوم السياسية يف جامعة األزىر ّ Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011. Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 69. 84 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011. 82 83
100
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
يدرس اآلن يف جامعة اإلمارات العربية ادلتّحدة ّ وىو .85 عميت فاطمة وزوجها وإبنها وبناهتا ّ وىذه
d. Latihan Mendengarkan dan Memahami di Lab UNJ Tahapan ini adalah tahap akhir, menurut Ahmad Fuad Effendi dalam mendengarkan sesuatu proses akhirnya adalah untuk memperoleh informasi.86 Informasi itu mungkin tersurat/ekplisit, tetapi mungkin juga tersirat/ implisit, yang memerlukan pengamatan dan penalaran lebih jauh. yang dinyatakan secara jelas. Contohnya dalam memahai teks sebagai berikut: الصيف ّ فاجلو حار ج ّدا يف ّ ال:مها حممد أبو عايل ّ أحب مدينة نويورك كثريا بسبب اإلزدحام والطقس ودرجة رطوبة عالية و بارد ج ّدا يف الشتاء أحسن فصل بالنّسب يل ىو اخلريف والدي ووالديت مشغوالن دائما،أشعر أحيانا بالوحدة يف ىذه ادلدينة الكبرية 87
.تونسي ويل صديقة واحدة فقق إمسها ليلل وىي أمريكية من أصل ّ
Pada tahap ini mahasiswa mendengarkan teks tentang ‚Maha‛ yang tinggal di kota New York sendirian karena kedua orang tuanya sibuk. Dosen memperdengarkan dan memperlihatkan kepada mahasiswa ucapan atau ujaran yang disampaikan oleh native speaker, mahasiswa hanya sekedar melihat dan mendengarkan saja pada tahap awal tanpa melihat buku, kemudian pada fase pemutaran yang kedua mahasiswa sudah mulai dituntut untuk memahami teks yang dibacakan oleh native speaker.88 Di akhir pelajaran dosen meminta para mahasiswa untuk mendemonstrasikan pemahaman yang mereka raih dari proses penyimakan yang dilakukan melalui melihat dan mendengar secara bersama suatu tema, baik penyimakan percakapan, kosa-kata sampai pada struktur kalimat. Dalam kehidupan manusia baik di sekolah, universitas, bank, rumah kantin tentu saja akan terjadi proses percakapan atau dialog. Maksud dalam hal ini untuk menyampaikan tujuan atau gagasan yang diinginkan. Menurut Penny dialog adalah Teknik pengajaran bahasa yang tradisional, yang mana pelajar melafalnya dalam hati, kemudian mempraktekannya di depan kelas secara berpasangan89, atau mempraktekkannya secara individual. Hal ini dilakukan 85 86
106.
Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 51. Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2003),
Kristen Brustad, dkk, الكتاب في تع ّلن العربيت, 69. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011. 89 Penny Ur, A Course in Language Teaching: Practice and Theory (New York: Cambridge University Press, Cet 1, 1966), 131. 87 88
101
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
mahasiswa pada pembelajaran dengan menggunakan CD pembelajaran 2 sebagaimana contoh ungkapan yang dilakukan mahasiswa sebagai berikut: ماامسك؟. امسي أمحد أسكن يف جاكرتا يف منطقة دورنساويت:أمحد امسي علي:علي والدي موظف حكومي يف الوزارة الدينية:أمحد ىي مدرسة يف ادلدرسة اإلبتدائيّة،و ّأمي موظفة حكوميّة أيضا وكيف أنت؟.و أنا طالب يف جامعة جاكرتا احلكوميّة
مدرسة يف مدرسة ابن سينا ّ أيب مهندس و ّأمي:علي
أىال وسهال:أمحد
90
أىال بك:علي
Dalam hal ini dosen berhati-hati dalam menunjuk mahasiswa yang maju ke depan untuk mendemonstrasikan percakapan, mahasiswa yang pemalu tidak dibebankan untuk maju yang pertama kali, karena dosen memperhatikan atmosfir yang terjadi di dalam Lab.91 Oleh karena itu, dosen tidak memaksakan mahasiswa untuk langsung mendemonstrasikan percakapan ke depan, akan tetapi dosen memberikan waktu kepada mahasiswa untuk berlatih sebelum mendemontrasikan percakapan di depan kelas.92 E. Kriteria dan Pendekatan Memperoleh Kemampuan Menyimak Pembelajaran CD 2 di UNJ 1. Kriteria Memperoleh Kemampuan Menyimak Pembelajaran menyimak dengan Menggunakan CD pembelajaran 2 di UNJ adalah pembelajaran yang mengkolaborasikan antara teks, suara, gambar dan gesture dari native speaker. Penggunaan CD yang interaktif tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar mahasiswa pada pelajaran istima>‘. Menurut Iskandarwassdid untuk meningkatkan kemampuan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: (a) mahasiswa disarankan untuk berbicara dengan bahasa yang dipelajari, dalam hal ini khususnya bahasa Arab. Mahasiswa disarankan untuk tidak hanya berbicara dengan mahasiswa yang fasih ketika berbicara, akan tetapi, diharapkan mereka mau untuk berbicara dengan seluruh mahasiswa. Bahasa Arab juga dijadikan sebagai bahasa yang
90
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 21 Maret 2011. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 28 Maret 2011. 92 Jeremiy Harmer, The practice of English Language Teaching (Longman: Longman, Cet 3, 2001), 271. 91
102
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
penting untuk berkomunikasi, (b) jadikan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam hal ini mahasiswa mendapat kesempatan untuk saling bertukar pikiran dengan menggunakan bahasa Arab. Tunjukkan kepada mereka, bagaimana cara memperoleh percaya diri dan menjadi pemakai bahasa Arab yang baik dan benar, (c) mahasiswa dikenalkan dengan penutur bahasa asing yang bisa dilakukan dengan penggunaan CD pembelajaran interaktif, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk belajar mandiri, mencari kesempatan menyimak di luar kelas atas inisiatif sendiri. Dosen di sini berperan untuk membantu mereka mengidentifikasi bahasa Arab yang terdapat dalam media seperti (televisi, radio,dan video). Dosen disarankan untuk membantu mereka dalam mengembangkan program-program studi yang bertujuan agar mahasiswa mampu menyimak secara mandiri, (d) rancangan aktivitas menyimak yang melibatkan para pembelajarsecara pribadi yang mempunyai tujuan aktifitasnya, dan memberi umpan balik yang jelas dan (e) lebih fokus dalam pembelajaran dari pada evaluasi. Lebih baik memberikan pujian kepada pembelajar yang mencoba mengajukan ide yang masuk akal dari pada kepada pembelajar yang hanya mampu ‛menjawab dengan benar‛. Dan yang terakhir yaitu memanfaatkan rekaman audio atau video yang sejalan dengan bahan pembelajaran yang akan disajikan.93 Sedangkan menurut Tarigan Untuk mendapatkan kemahiran menyimak di dalam ruang belajar bahasa, maka yang bisa dilakukan antara lain menyimak secara konservatif, apresiatif, eksploratif, dan konsentratif.94 Hal-hal yang dilakukan dalam peningkatan menyimak secara konservatif antara lain: (menyiagakan, mengadakan norma-norma dalam menyimak, membuat rekaman percakapan CD pembelajaran 2, mengevaluasi percakapan-percakapan yang dilakukan oleh mahasiswa, dan mendorong mahasiswa untuk mengevaluasi diri), dalam menyimak jenis ini, dosen di dalam kelas berusaha memberikan stimulus-stimulus kepada mahasiswanya agar mampu merespon segala teks yang diberikan sehingga mahasiswa juga mampu mengevaluasi secara pribadi kekurangan-kekurangan yang mereka miliki. Sedangkan pada menyimak apresiatif hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: (keresponsifan dan pengolahan serta pengembangan cita rasa), pada tahap ini dosen berusaha menumbuhkan ذوقbahasa para mahasiswanya dalam merespon teks-teks yang diputarkan oleh dosen dengan menggunakan CD pembelajaran 2.
93
Iskandarwassid dan Dadang Suhenda, Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Strategi
Pembelajaran Bahasa, 282. 94
Hendry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa , 160-165.
103
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
eksploratif antara lain: (menyimak kata-kata yang telah terdaftar dalam CD pembelajaran 2, sedangkan hal yang diperhatikan dalam menyimak konsentratif antara lain: (permainan sederhana, bercerita kembali, dan membuat dialog-dialog yang sesuai dengan adegan-adegan cerita tersebut). Pada tahap ini dosen memberikan daftar kosakata dalam CD pembelajaran 2 melalui media televisi kemudian memberikan stimulus teks yang ada pada CD pembelajaran 2 dan diakhir pelajaran mahasiswa diminta untuk menceritakan kembali dari apa yang didengarnya. Kegiatan belajar dengan menggunakan CD pembelajaran 2 yang interaktif seperti ini menekankan pada proses mendengar secara lebih teliti lagi, dimana dalam menyimak mahasiswa haruslah menyimak sambil mendengar dan melihat demonstrasi dari native speaker secara langsung dan juga di dalam penyimakannya mahasiswa dituntut untuk dapat menceritakan kembali dan dapat mengevaluasi diri mereka secara individu, sehingga kegiatan belajar di dominasi oleh pemberian materi yang diaplikasi kedalam berbagai bentuk dan ragam, seperti memperdengarkan cerita, struktur kata dan kebudayaan yang dipahami oleh mahasiswa yang sesuai dengan penyimakan informasi yang dibutuhkan. F. Pendekatan dalam Memperoleh Kemahiran Menyimak CD Pembelajaran 2 di UNJ Sama halnya seperti pendekatan yang diterapkan di Lab UNJ yang menggunakan CD pembelajaran 1, dan CD pembelajaran 2 pada mata kuliah istima>‘ , dosen berusaha untuk menciptakan suatu suasana yang baik, untuk membuat suasana menyimak lebih baik dapat dilakukan dengan empat cara yaitu : Pertama bahasa Arab digunakan untuk mengatu keadaan kelas, Kedua bahasa Arab digunakan sebagai bahasa pengantar, Ketiga adanya porsi latihan percakapan dan diskusi. Keempat’ berbasis dialog dan selanjutnya akan dibahas mengenai keempat aspek tersebut. 1. Bahasa Arab Digunakan Untuk Mengatur Keadaan Kelas Dalam prakteknya, penggunaan bahasa Arab ini sudah dibiasakan untuk dilakukan oleh para mahasiswa, sekalipun ada ungkapan yang tidak dimengerti oleh mahasiswa dosen menyarankan untuk melakukan gerakan atau isyarat.95 Bahasa kedua sudah difungsikan sebagai alat untuk berkomunikasi antara dosen dengan mahasiswa. Dosen berusaha untuk menciptakan lingkungan berbahasa Arab untuk mengatur keadaan di dalam Lab.96 Menurut 95 96
104
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 9 Mei 2011. Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 9 Mei 2011.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Iskandarwassid penciptaan lingkungan kelas ini sangatlah teramat penting untuk mahasiswa agar mereka mampu untuk menggunakan bahasa Arab dengan baik.97 Oleh sebab itu, dalam proses belajar mengajar di dalam Lab dosen haruslah memfasilitasi para mahasiswanya berupa pembuatan kebiasaan berbahasa di manapun dan kapanpun mereka berada. Dari proses ini diharapkan membiasakan mahasiswa untuk selalu berbicara dalam bahasa Arab baik di dalam kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bahasa Arab Digunakan Sebagai Bahasa Pengantar Pada umumnya mahasiswa bahasa Arab memperoleh sedikit materi tentang penguasaan komunikasi dalam bahasa Arab, atau materi-materi nonlinguistik lainnya yang dapat memotivasi mereka dalam penggunaan bahasa Arab. Salah satu jalan keluar dari permasalahan di atas adalah dengan memutuskan bahasa kedua sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar. Berkaitan dengan hak ini, penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional telah diatur oleh undang-undang republik indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: Bahasa Arab dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa Arab peserta didik.98 Di dalam Lab bahasa, bahasa Arab fushah digunakan dalam berbagai aktivitas antara lain: pembukaan, instruksi, berkomunikasi, pemberian tugas, dan sebagainya. Bahkan terkadang dosen memakai bahasa amiyah juga dalam pembelajaran CD pembelajaran 2 hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa mampu bercakap-cakap dengan bahasa fushah maupun amiyah, dan juga untuk memperkaya pengetahuan bagi setiap mahasiswa. 99 3. Percakapan. Percakapan adalah proses penyampaian pesan atau maksud yang diinginkan. Dalam percakapan tentu harus berhati-hati dalam mengeluarkan sebuah kalimat hal itu disebabkan jika salah berucap tentu akan menyebabkan kesalah pahaman. karena fungsinya yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi menurut Penny percakapan adalah teknik pengajaran bahasa yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan.100 Iskandarwassid dan Dadang Suhenda, Strategi Pembelajaran Bahasa, 104. Lihat Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naional. 99 Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 9 Mei 2011. 100 Penny Ur, A Course in Language Teaching: Practice and Theory (New York: Cambridge University Press, 1996), 131 97 98
105
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
Percakapan yang dilakukan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa Arab berupa percakapan yang berkaitan dengan materi yang terdapat dalam CD pembalajaran 2, percakapan pada awalnya dosen memberikan contoh percakapan tersebut, kemudian barulah setelah itu mahasiswa secara bergantian melakukan percakapan dengan teman sebarisnya. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam proses pemahaman penyimakan, sehingga mahasiswa terbiasa mendengar dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Latihan percakapan ini dosen memberikan kepada mahasiswa tema, atau yang biasa dikenal dengan percakapan terpimpin 101 dan setiap mahasiswa mendomentrasikan percakapan tersebut dengan teman di sampingnya, adapun contoh percakapan antara lain: السالم عليكم ؟:أمحد وعليكم السالم:فهمي من أين أنت؟:أمحد أنا من باكستان:فهمي ّ ىل أنت باكستاا:أمحد وما جنسيتك أنت؟،ّ نعم أنا باكستاا:فهمي . أنا من تركيا،كي ّ أنا تر:أمحد
أىال وسهال:فهمي
102
. أىال بك:أمحد
Latihan percakapan di Lab Unj bertujuan untuk melatih proses penyimakan lebih dalam dan untuk membiasakan para mahasiswa dalam bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa Arab. 4. Berbasis Dialog dan Bermain Peran Tujuan utama dari pendekatan ini dimaksudkan sebagai terapi dalam memfungsikan linguistik. Melalui bahasa kedua, tujuannya dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa memahami lingkungannya dengan segala problemnya. Para mahasiswa juga harus diberikan tema dalam berdialog dan bermain peran, menurut Roestiyah dalam bermain peran tersebut seyogyanya mahasiswa mampu mendramatisasikan tingkah laku, gerak-gerik wajah seorang dalam hubungan dengan komunitas sosial dan mampu mengucapkan huruf-
101 Edward David Allen dan Rebecca M. Valette, Classroom Techniques Foreign Lanuages and English As a Second Language (New York: Hartcourt Brace Jovanovich, 1977), 231. 102
106
Observasi di Lab Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 9 Mei 2011
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
huruf secara baik dan benar.103 Kegiatan ini bisa diawali dengan diskusi kemudian dilanjutkan dengan yang diaplikasikan dalam bermain peran. Pada tahap ini mahasiswa diberi tema tentang iklim, dan mereka diberi kesempatan untuk bermain peran di dalam Lab, adapun contoh teks tema yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa antara lain: كيف اجلو يف اخلارج يا أوليا:أمحد اجلو حار ج ّدا:أوليا أي فصل اآلن؟ ّ :أمحد
الصيف ّ :أوليا
معك مظلّة؟، يا أوليا:أمحد
نعم::أوليا احلمد هلل:أمحد Latihan bermain peran di Lab UNJ ini dilakukan dengan bantuan CD interaktif, dalam proses awalnya mahasiswa melihat dialog dan peran yang dimainkan oleh native speaker. Hal ini dilakukan supaya mahasiswa mampu mengekspresikan perasaan senang, sedih, bahagia atau ragu. Setelah itu dosen memberikan sebuah tema yang berkaitan dengan dialog yang telah dilihat oleh mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa diberi kebebasan untuk mengembangkan tema yang diberikan oleh para dosen. Oleh karena itu, latihan semacam ini dibutuhkan untuk menguatkan bahasa dari para mahasiswa. Dari paparan sebelumnya diketahui bahwa keempat pendekatan di atas mengintegrasikan beberapa bentuk manfaat seperti: Pertama, kebutuhan pemahaman menyimak disimulasikan dengan kebutuhan komunikasi dalam pembelajaran bahasa kedua. Kedua, untuk mengeksplorasi kebutuhan mahasiswa diperkenalkan pada kelas yang berbasis materi nonlinguistik yang memotivasi mahasiswa untuk dapat memahami suatu hal yang dibicarakan seorang pembicara dan terus memotivasi untuk terus berinteraksi dengan menggunakan bahasa kedua. Ketiga, penggunaan model percakapan dan bermain peran selain memperdalam materi juga untuk meningkatkan kemampuan berkomuniasi dan kemampuan menyimak para mahasiswa jurusan bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta. Setelah memperhatikan paparan antara CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2 dapat diketahui bawasanya CD pembelajaran 1 hanya menggunakan media suara saja dalam pembelajaran istima>‘ sedangkan CD
103
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 90.
107
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
pembelajaran 2 mengkolaborasikan antara teks, suara, gesture dan gambar penutur asli (native speaker). G. Uji Validitas Minat Belajar dan Hasil Belajar Setelah melakukan proses analisis terhadap data penelitian diperoleh maka hasilnya adalah terdapat perbedaan pembelajaran istima>‘ yang menggunakan CD yang menggunakan suara saja, dengan penggunaan CD yang mengkolaborasikan antara gambar, suara, teks, dan gerak pelakunya. Adapun data dari dari penelitian ini berupa hasil belajar istima>‘ yang diajarkan dengan media CD pembelajaran 1 pada kelas control dan media CD pembelajaran 2 pada kelas eksperimen. Dari hasil ujicoba minat belajar dapat diketahui butir soal yang valid dan yang tidak valid yang tergambar seperti dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Uji Validitas Hasil belajar Istima>‘
108
No
rhitung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
0.620 0.742 0.562 0.742 -0.082 0.639 -0.102 0.639 0.476 0.620 0.605 -0.114 0.476 0.639 0.742 0.742 -0.176 0.605 0.533
rtabel
Keterangan
0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid R hitung < r tabel , TidakValid r hitung > r tabel , Valid R hitung < r tabel , TidakValid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung < r tabel , Tidak Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung < r tabel , Tidak Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
-0.015 0.742 0.591 0.591 0.533 0.571 0.639 0.639 0.620 0.742 0.639
0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444
r hitung < r tabel , Tidak Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid r hitung > r tabel , Valid
Dari nilai koefisien korelasi butir yang tertera dalam table-tabel diatas, dapat terlihat masing-masing variabel mempunyai nilai koefisien korelasi butir yang lebih besar dan koefisien korelasi nilai tabel. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel diatas adalah valid. Selanjutnya setelah butir dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah uji reliabilitas dengan alpha cronbach. Reliabilitas masing-masing variabel adalah X1 sebesar 0,951. X2 sebesar 0,972 dan Y sebesar 0,951. Dengan demikian r Alpha masing-masing variabel > 0,800, maka dapat disimpulkan semua variabel datanya valid dan reliabel, sehingga layak disebar ke sampel untuk mengadakan penelitian. H. Analisis Data Data yang telah terkumpul pada penelitian ini kemudian ditabulasikan sesuai dengan keperluan analisis data. Sesuai dengan hipotesis penelitian ini ingin mengukur perbedaan Hasil Belajar Istima yang menggunakan CD pembelajaran 1 dan CD pembelajaran 2. Berdasarkan rancangan penelitian dengan menggunakan desain faktorial 2X2 dengan menggunakan jalur ANAVA dua jalur, maka data penelitian dikelompokkan menjadi; (1) hasil belajar istima>‘ yang menggunakan CD pembelajaran 1 dengan minat belajar tinggi (2) hasil belajar istima>‘ yang menggunakan CD pembelajaran 1 dengan minat belajar rendah; (3) hasil belajar istima>‘ yang menggunakan CD pembelajaran 2 dengan minat belajar tinggi; dan (4) hasil belajar istima>‘ yang menggunakan CD pembelajaran 2 dengan minat belajar rendah.
109
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
Berikut ini ditampilkan sebarkan skor dari tiap-tiap variable: 1. Variabel Hasil Belajar Istima>‘ yang Menggunakan CD pembelajaran 1 Data rekapitulasi jumlah skor untuk masing-masing variabel tersebut di atas diproses melalui bantuan komputer dengan program SPSS 16.0 for windows setelah dilakukan uji standar residual terhadap data yang outlier maka rangkuman data variabel hasil belajar istima>‘ yang Menggunakan CD pembelajaran 1 dapat dilihat sebagaimana pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Statistics Hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Yang Menggunakan CD Pembelajaran 1 N Valid 20 Missing Mean
0 67.00
Median
68.00
Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
68 7.093 50.316 28 52 80 1340
Hasil pengolahan data untuk variabel hasil belajar istima>‘, memiliki: - Mean : 67,00 - Standar Deviasi : 7,093 - Range : 28 - Skor terendah : 52 - Skor tertinggi : 80 Skor frekuensi variabel Hasil Belajar istima>‘ yang Menggunakan CD pembelajaran 1 menyebar dari skor terendah 52 sampai skor tertinggi 80 dengan rentang nilai 28. Kalau dilihat dari data di atas dapat dilihat pengaruh CD pembelajaran 1 yang hanya memadukan suara dan teks ternyata sangat kecil sekali dalam
110
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
meningkatkan hasil belajar, hal tersebut tergambar dari nilai terendah dan tertinggi mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran tersebut. 2. Variabel Hasil Belajar Istima>‘ yang Menggunakan CD Pembelajaran 2 Data rekapitulasi jumlah skor untuk masing-masing variabel tersebut di atas diproses melalui bantuan Komputer dengan program SPSS 16.0 for windows setelah dilakukan uji standar residual terhadap data yang outlier maka rangkuman data variabel hasil belajar istima>‘ yang Menggunakan CD pembelajaran 2 dapat dilihat sebagaimana pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Statistics Hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Yang Menggunakan CD Pembelajaran 2 N Valid 20 Missing
0
Mean
83.20
Median
86.00
Mode Std. Deviation Variance Range
72 10.019 100.379 32
Minimum
68
Maximum Sum
100 1664
Hasil pengolahan data untuk variabel hasil belajar istima>‘, memiliki : - Mean : 83,20 - Standar Deviasi : 10,019 - Range : 32 - Skor terendah : 68 - Skor tertinggi : 100 Skor frekuensi variabel Hasil Belajar Istima>‘ yang Menggunakan Multimedia 2 menyebar dari skor terendah 68 sampai skor tertinggi 100 dengan rentang nilai 32. Kalau dilihat dari data di atas dapat dilihat pengaruh CD pembelajaran 2 yang mengolaborasikan antara suara, teks, gambar, dan gerak pelakunya
111
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
secara bersamaan ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar istima>‘, hal tersebut tergambar dari nilai terendah dan tertinggi mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran 2 tersebut. I. Pengujian Persyaratan Analisis Data Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan ANAVA dua jalur. Sedangkan pengujian persyaratan analisis data meliputi pengujian normalitas data dan homogenitas varians populasi. 1.
Pengujian Normalitas Data Untuk setiap variabel penelitian, dalam pengujian normalitasnya peneliti menggunakan uji ‚Kolmogorov-Smirnov Test‛ (Liliefors) dengan bantuan Software Program Statistical for Social Science (SPSS). Pada uji Kolmogorof Smirnov ada kriteria yang harus dipenuhi yaitu: 1) bila nilai signifikansi (p) > 0,05, maka data normal dan 2) bila nilai signifikansi (p) < 0,05, maka data tidak normal. 104 Bila data normal maka selanjutnya dapat dilakukan analisis dengan statistik parametrik dan sebaliknya jika data tidak normal, maka selanjutnya dilakukan analisis dengan statistik nonparametrik, yaitu Mann-Whitney. Uji ini dipergunakan untuk keempat kelompok data dan kelompok yang menggunakan CD pembelajaran 1 dan 2, yaitu: Dari hasil perhitungan diperoleh Sig hitung lebih besar dibandingkan dengan Sigtabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang berasal dari hasil belajar istima>‘ dari semua kelompok data, yaitu berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Kesimpulan ini mempunyai arti bahwa persyaratan untuk uji F dalam penelitian ini terpenuhi. Rekapitulasi hasil uji One sample ‚Kolmogorov-Smirnov Test‛ Liliefors dapat dilhat pada tabel di bawah ini.
104
112
Joko Sulistyo, 6 Hari Jago SPSS 17 (Jakarta: Cakrawala, 2010), 102.
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data dengan Uji One sample ‚Kolmogorov-Smirnov Test‛ (Liliefors) pada Taraf Signifikansi = 0,05
Dari table normalitas diatas dapat dilihat bahwasanya hasil belajar yang menggunakan Dari table normalitas diatas dapat dilihat bahwasanya hasil belajar yang menggunakan CD pembelajaran 1 memiliki nilai signifikasi 0,715, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,715 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal. Untuk minat belajar kelompok yang menggunakan CD pembelajaran 1 memiliki nilai signifikasi 0,466, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,466 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal. Untuk hasil belajar istima kelompok yang menggunakan CD pembelajaran 2 memiliki nilai signifikasi 0,507, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,507 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal. Untuk minat belajar kelompok yang menggunakan CD pembelajaran 2 memiliki nilai signifikasi 0,579, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,579 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal. 2. Pengujian Homogenitas Variansi Populasi Pengujian homogenitas populasi dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test. dengan kriteria Test of Homogenity of Variances sebagai berikut: 1). Apabila nilai signifikansi (p) > 0,05, maka data homogen. 2). Apabila nilai signifikasi (p) < 0,05, maka data tidak homogen.
113
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Homogenitas Variansi Populasi dengan Uji Levene’s Test pada Taraf Signifikansi = 0,05 a Levene's Test of Equality of Error Variances
Dependent Variable: Hasil Belajar Istima>‘ > F df1 df2 .316 3 36
Sig. .814
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept+CD+Minat+CD* Minat
Dari hasil perhitungan didapat nilai diperoleh Sig hitung lebih besar dibandingkan dengan Sigtabel. maka Ho diterima. Ini mempunyai arti bahwa semua kelompok sampel memiliki variansi populasi yang sama atau homogen. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang berupa skor hasil belajar istima>‘ dari setiap kelompok sampel mempunyai variansi yang homogen. Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dan berasal dari variansi populasi yang homogen. Dengan demikian, memenuhi persyaratan untuk pengujian hipotesis melalui ANAVA dua jalur. ` CD pembelajaran 1 memiliki nilai signifikasi 0,715, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,715 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal. Untuk minat belajar kelompok yang menggunakan CD pembelajaran 1 memiliki nilai signifikasi 0,466, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,466 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal. Untuk hasil belajar istima kelompok yang menggunakan CD pembelajaran 2 memiliki nilai signifikasi 0,507, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,507 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal. Untuk minat belajar kelompok yang menggunakan CD pembelajaran 2 memiliki nilai signifikasi 0,579, berdasarkan persyaratan acuan uji kenormalan 0,579 > 0,05 maka dapat diketahui bahwa data normal.
114
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
J. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan ANAVA dua jalur. Setelah dilakukan uji hipotesis dilanjutkan dengan uji-f untuk mengetahui main effect mana yang lebih tinggi. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan ANAVA dua jalur dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6 Rekapitulasi Perhitungan ANAVA Dua Jalur untuk CD 1 dan 2
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dipaparkan, maka hasil uji hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perbedaan Hasil Belajar Istima>‘ yang menggunakan CD pembelajaran 1 dengan Minat Belajar Tinggi dan Rendah. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung = 154,311 yang ternyata lebih besar dari nilai Ftabel = 4,11 (Fh = 154,311 > Ft =4,11). Hal ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan. 2.
Perbedaan Hasil Belajar Istima>‘ yang menggunakan CD pembelajaran 2 dengan Minat Belajar Tinggi dan Rendah. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung = 124,660 yang ternyata lebih besar dari nilai Ftabel = 4,11 (Fh= 124,660> > Ft = 4,11). Hal ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan.
115
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
3.
Interaksi antara warga belajar yang menggunakan CD pembelajaran 1 dan 2 dengan Minat Belajar Tinggi dan Rendah terhadap Hasil Belajar Istima>‘. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung = 5,596 yang ternyata lebih besar dari nilai Ftabel = 4,11 (Fh = 5,691 > Ft = 4,11). Hal ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan. Perbedaan Hasil Belajar Istima>‘ menggunakan CD pembelajaran 1 dan 2 dengan yang Minat Belajar Tinggi dan Rendah. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan ANAVA terlihat bahwa Fhitung = 94,754 yang ternyata lebih besar dari nilai Ftabel = 2,80 (Fh= 94,754 > Ft = 2,80). Hal ini berarti Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan. 4.
Dari paparan hasil penghitungan dan uji hipotesis di atas didapatkan bahwa CD pembelajaran yang mengkolaborasikan antara teks, suara, gambar dan gesture pelakunya mampu untuk meningkatkan minat belajar para mahasiswa dan dari sisi hasil belajarpun hasil belajar mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran yang interaktif lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar CD pembelajaran yang hanya menggunakan suara atau teks saja. H. Keterbatasan Penelitian Meskipun banyak aspek yang menarik yang dapat diteliti pada media. Namun, karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti seperti waktu, biaya, dan tenaga maka penelitian ini dibatasi. Pembatasan tersebut adalah mengenai Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis CD pembelajaran di Universitas Negeri Jakarta. Peneliti sadar bahwa dalam penelitian ini pasti banyak kekurangan, mulai dari data, pengumpulan, pengolahan hingga pengujian data. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini lebih jelasnya adalah sebagai berikut: 1. Dalam perolehan data, karena peneliti hanya menggunakan instrumen kuesioner dan penggunaan CD dengan jumlah responden yang sangat minim yaitu 40 responden, maka peneliti sadar akan kekurangan tersebut. Meskipun dari uji statistik terbukti valid dan signifikan, tetapi peneliti tetap khawatir akan kebenaran jawaban dari penyebaran
116
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
kuesioner yang dilakukan. Meskipun demikian peneliti telah melakukan antisipasi dengan merahasiakan identitas pribadi setiap responden yang mengisi kuesioner, sehingga mereka dapat mengisi dengan aman tanpa diketahui identitasnya. 2. Kurangnya pengalaman peneliti dalam mengajarkan mahasiswa 3. Melaksanakan penelitian dalam jangka waktu singkat selama 4 bulan
117
Efektivitas Penggunaan CD Pembelajaran Dalam Pelajaran Istima>‘ Di Universitas Negeri Jakarta
118
PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini membuktikan penggunaan CD pembelajaran yang interaktif yang mengkolaborasikan teks, suara, gambar dan gesture lebih baik dibandingkan dengan yang hanya menggunakan suara atau teks saja. Kesimpulan ini didapat melalui hasil penelitian terhadap mahasiswa tingkat satu Jurusan Bahasa Arab di Universitas Negeri Jakarta pada mata kuliah istima>‘. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil belajar istima>‘ mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran interaktif yang mengkolaborasikan teks, suara, gambar dan gesture lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar istima>‘ mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran yang menggunakan suara atau teks saja. Penelitian ini juga membuktikkan bahwa penggunaan CD pembelajaran 2 yang mengkolaborasikan teks, suara, gambar dan gesture dapat meningkatkan minat belajar para mahasiswa, hal ini dikarenakan CD pembelajaran 2 memiliki content yang lebih variatif dibandingkan dengan CD pembelajaran 1, Sehingga menumbuhkan minat keseriusan belajar bahasa Arab pada mata kuliah istima>‘, dan dapat meningkatkan intensitas menyimak setelah mereka menyaksikan film yang ditayangkan media CD yang intergrasi antara CD dan TV . Hal ini disebabkan dalam penggunaan CD pembelajaran 2 mahasiswa dapat melihat dan mendengar secara langsung native speaker dalam berbicara. Sehingga timbul suatu semangat dalam diri mereka yang akan berpengaruh terhadap keinginan belajar dari dalam dirinya. Tumbuhnya minat inilah yang menyebabkan mahasiswa meningkat kepercayaan dirinya dan mengakibatkan mereka semakin giat belajar. Oleh sebab itu, pembelajaran yang varatif sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan minat mahasiswa dalam belajar bahasa Arab khususnya pada mata kuliah istima>‘. Sedangkan pada pembelajaran yang menggunakan CD pembelajaran 1 hanya melibatkan teks dan suara dari native speaker saja sehingga mahasiswa hanya terfokus pada mendengar dan, menerjemahkan teks saja. Hal ini berdampak pada hasil belajar istima>‘ yang lebih kecil dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran 2. Dengan demikian, mahasiswa yang diberi pembelajaran dengan CD pembelajaran 2 akan mendapatkan hasil belajar istima>‘ yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan CD pembelajaran 1.
Penutup
B. Saran Berdasarkan temuan dengan berbagai keterbatasan penelitian ini, penulis merasa perlu untuk menyampaikan beberapa saran untuk penelitianpenelitian tentang CD pembelajaran yang akan datang, sebagai berikut: Pembelajaran istima dengan menggunakan CD pembelajaran interaktif perlu dikembangkan di jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta, dalam menerapkan CD pembelajaran perlu diperhatikan mahasiswa yang mempunyai minat rendah dan mahasiswa yang mempunyai minat tinggi sehingga apabila diperhatikan dapat berimplikasi pada hasil belajar istima>‘, dengan teruji hipotesis mengenai interaksi antara CD pembelajaran dan minat terhadap hasil belajar istima>‘, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan subjek yang lebih besar, penggunaan CD pembelajaran yang interaktif pada mata kuliah istima>‘ perlu dilakukan di jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Jakarta alasannya karena pembelajaran menyimak merupakan pondasi awal dalam pembelajaran bahasa Arab, cara menerapkannya CD pembelajaran perlu diperhatikan terhadap mahasiswa yang mempunyai minat rendah dan mereka yang mempunyai minat tinggi, sehingga jika diperhatikan dapat berimplikasi pada hasil belajar istima>‘ yang lebih baik.
120
GLOSSARY
Arbitrer Artikulasi
Bilingual Elaborasi
Fenomena
Interprestasi
Prototipe
: Sewenang-wenang, manasuka. : Sambungan diantara dua bagian yang menghasilkan sebuah lafal dari perubahan rongga dan ruang disaluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa : Mampu atau biasa memakai dua bahasa dengan baik. 2 bersangkutan dengan atau mengandung dua bahasa. : Merangkaikan ide-ide yang terkandung dalam informasi baru atu memadukan ide baru dengan informasi yang telah diketahui. : 1.Hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (spt fenomena alam); gejala: gerhana adalah salah satu alam,n 2 sesuatu yang luar biasa; keajaiban: sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yang berwibawa, 3 fakta; kenyataan: peristiwa itu merupakan sejarah yang : tidak dapat diabaikan. Memberi kesan , pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu (penafsiran)
: Model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas: ia merupakan manusia
Glossary
demokrat. Rekomendasi
Reseptif Terminologi
l
122
Latihan menggabungkan kalimatkalimat yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat yang panjang. : Mau menerima atau terbuka dan tanggap terhadap pendapat, saran, dan anjuran orang lain yang dapat diterima. : Konsep-konsep yang sesuai dengan ciriciri semantik atau sintaksis yang telah disimak.
DAFTAR PUSTAKA Ainin, Moch., Metodologi Penelitian Bahasa Arab (Malang: Hilal Pustaka, , cet 1 2007). Administrator, ‚Mengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal?,(6 Septembe 2007) http://.almuslim.web.id/indeks.php?option=com_content&task=view&id=4&It emid=1&PHPSESSID=25ca529870184a1e8e12a9ecb264282e. Akhaidah, Sabarti, Evaluasi dalam Pengajaran Bahasa (Jakarta:Depdikbud, 2000). Alessi, Stephen M. And Trollip, S.R., Computer Based Instruction: Method and Development (New Jersey: Prentice Hall, 1991). Andleigh, Prabhat K dan Thakrar, K., Multimedia System Design (New Jersey : Prentice-Hall, 1996). Anis, Ibrahim, Al-Lugah bayna al-Qawmiyyah wa al-‘Alamiyyah (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1970). Anastasi, Anne, Psychological Testing, 7 th ed.Alih Bahasa oleh Robertus Hariono (Jakarta: Prenhalindo, 2002). Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Atabik, Ali, dkk, Kamus kontemporer Arab Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998). Ariani, Niken dan Dany Haryanto, Pebelajaran multimedia di Sekolah (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010). Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). ------------, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Arsyad, Maidar G. dan Mukti U.S, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia (Jakarta: Erlangga, 1991). Azies, Furqonul dan Chaedar Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996). ‘Aziz, Sharha>n Abdu bin Jama’il Ta‘limi wa A‘laqotuha bi Taqbili T}ullab lilmaddah Dirosiyyah, (Ja>mi‘ah: Ma‘had Imam Muh}ammad Ibnu Mas‘ud al-Islamiyah,1991).
Daftar Pustaka
Barbara, Seels and Richey, Instructional Technology: The definition and Domain of the Field (Washington DC: AECT, 1994). Brown, H., Douglas, Principle of Language Learning (New York: Harcourt brace & world,1980). Celce-Murcia Marianne, Teaching English as a second or foreign Language (USA: Heinle & Heinle, 2001). Chaer, Abdul, Linguistic Umum (Jakarta :Rineka Cipta, 1994) Dawson, Mildred A, Guiding Language Learning (New York: Harcourt, Brace and World, 1963). Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Sekolah Menengah Umum Mata Pelajaran Bahasa Arab (Jakarta: 1996). Dewi Irma, [email protected], artikel diakses pada tanggal 6 September 2007. Dhieni, Nurbiana, Metode Pengembangan Bahasa (Jakarta: UT, 2006). Dulay, Burt, and Krashen, Languages Two (New York: Oxford Univ Press, 1982). Allen, Edward David dan Rebecca M. Valette, Clasroom techniques: Foreign Languages and English as a Second Language (New york: Harcourt Brace Jovanovich, 1977). Efendi, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2003). Fathi, Ali Yunus dan Abdu al Rauf Muhammad, al- Marji’ fi> Ta’lim al- Lughah al- Ar’abiyah lil Ajnabi (al-Qa>hirah: Maktabah Wahibah, 2003). Francis, William Mackey, Language Teachiing Analysis (Longman: Longman, 1976). Gagne, R., M., The Condition of Learning & Theory of Instruction (New York: CSB College Publishing, 1985). Hunt, Gary T. Public Spraking, Englewood Cliffs (New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1981). Ghulayin, Mus}tofa, Ja<mi‘ Ad-Duru<s AL-A‘rabiyyah (Qa
124
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Heinich, R., M. Molenda, dan J.D. Russell, Instructional Media and The New Technologies of Instruction (New York: John Wiley & Sons, 1996). Hofstetter, Fred T., Multimedia Literacy (New York: McGraw-Hill, 2001). Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Stategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008). Jami‘ah ar Riyadh, as-Sijl al-‘Ilmi li an-Nadwah al-‘A>lamiyyahal-U>la> li Ta‘li>mi al-‘Arabiyyah li Gair an-Na>t{iqi>n biha> (Riyadh: Maktabi’ jami’ah ar Riyadh, 1978). Littlewood, William, Comunicative Lnguage Teaching (New York: Cambridge University Press, 1983). Ahmad, ‚Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Tipografi‛, (tesis S2, UNJ Jakarta, 2008). Saefuddin, ‚Bilingualisme masyarakat dalam Wacana Analisis Deskriptif‚ tentang Pemerolehan Bahasa Kedua‛, al-T}uras Vol. II, No,3 (September, 2005). Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naional. Mai, Neo dan Ken K.T.Neo Innovative Teaching: Using Multimedia In a Problem – Based Learning Environment (Selangor: University of Selangor). Martinis, Yamin dan Ansari I. Bansu, Taktik Mengembangkan Individu Siswa (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008). Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Rawamangun: Prenada Media,2005). Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Olson, David, The Forms of Expression, Communication and Education (Chicago: National Society for The Study of Education, 1974). O’Malley, J.Michael and Anna Uhl Chamot, Learning Strategies in Second Language Acquisition (Cambridge: Cambridge University Press, 1990). Paul, Andersen, S., Language Skills in Elementari Education (New York: Macmillan Publishing Co. Inc, 1972). Penny Ur, A Course in Language Teaching: Practice and Theory (New York: Cambridge University Press, 1966). Plomp, Tjeerd & Ely, Donald P, International of Instructional Technology (New York: Elsevier science, ltd, 1996). Thoyyib IM, Pengajaran Bahasa Arab dan Politik Bahasa Nasional, makalah disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa Arab II (OINBA III), Dilaksanakan dijakarta. Seels, Barbara B. and Rita C. Richey, Instructional Technology: The definition and Domain of the Field (Washington DC: AECT, 1994).
125
Daftar Pustaka
Syah, Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Baru ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001). Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Russel, David and E.F. Russel, Listening Aids through the Grades (New York: Bureau of Publications, Theachers Collage, Columbia University, 1959). Ralph, Webb, Jr. Interpersonal Speech Communication (New Jersey: PrenticeHall, 1975). Sadarwan, Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: P.T Grafindo Persada, 2006). Sadiman, Arief S., dkk, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers 2009). Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2003). Tarigan, Hendry Guntur, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa Bandung, 2008). T}u‘aimah Rushdi, Ahmad , Ta‘lim Al-arabiyah Li Ghairi Nat}iqina Biha (Qa>hirah: Jami‘iyah Al-Manshurah, 1989). Sulistyo, Joko, 6 Hari Jago SPSS 17 (Jakarta: Cakrawala,2010) Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996). Syakur, Nazri, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka Abadi, 2010). Kusumo, Thea, Pengelolaan Pengajaran Bahasa Inggris II (Jakarta: UT, 1999). Schnotz, Wolfgang, ‚Enabling, Facilitating, and Inhibiting Effects of Animations in Multimedia Learning: Why Reduction of Cognitive Load Can Have Negative Results on Learning,‛ Educational
Technology Research and Development, Vol. 53, No. 3, 2005, Pp. 47– 58 ISSN 1042–1629. Yunus, Ali Fathi dan Abdu al Rauf Muh}ammad, al- Marji’ fi> Ta’lim al- Lughah al- Ar’abiyah lil Ajnabi (al-Qa>hirah: Maktabah Wahibah, 2003).
126
INDEKS INDEKS TOKOH Abdul Chaer 39, 44 Ahmad Fuad Effendi 37, 42, 43, 44, 52, 53, 79, 81, 83, 86, 90, 94, 112 Ali Yunus dan Abdu Rauf 36 Alen dan Vallette 52, 53 Alessi dan Trollif 33, 76 Anastasi 59 Anderson 50, 98 Arief Sadiman 4, 30, 62, 63, 64, 66, 67, 69, 70, 73 Asnawir dan Basyirudin 25 Azhar Arsyad 1, 24, 27, 28, 30, 33, 72, 75, 76, 77 Danin Sudarwan. 4, 25 David Olson 24 Dulay 59 Dimyati dan Mugiono 59 Must}afa > Ghulayin 2 Jeremiy Harmer 95, 114 Hede 7 Iskandarwassid 35, 40, 42, 46,47, 48, 49, 54 ,68, 81, 83, 90, 93, 115, 117 Ivor 60 Kwuang-wu Lee 33 Jhon Lannon 62 Neo Mai dan Ken K.T.Neo 8 Margaret 55, 60 Martinis Yamin 31 H Douglas Brown 39 Muhibin 55 Nasr bin ‘Abdul ‘Azis 32 Niken Ariani dan Dany Haryanto 8, 31,75 Nurbiana Dhieni 35, 36, 41, 57 Roestiyah 51, 52 Rushdi Ah}mad 41 Ruth G. Strickland 51 Seels Barbara and Richey 29 Suharsini Arikunto 19 Sharha>n ‘Aziz ‘Abdu bin Jama
Indexs
Wolfgang Schnotz 8 William Francis Mackey 79, 82, 83 William Littlewood 99, 100, 102 Yamin Martinis dan Ansari I Bansu 50 Yusuf Hadimiarso 28, 70, 71, 72, 77 INDEKS ISTILAH Afektif 30, 57 Atensi 30 At-Ta‘bir 39, 40 Audio 28 Behavioristik 34 Bilingualisme 3 CAI , 75, 76 CALL 34 Covered 27 Drill 80, 82, 99, 103 Eksploratif 97, 115, 116 Elaborasi 48 Headphone 67 Intonasi 80, 82, 83, 105 Istima 3, 9, 10, 78, 87, 91, 92, 111, 116 Kognitif 29 Konsentratif 97, 115, 116 konservatif, 97, 115 Listen 82 Media, 1, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 23 Medium 24 Multimedia, 4, 7, 8, 9, 23, 75 Performance, 50 Tipologi 9 Variatif 4, 5 Verbalistik 31 Visual 9 INDEKS TEMPAT Jakarta 1, 2, 3, 5, 7, 9 Makasar 8
128
DAFTAR PUSTAKA Ainin, Moch., Metodologi Penelitian Bahasa Arab (Malang: Hilal Pustaka, , cet 1 2007). Administrator, ‚Mengapa Pengajaran Bahasa Kita Gagal?,(6 Septembe 2007) http://.almuslim.web.id/indeks.php?option=com_content&task=view&id=4&It emid=1&PHPSESSID=25ca529870184a1e8e12a9ecb264282e. Akhaidah, Sabarti, Evaluasi dalam Pengajaran Bahasa (Jakarta:Depdikbud, 2000). Alessi, Stephen M. And Trollip, S.R., Computer Based Instruction: Method and Development (New Jersey: Prentice Hall, 1991). Andleigh, Prabhat K dan Thakrar, K., Multimedia System Design (New Jersey : Prentice-Hall, 1996). Anis, Ibrahim, Al-Lugah bayna al-Qawmiyyah wa al-‘Alamiyyah (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1970). Anastasi, Anne, Psychological Testing, 7 th ed.Alih Bahasa oleh Robertus Hariono (Jakarta: Prenhalindo, 2002). Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Atabik, Ali, dkk, Kamus kontemporer Arab Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998). Ariani, Niken dan Dany Haryanto, Pebelajaran multimedia di Sekolah (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010). Arikunto, Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1996). Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003). ------------, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Arsyad, Maidar G. dan Mukti U.S, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia (Jakarta: Erlangga, 1991). Azies, Furqonul dan Chaedar Alwasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif: Teori dan Praktek (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996). ‘Aziz, Sharha>n Abdu bin Jama’il Ta‘limi wa A‘laqotuha bi Taqbili T}ullab lilmaddah Dirosiyyah, (Ja>mi‘ah: Ma‘had Imam Muh}ammad Ibnu Mas‘ud al-Islamiyah,1991).
Daftar Pustaka
Barbara, Seels and Richey, Instructional Technology: The definition and Domain of the Field (Washington DC: AECT, 1994). Brown, H., Douglas, Principle of Language Learning (New York: Harcourt brace & world,1980). Celce-Murcia Marianne, Teaching English as a second or foreign Language (USA: Heinle & Heinle, 2001). Chaer, Abdul, Linguistic Umum (Jakarta :Rineka Cipta, 1994) Dawson, Mildred A, Guiding Language Learning (New York: Harcourt, Brace and World, 1963). Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum Sekolah Menengah Umum Mata Pelajaran Bahasa Arab (Jakarta: 1996). Dewi Irma, [email protected], artikel diakses pada tanggal 6 September 2007. Dhieni, Nurbiana, Metode Pengembangan Bahasa (Jakarta: UT, 2006). Dulay, Burt, and Krashen, Languages Two (New York: Oxford Univ Press, 1982). Allen, Edward David dan Rebecca M. Valette, Clasroom techniques: Foreign Languages and English as a Second Language (New york: Harcourt Brace Jovanovich, 1977). Efendi, Ahmad Fuad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2003). Fathi, Ali Yunus dan Abdu al Rauf Muhammad, al- Marji’ fi> Ta’lim al- Lughah al- Ar’abiyah lil Ajnabi (al-Qa>hirah: Maktabah Wahibah, 2003). Francis, William Mackey, Language Teachiing Analysis (Longman: Longman, 1976). Gagne, R., M., The Condition of Learning & Theory of Instruction (New York: CSB College Publishing, 1985). Hunt, Gary T. Public Spraking, Englewood Cliffs (New Jersey: Prentice-Hall Inc, 1981). Ghulayin, Mus}tofa, Ja<mi‘ Ad-Duru<s AL-A‘rabiyyah (Qa
124
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BERBASIS CD PEMBELAJARAN Di Universitas Negeri Jakarta
Heinich, R., M. Molenda, dan J.D. Russell, Instructional Media and The New Technologies of Instruction (New York: John Wiley & Sons, 1996). Hofstetter, Fred T., Multimedia Literacy (New York: McGraw-Hill, 2001). Iskandarwassid dan Sunendar Dadang, Stategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008). Jami‘ah ar Riyadh, as-Sijl al-‘Ilmi li an-Nadwah al-‘A>lamiyyahal-U>la> li Ta‘li>mi al-‘Arabiyyah li Gair an-Na>t{iqi>n biha> (Riyadh: Maktabi’ jami’ah ar Riyadh, 1978). Littlewood, William, Comunicative Lnguage Teaching (New York: Cambridge University Press, 1983). Ahmad, ‚Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Pembelajaran Tipografi‛, (tesis S2, UNJ Jakarta, 2008). Saefuddin, ‚Bilingualisme masyarakat dalam Wacana Analisis Deskriptif‚ tentang Pemerolehan Bahasa Kedua‛, al-T}uras Vol. II, No,3 (September, 2005). Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naional. Mai, Neo dan Ken K.T.Neo Innovative Teaching: Using Multimedia In a Problem – Based Learning Environment (Selangor: University of Selangor). Martinis, Yamin dan Ansari I. Bansu, Taktik Mengembangkan Individu Siswa (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008). Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Tekhnologi Pendidikan (Rawamangun: Prenada Media,2005). Mujiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Olson, David, The Forms of Expression, Communication and Education (Chicago: National Society for The Study of Education, 1974). O’Malley, J.Michael and Anna Uhl Chamot, Learning Strategies in Second Language Acquisition (Cambridge: Cambridge University Press, 1990). Paul, Andersen, S., Language Skills in Elementari Education (New York: Macmillan Publishing Co. Inc, 1972). Penny Ur, A Course in Language Teaching: Practice and Theory (New York: Cambridge University Press, 1966). Plomp, Tjeerd & Ely, Donald P, International of Instructional Technology (New York: Elsevier science, ltd, 1996). Thoyyib IM, Pengajaran Bahasa Arab dan Politik Bahasa Nasional, makalah disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa Arab II (OINBA III), Dilaksanakan dijakarta. Seels, Barbara B. and Rita C. Richey, Instructional Technology: The definition and Domain of the Field (Washington DC: AECT, 1994).
125
Daftar Pustaka
Syah, Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Baru ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001). Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2008). Russel, David and E.F. Russel, Listening Aids through the Grades (New York: Bureau of Publications, Theachers Collage, Columbia University, 1959). Ralph, Webb, Jr. Interpersonal Speech Communication (New Jersey: PrenticeHall, 1975). Sadarwan, Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008). Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: P.T Grafindo Persada, 2006). Sadiman, Arief S., dkk, Media Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers 2009). Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Bumi Aksara, 2003). Tarigan, Hendry Guntur, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa Bandung, 2008). T}u‘aimah Rushdi, Ahmad , Ta‘lim Al-arabiyah Li Ghairi Nat}iqina Biha (Qa>hirah: Jami‘iyah Al-Manshurah, 1989). Sulistyo, Joko, 6 Hari Jago SPSS 17 (Jakarta: Cakrawala,2010) Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996). Syakur, Nazri, Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: PT. Bintang Pustaka Abadi, 2010). Kusumo, Thea, Pengelolaan Pengajaran Bahasa Inggris II (Jakarta: UT, 1999). Schnotz, Wolfgang, ‚Enabling, Facilitating, and Inhibiting Effects of Animations in Multimedia Learning: Why Reduction of Cognitive Load Can Have Negative Results on Learning,‛ Educational
Technology Research and Development, Vol. 53, No. 3, 2005, Pp. 47– 58 ISSN 1042–1629. Yunus, Ali Fathi dan Abdu al Rauf Muh}ammad, al- Marji’ fi> Ta’lim al- Lughah al- Ar’abiyah lil Ajnabi (al-Qa>hirah: Maktabah Wahibah, 2003).
126
GLOSSARY Arbitrer Artikulasi
: :
Bilingual
:
Elaborasi
:
Fenomena
:
Interprestasi
:
Prototipe
:
Rekomendasi
Sewenang-wenang, manasuka. Sambungan diantara dua bagian yang menghasilkan sebuah lafal dari perubahan rongga dan ruang disaluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa Mampu atau biasa memakai dua bahasa dengan baik. 2 bersangkutan dengan atau mengandung dua bahasa. Merangkaikan ide-ide yang terkandung dalam informasi baru atu memadukan ide baru dengan informasi yang telah diketahui. 1.Hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (spt fenomena alam); gejala: gerhana adalah salah satu alam,n 2 sesuatu yang luar biasa; keajaiban: sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yang berwibawa, 3 fakta; kenyataan: peristiwa itu merupakan sejarah yang tidak dapat diabaikan. Memberi kesan , pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu (penafsiran) Model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh; contoh baku; contoh khas: ia merupakan manusia demokrat. Latihan menggabungkan kalimat-kalimat yang mulanya berdiri sendiri menjadi satu kalimat yang panjang.
Reseptif
:
Terminologi
:
Mau menerima atau terbuka dan tanggap terhadap pendapat, saran, dan anjuran orang lain yang dapat diterima. Konsep-konsep yang sesuai dengan ciri-ciri semantik atau sintaksis yang telah disimak.