PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Oleh: Mohammad Thoha (Dosen Tetap Prodi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan)
Abstrak: Pembelajaran Bahasa Arab dengan segala problematikanya menuntut adanya variasi model dan pendekatan yang harus dilakukan oleh para pengajar. Kesenjangan kompetensi awal antara masing-masing peserta didik dalam satu rombongan belajar serta latar belakang pendidikan mereka yang beragam pula memberikan kontribusi permasalahan tersendiri bagi pengajar bahasa asing ini. Dengan mencoba mencari korelasi antara kompetensi dasar Bahasa Arab yang dimiliki peserta didik sebelumnya dengan kondisi riil satuan pendidikan yang bersangkutan, tulisan ini mencoba mencarikan titik temu antara model pembelajaran Bahasa Arab dengan Manajemen Berbasis Sekolah. Pembelajaran keterampilan-keterampilan dasar bahasa yang meliputi mendengar (istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah) dan menulis (kitabah) dilakukan dengan memperhatikan tingkat penguasaan atau kompetensi awal peserta didik. Demikian pula pemilihan materi dan sarana pembelajaran serta minat dan kesenangan peserta didik menjadi pertimbangan utama bagi pendidik dalam menjalankan pembelajaran dengan pendekatan Manajaemen Berbasis Sekolah ini.
Kata Kunci: Pembelajaran, Manajemen Berbasis Sekolah, Istimâ’, Kalâm, Qirâah, Kitâbah
A. Pendahuluan
oleh pengelola pendidikan menjadi
Berbagai masalah mengiringi pelaksanaan segala
pendidikan
aspeknya
dengan
dalam
hal yang niscaya. Alternatif-alternatif solusi
masalah
para
telah
setiap
ditawarkan
jenjang dan jalurnya. Demikian pula
pendidikan
masalah
tersebut
kegagalan pendidikan demi nasib
mengitari
pembelajaran
senantiasa
oleh
tersebut
untuk
pemerhati mencegah
yang
bangsa di masa yang akan datang.
merupakan kegiatan utama dalam
Untuk itu harapan dan keinginan
pendidikan. Tidak jarang masalah
menuju semakin baiknya proses dan
tersebut terabaikan dan tak kunjung
hasil
mendapatkan
tepat
ditumpukan
tujuan
pendidikan,
sehingga
solusi
target
yang dan
pendidikan yang telah dicanangkan
pendidikan pada melainkan
tidak
saja
pelaksana masyarakat
dan pemerintah dituntut untuk bahu
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha membahu
memberikan
dalam hal ini.
kontribusi
1
masyarakat
melihat
kompleknya
semakin
utama
dalam
permasalahan
pelaksanaan pendidikan.
pendidikan, seiring dengan tuntutan otonomi
seluas-luasnya pendidikan,
sebagai
stakeholders
Demi
pemberian
sekitarnya
pendidikan
pada
maka
lahirlah
sistem
pendidikan
yang
pengelola
akhir-akhir
ini
pengelolaan
dan
visi
Aplikasi Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS)
pelaksanaan
tidak
tata
saja
pada
laksana
kerja
administrasi pendidikan, melainkan hal
itu
diharapkan
dapat
juga
dengan
dilaksanakan pada tataran filosofis
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
pengambilan kebijakan pendidikan,
Sesuai
baik yang sifatnya intern seperti
dengan
tataran
disebut
misi
4
namanya,
pada
aplikasinya,
Manajemen
tentang
Sekolah
memberikan
pembagian
Berbasis
pemetaan jam
kurikulum, pelajaran,
kesempatan
seluas-luasnya
pada
pemenuhan kebutuhan fisik sekolah,
lembaga
pendidikan
untuk
penentuan teknik pembelajaran dan
mengaktualisasikan potensi dirinya
sebagainya, maupun yang sifatnya
sesuai dengan kondisi dan situasi di
mengikat
lembaga pendidikan tersebut.
2
segar pada pendidikan ini, pengelola menjalankan
kegiatannya
sesuai
(ekstern)
seperti
pengangkatan tenaga kependidikan,
Menyambut datangnya angin sekolah
keluar
pemilihan
relasi
sebagainya.
5
pendidikan,
dan
roda
Dengan Manajemen Berbasis
dengan
Sekolah (MBS) pengelola sekolah
kemampuan yang ia miliki. Dengan
juga
demikian
layanan pendidikan sesuai dengan
diharapkan
pelaksanaan
pendidikan tidak lagi "disesuaikan"
dituntut
kebutuhan
untuk
masyarakat
memberikan sekitarnya.
3
Demikian pula model pembelajaran
Akan tetapi palaksanaan pendidikan
harus disesuaikan dengan kondisi
lebih menekankan pada kemampuan
anak didik, minat dan bakatnya, serta
dan kondisi sekolah yang hal itu tentu
kompetensi yang diharapkan muncul
dengan
saja
"kemauan"
pemerintah.
menggambarkan
keinginan 4
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,
hlm. 6. 1
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 8. 2 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. iv. 3 Disarikan dari pemahaman terhadap konsep Manajemen berbasis sekolah. Selengkapnya baca: BPPN dan Bank Dunia, School Best Management (Jakarta: BPPN dan Bank Dunia, 1999), hlm. 21
80
5
Sejatinya. Manajemen berbasis sekolah dicanangkan untuk menciptakan iklim demokratisasi pendidikan. Di mana kebijakan pendidikan tidak diambil dengan pola komunikasi satu arah, akan tetapi pelibatan semua stakeholders termasuk elemen masyarakat dan pengguna jasa mutlak dibutuhkan. Selengkapnya baca Harold B. Alberty dan J. Alberty, The High School Curriculum (New York: The Macmillan Company, 1962), hlm. 34.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha dari anak didik berdasarkan minat dan bakat tersebut.
6
potensi
Berangkat dari asumsi awal bahwa
disesuaikan
dan
kemampuan
dasar
sebuah satuan lembaga pendidikan
pembelajaran
(sekolah).8 Potensi dan kemampuan
dengan minat,
dasar yang dimiliki sekolah meliputi
pelaksanaan
harus
dan kebijakan sekolah berdasarkan
bakat, dan keinginan peserta didik,
kemampuan
maka
tenaga kerja (guru dan karyawan),
tulisan
ini
akan
mencoba
dalam
menawarkan konsep pembelajaran
merencanakan
bahasa
memenuhi
Aab
dengan
pendekatan
menyediakan
kurikulum
kebutuhan
yang
masyarakat,
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
memetakan
perencanaan
untuk lebih mengoptimalkan potensi
pengembangan sekolah yang meliputi
kemampuan Bahasa Arab pada anak
pengembangan
didiknya.
pengelolaannya,
fisik
dan
serta
sistem
mengelola
seluruh sumber daya yang dimiliki B. Memahami
Makna
Dasar
tersebut.
Manajemen Berbasis Sekolah Manajemen serangkaian
upaya
dan
Tujuan utama dicetuskannya
adalah
manajemen berbasis sekolah adalah
proses
terwujudnya
pemberdayaan sumber daya manusia
yang
dan
efisiensi
sumber
daya
lain
yang
pengelolaan
efektif
dan
menjadi
sekolah
efisien.
Asas
penting
karena
melibatkan dua orang atau lebih
tujuan yang ingin dicapai didasarkan
untuk menuju target dan sasaran
ada potensi dan kemampuan yang
sebuah
dimiliki
ditetapkan Berbasis
organisasi
yang 7
bersama . Sekolah
telah
Manajemen
(MBS)
adalah
pengelolaan seluruh aspek kegiatan
sekolah.
Demikian
pula
efektivitas akan tercapai dikarenakan seluruh stakeholders ikut memberikan andil
sesuai
dengan
tugas
dan
wewenangnya, termasuk dalam hal 6
Ibid, hlm. 37. 7 Terdapat banyak sekali pengertian manajemen yang dirumuskan para pakar. Namun demikian dalam kaitannya dengan pendidikan manajemen dapat diartikan proses kerjasama antara dua orang atau lebih dalam satuan organisasi pendidikan, dengan memberdayakan segala sumber daya manusia maupun sumber daya yang lain menuju pencapaian tujuan pendidikan tertentu. Baca Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 32. Bandingkan dengan Jhon Adair, Membina Calon Pimpinan, terj. Soejono Trimo (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 4. Baca juga malayu SP Hasibuan, Manajemen SDM (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm.2.
ini adalah pihak orang tua siswa.9 Dalam
kaitannya
dengan
pembelajaran, MBS berarti suatu tata laksana kerja yang mengikat pada seluruh aspek pembelajaran yang meliputi penentuan mata pelajaran, penentuan
tenaga
edukatif,
perencanaan jumlah jam pelajaran, penentuan jenis evaluasi dan sistem 8
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,
9
Ibid, hlm. 13.
hlm. 11.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
81
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha yang mengiringinya, serta pemilihan
yang saling berurutan dan saling
strategi pembelajaran untuk masing-
berkait. Orang yang belajar bahasa
masing mata pelajaran.
Arab akan mudah menguasai bahasa
Dalam pembelajaran bahasa
Arab apabila ia memulainya dengan
Arab, Manajemen Berbasis Sekolah
melatih
keterampilan-keterampilan
menentukan
tersebut
secara
materi
pelajaran,
atau
sistem
silabus
berurutan
yang
pembelajaran,
dimulai dari keterampilan mendengar,
sistem evaluasi, dan yang paling
berbicara dan seterusnya. Demikian
penting adalah penentuan metode
juga ia akan mengalami kesulitan
pembelajaran. Dengan kesempatan
untuk
tersebut
kemampuan berbahasa Arab yang
pengajar mata
pelajaran
benar-benar
bahasa Arab dapat mengekplorasikan
baik
kemampuannya dalam melaksanakan
dengan
pembelajaran dengan menganilisis
sistematika keterampilan yang harus
keadaan
dikuasainya.12
siswa
yang
sedang
apabila
menempuh pelajaran serta kondisi sosial
masyarakat
pendidikan.
di
lingkungan
10
ia
memiliki
tidak
Untuk agar
dalam
pebelajar
dengan
mudah
masing-masing tersebut
sesuai
Berbasis
tingkatannya, seorang pengajar harus
Pembelajaran
mampu memilih materi atau topik
Bahasa Arab
pelajaran sesuai dengan kesenangan
Bahasa Arab merupakan satu
dan pengalaman siswa. Disisi lain
disiplin ilmu yang terdiri dari berbagai
pilihan
aspek
pembelajaran
keterampilan
utama
di
metode
dalamnya. Aspek keterampilan utama
dengan
tersebut
menentukan
mendengar
membantu
menguasai
Manajemen
Sekolah
mengindahkan
dapat
keterampilan C. Aplikasi
mempelajarinya
meliputi
keterampilan
yang
keadaan
strategi
disesuaikan siswa
keberhasilan
juga peserta
al-Istimâ’),
didik dalam menguasai bahasa Arab.
keterampilan berbicara (Mahârah al-
Di sinilah letak korelasi pembelajaran
Kalâm),
membaca
bahasa Arab dengan Manajemen
(maharat al-qiraah), dan keterampilan
Berbasis Sekolah (MBS). Berikut ini
menulis Keempat merupakan
(Mahârah
dan
keterampilan (Mahârah
11
al-Kitâbah) .
keterampilan keterampilan
tersebut bahasa
akan dijelaskan secara singkat pola pembelajaran masing-masing
bahasa
Arab
pada
tingkatan
keterampilan dengan menggunakan 10
Abu Bakar Muhammad, Ilmu Nahwu Teori Mudah Untuk Mempelajari Bahasa Arab (Surabaya: Karya Abditama, 1996), hlm. 1-3 11 Muhammad Alî al-Khûlî, Asalîb Tadrîs al-Lughah al-‘Arabiyyah (Beirut: Dar al-Fikr, tt), hlm. 19-20.
82
12
Abdullah bin Ahmad Al-Fakihy, Syarh Fawakih al-Haniyah (Semarang: Maktabah Usaha Keluarga Semarang, tt), hlm.3.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha pendekatan
Manajemen
Berbasis
speaker) sebagai pengajar
Sekolah (MBS).
utama. Langkah ini memiliki kelebihan
1. Mengajar
Keterampilan
memberikan
Mendengar (Mahârah al-Istimâ’) Keterampilan
dalam cara
pengucapan bahasa asing
mendengar
secara benar serta dapat
(Mahârah al-Istimâ’) merupakan
mengetahui berbagai dialek
keterampilan
bahasa
awal
dalam
tersebut.15
Akan
pembelajaran bahasa, baik bahasa
tetapi
ibu
asing
dalam langkah ini adalah
adalah
kesulitan beberapa lembaga
maupun
termasuk
bahasa
didalamnya 13
Bahasa Arab. kegagalan
Dengan demikian
dalam
keterampilan
utama
pendidikan
pembelajaran ini
kelemahan
untuk
mendatangkan
dapat
asli
pembicara
tersebut
berkaitan
mengakibatkan kegagalan pada
dengan sulitnya menemukan
pembelajaran
mereka di sekitar lembaga
keterampilan-
keterampilan bahasa berikutnya. Untuk
mengajar
keterampilan
mendengan
pendidikan
kita,
dan
mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk itu.
(Mahârah al-Istimâ’) ada beberapa
2) Memberikan
mandat
langkah yang dapat diambil oleh
pengajaran
pengajar Bahasa Arab. Langkah-
kepada tenaga lokal yang
langkah
dianggap
tersebut
antara
lain
bidangnya.
tenaga
pengajar
(qualified). tenaga
pengajar
alumni
Untuk penyediaan pendidikan
memilih
alternatif
yang
lembaga memilih
jurusan pengajaran bahasa
dapat
dalam
langkah
Dengan
sebagai berikut:
program demikian
studinya. tenaga
edukatif tersebut diharapkan
1) Mendatangkan asli
Tenaga lokal
dari
pendidikan
tersebut,
lembaga
di
tersebut harus merupakan
yang baik dan berkompeten 14
Arab
qualified 16
adalah sebagai berikut: a. Penyediaan
bahasa
berbahasa
pembicara
untuk
Arab
sebagai
(al-
mampu pengajar
berperan bahasa
nâthiq al-ashlî atau native 15
13
Ibid, hlm. 12. H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan Masa Depan (Bandung; Remaja Rosdakarya, 1994) hlm. 121. 14
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), 39. 16 Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab (Surabaya: Al-Ikhlas, 1992), 65.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
83
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha seperti pembicara aslinya.
pelajaran.18
Oleh karena itu ia akan
pembelajaran
berusaha untuk semaksimal
yang paling tepat digunakan
mungkin
adalah metode langsung (al-
mendekatkan
peserta
didik
pengucapan bahasa
dengan
dan
Arab
tharîqah
dialek
yang
Dalam istima'
al-mubâsyarah
asli.
ini
pengajar
mengantarkan
seluruh
dapat
adalah
dengan
bahasa
dengan
sangat
tidak
mengajar menggunakan
alat
bantu
materi
menggunakan
kaset (pita suara) berbahasa
Apabila
Arab
pembelajaran,
yang
langsung
diucapkan oleh orang Arab. Atau
bisa
saja
atau
direct method). Dalam metode
Dalam hal ini langkah yang diambil
metode
17
pelajaran Arab,
dan
dibenarkan ibu.19
bahasa
dalam
instruksi
peserta
didik
tidak dapat menjangkau atau
guru
tidak
dapat
memahaminya,
membawa peserta didik ke
maka pengajar berusaha untuk
laboratorium bahasa untuk
menjelaskan
menonton
yang lebih sederhana dengan
Arab
film
atau
berbahasa
mendengarkan
beberapa
tetap
percakapan
dengan
menggunakan
bahasa Bahasa
Arab. Penggunaaan alat peraga
bahasa Arab. Dalam hal ini
(wasîlah
dibenarkan apabila tenaga
dianjurkan untuk mempercepat
pengajar
pemahaman
sekali-kali
al-îdlâh)
sangat
peserta
didik.
kedisiplinan
yang
menjelaskan isi pembicaraan
Dengan
asli dengan bahasa Arab
tinggi,
yang dapat dijangkau oleh
berusaha
peserta
materi pelajaran secara berkala.
didik,
tentu
penjelasan
saja
tersebut
merupakan
c. Pemilihan
untuk
didik
akan
memahami
materi atau
topik
Arab
pelajaran yang sesuai dengan
sederhana
minat dan kesenangan siswa20.
dengan
Siswa akan termotivasi belajar
bahasa Arab yang diucapkan
apabila ia menyenangi materi
yang
bahasa
peserta
lebih
dibandingkan
oleh pembicara asli tersebut. b. Penggunaan sebagai 17
bahasa
bahasa
Arab
pengantar
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Hlm. 42.
84
18
Hidayat, Mukhtashar fi Thuruq Tadrîs al-Lughah al-‘Arabiyyah li Thullâb al-Madâris alIslamiyyah wa al-Ma’âhid al-Islamiyyah, (Jakarta: Andalas, 1996), hl, 44. 19 Ibid, hlm 45. 20 Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, 48.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha pelajaran. Kaidah ini berlaku
banyak
dalam pelajaran keterampilan
dengan baik, dan terdapatnya
mendengar istimâ').
dapat
dijalankan
(mahârah
al-
materi pelajaran lain yang rata-
karena
itu,
rata memiliki korelasi dengan
Oleh
pengajar harus pandai memilih
pelajaran bahasa Arab.
topik yang disenangi peserta didik.
Topik
yang
disenangi
tersebut biasanya berupa topik-
2. Mengajar
Berbicara (Mahârah al-Kalâm)
topik yang telah dialami atau dikenal peserta
didik
Keterampilan
Keterampilan
berbicara
dalam
(mahârah
al-kalâm)
kehidupannya. Hal yang perlu
kelanjutan
dari
diperhatikan
mendengar. Kedua keterampilan
oleh
pendidik
adalah
keterampilan
dalam memilih topik pelajaran
ini saling
adalah penyusunan topik-topik
pendengarannya
pelajaran yang harus dimulai
dimungkinkan
dari topik yang paling mudah
berbicara
dan
sebaliknya orang yang tidak dapat
sederhana
serta
akrab
terkait. Orang
yang baik
untuk
dengan
dapat
baik
dengan dunia siswa, kemudian
mendengar
meningkat sedikit demi sedikit
akan dapat berbicara dengan baik.
menuju topik-topik yang sulit. Pembelajaran
21
keterampilan
dengan
pula,
baik
tidak
Oleh karena itu pengajar bahasa bisa melaksanakan pembelajaran
mendengar (Mahârah al-Istimâ’)
keterampilan
di lembaga pendidikan agama
mengiringi
dapat
mendengar
berbicara
seraya
keterampilan
menerapkan
langkah-
tersebut
secara
peserta didik. Pemahaman peserta
Hal ini mengingat
didik tentang topik bahasan yang
langkah
22
bersamaan.
hal-hal yang dibutuhkan dalam
diperolehnya
aplikasi
mendengar
langkah-langkah
yang
telah
melalui dapat
dimiliki
proses
dimanfaatkan
tersebut telah banyak tersedia
sebagai langkah awal pengajaran
di lembaga pendidikan agama,
berbicara.
seperti
penyediaan
keterampilan berbicara merupakan
edukatif
yang
tenaga kualified,
pengungkapan
Pada (ta'bir)
dasarnya dari
isi
penggunaan bahasa pengantar
pemikiran yang telah terekam di
bahasa
dalam pemahaman peserta didik.23
Arab
yang
sedikit
21
Abd. Aziz Abd Majid, Al-Qishshah alTarbawiyah (Mesir; Dar Al-Ma'arif, tt), hlm. 3. 22 Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, hlm. 51.
23
Lebih rinci baca Abd Rahman bin alFauzan dkk, Al-‘Arabiyyah Bayn Yadayk (Riyadh: Muassasah al-Waqf al-Islamy, 2002), hlm. 12.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
85
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha Oleh karena hubungannya yang
sangat
dekat
pembelajaran
dengan
keterampilan
mendengar,
maka
melaksanakan
kemampuan bahasa serta minat dan bakat mereka.
dalam
pembelajaran
keterampilan berbicara (Mahârah al-Kalâm)
pembelajaran yang sesuai dengan
seorang
3. Mengajar
Keterampilan
Membaca (Mahârah al-Qirâah)
pengajar
Untuk
memiliki
bahasa Arab dapat memilih topik-
keterampilan membaca (Mahârah
topik yang sederhana dan dekat
al-Qirâah) yang baik dibutuhkan
dengan dunia siswa sebelum topik
kecermatan
tersebut meningkat sesuai dengan
dikarenakan membaca merupakan
tingkat kesulitannya.
24
berbasis
pembelajaran seorang
Hal
ini
kegiatan memahami isi pemikiran
Dalam kaitannya dengan manajemen
tersendiri.
sekolah,
bahasa pengajar
memperhatikan
penulis
yang
sedang
tentu
saja
berada 25
dihadapan
Arab,
pembaca.
Kegiatan
menarik
dapat
pemahaman tersebut lebih sulit
tingkat
dibandingkan dengan pengambilan
penguasaan siswa tentang Bahasa
pemahaman
Arab yang didukung oleh kegiatan
pembicaraan
atau
mereka di luar sekolah seperti
melibatkan
langsung
dalam
pembicara
(mutakallim)
lingkungan
tidak
keluarga,
melalui
proses
dialog
yang antara dan
lingkungan tempat tinggal, dan
pendengar (sâmi'), di mana proses
lingkungan bermain. Tidak jarang
dialog tersebut dapat melibatkan
ditemukan
bahasa
menempuh
siswa
yang
pendidikan
telah formal
tubuh
yang
membantu
dapat
terjadinya
seperti sekolah dan madrasah juga
kesepahaman yang baik antara
mengikuti
kedua belah pihak.26
program
pendidikan
lainnya seperti pondok pesantren
Dengan
memperhatikan
dan sebagainya. Dengan demikian
tingkat kesulitan yang ada pada
kegiatan
kegiatan membaca, maka dalam
mereka
di
lembaga
pendidikan non formal tersebut
pelaksanaan
dapat dijadikan pertimbangan bagi
dengan
materi
pengajar
membaca
(Mahârah
bahasa
untuk
pembelajaran keterampilan al-Qirâah),
menentukan topik dan metode 25
24
Ibid, hlm. 14. Baca juga Fathî ‘Alî Yunus, Tashmîm al-Manhaj li Ta’lim al-Lughah al‘Arabiyyah (Kairo: Dâr al-Tsaqâfah, 1981), hlm. 67.
86
Abd Rahman bin al-Fauzan dkk, Al‘Arabiyyah Bayn Yadayk, hlm. 15. 26 Usamah al-Ulfy, Al-Lughah al‘Arabiyyah wa Kayf Nunhidu Bihâ Nuthqan wa Kit^abatan, (Kairo: Al-Hai’at al-Mishriyah, 2004), hlm. 4. lawhat
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha seorang
pengajar
dapat
menggunakan
juga
pendekatan
pemilihan
materi
bacaan
Mâddah
al-Maqrûah)
(al-
secara
bahan
bacaan
untuk
melatih
keterampilan membaca (Mahârah al-Qirâah) media
sekaligus
sebagai
pendalaman
materi
28
berjenjang dari materi yang mudah
pelajaran yang lain.
menuju materi yang semakin sulit,
seperti
dari materi yang sangat dekat
beberapa keuntungan bagi siswa,
dengan dunia siswa menuju materi
tenaga pengajar dan lembaga itu
yang
sendiri.
semakin
abstrak
pemahaman mereka.
bagi
27
pengajaran
akan
melahirkan
Keuntungan
tersebut
antara lain adalah efisiensi materi,
Dalam kaitannya dengan MBS,
ini
Langkah
keterampilan
kesinambungan pelajaran
materi-materi
dan
timbulnya
minat
membaca (Mahârah al-Qirâah) di
belajar siswa yang tinggi yang
lingkungan
agama
disebabkan siswa merasa senang
dengan
dengan apa yang mereka pelajari.
dapat
pendidikan
dilaksanakan
menarik korelasi pelajaran bahasa Arab dengan pelajaran lainnya. Sebagaimana dimaklumi bahwa
4. Mengajar Keterampilan Menulis (Mahârah al-Kitâbah) Keterampilan
kurikulum pendidikan di lingkungan pendidikan
agama
memiliki
menulis
(Mahârah al-Kitâbah) merupakan
kelebihan tersendiri dibandingkan
keterampilan
dengan
pendidikan
beberapa keterampilan bahasa29.
umum. Kelebihan tersebut dapat
Untuk menguasai keterampilan ini
dicontohkan dalam komposisinya
secara
yang sebagian besar terdiri dari
penguasaan keterampilan bahasa
materi-materi agama Islam yang
sebelumnya dengan baik pula. Hal
sebagian besar pula referensi dan
ini
acuannya ditulis dengan bahasa
merupakan kegiatan menuangkan
Arab. Keadaan seperti ini dapat
isi pikiran dalam bentuk tulisan
dijadikan peluang oleh pengajar
yang
untuk
dipahami oleh pembaca yang tentu
kurikulum
menarik
korelasi
antara
terakhir
baik
dibutuhkan
dikarenakan
tujuannya tidak
sedang
dalam
menulis
untuk
dapat
pelajaran bahasa Arab dengan
saja
berhadapan
pelajaran agama lainnya. Korelasi
atau bahkan tidak satu masa
tersebut bisa berupa penyediaan
dengan penulis. Seluruh aspek
27
Abd. Rahman bin al-Fauzan dkk, Al‘Arabiyyah Bayn Yadayk, Hlm. 15. Lihat juga Rusydy Ahmad Tho’imah, Ta’lim al-Lughah al‘Arabiyyah li Ghayr al-Nâthiqîn Bihâ; Manâhijuhû wa Asâlibuhû (Riyadh: Ayisku, 1989), hlm. 56.
28
Abd. Rahman bin al-Fauzan dkk, Al‘Arabiyyah Bayn Yadayk, hlm. 21. 29 Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, hlm 59.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
87
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha bahasa yang meliputi penguasaan
penyaduran karya-karya tulis yang
struktur
ada dengan bahasa siswa (al-ta'bîr
(qawâ'id),
kosa
kata
(mufradât), sastra (balâghah), dan
al-tahrîrî).
pilihan diksi yang baik (ikhtiyâr alkalimah) sangat dibutuhkan dalam kegiatan menulis.
D. Penutup
30
Manajemen Sekolah
(MBS)
bahasa Arab dengan pendekatan
terobosan
baru
MBS di lingkungan pendidikan
pendidikan
untuk
agama,
kesempatan
seluas-luasnya
Dalam
pembelajaran
pengajar
dapat
merupakan para
pemikir
memberikan pada
memanfaatkan minat dan bakat
pengelola
siswa
menuangkan
"menjalankan" kegiatan sekolahnya
kreasinya dalam bentuk bahasa-
sesuai kondisi dan situasi yang ada
bahasa sederhana seperti dalam
di
bentuk
pengelola
dalam
penulisan
surat
idzin,
sekolah
lapangan.
Dengan
sekolah
untuk
demikian
tidak
harus
penulisan artikel sederhana untuk
mengelola sekolahnya dengan pola
pengisian
sentralisasi yang
majalah
dinding
mengacu
pada
(mading), penulisan puisi, ataupun
"petunjuk" atau kebijakan dari pusat
kaya-karya
dengan
ilmiah
yang
lebih
sistem
Tentu
dapat menciptakan iklim kompetitif
pendidikan tidak semuanya harus
menulis
pada
momen-momen
dilepaskan
tertentu
seperti
pada
program
pemerintah pusat. Oleh karena itu
pekan
sekolah,
ada beberapa hal yang memerlukan
meeting,
saja
penyeragaman.
serius. Demikian pula pengajar
class
bidang dengan
garapan kebijakan
penutupan tahun pelajaran dan
standarisasi
sebagainya.
materi
pelaksanaan di lembaga pendidikan.
harus
Kondisi daerah, dan kebutuhan lokal
tingkat
menjadi acuan penerapan MBS di
atau
Tentu
topik
saja
tulisan
disesuaikan
dengan
pusat
penguasaan bahasa Arab peserta
lembaga pendidikan.
didik. Demikian pula pembinaan
Dalam
kaitannya
dengan
pengajaran
di
agama
memberikan
latihan
luasnya pada pengajar bahasa Arab
lembaga
pendidikan
dimulai
dengan
untuk 30
Rusydy Ahmad Tho’imah, Ta’lim alLughah al-‘Arabiyyah li Ghayr al-Nâthiqîn Bihâ, hlm. 78. Baca juga Thoha Aly Husien al-Dalmy, Al-Lughah al-‘Arabiyyah; Manâhijuhâ wa Tharâiq Tadrîsihâ (Baghdad: Jami’ah al-Hasyimiyah,tt), hlm. 45.
bahasa
dalam
keterampilan menulis peserta didik dapat
88
Berbasis
Arab,
kesempatan
mengaktualisasikan
MBS seluaspotensi
sekolah dalam merancang sistem pembelajaran.
Kesempatan
ini
memberikan peluang bagi pengelola lembaga
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
pendidikan
agama,
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha mengingat sebagian besar lembaga
DAFTAR PUSTAKA
pendidikan agama telah memiliki
Abd Rahman bin al-Fauzan dkk, Al’Arabiyyah Bayn Yadayk. Riyadh: Muassasah al-Waqf alIslamy, 2002.
basic
yang
pengembangan
memadai
untuk
bahasa
Arab.
Melihat kesempatan besar ini, maka menjadi hal yang sepatutnya apabila lembaga pendidikan agama memiliki
Abd. Aziz Abd Majid, Al-Qishshah alTarbawiyyah. Mesir; Dar AlMa'arif, tt.
nilai kompetensi bahasa Arab yang lebih dibandingkan dengan lembaga pendidikan umum. Inilah peluang dan tantangan para pengajar bahasa Arab. Wa Allah A'lam.
Abdullah bin Ahmad Al-Fakihy, Syarh Fawakih al-Haniyah. Semarang: Maktabah Usaha Keluarga Semarang, tt. Abu Bakar Muhammad, Ilmu Nahwu; Teori Mudah Untuk Mempelajari Bahasa Arab. Surabaya: Karya Abditama, 1996. BPPN dan Bank Dunia, School BasedManagement. Jakarta: BPPN dan Bank Dunia, 1999). Fathy ‘Aly Yunus, Tashmîm al-Manhaj li Ta’lîm al-Lughah al-‘Arabiyyah. Kairo: Dar al-Tsaqofah, 1981. H.A.R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional, Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung; Remaja Rosdakarya, 1994. Harold B. Alberty dan J. Alberty, The High School Curriculum. New York: The Macmillan Company, 1962. Hidayat, Mukhtashar fi Thuruq al-Tadrîs al-Lughah al-’Arabiyyah li alThullab al-Madâris al-Islâmiyyah wa al-Ma’âhid al-Islâmiyah. Jakarta: Andalas, 1996. Jhon Adair, Membina Calon Pimpinan, terj. Soejono Trimo. Jakarta: Bumi Aksara, 1993. Juwairiyah Dahlan, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ikhlas, 1992.
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012
89
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Mohammad Thoha Malayu SP Hasibuan, Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Muhammad Alî al-Khûlî, Asalîb al-Tadrîs Al-Lughah al-‘Arabiyyah. Beirut: Dar al-Fikr, tt. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.
Nathiqin Biha Manahijuhu wa Asalibuhu. Riyadh: Ayisku, 1989. Tayar
Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.
Thoha Aly Husien al-Dalmy Al-Lughah al-’Arabiyyah Manahijuha wa Thoroiqu Tadrisiha. Baghdad: Jami’ah alHasyimiyah,tt. Usamah al-Ulfy, Al-Lughah al-’Arabiyyah wa Kayf Nunhidu Bihâ Nuthqan wa Kitâbatan. Kairo: Al-Hai’at al-Mishriyah, 2004.
Rusydy Ahmad Tho’imah, Ta’lim alLughah al-‘Arabiyyah li Ghair al-
90
OKARA, Vol. I, Tahun 7, Mei 2012