BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sosiologi Komunikasi Pada dasarnya komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagi aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu - individu lainya(dan dengan begitu menetapkan kredibilitasnya sebagai seorang anggota masyarakat) sehingga meningkatkan kesempatan individu tersebut untuk tetap hidup, sedangkan tidak adanya kemampuan ini pada seseorang individu umumnya dianggap sebagai suatu bentuk patologi kepribadian yang serius. Nampaknya sudah tidak dapat dihindari lagi bahwa proses komunikasi begitu mendasar bagi kehidupan sosial manusia. Komunikasi dan sosiologi merupakan dua hal yang saling keterkaitan, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang telah lama berkembang, sedangkan komunikasi merupakan proses interaksi yang berada dalam kajian sosiologi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi menjadi landasan kelahiran dan perkembangan ilmu komunikasi untuk mengkaji kualitas interaksi sosial masyarakat. Pengaruh sosiologi terhadap komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat menghasilkan sebuah sub ilmu kajian yang dinamakan sebagai sosiologi komunikasi
1
2.1.1 Definisi Sosiologi Komunikasi Secara kebahasaan nama sosiologi berasal dari kata socious, yang artinya ”kawan” atau ”teman” dan logos, yang artinya ”kata”, ”berbicara”, atau ”ilmu”. Sosiologi berarti berbicara atau ilmu tentang kawan. Dalam hal ini, kawan memiliki arti yang luas, tidak seperti dalam pengertian sehari-hari, yang mana kawan hanya digunakan untuk menunjuk hubungan di antara dua orang atau lebih yang berusaha atau bekerja bersama. Kawan dalam pengertian ini merupakan hubungan antar-manusia, baik secara individu maupun kelompok, yang meliputi seluruh macam hubungan, baik yang mendekatkan maupun yang menjauhkan, baik yang menuju kepada bentuk kerjasama maupun yang menuju kepada permusuhan. Selo Soermadjan dan Soelaman seomardi (Soekanto 20;2003) mengatakan bahwa, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (normanorma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, seperti pengaruh hubungan timbal balik antara segi kehidupan hukum dengan kehidupan ekonomi. Hasan Shadily
(Burhan Bungin,27:2009), secara khusus kata sosial
maksudnya adalah kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan
2
bersama. Pengertian ini juga mengandung makna bahwa Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu yang terlepas golongan
atau masyarakatnya), dengan
dari
ikatan-ikatan adat, kebiasaan,
kepercayaan atau agamanya Jadi, sosiologi adalah ilmu tentang berbagai hubungan antar-manusia yang terjadi di dalam masyarakat. Hubungan antar-manusia dalam masyarakat disebut hubungan sosial. Sedangkan definisi sosiologi komunikasi menurut Soerjono Soekanto, merupakan kekhusus-an sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruhmemengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Menurut Burhan Bungin (2007:31), sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dan sudut sosiologis. Pada pembahasannya sosiologi komunikasi membahas tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut. Namun hal terpenting didalam sosiologi komunikasi adalah proses interaksi sosial dan kontak sosial yang terjadi antara sesama manusia. dimana kontak sosial memiliki cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orangperorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
3
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada 2.1.2 Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Menurut Burhan Bungin (2006:27-31) Sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat, komunikasi & teknologi komunikasi &informasi a. Sosiologi Kata sosiologi berasal dari kata sofie, yang artinya bercocok tanam, kemudian berkembang menjadi socius yang dalam bahasa latin berarti teman atau kawan. Berkembang lagi menjadi kata sosial yang artinya berteman, atau berserikat. Secara khusus kata sosial bertujuan untuk mengartikan semua hal yang berhubungan dengan berbagai kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan atau perkumpulan manusia dalam meraih tujuan dan memperbaiki kehidupan bersama. Menurut Pitirin Sorokin (Soekanto,1:9200), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang: Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya: antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dengan moral, hokum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan sebagainya), hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial
4
dengan gejala non-sosial (misalnya: gejala geografis, biologis, dan sebagainya), dan ciri-ciri umum semua gejala-gejala sosial b. Masyarakat Menurut Ralph linton (Soekanto:24:2003), masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka menganggap diri mereka sebagai dengan
batas-batas
yang
dan
suatu kesatuan sosial
dirumuskan
dengan
jelas.
Selo
Soemardjan (Soekanto,24:2003) menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Berdasarkan
definisi
tersebut,
maka
disimpulkan
bahwa
masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.. Hubungan antara manusia,
kemudian
melahirkan
keinginan,
kepentingan, perasaan, kesan dan penilaian. Keseluruhan itu kemudian
mewujudkan
adanya
system
komunikasi
dan
peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka muncul budaya yang mengikat antara satu manusia dengan yang lain.
5
c. Komunikasi Thedornson and Theodornson (Burhan bungin,30:2009), memberi batasan lingkup berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap atau emosi dari seorang atau sekelompok kepada yang lain terutama melalui symbol-simbol. Garbner yang dikutip olleh Mcquail dan Windhal (Burhan Bungin,31:20090, mendefinisikan komunikasi sebagai interaksi sosial melalui pesan-pesan. Onong Uchyana (2002:11), mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses, pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran ata perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informas atau opini yang muncul dari benak komunikator. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian,
keraguan,
kekhawatiran,
kemarahan,
keberanian, maupun kegairahan yang muncul dari dalam hati. Berdasarkan berbagai definisi tersebut, maka disimpulkan bahwa lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang terkait dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat; termasuk komunikasi yang dilakukan secara langusung maupun dengan menggunakan media komunikasi. d. Teknologi Media Informasi Istilah
teknologi
telematika
(telekomunikasi,
media
dan
informatika) berawal dari istilah teknologi informasi (Information Technology atau IT). Istilah ini mulai popular di akhir decade 70-
6
an. Pada masa sebelumnya, teknologi informasi masih disebut dengan istilah teknologi komputer atau pengolahan data elektronik atau Electronic Data Processing (Burhan Bungin:29:2009). Menurut Alter (Burhan Bungin,30:2009), teknologi informasi mencakup
perangkat
keras
dan
perangkat
lunak
untuk
melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,
mentrasmisikan,
memanipulasi
atau
menampilkan
menyimpan, data.
mengambil,
Martin
(Burhan
Bungin,30:2009), mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. 2.2 Komunikasi dan Analisis Sosial Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang berarti ‘sama’. Kata communis ini paling sering disebut sebagai asal dari kata komunikasi karena merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip, yaitu communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” atau dalam bahasa Inggris disebut to make common. Kata ‘sama’ yang disebut-sebut tadi maksudnya adalah komunikasi terjadi karena adanya kepahaman dan kesamaan makna. Komunikasi juga merupakan cara manusia berbagi pengetahuan dan pengalaman. (Mulyana, 2007)
7
Hal ini sesuai dengan pengertian yang dijabarkan dalam kamus Oxford English Dictionary tentang pengertian komunikasi: “The imparting, conveying, or exchange of ideas, knowledge, information, etc.” yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah pemberian, penyampaian, atau pertukaran ide, pengetahuan, informasi, dan lain sebagainya. Harold Lasswell menulis dalam karyanya The Structure and Function of Communicationn in society bahwa untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: “Who Say What in Which Channel to Whom With What Effect?” Paradigma tersebut menunjukkan bahwa komunikasi memiliki unsurunsur yang merupakan jawaban dari pertanyaan tersebut, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Sehingga bila dijabarkan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan menimbulkan efek tertentu. Lebih jelasnya, bersumber dari situs wikipedia Indonesia dan buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar oleh Deddy Mulyana, dengan paradigma tersebut dapat dijabarkan komponen-komponen dari komunikasi. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Komponen-komponen komunikasi menurut Lasswell tersebut adalah: 1. Pengirim atau komunikator (sender/who) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan (message/says what) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud dari pengirim.
8
3. Saluran atau media (in which channel) merujuk kepada cara penyampaian pesan kepada komunikan, apakah langsung atau melalui media massa. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. 4. Penerima atau komunikan (receiver/to whom) adalah pihak yang menerima pesan dari sumber 5. Efek (with what effect) adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah menerima pesan tersebut Apa yang dijabarkan oleh Lasswell tersebut kemudian dapat dijadikan jenis riset komunikasi (Kriyantono, 2006), yang mencangkup: 1. Studi komunikator (who), yaitu studi mengenai komunikasi sebagai individu maupun institusi. 2. Studi pesan (says what), yang merupakan studi mengenai isi pesan, analisis teks, semiotik, pesan verbal maupun nonverbal, untuk iklan atau analisis program. 3. Studi media (in which channel), yaitu studi mengenai media (salurannya). 4. Studi khalayak (to whom), yaitu studi mengenai khalayak atau komunikan. 5. Studi efek (with what effect), yaitu studi mengenai efek yang merupakan dampak dari terpaan pesan komunikasi. Komunikasi adalah aktivitas yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kegiatan ini sering berlangsung di antara individu-individu yang berlainan latar belakang. Komunikasi merupakan salah satu wujud dari analisis sosial. Begitupun analisis sosial merupakan salah satu bagian dari komunikasi.
9
Menurut Holland, Joe & Henriot, Peter; (Analisis Sosial dan Refleksi teologis, 1986); mendefinisikan analisis sosial sebagai; ”usaha memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi sosial dengan menggali hubungan-hubungan histories dan strukturalnya”. Analisis Sosial dapat dipahami sebagai usaha untuk menganalisis sesuatu keadaan atau masalah sosial secara objektif, upaya ini kita lakukan untuk menempatkan suatu masalahtertentu dalam konteks realitas sosial yang lebih luas yang mencakup konsep waktu (sejarah), konteks struktur (ekonomi, sosial, politik, budaya, konteks nilai, dan konteks tingkat atau arah lokasi, y ang dalam prosesnya analisis sosial merupakan usaha untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai hubungan-hubungan struktural, kultural dan historis, dari situasi sosial yang diamati. Analisa sosial sebagaimana term yang disandang, merupakan alat untuk melakukan analisa terhadap situasi dan kondisi sosial. Sebagai alat analisa, tentunya ansos bukan alat untuk menyelesaikan problema sosial. Secara lebih detail dikatakan, ansos adalah: Usaha memperoleh gambaran secara lengkap tentang situasi sosial dengan menggali dan melihat peristiwa-peristiwa (sejarah) dan
struktur-nya.
Situasi
sosial
perlu
dianalisis
baik
menurut
waktu
(sejarah/analisis historis), maupun menurut ruang (analisis struktur). Analisis historis adalah kajian tentang perubahan-perubahan sistem sosial dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan analisis struktural menyajikan bagian kegiatan dalam sebuah struktur sosial.
10
Analisa sosial menggali realitas dari berbagai dimensi. Terkadang memusatkan pada masalah-masalah yang khusus seperti masalah pengangguran, kelaparan dan lain sebagainya. Disisi lain juga membicarakan masalah kebijakankebijakan. Analisa sosial memungkinkan seseorang meneliti lebih jauh struktur ekonomi, sosial, politik dan budaya, yang menjadi sumber munculnya masalahmasalah dalam sebuah kebijakan. Tujuan dari analisis sosial sebagai cara melihat dan mengkaji sebuah realiats sosial, maka analisa sosial bertujuan untuk membangun cara pandang masyarakat untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam hubungannya dengan stuktur sosial. Analisis sosial bukan sebuah alat (instrument) yang bebas nilai. Untuk itu ada batas-batas “kemampuan” yang dimilikinya: Pertama, analisis sosial tidak dirancang untuk menyelesaikan sebuah persoalan sosial, tapi hanya membuka mata bahwa dalam sebuah kehidupan sosial yang timpang ada sebuah persoalan yang, diakibatkan oleh sebuah struktur sosial yang timpang. Sekali lagi, analisa sosial bukan untuk menjawab langsung sebuah persoalan. Kedua, analisa sosial bukan sebuah pekerjaan “elite” yang dimonopoli oleh orang-orang pinter (intelektual). Karena setiap hari kita bisa melakukan analisa sosial dengan berbagai cara (jadi mungkin, kira-kira begini: seorang melakukan sebuah analisa terhadap kondisi soaial, tapi dia tidak tahu bahwa dia melakukan analisa sosial). Hal ini terjadi terutama ketika kita mengaitkan sebuah
11
masalah dengan peristiwa atau dengan yang lainnya, atau ketika kita memilih satu dari beberapa langkah yang akan kita pilih. Ketiga, karena analisa sosial bukanlah analisa yang bebas nilai. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius. Analisa sosial bukanlah pendekatan yang obyektif dan netral. Namun bukan berarti sebelum kita melakukan analisa sosial (dengan memilih masalah, pendekatan, pengungkapan nilai-nilai dsb.) kita tidak memiliki apapun. Karena kita takkan pernah memasuki sebuah analisa tanpa sebuah komitmen yang ditanamkan sebelumnya. Komitmen inilah yang membedakan antara sebuah analisa sosial dengan yang lainnya. Langkah-langkah untuk melakukan analisis sosial antara lain; 1.
Konversi, langkah pertama adalah kita menyingkap dan memperjelas
nilai-nilai yang mendorong kita melakukan tugas, itu berarti kita bersentuhan dengan berbagai prespektif, praduga, pendirian-pendirian, yang mempengaruhi soal jawab yang kita lakukan dan penilaian-penilaian yang kita buat. Maka tak ada analisa sosial yang ‘bebas nilai’. 2.
Deskripsi, ini dilakukan sekedar membuat diskripsi umum dari situasi
yang sedang kita coba untuk dipahami. Semisal kita memepelajari: a. Permaslahan sosial (seperti pengangguran), b. Institusi seperti sekolah, c. kesatuan wilayah geografis seperti RT, desa dan lain-lain. 3.
Analisis, setelah kita melakukan diskripsi, tentunya kita melakukan
analisis yang lebih formal dengan berbagai elemen dan unsur analisa. 4.
Kesimpulan, setelah kita memahami dari beebrapa segi dan ragam
baru ada kesimpulan yang menjadi acuan kita untuk memahami perubahan sosial.
12
2.3 Rezim Industri 2.3.1 Revolusi Industri Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yangberlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Sedangkan pengertian Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris keekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels danLouis-Auguste Blanquidi pertengahan abad ke-19. Tidak diketahui kapan tepatnya revolusi industri dimulai. Adayang berpendapat bahwa revolusi industri dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan ada juga yang berpendapat sejak masa Yunani.Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa revolusi industri berawaldari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara-negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik-pabrik yang menggunakan mesin-mesin berat. Dampak revolusi industri bagi umat manusia terasa dalam berbagai bidang, yaitu : Munculnya industri secara besar-besaran, peningkatan mutu hidup, hidup menjadi lebih dinamis, manusia bisa menciptakan berbagai produksi untuk memenuhi kebutuhannya, harga barang menjadi murah, meningkatnya urbanisasi
13
ke kota-kota industri, berkembangnya kapitalisme modern dan golongan kapitalis mendesak pemerintah untuk menjalankanimperialisme modern. Sedangkan dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan. 2.3.2 Pengertian Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri. Industri itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan pengolahan bahan mentah, barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan atau perusahaan yang membuat barang jadi (SulcanYaschin, 1995:84). Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu
14
sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia (Sumaatmaja, 1981). 2.3.3 Pengertian Industrialisasi Industrialisasi berasal dari kata industri yang berarti memiliki makna kegiatan memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, melalui mesin. Jadi industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris (pertanian) menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat lebih berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari
proses modernisasi
dimana
perubahan
sosial
dan
perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas (tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
15
2.4 Penggolongan Obat Tradisional Indonesia Menurut peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Indonesia, obat bahan alam di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan obat tradisional dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmakan. Jamu adalah ramuan dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu sebagai warisan budaya bangsa harus tetap dilestarikan dengan fokus utama pada aspek mutu dan keamanannya dengan khasiat jamu sebagai obat tradisional didasarkan pada pengalaman empirik yang telah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama. Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis, dan bahan bakunya telah terstandarisasi. Obat herbal terstandar merupakan obat tradisional yang biasanya disajikan dari ekstrak atau hasil penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, biota laut, maupun mineral. Untuk membuat obat herbal terstandar dibutuhkan alat yang lebih dusun serta ditunjang oleh tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan pembuatan ekstrak seperti standar kandungan bahan berkhasiat dalam bahan obat tradisional, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, serta dalam pembuatannya harus higienis. Selain proses pembuatannya yang membutuhkan teknologi yang maju, obat herbal terstandar pada umumnya telah ditunjang dengan bukti ilmiah
16
berupa uji praklinik seperti uji khasiat farmakologis dan uji toksitas akut maupun klinis pada beberapa hewan percobaan. Sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dengan hewan percobaan dan telah melalui uji klinis pada manusia serta bahan baku dan produknya telah distandardisasi. Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional yang terbuat dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena dalam proses pembuatannya sudah terstandar dengan ditunjang bukti ilmiah bahkan sudah sampai uji klinis pada manusia, dengan uji klinis ini akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat tradisional di sarana pelayanan kesehatan (Hendri, Wasito 2011:13) 2.4.1 Perkembangan Obat Tradisional Indonesia Obat tradisional Indonesia telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakit yang diderita. Nenek moyang bangsa Indonesia telah mewariskan banyak obat-obatan yang telah teruji khasiatnya dan tetap lestari hingga saat ini dengan didukung oleh pembuktian ilmia melalui uji pra-klinik dan uji klinik. Penggunaan obat tradisional di masyarakat memiiki kecenderungan untuk kembali ke alam dengan memanfaatkan berbagai tanaman obat, karena obat sintetis dirasakan terlalu mahal serta efek samping yang cukup besar sehingga konsumsi obat tradisional di Indonesia cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu juga peningkatan produksi tanaman obat-obatan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
17
Survei perilaku konsumen yang dilakukan di Indonesia menyatakan 61,3% responden memiliki kebiasaan meminum obat tradisional yang merupakan tradisi masyarakat yang berkembang di masyarakat secara turun-temurun, hal ini merupakan potensi yang cukup besar dalam pengembangan pasar dalam negeri dari produk obat tradisional. Peningkatan konsumsi ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemakaia obat tradisiona dan perkembangan industri obat tradisional yang terus berkembang dari tahun ke tahun. (Sumber: Badan Pusat Statistik, 2007) 2.4.2 Eksistensi Jamu Tradisional 2.4.2.1 Definisi Jamu Masyarakat Indonesia secara turun temurun mengenal obat dari alam yang dibuat ramuan dalam bentuk jamu. Jamu adalah obat tradisional Indonesia yang dibuat dari tumbuhan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Bahan-bahan yang digunakan tidak menggunakan bahan kimia sintetik. Jamu biasanya diresepkan oleh pengobat tradisional (BATRA). Jamu yang diresepkan bisa buatan pabrik, buatan BATRA atau harus dicari dan dibuat sendiri. (Harmanto, Ning 2007:13) Sedangkan menurut Badan POM RI.2015 pengertian jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.
18
Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. (Badan POM RI.2015. Pedoman Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman untuk Anak-anak. Badan POM RI, Jakarta) Jamu bisa dimanfaatkan untuk obat luar dan obat dalam yang harus diminum. Obat luar bisa dioles, digosok, direndam atau tempel. Image jamu biasanya bau yang tidak enak dan rasanya pahit. Khasiat jamu dipercaya sejak zaman dulu. Selanjutnya, seiring dengan berjalannya waktu, negara Indonesia dijajah Belanda masuklah budaya barat yang memperkenalkan obat medis yang praktis, kecil, tidak berbau dan tinggal telan. Jamu menggunakan bermacam-macam tumbuhan yang diambil langsung dari alam dan efek sampingnya relatif lebih kecil dibanding obat medis. Namun karena masyarakat sudah dijejai dengan informasi pengobatan yang serba praktis, maka tidak mudah meyakinkan kalangan medis meresepkan jamu atau obat herbal yang belum dilakukan penelitian ilmiah tau uji klinis. Meski pada kenyataannya jamu atau obat herbal sudah digunakan puluhan bahan ratusan tahun yang lalu secara turun temurun sebelum farmakologi modern masuk Indonesia. 2.4.2.2 Eksistensi Jamu di Mata Negara, Pasar dan Publik
19
2.4.2.2.1 Eksistensi Jamu di Mata Negara Di dalam negeri, Pemerintah sangat mendukung berkembanganya jamu Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh Kemenprin RI yang telah mengadakan kegiatan Minum Jamu Bersama diikuti oleh beberapa menteri kabinet kerja. Untuk terus mendukung industri jamu di Indonesia, jamu akan menjadi minuman wajib yang akan disuguhkan kepada tamu-tamu di Kemenprin. Hal ini ditujukan untuk memasyarakatkan jamu sebagai warisan budaya nasional. Selain itu Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) juga melakukan upaya
yang sama dengan melakukan diseminasi
teknologi
pengembangan tanaman obat yang merupakan bahan baku jamu. Diseminasi dilakukan melalui publikasi, seminar, pelatihan, pameran dan kegiatan lainnya. Kementan RI juga telah melakukan pembinaan intensif kepada petani toga (tanaman obat keluarga) di 22 provinsi hingga proses pasca panen.1 Kementrian Kesehatan juga secara aktif mendukung perkembangan jamu sebagai bagian dari solusi kesehatan masyarakat dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 03/MENKES/PER/2010 mengenai Saintifikasi Jamu. Peraturan ini bertujan untuk mendukung penelitian ilmiah mengenai jamu agar pemanfaatan jamu sebagai bagian dari pilihan pengobatan memiliki landasan empirik yang ilmiah . Keputusan pemerintah tersebut juga diikuti dengan penetapan Keputusan Menteri Kesehatan No.1334 Tahun 2010 tentang Komisi Nasional Saintifikasi Jamu yang bertujuan membuat pedoman dan landasan metodologi penelitian tentang jamu, 1
3. Lesamana, S. 2014. Pamor Jamu Kian Memikat Para Pesohor. Majalah Sains Indonesia Edisi 34 Oktober 2015
20
Dukungan dari pemerintah agar jamu bisa mendunia ditunjukkan melalui upaya standarisasi jamu, kegiatan promosi, serta peningkatan kualitas produk jamu dengan melatih para pelaku usaha agar jamu dapat menembus pasar Internasional. 2.4.2.2.2 Eksistensi Jamu di Mata Pasar Jamu merupakan warisan budaya bangsa yang sudah digunakan secara turun menurun. Indonesia memiliki keunggulan dalam hal pengembangan jamu dengan 9.600 jenis tanaman obat yang dapat digunakan sebagai bahan dasar jamu. Selain itu, pemerintah juga sudah menggolongkan tanaman obat yang merupakan bahan baku pembuatan jamu ke dalam sepuluh komoditas potensial untuk dikembangkan. Dari sisi perekonomian, industri jamu telah berkontribusi sangat besar bagi pendapatan nasional, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penyediaan lapangan kerja. Eksistensi Jamu di Mata Pasar bisa dikategorikan menjadi dua, yakni pasar domestik maupun pasar internasional. Salah satu contoh eksistensi di pasar domestik bisa dilihat di beberapa hotel yang saat ini mulai menyediakan ruang khusus bagi jamu agar para tamu mendapatkan kenyamanan melalui aroma terapi dari tanaman obat Indonesia. Selain itu restaurant, cafe maupun outlet-outlet khusus jamu juga sudah mulai berkembang di beberapa tempat. Hal ini memberikan peluang tersendiri bagi pengembangan jamu pada sektor pasar domestik yang dapat menarik turis domestik maupun internasional. Tidak hanya itu, eksistensi jamu tradisional di pasar domestik juga dapat dilihat dengan banyaknya kemunculan cafe jamu yang salah satu tujuannya untuk
21
mempromosikan rasa jamu kepada remaja. Salah satu contohnya adalah cafe Tiga Tjeret yang ada di Solo dan Yogyakarta. Juga dengan banyaknya kemasan jamu tradisional yang berbentuk modern dengan memanfaatkan social media sebagai salah satu sarana penjualannya. Eksistensi jamu tradisional di pasar internasional juga bisa dilihat dari beberapa brand jamu yang sudah mampu membuktikan keberadaannya di pasar dunia, diantaranya adalah : -
Produk unggulan jamu dari PT Sidomuncul yang sudah berhasil masuk pasar Singapura dan Australia. Sidomuncul menargetkan dapat menguasai 10 persen pasar produk serupa di Singapura dan Australia dan akan menjajaki pasar Timur Tengah serta Eropa.2
-
Nyonya Meneer melakukan ekspansi usaha ke Malaysia dan Vietnam untuk memproduksi minyak telon. Nyonya Meneer melakukan kerja sama dengan perusahaan lokal, dimana pihak perusahaan akan menyiapkn resep minyak telon, dan perusahaan mitranya akan membangun pabrik. Kerja sama ini dilakukan untuk menyiasati biaya produksi sekaligus memperluas pasar. Semua bahan baku, resep, dan keahlian tetap berasal dari Nyonya Meneer dan merek produk tetap menggunakan nama Nyonya Meneer. 3
2
Hendrawan, P. 2012. Jamu Sidomuncul Masuk Pasar Singapura dan Australia. Edisi Sabtu 25 Februari 2012. http://bisnis.tempo.co/read/news/2012/02/25/090386338/jamu-sidomunculmasuk-pasar-singapura-dan-australia (diakses pada tanggal 15 Juli 2017 pukul 15:30) 3 Amirullah. 2014. Ny Meneer Buat Minyak Telon di Malaysia dan Vietnma. Edisi Senin 17 November 2014. http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/11/17/090622566/ny-meneer-buatminyak-telon-di-malaysia-dan-vietnam (diakses pada tanggal 15 Juli 2017 pukul 16:00)
22
-
Borobudur Herbal yang diproduksi PT Industri Jamu Borobudur terbukti diminati pasar luar negeri. Borobudur yang hampir 90% bahannya menggunakan bahan herbal asli Indonesia ini telah melakukan ekspor ke beberapa Negara yaitu Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Timur Tengah, Cina, Nigeria, Rusia dan negara lainnya. 4
-
Salah
satu
pengusaha
spa
di
Melbourne,
Australia,
telah
mengembangkan pijat asli di Indonesia dengan dipadu ramuan jamu yang mengandung kunyit, daun sirih dan kulit telur. Ada juga ramuan lain yang membantu wanita mendapatkan kembali vitalitasnya dengan cepat, meningkatkan laktasi, dan menghilangkan angin, pusing, sakit dan nyeri. 5 Salah satu bukti mengenai ketertarikan negara asing dengan jamu tradisional Indonesia ditunjukkan oleh Duta Besar Suriname yang mengunjungi produksi jamu tradisional di Wonosobo sehingga membuka peluang ekspor jamu Wonosobo ke negara Suriname. 2.4.2.2.3 Eksistensi Jamu Tradisional di Publik Di tengah perkembangan ilmu di dunia medis dan juga peningkatan layanan kesehatan konvensional; jamu sebagai obat tradisional ternyata tidak mengalami penurunan popularitas. Bahkan riset ilmiah
4
mengenai khasiat,
Tempo.2014. Herbal Lokal yang diminati di Mancanegara Edisi Sabtu 11 Januari 2014. http://www.tempo.co/read/news/2014/01/11/140543917/herbal-lokal-yang-diminati-dimancanegara (diakses pada tanggal 15 Juli 2017 2017 pukul 17:22) 5 11. Trip, B. 2012. Situs Time Mengulas Jamu. Edisi Kamis 1 Maret 2012. http://tekno.tempo.co/read/news/2012/03/01/061387342/situs-time-mengulas-jamu (diakses pada tanggal 15 juli 2017 pukul 20:20 )
23
manfaat dan juga kandungan bahan serta ramuan jamu telah menjadi bidang penelitian tersendiri di ilmu kesehatan. Negara – negara maju seperti Amerika Serikat juga semakin menerima jamu sebagai bagian dari pengobatan tradisional dan menjadikan jamu sebagai pengobatan alternatif atau komplementer bagi pengobatan konvensional yang diberikan pada pasien. Dalam sebuah riset kesehatan dasar yang dilakukan pada tahun 2010 ditemukan data bahwa kurang lebih 50 persen dari penduduk Indonesia aktif mengkonsumsi jamu untuk keperluan pengobatan dan juga menjaga kesehatan. Dalam perkembangannya; konsumen jamu terus mengalami perkembangan berkat dilakukannya riset ilmiah dan juga produksi obat tradisional terstandar yang merupakan bentuk modern dari jamu.
6
2.4.2.3 Macam-Macam Jamu Jamu mempunyai bermacam-macam rasa dan khasiatnya, diantaranya adalah (Dwiyanto, 2009:145) a. Jahe (Zingiber Officinale) Jahe sejenis tanaman rimpang yang banyak sekali manfaatnya. Terlebih pada cuaca dingin, minum jahe sangat membantu untuk menghangatkan tubuh. Manfaat jahe yang lain adalah untuk mengobati masuk angin, melancarkan peredaran darah, mencegah perut buncit,, mengobati flu dan batuk, mencegah migraine, menurunkan tekanan darah dan masih banyak manfaat lainnya. b. Beras kencur
6
https://maggo.co.id/blog/jamu/pengobatan-tradisional-jamu-kian-diakui-masyarakat-luas/ diakses pada tanggal 15 Juli 2017 Pukul 22:02
24
Manfaat beras kencur ini untuk mengobati masuk angin, mengobati nyeri, linu dan juga mengencangkan kulit, menambah nafsu makan, menyembuhkan perut kembung. Ramuan ini terdiri dari beras, kencur, jahe, gula jawa dan kunyit. c. Kunyit Kunyit disebut Curcuma Longa Linn. Tanaman ini memiliki sifat seperti bau khas aromatik, rasa agak pahit dan sedikit pedas, sejuk dan tidak beracun. Melancarkan darah dan vital energi, menghilangkan sumbatan, peluruh haid. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain: demam, dispepsia (perut kembung, mual dan tidak nafsu makan), keputihan, radang rahim, radang gusing, gatal akibat cacat air serta tekanan darah tinggi d. Kunyit Asam Berkhasiat untuk meredakan nyeri perut saat haid, serta mencerahkan kulit dan melunturkan lemak, memperlancar peredaran darah, menjaga metabolisme tubuh supaya tetap pada kondisi yang sehat, mengobati sariawan dan panas dalam. e. Temu Lawak Berkhasiat untuk mengobati penyakit liver, menghilangkan gejala masuk angin atau kembung, menyembuhkan sakit kepala, menghilangkan jerawat, membantu untuk memproduksi cairan-cairan pada empedu, dan juga dapat mengobati penyakit hepatitis. 2.4.2.4 Efek Samping Jamu Secara umum ada beberapa efek tau reaksi negatif yang muncul setelah minum jamu/obat herbal, antara lain; (Harmanto,Nin 2007:60) 1. Mual dan muntah
25
2. Diare 3. Alergi gatal-gatal dan bengkak 4. Gangguan maag 5. Pusing dan sakit kepala 6. Panas dingin dan seluruh badan menjadi sakit 7. Tekanan darah menjadi tinggi atau justru drop 8. Gula darah drop 9. Badan lemas dan keluar keringat dingin 10. Mengantuk 11. Sulit tidur Meski begitu efek samping yang ditimbulkan oleh herbal biasanya hanya bersifat sementara karena tubuh sedang menyesuaikan diri. Dalam mengonsumsi obat herbal sebaiknya menggunakan dosis secara bertahap. Mulai dari sehari sekali saja dulu, rasakan dan perhatikan apakah tubuh mengalami reaksi tertentu. 2.5
Obat Herbal Terstandar Jamu dapat dinaikkan kelasnya menjadi herbal terstandar dengan syarat
bentuk sediaannya berupa ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi. Disamping itu herbal terstandar harus melewati uji praklinis seperti uji toksisitas (keamanan), kisaran dosis, farmakodinamik (kemanfaatan) dan teratogenik (keamanan terhadap janin). Uji praklinis meliputi in vivo dan in vitro. Riset in vivo dilakukan terhadap hewan uji seperti mencit, tikus ratus-ratus galur, kelinci atau hewan uji lain. Sedangkan in vitro dilakukan pada sebagian organ yang terisolasi, kultur sel atau
26
mikroba. Riset in vitro bersifat parsial, artinya baru diuji pada sebagian organ atau pada cawan petri. Tujuannya untuk membuktikan klaim sebuah obat. Setelah terbukti aman dan berkhasiat, bahan herbal tersebut berstatus herbal terstandar. Obat herbal tradisional merupakan obat-obatan yang diproses dan diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Obat herbal terstandar adalah obat yang simpliasianya telah dilakukan standarisasi dan telah dilakukan uji pra klinik. Obat herbal terstandar adalah obat yang simpliasianya telah dilakukan standarisasi dan telah dilakukan uji pra klinik. Standarisasi simplisia merupakan upaya menyeluruh dimulai dengan pemilihan lahan (unsur tanah) yang tepat untuk tumbuhan obat tertentu, budi daya yang baik sampai pasca panen (good agriculture practices) Menurut penelitian masa kini, obat obat herbal memang bermanfaat untuk kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Mengenai pengertian obat herbal sendiri sebenarnya sangat banyak versinya. Versi pertama merupakan bahwa yang dinamakan obat herbal merupakan obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Seperti dalam definisi dan pengertian obat herbal, dapat
27
kita ketahui bersama bahwa obat herbal dapat menyembuhkan penyakit dengan efek samping yang minim karena dibuat dari bahan-bahan yang alami, tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat memberikan efek samping baik secara langsung maupun setelah waktu yang lama. Versi kedua merupakan definisi dan pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyatakan bahwa : definisi dan pengertian obat herbal atau Obat tradisional merupakan bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang scr traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat herbal yang saat ini telah diakui oleh ilmu kedokteran modern merupakan obat herbal yang telah melalui dua uji penting, yaitu: Uji praklinik (uji khasiat dan toksisitas) dan uji teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan berkhasiat secara seksama hingga dapat dibuat produk yang terstandardisasi Contoh dari obat herbal tradisional adalah diabmeneer, virugon, diapet, stop diar plus, fitogaster, fitolac, sehat tubuh, glucogarp, reumakeur, hi stimuno, prisidii, irex max, lelap, kiranti pegel linu, kuat segar, kiranti sehat datang bulan Ketentuan Obat Herbal Terstandar antara lain: Obat Herbal Terstandar sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 butir b harus mencantumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”, logo sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) berupa “JARI – JARI DAUN (3 PASANG) TERLETAK DALAM LINGKARAN”, dan ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah /pembungkus /brosur, logo (jari – jari daun dalam lingkaran) sebagaimana
28
dimaksud pada ayat (2) dicetak dengan warna hijau di atas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo, tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” yang dimaksud pada Ayat (1) harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” Berdasarkan keputusan BPOM obat tradsional yang didaftarkan sebagai Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan; b. Klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik; c. Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi; d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. 2.6
Modernisasi Zaman 2.6.1 Modernisasi Sebagai Gejala Umum Semua bangsa terlibat dalam proses modernisasi. Manifestasi proses ini
pertama kali nampak di Inggris pada abad ke-18 dalam yang disebut revolusi industri. Sejak itu gejala tersebut meluas ke semua penjuru dunia. Mula-mula ke daerah-daerah yang kebudayaannya semacam, yaitu ke Eropa dan Amerika Utara, kemudian ke bagian-bagian dunia yang lain dengan daerah-daerah yang kebudayaannya berbeda sama sekali dengan kebudayaan Eropa. Penyebaran itu dianggap sebagai sesuatu yang biasa, sehingga masyarakat dunia itu sering dibagi menjadi dua kategori; negara maju dan negara sedang berkembang, masing-masing terdiri atas negara-negara, yang sedang mengadakan modernisasi. Dalam pembagian itu tidak disediakan tempat untuk kemungkinan
29
adanya negara yang karena sesuatu hal tidak terlibat dalam proses modernisasi itu. (Soekadijo, 1991:1) Teori modernisasi muncul di tahun 1950-an, ketika Amerika Serikat menjadi negara adikuasa dunia. Ilmuwan sosial Amerika Serikat kemudian mendapatkan tugas baru untuk merumuskan program yang diperlukan untuk melakukan modernisasi negara Dunia Ketiga yang baru merdeka. Ilmuwan sosial merumuskan modernisasi sebagai satu proses yang bertahap, tidak berbalik, maju dan berjangka panjang menuju kearah seperti yang telah dicapai oleh Amerika Serikat. (Suwarsono, Alvin YSO 1990:257) Para teoretisi perspektif modernisasi telah secara implisit membangun kerangka teori dan tesisnya dengan ciri-ciri pokok sebagai berikut; Pertama, modernisasi merupakan proses bertahap. Teori Rostow misalnya, membedakan berbagai fase pertumbuhan ekonomi yang hendak dilalui oleh setiap masyarakat. Masyarakat semula berada dalam tatanan yang primitif dan sederhana menuju dan berakhir pada tatanan yang maju dan dusun. Kedua, modernisasi juga dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi. Dalam hal ini, dengan modernisasi akan terbentuk berbagai masyarakat dengan tendensi dan struktur serupa. Dalam hal ini, Levy salah seorang penganut teori modernisasi, dengan tegas mengatakan bahwa “sesuai dengan perkembangan waktu, mereka dan kita akan semakin mirip satu sama lain..”, karena model modernisasi menjanjikan bahwa semakain modern tahapan yang telah dilalui, semakin serupa bentuk dan karakteristik berbagai masyarakat yang terlibat dalam perubahan sosial.
30
Ketiga, modernisasi terkadang terwujud dalam bentuk lahirnya sebagai proses Eropanisasi atau Amerikanisasi, atau lebih yang dikenal dengan istilah bahwa modernisasi sama dengan Barat. Ini terlihat misalnya pada sikap yang berlebihan untuk memuji keberhasilan, bahkan “segala sesuatu” yang meng-eropa dan meng-amerika di dalam literatur teori modernisasi. Keempat, modernisasi juga dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur. Proses modernisasi tidak bisa dihentikan, ketika ia sudah dimulai. Kelima, modernisasi merupakan perubahan progresif. Sekalipun akibat samping maupun korban modernisasi beraneka macam dan terkadang berada diluar batas-batas nilai kemanusiaan dan moral universal, dalam jangka panjang, modernisasi tidak hanya sekedar merupakan sesuatu yang pasti terjadi, tetapi modernisasi dilihat sebagai sesuatu yang diperlukan dan diinginkan. Terakhir, modernisasi memerlukan waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan perubahan revolusioner. Diperlukan waktu beberapa generasi bahkan berabad-abad untuk sampai pada tahapan akhir, dan hanya waktu dan sejarah yang dapat menyaksikan keseluruhan proses, hasil, dan akibat langsung maupun sampingnya. (Suwarsono, Alvin YSO 1990:22-23) Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang batas-batasannya tak ada dapat ditetapkan secara mutlak. Modernisasi merupakan suatu bentuk perubahan sosial. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat bersangkutan karena prosesnya meliputi bidang-bidang yang sangat luas, menyangkut proses disorganisasi, problem-problem social,
31
konflik antarkelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan. (Soekanto, Soerjono 1984:304) 2.6.2 Pengertian Modernisasi Kata modernisasi merupakan kata benda dari bahasa latin “modernus” (modo:baru saja) atau model baru,dalam bahasa Perancis disebut Moderne. Modernisasi secara etimologi berasal dari kata modern. Kata modern dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah yang berarti: baru, terbaru, cara baru atau mutakhir, sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntunan zaman, dapat juga diartikan maju,baik. Menurut Astrid S Susanto dalam bukunya komunikasi dalam teori dan praktek, mengatakan modernisasi adalah proses pembangunan kesempatan yang diberikan oleh
perubahan demi kemajuan. Widjojo Nitisastro menyebut
modernisasi mencangkup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola -pola ekonomis dan politis. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial, yan bisanya perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan Sosial Planing . Soerjono Soekanto (1984:305) mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut : -
Cara berpikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa ataupun masyarakat.
32
-
Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
-
Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
-
Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
-
Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti disiplin, sedangkan di lain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
-
Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
Modernisasi mengandung tiga makna. Makna paling umum sama dengan seluruh jenis perubahan sosial progresif apabila masyarakat bergerak maju menuju skala kemajuan yang diakui. Pemakainnya adalah dalam arti historis dan berlaku untuk seluruh periode historis. Perubahan dari hidup pra-modern ke modern. Makna yang kedua lebih khusus secara historis, yakni modernitas, yang berarti tranformasi sosial, politik, ekonomi, kultural, dan mental yang terjadi di Barat sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya di abad ke-19 dan 20. Modernitas meliputi proses industrialisasi, urbanisasi, rasionalisasi, birokratisasi, pengaruh kapitalisme, perkembangan kapitalisme dan motivasi untuk berprestasi, meningkatnya pengaruh akan dan sains. Proses transformasi yang di lalui masyarakat tradisional atau masyarakat prateknologi untuk menjadi masyarakat yang ditandai oleh teknologi mesin, sikap rasional, dan sekuler serta struktur sosial yang sangat terdiferensiasi.
33
Makna modernisasi paling khusus hanya mengacu pada masyarakat terbelakang atau tertinggal dan melukiskan upaya mereka untuk mengejar ketertinggalan dari masyarakat paling maju yang hidup berdampingan dengan mereka pada periode historis yang sama dalam masyarakat global. Dengan kata lain, modernisasi melukiskan gerakan dari pinggiran menuju inti masyarakat modern. Menurut pengertian relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun oleh elite penguasa. Definisi untuk analisis, yakni melukiskan dimensi masyarakat tradisional atau masyarakat pra-modern. Neil Smeler, melukiskan modenisasi sebagai transisi multidimensional yang meliputi enam bidang. Modernisasi di bidang ekonomi berarti: (1) Mengakarkan teknologi dalam ilmu pengetahuan; (2) Bergerak dari pertanian subsistensi ke pertanian komersial; (3) Penggantian tenaga binatang dan manusia oleh energi benda mati dan produksi mesin; (4) Berkembangnya bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja di tempat tertentu. Pada awal proses modernisasi yang biasanya berupa industrialisasi, pengangguran merupakan persoalan yang meminta perhatian mendalam. Disatu pihak inovasi dibidang teknologi menyebabkan persoalan pengangguran di Negara-negara yang baru mulai dengan dengan modernisasi, tetapi dilain pihak, di Negara-negara yang relatif telah maju teknologinya, problema sosial menyangkut pengisian waktu senggang. Aktivitas-aktivitas untuk mengisi waktu senggang
34
yang biasanya berhubungan erat dengan upacara dan tradisi menjadi pudar dengan perkembangan teknologi tersebut. Aspek yang paling spektakuler dalam modernisasi sesuatu masyarakat ialah pergantian teknik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern yang tertampung dalam pengertian revolusi industri. Akan tetapi proses yang disebut revolusi industri itu hanya satu bagian, atau satu aspek saja dari suatu proses yang jauh lebih luas. Modernisasi suatu masyarakat ialah suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. (Soekadijo, 1991:1) Di bidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya dusun industri yang besar-besar, di mana produksi barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi diadakan secara massal. Adanya dusun-dusun industri mengandung implikasi adanya organisasi-organisasi yang kompeks untuk mendirikan, menyelenggarakan, dan mengembangkan aparat produksi itu dan untuk mengadakan pembelian bahan-bahan baku serta untuk penjualan produknya. Tambahnya pengetahuan ilmiah merupakan faktor yang terpenting dalam proses modernisasi. Maka dalam hal ini masyarakat itu lebih atau kurang modern, apabila lebih atau kurang menerapkan pengetahuan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kita dapat mencoba mendefinisikan proses modernisai itu secara demikian, yaitu dengan mendefinisikan aspek-aspek tertentu dari proses seluruhnya. Karena modernisasi itu suatu gejala yang meliputi segalagalanya, sehingga tidak dapat dipelajari di satu bidang ilmiah saja, makan di bermacam-macam bidang keahlian orang akan cenderung membatasi diri kepada
35
satu gejala saja, yang harus dipandang sebagai satu aspek dari proses seluruhnya. Kemungkinan lain untuk mendefinisikan proses modernisasi masyarakat ialah dengan menggunakan indikator. Artinya, kita memilih satu gejala yang berubah bersama-sama dengan jalannya modernisasi masyarakat. (Soekadijo, 1991:5) 2.7 Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah perubahan kehidupan sosial masyarakat dari pola lama menjadi pola yang baru karena perkembangan waktu. Perubahan sosial dapat juga terjadi karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta cara pandang manusia terhadap suatu hal. Perubahan sosial setiap masyarakat tidaklah sama, ada yang cepat dan ada pula yang lambat tergantung pada keadaan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang statis akan mengalami perubahan dan pembaruan secara lambat. Sedangkan masyarakat yang dinamis akan mengalami perubahan dan pembaruan secara cepat. Perubahan terjadi karena ketidak sesuaian unsur-unsur yang lama dengan kondisi kehidupan masyarakat. Perubahan terjadi antara lain pada unsur interaksi sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok sosial, dan pelapisan sosial. Perubahan sosial yakni segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.(Soemardjan,Selo 1982:261) Perubahan sosial merupakan ciri khas semua masyarakat dan semua kebudayaan, baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern. Dalam
36
masyarakat modern perubahan itu sangat cepat, sedangkan dalam masyarakat tradisional sangat lambat. Wilbert Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai “perubahan penting dari struktur sosial”, dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah “pola-pola perilaku dan interaksi sosial”. Moore memasukkan ke dalam definisi perubahan sosial berbagai ekspresi mengenai struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural. (Wilbert E.Moore, 1974:3) Perubahan sosial pada umumnya bisa berasal dari berbagai sumber. Pertambahan jumlah penduduk pasti akan menimbulkan perubahan ekologis, yang pada gilirannya merangsang terjadinya perubahan tatahubungan antara kelompokkelompok sosial. Penemuan-penemuan dan inovasi teknologis, apabila diterapkan dalam skala yang cukup besar, mungkin akan menimbulkan suatu tatanan baru dalam kehidupan ekonomi dan dengan demikian bisa menimbulkan perubahan menuju apa yang disebut kebiasaan-kebiasaan berpikir dan bertindak. Suatu perubahan ideologi dasar suatu masyarakat (misalnya dalam agama atau konsep tentang negara) atau perubahan orientasi dari masa lampau ke masa depan mudah menimbulkan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan timbulnya perubahan sosial. Singkatnya, sumber-sumber pokok dari perubahan sosial terletak di dalam lingkup biologi, teknologi, dan ideologi masyarakat (Robert M.Maclver, 1961: hal 508.635) Sebagai dampak perubahan sosial, masyarakat akan bersikap dan berprilaku sesuai dengan tuntutan perubahan tersebut. Meskipun terjadi perubahan sosial, tetapi masyarakat pada umunya tetap mengharapkan adanya kestabilan atau
37
keseimbangan dan harmonisasi dalam kehidupan masyarakat. Keseimbangan dalam masyarakat merupakan situasi yang menjadi harapan setiap masyarakat. Keseimbangan ini dimaksudkan sebagai situasi dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat berfungsi pada tempatnya. Dalam kondisi yang demikian, individu akan merasakan ketentraman karena tidak ada benturan dalam norma dan nilai-nilai. Jika muncul gangguan terhadap situasi tentram tersebut, maka masyarakat dapat menolaknya, atau merubah susunan pranata kemasyarakatan untuk menerima suatu unsur yang baru. Namun demikian, masuknya unsur-unsur baru tersebut dipaksakan oleh suatu kekuatan. Ketika masyarakat menolaknya oleh karena unsur-unsur baru tidak menimbulkan kegoncangan, namun pengaruhnya akan tetap ada, namun tidak membahayakan hakikat norma yang ada. Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh, dan dapat berfungsi secara wajar. 2.7.1 Proses Perubahan Sosial Menurut Roy Bhaskar dalam buku (Salim, 2002: 20), perubahan sosial biasanya terjadi secara wajar, gradual, bertahap serta tidak pernah terjadi secara radikal atau revolusioner. Proses perubahan sosial meliputi: 1) Proses reproduction Proses ini adalah proses mengulang, menghasilkan kembali segala hal yang diterima sebagai warisan budaya dari nenek moyang kita sebelumnya. Warisan budaya dalam kehidupan keseharian meliputi material atau kebendaan, teknologi dan immaterial atau non-benda, adat, norma dan nilai-nilai. Roy Bhaskar menyatakan reproduction
38
berkaitan
dengan
masa
lampau
perilaku
masyarakat,
yang
berhubungan dengan masa sekarang dan masa yang akan datang. 2) Proses transformation Proses ini adalah proses penciptaan hal yang baru yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berubah adalah aspek budaya yang sifatnya material sedangkan yang sifatnya norma dan nilai sulit sekali diadakan perubahan bahkan ada kecenderungan untuk dipertahankan, sebagai contoh orang Jawa, memakai pakaian dengan stelan dasi dan jas, tetapi nilai kehidupanya masih tetap orang Wonogiri atau Purwodadi, Grobagan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya yang tampak yaitu budaya material lebih mudah diubah, sikap hidup adalah menyangkut nilai-nilai yang sukar untuk dibentuk kembali. 2.7.2 Perubahan Sosial di Yogyakarta Perubahan-perubahan sosial yang telah terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta semenjak akhir masa penjajahan Belanda bisa dibagi dalam dua kategori-perubahan yang disengaja dan yang tidak disengaja (intended and unintended change). Yang dimaksudkan dengan perubahan sosial yang disengaja adalah perubahan yang telah diketahui dan direncanakan sebelumnya oleh para anggota masyarakat yang berperan sebagai pelopor perubahan. Perubahan yang tidak disengaja, sebaliknya ialah perubahan yang terjadi tanpa diketahui atau direncanakan sebelumnya oleh seseorang anggota masyarakat.
39
Dalam hal perubahan sosial di Yogyakarta, perubahan yang disengaja adalah perubahan pemerintah, dari yang sangat tersentralisir dan otokratis menjadi pemerintahan yang didesentralisir dan demokratis. Salah satu perubahan sosial yang tidak disengaja ialah hilangnya otoritas pamong praja atas pemerintahan desa; perubahan ini sudah diantisipasi oleh para pelopor perubahan, meski tidak disengaja. (Soemardjan, Selo 305) 2.7.3 Tingkat Perubahan Sosial dan Modernisasi Tingkat perubahan adalah istilah yang dikenal di dalam ilmu sosial. Istilah itu bahkan terdaftar sebagai suatu aspek penting perubahan dalam beberapa buku penuntun ilmu sosiologi. Tingkat perubahan adalah suatu kecepatan yang dengannya berbagai unsur struktur budaya dan sosial muncul, lenyap, atau diganti oleh unsur-unsur lain. Suatu perbedaan penting harus dibuat antara tingkat perubahan sebagaimana yang dirasakan oleh pengamat-pengamat yang terlibat dalam lingkungan sosial tertentu. Di antara kejadian-kejadian perubahan sosial, modernisasi menempati tempat khusus karena tingkat pembangunan sosialnya yang tinggi, dan bersamaan dengan itu berlangsung terus. Dua sifat ini menjelaskan sifat yang ketiga; modernisasi adalah proses yang unik yang di dalamnya perubahan sosial selalu berada di atas tingkat pemahaman subyektif. Perubahan telah didefinisikan sebagai konsep inklusif yang mengacu kepada perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat, mulai dari individu hingga tingkat dunia. Kita pun telah mencatatat, perubahan penting pada satu tingkat tak harus penting pula di tingkat lain. Kebanyaka teoritisi perubahan sosial
40
menyangkal mitos tentang penyimpangan, dan menegaskan sifat normal dari perubahan (Lauer, Robert 1993:156). Teori perubahan sosial menetapkan arah tertentu dari perubahan atau hanya meneliti arah perubahan tertentu. Selanjutnya arah perubahan itu kurang lebih telah dianggap tak terelakkan. Sedangkan teori modernisasi telah digunakan terutama sebagai konsep yang mencangkup ketimbang konsep yang membedakan. Teori konsep modernisasi digunakan untuk meringkaskan fenomena yang sangat banyak jumlahnya ketimbang membedakan apa yang modern dari kondisi yang non-modern (Lauer, Robert 1993:416-417). 2.7.4 Teori Rasionalitas Max Weber Pemikiran Weber yang dapat berpengaruh pada teori perubahan sosial adalah dari bentuk rasionalisme yang dimiliki. Pemikiran Weber rasionalitas meliputi empat macam model yang ada di kalangan masyarakat. keberadaan rasionalitas itu dapat berdiri sendiri tetapi juga simultan yang secara bersama menjadi acuan perilaku masyarakat. empat macam model rasionalitas menurut Weber : (Salim, 2002: 39) a) Tradisional rationality Yang menjadi tujuan adalah perjuangan nilai yang berasal dari tradisi kehidupan masyarakat (sehingga ada yang menyebut sebagai tindakan yang non-rational). Setiap kehidupan masyarakat seringkali dikenal adanya aplikasi nilai, setiap kegiatan selalu berhubungan dengan orientasi nilai kehidupan sehingga norma hidup bersama tampak lebih kokoh
41
berkembang. Contoh: upacara perkawinan yang menjadi tradisi hampir semua kelompok etnis di Indonesia. b) Value oriented rationality (wertrationalitat) Suatu kondisi dimana masyarakat melihat nilai sebagai potensi hidup, sekalipun tidak aktual dalam kehidupan keseharian. Kebiasaan ini di dukung oleh perilaku kehidupan agama (nilai agama) serta budaya masyarakat yang berurat-berakar dalam kehidupan (tradisi), sebagai contoh: orang kerja keras membanting tulang di Jakarta, kemudian setahun sekali mudik di kampung daerah. c) Affective rasionality Jenis rasional yang bermuara dalam hubungan emosi yang sangat mendalam, dimana ada relasi hubungan khusus yang tidak bisa diterangkandi luar lingkaran tersebut. Contohnya: hubungan suami-istri, ibu-anak. d) Purposive rationality/Rasionalitas Instumental Bentuk rational yang paling tinggi dengan unsur pertimbangan pilihan yang rasional sehubungan dengan tujuan tindakan dan alat yang dipilihnya. Di setiap komunitas masyarakat, kelompok masyarakat, etnik tertentu, ada banyak unsur rasionalitas yang paling popular yang banyak diikuti oleh masyarakat. sebagai contoh: rasionalitas ekonomi seringkali menjadi pilihan utama di banyak masyarakat. sepanjang sejarah kehidupan rasionalitas ini bisa menggerakkan banyak perubahan sosial, mengubah perilaku kehidupan orang-perorangan secara kontekstual.
42