BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Auditing Istilah Auditing dikenal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar, orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan Pemeriksa atau Auditor. Pada mulanya seorang auditor bertindak sebagai pendengar yang kritis terhadap pertanggung jawaban yang dibacakan oleh penanggung jawab suatu badan usaha. Peran auditor semakin lama akan semakin berkembang dengan tuntutan zaman yang semakin maju. Audit yang dilakukan baik internal auditor maupun eksternal auditor sangat berguna untuk menilai dan mengawasi perkembangan perusahaan. Audit merupakan tugas utama dari seorang Akuntan Publik, karena dengan fungsi ini seorang Akuntan Publik mempunyai kedudukan khhusus memberikan pernyataan pendapat terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum. Menurut Messier dalam buku Audit and Jasa Anssurance (2014: 12) mengatakan bahwa Auditing adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi tentang kegiatan dan peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya kepada pihak yang berkempentingan. Menurut Surkisno Agus dalam buku Auditing Edisi 4 buku 1 (2012 : 4) mengatakan bahwa auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan tersebut. Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Pann (2012:4) mengatakan Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit.
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.1.1 Jenis-jenis Audit Menurut Arens dalam buku Auditing & jasa Assurance edisi kelima belas buku 1 (2015:12) mengatakan Akuntan publik melakukan tiga jenis utama audit, seperti yang tercantum dibawah ini : 1. Audit Operasional 2. Audit ketaatan 3. Audit laporan keuangan Audit Operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur
dan metode operasioanl organisasi. Pada akhir audit
operasional, manajemen biasanya mengharapkan rekomendasi untuk merperbaiki operasi.. Dalam audit operasional, review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada akuntansi, tetapi dapat mencakup evaluasi struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain dimana auditor menguasainya. Dalam pengertian ini, audit operasional lebih menyerupai konsultasi manajemen ketimbang apa yang biasanya dianggap auditing. Audit Ketaatan (compliance audit) dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Berikut ini adalah contoh-contoh audit ketaatan untuk suatu perusahaan tertutup.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menentukan apakah personel akuntansi mengikuti prosedur yang digariskan oleh kontroler perusahaan.
Review tarif upah untuk melihat ketaatan dengan ketentuan upah minimum.
Memeriksa perjanjian ksdfontraktual dengan bankir dan pemberi pinjaman lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan mentaati persyaratan-persyaratan hukum.
Menentukan apakah hipotik bank sesuai dengan regulasi pemerintah yang baru diberlakukan. Unit-unit pemerintahan, seperti distrik sekolah harus menjalani audit
ketaatan karena banyaknya peraturan pemerintah. Banyaknya organisasi swasta dan nirlaba telah menetapkan kebijakan, perjanjian kontraktual, dan persyaratan legal yang mungkin memerlukan audit ketaatan. Audit ketaatan untuk program hibah yang didanai pemerintah federal sering sekali dilakukan oleh akuntan publik. Hasil dari audit ketaatan biasanya dilaporkan kepada manajemen, bukan kepada pemakai luar, karena manajemen adalah kelompok utama yang berkepentingan dengan tingkat ketaatan terhadap prosedur dan peraturan yang digariskan. Oleh karena itu, sebagian besar pekerjaan jenis ini sering dilakukan oleh auditor yang bekerja pada unit organisasi itu. Bila organisasi seperti IRS ingin mentukan apakah individu atau
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
organisasi telah menaati persyaratannya, auditor dipekerjakan oleh organisasi yang mengeluarkan persyaratan tersebut. Audit Laporan Keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Biasanya, kriteria yang berlaku adalah standar akuntansi A.S atau internasional, walaupun auditor mungkin saja melakukan audit atas laporan keuangan yang disusun dengan menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya yang cocok untuk organisasi itu. Dalam menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi, auditor mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan keuangan itu mengandung kesalahan yang material atau salah saji lainnya. Karena perusahaan semakin kompleks, tidak lagi cukup bagi auditor untuk hanya berfokus pada transaksi-transaksi akuntansi. Suatu pendekatan terpadu pada auditng memperhitungkan baik resiko salah saji maupun pengendalian operasi yang dimaksudkan untuk mencegah salah saji. Auditor juga harus memahami entitas dan lingkungan secara mendalam. Pemahaman ini mencakup pengetahuan tentang industri klien berikut lingkungan peraturan dan operasinya, termasuk hubungan eksternal seperti dengan pemasok, pelanggan, dan kreditor. Auditor juga mempertimbangkan strategi dan proses bisnis klien serta faktor-faktor keberhasilan yang sangat penting berhubungan pada strategi itu. Analisis 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini membantu auditor mengidentifikasi resiko-resiko yang berkaitan dengan strategi klien, yang mungkin mempengaruhi apakah laporan keuangan disajikan secara wajar. 2.1.2 Jenis-Jenis Auditor Menurut Arens dalam buku Auditing & jasa Assuransce edisi kelima belas buku 1 (2015:12) mengatakan bahwa ada beberapa jenis auditor yang dewasa ini berpraktik. Jenis yang paling umum adalah kantor akuntan publik, auditor badan akuntabilitas pemerintah, agen-agen penerimaan negara (internal revenue), auditor internal. Kantor Akuntan publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak organisasi nonkomersial yang lebih kecil. Karena luasnya penggunaan laporan keuangan yang telah diaudit dalam perekonomian, serta keakraban para pelaku bisnis dan pemakai lainnya, sudah lazim digunakan auditor dan kantor akuntan publik dengan pengertian sama, meskipun ada beberapa jenis auditor. Sebutan kantor akuntan publik mencerminkan fakta bahwa auditor yang menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki lisensi sebagai akuntan publik. KAP sering sekali disebut sebgai auditor eksternal atau audit independen untuk membedakannya dengan auditor internal.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Government Accountability Office (GAO) A.S. Sebuah badan nonpartisan dalam cabang legislatif pemerintah federal. Dengan diketuai oleh Controller General, GAO hanya melapor dan bertanggung jawab kepada kongres. Tanggung jawab utama GAO adalah melaksanakan fungsi audit bagi kongres, dan badan ini memikul banyak tanggung jawab audit yang sama seperti sebuah KAP. GAO mengaudit sebagaian besar informasi keuangan yang disiapkan oleh berbagai badan pemerintah federal sebelum diserahkan kepada kongres. Karena kewenangan untuk melakukuan
pengeluaran
dan
penerimaan
dalm
badan-badan
pemerintahan ditetapkan oleh hukum, dalam audit ini penekanan yang cukup besar diberikan pada kepatuhan dan ketaatan. Agen Penerimaan Negara (IRS), di bawah arahan Commisioner of Internal Revenue, bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak federal sebagaimana yang didefinisikan oleh kongres dan diinterpresentasikan oleh pengadilan. Salah satu tanggung jawab utama IRS adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat audit ketaatan. Auditor yang melakukan pemeriksaan ini disebut internal revenue agent (agen penerimaan negara).
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Auditor Internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen, sama seperti GAO mengaudit untuk kongres. Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada si pemberi kerja. Ada sifat audit ketaatan secara rutin. Staff audit internal lainnya mungkin terdiri atas lebih dari 100 karyawan yang memikul tanggung jawab yang berlainan, termasuk dibanyak bidang diluar akuntansi. Banyak juga auditor internal yang terlibat dalam audit operasioanal atau memiliki keahlian dalam mengevaluasi sistem komputer. Untuk mempertahankan independensi dari fungsi-fungsi bisnis lainnya, kelompok audit internal biasanya melaporkan langsung kepada direktur utama, salah satu pejabat tinggi eksekutif lainnya, atau komite audit audit dalam dewan komisaris. Akan tetapi, auditor internal tidak dapat sepenuhnya independen dari entitas itu selama masih ada hubungan antara pemberi kerja-karyawan. Para pemakai dari luar entitas mungkin tidak ingin mengandalkan informasi yang hanya diverifikasi oleh auditor internal karena tidak adanya independensi. Ketiadaan independensi ini merupakan perbedaan utama antara auditor internal dan KAP. 2.1.3 Tujuan Audit Tujuan audit umum Menurut Halim (2015: 157) adalah : Tujuan audit atas laporan keuangan pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan dengan prinsip-
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
prinsip yang berlaku umum. Tujuan ini menekankan perlunya pendapat yang dilakukan oleh auditor mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan yang di auditnya. Pemberian pendapat tersebut dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan bukti audit yang diperoleh dengan dikumpulkannya
berbagai
bukti
audit
yang
dikumpulkan,
memungkinkan mereka untuk mencapai kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material serta untuk menerbitkan laporan audit yang benar. Tujuan Audit umum menurut Arens (2011: 104) : Tujuan pengauditan umum atas laporan keuangan oleh auditor Independen merupakan pemberian opini atas kewajaran dimana laporan tersebut telah disajikan secara wajar dalam segala hal yang meterial, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku diindonesia. 2.1.4 Tanggung Jawab Auditor Dan Manajemen Menurut Standar Profesi Akuntan Publik (2011: 110.1) terdapat pernyataan mengenai tanggung jawab auditor, yaitu : Auditor
memiliki
tanggung
jawab
untuk
merencanakan
dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut Standar Profesi Akuntan Publik (2011: 110.2) terdapat pernyataan mengenai tanggung jawab manajemen, yaitu : Tanggung jawab manajemen adalah untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk membangun dan memelihara pengendalian intern yang akan, diantaranya, mencatat mengelola, meringkas dan melaporkan transaksi ( termasuk peristiwa dan kondisi ) yang konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan.
2.2 Pemeriksaan Aktiva Tetap Menurut Horngren dalam buku Akuntansi (2009: 464) aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan jangka panjang yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan operasi perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud, seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed asset). Aktiva tetap manufaktur umunya digolongkan menjadi : 1. Tanah dan perbaikan tanah (land and land improvement) 2. Gedung dan perbaikan gedung (buliding and building improvement) 3. Mesin dan equipment pabrik 4. Mebel 5. Kendaraan
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.1 Sifat dan Ciri Aset Tetap Menurut PSAK 16 (IAI, 2012; 16.1): Aset tetap adalah aset berwujud yang : a. Dimiliki untuk digunakan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan b. Diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode. Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu aset dan dikelompokan sebagai aset bila :
Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian dimasa akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan;
Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal.
Beberapa sifat dan ciri aset tetap adalalah : 1. Tujuan dari pembeliannya bukan untuk dijual kembali atau diperjualbelikan
sebagai
barang
dagangan,
tetapi
untuk
dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. 2. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun 3. Jumlahnya cukup material. Sifat pertama dari aset tetap tersebut yang mebedakan aset tetap dari persediaan barang dagang. Misalnya mobil yang dimiliki perusahaan produsen mobil, hasil produksi/rakitan yang berupa mobil untuk dijual harus digolongkan sebagai persediaan barang dagang 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(inventory), sedangkan mobil yang digunakan untuk antar jemput pegawai, digunakan oleh direksi dan para manajer perusahaan digolongkan sebagai aset tetap. Sifat kedua dari aset tetap, merupakan alokasi dari biaya penggunaan aset tetap selama masa manfaatnya, secara sistematis dan teratur (menggunakan metode tertentu yang diterapkan secara konsisten). Sifat ketiga merupakan salah satu alasan mengapa setiap perusahaan harus mempunyai kebijakan kapitalisasi, yang bertujuan untuk membedakan capital expenditur dan revenue expenditure. Capital expenditure adalah suatu pengeluaran modal yang jumlahnya material dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Revenue expenditure adalah suatu pengeluaran yang jumlahnya tidak material walaupun masa manfaatnya mungkin lebih dari satu tahun. Fixed asset atau aset tetap bisa dibedakan mennjadi : 1. Fixed tangible assets (aset tetap yang mempunyai wujud/bentuk, bisa dilihat, bisa diraba) 2. Fixed intangible asset (aset tetap yang tidak mempunyai wujud/bentuk, sehingga tidak bisa dilihat dan diraba). Tangible asset sudah dibahas. Sedangkan yang termasuk Intangible asset seperti : Hak patent, hak copy (copy right), franchise, goodwill, preoperating expenses (biaya-biaya yang dikeluarkan sebelum perusahaan berproduksi secara komersial, termasuk biaya pendirian).
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2.2.2 Kelompok Harta Berwujud, Masa Manfaat, dan Tarif Penyusutan Menurut Waluyo dalam buku Perpajakan Indonesia (2011: 173) Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud ditetapkan seperti tabel dibawah ini, sedangkan perinciannya ditetapkan
lebih
lanjut
dengan
Peraturan
Menteri
Keuangan
(No.96/PMK.03/2009).
Kelompok Harta Berwujud
I.
II.
Bukan bangunan Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Bangunan Tidak Permanen Permanen
Masa Manfaat
Tarif penyusutan Garis lurus Saldo menurun
4 tahun 8 tahun 16 tahun 20 tahun
25% 12,5% 6,25% 5%
20 tahun 10 tahun
5% 20%
50% 25% 12,5% 10%
2.2.3 Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Horngren dalam buku Akuntansi, penyusutan merupakan alokasi harga perolehan dari suatu aktiva tetap selama masa manfaatnya. Penyusutan akan tepat terkait antara harga \perolehan (beban) terhadap penghasilan yang didapat dari aktiva tersebut. Penyebab Penyusutan Semua aktiva tetap kecuali tanah akan rusak/usang. Untuk beberapaka aktiva tetap, kerusakan fisik dan aus menyebabkan penyusutan.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menghitung Penyusutan Penyusutan aktiva tetap didasarkan pada tiga faktor mengenai aktiva itu sendiri : a. Harga Perolehan b. Estimasi masa manfaat c. Estimasi nilai sisa Estimasi masa manfaat, merupakan lamanya periode manfaat/jasa yang diharapkan dari aktiva tersebut. Masa manfaat dapat diungkapkan dalam tahun, unit produksi, dan mil/kilometer atau pengukuran lainnya. Estimasi nilai sisa, merupakan jumlah kas yang diharapkan didapat dari aktiva tersebut saat berakhir pemanfaatannya. 2.2.4 Audit Objective (Tujuan Pemeriksaan) Aset Tetap Dalam suatu general audit (pemeriksaan umum), pemeriksaan aset teap mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tetap. 2. Untuk memeriksa apakah aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul ada, masih digunakan dan dimiliki oleh perusahaan.
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Untuk memeriksa apakah penambahan aset tetap dalam tahun berjalan (periode yang diperiksa) betul-betul merupakan suatu Capital Expenditure, diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan dicatat dengan benar. 4. Untuk memeriksa apakah disposal (penarikan) aset tetap sudah dicatat dengan benar di buku perusahaan dan telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. 5. Untuk memeriksa apakah pembenbanan penyusutan dalam setahun (periode) yang diperiksa dilakukan dengan cara yang sesuai SAK, konsisten, dan apakah perhitungannya, telah dilakukan dengan benar (secara akrual). 6. Untuk memeriksa apakah ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan. 7. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tetap dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia (SAK/ETAP/IFRS). 2.2.5 Prosedur Pemeriksaan Aset tetap Menurut Sukrisno Agoes dalam buku Auditing (2012: 272), di banyak perusahaan, terutama perusahaan industri, aset tetap merupakan jumlah yang sangat besar dari total aset perusahaan. Namun demikian waktu yang digunakan oleh akuntan publik untuk memeriksa aset tetap
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
biasanya lebih sedikit dibandingkan waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan lainnya seperti piutang, persediaan dan lain-lain. Beberapa penyebabnya antara lain :
Harga perolehan per unit aset tetap biasanya relatif besar dan jumlah transaksinya dalam setahun sedikit.
Mutasi aset tetap (penambahan dan pengurangan) biasanya jauh lebih sedikit di bandingkan mutasi piutang dan persediaan.
Dalam memeriksa aset tetap, prosedur cut-off bukan merupakan hal yang penting seperti pemeriksaan atas cut-off transaction dalam pemeriksaan pembelian dan penjualan persediaan.
Prosedur audit yang akan disebutkan berikut ini berlaku untuk repeat engangements (penugasan berulang) sehingga dititikberatkan pada pemeriksaan transaksi tahun berjalan (periode yang diperiksa). Untuk first audit (audit pertama kali) bisa dibedakan sebagai berikut :
Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah diaudit oleh kantor akuntan lain, saldo awal aset tetap bisa dicocokan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja pemeriksaan akuntan tersebut.
Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah diaudit, akuntan publik harus memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal berdirinya perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk penambahan dan pengurangan aset tetap, serta metode
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS). Prosedur audit atas aset tetap adalah sebagai berikut : 1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aktiva tetap 2. Minta kepada klien Top Schedule serta supporting Schedule aktiva tetap, yang berisikan : Saldo awal, penambahan serta penguranganpengurangannya dan saldo akhir, baik untuk harga perolehan maupun akumulasi penyusutannya. 3. Periksa footing dan croos footingnya dan cocokkan total dengan General Ledger atau Sub-Ledger, Saldo awal dengan working paper tahun lalu. 4. Vouching penambahan serta pengurangan dari Fixed Asset tersebut. Untuk penambahan kita lihat approvalnya dan kelengkapan supporting documentnya. 5. Periksa fisik dari Fixed Asset tersebut (dengan cara test basis) dan periksa kondisi dan nomor kode dari Fixed Asset. 6. Periksa bukti pemilihan aktiva tetap 7. Pelajari dan periksa apakah Capitalization Policy dan Depreciation Policy yang dijalankan konsisten dengan tahun sebelumnya. 8. Buat analisisi tentang perkiraan Repair & Maintanance, sehingga kita dapat mengetahui apakah ada pengeluaran yang seharusnya masuk dalam kelompok Capital Expenditures tetapi dicatat sebagai Revenue Expenditure.
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9. Periksa apakah Fixed Assets tersebut sudah diasuransikan dan apakah Insurance Coveragenya cukup atau tidak. 10. Test perhitungan penyusutan, cross reference angka penyusutan dengan biaya penyusutan diperkiraan laba rugi dan periksa alokasi/distribusi biaya penyusutan. 11. Periksa notulen rapat, perjanjian kredit, jawaban konfirmasi bank, untuk memeriksa apakah Fixed Assets yang dijadikan sebagai jaminan atau tidak. Jika ada, maka hal ini perlu diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. 12. Periksa apakah ada Commitment yang dibuat oleh perusahaan untuk membeli atau menjual Fixed Assest. 13. Untuk Construction in Progress, kita periksa penambahannya dan apakah ada Construction in Progress yang harus ditransfer ke Fixed Assets. 14. Jika ada aktiva tetap yang diperoleh melalui leasing, periksa lease agreement dan periksa apakah accounting treatmentnya sudah sesuai dengan standar akuntansi leasing. 15. Periksa atau tanyakan apakah ada aktiva tetap yang dijadikan bangunan kredit di bank. 16. Periksa penyajianya dalam laporan keuangan, apakah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (paybudi)/SAK.
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/