BAB II LANDAS AN TEORI
II.1 Kerangka Teori II.1.1 Pengertian Aset Tetap Pengertian aset tetap dalam akuntansi yaitu semua aset berwujud yang dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan untuk membantu operasi perusahaan dalam
menghasilkan barang dan jasa. M enurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) mengemukakan : “property, plant, and equipment include land, building structure (offices, factories, warehouse), and equipment (machinery, furniture, tools).”(p.490) M enurut Ikatan Akuntansi Indonesia definisi aset tetap dalam SAK No. 16 (revisi 2007) sebagai berikut : “Aset tetap adalah aset berwujud yang : a. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau tujuan administratif, dan b. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode”. (h.16). M enurut Zaki Baridwan (2004) : Aktiva tetap berwujud adalah aktiva–aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam waktu yang relatif lama. Untuk tujuan akuntansi jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan lebih dari satu periode akuntansi. (h.271)
8
II.1.1.1 Jenis-Jenis Aset Tetap M enurut Skousen, Stice, dan Stice (2005) aset tetap di kelompokan menjadi dua, yang menjadi bagian dalam aset tetap berwujud adalah sebagai berikut : 1.
Tanah Tanah adalah aktiva yang tidak disusutkan, maka biaya yang dikenakan pada tanah haruslah biaya yang secara langsung berhubungan dengan masa manfaat tanah yang tidak terbatas.
2.
Bangunan M erupakan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Bangunan dapat berupa gedung antara lain harga bangunan itu sendiri, biaya komisi perantara, pajak dan pengeluaran pengeluaran untuk biaya perbaikan gedung.
3.
Peralatan M erupakan seperti meja, kursi lemari dan perabotan lainnya. Dicatat nilai perolehan yang meliputi harga beli, pajak ongkos angkut dan pemasangan.
9
Sedangkan pada bagian aset tetap tidak berwujud diantaranya adalah sebagai berikut : 1.
Hak Paten Perusahaan manufaktur dapat memperoleh hak khusus untuk memproduksi dan menjual barang yang memiliki satu spesifikasi tertentu/lebih.
2.
Hak Cipta Hak ekslusif untuk memplubikasi dan menjual buku, karya, seni (komposisi musik).
3.
M erek Dagang (Trademark) Nama, istilah atau symbol yang digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan dan produknya.
4.
Goodwill M engacu kepada aset tak berwujud milik sebuah perusahaan yang tercipta dari faktor-faktor yang menguntungkan seperti lokasi, kualitas produk, reputasi dan keahlian managerial.
5.
Order Backlog M erupakan jumlah pesanan yang diterima perusahaan untuk peralatan yang belum diproduksi atau belum dikirimkan. Khususnya perusahaan produsen peralatan, pesanan yang belum dipenuhi merupakan aktiva ekonomi utama.
10
II.1.1.2 Pengukuran Aset Tetap Dalam SAK No.16 (revisi 2007) suatu entitas harus memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. a.
M odel Biaya Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.
b.
M odel Revaluasi Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasi, yaitu nilai wajarnya pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca.
II.1.1.3 Harga Perolehan M enurut Baridwan (2004) Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aset tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. (h.33)
11
Biaya perolehan aset tetap menurut PSAK 16 revisi tahun 2007 meliputi : 1.
Biaya perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi dengan diskon pembelian dan potongan lain.
2.
Biaya-biaya yang diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan dan maksud manajemen. Contoh biaya yang diatribusikan secara langsung adalah : a.
Biaya persiapan tempat
b.
Biaya penanganan dan penyerahan awal
c.
Biaya perakitan dan instalasi
d.
Biaya pengujian aset apakah dapat dioperasi dengan baik, setelah dikurangi hasil penjualan dari produk yang dihasilkan atas pengujian tersebut.
e. 3.
Komisi profesional seperti arsitek dan insinyur.
Estimasi biaya pembokaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi aset tetap.
II.1.1.4 Penyusutan Aset Tetap M enurut Kieso, Weygandt dan Warfield (2010) : “Depreciation is defined as the accounting process of allocating the cost of intangible assets to expenses in a systematic and rational manner to those periods expected to benefit from use of asset”.(p.550)
12
IAS 16 : “Depreciation is the systematic allocation of the depreciation amount of asset over its useful life.” Useful life is (a) the period over which an asset is expected to be obtained from the asset by an entity. (b) the number of production or similar units expected to be obtained from tha asset by an entity. Dengan kata lain penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan secara rasional pada periode-periode dimana aset tersebut dinikmati manfaatnya. Adapun besarnya jumlah rupiah beban depresiasi hal ini akan tergantung kepada harga perolehan/pokok aset tetap; taksiran umur ekonomis; taksiran nilai residu (residual value) dan metode penyusutan yang digunakan. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukan dalam jumlah tercatat aset lainya. M enurut Kieso, Weygandt, Warfield (2010) penyusutan dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan metode-metode penyusutan antara lain: 1.
Berdasarkan waktu a.
M etode garis lurus (straight line method)
b.
M etode pembebanan yang menurun : 1).
M etode saldo menurun atau menurun ganda (declining or double declining Method).
13
2). 2.
3.
M etode jumlah angka tahun (sum of years digit method)
Berdasarkan pengeluaran a.
M etode jam jasa (service hours method)
b.
M etode hasil produksi (productive output method),
Berdasarkan kriteria lainnya a.
M etode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)
b.
M etode anuitas (annuity method)
c.
Sistem persediaan (inventory method)
II.1.1.6 Penghentian Aset Tetap Dijelaskan pada Standar Akuntansi Keuangan (2007), Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat (a) dilepaskan, (b) tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Jika suatu aset akan dihentikan maka pertama-tama harus ditentukan dahulu nilai bukunya (selisih antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan pada tanggal yang bersangkutan). Penyusutan harus dihitung sampai dengan tanggal saat penghentian terjadi selanjutnya nilai buku aset tetap harus dihapus dari pembukuan dengan mendebet rekening akumulasi penyusutan dan mengkredit aset tetap yang bersangkutan sebesar harga perolehannya.
14
Proses penghentian aset tetap menurut Skousen, Stice, dan Stice (2010) dapat terjadi dalam kondisi sebagai berikut : 1.
Assets retirement by sale Hasil penjualan aset tetap dapat diterima dalam bentuk kas atau piutang. Bila harga jual lebih tinggi di banding dengan nilai buku aset yang bersangkutan berarti ada keuntungan, sedangkan jika harga jual lebih rendah dari nilai buku berarti ada kerugian.
2.
Asset retirement by exchange for the other non-monetary assets Seringkali perusahaan melakukan penghentian penggunaan aset tetap melalui pertukaran dengan aset non monetary lainnya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai wajar atau nilai pasar aset yang diterima. Jika harga perolahan aset tetap lebih tinggi dari nilai buku aset lama maka diperoleh keuntungan atau sebaliknya.
3.
Asset Clasification as Held for Sale Sering kali sebuah rencana dibuat untuk melepaskan suatu aset sebelum penjualan yang sesungguhnya terjadi. Diperlukan jika kondisi manajemen rencana penjualan aset operasi jangka panjang, aset tersebut untuk penjualan segera, penjualan tersebut untuk diselesaikan satu tahun.
4.
Non-monetary Exchange without Commercial Substance Kadang kala pertukaran aset sejenis dilakukan untuk membantu salah satu pihak menjual ke konsumen akhir. (p.642)
15
II.1.1.7 Penyajian Aset Tetap M enurut Harahap (2010), penyajian aset tetap dalam laporan keuangan adalah sebagai berikut: ”Agar laporan keuangan disebut wajar salah satu syarat adalah Full Disclosure. Agar laporan tersebut Full Disclosure artinya laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan yang wajar, tidak menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan apabila dibaca oleh pemakainya.” (h.120) Syarat penyajian aset tetap berwujud di neraca menurut Harahap (2010) sebagai berikut: 1. Aset Tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan Aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 2. Setiap jenis aset tetap harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau dirinci pada catatan atas laporan keuangan. 3. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umumnya tidak diperkenankan karena menganut penilaian aset berdasarkan harga perolehan atau harga pertukaran. 4. Dasar penilaian metode penyusutan dan ikatan aset tetap sebagai jaminan harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan. (h.120)
II.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan
16
Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca, Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Posisi Keuangan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi. Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan sekumpulan input yang penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai ekonomis. Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaankebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah laporan aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Bisa saja memanfaatkan jasa laporan keuangan (jasa analisis keuangan/analisis keuangan)
17
maupun akuntan publik. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Selain itu juga biasanya laporan keuangan juga berisi analisis keuangan/analisis keuangan selama setahun. Prinsip dan kebiasaan di dalam akutansi, data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain : bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekuensinya bahwa jumlahjumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada terjadinya peristiwa itu. Jadi jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aset tersebut dijual.
II.1.2.1 Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan akuntansi dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang merupakan sekumpulan input yang penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai ekonomis. M enurut Harahap (2010) Jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini dapat disebutkan sebagai berikut :
18
1.
Neraca, yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
2.
Laporan Keuangan Laba/Rugi, yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan Laba/Rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3.
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana, memuat sumber dan pengeluaran perusahaan selama satu periode.
4.
Laporan Arus Kas, yang memuat sumber dan penggunaan kas dalam suatu periode.
5.
Laporan Perubahan M odal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham dalam perusahaan atau modal perusahaan. (h.106)
II.1.3 Perbedaan PS AK Tabel 1 Perbedaan PS AK 16 (2004) dan PS AK 16 (Re visi 2007)
1
2
Perbandingan
PSAK No.16 (2004)
PSAK No.16 (Revisi 2007)
Penggunaan Istilah
Aktiva Tetap
Aset tetap
Nilai sisa
Nilai residu
Nilai buku yaitu biaya perolehan suatu aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Nilai disajikan dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat (Carrying Amount)
19
3
4
5
Jumlah yang dapat diperoleh kembali (Recoverable Amount)
Jumlah yang diharapkan dapat diperoleh kembali dari penggunaan suatu aktiva dimasa yang akan datang, termasuk nilai sisanya atas pelepasan aktiva
Nilai yang lebih tinggi antara harga jual neto dan nilai pakai (Value In Use) suatu aset.
Biaya perolehan
Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan/konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
Jumlah kas/setara kas yang dibayarkan/nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan jumlah yang dapat diatribusikan ke aset pada saat pertama kali di akui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
Nilai residu
Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan.
Nilai residu adalah jumlah yang diperkiraan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir masa manfaatnya.
20
Jumlah yang dapat disusutkan
Biaya perolehan suatu aktiva/jumlah lain yang disubsitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
-
7
Nilai wajar
Suatu jumlah untuk itu semua aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction)
suatu jumlah yang dapat dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkepentingan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm's length transaction)
8
Rugi penurunan nilai (Impairment loss)
-
Selisih dan jumlah tercatat suatu aset tetap dengan jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset berwujud.
-
Pengakuan terhadap biayabiaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap akan dihentikan ketika aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset tersebut digunakan sesuai dengan keinginnan dan maksud manajemen.
6
9
Pengukuran awal
21
10 Pertukaran aktiva
M embedakan antara pertukaran sejenis dengan tidak sejenis laba dari pertukaran aktiva sejenis tidak diakui (non recognation of loss) sedangkan laba/rugi dari pertukaran aktiva tidak sejenis diakui.
tidak membedakan apakah pertukaran tersebut sejenis/tidak serta tidak menyebutkan apakah ada keuntungan/tidak
Subsequent measurement
Aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi akumulasi penyusutan penilaian kembali/revaluasi aktiva tetap pada umumnya tidak diperkenankan
Nilai yang disajikan dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, diperkenankannya revaluasi aset tetap
-
Dalam menentukan apakah suatu aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48
11
12 Penurunan nilai
22