BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1.
Bola Basket
a. Sejarah Bola Basket Permainan bola basket di ciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Amerika Serikat pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong terwujudnya cabang olahraga baru ini ialah adanya kenyataan bahwa waktu itu keanggotaan dan pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Sebab utamanya adalah rasa bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga senam yang gerakannya kaku. Di samping itu kebutuhan yang dirasakan pada musim dingin untuk tetap melakukan olahraga yang menarik semakin mendesak. Dr. Luther Gullick, pengawas kepala bagian olahraga pada sekolah tersebut menyadari adanya gejala yang kurang baik itu dan segera menghubungi Prof. Dr. James A. Naismith serta memberi tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga yang baru yang dapat dimainkan di ruang tertutup pada sore hari. Dalam menyambut tugasnya itu Nasimith menyusun suatu gagasan yang sesuai dengan kebutuhan ruang tertutup yakni permainan yang tidak begitu keras, tidak ada unsur menendang, menjegal dan menarik serta tidak sukar dipelajari. Langkah pertama, diujinya perubahan dari permainan Baseball, Lacrose dan Sepakbola. Tetapi tidak satupun yang cocok dengan tuntutannya. Sebab disamping sulit dipelajari, juga permainan tersebut masih terlalu keras untuk dimainkan di ruangan tertutup yang berlampu. Dari hasil percobaan yang dilakukan itu, Naismith akhrinya sampai pada kesimpulan bahwa permainan yang baru itu harus mempergunakan bola yang bentuknya bulat, tidak menjegal, dan harus menghilangkan gawang sebagai sasarannya. Untuk menjinakkan bola sebagai pengganti menendang dilakukan gerakan mengoper dengan tangan serta menggiring bola (dribbling) sebagai puncak kegairahan, gawang diganti dengan sasaran lain yang sempit dan terletak di atas para pemain, sehingga dengan obyek sasaran yang demikian pengutamaan
6
7
tembakan tidak terletak pada kekuatan seperti yang terjadi pada waktu menendang, melainkan pada ketepatan menembak. Semula Naismith akan menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang (basket) buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran tembakan. Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan Prof. Dr. James A. Naismith tersebut dinamakan Basketball (Margono, 2010:1) Oliver (2007:1) mengatakan bahwa kejadian kejadian penting dalam perkembangan bola basket adalah 1) Tahun 1891 : Prof. Dr. James A. Naismith menemukan permainan Bola basket 2) Tahun 1892 : Dr. Naismith mengembangkan dan menerbitkan peraturan resmi pertama Bola basket. 3) Tahun 1896 : Universitas Jowa dan Universitas Chicago pertama kali memainkan pertandingan bola basket tingkat perguruan tinggi. 4) Tahun 1936 : Bola basket menjadi cabang olahraga Olimpiade 5) Tahun 1938 : Turnamen NIT pertama diadakan (dimenangkan oleh universitas Temple) 6) Tahun 1949 : NBA dibentuk ketika dua liga bola basket yang sedang kesulitasn bergabung. 7) Tahun 1972 : dikeluarkan undang – undang Title lx di Amerika serkat yang memeberikan kesempatan lebih besar kepada kaum perempuan untuk bertanding dalam olahraga antar sekolah dan antar Universitas, misal bola basket 8) Tahun 1976 : NBA dan ABA dua liga bola basket pria utama di Amerika Serikat bergabung menjadi satu liga yaitu NBA. 9) Tahun 1985 : NCAA menerapkan lama waktu untuk menembak dan garis tiga angka (6,02 m). 10) Tahun 1992 untuk pertama kalinya pemain NBA diperbolehkan mewakili Amerika Serikat dalam Olimpiade. “the dream team” (tim impian) dengan mudah mengalahkan semua pesaingannya untuk merebut medali emas.
8
11) Tahun 1996 : America Basketball :eague (ABL), liga bola basket professional wanita pertama, mulai digelar liga ini kareana bangkrut dan ditutup pada tahun 1999. 12) Tahun 1997 : Womens National Basketbal Assocotion (WNBA) mulai digelar secara finansial liga ini didukung oleh NBA dan akhirnya menyingkirkan ABL. Masuknya olahraga bola basket di Indoneisa sampai saat ini masih belum jelas, permainan bola basket ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan pedagang dari Cina menjelang kemerdekaan. Tepatnya sejak 1894, bola basket sudah dimainkan orang-orang Cina di Provinsi Tientsien dan kemudian menjalar ke seluruh daratan Cina. Mereka yang berdagang ke Indonesia adalah kelompok menengah kaya yang memilih olahraga dari Amerika itu sebagai identitas kelompok Cina modern. Menurut Margono (2010:4) mengatakan bahwa tumbuhnya permainan bola basket dimulai tidak lama sesudah proklamasi kemerdekaan. Klub-klub bola basket di sejumlah kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya sebagian besar tumbuh dari sekolah-sekolah Cina. Dari klub itu pula kemudian lahir salah seorang pemain legenda Indonesia, Liem Tjien Siong yang kemudian dikenal dengan nama Sonny Hendrawan (Pada 1967 Sonny terpilih sebagai Pemain Terbaik pada Kejuaraan Bola basket Asia IV di Seoul, Korea Selatan. Waktu itu, tim Indonesia menduduki peringkat ke-4 di bawah Filipina, Korea, dan Jepang). Pada 1948, ketika Negara Indonesia menggelar PON I digelar di Solo, bola basket, sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan. Ini membuktikan bahwa basket cepat memasyarakat dan secara resmi diakui Negara. Tiga tahun kemudian, Maladi sebagai Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang kemudian menjadi Menteri Olahraga, meminta Tonny Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi bola basket. Namun akhirnya karena tuntutan kebutuhan untuk menyatukan organisasi basket, disepakati pembentukan Persatuan Bola basket Seluruh Indonesia pada 1955, disingkat PERBASI.
9
b. Pengertian Bola Basket Permainan bola basket merupakan olahraga yang cukup digemari masyarakat saat ini, khususnya untuk olahraga prestasi di kalangan remaja. Disamping itu olahraga basket telah mendapatkan perhatian yang cukup baik dari masyarakat dunia. Menurut Kosasi (2008:2) mengatakan bola basket adalah permainan yang menggunakan kecepatan (kaki dan tangan) dari kesigapan (keseluruhan gerak tubuh) dalam waktu yang tepat. Menurut Imam Sodikun (1992) mengatakan bahwa pengertian bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar yang dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar ke teman) boleh dipantulkan ke lantai (di tempat maupun sambil jalan) dan tujuannya adalah memasukan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh dua regu, masing-masing regu terdiri dari 5 pemain. Setiap regu berusaha memasukan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin. Menurut Wissel Hal (2012:1) mengatakan bahwa bola basket adalah olahraga untuk semua orang. Walaupun sekarang bola basket lebih banyak dimainkan oleh remaja laki-laki, namun sekarang dapat dimainkan oleh wanita atau remaja dan orang cacat dari segala usia dan ukuran tubuh. Menurut Dedy Sumiyarsono (2002:1) mengatakan bahwa permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan dan mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin (ke keranjang) lawan, serta menahan lawan agar jangan memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan cara lempar tangkap (passing), menggiring (dribble) dan menembak (shooting). Menurut Nuril Ahmadi (2007:2) olahraga permainan bola basket adalah permainan yang sederhana, mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna yang juga menuntut perlunya melakukan suatu latihan baik (disiplin) dalam rangka pembentukan kerja sama tim. Permainan ini juga menyuguhkan kepada penonton banyak hal seperti dribbling sembari meliuk-liuk dengan lincah, tembakan yang bervariasi, terobosan yang fantastik, gerakan yang penuh tipu daya dan silih bergantinya mencetak poin dari regu yang bertanding.
10
Jadi dapat disimpulkan dari pendapat beberapa ahli bahwa permainan bola basket dimainkan menggunakan bola besar, dimainkan secara beregu, jumlah masing-masing tim adalah 5 orang. Permainan bola basket juga bisa dimainkan dilapangan terbuka maupun tertutup, permaiann bola basket dimainkan dengan menggunakan tangan dan membutuhkan kerja sama tim yang tinggi. c. Peraturan Permainan Bola Basket Menurut peraturan PERBASI (2004) mengatakan bahwa 1) Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan. 2) Bola dapat di oper ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju). 3) Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa. 4) Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola. 5) Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan. 6) Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
11
7) Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan). 8) Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol. 9) Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran. 10) Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran
berturut-turut.
Wasit
memiliki
hak
penuh
untuk
mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5. 11) Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi. 12) Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit 13) Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
12
d. Ukuran lapangan dan waktu permainan bola basket 1) Lapangan Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar ukuran, yakni panjang 28 meter dan lebar 15 meter. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1, 80 meter. Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang pemain inti dalam satu regu dengan 7 orang pemain cadangan. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 3 orang. Wasit 1 disebut referee sedangkan wasit 2, 3 disebut umpire.
Gambar 2.1 : Lapangan Bola Basket Sumber Gambar : Buku Pintar Bola Basket, Agus Salim (2008:24) Panjang papan pantul bagian luar adalah 1, 80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1, 20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0, 59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0, 45 meter. Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2, 75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0, 30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0, 40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga
13
sampai ke garis akhir adalah 1 meter. Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1, 80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0, 05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3, 60 meter. 2) Waktu dan Ukuran Bola Basket Menurut PERBASI (2004) Waktu permainan 4 x 10 menit, di antara quarter 1 dan quarter 2 pemain istirahat 5 menit quarter 3 dan 4 itu istirahat 10 menit. Terdapat selama permainan time out diberikan untuk kedua belah pihak itu sebanyak 5 kali. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu selama 5 menit, sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 5 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik. Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1, 80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1, 20 - 1, 40 meter. 2.
Teknik Dasar Bola Basket Untuk mencapai tujuan dari permainan bola basket, maka setiap pemain
dituntut untuk memiliki kemampuan dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Menurut Harsono (1988:100) mengemukakan bahwa “ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental”. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, maka setiap cabang olahraga harus memperhatikan beberapa aspek latihan, salah satunya adalah penguasaan teknik dasar yang sempurna. Oleh Karena itu penguasaan teknik dasar mutlak diperlukan agar prestasi dapat ditingkatkan. Menurut Sukadiyanto (2011) mengatakan tehnik adalah suatu gerak yang dilakukan secara tepat berdasarkan kemampuan lokomotor, kondisi fisik dan peraturan permainan. Teknik merupakan cara gerak yang dilakukan dalam aktivitas olahraga. Bentuk aktivitas teknik yang digunakan dalam setiap cabang olahraga berbeda-beda. Namun, bila ditinjau dari konsep dasar gerak, teknik terdiri dari atas gerak locomotor, non lokomotor dan manipulasi. Dalam beberapa cabang olahraga,
14
suatu teknik ada yang dominan hanya berasal darisalah satu gerak, misalnya lokomotor saja atau manipulasi saja atau kombinasi diantara ketiganya. Oleh karena itu teknik gerak cabang olahraga juga merupakan bahan yang harus dipertimbangkan dalam penyususnan program latihan. Teknik dasar mencakup gerakan kaki (footwork), menembak bola kedalam keranjang (shooting), melempar (passing) dan menangkap, menggiring (driblle), bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola dan bertahan Wissel (2012:2). Menurut Ambler Vic (1980) teknik dasar bola basket terdiri dari passing, dribble, shooting, rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, bertahan. Menurut Abidin (1999) tehnik dasar bola basket ada empat yaitu: mengoper bola (passing), menggiring bola (Dribbling), menembak (shooting), merayah (rebound). Menurut Kosasi (2008) teknik dasar basket meliputi: dasar body control, moving without the ball, ballhanding, passing and catching, dribbling, shooting, rebounding, man to man defense, fast break. Seperti yang telah di kemukakan oleh para ahli diatas berikut adalah beberapa teknik dasar basket yang harus di kuasai atau di pelajari oleh pemain basket. a. Dasar Body Control Menurut Wissel (2012:15) meskipun bola basket adalah permainan tim, namun pengusaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum bermain dalam tim. Shooting, passing, driblling, rebounding, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola adalah teknk dasar yang harus dikuasai. Apabila anda seorang pemain perkuatlah teknik dasar yang lemah dan sempurnakanlah. Pra-sayarat untuk melakukan setiap teknik dasar adalah keseimbangan dan kecepatan adalah hal yang wajar untuk mengasosiasikan kesuksesan bola basket dengan tinggi atau ukuran tubuh, tapi keseimbangan dan kecepatan adalah atribut fisisk yang sangat penting yang anda harus miliki sebagai seorang pemain. Sedikit yang bisa anda lakukan untuk menambah tinggi badan anda, tapi keseimbangan dan kecepatan untuk melaksanakan teknik basket dapat ditingkatkan melalui latihan. Kosasi (2008:1) Salah satu tugas seorang pelatih yang pertama dan utama adalah mengajarkan pemain bagaimana melakukan penggerakan dan mengontrol badan mereka. Pengerakan dasar (fundamental movement), kadang juga disebut
15
dasar dari olahraga bola basket (basic of basketball) merupakan sesuatu penting untuk dipelajari oleh semua pemain. Menurut Kosasi (2008) mengatakan bahwa Footwork dan ke seimbangan adalah dasar dari permainan bola basket, jadi fundamental dimulai dengan kita melatih body control yang benar. Pete Netwell dan Jhon Benington (1962: 57) mengatakan bahwa kontrol tubuh merupakan salah satu dari tiga kategori dasar permainan menyerang dalam permainan bola basket. Kita perlu mengajarkan pemain kita untuk bergerak dengan efektif dan efesien mengajarkan pemain untuk menghemat waktu dan ruang, serta untuk
mengurangi
gerakan
yang
berlebihan
sehingga
mereka
mampu
mengembangkan keseimbangan dan kecepatan. Seorang pemain harus selalu bergerak denga nada maksud dan tujuan dengan kata lain basket adalah permainan keseimbangan dan kecepatan seerta setiap pergerakan harus terfokus kepada tujuantujuan tersebut. Menurut Kosasi (2008) ada enam posisi fundamental yaitu 1) cara berdiri (stance), 2) mulai bergerak (start), 3) langkah pergerakan kaki (step), 4) berputar (turn), 5) berhenti (stop), 6) melompat (jump). Penguasaan terhadap body control yang dilakukan sepanjang waktu akan menjadikan pemain mampu untuk bergerak cepat, perubahan arah, melompat, dan berhenti di bawah kontrol. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kathy McGee (2007:22) yang mengemukakan bahwa untuk benar bergerak dan mengontrol tubuh mereka, pemain harus memahami peran sikap atletik dasar. Pemain harus dalam sikap atletik yang seimbang di sepanjang waktu. Sikap ini akan memungkinkan mereka untuk bergerak cepat, perubahan arah, melompat, dan berhenti di bawah kontrol. b.
Moving Without the Ball (Pergerakan tanpa bola) Bola adalah magnet dari permainan bola basket, buktinya adalah mayoritas
pergerakan tertuju pada bola. Pada hal fakta menunjukan pada saat menyerang seorang pemain akan melakukan pergerakan tanpa bola lebih dari 80%. Menurut Kosasi (2008:11) mengatakan bahwa bola basket adalah permainan tim yang sebagian besar dimainkan dengan melakukan pergerakan tanpa bola. Menurut Kosasi (2008:12) Salah satu tugas terberat seorang pelatih adalah mengajarkan kepada pemain bagaimana untuk terus melakukan pergerakan
16
walaupun tanpa memegang bola. Bagian ini akan menjelaskan betapa pentingnya mengajarkan pada pemain muda agar mampu melakukan pergerakan tanpa bola yang efektif, efesien dan punya tujuan yang jelas. Kathy McGee (2007:120) menyatakan bahwa pergerakan tanpa bola dalam permainan bola basket bergerak tanpa bola melibatkan gerakan aktif dengan tujuan agar dalam aliran permainan menjadi terbuka atau mendapatkan rekan setimnya terbuka. Semua gerakan tanpa bola pada dasarnya, pemain ofensif menjadi sulit untuk menjaga ketika pemain belajar untuk bergerak secara efisien tanpa bola. Pergerakan tanpa bola harus dipahami oleh setiap pemain. Inti dari pergerakan tanpa bola adalah mengelabui atau memperdaya defender. Menurut Kosasi (2008:14) ada beberapa pergerakan tanpa bola antara lain.: 1) V-CUT V-cut adalah gerakan zig zag merubah arah yang membentuk hururf V. Untuk melakukan V-cut pemain harus menempatkan sebagian berat badannya pada kaki yang berlawanan dengan arah yang diingingkan. Maksudnya pemain bergerak menanamkan kakinya ke aarah kiri lalu dengan cepat merubah arah ke kanan, begitu pula sebaliknya saat melakukan perubahan arah pada pergerakan meminta bola jangan lupa untuk mengangkat tangan sebagai arah target passing. 2) Front and Rear Cut Gerakan ini dibuat setelah seorang pemain melakukan operan ketemannya dan mencoba memanfaatkan kelengahan pemain bertahan lawan dengan menembak ke arah ring dengan maksud dapat menerima operan kembali. Gerakan ini sering disebut serangan balik, biasanya gerakan digunakan adalah V-cut. 3) Decoy Moves Inti dari pergerakan ini adalah membuat defender sibuk dan mengganggu kosentrasi defender dengan memancing agar pemain lawan terfokus hanya pada pembawa bola. Ajarkan pemain untuk melakukan tipuan dengan gerakan mata dan tipuan suara. 4) Shoot Moves Saat bola ditembak kearah ring, tiap offender harus mengambil posisi rebound. Jangan ada pemain yang hanya berdiri diam menunggu di bawah papan
17
pantul lawan melainkan gunakan gerakan-gerakan tipuan untuk mengambil posisi yang menguntungkan untuk mengambil bola pantul. Jangan hanya berdiri melihat bola, tetapi asumsikan bahwa bola tembakan tidak akan masuk dan lakukan usaha untuk mendapatkan bola kembali. Ingat ungkapan penonton melihat bola tetapi pemain terus bergerak mengejar bola. 5) Seorang pelatih Memberikan perintah individu khusus kepada pemain contohnya pada saat jump ball, out of bound, free throw dan set pattern. Pemain-pemain ini punya otoritas tersendiri untuk melakukan shooting lalu eksekusi ditengah pattern Menurut Krause, Jerry, (2008:26) mengatakan bahwa pergerakan tanpa bola agar dapat berjalan dengan efektif, maka pemain harus senantiasa waspada dan ingat bahwa semua bergerak dimulai di lantai, pindah dengan otoritas (bergerak yang berbeda), keseimbangan, dan kecepatan. Pemain bergerak dengan tujuan dan dengan jarak yang tepat dan waktu. Pemain harus menyadari gerakan rekan tim dan mempertahankan fokus pada strategi ovensif dari seluruh tim. Selain itu pemain harus bisa membaca pertahanan dan bola, dimana semua gerakan individu, yang ditentukan oleh situasi permainan tim, harus dilakukan dalam kaitannya dengan posisi dan pergerakan bola serta pertahanan lawan. Berkomunikasi dan bergerak dengan suara dan dengan tangan. Pemain tidak bisa bicara terlalu banyak. Tujuan utama dari gerakan tanpa bola adalah untuk mendapatkan terbuka untuk menerima umpan dari ballhandler tersebut. Cobalah untuk mendapatkan terbuka jika tidak mungkin, keluar dari jalan. Menjaga jarak yang tepat dari setidaknya 15 sampai 18 kaki (4,6-5,5 meter) terpisah 12 sampai 15 kaki [3,6-4,6 meter] untuk pemain muda dan 18 sampai 21 kaki [5,5-6,4 meter] untuk kuliah atau pemain profesional. Idealnya ini juga akan berada dalam posisi lantai. Pemain pilihan untuk lulus, menembak, atau menggiring bola, menangkap bola menghadap ring basket atau menangkap bola dan kemudian menggunakan putaran kaki untuk menghadapi ring basket. Ajarkan teknik menangkap dan wajah untuk pemain menyerang yang urutan sebagai berikutpemain melihat untuk menembak dan melihat seluruh lantai, pos melihat ke dalam untuk memberi umpan pos dan tindakan memindahkan bola atau menggiring bola ke keranjang. Urutan ini harus
18
menjadi otomatis dan dieksekusi dengan sangat cepat dalam rangka. RPA (rimpost-action) setiap kali pemain menangkap bola. Gerakan tanpa bola adalah kompetisi yang berkesinambungan antara pemain ofensif dan defensif. Menjaga lawan menebak memerlukan menggunakan palsu dipercaya (memberikan waktu untuk reaksi untuk umpan pembela dan memainkan peran umpan. Ketika bergerak untuk menangkap lulus, pemain harus menjaga posisi terbuka dengan bergerak ke arah dan bertemu lulus kecuali mereka membuat memisahkan diri bergerak di depan pemain bertahan atau kembali memotong belakang pemain bertahan. Langkah efektif ini memungkinkan pemain ofensif untuk menjalankan langkah tindakan yang mendahului dan lebih cepat daripada langkah reaksi pemain bertahan. V-cut untuk mendapatkan terbuka sering lambat untuk tindakan cepat bergerak. Sementara menerapkan semua konsep, menjaga jarak yang tepat lebih dari 15 sampai 18 kaki [4,6-5,5 meter] terpisah kecuali memotong atau skrining dan membuat gerakan pada saat yang tepat lebih baik terlambat daripada awal. c. Mengoper (Passing) Menurut Wissel (2012:71) dan Oliver (2007:35) mengatakan operan dan tangkapan yang baik penting bagi permainan tim dan keahlian seperti itulah yang membuat bola basket menjadi permainan tim yang indah. Tapi operan adalah keahlian paling dasar yang sering diabaikan, pemain jarang berlatih operan karena kurang mendapat perhatian dari penonton di bandingkan si pencetak skor para pemain terbaik membuat rekannya lebih baik. Meraka adalah ancaman bagi musuh karena kemampuan operannya kerekan tim dimana pun. Mengembangkan teknik mengoper dan menangkap bola menjadikan anda pemain yang lebih handal dan sangat menolong rekan satu tim. Menurut Wiley (2007:49) Passing adalah ketika satu pemain memberikan bola kepada rekan dengan melemparkan, atau mengoper bola kepada rekan satu timnya. Saat anda memaksa pertahanan untuk bekerja keras meliputi setiap pemain karena gerakan bola anda meningkatkan kesempatan anda untuk menghasilkan kualitas hasil. Ditambah jika pemain anda bergantung pada satu-satu pemain bergerak dengan serangan tembakan, mereka tidak akan memiliki kesempatan
19
meyerang sebagai tim yang rela mengoper bola untuk membuka setim. Hal ini terutama penting bagi pemain muda. Menurut Donovan Mick (2010:17) Salah satu godaan terbesar bagi pemain muda ketika mereka pertama kali diperkenalkan ke basket adalah untuk mendribell bola. Hal ini tidak selalu hal yang buruk, tapi itu tidak mencegah pemain dari melihat ke atas untuk melihat pilihan lain yang mungkin termasuk lewat ke rekan satu tim yang berada di posisi yang lebih baik. Titik kunci adalah bahwa lulus sukses biasanya akan memungkinkan bola untuk mencapai target lebih cepat dari bola menggiring bola. Pemain dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam situasi permainan dan sangat penting bahwa mereka mengembangkan pemahaman tentang opsi passing yang ada. Hanya ketika mereka membuat keputusan yang benar akan mereka jalankan lulus tepat. Dan passing dibagi menjadi empat yaitu chest pass, bounce pass, overhead pass, Javelin pass Menurut Cline (1997:168) passing adalah bagian dari pemikiran seorang pemain didalam permainan, jika anda tau jenis passing yang akan dilakukan pada situasi tertentu, anda dapat melakukan pergantian pola yang hendak dilakukan. Sejalan dengan meningkatnya kemairan passing dan pemahaman akan sebuah situasi, anda pasti akan memandang suatu permainan dengan cara berbeda. Tidak ada gambaran suatu kerjasama tim yang lebih seru dan menarik dari pada melihat seorang pemain yang melakukan pengoperan bola dengan benar dan gaya. Menurut Agus Salim (2008:55) passing atau mengoper bola adalah cara paling efektif untuk menggeraknn bola dari satu bagian ke bagian lain dari lapangan. Meskipun begitu operan yang aman tidaklah selalu sama dengan operan yang efeltif yang artinya mungkin tim kalian bisa tetap mempertahankan bola tetapi tidak mendapatkan apaapa. Menurut Kosasi (2008:26), Keith & Greg (2015) mengatakan bahwa pasing adalah fundamental bola basket yang sering diabaikan untuk dilatih, samgat penting bagi seorang pemain untuk mengembangkan skill passing demi kesuksessan timnya. Menurut Akros Abidin (1999) mengatakan bahwa operan dalam peramainan bola basket dapat dilakukan dengan dua tangan atau satu tangan, operan yang dilakukan secara taktis tepat waktu dan akurat dapat menciptakan peluang untuk menghasilkan angka. Menurut Oliver (2007) passing yang tepat adalah salah
20
satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim dan sebuah unsur penentu tembakantembakan yang berpeluang besar dalam mencetak angka. Ketika pemain menangkap bola dalam daerah lawan dari ring basket ofensif, mereka harus menangkap dan menghadapi keranjang untuk mencari tembakan, kemudian memindahkan bola (tindakan). Prtama seorang pemain adalah untuk menggiring bola; penekanan terus-menerus pada tembakan dan lulus diwajibkan untuk mengatasi naluri ini. Sejak dribbling adalah keterampilan individu, berlatih setiap kali seorang pemain menyentuh bola, preferensi alami untuk itu cenderung untuk berkembang. Menurut V. Krause, Don Meyer, Jerry Meyer. (2008:41) menyatakan bahwa ketika pemain menangkap bola dalam wilayah operasi dari ring basket penyerangan, mereka harus menangkap dan menghadapi keranjang untuk mencari tembakan, terlihat untuk lolos ke pos pemain dan kemudian memindahkan bola (tindakan). Seorang pemain adalah untuk menggiring bola; penekanan terusmenerus pada tembakan dan lulus diwajibkan untuk mengatasi naluri ini. Sejak dribbling adalah keterampilan individu, berlatih setiap kali seorang pemain menyentuh bola, preferensi alami untuk itu cenderung untuk berkembang. Menurut Stocer, dkk (1982:7) mengoper bola dalam permainan bola basket berbeda sekali dari cara yang lazim dalam jenis-jenis olahraga lainya. Permainan lapangan yang relative kecil, memerlukan teknik pengoperan pendek, yang dilakukan dengan leparan keras dan tepat. Gerakan menangkap dan mengoper bola sedapat sedapat mungkin harus cepat dan tanpa berhenti. Prusak (2007:47) pasing adalah hal yang sangat penting dalam permainan basket karena kita dapat menggerakan bola lebih cepat dengan mengumpan dari pada mendribell bola. Passing dalam permainan bola basket dibagi bebarapa bagian antara lain : 1) Operan Dada (Chest Pass) Menurut Oliver (2007:36), Wissel (2012:74) mengatakan bahwa chest pass (operan dada) adalah salah satu jenis operan dasar dalam permainan bola basket. Adapun pelaksannya adalah bola dipegang dengan kedua tangan ditahan didepan dada dengan ujung jari kedua tangan, ibu jari harus berada dibelakang bola dengan tangan dan ujung jari menyebar ke arah sisi bola. Posisi tubuh dekat dengan tubuh,
21
kemudian letakan kaki pada posisi bentuk segitiga dengan tumpuan berat badan pada kaki yang belakang. Pindahkan berat badan ketika melangkah untuk melakukan operan. Pada saat melakukan tolakan untuk mengoper bola, panjang lengan dan putar ibu jari kebawa, sehingga tangan lurus dan diakhiri dengan sentakan pergelagan tangan. Pandangan mata tetap pada bola yang dioper dan arah bola harus lurus jangan parabola. Menurut Kosasi (2008:25) chest pass adalah jenis passing yang paling efektif apalagi pada saat pemain tidak dijaga. Urutan teknik chest pass dimulai dengan posisi trple threat dan jari-jari menghadap ke atas saat memegang bol, maksunya saat di dorong bola akan berputar kebelakang (back spin) pada akhir gerakan ibu jaari harus menghadap kebawah dan ingatkan pemain untuk melakukan pivot dalam passing. Menurut Cline, dkk (1997:171) & Neal (1966:70) mengatakan bahwa chest pass adalah satu jenis operan dasar dalam permainan basket, bola ditahan didepan dada dengan ujung jari kedua tangan. Jempol anda harus dibelakang bola engan tangan dan uhung jari menyebar kearah sisi-sisi. Posisikan siku didekat tubuh letakkan kaki anda pada posisi triple therat dengan tumpuan berat badan pada kaki belakang, pindahkan berat badan ketika anda melangkah hntuk melakukan passing, panjangkan lengan anda dan putar ibu jari kebawah,
Gambar 2.2 : Operan Dada (Chest Pass) Sumber Gambar : Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:69).
22
2) Operan Pantul (Bounce Pass) Menurut Oliver (2007:36) & Wissel (2012:74) mengatakan bahwa bounce pass (operan pantul) dalam permainan bola basket dilakukan ketika permain lawan berada diantara anda dan target salah satu pilihanya agar bola diterima oleh anda, maka operan terbaik adalah operan pantul dapat memindahkan bola ke satu sayap pada akhir terobosan yang cepat atau kepada pemain yang mendekati keranjang. Operan ini lebih lambat dari dada, karena lebih dulu bola memantul pada lantai. Operan ini dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan ditempatkan dibelakang bola. Kemudian lepaskan bola kearah bawah, bola menyentuh lantai kira-kira dua pertiga dari jarak arah si penerima, sehingga bola dapat ditangkap saat setinggi pinggang. Memantulkan bola terlalu dekat pada diri sendiri, maka lambungnya akan tinggi dan pantulan yang lambat akan mudah dipotong oleh lawan, tetapi memantulkan bola terlalu dekat dengan penerima akan membuat bola sulit untuk direbut oleh lawan. Untuk lebih jelasnya pelaksaan operan pantulan dapat dilihat pada gambar. Menurut Kosasi (2008:29) mengatakan passing ini di rekomendasikan untuk digunakan pada sasaran yang melakukan backdoor cut dan pada saat pemain di-trap sehingga kesulitan mencari garis passing. Gerakan yang dilakukan hampir sama dengan chest pass. Hanya saja arah bola dipantulkan kelantai 2/3 dari jarak penerima bola. Passing perlu memperkirankan agar nantinya bola memantul kearah pinggul penerima. Menurut Cline, dkk (1997:172) & Neal (1966:79) operan pantul (bonce pass) sering digunanakn pada terobosan cepat yang tiba-tiba atau pada serangan setengah lapangan oleh pemain pada garis batas untuk mendapatkan bola, arahkan operan ini, berilah sedikit tekanan, lakukan tersebut kepada rekan tim anda dengan cepat.
23
Gambar 2.3 : Operan Pantul (Bounce Pass) Sumber Gambar.: Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:70). 3) Operan Baseball (Baseball Pass) Menurut Kosasi (2008:30) baseball pass biasanya digunakan untuk passing jarak jauh. Pada posisi awal pemain menempatkan bola disalah satu sisi kepala dan posisi kaki parallel stance. Lalu kaki pada sisi yang sama dengan tangan yang memegang bola ditarik kebelakang, titik tumpu terletak pada kaki ini. Setelah itu lempar bola seperti melakukan lemparan pada baseball, ingatkan pemain aar tidak menekuk pergelangan terlalu dalam kebeakang dan akhiri passing dengan posisi jari-jari menghadap kesasaran agar passing tetap akurat pada sasaran. Menurut Wissel (2012:79) mengatakan bahwa ketika anda ingin membuat operan panjang, anda akan sering memilih operan baseball, yaitu sebuah operan lepas untuk mengawali gerak menerobos cepat atau untuk membuat lemparan jauh kedepan keteman setim yang tengah menuju ring basket atau melambungkan bola. Mulailah dengan tegak seimbang, pusatkan pada kaki belakang anda, putar badan anda ke sisi tangan yang melakukan operan. Angkat bola setinggi telinga dengan siku anda kedalam, tangan yang melakukan operan dielakang dan tangan anda seimbang didepan bola (seperti seorang penangkap mulai melempar baseball). Ketika anda memantulkan bola, pindahkan berat anda dari belakang ke kaki depan. Arahkan kaki, punggung dan tangan yang melakukan operan maju kearah target. Bengkokkan pergelangan tangan ketika anda melepaskan bola dari ujung jari. Pada follow through jari-jari menujuk target dengan tapak tangan kebawah. Meskipun ini adalah operan satu tangan, pertahankan tangan ynag tidak mengoper tetap pada bola sampai anda melepas sehingga dapat berhenti dan menipu lawan. Menurut Cline, dkk (1997, 174) operan baseball sering dipakai oleh pemain yang berlari, operan satu tangan ini memudahkan pengoper untuk melakukan passing jarak jauh. Operan baseball dimulai dengan posisi siap dengan salah satu kaki agak kedepan dan bola dipegang oleh satu tangan. Pada awalnya bola juga ditahan oleh tangan yang lainya yang tidak akan mengoper. Ketika berat badan anda
24
berpindah kebelakang bola lalu diarahkan oleh kedua tangan tepat dibelakang bahu dari sisi yang akan melempar. Pada saat passing, tamgan tangan yang melakukannya mengayun ke depan dan atas. Bola dilepaskan ketika tangan anda lurus, cobalah saat lawan mengejar atau ketika ia lengah. Menurut Akros (1999) Operan baseball dalam permainan basket sering dipakai pemmain saat berlari. Operan ini dilakukan dengan satu tangan, akan mempermudah pengoper untuk pasing jarak jauh. Operan ini dimulai dari posisi siap mulai dari posisi kaki agak kedepan dan bola dipegang oleh satu tangan. Pada awalnya bola dipegang oleh tangan lainnya tidak mengoper bola. Ketika berat badan berpindah kebelakang, bola lalu diarahkan oleh kedua tangan tepat di belakang bahu dari sisi yang akan melempar. Pada saat akan mengoper bola tangan yang melakukannya mengayun kedepan dan atas. Bola dilepaskan ketika tangan lurus kedepan
Gambar 2.4 : Operan di samping badan (Baseball Pass) Sumber Gambar : Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:71). 4) Operan di Atas Kepala (Overhead Pass) Meurut Kosasi (2008:29) & wissel (2012:76) operhead pass sangat efektif digunakan saat tim defender menggunakan zone defense. Beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam melakukan overhead. 1) Pertahankan pposisi siku paling tidak setinggi kepala, 2) kekuatan dorongan overhead pass hanya terletak pada bagian siku pergelangan tangan dan jari-jari, bahu hanya berfungsi sebagai penopang siku agar tetap setinggi kepala. 3) Posisi awal ibu jari adalah meneghadap kebelakang, dari posisi akhir menghadap kedepan. 4) Untuk mendapatkan tenaga dorongan, pemain dapat melakukan pivot.
25
Menurut Agus Salim (2008:58) mengatakan bahwa lemparan atas kepala (overhead) adalah dilakukan dengan dua tangan yang digunakan jika kalian lebih tinggi dari lawan atau ketika dalam penjagaan ketat dari lawan. Kalian mulai dengan bola di atas kepala kalian dengan kedua tangan dan melemparannya dengan sentakan kuat dari pergelangan tangan dan jari-jemari. Kalian tidak boleh mengayunkan lengan dari siku dan melemparkannya sepertii pemain sepak bola yang melakukan lemaran bola kedalam, karena hal ini sama saja dengan memberitahukan pemain bertahan bahwa kalian akan melepaskan bola yang membuatnya dengan mudah menghalang-halangnya. Menururt Cline, dkk (1997:175) mengatakan bahwa operan diatas kepala dapat dilakukan dengan kecepatan dan ketepatan pada jarak jauh, yang mana jenis passing ini menjadi lebih terkenal sekarang. Operan ini dapat dipakai untuk melakukan peran outlet dalam memulai suatu terobosan yang cepat (fast break) atau operan alihan (skip pass) dengan mengayunkan bola dari satu sisi lantai ke sisi yang lainya. Bola harus dipegang diatas kepala dengan tangan dan jari-jemari melebar pada tiap sisi bola, jangan gerakan bola kebelakang kepala. Bila demikian bola akan sangat mudah direbut dari belakang. Telapak tangan hrus rapat saat bola sudah terpegang erat oleh ujung-ujung jari. Siku anda mengarah keluar tubuh ketika anda menempatkan kaki pada posisi siap dengan salah satu kaki di depan, tunpuan berat badan anda hrus berpindah dari kaki belakang ke kaki depan ketika bola bergerak tepat di atas kepala anda didepan. Lepaskan bola kedepan ketika jari-jari dan pergelangan tangan menghentakan bola kearah penerima. Ingatlah melanjutkan dengan bergerak kearah sasaran. Pada operan ini, besarkan tubuh anda untuk menjadi ancaman di lapangan. Membesarkan tubuh berarti dapat menguasai ruang gerak. Menurut Neal (1996:73) operan di atas kepala dalam permainan bola basket sering dipakai pemain terutama pada saat pemain dijaga ketat dan harus melewati lawan. Sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan trobosan menghindari tekanan lawan. Seperti pada saat melakukan operan pantul, operan di atas kepala merupakan pilihan untuk mengumpan teman yang berada low post. Adapun pelaksanaan operan di atas kepala dimulai dengan posisi badan
26
seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku kedalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola ke belakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat dan gampang di curi oleh lawan. Kaki melangkah kedepan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat, jari jemari kefua tangan secara berurut. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah pada target dan telapak tangan ke bawah.
Gambar 2.5: Operan di Atas Kepala (Overhead Pass) Sumber Gambar : Winning Basketball For Girls Miller & Coppey (2009:72). d. Menggiring Bola (Dribbling) Driblle (menggiring bola) adalah suatu usaha untuk membawa bola kedepan. Selanjutnya Ambler Vic (1990:10) menyatakan dribble dalam bola basket adalah membawa bola dengan cara memantul-mantulkannya. Dribbling adalah teknik penting bagi pemain untuk menguasai dan sangat penting dalam satu pada satu situasi dan ketika menyiapkan bermain menyerang. Ada berbagai teknik yang berbeda yang dapat dikembangkan. Menurut Wissel (2012:95) dribble (menggiring) adalah salah satu cara membawa bola, agar tetap menguasai bola sambil bergerak, anda harus memantulkannya pada lantai, pada awlanya bola harus lepas dari tangan sebelum kaki anda diangkat dari lantai, sementara mendriblle anda tidak boleh menyentuh bola secara bersamaan dengan dua tangan atau bola diam dalam penggamanan tangan anda. Kemampuan mendriblle dengan tangan lemah dan tanganuat adalah kunci untuk meningkatkkan permainan anda. Untuk melindungi bola, jagalah agar
27
tubuh anda berada diantara bola dan lawan. Dengan kata lain jika anda mendriblle dengan sisi tangan yang lemah, maka linfungilah dengan tubuh anda. Mick Donovan (2010) “Dribbling adalah teknik penting bagi pemain untuk menguasai dan sangat penting dalam satu pada satu situasi dan ketika menyiapkan bermain menyerang. Ada berbagai teknik yang berbeda yang dapat dikembangkan”. Prinsip-prinsip utama untuk diingat dalam melakukan driblle adalah 1) Tempat tangan di atas bola dengan jari-jari menyebar 2) Selalu mendorong ( tidak menampar ) bola tegas ke lantai 3) Ketinggian mental dapat bervariasi , tetapi sebagian besar harus tidak lebih tinggi dari ketinggian pinggang dan tidak ada lebih rendah dari 4) Lutut Jauhkan kepala hingga mengamati lawan dan mengenali rekan yang mungkin berada dalam posisi yang lebih baik 5) Gunakan tubuh untuk melindungi bola dari bek melaju 6) Guru teknik dribbling dengan kedua tangan pemain Antusias akan menghabiskan berjam-jam berlatih dribbling di mereka sendiri dan ini dapat dengan mudah dilakukan dengan bola dan permukaan yang keras Mick Donovan (2010:37), menyatakan bahwa upaya untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola (dribbling) dalam permainan bola basket dapat di tingkatkan dengan melaui : 1) Tempatkan tangan di atas bola dengan jari-jari penyebaran 2) Selalu mendorong (tidak menampar) bola tegas ke lantai 3) Ketinggian bola dapat bervariasi, namun sebagian besar harus tidak lebih tinggi dari ketinggian pinggang dan tidak lebih rendah dari lutut 4) Jauhkan kepala hingga mengamati lawan dan mengenali teman satu tim yang mungkin berada dalam posisi yang lebih baik 5) Gunakan tubuh untuk melindungi bola dari bek melaju 6) Menguasai teknik dribbling dengan kedua tangan Pemain yang antusias akan menghabiskan berjam-jam berlatih dribbling sendiri dan ini dapat dengan mudah dilakukan dengan bola dan permukaan yang keras. Menurut Agus Salim (2008:59) mengatakan bahwa untuk melakukan kontrol saat menggiring bola, lebarkan jari-jari tangan kalian yang digunakan untuk
28
menggiring bola, lakukan kontak bola dengan menggunakan jari-jari kalian, bukan dengan telapak tangan, dorong kebawah bola dengan lembut kelantai dengan menggunakan jari-jari, pergelangan tangan dan lengan untuk mengontrol ketingian juga kecepatan dari pantulan. Jika kalian tetap menahan tangan di atas bola maka bola akan memantul kembali ke tangan kalian dengan akurat. Keika sedang mendriblle bola, maka tidak baik jika terus-menerus menatap bola sepannjang waktu. Berlatihlah sampai kalian bisa tetap mengontrol bola dengan mata melihat ke atas, sehingga kalian tetap waspada dengan apa yang terjadi sekeliling pada saat menggiring bola. Kalian sangat perlu untuk bisa melihat keseluruh pemain lainya. Menururt Wiley (2007:135) Pemahaman dasar dribbling sikap dan mampu menjalankan dari itu, sangat penting bagi dribbling tanpa kehilangan kontrol bola atau dicuri oleh lawan. berikut cara melakukan dribble adalah sebagai berikut 1) Pemain bergerak lutut sedikit melampaui bahu selebar dan flexes mereka sehingga dia menjaga posisi semi berjongkok. Pemain dari kaki harus sedikit ke depan. Berapa banyak pemain crouches tergantung pada jenis menggiring bola dia menggunakan. Ini disebut basket posisi-posisi dasar pemain harus mengasumsikan ketika dribbling, melewati, memotong, skrining, membela, dan bersiap-siap untuk menembak. 2) Pemain tampak lurus ke depan sehingga pemain dapat memindai bola dan menonton pembela dan rekan tim nya melihat ke atas memungkinkan untuk visi akhir ofensif pengadilan. 3) Pemain mengontrol bola dengan ujung jari dan jempol, lutut tertekuk dan tubuhnya agak membungkuk. 4) Pemain memantul bola sedikit ke depan, pemain terus kontak dengan bagian atas bola, menuju kembali setengah, sementara dribbling. Pemain memegang tangannya dribbling bebas di tingkat pinggang, dengan telapak menghadap ke bawah. Pemain dapat dengan mudah beralih ke menggiring bola dengan sisi lain dari posisi ini. 5) Pemain mengontrol arah dan kecepatan menggiring bola oleh meregangkan nya pergelangan tangan dan jari-jari. Lengannya, dari sikunya untuk ujung-ujung, bergerak naik dan turun ke arah bola.
29
6) Pemain harus menggiring bola bola kembali tentang setinggi lutut. Semakin rendah menggiring bola, semakin sulit bagi pembela membuat mencuri atau defleksi. 7) Ketika mendekati seorang lawan, pemain ternyata tubuhnya sehingga lengan yang tidak dribbling terdekat pemain belakang. Garis lengan, mengangkat dan digunakan seperti bar, menyediakan lapisan tambahan untuk lebih baik mempertahankan kepemilikan bola. Situasi saat pemain memegang bola dan belum melakukan dribble sering disebut bola hidup. Pemain harus belajar melakukan dribble tanpa melihat bola, biasakan mata agar melihat keseluruhan (sekeliling) lapangan. Dribble pada dasarnya adalah gerakan yang harus mengarah pada ring. Namun dribble juga dapat menjadi cara untuk membuka peluang bagi pemain lain agar mendapat ruang untuk mencetak skor. Menurut Kosasi (2008) mengatakan bahwa dribble adalah suatu teknik fundamental yang menyenangkan dan menganggumkan, tetapi dribble akan menjadi sesuatu yang menakutkan jika dipakai hanya untuk menunjukan kemampuan personal. Dribbling (memantulkan bola) berarti teknik yang memungkinkan pemain untuk bergerak dengan bola dalam arah tertentu dengan bola yang tidak dapat diambil oleh lawan. Menggiring bola atau dribbling bola merupakan bagian yang tak terpisahkan dari permainan bola basket dan ini penting untuk bermain individu dan tim. Dalam permainan bola basket setiap tim paling sedikitnya membutuhkan satu orang pemain yang ahli dalam melakukan menggiring bola dengan cepat, terutama untuk menerobos pertahanan lawan yang dijaga ketat. Keputusan pemilihan tipe dribble harus disertai dengan waktu penggunaan yang tepat. Menurut Kosasi (2008) ada bebrapa tipe dribble yang digunakan pemain 1) Low Dribble Posisi awal gerakan ini adalah staggeved stance. Gunakan tangan yang satu sisi dengan kaki yang ditarik kebelakang untuk melakukan dribble dengan tangan yang lain mengambil posisi melindungi bola dari defender. Ingatkan pemain supaya teteap mempertahankan posisi dribble serendah lutut dan dribble dengan irama yang konstan. Pemain jangan melihat kearah bola melainkan melakukan peripheral
30
vision adalah penting bagi pemain untuk mengerti bahwa tangan yang digunakan untuk melindungi bola tadi tidak boleh mendorong defender. 2) Power Dribble Power dribble adalah pengembang dari low dribble, dalam gerakannya ditambahkan gerakan slide ke depan dan kebelakang. Power dribble menjadi dasar dari beberapa gerakan dribble yan lain seperti spin dribble dan crossover dribble. 3) Speed Dribble Speed dibble adalah dribble yang dilakukan dengan berlari, agar bola tidak terlepas saat melakukan dribble, diperlukan dorongan kedepan sehingga pemain terlihat sedikit mengejar bola. Bola tidak boleh melebihi pinggang saat melakukan dribble ini dengan maksud agar bola mudah dijangkau dan tidak mudah terkena steel. 4) Change of Paca Dribble Dari namanya kita mengetahui bahwa dalam dribble ini yang dilatih adalah bagaimana pemain melakukan pergantian kecepatan. Contoh latihanya adalah pemain melakukan speed dribble lalu berhenti ke low dribble, pemain melakukan face to face dribble (dribble berhadapan dengan defender) lalu dengan segera kembali melakukan speed dribble. Sesaat sebelum momen perubahan kecepatan ajarkanlah pemain melakukan beberapa tipuan seperti head faken (tipuan gerakan kepala), eye take (tipuan mata) dan tipuan-tipuan seolah-olah pemain akan melakukan passing atau shooting. 5) Crossover Dribble Crossover Dribble adalah pemain melakukan dribble ke salah satu arah dari defender lalu merubah kearah sebaliknya dengan cepat. Saat melakukan crossover dribble usahakan dribble bola serendah mungkin, ingatkan pemain agar belajar mencari waktu yang tepat untuk melakukan crossover dribble. Usahakan agar jangan terlalu jauh atau terlalu dekat dengan defender. Dari pendpat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dribbling adalah teknik yang sangat penting bagi pemain untuk menguasai dan mengontrol bola. Driblling sangat penting dalam permainan bola basket apa lagi pada situasi dan ketika membangun serangan.
31
Gambar 2. 6 : Menggiring Bola (Dribbling) Sumber Gambar : Basketball Angles. Wall Julia (2012:10: e. Menembak (Shooting) Wissel (2012:43) Shooting (menembak) adalah keahlian yang sangat penting dalam olahraga basket. Teknik dasar seperti dribbling, bertahan dan rebound mungkin mengantar anda memperoleh peluang besar membuat skor, tapi tetap saja anda harus mampu melakukan tembakan. Sebelunya menenmbak dapat menutupi kelemahan teknik dasar lainya. Paye (2013) shooting dalam bola basket adalah salah satu kemampuan di dalam olahraga tersebut dan kemampuan yang dapat di tingkatkan dalam latihan. Shooting adalah teknik yang berbeda dalam bola basket, mekanismenya di mulai dari tangan, lengan, siku tangan, tungkai tumit dan dilakukan berulang kali. Wiso (2012) Shooting adalah kemampuan penting dalam bola basket, dasardasar kemampuan adalah passing, dribbling, dan rebound. Untuk membuat presentasi dalam shooting kamu harus terus-menerus mengulang tembakan, mental adalah sebagian besar dari shooting. Dalam penambahan kemampuan shooting kamu harus percaya pada dirimu untuk menembak. Kualitas mental dan mekanisme shooting untuk membuat sukses tembakan tersebut. Donovan Mick. (2010:37) menyatakan bahwa shooting adalah keterampilan dasar yang paling populer untuk pemain dari segala usia dan tingkat. Sementara banyak pemain mengembangkan bidang spesialis dari lapangan bahwa mereka dapat mencetak poin, sangat penting bahwa pemain muda belajar untuk menembak
32
dari semua bidang sisi, baik dekat dan jauh dari keranjang, terlepas dari tinggi badan mereka. Beberapa pelatih cenderung berkomitmen pemain muda untuk posisi tertentu pada usia dini. Menurut Abidin (1999:57) mengatakan bahwa Keahlian dasar yang harus dikuasi oleh setiap pemain bola basket adalah menembak, hal ini agak berbeda dengan jenis permainan lainya. Misalnya pada permainan sepak bola, keahlian menembak lebih ditekankan pada pemain penyerang, sementara kepada pemain bertahan atau pemain belakang biasanya di berikan keahlian bertahan dan memberikan bola ke depan untuk suatu angka. Menurut Prusak (2007:61) menembak banyak jenis antara lain lay up, free trhow (tembakan bebas) dan jump shoot. Menurut Kosasi (2008:46) mengatakan bahwa shooting adalah daya tarik bagi pemain untuk bermain bola basket, demikian juga daya tarik untuk penonton menikmati permainan bola basket. Stocker, dkk. (1982:59) setiap pemain sekalipun dia penyerang atau pemain bertahan, ini berarti bahwa setiap pemain harus menguasai teknik tembakan ke basket, misalnya jika terjadi tembakan bebas maka yang melakukannya harus pemain yang mengalami pelangaran oleh pihak pemain lawan. Menurut Agus Salim (2008:61) mengatakan bahwa kalian selamanya tidak bisa mencetak angka, kecuali kalian telah telah menguasai teknik tembakan. Dengan kemampuan menembak ini dianggap sebagai kemampuan yang paling utama diantara kemampuan-kemampuan yang lainya. Menurut Liebermen (2012:87) & Giannini (2009:6) Persiapan sebelum melakukan shooting sangatlah penting karna salah satu kunci untuk menjadi seorang penembak yang baik adalah persiapan yang baik. Siap berarti tangan pemain yang naik menunggu datangnya bola lulus. Lutut yang tertekuk sehingga ketika pemain menangkap bola, pemain dapat pergi langsung menembak. Kaki pemain yang seimbang dan mengarah ke keranjang, siap untuk meledak naik ke atas. Mata anda terfokus pada ring basket, anda melihat semua pilihan anda sebelum pemain menembak bola. Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar shooting sangat penting dalam permainan bola basket, teknik dasar shooting juga
33
bisa menutupi kekurangan teknik dasar lainya. Setiap pemain harus bisa melakukan teknik dasar shooting dimana pun posisinya, walau pun dia pemain depan atau bertahan.
Gambar 2.7 Busur Lambungan Saat Menembak dan Arah Datangnya Bola Sumber Gambar : (Dedy Sumiyarsono, 2002:28) f. Rebound Menurut Wissel (2012:121) mengatakan bahwa rebound adalah teknik dasar yang tidak boleh terlalu sering anda gunakan. Pemain boleh saja sering menembak, banyak mendriblle, mengoper dan mencoba mencuri bola, menghalangi tembakan, namun tidak dengan rebound. Pengusaan lebih sering terjadi pada tembakan yang gagal. Tim yang menguasai papan ring biasanya menguasai pertandingan. Menurut Kosasi (2008) & Wiley (2007:49) rebound adalah usaha mengambil bola sesaat setelah shooting tidak masuk. Rebound adalah bagian yang sangat besar dari sebuah pertandingna pada semua level bola basket. Pada kenyataanya pengaruh rebound akan sangat nampak pada level pemula, karena pemain muda belum memiliki persentase shooting yang baik. Dapat di pastikan bahwa tim yang mau melakukan baik offensive atau pun defensive rebound didalam setiap pertandingan, maka kemenangan akan diraihnya. Menurut Mick Donovan. (2010:75) menyatakan bahwa rebound adalah tanggung jawab semua pemain dalam tim, namun terlalu sering ada asumsi bahwa para pemain lebih tinggi harus memenangkan semua rebound. Banyak tembakan dalam permainan basket terlewatkan tembakan, akibatnya, sebuah tim yang dapat pulih bola berhasil akan menciptakan lebih banyak tembakan kedua ofensif. Pada
34
akhir defensif pengadilan, teknik rebound yang baik akan membatasi peluang mencetak gol bagi lawan dan untuk tim pemenang defensif rebound, kemungkinan menciptakan istirahat pelanggaran cepat akan meningkat. Kunci untuk rebound yang baik tergantung pada pemain mendapatkan yang baik menghalangi posisi dalam contoh pertama Menurut Donovan Mick (2010:75) Rebound adalah tanggung jawab semua pemain dalam tim, namun terlalu sering ada asumsi bahwa para pemain lebih tinggi harus memenangkan semua rebound. Menurut Akros Abidin (1999”66), & Oliver (2007:87) mengatakan bahwa dalam permainan bola basket usaha rebound menciptakan kesempatan untuk mencetak angka, sukses suatu tim bisa jadi tergantung pada rebound menyerang atau rebound bertahan. Rebound menyerang membantu meningkatkan kemungkinan menambah skor, sedangkan rebound bertahan lebih berharga. Control bertahan terhadap papan, ring basket, mengurangi lawan untuk mendapatkan tembakan ke dua yang sering lebih mudah dalam mencetak skor. 1) Rebound Menyerang Rebond menyerang adalah terus bergerak dan tekadkan diri juga kemauan untuk selalu mengejar bola kemanapun. Bergerak untuk maneuver lawan yang biasanya selalu berada diantara anda dan keranjang. Buat gerakan cepat dan agresif untuk menghindari lawan dan lompat untuk mendapatkan bola. Usahakan selalu mendapatkan bola dengan dua atau satu tangan, coba arahkan ke ring basket atau tetap bergerak sampai anda dan teman bisa mengambilnya. Untuk menghindari hadapan lawan maka tetaplah bergerak. 2) Rebound Bertahan Rebound bertahan adalah suatu usaha berada di dalam daerah lawan da mengejar bola. Ketika bertahan biasanya anda mendapatkan posisi posisi diantara musuh dan ring basket, ini merupakan kesempatan besar untuk melakukan rebound. Untuk menjaga seorang pemain dengan bola didekat ring basket, anda harus membuat sikap siap mengagalkan satu tangan dan satu kaki diatas. Sedangkan untuk menjaga pemain dari sisi yang berlawanan arah ring basket maka harus melangkah bertahan menjauh sehingga dapat melihat bola dan pemain yang anda
35
jaga, jika anda menjaga pemain bebas dari bola dan tembakan dilakukan, maka pertama-tama amati gerakan memotong musuh, lalu melakukan reverse turn, jatuhkan kaki kebelakang, menjauh dari gerakan memotong lawan, blok dan lakukan rebound. Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa teknik rebound sangt pentig dalam permainan bola basket dan teknik rebound juga bisa menentukan kemenangan suaatu tim, baik dengan cara rebound menyerang dan rebound bertahan.
Gambar 2:8 : Saat Melakukan Rebound Sumber : Cara Efektif Bermain di Post (Paye, 2013) g. Geerakan Memutar (Pivot) Menurut Akross Abidin (1999:45) Dalam Permainan bola basket pemain tidak diperkenankan membawa bola tanpa menggiring. Bila pemain tersebut memegang bola tanpa menggiring, maka pemain hanya boleh melangkah satu langkah dan tidak boleh lebih. Untuk mengamankan bola dari rebutan lawan, pemain diperbolehkan berputar dengan satu kaki sebagai porosnya. Pemain boleh memutar badannya bergerak ke segala arah asal satu kaki tidak bergerak sebagai porosnya. Keadaan ini memberi kesempatan kepada pemain untuk mengamankan bola dan dapat mengamankan bola dari lawan yang berusaha merebut, menjauhkan bola dari lawan dan melindunginya dengan badan. Pivot atau memoros adalah suatu usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat.
36
3.
Teknik Dasar Shooting Bola Basket Menurut Kosasi (2008:45) mengatakan bahwa shooting adalah daya tarik
bagi pemain untuk bermain bola basket, demikian juga daya tarik untuk penonton menikmati permainan bola basket. Masih menurut Kosasi shooting adalah skil dasar bola basket yang paling dikenal dan pailing di gemari, karena setiap pemain pasti punya naluri mencetak skor.agar seorang pemain bisa menjadi shooter yang baik, pemain tersebut harus menikmati latihan shootimg sehingga pemain tersebut akan terus menerus melakukan latihan shooting dengan tidak mudah bosan. Cara melakukan shooting adalah 1) Mata melihat target, 2) Kaki terentang selebar bahu, 3) jari kaki lurus kedepan, 4) lutut dilenturkan, 5) bahu dirilekskan, 6) tangan yang tidak menembak disamping bola, 7) tangan yang menembak dibelakang bola, 8) jari-jari rileks, 9) siku masuk ke dalam, 10) bola diantara telinga dan bahu. Stocer, Menurut Nuril Ahmad (2007:18) “Usaha memasukan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay-up”. Krause, dkk (1936:74) ada beberapa istilah berkaitan teknik shooting dalam basket yang perlu dikenalkan kepada pemain sejak dini yaitu BEEF : B (Balance) gerakan selalu dimulai dari lantai, saat menangkap bola tekukan lutut dan mata kaki serta atur agar posisi tubuh seimbang, E
(Eyes)
agar
shooting
menjadi
akurat
pemain
harus
dengan
segeramengambil fokus pada target (pemain dengan cepat mampu mengkoordinasi letak ring), E (Elbow) pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan akan tetap vertikal, F (Follow through) kunci siku lalu lepaskan gerakan lengan jari-jari dan pergelangan tangan mengikuti kearah ring. Ada beberapa pendapat tentang teknik shooting antara lain sebagia berikut Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 25) sebagai berikut: 1) Kaki sejajar, apabila menggunakan sikap kuda-kuda kaki yang berada di depan sesuai dengan tangan yang digunakan untuk menembak. 2) Awalan bola dipegang di atas kepala dengan dua tangan sedikit di depan dahi. Siku lengan tangan yang dipergunakan untuk menembak membentuk sudut 90 derajat.
37
3) Tangan yang tidak dipergunakan untuk menembak meninggalkan bola saat dilepas, sedangkan tangan yang digunakan untuk menembak diputar menghadap arah tembakan. Sikap badan rileks menghadap sasaran. 4) Tekuk lutut secukupnya agar memperoleh awalan tembakan, posisi siku tetap 90 derajat 5) Luruskan kaki bersamaan dengan meluruskan tangan yang dipergunakan untuk menembak ke depan atas, sampai siku lurus dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sampai jari-jari menghadap ke bawah. 6) Sasaran sebagai tembakan dilihat di bawah bola, bukan di samping atau di atas bola. 7) Apabila bola tidak sampai pada sasaran yang dituju, maka tekuk lutut lebih rendah agar memperoleh momen yang lebih benar. Menurut wissel (2012:46), Hoopla (2013) mengtakan bahwa teknik dasar shooting adalah sebagai berikut 1) Pandangan Pusatkan mata anda pada ring basket, tujukan mata hanya sisi muka lingkaran untuk semua jenis tembakan kecuali untuk tembakan pantulan. Gunakan tembakan samping jika anda pada posisi 45 derajat dari papan ring. Sudut 45 derajat ini terbentuk dari jarak kotak dan tanda tengah garis. Jarak sudut sisi yang disebut 45 derajat melebar ketika anda bergerak keluaar. Untuk tembakan sisi, tunjukan pada puncak dekat sudut kotak pada papan pantul. 2) Keseimbangan Berada dalam keseimbangan memberikan anda tenaga dan kontrol irama tembakan anda, basis atau posisi kaki adalah dasar keseimbangan dan menjaga kepada anda segaris kaki (basis) sebagai kontrol keseimbangan, rentangkan kaki anda selebar bahu dan arahkan jari-jari kaki ke depan. Kaki pada sisi tangan yang menembak harus di depan (kaki kanan untuk tembakan tangan kanan). Jari kaki yang dibelakang harus sejajar dengan tumit dari kaki yang menembak 3) Posisi tangan Posisi tangan paling sering disalah artikan untuk menembak adalah penting menempatkan tangan tepat dibelakang bola, juga penting menempatkan tangan
38
yang tidak menembak dibawah bola sebagai penjaga keseimbangan. Posisi ini disebut dengan blok and tuch. Tangan untuk menembak bebas dan tak perlu menjaga keseimbangan bola.
Gambar : 2.9 Posisi Tangan Saat Menembak Bola Basket Sumber Gmbar : Batter basketball shooting improving free throws and midrange jump shots Hoopla (2013:6) 4) Pensejajaran siku dalam Pegang bola didepan dan diatas bahu untuk menembak antara telinga dan bahu anda. Pertahankan siku-siku tetap berada didalam, saat siku penembak anda di dalam bola sejajar dengan ring.beberapa pemain tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak dibelakang bola saat siku di dalam. Pada kasus seperti ini, pertama letakan tangan anda dibelakang bola dan kemudian gerakan siku ke dalam sejauh mana anda mampu 5) Irama menembak Menembak adalah singkronnisasi antara kaki, punggung, bahu, siku menembak, kelenturan, pergelangan dan jari tangan. Tembakan bola dengan halus, berbarengan dengan gerakan yang ritmis, kekuatan inti dan ritme tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki anda. 6) Follow through Setelah melepas bola dari jari-jari tengah, pertahankan lengan anda tetap di atas dan terentang sepenuhnya dengan jari tengah menunjuk lurus pada target. Telapak tangan anda seharusnya menghadap kebawah dan telapak tangan keseimbangan menghadap ke atas. Pertahankan mata pada sasaran dan lengan anda tetap diatas pada posisi penyelesaian follow through sampai bola menyentuh ring lalu bersiap kembali untuk rebound atau masuk pada posisi bertahan.
39
Menurut kosasi (2008) mengatakan ada beberapa teknik shooting antara lain 1) SHOOTING HAND Cengkram bola dengan mantap dan lebarkan jari-jari dengan nyaman, kecuali bagaian telapak tangan tidak menyentuh bola. Tekukkan pergelangan tangan tidak melebihi 70 derajat kunci siku pada huruf L. kesalahan shooting sering terjadi karena siku sebagai penopang terbuka kesamping. 2) BALANCE HAND Tangan pendukung ini hanya digunakan untuk menjaga keseimbangan memegang bola sebelum bola meninggalkan tangan. Kesalahan sering terjadi saat mencengkram bola, dimana ibu jari ikut mendorong bola saat shooting. 3) RELEASE Teori mengajarkan bagaimana melepas bola dengan back spin hindari kebiasaan tidak mmelihat target tetapi melihat bola. Agar bola dapat back spin gunakan jari-jari untuk menekan bola ke atas, sesaat sebelum bola dilepaskan. 4) FOLLOW THROUGH Langkah terakhir shooting yang baik adalah pergerakan tangan dengan mengikuti kearah ring. Siku tetap dikunci dan digunakan tenaga dorongan terakhir dan pergelangan tangan. 4. Shooting Three Point Bola basket Menurut Wissel (2012:54) Shooting Three point (tembakan tiga angka) adalah dilakukan pada jarak jauh dan melakukannya, mundur beberapa langkah dari garis untuk menghindarkan penginjakan garis dan untuk memfokuskan pandangan anda pada ring basket. Gunakan tolakan yang seimbang, tembakan bola tanpa ketegangan saat anda shooting. Semakin jauh tembakan, mekanisme, urutan dan irama yang benar semakin penting pada tembakan three point biasanya anda memiliki waktu dan anda tidak perlu lompat terlalu tinggi. Anda dapat menggunakan tenaga lebih dari kaki anda dan menambah tenaga dengan melangkah pada tembakan anda. Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dari peningkatan tenaga secara berurut dari pinggang dan bahu anda. Terasa seperti bila anda menembak saat melompat, dibandingkan pada
40
puncak lompatan tertinggi anda (pada saat melompat lawan anda yang menjaga ketat tembakan dalam). Upayakan tubuh seimbang sehingga anda bisa menembak tanpa ketegangan. Seimbang dan kotrol sangatlah penting dari pada tinggi maksimum. Irama yang halus dan follow-through yang sempurna membantu shooting jarak jauh dan tebakan tiga angka. Menurut Wissel (2012) penembak tiga angka yang sukses memiliki kelebihan dalam 4 hal yaitu 1) halus, irama yang sama, 2) penggunaan kaki, punggung, dan bahu secara berurutan, 3) mekanisme yang benar seperti posisi tangan dan perata siku kedalam dan 4) follow through yang sempurna Menurut Kosasi (2008) persentasi dalam shooting adalah sangat penting mengajarkan pada setiap pemain bukan hanya menjadi shooter tetapi menjadi scorer (pencetak angka). Agar memperoleh persentase yang baik dalam shooting, pemain harus dilatih melakukan shooting dibeberapa titik. Untuk pemula lakukanlah latihan shooting di titik-titik yang dekat dengan ring. Lakukanlah shooting dengan benar pada dan jarak yang masih dapat dijangkau. Saat persentase sudah cukup baik, berpindahlah pada titik dengan jarak yang lebih jauh begitu seterusnya hingga mencapai titik tembakan tiga angka (three point). Latihan dapat mencetak seseorang shooter menjaadi seorang scorer. Latihan tidak membuat sempurna tetapi membuat pergerakan shooting benar secara permainan. Gerakan passing dan catching dilanjutkan dengan quick stop lalu melakukan shooting adalah rangkaian latihan dasar yang penting diberikan kepada pemain, agar pemain tersebut mempunyai kebiasaan footwork yang baik. Menurut Rose (2004) Three point adalah salah satu tembakan dalam bola basket yang mempunyai nilai yang paling tinggi, three point juga salah satu strategi dalam pola penyerangan dalam permainan bola basket. Three point dilakukan dari beberapa mekanisme yang terdiri kosentrasi, kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai dan penenmaptan yang tepat dalam melakukannya, three point adalah salah satu senjata untuk memenangkan pertandingan juga membalikkan keadaan disaat tim kita mengalami kekalahan. Menurut Krause (2008) ada bebrapa teknik dalam melakukan tembakan shooting three point antara lain sebagai berikut.
41
a) Posisi dibelakang garis b) Jari tangan harus terbuka lebar dalam keadaan nyaman c) Ibu jari dan telunjuk sudut sekitar 70 derajat, membentuk huruf V bukan huruf L.
Gamabar 2.10 : Cara Memegang Bola Ynng Benar Sunber Gambar : Krause, dkk (2008:79) d) Letakkan bola dibelakakng ditelapak tangan untuk menembak, posisi tangan berada didepan tubuh e) Lutut sedikit ditekuk f)
Pada saat memegang bola, pindahkan bola ke posisi menembak dengan memutar bola ke atas
g) Posisi tangan menembak berada di belakang dan dibawah bola dan tangan yang bukan menembak bertugas untuk menyeimbangkan bola h) Angkat bola didepan dahi i) Kemudian dorong bola ke atas dan kedepan dengan jari dan siku, sudut rilis bola yang tepat adalah 60 derajat horizontal. j) Secara bersamaan lutut diluruskan untuk mendapatkan daya dorong ke atas. k) Follow through sikap melakukan gerakan ekstensi penuh dan pergelangan tangan melakukan gerakan refleksi. Dalam keadaan ini seorang penembak memvisualkan tangan berbentuk leher angsa. Chi-Yang Tsai, dkk. (2006:227) dalam penelitiannya menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan pemain dalam melakukan three point shooting di perlukan keterampilan dan kemampuan otot pemain yang dapat dibentuk dengan
42
melakukan program dengan intensitas yang tinggi. Para pemain harus melakukan empat tahap ini di sepuluh percobaan. Selama serangan pertama, para pemain harus melakukan yang terbaik dan merekam detik mereka. Data ini adalah kinerja maksimal mereka. Setiap pemain harus menyelesaikan empat tahapan dalam 90% dari kinerja maksimal (detik). Waktu istirahat sama dengan rekor terbaik mereka di setiap percobaan. 5. Analisis Gerak Shooting Three Point Bola Basket. Analisis gerak Shooting three point bola basket dapat dilakukan sebagai berikut, Menurut Wissel (2012:57) mengatakan kunci sukses tembakan three point bola basket terdiri dari beberapa fase yaitu fase persiapan, fase pelaksanaan, fase follow through. 1) Fase persiapan shooting Three point a)
Posisi di belakang garis
b)
Lihat target
c)
Kaki terentang selebar bahu
d)
Jari kaki lurus kedepan
e)
Lutut dilenturkan
f)
Tangan yang tidak menembak dibawah bola
g)
Tangan yang menembak dibelakang bola
h)
Ibu jari rileks
i)
Siku masuk
j)
Bola pada posisi tinggi diantara telingga dan bahu
k)
Bahu rileks
l)
Langkah untuk menembak jika perlu
Gambar 2.11 : Fase Analisis Gerakan Persiapan shooting Sumber Gambar : Basketball stepsto success Wissel (2012)
43
2) Fase Pelaksanaan shooting three point a)
Tembak (lepaskan) bola dari tangan
b)
Irama yang sama
c)
Tenaga beruntun dari kaki, punggung dan bahu
d)
Rentangkan siku
e)
Lenturkan pinggang dan jari-jari kedepan
f)
Lepaskan jari telunjuk dari bola
g)
Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas
Gambar 2.12 : Fase Analisis Gerakan Pelaksanaan Shooting Sumber Gambar : Basketball Stepsto Success Wissel (2012) 3) Fase Follow-Tohrugh a) Lihat target b) Retangkan legan c) Jari telunjuk menunjuk target d) Telapak tangan kebawah saat menembak e) Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas f) Mendarat dengan seimbang
Gambar 2.13: Fase Analisis Gerakan Follow Through Sumber Gambar : Basketball Stepsto Success Wissel (2012)
44
Menurut Wissel (2012:58) mengatakan bahwa kesalahan umum yang sering terjadi pada tembakan three point adalah 1) Anda melihat kebawah mencari garis batas tiga angka, sehingga kehilangan pandangan ke arah sasaran. Cara perbaikannya adalah tempatkan diri cukup dekat dengan garis batas tiga angka, sehingga anda tidak cemas akan menginjaknya, pusatkan pandangan kearah sassaran. 2) Tembakan anda pedek. Cara perbaikannya adalah tembakan tiga angka biasanya pendek karena anda tidak memakai kaki, punggung, bahu dan tidak perlu ada follow through atau ritme anda agak lambat dan tidak imbang. Tentukan lemparan dari perasaan dan ambil tenaga dari kaki, punggung dan bahu. Sempurnakan follow through dengan lengan berada di atas, sampai bola mencapai ring basket atau tingkatkan kecepatan ritme gerak secaara seimbang. 6. Variabel Anthropometri, Kondisi Fisik dan Ketepatan a) Variabel Anthropometri Anthropometri berasal dari kata anthropos dan metry. Antropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Anthropometri dapat diartikan sebagai ukuran tubuh atau ukuran eksternal bagian tubuh. Dalam kaitannya dengan pengukuran fisik, anthropometri merupakan salah suatu satuan teknik standar untuk pengukuran yang sistematis terhadap tubuh secara keseluruhan ataupun bagian-bagian tubuh (Malina, Bouchard dan Bar-Or, 2004: 42). Ukuran anthropometri mencangkup kuantitas dari dimensi-dimensi tubuh termasuk di dalamnya berat badan, ukuran panjang dan luas penampang tubuh atau bagian-bagian tubuh. Perbandingan dari masing-masing organ tubuh memberikan tampilan yang berbeda-beda pada masing-masing individu. Ukuran atropometri berkaitan dengan tipe atau bentuk tubuh, juga dapat dijadikan sebagai parameter untuk menentukan status gizi seseorang (Djoko Pekik Irianto, 2007: 67). Perkembangan ukuran anthropometri tubuh berkembang sesuai dengan periode perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-bagian tubuh ini dipengaruhi faktor-faktor perkembangan seperti faktor genetis, lingkungan serta
45
aktivitas gerak fisik yang dilakukan. Perkembangan ukuran tubuh dan bagianbagiannya berlangsung terus selama masa pertumbuhan dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda pada proporsi dan kecepatannya. Pertumbuhan ukuran bayi berlangsung sangat cepat, kemudian secara proporsional mengalami penurunan pada masa anak-anak dan kemudian mengalami ledakan pertumbuhan pada masa adolesensi (Gallahue dan Ozmun, 1998: 189). Perbedaan kecepatan pertumbuhan menyebabkan terjadinya variasi pada bentuk dan tipe tubuh seseorang. Ukuran anthropometri merupakan salah satu faktor penting dalam aktivitas olahraga. Masing-masing cabang olahraga memerlukan karakteristik anthropometri yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan karakteristik gerak yang diperlukan dalam masing-masing cabang olahraga tersebut. Perbedaan perbandingan dari bagian-bagian tubuh serta perbedaan struktur tubuh memberikan kemungkinan efisien gerak yang berbeda pula. Anthropometri atau postur tubuh berpengaruh terhadap olahraga, terutama untuk meraih prestasi yang tinggi (olahraga prestasi). Untuk mencapai prestasi yang tinggi, diperlukan ciri-ciri fisik dan postur tubuh tertentu sesuai dengan tuntutan cabang olahraga yang diikutinya. Sesuai dengan karakeristik bola basket unsurunsur anthropometri yang harus diperhatikan bagi pemain bola basket diantaranya ukuran tinggi badan. Anthropometri melibatkan pengukuran bagian tubuh luar. Terdapat dua tipe pengukuran anthropometri yaitu dimensi tubuh dan yang berhubungan dengan somatotropi. 1) Dimensi Tubuh Dua pengukuran tubuh yang umum digunakan dalam pendidikan olahraga menitik beratkan pada diameter dan keliling dari macam-macam ruas tubuh. Diameter pengukuran tubuh ditentukan dengan menggunakan papan bilah antropometer Saat pengukuran sudah ditentukan, lapisan kulit diperas sehingga terjadi kontak antara tulang dengan alat. Hal ini menghilangkan tingkat variabilitas dalam pengukuran dan meningkatkan rallyabilitas. Jari-jari dari kedua tangan digunakan untuk menempatkan lanmark yang tipis. Sebagai contoh penggunaan peralatan untuk mengukur diameter tubuh adalah sebagai berikut: Penempatan
46
secara anatomi untuk pengukuran diameter disajikan pada gambar dibawah ini. Diambil ketika seorang di posisi berdiri:
Gambar 2.14: Pengukuran Tinggi Badan Sumber Gamabar :Tes dan Pengukuran Oahraga, Widiastuti. (2015:61) Salah satu contoh diatas menunjukkan pengukuran pada diameter tubuh bagian atas dan pengukuran diameter atas dan panjang tangan. Adapun banyak sekali pengukuran pada bagian anatomi tubuh lainnya. Menurut Frank. M. Verducci (1980:216) dimana pengukuran tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: (1) Angkel diukur pada saat berdiri dengan jarak diantara malleoll (antropometer menunjukkan sudut 450 dari bawah) (2) Lengan diukur pada saat berdiri dengan punggung bersandar pada dinding rata, kedua lengan atas melebar bersama-sama, diukur panjang jarak antara jangkauan jari kiri dan kanan. (3) Diameter biocromial diukur dengan posisi siku berada disebelah badan, jaraknya antara proyeksi tulang rusuk dari acromial. (4) Diameter bideltoid diukur dengan posisi siku berada di samping tubuh dan tangan berada di atas paha, jarak antara bagian terluar pundak (antropometer hanya sedikit menyentuh kulit) (5) Diameter bi-iliac pengukuran yang dilakukan antara proyeksi rusuk dari puncak iliac. (6) Diameter bitrochanteric diukur pada posisi berdiri dengan jarak antara proyeksi rusuk dari trochanters yang lebih besar. (7) Lebar dada diukur pada saat berdiri dengan lengan agak sedikit ditarik ke depan dan belakang tubuh, dengan jarak antara tulang rusuk ke 5 sampai ke 6.
47
(8) Siku dengan siku satunya ditarik dan posisi tangan menghadap ke depan dengan jarak antara kondilus dari homerus. (9) Panjang tangan diukur dengan jarak antara ujung ruas distal dan titik-titik pada tulang carpal proximal. (10) Panjang kepala diukur dengan jarak anterior-posterior pada posisi alis dan occipital protuberance. (11) Lebar kepala diukur dengan jarak pada titik terlebar dari tengkorak. (12) Lutut diukur dengan cara lutut direntangkan sampai sudut 900, dengan jarak antara proyeksi terluar dari tibial condyles. (13) Panjang kaki diukur pada saat berdiri dengan jarak antara lantai sampai coccyx. (14) Tinggi badan diukur pada ujung tumit kaki menapak lantai, tubuh bersandar pada dinding dengan kepala menghadap ke depan, diukur sampai ujung kepala.
Gambar 2.15: Cara Pengukuran Anthropometri Tubuh Manusia Sumber : Frank. M. Verducci (1980:216) Alat pengukur berupa lingkaran kurang begitu diandalkan untuk mengukur dimensi diameter. Saat menggunakan pengukur kain, tekanan dari jaringan yang lembut memunculkan masalah dalam menggali hasil akhir yang konsisten. Gulick tape meminimalkan masalah ini dengan memberikan data konsisten dalam seluruh pengaturan melalui penggunaan spring-loaded handle. Selanjutnya tape harus diposisikan secara konsisten pada posisi horisontal atau disebelah kanan sisi panjang dari segmen “tape kain” harus dikalibrasikan secara periodik/berkala karena cenderung merenggang karena digunakan. Landmark menjelaskan bagaimana penggunaan alat pengukuran ini, dimana saat seorang berdiri untuk diukur pada bagian pundak menjadi pengecualian. Pengukuran dilakukan pada posisi:
48
(1) Abdomen 1. Diukur secara lateral, jalan tengah antara porsi rusuk paling bawah dari tulang rusuk dan puncak iliac, anterior, jalan tengah antara xyphoid process dari sternum dan umbilicus. (2) Abdomen 2. Diukur secara lateral, pada tingkat puncak iliac dan anterior, pada umbilicus. (3) Rata-rata abdominal. Adalah pengukuran 1 dan 2 engkel. Paling atas hingga malleoli, lingkaran terkecil. (4) Bicep tambahan, diukur saat siku dikunci dalam penambahan maksimal, berhubungan dengan bagian bawah, dengan otot terikat, lingkaran maksimal dari lengan tengah. (5) Bicep lebar, diukur pada posisi saat merentang/melebar pada sudut terbesar dengan otot berkontraksi, keliling maksimal dari lengan tengah. (6) Betis, diukur dengan keliling maksimal. (7) Dada, pada pria puting susu berada pada pada volume midtidal, sedangkan pada wanita tepat berada di atas jaringan payudara. (8) Deltoid, diukur dengan cara lengan membentuk sudut 900 dari sisi tubuh, maximal circumference berada pada level axillae. (9) Lengan atas, diukur dengan cara siku dilebarkan secara bersamaan kebawah dan posisi tangan terbuka ke depan, maximal circumference. (10) Kepala, diukur dengan cara sedikit ke atas hingga garis alis dan menunjuk pada tengkuk. (11) Panggul belakang, diukur pada max. protrucion dari otot gluteal dan anterior, pada level shymphysis pubis. (12) Lutut, diukur dengan cara posisi lutut sedikit dilipat dan beban tubuh ditumpu pada kaki lainnya, level midpatellar. (13) Leher, diukur dengan posisi sedikit agak menunduk pada laring. (14) Pundak, diukur secara lateral pada max. protrucion dari otot deltoid, anterior, pada articular dari strenom dan rusuk kedua. (15) Paha, diukur pada posisi sedikit ditekuk, maximal circumference. (16) Pinggul diukur dengan cara lengan dilebarkan bersamaan, sedikit distal pada proses styloid dari radius dan ulna, minimumcircumference.
49
2) Somatotype Somatotropi adalah proses pengukuran dan pendiskripsian conformasi tubuh secara morfologi. Berdasarkan metode yang digunakan oleh Sheldon tentang somatotropi menjadi metode yang pertama kali yang mendasari munculnya metode-metode modern lainnya. Secara umum dapat digambarkan 3 bentuk dan susunan tubuh manusia: (1) endomorph, (2) mesomorph, dan (3) ectomorph. Setiap tubuh manusia terbentuk dari macam-macam tingkat dari ketiganya. Klasifikasi yang pertama (somatotype) ditentukan dengan jumlah dari masing-masing komponen dalam satu fase. Bentuk tubuh endomorph, bentuk tubuh mesomorph, bentuk tubuh ectomorph Beberapa ukuran anthropometri yang memiliki pengaruh cukup besar dalam aktivitas olahraga diantaranya tinggi dan berat badan. Tinggi badan merupakan faktor penting dalam cabang olahraga bola basket. Tubuh yang tinggi memiliki ciri dari pemain bola basket. Sedangkan berat badan memiliki peran yang besar dalam berbagai cabang olahraga seperti cabang olahraga bola basket yang berdurasi panjang memerlukan berat badan yang ringan. 2. Variabel Kondisi Fisik Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditunda-tunda atau ditawar-tawar lagi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kondisi fisik merupakan kondisi yang paling mendasar dalam upaya pemberdayaan aspek-aspek lainnya (Sajoto, 1995). Aspek kondisi fisik merupakan bagian terpenting dalam semua cabang olahraga, terutama untuk mendukung aspek-aspek lainnya seperti teknik, taktik, dan mental. Kondisi fisik sangat menentukan dalam mendukung tugas atlet dalam pertandingan sehingga dapat tampil secara maksimal. (Harsono, 1988: 153) menjelaskan bahwa : Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam program latihannya. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian
50
memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang biasanya terjadi jika seseorang melakukan kerja fisik yang berat. Apabila seseorang mempuyai kondisi fisik yang baik, maka dia mampu melakukan tugas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kondisi fisik sangat menunjang atlet dalam bertanding, sehingga dalam pertandingan atlet tidak mengalami kelelahan yang berarti dan akan terhindar dari cedera yang dapat mengganggu penampilannya. Oleh karena itu peranan kondisi fisik sangatlah diperlukan dalam olahraga (Setiawan, 1991: 110). Apabila kondisi baik maka: (1) Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. (2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik. (3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih pada waktu latihan. (4) Akan ada pemulihan yang cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. dan (5) Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respons demikian diperlukan. Kalau faktor-faktor tersebut kurang tercapai setelah suatu masa latihan kondisi fisik tertentu, maka hal ini berarti bahwa perencanaan dan sistematika latihan kurang sempurna, karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet (Harsono, 1988: 153). Bola basket merupakan olahraga yang menuntut pemainnya untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu setiap pemain bola basket diharapkan memiliki kualitas fisik, teknik, taktik dan psikis yang baik. Kualitas fisik antara lain ditentukan oleh kebugaran otot dan kebugaran energi. Kemampuan kondisi fisik yaitu kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, power, keseimbangan, reaksi, kelincahan, persepsi, dan koordinasi. Sedangkan kebugaran energi mencakup sistem energi aerobik dan anaerobik, untuk kualitas psikis antara lain dipengaruhi oleh faktor motivasi, konsentrasi, kecemasan, dan ketegangan. Maka hal ini memperjelas bahwa kondisi fisik sangat berperan dalam olahraga bola basket terutama untuk dapat menguasai teknik dalam bola basket.
51
Kondisi fisik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atlet dalam cabang olahraga tertentu. Atlet yang memiliki kualitas fisik yang baik maka kualitas gerak atau keterampilan motoriknya cenderung baik pula. Setiawan (1991: 110) mengatakan, bahwa dalam hal lain kondisi fisik juga berperan untuk meningkatkan kebugaran jasmani agar seseorang mencapai hasil kerja yang lebih produktif. Pertimbangan kondisi fisik itu harus dikembangkan didasarkan pada karakteristik cabang olahraga yang digelutinya, sebab pada suatu cabang olahraga tertentu mungkin memerlukan komponen kondisi fisik secara keseluruhan, sedangkan pada cabang lain mungkin hanya sebagian saja Komponen kondisi fisik (Bompa, 1999) sebagai komponen kesegaran biometrik dimana komponen kesegaran motorik terdiri dari dua kelompok komponen, masing-masing adalah kelompok kesegaran jasmani yaitu: 1) kesegaran otot, 2) kesegaran kardiovaskular, 3) kesegaran keseimbangan jumlah dalam tubuh dan 4) kesegaran kelentukan. Kelompok komponen lain dikatakan sebagai kelompok komponen kesegaran motorik yang terdiri dari: 1) koordinasi gerak, 2) keseimbangan, 3) kecepatan, 4) kelincahan, 5) daya ledak otot. Disamping itu ada dua komponen yang dapat dikategorikan sebagai komponen kondisi fisik yaitu: 1) ketepatan dan 2) reaksi. Apabila komponen gerak di gabung ke dalam komponen kelincahan, maka ada 10 komponen yang masuk kategori kondisi fisik, yang mana kesepuluh komponen tersebut dapat diukur keadaan melalui satu tes seperti tersebut di atas. Adapun komponen yang dimaksud adalah kekuatan (Strenght), Daya Tahan (Endurance), Daya Otot (Muscular Power), Kecepatan (Speed), Daya Lentur (Fleksibility), Kelincahan (Agility), Keseimbangan (Balance), Koordinasi (Coordination), Ketepatan (Accuracy), Reaksi (Reaction). Menurut Sajoto (1995) komponen kondisi fisik adalah kekuatan, daya tahan, kecepatan, Fleksibelitas, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, reaksi. Berikut beberapa pendapat ahli tentang kondisi fisik antara lain sebgai berikut : 1) Daya Tahan (Endurance) Harsono (1988:155), menyatakan, “Daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang
52
berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan”. Sedangkan Menurut Indrayana (2012:4) “Daya tahan adalah kemampuan untuk bekerja, berlatih dalam waktu yang lama. Atlet yang memiliki daya tahan yang baik adalah atlet yang dapat berlatih dalam waktu relatif singkat, kondisinya telah kembali seperti sebelum latihan”. Sedangkan Bompa (2009:241), menyatakan bahwa “daya tahan berkenaan dengan batas waktu kerja dalam satu intensitas yang dapat dikerjakan”. “Daya tahan adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, pernapasan dan peredaran darahnya, secara efektif dan efisien dalam menjalankan kerja terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama” (Sajoto, 1995:58). Selain itu Lutan (1990:112) juga berpendapat bahwa “daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama, istilah lain yang sering digunakan adalah respiration-cardio-vasculair endurance yakni daya tahan yang bertalian dengan pernafasan, jantung, dan peredaran darah”. Jadi dapat disimpulkan bahwa daya tahan atau yang sering disebut dengan endurance dapat mempengaruhi performa serang baik pada saat bekerja, berlatih maupun pada saat bertanding. “Ketahanan dapat dikelompokkan menurut jenis, jangka waktu, dan sistem energi yang digunakan” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:61). Menurut jenisnya daya tahan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu daya tahan umum dan daya tahan khusus (Bompa, 2009:242). “Daya tahan umum adalah kapasitas melakukan suatu kegiatan yang mengakibatkan beberapa kelomppok otot dan kardiorespirasi selama waktu yang panjang. Sedangkan daya tahan khusus sering kali menunjuk pada daya tahan dalam olahraga permainan, lari cepat dan lainnya tergantung kepentingan setiap cabang olahraga atau mengulang-ulang gerakan pada setiap cabang olahraga.’ Daya tahan umum dan khusus memiliki perbedaan pada saat melakukan latihan daya tahan umum dalam jangka waktu yang panjang, sedangkan daya tahan khusus lebih kepada olahraga permainan dan tergantung pada setiap cabang olahraga. Ditinjau dari lamanya kerja menurut Bompa (2009:243-244) daya tahan dapat dibedakan menjadi lima “1) ketahanan jangka panjang, 2) ketahanan jangka menengah, 3) ketahanan jangka pendek, 4) ketahanan otot, 5) ketahanan
53
kecepatan”. Sedangkan daya tahan yang ditinjau dari penggunaan sistem energi menurut Sukadiyanto & Muluk (2011:63) yaitu “ketahanan aerobik, ketahanan anaerobik alaktik, dan ketahanan anaerobik alaktik”. 2) Kekuatan (Strenght) Menurut Bompa (2009: 229) mengatakan bahwa kekuatan didefinisikan keja maksimal (maximal force) atau (rotational force) yang dihasilkan otot atau sekelompok otot. Selain itu kekuatan didefinisikan sebagai kemampuan system neuromuscular mengahasilkan gaya melawan tahanan eksternal. Kekuatan otot yang baik akan menambah performance seorang atlet. Selain itu kekuatan adalah kemampuan sistem neuromuscular untuk menghasilkan melawan tahanan eksternal. Kekuatan maksimal seseorang atlet tergantung pada tujuh faktor 1) jumlah motor unit yang terlibat/rekrutmen, 2) jumlah motor unit yang terstimulasi (rate coding), 3) jumlah motor unit sinkronisasi, 4) siklus pemendekan pada peregeangan, 5) derajat insibisi neoumuscular, 6) jenis otot serabut dan 7) derajat hipertropi otot. “Kekuatan (Strenght) adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seorang atlit pada saat mempergunakan ototototnya, menerima beban dalam jangka waktu tertentu” (Sajoto, 1995:58). Sukadiyanto & Muluk (2011:90) mengemukakan bahwa “kekuatan (Strenght) merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga”. “Kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan” (Harsono, 2001:25). “Strenght merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga dan sangat penting dalam proses mencetak atlet” (Mylsidayu & Kurniawan, 2015:98). Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan (strenght) merupakan salah satu metode latihan atau komponen dasar yang berkaitan dengan penggunaan dan kemampuan otot dari olahragawan dalam cabang olahraga tertentu. Meskipun banyak aktifitas olahraga lebih memerlukan kelincahan, kelenturan, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, daya tahan dan sebagainya, akan tetapi faktor-faktor tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor kekuatan (strenght) agar bisa diperoleh hasil yang lebih baik dan maksimal. Kekuatan tetap merupakan komponen yang besar dari semua komponen kondisi fisik. Setiap
54
cabang olahraga, olahragawan membutuhkan kekuatan yang berbeda-beda, karena tuntutan kebutuhan kekuatan dari setiap cabang olahraga berbeda, sehingga setiap cabang olahraga membutuhkan latihan kekuatan yang lebih khusus sesuai dengan spesifikasi cabang olahraga masing-masih olahragawan. Akan tetapi setiap olahragawan harus memiliki kekuatan yang cukup dan sesuai dengan cabang olahraganya, agar mampu melaksanakan kegiatan olahraganya secara efisien dan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan akibat dari kekurangan kekuatan. Tingkat kekuatan olahragawan diantaranya dipengaruhi oleh, panjang pendeknya otot, besar kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan, jenis otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan potendi otot, teknik dan kemampuan kontraksi otot” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:91). Selain itu Budiwanto (2012:34) juga berpendapat bahwa faktor-faktor yang menentukan kekuatan ialah, “a) luas potongan melintang otot sebagai akibat hipertropi otot, b) jumlah fibril otot yang terlibat dalam melawan beban, c) ukuran rangka tubuh, d) inervasi otot, e) sistem kimia otot, f) tonus otot saat istirahat, semakin rendah tonus otot semakin kuat saat bekerja, g) usia, h) jenis kelamin, i) psikologis”. 3) Kecepatan (Speed) Menurut Bompa (2009:272) kecepatan adalah kemampua untuk menutupi jarak jauh dengan tepat, kemampuan untuk bergerak cepat dalam gerak lurus merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sukses diberbagai olahraga. Garis lurus berlari dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu : aselerassi, pencapaian kecepatan maksimal dan pemeliharaan kecepatan maksimal. Kecepatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. “Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-singkatnya. Dalam masalah kecepatan ini, ada kecepatan gerak dan kecepatan explosive” (Sajoto, 1995:58). Selain itu Nala (1998:66) berpendapat bahwa “kecepatan adalah kemampuan untuk berpindah atau bergerak dari tubuh atau anggota tubuh dari satu titik ke titik lainnya atau untuk mengerjakan suatu aktifitas berulang yang sama serta
55
berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. “Kecepatan adalah jarak tempuh per satuan waktu yang diukur dalam menit atau skala kuantitas atau kemampuan melakukan gerakan dalam priode waktu yang pendek” (Budiwanto, 2012:38). Jadi kecepatan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan jarak dalam ukuran waktu yang sesingkat-singkatnya, kecepatan juga merupakan unsur dasar bagi seorang atlit setelah kekuatan dan daya tahan mencapai hasil yang maksimal. “Secara umum kecepatan mengandung pengertian kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsangan” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:116). Dalam menjawab rangsangan kecepaatan bentuk gerak atau serangkaian gerak dapat dilakukan secepat mungkin. Verducci dalam Budiwanto (2012:38) menyebutkan bahwa “kecepatan dibedakan dalam dua komponen, yaitu waktu reaksi dan waktu gerak”. Selain itu Sukadiyanto & Muluk (2011:116) juga berpendapat bahwa “ada dua macam kecepatan, yaitu kecepatan reaksi (kecepatan reaksi dibedakan lagi menjadi dua yaitu, reaksi tunggal dan reaksi majemuk) dan kecepatan gerak (kecepatan gerak dibedakan lagi menjadi dua yaitu, gerak siklus dan gerak non siklus)”. a) Kecepatan reaksi “Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang dalam menjawab suatu rangsang dalam waktu sesingkat mungkin” (Mylsidayu & Kurniawan, 2015:115). Sedangkan menurut Suharno dalam Budiwanto (2012:39) “kecepatan reaksi yaitu kemampuan suatu otot atau sekelompok otot untuk bereaksi dalam tempo yang singkat setelah mendapat suatu rangsangan. Kecepatan reaksi dipengaruh oleh sistem syaraf pusat, kemampuan berorientasi terhadap situasi, kemampuan panca indera dalam menerima rangsang, kecepatan gerak dan power”. (1) Kecepatan reaksi tunggal “Kecepatan reaksi tunggal adalah kemampuan seseorang untuk menjawab rangsang yang telah diketahui arah dan sasarannya dalam waktu sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:117). Dapat ditarik kesimpulan bahwaw kecepatan reaksi tunggal yaitu seseorang melakukan gerakan yang arah dan tujuan gerakannya sudah ada dalam benak pikirannya sehingga rangsangan atau stimulis dapat diprediksi pada saat melakukannya. Sebagai contoh, seorang pelatih
56
mengintruksikan altelnya bahwa apabila mendengarkan pluit satu kali atlet harus jogging, ketika mendengarkan pluit dua kali atlet harus sprint dan apabila mendengarkan pluit tiga kali atlet harus jalan. (2) Kecepatan reaksi majemuk “Kecepatan reaksi majemuk adalah kemampuan seseorang untuk menjawab rangsang yang belum diketahui arah dan sasarannya dalam waktu sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:117). Jadi kecepatan reaksi majemuk ini berbanding terbalik dengan kecepatan reaksi tunggal. Pada kecepatan reaksi majemuk seorang atlet sebelum melakukan gerak atlet tersebut belum mengetahui arah dan sasaran gerak yang dilakukan. Contoh, seorang pelatih memegang bola basket di tangan kiri dan kanannya dengan kedua lengan diluruskan, atlet berdiri menghadap kepada pelatih. Tugasnya menangkap bola yang dijatuhkan oleh pelatih sebelum bolanya memantul untuk kedua kalinya. b) Kecepatan gerak “Kecepatan gerak adalah kemampuan seseorang melakukan gerak atau serangkaian gerak dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:118). (1) Kecepatan gerak siklus “Kecepatan gerak siklus adalah kemampuan sistem neuromoskuler untuk melakukan serangkaian gerak dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:118). Pada bagian ini aktivitas dilakukan secara berkesinambungan atau gerakan yang berangkai. Contoh, jalan, lari, berenang, bersepeda. (2) Kecepatan gerak non siklus “Kecepatan gerak non siklus adalah kemampuan sistem neuromoskuler untuk melakukan gerak tunggal dalam waktu yang sesingkat mungkin” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:118). Gerak non siklus ini sering disebut dengan gerak tunggal. Contoh, melempar, menendang, memukul, melompat. 4) Kelenturan (Flexibility) Fleksibilitas merupakan salah satu unsur yang penting dalam rangka pembinaan olahraga prestasi, dimana tingkat fleksibilitas seseorang akan berpengaruh terhadap kmponen-komponen biomotor lainnya. “Fleksibelitas atau
57
kelenturan merupakan kualitas fisik yang sangat mudah untuk dikembangkan. Kelenturan juga dapat diartikan kemampuan untuk memanfaatkan lebar ayunan gerakan-gerakan dalam sendi-sendi ke kemampuan maksimal” (Nossek, 1982:138). “Kelenturan adalah luas daerah gerak pada suatu sendi, dengan kata lain kelenturan adalah kemampuan untuk dapapt menggerakkan bagian atau anggota badan dengan luas gerak tertentu pada suatu sendi” (Budiwanto, 2012:40). Menurut Harsono (1988:163) “fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendon dan ligamen”. Dengan demikian fleksibilias sangat dibutuhkan oleh semua kalangan baik olahragawan maupun bukan olahragawan, seseorang yang memiliki fleksibilitas yang baik mempunyai ruang gerak yang luas, dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang lentur. Terdapat beberapa keuntungan bagi olahragawan yang memiliki kualitas fleksibilitas yang baik antara lain, “1) akan memudahkan atlet dalam menampilkan berbagai kemampuan gerak dan keterampilan, 2) menghindarkan diri dari kemungkinan akan terjadinya cidera pada saat melakukan aktivitas fisik, 3) memungkinkan atlet untuk dapat melakukan gerak yang ekstrim, 4) memperlancar aliran darah sehingga sampai pada serbut otot” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:137). Kelenturan merupakan salah satu unsur dasar dari kondisi fisik yang harus dikembangkan dan ditingkatkan terutama pada atlet-atlet yang masih muda. “Kelenturan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, terutama adalah jaringan ikat didalam dan sekitar sendi dan otot yaitu ligamentum, tendo, bungkus sendi, dan bentuk sendi” (Budiwanto, 2012:40-41). Latihan yang kurang sempurna akan menurunkan kelenturan, kurang aktif bergerak dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan jaringan pengikat
menjadi kaku sehingga
mengakibatkan
keleluasaan gerak menjadi kaku. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komponen biomotorik kelenturan yaitu, “genetik, otot, umur dan jenis kelamin, suhu, waktu, kekuatan otot, kelelahan dan emosi” (Bompa, 1994:376-377). Selain itu Sukadiyanto & Muluk (2011:138) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fleksibilitas seseoang adalah “elastisitas otot, tendo dan ligamen, susunan tulang, bentuk persendian, suhu
58
atau temperatur tubuh, umur, jenis kelamin, dan bioritme”. Meningkatkan komponen kelenturan penting sekali sebab hampir semua cabang olahraga memerlukan komponen ini. Beberapa metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan kelenturan
atau fleksibilitas adalah “1)
peregangan dinamis atau yang sering disebut dengan peregangan balistik, 2) peregangan statis, 3) peregangan pasif, 4) peregangan kontraksi – rileksasi atau yang sering disebut proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF)” (Harsono, 1988:164-170). Selain itu Rushall & Pyke (1992:275) menyebutkan “ada tiga metode untuk meningkatkan fleksibilitas, 1) slow active stretching (SAS), 2) proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF), 3) ballistic stretching”. Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis dari metode untuk meningkatkan fleksibelitas. a) Peregangan Dinamis (Dynamic Stretching) Peregangan dinamis ini sering disebut dengan metode yang tradisional untuk melatih kelenturan. “Peregangan dinamis biasanya dilakukan dengan menggerak-gerakkan tubuh atau anggota tubuh secara ritmis (berirama) dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-mantulkan anggota tubuh sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa teregangkan, dan yang maksudkannya adalah untuk secara bertahap meningkatkan ruang gerak sendi” (Harsono, 1988:164). Selain itu Sukadiyanto & Muluk (2011:144) menjelaskan bahwa “peregangan dinamis adalah gerakan peregangan yang dilakukan dengan melibatkan otot-otot dan persendian, gerakan peregangan dinamis dilakukan secara perlahan dan terkontrol dengan pengkal pergerakannya adalah pada persendian”. Sasaran pada peregangan dinamis ini adalah untuk meningkatkan kelenturan persendian, tendo, ligamen, dan otot. Gerakan pada peregangan dinamis yaitu diregang-regangkan secara aktif seluas ruang gerak persendian yang dilatih. Berikut ini contoh-contoh pergerakan pada peregangan dinamis. b) Peregangan Statis (Static Stretching) “Peregangan statis adalah gerakan peregangan pada otot-otot yang dilakukan secara perlahan-lahan hingga terjadi ketegangan dan mencapai rasa nyeri atau rasa tidak nyaman (discomfort zone) pada otot tersebut” (Sukadiyanto & Muluk,
59
2011:142). “Peregangan statis sebenarnya sudah lama dipraktekkan oleh penggemar yoga, kini semakin benyak penganutnya dan banyak dilakukan dalam program latihan kesegaran jasmani” (Harsono, 1988:166). Sasaran pada peregangan statis adalah untuk meningkatkan dan memelihara kelentukan otot-otot yang diregangkan. “Peregangan statis dilakukan secara perlahan-lahan dan dipertahankan selama 10 deetik atau lebih” (Pate, McClenaghan & Rotella, 1984:331). Menurut
Harsono
(1988:167-168)
beberapa
langkah
yang
perlu
diperhatikan dalam melakukan latihan peregangan statis adalah sebagai berikut. (1) Regangkan otot secara perlahan-lahan dan tanpa kejutan (2) Apabila teras ada regangan pada otot berhentilan sebentar, kemudian lanjutkan regangan sampai terasa agak sakit, berhenti lagi, akhirnya lanjutkan regangan sampai sedikit melewati titik rasa sakit. (3) Pertahankan sikap terakhir ini secara statis untuk selama 20-30 detik. (4) Seluruh anggota tubuh lainnya tinggal relax, terutama otot-otot antagonisnya (yang diregangkan) agar ruang gerak sendi mampu untuk meregang lebih luas. (5) Bernafaslah terus, jangan menahan nafas. (6) Selesai mempertahankan sikap statis selama 20-30 detik, kembalilah kesikap semula secara perlahan-lahan. c) Peregangan Balistik (Ballistic Stretching) “Peregangan balistik menggerakkan otot secara refleksi, ekstensi dan berayunpada satu lengan atau tungkai, sedangkan tungkai atau lengan satunya diam. Dapat pula melenturkan tubuh bagian atas dengan berayun kedepan (membungkuk) dan kebelakang atau badan condong ke kiri dan kanan” (Nala, 1998:72). Sedangkan menurut Fox & Bowers dalam Sukadiyanto & Muluk (2011:140) “peregangan balistik bentuknya sama dengan senam calisthenics, yaitu bentuk dari peregangan pasif yang dilakukan dengan cara gerakan yang aktif”. “Adapun ciri-ciri dari pergerakan balistik adalah dilakukan secara aktif dengan cara gerakanya dipantulpantul (bouncing or bobbing)” (Bompa, 2000:23). Artinya, gerakan untuk otot yang sama dan pada persendian yang sama dilakukan secara berulang-ulang. Dimana
60
gambar-gambar yang disajikan dalam contoh tersebut terutama terkait dengan otototot dominan yang mendukung aktivitas jasmani Bompa (2000) dalam Sukadiyanto (2011). Berikut ini contoh gerakan peregangan balistik
Gambar.2.16: Peregangan Balistik Sumber Gambar : Bompa (2000) dalam Sukadiyanto (2011) Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. d) Peregangan
Dibantu
Psangan
/
Proprioceptive
Neuromuscular
Facilitation (PNF) Peregangan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) ini juga dikenal
sebagai
peregangan
kontraksi-reaksi.
“Pada
peregangan
model
proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) ini diperlukan adanya bantuan orang lain atau menggunakan peralatan lain untuk membantu memudahkan gerakan peregangan agar mencapai target” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:146). Bantuan orang lain atau menggunakan alat memiliki tujuan untuk membantu meregangkan otot hingga mencapai posisi statis dan dapat dipertahankan posisinya dalam beberapa detik. Menurut (Pate, McClenaghan & Rotella, 1984:332) “teori menyarankan bahwa prosedur ini dapat membantu relaksasi otot secara penuh selama masa peregangan dengan merangsang secara keras organ badan golgi selama masa kontraksi”. Menurut Harsono (1988:171) Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan peregangan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF) ini adalah sebagai berikut, “a) lakukan warm-up sebelumnya, b) dalam melakukan kontraksi isometris, jangan meregangkan otot secara eksplosif, tetapi lambat-lambat, makin lama makin keras, c) setelah kontraksi isometris, temannya secara perlahan-lahan meregangkan otot-otot pelakuk, sedangkan pelaku tinggal pasif”. Berikut ini beberapa contoh dari peregangan proprioceptive neuromuscular facilitation (PNF).
61
5) Kelincahan (Agility) “Kelincahan adalah kemampuan mengubah arah atau posisi badan secara cepat dan melakukan gerakan lanjutan yang lainnya” (Budiwanto, 2012:39). Menurut Lutan (1990:116) kelincahan (agility) adalahkemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan, kelincahan berkaitan erat dengan tingkat kelentukan”. Selain itu Sajoto (1995:55) juga menjelaskan bahwa “kelincahan adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah, dalam posisi di arena tertentu, dari satu posisi kesatu posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik”. Menurut Nossek (1982:144) “Kelincahan temasuk pada kelompok kualitas fisik. Kelincahan merupakan kualitas yang sangat kompleks. Kelincahan ini mencakup interaksi kualitas-kualitas fisik yang lain (kecepatan reaksi, kecepatan, kekuatan, kelentukan, keterampilan gerak, dsb), karena semua ini bereaksi bersama”. Jadi seseorang yang memiliki kelincahan dapat merubah posisi dan arahnya secara cepat, selain itu juga dapat mengkoordinasikan teknik-teknik yang kompleks, kelincahan juga berkaitan dengan kelenturan seseorang. “Faktor-faktor yang menentukan kelincahan adalah kecepatan reaksi dan kecepatan gerak, kemampuan mengadaptasi dan mengantisipasi, kemampuan berorientasi terhadap masalah yang sedang dihadapi, kemampuan mengatasi keseimbangan saat bergerak, kelenturan persendian, kemampuan melakukan koordinasi, dan kemampuan melakukan gerakan” (Suharno dalam Budiwanto, 2012:40). Menurut Mylsidayu & Kurniawan (2015:148-149) faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan adalah “a) komponen biomotor yang meliputi kekuatan otot, speed, power otot, waktu reaksi, keseimbangan dan koordinasi, b) tipe tubuh, c) umur, d) jenis kelamin, e) berat badan, f) kelelahan”. 6) Koordinasi (Coodination) Dijelaskan oleh Bompa (1994:380) “koordinasi adalah kemampuan yang sangat kompleks, ditandai adanya saling keterkaitan yang erat antara kecepatan kekuatan, daya tahan dan kelenturan saat melakukan gerakan”. Sedangkan Kent dalam Budiwanto (2012:43) “koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan sistem indera, sistem saraf dan sistem otot menjadi serangkaian gerak untuk
62
mengatur bagian-bagian badan secara terpisah, terlibat dalam satu pola gerak yang rumit dan mempersatukan bagian-bagian tersebut menjadi gerak tunggal, mulus, berhasil mencapai beberapa tujuan”. Koordinasi merupakan gabungan dari berbagai kemampuan komopnen biomotorik lainnya kompoten yang erat kaitannya dengan koordinasi adalah kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelenturan, kelincahan, keseimbangan dan lain sebagainya. Pada dasarnya koordinasi dibedakan menjadi dia macam yaitu, “koordinasi umum (setiap atlet harus mempunyai komponen koordinasi dasar sehingga dapat melakukan berbagai aktifitas fisik umum dalam olahraga), koordinasi khusus (koordinasi ini sangat dibutuhkan pada penampilan gerakan olahraga yang cepat dan memerlukan ketenangan, kesempurnaan dan ketepatan)” (Bompa, 1994:380381). Koordinasi umum dan koordinasi khusus kedua-duanya sangat diperlukan dalam cabang olahraga sebab keduanya saling berpengaruh terhadap keterampilan gerak seseorang. Koordinasi umum juga merupakan dasar untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan koordinasi khusus. Tanpa memiliki kemampuan koordinasi yang baik maka atlet akan kesulitan dalam melakukan teknik secara baik. Keuntungan bagi atlet yang memiliki kemampuan koordinasi yang baik adalah mampu menampilkan keterampilan dengan sempurna dan dapat dengan cepat mengatasi permasalahan gerak atau teknik yang muncul selama latihan. Selain itu atlit yang memiliki kemampuan koordinasi yang baik akan mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru bagi atlet tersebut. Menurut Bompa (1994:382-383) “beberapa faktor yang mempengaruhi koordinasi yaitu, kemampuan berfikir atau intelegensi atlet, kebaikan dan ketelitian organ-organ
indra,
pengalaman gerak,
tingkat
perkembangan kemampuan gerak yang alin seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelenturan”. Latihan koordinasi yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Seorang atlet harus dilatih dengan keterampilan-keterampilan baru dari cabang olahraganya maupun cabang olahraga lainnya. Apabila kemampuan koordinasi seorang atlet tidak dapat berkembang maka kemampuan untuk mempelajari gerak baru juga akan menurun.
63
“Dalam melatih keterampilan, faktor kesulitan dan kompleks gerakan harus senantiasa ditingkatkan” (Harsono, 1988:221). “pada latihan koordinasi harus melibatkan berbagai unsur keterampilan gerak dari cabang olahraga lain. Keterampilan gerak cabang olahraga yang menggunakan peralatan bola baik yang besar maupun yang kecil, atau peralatan lain dengan bentuk lari, lompat, loncat, lempar, tangkap, memukul, menendang dan meluncur” (Sukadiyanto & Muluk, 2011:150-151). Menurut Bompa (1994:383) terdapat sepuluh metode latihan untuk mengembangkan koordinasi, yaitu sebagai berikut. 1) Latihan dengan sikap permulaan yang tidak biasa dilakukan. 2) Melakukan keterampilan menggunakan anggota badan yang berlawanan. 3) Melakukan gerakan dengan kecepatan atau irama yang berganti-ganti. 4) Melakukan gerakan dengan ruang gerak yang terbatas. 5) Mengubah-ubah bagian teknik atau keterampilan. 6) Menambah kesulitan latihan dengan melakukan geraka tambahan. 7) Menggabungkan keterampilan-keterampilan yang barudikenal. 8) Menambah lawan atau beban sebagai pasangan. 9) Membuat kreasi kondisi gerakan yang tidak biasa. 10) Melakukkan kegiatan olahraga yang berbeda dengan olahraga pilihannya. 7) Keseimbangan Menurut Sajoto (1995) Keseimbangan (balance), adalah kemampuan seseorang mengandalkan organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu seseorang sedag berjalan kemudian tergelincir. Dalam olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah keseimbangan,
baik
dalam
menghilangkan
maupun
mempertahankan
keseimbangan. 8) Reaksi Menurut Sajoto (1995) reaksi (reaction), adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melalui indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain. Menurut Albertus Fernanlampir & M.
64
Muhyi Faruq (2015) mengatakan bahwa reaksi adalah periode antara diterimanya ransangan (stimuli) dengan permulaan munculnya jawaban (respon).semua informassi yang diterima oleh indra baik dari dalam maupun dari luar disebut rangsangan. Indra akan mengubah informasi tersebut menjadi impuls-impuls saraf dengan bahasa uang di pahami oleh otak. 9) Power Menurut A. Fernanlampir & M. Muhyi Faruq (2015) power atau daya ledak disebut juga sebagai kekuatan eksplosif, power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif melibatkan pengeluarkan kekuatan otot yang maksimal dalm waktu yang secepat-cepatnya. Batasan yang baku yang dikemukakan Hatfield (1989) yaitu power merupakan hasil perkalian antara gaya (force) dan jarak (distance) dibagi dengan waktu (time) atau dapat juga power dinyatakan sebagai kerja dibagi waktu (Kirkendall, 1987). Dengan demikian tes yang bertujuan untuk mengukur power seharusnya melinbatkan komponen gaya, jarak dan waktu. Menurut Nur Ichsan Halim (2011) Power (daya ledak) sering juga disebut dengan kekuatan eksplosif, ditandai adanya gerakan atau perubahan tiba-tiba yang cepat dimana tubuh terdorong ke atas (vertical) atau ke depan (horizontal) dengan mengarahkan kekuatan otot maksiima. Dalam daya ledak ini termasuk pula gerakan tiba-tiba dan cepat dari lengan ketika memukul, melempar atau menyemes bola serta tungkai tatkala menyepak. Menurut Johnson & Nelson (1986) mengemukakan ada 2 macam konsep pengukuran daya ledak (power) yaitu (1) Athletic measurement (2) Work power measrument. Kedau konsep ini dibedakan satu sama lain berdasarkan pengertian yang fundamental yaitu dalam pengukuran athletic power faktor force dan velocity tidak diukur hanya hasil yang diyatakan dalam jarak (cm, inci dan kaki) yang dicatat misalnya Broad jump test, Sarjent jump test, tes menolak bola medicine, sedangkan untuk mengukur Work power dilakukan berdasarkan perhitungan dari kerja (daya x jarak) atau power (kerja/waktu) misalnya Vertical power test , Power level test, Modifikasi vertical jump test, Vertical arm pull test.
65
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa, ada dua faktor yang dominan dalam mencapai prestasi bola basket khususnya dalam kemampuan shooting three point. Dua faktor tersebut bila mendapat perhatian yang semestinya akan menghasilkan suatu prestasi yang memuaskan. Dua faktor tersebut adalah faktor fisik dan faktor teknik. Faktor fisik di samping merupakan faktor bawaan, dapat juga dilatihkan agar pemain memiliki kemampuan fisik yang diharapkan. Faktor fisik bawaan yang dimaksud adalah anthropometri dan kondisi fisik sesuai dengan jenis olahraga bila mendapat pelatihan fisik yang teratur dan memadai akan menghasilkan prestasi yang optimal. Faktor fisik yang perlu mendapat perhatian dalam jump shoot tree point antara lain : tinggi badan, panjang lengan, panjang tungkai kaki, panjang talapak tangan, power otot tungkai, kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan, dan fleksibilitas pergelangan tangan, 3. Variabel Ketepatan Menurut Nur Ichan Halim (2011, 147) mengatakan bahwa “Ketepatan merupakan kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan bebas menuju kesuatu sasaran”, Latihan komponen ketepatan ini amat penting bagi atlet dari berbagai cabang olahraga. Bukan hanya pemanah atau penembak penembak saja yang dituntut untuk menguasai komponen ketepatan ini tetapi juga pemain lainya. Misalnya pemain bola gelinding, atau bola bouling, demikian juga pemain untuk pemain tenis, pingpong, bola voly dan olahraga lainnya agar tendangan atau pukulan mencapai dengan tepat sasaran yang dikehendaki. Menurut Sajoto (1995) Ketepatan (accuracy), adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau subjek langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh. Ketepatan
(accuracy)
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengarahkan sesuatu gerak ke sesuatu serangan sesuai dengan tujuannya (Suharsono HP, 1983:32), sedangkan menurut M.Sajoto (1995:9) ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
66
Ketepatan atau biasa disebut dengan accuracy adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengubah gerakan secepat-cepatnya sesuai dengan target atau mengarahkan gerakan ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Ketepatan hampir disamakan dengan kecepatan. Ketepatan merupakan salah satu komponen dasar biomotorik yang diperluka disetiap cabang olahraga. Baik aktivitas olahraga permainnan, perlombaan dan yang sebagainya dan juga diperlukan sebagai unsur dasar peningkatan prestasi olahragawan. Beberapa faktor yang menentukan baik tidaknya ketepatan yaitu koordinasi tinggi berarti memiliki ketepatan yang tinggi, kolerasinya positif, Besar dan kecilnya sasaran atau luas dan sempitnya sasaran, ketajaman indera dan pengaturan syaraf, Jauh dan dekatnya bidang sasaran, penguasaan teknik yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan mengarahkan gerakan cepat atau lambatnya gerakan yang dilakukan. Ketepatan memiliki beberapa ciri-ciri seperti berikut : 1) Harus ada target tertentu untuk sasaran gerak 2) Kecermatan/ketelitian gerak dapat menonjol dalam gerak 3) Waktu dan frekuensi gerak tertentu sesuai dengan peraturan 4) Adanya suatu penilaian dalam target dan latihan mengarahkan gerakan secara teratur dan terarah. Faktor yang mempengaruhi ketepatan salah satunya adalah konsentrasi. Konsentrasi adalah pemikiran terhadap pelaksanaan suatu usaha setelah adanya kesiapan dan kematangan bertindak yang dilandasi oleh sifat-sifat kepribadian yang ideal. Dengan berkonsentrasi gerakan yang dihasilkan akan dilakukan secara cepat, sesuai target dan pengaruh lainnya yaitu
usia, koordinasi, fleksibility, jenis
kelamin. Prinsip-prinsip melatih ketepatan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet adalah penerapan prinsipprinsip latihan dalam pelaksanaan program latihan. Agar prestasi dapat meningkat, latihan harus berpedoman pada teori dan prinsip latihan. Tanpa berpedoman pada teori dan prinsip latihan yang benar, latihan sering kali menjurus kemala praktek
67
dan latihan yang tidak sistematis-metodis sehingga peningkatan pretasi sulit dicapai. Prinsip-prinsip latihan ketepatan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Prinsip pemanasan tubuh atau warming-up Pemanasan tubuh penting dilakukan sebelum berlatih, bertujuan untuk mempersiapkan fungsi organ tubuh guna menghadapi kegiatan yang lebih berat dalam hal ini adalah penyesuaian terhadap latihan inti. b. Prinsip beban lebih atau overload principel Sistem faaliah dalam tubuh pada umumnya mampu untuk menyesuaikan diri dengan beban kerja dan tantangan-tantangan yang lebih berat. Selama beban kerja yang diterima masih dalam batas-batas kemampuan manusia untuk mengatasinya dan tidak terlalu berat, sehingga menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Jadi beban latihan yang diberikan kepada atlet haruslah cukup berat dan cukup bengis, namun realistis sesuai dengan kemampuan atlet serta harus dilakukan berulang kali dengan intensitas yang tinggi. c. Prinsip sistematis atau sistematic principel Latihan yang benar adalah latihan yang dimulai dengan kegiatan yang mudah sampai kegiatan yang sulit, atau dari beban yang ringan sampai beban yang berat. Hal ini berkaitan dengan kesiapan fungsi faaliah tubuh yang membutuhkan penyesuaian terhadap beratnya beban yang diberikan dalam latihan. Dengan berlatih secara sistematis dan dilakukan berulang-ulang yang konstan, maka organisasi-organisasi sistem persyarafan dan fisiologis yang akan menjadi bertambah baik, gerakan yang semula sukar akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif. d. Prinsip intensitas atau intencity principle Perubahan fungsi fisiologis yang positif hanyalah mungkin apabila atlet dilatih melalui suatu program latihan yang intensif yang dilandaskan pada prinsip overload dimana secara progresif menambah beban kerja, jumlah pengulangan serta intensitas dari pengulangan tersebut.
68
e. Prinsip pulih asal (recovery principle) Dalam hal ini atlet perlu mengembalikan kondisinya dari kelelahan akibat latihan melalui istirahat. f. Prinsip variasi latihan Latihan dalam jangka waktu yang lama sering menimbulkan kejenuhan bagi atlet, apalagi program latihan yang dilaksanakan bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, latihan harus dilaksanakan melalui berbagai macam variasi sehingga beban latihan terasa ringan dan menggembirakan. g. Prinsip perkembangan multilateral Prinsip ini menganjurkan agar anak usia dini jangan terlalu cepat dispesialisasikan pada satu cabang olahraga tertentu. Dalam hal ini sebaiknya anak diberikan kebebasan untuk terlibat dalam berbagai aktivitas olahraga agar iya bisa mengembangkan dirinya secara multilateral baik dalam aspek fisik, mental maupun sosialnya. h. Prinsip individualisasi Agar latihan bisa menghasilkan yang terbaik, prinsip individualisasi harus senantiasa diterapkan dalam latihan. Artinya beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan adaptasi, potensi serta karakteristik spesifik dari atlet. i.
Prinsip spesifik Prinsip ini mengisyaratkan bahwa latihan ini harus spesifik yaitu harus
benar-benar melatih apa yang dilatih. Manfaat maksimal yang bisa diperoleh dari rangsangan latihan hanya akan terjadi manakal rangsangan tersebut sama dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut. 7.
Komponen Anthropometri, Kondisi Fisik dan Ketepatan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Bola basket merupakan olahraga yang menuntut pemainnya untuk
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu pemain bola basket diharapkan memiliki kualitas fisik, teknik, taktik dan mental yang baik. Kualitas fisik antara lain ditentukan oleh kebugaran tubuh. Menurut peneliti, ada beberapa faktor anthropometri dan kondisi fisik penentu kemampuan shooting three point
69
bola basket. Komponen anthropometri dan kondisi fisik dalam penelitian antara lain: a.
Tinggi Badan Anwar Pasau (1993) menyatakan “Tinggi badan adalah tinggi seseorang
yang diukur dengan menggunakan alat Stadiometer yang diukur dari ujung kaki (telapak kaki) sampai dengan kepala bagian atas (ubun-ubun) apabila berdiri dengan sikap tegak”. Menurut Wahjoedi (2001:57) bahwa “Tinggi badan (height) diukur dalam posisi berdiri dengan sikap sempurna tanpa alas kaki dalam satuan ukuran inchi”. Hal senada dikemukakan M. Furqon H. (2003: 13) bahwa, “Tinggi badan adalah jarak vertikal dari lantai ke ujung kepala (vertex)”. Dalam olahraga bola basket, sasaran yang dituju berada di atas kepala, sehingga orang yang memiliki tinggi badan akan mempunyai beberapa keuntungan antara lain, yaitu jarak lepasnya bola dengan sasaran menjadi lebih dekat dibanding orang yang mempunyai badan rendah. Hal ini sependapat dengan M. Sajoto (1988, 3) banyak faktor yang mempengaruhi faktor prestasi seseorang diantaranya faktor postur tubuh (tinggi badan). Dengan memiliki badan yang tinggi, seorang pemain akan dengan mudah melakukan teknik-teknik yang ada didalam dalam olahraga tersebut, apabila teknik sudah dapat dilakukkan dengan benar, maka seorang pemain akan mudah melaksanakan suatu pertandingan dan memperoleh kemenagan. Menurut Oliver Jon (2009:13) mengatakan bahwa “semakin dekat tubuh seorang pemain dengan ring basket, maka semakin besar kesempatan untuk memasukan bola ke ring basket”. Hal ini sependapat dengan Nur Fajri (2012:14) dalam fredy Eko Setiawan (Bab 2:19) bahwa semakin tinggi seseorang, maka akan semakin tinggi pula titik lepas bola, sehingga akan mempermudah pemain dalam menghasilkan dan mencetak angka. Menurut Djoko Pekik Irianto (2002:33) tinggi badan merupakan faktor yang mutlak diperlukan bagi cabang olahraga yang meniliki ciri khas seperti bola basket. Semakin tinggi postur pemain, maka senakin tinggi pula raihan yang didapat, untuk mempermudah memasukkan bola kedalam ring lawan. Menurut Suharno (1981:2) mengatakan bahwa”Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi maksimal adalah faktor atlet dan faktor eksogen (luar tubuh)”.
70
Bagian dari faktor atlet di antaranya yaitu: bentuk tubuh, proporsi tubuh yang selaras dengan olahraga yang diikutinya, pada setiap cabang olahraga menuntut berat badan dan bentuk tubuh yang berbeda-beda. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, tinggi badan adalah jarak vertikal dari lantai ke atas kepala (ubun-ubun). Tinggi badan merupakan penentu kemampuan shooting three point bola basket. Karena pemain bola basket yang memiliki tinggi badan, tentu disertai tulang dan otot yang panjang. Otot-otot yang panjang mempunyai kontribusi dengan kemampuan fisik seseorang. Anwar Pasau (1988: 81) mengatakan bahwa orang yang mempunyai bentuk fisik yang tinggi dan besar rata-rata akan mempunyai kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan jantung dan paru-paru, daya tahan otot dan lainnya, lebih baik dibanding orang yang bertubuh kecil dan pendek”. b. Panjang Lengan Lengan merupakan organ tubuh yang panjangnya dari pangkal bahu (akromen) sampai keujung jari tengah. Pada bagian lengan atas terdapat tulang lengan atas (tulang humerus) dengan sekumpulan otot, diantaranya : Musculus bicheps brachii, Musculus Corabobra brachialis, Musculus tricheps brachii, Musculus fleksordigitilongus, Musculus ekstensor digitibrefis, Musculus ekstensor digitilongus, Musculus brachioradialis, Musculus bisep brachineoput longus.
Gambar 2.17 : Lengan dan Otot-Ototnya Sumber : Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21 Jilid 1, 2003 : 187 Lengan merupakan gabungan dari tulang-tulang, persendian dan otot-otot yang bila dikelompokan terdiri dari: lengan atas (humerus) yaitu dari pangkal lengan atas sampai siku, lengan bawah merupakan anggota badan yang terdapat
71
diantara siku dan pergelangan tangan, pergelangan tangan terdiri dari : telapak tangan, jari-jari tangan. Menurut M. Yunus (1992:12) ukuran lengan seseorang menyesuaikan keadaan tinggi badan. Semakin tinggi badan seseorang, maka ukuran lengan akan bertambah pula. Bola basket menurut Yusuf dan Aip (1996: 73) merupakan aktivitas olahraga yang memerlukan lengan yang panjang dan tinggi raihan, karena sasaran bola basket berada di atas kepala, sehingga orang yang memiliki panjang lengan. Sudah tentu raihannya akan tinggi, selain itu lengan digunakan untuk membawa bola naik menuju ke atas kepala dengan arah segaris dengan telinga. Dalam melakukan tembakan, lengan penembak harus diulurkan sepenuhnya, guna membuat suatu busur dan menghindari jangkauan pemain bertahan lawan. Menurut Wissel (2012:58) mengatakan bahwa kesalahan yang sering terjadi pada pemain saat melakukan shooting (tembakan) antara lain tembakan tidak konsisten, tembakan mengenai ring dan tidak mengenai dari depan dan kebelakang sehingga bola tidak masuk ke dalam ring, hal ini disebabkan karna saat melakukan tembakan posisi tangan kurang tinggi, Sehingga bola tidak sampai dan melambung tinggi. Menurut Nur Fajri (2012:14) dalam Fredy Eko Setiawan (Bab 2:19) bahwa semakin tinggi seseorang, maka akan semakin tinggi pula titik lepas bola, sehingga akan mempermudah pemain dalam menghasilkan dan mencetak angka. Menurut Oliver Jon (2009:13) mengatakan bahwa “semakin dekat seorang pemain dengan ring basket, maka semakin besar kesempatan untuk meembak bola basket”. Masih menurut Oliver Jon (2009:30) mengatakan bahwa untuk mendapatkan teknik menembak melengkung, para penembak daerah three point yang terampil, biasanya menerapkan tembakan melengkung yang tinggi dalam tembakan-tembakan mereka. Menggunakan tembakan melengkung yang lebih tinggi memungkinkan bola mengarah ke ring basket pada sudut yang lebih menguntungkan, meningkatkan kemungkinan bola menyentuh bagian depan ring dan masuk kedalam ring basket. Fungsi panjang lengan yang lain saat mengambil bola reboud di uadara dekat ring basket dan memblok (menghalau) pemain lawan saat ingin memasukan bola, kemudian saat melakukan operan diatas kepala (overhead) dan menerima bola yang jauh dari jangkauan.
72
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin panjang lengan seorang pemain basket, maka semakin panjang jangkauanya, makin tinggi gerakan ayunan menembak bola basket, maka semakin besar kemungkinan bola masuk ke sasaran yang di inginkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang lengan mempunyai kontribusi sebagai penentu kemampuan shooting three point bola basket. c.
Panjang Telapak Tangan Tangan adalah anggota badan dari siku sampai ujung jari atau dari
pergelangan sampai ke ujung jari (Yandianto, 2001:603). Telapak tangan merupakan bagian dari tangan yang merupakan salah satu faktor penentu kemampuan shooting dalam bola basket. Telapak tangan yang panjang disertai otototot yang baik, mempunyai peran yang penting untuk melakukan tolakan dalam usaha mendorong bola ke depan. Menurut Wissel (2012) dan Oliver Jon (2009) mengatakan bahwa dalam melakukan shooting bola basket, telapak tangan yang panjang memungkinkan memiliki tolakan tangan yang lebih jauh dan panjang, sehingga hal ini akan mempengaruhi tembakan bola yang dilakukan. Oleh karena itu untuk memperoleh tembakan dan tolakan yang lebih maksimal, maka seorang pemain harus memanfaatkan telapak tangannya untuk menghasilkan tembakan yang baik. Selain itu panjang telapak tangan juga berguna saat driblle dan menerima operan (passing) bola dari teman, dengan memiliki panjang telapak tangan, bola lebih mudah dikuasai. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa panjang telapak tangan mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point bola basket.
Gambar 2.18 : Telapak Tangan Sumber : Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 23 Jilid 1, 2003 : 186)
73
d. Koordinasi Mata Tangan Koordinasi mata tangan ini sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes koordinasi mata tangan juga bertujuan mengukur kelincahan (Ismaryati, 2009:54). Menurut Fernanlampir & Faruq (2015:158) mengatakan “koordinasi adalah suatu kemampuan motorik yang sangat kompleks. Koordinasi sangat erat dengan kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, fleksibilitas. Koordinasi menurut M. Sajoto (1995:9) mengatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan-gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Barrow dan Mc Gee dalam Harsono (1988:220) memberikan batasan mengenai koordinasi yaitu kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan kedalam satu atau lebih pola gerak khusus. Dengan demikian tanpa memiliki koordinasi yang baik akan mempersulit kesesuaian dan keselarasan irama gerak pada saat menampilkan teknik yang baik. Mata adalah indera yang dipakai untuk melihat (Yandianto, 2001:347). Tangan adalah anggota badan dari siku sampai ujung jari atau dari pergelangan sampai ke ujung jari (Yandianto, 2001:603), jadi yang dimaksud dengan koordinasi mata tangan dalam penelitian ini adalah mengkoordinasikan indera penglihatan mata dan tangan sebagai anggota badan dari pergelangan sampai ujung jari sewaktu melakukan teknik shooting three point dalam olahraga bola basket. Menurut Wissel (2012:58) kesalahan yang sering terjadi dalam permainan bola basket adalah kurangnya koordinasi mata tangan, terutama saat melakukan shooting bola basket, pemain melihat kebawah untuk mencari garis batas tiga angka, sehingga kehilangan pandangan ke arah sasaran dan menyebabkan bola tidak masuk ke dalam ring basket. Menurut Oliver (2009:25), Wissel (2012:48) dan Kosasi (2008) mengatakan dalam melakukan shooting bola basket baik dalam persiapan, pelaksanaan dan gerak lanjutan koordinasi mata tangan tetap fokus dengan target (ring) basket. Hal ini supaya hasil tembakan akurat dan tepat sasaran. Koordinasi mata tangan mempunyai peran penting selain shooting bola basket, yaitu saat melakukan operan (passing) terhadap teman (umpan trobosan), terkadang pemain saat mengoper bola, tidak mengggunakan koordinasi mata tangan
74
yang baik, sehingga bola tidak tepat sasaran dan di ambil oleh tim lawan. Selain itu koordinasi mata tangan berfungsi saat mendribell bola rendah dan melewati pemain lawan dengan cepat, semakin baik koordinasi mata tangan seorang pemain, maka semakin mudah dia melakukan dribell bola dengan baik. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa koordinasi mata tangan mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point bola basket. e.
Fleksibilitas Pergelanagan Tangan Menurut Nur Ichsan Halim (2011:104) dan Setiawan (1991:67) fleksibilitas
(kelentukan) adalah kemampuan tubuh mengulur diri seluas-luasnya yang ditunjang oleh luasnya gerakan pada sendi. Kemampuan untuk menggerakkan tubuh dan anggota tubuh seluas-luasnya, berhubungan erat dengan kemampuan gerakkan kelompok otot besar dan kapasitas kinerjanya. Kemampuan ini terkait pula dengan kemampuan peregangan otot dan jaringan sekeliling sendi. Adapun manfaat kelenturan menurut Nur Ichsan Halim (2011:104) antara lain a) mempermudah berlatih teknik-teknik tinggi, b) menghindari terjadinya cidera, c) seni gerak tercermin indah dan enak dilihat, d) meningkatkan kelincahan, kecepatan dan koordinasi, e) meningkatkan prestasi, f) Efektif dan efesien tenaga kerja, g) membentuk sikap tubuh yang baik. Perkembangan fleksibilitas seseorang dipengaruhi oleh usia Perkembangan fleksibilitas pada tiap tingkatan usia berbeda. Pada umumnya anak kecil memiliki otot yang lebih lentur (fleksibel), keadaan tersebut akan terus meningkat pada usia belasan tahun (usia sekolah) dan memasuki usia remaja, fleksibilitas mereka cenderung mencapai puncak perkembangannya, setelah fase itu secara perlahanlahan fleksibilitas mereka menurun (Michael J. Alter, 1996: 15). Menurut Wissel (201247) saat memegang bola di depan dan di atas bahu untuk menembak, antara telinga dan bahu. Pertahankan siku-siku teteap di dalam, saat siku penembak sejajar di dalam, bola sejajar dengan basket ring basket. Beberapa peman tidak memiliki kelenturan untuk menempatkan tangan yang menembak dibelakakng bola saat siku didalam. Sehingga menyebakan bola tidak masuk ke dalam ring basket.
75
Masih menurut Wissel (2012) mengatakan bahwa jumlah dorongan yang harus anda berikan pada bola tergantung dari jarak tembakan, lengan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan besar, apa lagi untuk menembak jarak jauh, juga memerlukan dorongan kaki, punggung dan bahu, ritme yang lancar dan follow through yang sempurna juga akan meningkatkan jarak tembak. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa fleksibilitas pergelangan tangan mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point bola basket f.
Power Otot Lengan Menurut Nur Ichsan Halim (2011:92) power (daya ledak) sering juga
disebut dengan kekuatan eksplosif, ditandai adanya gerakan atau perubahan tibatiba yang cepat dimana tubuh terdorong ke atas (vertical) atau ke depan (horizontal) dengan mengarahkan kekuatan otot semaksiimal. Dalam daya ledak ini termasuk pula gerakan tiba-tiba dan cepat dari lengan ketika memukul, melempar atau menyemes bola serta tungkai saat menyepak. Dalam kegiatan olahraga, power (daya ledak) digunakan untuk mengerahkan sekumpulan tenaga. Power otot lengan juga sama fungsinya dalam mengatasi beban, bahkan melawan beban yang terjadi pada lengan. Kemampuan sekumpulan otot untuk mengatasi suatu beban adalah prinsip kerja otot dalam konsep kekuatan. Dalam kegiatan olahraga, power (daya ledak) digunakan untuk mengerahkan sekumpulan tenaga. Power otot lengan juga sama fungsinya dalam mengatasi beban bahkan melawan beban yang terjadi pada lengan. Dalam permainan bola basket power otot lengan sangat berguna saat melakukan tembakan bola ke ring basket dan operan kearah teman, hal ini sependapat dengan Wissel (2012:50) mengatakan kesalahan yang sering terjadi dalam melakukan shooting bola basket adalah saat menembak, bola tidak sampai ke ring basket (telalu dekat), sehingga bola tidak masuk ke dalam ring basket. Penyebab tidak sampai salah satunya adalah kurangnya power pada lengan. Menurut Oliver Jon (2009) tentang tembakan bola melengkung, untuk dapat melakukan tembakan bola melengkung, selain membutuhkan panjang lengan dan fleksibilitas pergelangan tangan, pemain juga membutuhkan kekuatan (power) otot
76
lengan dan tungkai, supaya bola membentuk parabola dan memudahkan bola untuk masuk kedalam ring basket. Fungsi lain dari power lengan selain shooting yaitu saat melakukan operan terobosan (operan jarak jauh) bola tidak sampai kearah teman dan menyebabkan bola di ambil dan kuasai oleh pemain lawan. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa power otot lengan mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point bola basket g. Power Otot Tungkai Menurut Nur Ichsan Halim (2011:92) mengatakan daya ledak sering pula disebut kekuatan eksplosif, ditandai adanya gerakan atau perubahan tiba-tiba yang cepat, dimana tubuh terdorong keatas (verticap) atau kedepan (horizontal) dengan mengerahkan kekuatan otot maksimal. Dalam daya ledak ini termasuk pula gerakan tiba-tiba dan cepat dari lengan ketika melompat (vervital jump). Power (daya ledak) adalah kemampuan sesorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dalam hal ini dapat pula dinyatakan bahwa power (daya ledak) otot merupakan hasil perkalian antara kekuatan dengan kecepatan (M. Sajoto, 1995:8). Pengertian otot tungkai adalah otot yang terdapat pada bagian tungkai mulai dari pangkal paha ke bawah atau keseluruhan kaki (W.J.S.Poerwadarminta, 1976:973) dan cara otot berkontraksi untuk menghasilkan kekuatan sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang menentukan macam gerakan dan gerakan yang dihasilkan. Menurut Oliver Jon (2009:13) mengatakan bahwa “semakin dekat tubuh seorang pemain dengan ring basket, maka semakin besar kesempatan untuk memasukan bola ke ring basket”. Hal ini sependapat dengan Nur Fajri (2012:14) dalam Fredy Eko Setiawan (Bab 2:19) bahwa semakin tinggi seseorang, maka akan semakin tinggi pula titik lepas bola, sehingga akan mempermudah pemain dalam menghasilkan dan mencetak angka. Menurut Wissel (2012), Oliver Jon (2009:14), Kossasi (2008:47) mengatakan bahwa menembak adalah singkronisai antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak, kelenturan pergelangan tangan dan jari-jari tangan. Tembakan bola dengan halus, berbarengan dengan gerakan mengangkat ritme. Kekuatan inti dan ritme tembakan berasal dari gerakan naik turun kaki pemain saat menembak.
77
Menurut Oliver Jon (2009) untuk dapat melakukan tembakan bola melengkung selain membutuhkan panjang lengan dan fleksibilitas pergelangan tangan, pemain juga membutuhkan kekuatan (power) otot lengan dan otot tungkai, supaya saat menembak bola membentuk parabola dan memudahkan bola untuk masuk kedalam ring basket. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa power otot tungkai mempunyai kontribusi sebagai salah satu penentu kemampuan shooting three point bola basket. h. Ketepatan (Accuracy) Menurut Nur Ichan Halim (2011:147) mengatakan “Ketepatan merupakan kemampuan tubuh untuk mengendalikan gerakan bebas menuju kesuatu sasaran”, Komponen ketepatan ini sering dikaitkan dengan permainan yang sesungguhnya, misalnya untuk melatih ketepatan menembak atau memanah, maka latihannya adalah menembak atau memanah, premain bola basket agar mampu memasukkan bola kering basket, maka latihannya pun harus memasukan bola ke ring basket juga. Menurut Wissel (2012:43) mengatakan keahlian dasar yang harus anda latih dalam permainan bola basket adalah ketepatan (keakuratan) menembak. Dengan memiliki ketepatan tembakan yang baik, seorang pemain akan dengan mudah memasukkan bola ke dalam ring basket. Kemudian akan memaksa lawan terus menempel pemain dengan ketat dan mudah untuk dikecohkan, kemudian memudahkan untuk mengoper (passing) dan menggiring (driblle) bola. Kesalahan yang sering terjadi dalam permainan bola basket, antara lain kurangnya keakuratan (ketepatan) saat menembak bola ke ring basket, sehingga menyebabkan bola tidak masuk ke dalam ring basket, kemudian saat mengoper bola kearah teman, sering kali bola tidak tepat sasaran, sehingga menyebabkan bola di ambil oleh tim lawan. B. Penelitian Relevan Beberapa penelitian yang memiliki relevansi paling dekat dengan penelitian ini antara lain : 1. Fredy Eko Setiawan (2015) Hubungan antara power tungkai, tinggi badan dan kelincahan dengan keterampilan shooting bola basket pada siswa ekstrakurikuler di SMA N 1 Sulang. Yang menyimpulkan adanya hubungan
78
signifikan antara power tungkai, tinggi badan, dan keincahan dengan keterampilan shooting bola basket 2. Asri Trisnawati (2014) Hubungan tinggi badan, panjang lengan, kekuatan otot lengan dan power otot tungkai dengan kemampuan tembakan bola basket pada pemain SMA Negeri 1 Kalasan. Yang menyimpulkan adanya hubungan signifikan antara tinggi badan, panjang lengan, kekuatan otot lengan dan power otot tungkai dengan kemampuan shooting bola basket. C, Kerangka Berpikir Berdasarkan landasan teori yang telah di jelaskan di atas, maka konsep kerangka berpikir dalam pelitian ini adalah sebagai berikut : Faktor Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
Anthropometri
1. Tinggi badan 2. Panjang lengan 3. Panjang telapak tangan
Kondisi Fisik
Ketepatan
1.Koordinasi mata-tangan 2.Fleksibilitas pergelangan tangan 3.Power otot lengan 4.Power otot tungkai
Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Putra SMA N 4 Kota Lubuklinggau Gambar 2.19 : Konsep Kerangka Berpikir Berdasarkan konsep kerangka berpikir di atas, menggambarkan bahwa penentu kemampuan shooting three point bola basket membutuhkan berbagai faktor pendukung yaitu faktor anthropomettri (tinggi badan, panjang lengan, panjang telapak tangan) kondisi fisik (koordinasi mata tangan, fleksibilitas pergelangan tangan, power otot lengan, power otot tungkai) dan ketepatan (accuracy). 1. Tinggi Badan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
79
Tinggi badan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket, terutama untuk memasukkan bola ke dalam ring basket, semakin dekat jarak seseorang dengan ring basket, maka semakin besar peluang memasukkan bola ke dalam ring basket. Selain itu tinggi badan juga berperan saat melakukan operan atas (overhead), biasanya operan atas kepala digunakan saat melakukan serang balik terhadap lawan, tinggi badan juga berperan saat mengambil bola rebound, 2. Panjang Lengan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Panjang lengan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket, orang yang mempunyai panjang lengan akan lebih mudah memasukkan bola ke dalam ring basket, karena ring basket berada diatas kepala, sehingga jarak lepas bola dengan ring basket begitu dekat. Para penembak daerah three point yang terampil, biasanya menerapkan tembakan melengkung yang tinggi dalam tembakan-tembakan mereka, untuk mendukung tembakan melengkung seorang pemain membutuhkan panjang lengan, agar jarak lepas bola sejajar dengan ring basket. Sehingga memungkinkan bola mengarah ke ring basket pada sudut yang lebih menguntungkan, meningkatkan kemungkinan bola menyentuh bagian depan ring dan masuk kedalam ring basket 3. Panjang Telapak Tangan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Panjang telapak tangan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket yaitu, dalam melakukan tembakan bola basket, telapak tangan yang panjang berperan sebagai pengungkit dan memungkinkan memiliki tolakan tangan yang lebih jauh, sehingga hal ini akan mempengaruhi tembakan bola yang dilakukan. Oleh karena itu untuk memperoleh tembakan yang jauh, maka seorang pemain harus memanfaatkan panjang telapak tangannya untuk menghasilkan tembakan yang baik. Selain itu panjang telapak tangan juga berguna saat driblle dan menerima operan (passing) bola dari teman, dengan memiliki panjang telapak tangan, bola lebih mudah dikuasai. 4. Koordinasi Mata Tangan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket
80
Koordinas mata tangan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket, yaitu saat akan melakukan tembakan ke arah ring basket. biasanya pemain kurang fokus, di karnakan mencari garis batas tembakan tiga angka dan mengantisipasi takut bola di ambil oleh lawan, sehingga saat bola di lepaskan dari tangan tidak tepat sasaran ke arah ring basket dan mengakibatkan bola tidak masuk ke dalam ring basket. Selain itu koordinasi mata tangan juga berperan penting saat pemain melakukan operan jarak jauh (umpan trobosan), sehingga pemain yang memiliki koordinasi mata tangan yang baik akan tepat sasaran saat mengoper bola. 5. Fleksibilitas Pergelangan Tangan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Fleksibilitas pergelangan tangan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket yaitu saat akan melakukan persiapan tembakan ke ring basket, beberapa pemain tidak memiliki kelenturan pergelangan tangan untuk menempatkan tangan yang menembak di belakakng bola saat siku di dalam, sehingga saat bola dilepaskan dari tangan menyebakan bola tidak masuk ke dalam ring basket. 6. Power Otot Lengan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Power otot lengan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket yaitu saat pemain akan melakukan tembakan ke arah ring basket, seorang pemain yang memiliki power otot lengan yang baik, akan mampu menembak bola sampai ke arah ring basket dan sebaliknya pemain yang kurang memiliki power otot lengan, menyebabkan tembakan bola pendek, bahkan tidak menyentuh ring basket dan hal ini menyebabkan bola tidak masuk ke dalam ring basket. 7. Power Otot Tungkai Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Power otot tungkai mempunyai peran penting dalam permainan bola basket yaitu saat akan melakukan tembakan bola melengkung ke arah ring basket, tembakkan bola melengkung akan mempermudah seorang pemain dalam memasukkan bola ke ring basket. Untuk melakukan tembakan bola melengkung di butuhkan power otot tungkai guna mengangkat tubuh ke atas, sehingga ketika ketinggian bola sejajar dengan ring basket akan mempermudah bola masuk ke dalam ring basket.
81
8. Ketepatan Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket Ketepatan mempunyai peran penting dalam permainan bola basket karna sasaran yang di tuju berada di atas kepala dan berukuran kecil, sehingga pemain yang memiliki ketepatan (Accuracy) yang tinggi akan mudah memasukkan bola ke dalam ring basket. Ketepatan juga berperan saat melakukan operan jarak jauh, pemain yang memiliki operan yang tepat akan mempermudah teman satu tim dalam menerima bola operan tersebut. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Faktor Penentu Kemampuan Shooting Three Point Bola Basket adalah Faktor Anthropometri (tinggi badan) dan Faktor Kondisi Fisik (koordinasi mata tangan).