BAB II LANDASAN PENCIPTAAN
A. LANDASAN TEORI 1. Desain Desain memiliki pemaknaan yang luas, dari kata desain itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kerangka bentuk atau rancangan, dan dapat pula diartikan sebagai motif, pola, atau corak. Menurut P.J. Booker mengemukakan pendapatnya tentang arti desain bahwa “ Simulating what we want to make (or do), before we make (or do) it as many times as may be necessary to feel confident in the final result” (Sarwono dan Lubis, 2007:2). Ini menjelaskan bahwa proses desain diperlukan simulasi terlebih dahulu sebelum menciptakan, dan dilakukan berulang-ulang sampai yakin mendapatkan hasil akhirnya. Dalam lingkup seni rupa, desain digunakan pada ilmu seni grafis yaitu Desain Grafis atau yang lebih dikenal saat ini dengan nama Desain Komunikasi Visual (DKV). Grafis, atau Graphic dalam bahasa Inggris, dan Graphein dalam bahasa Yunani yang berarti menulis atau menggambar. Karya grafis mulai dikenal manusia pada zaman prasejarah yaitu dalam bentuk lukisan pada dinding-dinding goa. Hal ini membuktikan bahwa di beberapa bagian dunia sudah ada seni grafis. Pembuatan desain harus memiliki makna atau memperkuat makna dan pesan yang sudah ada. Maka dari itu desain dibutuhkan sebagai media penyampaian pesan dalam bentuk visual.
12
2. Desain Komunikasi Visual Desain grafis memiliki ciri khusus yaitu bentuk karya desain dua dimensi. Maksud dari karya desain dua dimensi ini adalah karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja, seperti bidang drawing, ilustrasi, grafik, diagram, desain buku, komputer grafis, kartografi (gambar peta), periklanan, fotografi, ilmu percetakan dan juga poster. Semua jenis karya desain dua dimensi ini dibuat dengan menggunakan tulisan, gambar, warna, dan bentuk. Perkembangan desain grafis semakin pesat hingga merambah ke dunia multimedia (di antaranya audio dan video), sehingga dalam istilah desain grafis berpindah nama menjadi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang maknanya lebih luas. Sumbo Tinarbuko (2009:23) menjelaskan pengertian Desain Komunikasi Visual adalah: ... ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan layout. ... Desain Komunikasi Visual (DKV) sangat akrab dengan kehidupan manusia sebagai suatu kegiatan yang menyangkut alam pikiran dan perbuatan manusia. DKV sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajari tentang perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi komunikasi visual.
3. Komputer Grafis Perkembangan teknologi masa kini yang sudah sedemikian canggih membuat komputer menjadi alat yang sangat penting. Dalam desain, terutama desain dalam bentuk multimedia, peranan komputer grafis sangat dibutuhkan dan
13
penting untuk dipelajari. Program sederhana yang umum digunakan adalah Adobe Photoshop, Corel Draw, dan Adobe Illustrator. Program-program tersebut sudah tidak jarang digunakan sebagai media pembuatan karya grafis.
4. Poster Poster termasuk jenis karya Desain Komunikasi Visual (Soehoet, 2003; Riyanto, 2011) memiliki pengertian bahwa “Poster merupakan suatu gambar atau medium komunikasi, yang menekankan suatu pemaknaan yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat dimengerti walau hanya sepintas dilihat”. Poster berfungsi sebagai penyampai pesan melalui gambar serta tulisan yang saling mendukung, maka dengan itu maksud yang ingin disampaikan dapat diterima oleh pembaca. Kunci utama dari poster ini adalah harus dapat menarik perhatian dan dapat dipahami langsung walau dilihat secara sepintas. Gambar atau ilustrasi yang menarik dan menjadi fokus pada pemaknaan dalam poster sangat penting untuk ditampilkan, didukung dengan tipografi yang sesuai serta kata-kata yang singkat namun jelas maknanya.
a. Jenis-Jenis Poster Penggunaan poster semakin beragam seiring perkembangan zaman. Dari poster yang berfungsi hanya sebagai penyampai informasi hingga poster yang bertujuan untuk berkarya seni. Semua jenis poster memiliki kepentingannya masing-masing, namun tetap pada fungsi utamanya yaitu komunikasi.
14
Berikut beberapa jenis poster (Kusrianto, 2009:338) yang dibedakan dari desain dan penggunaannya, diantaranya adalah: 1) Poster Teks Sebagaimana namanya, poster ini mengutamakan teks dalam penyampaian informasi, tetapi ada pula gambar-gambar yang tertera di dalamnya, biasa berupa simbol,
gambar
atau
ornamen-ornamen
tertentu.
Pada
awalnya
poster
dipergunakan untuk menyampaikan pengumuman pemerintah kepada rakyatnya di abad ke-15. Poster teks digunakan sebagai pengumuman dalam penobatan raja, proklamasi, hingga iklan para pedagang yang berpindah-pindah. 2) Poster Bergambar
Gambar 2.1. Poster Bergambar (Sumber : picasaweb.google.com)
Dengan perkembangan
zaman
yaitu semakin majunya teknologi
percetakan dan terjadinya Revolusi Industri di Prancis pada akhir abad ke 17 yang
15
disebut sebagai awal abad modern, poster kemudian dicetak dalam jumlah besar. Para seniman-seniman poster Prancis diantaranya Henri de Toulouse Lautrec, Piere Bonnard, dan Jules Cheret merubah poster menjadi ekspresi seni yang inovatif, yaitu berupa poster bergambar yang semua dibuat dengan cara manual.
3) Poster Propaganda Pada Perang Dunia I dan II, poster semakin populer dan banyak digunakan bahkan beberapa poster itu dijadikan barang bersejarah yang mempunyai nilai tinggi. Poster ini dibuat sebagai penghimbau atau ajakan kepada rakyat untuk menjadi tentara. Tahun 1917 di Amerika Serikat muncul poster Uncle Sam: I Want You! karya James Mountgomery Flagg yang dinobatkan menjadi karya desain grafis yang bersejarah selama bertahun-tahun, hingga kini poster itu masih ada yang memakai dalam bentuk plesetan untuk berbagai kampanye.
Gambar 2.2. Poster Propaganda (Sumber: sikil-tuo.blogspot.com)
16
4) Poster Kampanye Poster ini dipergunakan untuk menarik simpati masyarakat pada pemilihan umum. Sampai saat ini poster kampanye selalu dipakai dalam pemilihan kepala daerah maupun kepala negara. Penggunaan poster ini sudah digunakan sejak tahun 1848 saat pemilihan presiden Amerika Serikat.
Gambar 2.3. Poster Kampanye (Sumber: en.wikipedia.org) 5) Poster Wanted Poster ini digunakan untuk menemukan penjahat yang sangat dicari oleh negara. Dalam poster wanted yang ditampilkan paling utama adalah foto orang yang dicari dengan berbagai sudut pandang, umumnya dari depan dan samping, kemudian tertera keterangan-keterangan lain. Pada awalnya poster wanted dijadikan sebuah sayembara dalam penangkapan penjahat, bagi yang dapat menangkap atau memberikan informasi maka akan diberikan hadiah uang tunai yang tertera jumlahnya pada poster tersebut. Namun setelah itu poster wanted sudah tidak memperlihatkan hadiah yang ditawarkan lagi, karena kesadaran masyarakat yang semakin baik untuk membantu pemerintah dalam penangkapan penjahat.
17
Gambar 2.4. Poster Wanted (Sumber: fbi.gov dan bet.com) 6) Poster Riset dan Kegiatan Ilmiah
Gambar 2.5. Poster Kegiatan Ilmiah (Sumber: ewb-uk.org) Poster ini biasa digunakan di kalangan akademisi untuk mempromosikan kegiatan karya ilmiah yang akan dilakukan. Selain untuk mempublikasikan karya ilmiah seseorang atau sekelompok ilmuwan, poster riset dan kegiatan ilmiah ini juga harus berkaitan dengan keterangan hak cipta dari hasil penemuannya.
18
7) Poster Buku Komik Poster komik digunakan sebagai iklan sebuah komik, atau lebih sering digunakan sebagai hiasan. Seperti contoh poster komik yang sangat terkenal yaitu poster Dragon Ball dan Sailor Moon.
Gambar 2.6. Poster Komik (Sumber: gallery.minitokyo.net)
8) Poster Karya Seni Di era komputer grafis, dimana kebebasan berekspresi dalam berkarya seni sudah kian banyak dan kreatif, poster-poster karya seniman terdahulu banyak dibuat oleh para desainer grafis dalam bentuk plesetan-plesetan. Selain itu karya seni poster merupakan ekspresi dari desainer grafis yang biasanya dijadikan ajang berkreasi bagi mahasiswa yang mempelajari bidang seni grafis.
19
9) Poster Pelayanan Masyarakat
Gambar 2.7. Poster Pelayanan Masyarakat (Sumber: thegreentopia.blogspot.com) Poster
pelayanan
masyarakat
tidak
bersifat
komersial
atau
diperdagangkan, karena poster ini biasanya dilombakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan. Kesadaran bermasyarakat dan memiliki apresiasi terhadap topik yang akan dikampanyekan perlu dirasakan oleh seniman poster ini. Poster pelayanan masyarakat juga kadang-kadang dimanfaatkan sebagai media kritik sosial terhadap perilaku masyarakat dan pemerintah.
10) Poster Affirmation Poster affirmation bertujuan untuk memotivasi seseorang dengan kata-kata yang tertulis dalam poster. Ciri dari poster ini yaitu didesain dengan warna hitam atau gambar alam sebagai latar belakangnya dan bertuliskan kata-kata motivasi.
20
11) Poster Komersial Poster ini digunakan sebagai iklan suatu produk yang dikemas secara kreatif dan artistik sehingga mampu mencuri perhatian pembacanya. Desain poster yang dibuat khusus untuk mempromosikan produk yang diiklankan ini, diproduksi dengan budget tertentu sesuai anggaran
sales promotion. Poster
komersial ini banyak ditemukan dimana saja.
12) Poster Film Industri film yang akan memperkenalkan dan mempromosikan film-film yang akan ditayangkan sangat mementingkan pengiklanan dalam promosi filmfilmnya. Promosi dipergunakan untuk memperkenalkan sebuah film agar menarik untuk ditonton orang sebanyak-banyaknya. Media yang umum digunakan dalam iklan sebuah film adalah poster. Maka peran poster film sangatlah penting untuk menarik minat masyarakat. Poster film harus mampu merangsang imajinasi penonton dan mengkomunikasikan apa yang ada dalam film kepada penonton. Sampai saat ini, poster film dibuat menggunakan teknologi dan profesionalisme yang tinggi dari para desainer-desinernya. Poster ini pun banyak disenangi publik karena rata-rata sangat menarik dan mempunyai potensi jual yang cukup tinggi, bahkan adapun yang menjadi kolektor poster film. Sebelum poster film masuk ke dalam dunia komputerisasi, pembuatan poster film masih dilakukan dengan cara free hand atau manual yang dilukis langsung pada kertas atau kain. Seperti poster film di era 1970-an dengan judul
21
“Cinta Pertama” karya Teguh Karya ini menggunakan latar belakang ilustrasi gambaran tangan.
Gambar 2.8. Poster Film dengan Teknik Manual (Sumber: kaskus.us)
Teknologi semakin berkembang hingga perlahan-lahan dalam pembuatan poster film pun meningkat dari segi kualitas visual. Kecanggihan komputer masa kini memberikan dampak yang sangat besar bagi pada desainer-desainer poster dalam mengembangkan kreatifitasnya. Poster film pun hampir sebagian besar didukung dengan fotografi yang canggih, sehingga desainer dapat berkreasi dalam memanipulasi gambar foto untuk menciptakan kesan yang menarik.
22
Film-film yang beredar dalam industri perfilman mempunyai berbagai genre, yakni film drama, komedi, horor, kartun, action, dan lain sebagainya. Tentunya dalam pembuatan poster pun akan berbeda dan menyesuaikan karakter dalam filmnya itu sendiri.
Gambar 2.9. Poster Film Drama Romantika (Sumber: coretanfilm.wordpress.com)
Film ber-genre drama ada beberapa macam lagi, seperti drama romantika, drama keluarga, drama persahabatan, drama pendidikan, dan lain sebagainya. Poster film drama biasanya ditampilkan dengan foto objek pemeran dengan gaya yang sederhana, baik itu dari ekspresi maupun gerakan. Desain poster film drama dirancang dengan warna-warna ekspresi sesuai karakter film itu sendiri, seperti nuansa asmara, kebahagiaan, dan kesedihan.
23
Gambar 2.10. Poster Film Komedi (Sumber: sayabilangfilm.wordpress.com)
Poster film komedi tentu berbeda dengan poster film drama. Ciri khas yang terlihat jelas adalah ekspresi dan gerakan dari objek pemeran film ditampilkan dengan gaya yang terkesan dilebih-lebihkan. Warna-warna dan desain umumnya dibuat dengan meriah dan cerah, seperti oranye, biru muda, kuning, hijau muda, putih, dan warna-warna muda lainnya. Tipografi judul cenderung berukuran besar, dan biasanya didesain khusus membentuk karakter tipografi yang menarik dan lucu sesuai jenis film itu sendiri.
24
Gambar 2.11. Poster Film Horor (Sumber: jaddery.blogspot.com)
Poster film horor harus dapat mengesankan suasana misteri, yaitu dengan menampilkan objek pemeran film yang mengekspresikan ketakutan dan ketegangan, bahkan tidak jarang sosok hantu dalam film itu pun ditampilkan. Warna yang sering digunakan tentu warna-warna gelap dan merah yang diidentikan dengan darah atau kematian. Selain ilustrasi yang mencekam dan mengesankan kemistisan, dalam penentuan desain tipografi pun sangat perlu diperhatikan. Karakter huruf harus sesuai dengan jenis film dan latar belakang poster. Seperti poster film horor di atas, menampilkan jenis huruf yang didesain khusus seperti huruf yang rusak, dan pada huruf “i” digantikan dengan sebuah gambar siluet manusia tergantung. Hal
25
ini tentu akan semakin memperkuat penyampaian pesan dan maksud dalam film tersebut.
Gambar 2.12. Poster Film Action (Sumber: washingtonbanglaradio.com)
Film ber-genre action menampilkan kesan dramatis dan selalu menunjukkan adegan aksi dalam filmnya. Ekspresi objek pemeran film cenderung serius, dan sangat menonjolkan karakter perannya terutama antagonis, sedangkan pemeran utama diperlihatkan sebagai sosok hero atau pahlawan. Pada poster film action, warna selalu mengesankan suasana dramatis dan fotografi dirancang khusus demi menampilkan kesan poster yang bagus dan menarik.
26
Masih terdapat banyak lagi jenis-jenis poster film menurut genre filmnya. Semua memiliki ciri masing-masing yang tentunya tetap seorang desainer poster film lah yang harus kreatif dan inovatif dalam merancang poster film.
b. Unsur dalam Poster Poster memiliki elemen-elemen yang perlu diperhatikan terkait segala unsur yang terdapat di dalamnya. Komunikasi yang diutarakan dalam bentuk visual dilihat dari gambar, bentuk, warna, dan sebagainya. Hal ini tidak terlepas dari arti komunikasi visual itu sendiri, yaitu segala sesuatu yang dapat dilihat dan dipakai untuk menyampaikan arti, makna, atau pesan. Dalam poster tentunya memiliki unsur-unsur tersebut, yakni adanya ilustrasi dan tulisan atau tipografi yang dapat memperkuat penyampaian pesan. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dan berhubungan erat dengan poster, diantaranya unsur-unsur visual yang terdapat dalam segala jenis perwujudan bentuk visual, lalu prinsip seni rupa untuk kepentingan nilai estetika pada sebuah karya visual, kemudian warna yang memiliki nilai psikologis, selain itu juga perlu dipelajari tentang tipografi dimana karakter bentuk huruf sangat berpengaruh pada pesan yang disampaikan, serta ilustrasi yang menjadi perhatian utama dalam visualisasi poster. Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam poster, yaitu: 1) Unsur-Unsur Visual Dalam menampilkan suatu bentuk visual, diperlukan unsur-unsur sebagai berikut:
27
a) Titik Titik merupakan suatu unsur visual yang berukuran relatif kecil. Titik cenderung ditampilkan dalam variasi jumlah, susunan serta kepadatan tertentu, dan tampilan dalam bentuk kelompok. b) Garis Garis merupakan kumpulan titik-titik yang tersusun yang ditampilkan dalam bentuk gorasan atau coretan. Unsur ini sangat berpengaruh terhadap terciptanya suatu bentuk objek, dan juga menjadi batas suatu bidang atau warna. Garis memiliki arah serta dimensi memanjang dan bentuk yang beragam. Bentuk garis diantaranya lurus, melengkung, zigzag, bergelombang, dan lainnya. c) Bidang Bidang adalah suatu unsur yang memiliki dimensi panjang dan lebar. Dalam perwujudannya, bidang terbagi menjadi dua macam yaitu bidang geometri dan bidang non-geometri. Bidang geometri adalah bidang yang dapat diukur keluasannya, sedangkan bidang non-geometri sukar untuk diukur keluasannya. Terciptanya bidang yaitu dengan susunan garis maupun titik dengan kepadatan tertentu, selain itu juga bidang dapat tercipta dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu atau lebih. d) Ruang Adanya ruang dikarenakan adanya bidang. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi yang melibatkan pembagian bidang atau jarak antarobjek yang berunsur, titik, garis, bidang, dan warna. Ruang terbagi dua, yaitu ruang nyata dan semu.
28
e) Warna Warna adalah sebuah gejala visual yang terkadang tidak begitu diperhatikan oleh manusia, namun kehadirannya menambah nilai tersendiri dalam kehidupan manusia. Penggunaan warna dalam karya seni rupa diperkirakan telah ada sejak zaman prasejarah dengan elemen tumbuhan, biji-bijian, tanah liat, atau darah binatang, terbukti dengan lukisan berwarna dalam gua di Lascaux dan Altamira Perancis Selatan dan Spanyol. Teori warna sangat diperhatikan oleh beberapa ilmuwan, diantaranya Sir Isaac Newton, Sir David Brewster, dan Albert Munsell. Newton berpendapat bahwa semua warna tergabung pada cahaya putih. Pada tahun 1831 Sir David Brewster, ahli fisika dari Skotlandia, menentukan hasil penemuannya bahwa warna merah, kuning, dan biru merupakan warna primer, sedangkan warna lainnya adalah gabungan dari ketiganya.
Gambar 2.13. Lingkaran Warna Munsell (Sumber: dokumen pribadi)
29
Setiap warna memiliki ekspresi rasa tersendiri yang menimbulkan kesan rasa sesuatu. Merah sebagai rasa panas, oranye atau jingga sebagai rasa hangat, kuning sebagai rasa kurang hangat, hijau sebagai rasa sejuk, biru sebagai rasa dingin, dan ungu sebagai rasa beku. (Bambang Sapto : Catatan kuliah seni lukis I) Warna ialah suatu unsur yang sangat penting dalam memberikan respons dari orang. Setiap warna memberikan kesan dan identitas tertentu, walaupun itu subjektif tergantung pada pengamatnya. Warna memiliki banyak kegunaan selain dapat mengubah rasa, bisa juga mempengaruhi cara pandang dan dapat menutupi ketidaksempurnaan serta dapat membangun suasana atau kenyamanan untuk semua orang. Setiap orang dalam memilih warna berdasarkan cara pandang yang berbeda, dan menurut banyak ahli psikologi warna dianggap dapat mempengaruhi kejiwaan dan karakter seseorang. Menurut Marian L. David dalam buku Design in Dress (Sulasmi 2002:37), warna-warna mempunyai asosiasi dengan pribadi seseorang. Warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya, dan setiap warna juga mampu memberikan respons secara psikologis, berikut daftarnya:
Warna
Respons psikologis yang mampu ditimbulkan
Merah
Cinta, nafsu, kekuatan, berani, primitif, menarik, bahaya, dosa, pengorbanan, vitalitas.
Merah jingga
Semangat, tenaga, kekuatan, pesat, hebat, gairah.
Jingga
Hangat, semangat muda, ekstremis, menarik.
30
Kuning jingga
Kebahagiaan, penghormatan, kegembiraan, optimisme, terbuka.
Kuning
Cerah, bijaksana, terang, bahagia, hangat, pengecut, pengkhianatan.
Kuning hijau
Persahabatan, muda, kehangatan, baru, gelisah, berseri.
Hijau muda
Kurang pengalaman, tumbuh, cemburu, iri hati, kaya, segar, istirahat, tenang.
Hijau biru
Tenang, santai, diam, lembut, seria, kepercayaan.
Biru
Damai, setia, konservatif, pasif terhormat, depresi, lembut, menahan diri, ikhlas.
Biru ungu
Spiritual, kelelahan, hebat, kesuraman, kematangan, sederhana, rendah hati, keterasingan, tersisih, tenang, sentosa.
Ungu
Misteri, kuat, supremasi, formal, melankolis, pendiam, agung (mulia).
Merah ungu
Tekanan, intrik, drama, terpencil, penggerak, teka-teki.
Coklat
Hangat, tenang, alami, bersahabat, kebersamaan, sentosa, rendah hati.
Hitam
Kuat, duka cita, resmi, kematian, keahlian, tidak menentu.
Abu-abu
Tenang.
Putih
Senang, harapan, murni, lugu, bersih, spiritual, pemaaf, cinta, terang.
Tabel 2.1 Psikologi Warna
Seorang desainer harus sangat memperhitungkan interaksi warna dengan tepat karena berhubungan erat dengan penggunaan dan pemakaian karya
31
desainnya. Menggunakan warna dengan baik dan tepat merupakan masalah desain yang rumit. Macam-macam individu ataupun macam-macam budaya mempunyai standar serta kriteria yang berbeda-beda dalam menentukan warna yang baik dan tepat.
2) Prinsip Desain Dalam menampilkan suatu karya poster yang memiliki nilai estetik, ternyata perlu diperhatikan masalah komposisi. Arti dari komposisi itu sendiri adalah “... pengorganisasian unsur-unsur rupa yang disusun dalam karya desain grafis secara harmonis antara bagian dengan bagian, maupun antara bagian dengan keseluruhan.” (Kusrianto, 2007:34). Komposisi dilihat dari beberapa hal berdasarkan prinsip-prinsip desain sebagai berikut: a) Unity atau Kesatuan Kesatuan merupakan salah satu prinsip seni rupa yang menekankan pada keselarasan beberapa elemen yang terdapat pada suatu karya grafis. Unsur-unsur yang disusun baik dalam wujud maupun ide saling mendukung hingga diperoleh fokus yang dituju. Untuk menentukan kesatuan perlunya menentukan dominasi agar diperoleh pengaruh yang tepat. Dominasi ini bertujuan agar karya grafis, seperti poster, dapat langsung dilihat, diperhatikan, dan dimengerti maksud yang disampaikan. Penentuan dominasi pada karya grafis diperlihatkan dari ukuran, warna, dan penempatan. Ukuran besar dapat menjadi dominan diisi dengan unsurunsur grafis, sedangkan dalam hal warna dilihat dari perpaduan berbagai macam
32
warna yang saling mendukung dan menonjolkan satu warna untuk mengarahkan konsentrasi dalam memahami karya tersebut. Penempatan objek yang menjadi fokus dipertimbangkan sedemikian rupa agar dapat berpengaruh dan berperan penting. b) Balance atau Keseimbangan Keseimbangan atau balance merupakan suatu prinsip seni rupa atau prinsip desain dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah. Unsurunsur rupa seperti gambar, warna, tipografi yang mengisi ruang atau bidang dipertimbangkan ukuran dan bentuknya sedemikian rupa sehingga terlihat seimbang. Pengaturan komposisi, warna, dan ukuran sangat berpengaruh dalam menyesuaikan keseimbangan tampilan atau visual karya rupa. Tampilan dalam segi ukuran diwujudkan dalam bentuk penyesuaian jumlah dan jarak, berbeda bila dalam segi warna diseimbangkan melalui penentuan warna terang dan gelap. Semua elemen yang terdapat dalam sebuah karya, khususnya dalam hal ini karya poster, akan saling mendukung dan mempengaruhi keseimbangan visual dalam tampilan karya. c) Rhythm atau Irama Irama atau ritme yaitu suatu prinsip seni rupa atau prinsip desain yang dinilai dari penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti pola tertentu. Pola yang tersusun dapat terlihat sangat jelas maupun tidak, namun tentunya tetap memiliki susunan yang direncanakan. Berbeda dengan pertimbangan kesatuan dan
33
keseimbangan, irama bertujuan untuk menghasilkan keindahan dan keharmonisan dalam penyusunan elemen-elemen tertentu.
3) Tipografi Desain
grafis
atau
Desain
Komunikasi
Visual
(DKV)
sangat
mementingkan tipografi. Tipografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang huruf cetak. DKV tidak bisa lepas dari tipografi sebagai unsur pendukungnya. Huruf disusun dan dirancang dengan komposisi yang tepat untuk memperoleh efek tampilan yang dikehendaki. Jenis huruf sangat banyak dan beragam, bahkan dapat mencapai ribuan hingga jutaan macam karakter huruf. Maka dari itu, desainer harus cermat dalam menentukan jenis huruf yang tepat dalam karyanya. Sejarah tipografi berawal dari penemuan huruf cetak timah yang ditemukan oleh Johann Guttenberg pada tahun 1440. Guttenberg dijuluki sebagai Bapak Desain Grafis. Huruf terdiri dari bagian-bagian yang secara ilmiah memiliki nama. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi spesifik dalam ilmu tipografi. Maka dari itu, para ahli mengelompokkan jenis-jenis huruf sesuai ciri masingmasing bagian tersebut. Perubahan ciri di bagian-bagian huruf manandai perkembangan sejarah seni perancang huruf dimana perkembangannya dapat diikuti pada masing-masing periode sejak abad 17. Pembuatan karya desain komunikasi visual, misalnya poster, judul utama menjadi penentu bagi pembaca untuk mengenali poster tersebut. Pemilihan jenis
34
huruf harus dipertimbangkan dengan matang, begitupun menurut Danton Sihombing (2001:66) berpendapat bahwa: Memilih jenis huruf dapat dianalogikan seperti memilih sepasan sepatu pesta. Pertimbangannya adalah apakah tampilannya sesuai dengan pakaian yang akan dikenakan, bagaimana kenyamanannya, dan mungkin juga trend-nya. Melihat dari fungsi dan penampilannya, sebuah sepatu pesta tidaklah layak digunakan untuk mendaki gunung, bermain sepak bola, ataupun untuk bertamasya. .Judul harus ditulis dengan kontras yang cukup kuat, bentuk font yang sesuai, serta tatanan huruf yang menarik. Selain judul, teks atau tulisan lainnya yang mendukung dalam sebuah karya grafis juga harus diperhatikan. Teks adalah salah satu elemen grafis selain gambar, maka desainer dapat mengolah teks agar dapat berfungsi sebagai gambar atau pun sebaliknya. Teks dalam sebuah poster umumnya
menempati
posisi
strategis
karena
teks-lah
yang
berusaha
mengkomunikasikan maksud dan tujuan sebuah poster. Berbagai macam cara desainer untuk mengolah macam-macam huruf, bahkan huruf dapat dimodifikasi menjadi suatu tampilan huruf yang artistik dan memiliki karakter tersendiri.
4) Ilustrasi Ilustrasi secara harfiah berarti gambar yang dipergunakan untuk menerangkan atau mengisi sesuatu. Ilustrasi merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah karya grafis. Penggunaan ilustrasi umumnya dipakai dalam cover buku, produk-produk iklan, poster, dan bahkan menjadi karya tersendiri.
35
Ada dua cara pembuatan ilustrasi dalam desain komunikasi visual, yaitu: a) Gambar Ilustrasi Gambar ilustrasi dilakukan dengan cara free hand atau manual, bahkan kini sudah dapat menggambar ilustrasi dengan komputer grafis dengan programprogram gambar berbasis vektor seperti Corel Draw dan Adobe Illustrator. b) Fotografi Fotografi berasal dari kata Yunani ”phos” dan ”graphein” yang berarti ”menulis dengan cahaya”, atau membuat gambar dengan alat optis dan sinar. Maka fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Fotografi dan komunikasi grafis telah terhubung secara dekat, dimulai dari percobaan pertama menangkap gambar alam dengan kamera. Membuat gambar ilustrasi, dan menyiapkan pelat pencetak untuk memperbanyak, dan proses manual lainnya, terus dilakukan sampai hadirnya fotografi. Serangkaian penemuan-penemuan melalui percobaan di abad 19 menghapus produksi dan reproduksi gambar menuju era mesin. Maka dari itu, fotografi menjadi hal yang sangat populer dan diperlukan dalam menampilkan ilustrasi sebuah karya desain komunikasi visual.
5. Simbolisasi Pemahaman dalam penyampaian pesan terhadap suatu karya visual tentunya tidak sederhana, karena dibutuhkannya ilmu cara menafsirkan makna
36
tanda-tanda agar menjadi paham. Ilmu yang mempelajari tentang tanda-tanda disebut dengan semiotika. Semiotics (Semiotik) atau Semiology ilmu tentang tanda-tanda atau simbol. Fungsi dari mempelajari tanda agar kita dapat memahami arti dari bentuk visual terutama dari karya desain grafis. Tujuan mempelajari semiotika ini agar kita dalam menyampaikan pesan melalui karya visual, dapat ditafsirkan sama oleh semua orang yang akan menerima pesan. Mengutip pendapat dari Pierce, seorang ahli filsafat dan logika, dalam buku yang ditulis Berger mengemukakan bahwa “Penalaran manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda” (Tinarbuko 2009:12). Melalui pendekatan teori semiotika, diharapkan dalam karya desain komunikasi visual dapat dijelaskan dalam bentuk tanda, kode, dan makna yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, pertimbangan-pertimbangan estetis dapat ditemukan dalam karya desain komunikasi visual. Tanda dalam kehidupan manusia dapat berupa gerak atau isyarat, seperti lambaian tangan, juga anggukan kepala yang mengartikan tanda setuju. Selain itu tanda juga dapat ditemukan melalui suara atau bunyi-bunyian, seperti bunyi peluit, telepon, dan sebagainya, serta tanda dalam bentuk tulisan di antaranya huruf dan angka. Kehidupan manusia sehari-hari penuh dengan tanda dan makna, seperti halnya melihat orang tertawa dapat bermakna apakah dia mentertawakan kita atau mengajak kita untuk tertawa. Semua makna budaya diciptakan menggunakan
37
simbol-simbol. Menurut pendapat Spradley, simbol adalah objek atau peristiwa apapun yang menunjuk pada sesuatu (Tinarbuko 2009:19). Salah satu cara yang digunakan para pakar untuk membahas tentang makna melalui simbol adalah dengan membedakan makna denotatif dan makna konotatif. Pemaknaan denotatif hanya menyampaikan informasi data, misalnya ada gambar manusia, binatang, pohon, dan rumah, begitu pula warna-warnanya, seperti hijau, kuning, merah, dan sebagainya. Sedangkan pemaknaan konotatif meliputi aspek makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi, seperti gambar orang tersenyum dapat diartikan sebagai keramahan atau kebahagiaan, atau bisa saja senyum sebagai ekspresi penghinaan, semua tergantung terhadap unsur-unsur disekitarnya yang memperjelas makna yang dapat dipahami.
B. LANDASAN EMPIRIK 1. Remaja Remaja sebagai bunga dan harapan bangsa serta pemimpin di masa depan sangat diharapkan dapat mencapai perkembangan sosial secara matang, dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial yang tepat. Kemampuan penyesuaian sosial ini diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Perkembangan remaja memiliki perhatian khusus untuk dipahami, karena menurut Stanley Hall, seorang ahli psikologi dan pendidikan, periode remaja dianggap sebagai masa “Strum and Drang”, yaitu sebagai periode yang berada dalam dua situasi: antara kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa. (Yusuf 2011:185)
38
Remaja merupakan suatu periode yang mengalami perubahan dalam hubungan sosial, yang ditandai dengan berkembangnya minat terhadap lawan jenis, sebagaimana pendapat dari George Levinger (Yusuf 2011:186) bahwa: Remaja mulai mengenal minatnya terhadap lawan jenisnya, yang biasanya terjadi pada saat kontak dengan kelompok. Dalam berinteraksi dengan kelompok, remaja mulai tertarik pada anggotanya. Perasaan tertarik atau sifat positif terhadap teman dalam kelompok merupakan dasar bagi perkembangan hubungan pribadi yang akrab diantara anggota kelompok tersebut. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan problematika hubungan sosial yang menentukan kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Pada masa ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa masa, yaitu: a. Masa Praremaja (remaja awal) Masa praremaja hanya berlangsung singkat, dimana pada masa ini ditandai dengan sifat-sifat remaja yang negatif, sehingga sering disebut sebagai masa negatif. Sifat-sifat negatif tersebut bercirikan dengan gejala remaja seperti rasa tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya. Pada umumnya, perilaku remaja yang negatif tersebut terlihat dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi mental, dan negatif dalam sikap sosial. b. Masa Remaja (remaja madya) Gejala remaja pada masa remaja madya ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai. Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja suatu dorongan untuk hidup, membutuhkan teman yang dapat menolong, memahaminya, dan dapat turut merasakan suka dan duka bersama.
39
c. Masa Remaja Akhir Pada dasarnya di masa remaja akhir ini telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu menentukan pendirian hidupnya dan menuju individu ke dalam masa dewasa.
Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut minat, nilai, sikap, dan kepribadian. Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti itu menampilkan
sikap
yang
dengan
moral
atau
keagaamaan
dapat
dipertanggungjawabkan, seperti kelompok remaja yang taat beribadah, rajin belajar, berbudi pekerti yang baik, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, maka bagi remaja tersebut kemungkinan besar akan terpengaruh dengan teman kelompoknya secara sikap dan perilaku yang baik pula. Begitupun sebaliknya bila remaja bergaul dengan kelompok remaja yang dengan sikap dan perilaku negatif, seperti mengidap narkotika, minuman keras bahkan free sex, maka dapat berpengaruh besar pula remaja akan mengikuti pola perilaku negatif yang dilakukan teman kelompoknya tersebut.
40