BAB II LANDASAN PENCIPTAAN
2.1
Tinjauan Umum Museum 2.1.1
Pengertian Museum Berdasarkan New Webster Dictionary, College Edition, 1980 ; disebutkan bahwa
kata Museum berasal dari kata Mu-ze-um atau Mouseion yang berarti kuil Moses (A temple of Muses), yang kemudian didefinisikan sebagai gedung atau arena untuk memamerkan sesuatu objek yang menarik seperti sastra, seni, ilmu, sejarah dan alam. Definisi lain dari Museum adalah wadah untuk melestarikan dan memelihara warisan sejarah alam dan sejarah budaya, juga merupakan suatu badan tetap yang mempunyai tugas dan kegiatan untuk mengumpulkan dan merawat, meneliti, memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian serta pengetahuan tentang bendabenda yang penting bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan ( Amir Sutaarga ; 1983 : 8 ) “Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk memamerkan benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 1993)
2.1.2
Sejarah Perkembangan Museum Pengertian museum mulai dikenal pada sekitar abad VI sampai dengan abad XII
M di Eropa, terutama di kalangan bangsawan, ilmuwan, seniman, dan orang-orang terkemuka. Museum didirikan hanya sebagai usaha prestise semata, maka umumnya
www.stisitelkom.ac.id 5
hanya memajang benda-benda aneh yang didapatkan dari negeri asing. Pada waktu itu benda-benda koleksi yang dipamerkan hanya menampilkan segi keunikan dan keanehannya saja yang ditata atau dipajang dalam sebuah lemari khususnya disebut Cabinet Curiousity (lemari benda aneh) yang diletakan diruang khusus. Dalam sejarah perkembangan museum cara memajang dalam lemari ini merupakan awal munculnya pengertian museum. Perkembangan museum mulai meningkat khususnya zaman Renaissance sekitar abad XIV-XVI M. bangsa Eropa mulai mempelajari seni klasik Romawi dan Yunani. Kekaisaran Romawi pernah menguasai wilayah di luar Eropa, maka bangsa Spanyol, inggris, Portugis, dan Belanda melakukan perjalanan untuk mengumpulkan benda seni klasik Romawi tersebut diluar daratan Eropa, antara lain ke Benua Afrika, Amerika, dan Asia, ternyata di Negara-negara yang mereka kunjungi terdapat bentuk budaya yang berbeda dengan budaya mereka. Demikian pula dengan benda budaya yang mereka lihat, sebagai bukti bahwa mereka telah melakukan perjalanan ke belahan bumi lain dari arena keunikan dan keindahannya mereka mengumpulkan benda-benda budaya tersebut kemudian dibawa pulang ke Eropa untuk dipamerkan pada rekan terdekat atau orang terkemuka. Sejak saat itu muncul pengertian museum untuk menggantikan Cabinet Curiousity. Kemudian akibat dari “Revolusi Perancis” pada tahun 1793 yang menyerukan paham-paham demokratis modern. Museum (kamar barang aneh) para raja dan bangsawan disita oleh Negara dan koleksi yang tadinya hanya terbuka untuk kerabat menjadi terbuka untuk umum. 2.1.3
Sejarah perkembangan Museum Indonesia Perkembangan ilmu pengetahuan yang melanda di Eropa sekitar abad ke- XVIII
M, yaitu tentang budaya suku-suku bangsa di dunia. Kondisi ini membawa dampak bagi Indonesia yang pada waktu itu masih dibawah pimpinan pemerintahan colonial HIndia Belanda, adalah sekelompok ilmuwan Eropa (Belanda) yang bekerja pada Bataviaache
www.stisitelkom.ac.id 6
Genootdhop Van Kunsten en Wetenscappen (1778) yang merupakan sebuah lembaga penelitian tentang kebudayaan suku-suku bangsa Indonesia. Lembaga ini kemudian berubah menjadi Gedung Gajah dan sampai sekarang dengan istilah yang disebut Museum Nasional. Berawal dari sini, kemudian museum-museum di Indonesia mulai didirikan misalnya Museum Aceh (Aceh Museum 1915) museum Empu Tantular di Jawa Timur (propincial en Stedenlinjk Museum/1933), Museum Bali (Bali Museum Institut/ 1932), Museum sono budoyo, D.I Yogyakarta (Java Institut/ 1935), Museum La Galogo ( Celebes Museum/ 1938), semua lembaga tersebut bertujuan memajukan penelitian di bidang kebudayaan seperti bahasa, ilmu sosial, purbakala dan sejarah. Sedangkan untuk ilmu pengetahuan alam didirikan Museum Zoologi 1984 dan Herbarur Bogoriense (1841) di Bandung. Museum tertua di Indonesia didirikan tahun 1922 di Ambon oleh Runmphius bernama De Abonse Raritenkamer I, namun museum ini lenyap karena ditingglakan pemiliknya yang kesulitan dana dalam pengelolaannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 32 yang menyebabkan bahwa, Negara memajukan kesejahteraan Kebudayaan Nasional. Pernyataan ini muncul Karen Indonesia memiliki beragam suku bangsa dengan budaya dan adat istiadat masing-masing. Untuk melestarikan budaya-budaya daerah tersebut, maka pemerintah mulai merintis untuk membuka Museum Propinsi di seluruh Indonesia. Dari uraian diatas maka, terlihat bahwa museum di Indonesia pada mulanya hanyalah Museum yang berkoleksi benda-benda peninggalan sejarah budaya, tetapi seiring dengan perkembangan bangsa, maka tidak hanya Museum budaya saja yang berkembang tetapi juga sudah mulai pada Museum yang mengkoleksi benda-benda dari berbagai disiplin ilmu seperti Museum IPTEK.
2.1.4
Sejarah Singkat Bandung Tempo Dulu
www.stisitelkom.ac.id 7
Pada mulanya, kabupaten Bandung jatuh ke tangan VOC akibat perjanjian I Mataram-Kompeni. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dengan Gubernur jenderal terutama Herman Willem Daendels (18081811). Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati R.A.A Wiranatakusumah II (1794-1829), terjadi pemindahan ibukota kabupaten karapyak yang berada di bagian selatan daerah Bandung ke kota Bandung yang terletak di bagian tengah wilayah tersebut. Saat itu, perubahan kondisi sosial di Bandung termasuk lamban. Perubahan fisik kota Bandung berawal dari peresmian berdirinya kota yang dilakukan oleh Daendels dengan surat keputusan (besluit) tanggal 25 September 1810. Ketika daendels meresmikan pembangunan jembatan Cikapundung (jembatan di jalan Asia Afrika dekat PLN sekarang), bupati Bandung berada disana. Daendels berama Bupati melewati jembatan itu kemudian mereka berjalan ke arah timur sampai disuatu tempat (depan Kantor Dinas PU jalan Asia Afrika sekarang). Di tempat itu Daendels menancapkan tongkat seraya berkata, “ Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebowd!” (usahakan, bila aku datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun!). Rupanya Daendels menghendaki pusat kota Bandung dibangun di tempat itu. Tak heran jika di daerah tersebut cukup banyak dibangun bangunan-bangunan perkantoran, perhotelan dan pertokoan yang sangat indah dan menarik. Daerah ini telah menjadi pendukung pariwisata yang sangat penting pada waktu itu. Selama ini, ada anggapan umum yang menyatakan bahwa kota Bandung didirikan oleh Jenderal H.W. Daendels tahun 1810, namun hasil penelitin sejarawan Dr. Sobana Hardjasaputra dalam desertasinya Perubahan Sosial di Bandung 1810-1906 menyatakan sebaliknya. Kota Bandung didirikan oleh dan atas kebijakan Bupati Bandung keenam, R.A.A Wiranatakusumah II. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa R.A.A AWiranatakusumah II adalah pendiri (the Founding Father) kota Bandung. Akan tetapi, memang Daendels-lah yang mempercepat proses tersebut.
www.stisitelkom.ac.id 8
Berkembangnya kota Bandung dan letaknya yang strategis di bagian tengah Priangan, telah mendorong timbulnya gagasan Pemerintah Hindia Belanda untuk memindahkan ibukota Keresidenan Priangan dari Cianjur ke Bandung pada tahun 1856. Gagasan tersebut karena berbagai hal baru direalisasikan pada tahun1864, dengan adanya perpindahan kota keresidenan ini, Bandung menjadi lebih ramai dan pertumbuhan kotanya sangat hidup, apalagi setelah Bandung dijadikan sebagai pusat transportasi kereta api Jalur Barat. Masa ini juga menjadi masa keemasan pembangunan fisik kota Bandung. Gedung Pakuan yang kini merupakan kediaman resmi Gubernur Kepala aerah Propinsi Jawa Barat menjadi saksi bisu peristiwa kepindahan tersebut. Pembangunan gedung yang sejak zaman kolonial telah menjadi tempat persinggahan tamu-tamu penting dan tokoh dunia ini dibangun pada tahun 1864 dan berakhir pada tahun 1867. Bentuk Indische Empire Style yang diterapkan pada pembangunan Sekolah Radja yang kini menjadi kantor Polwiltabes Bandung jalan Merdeka (1866). Hingga waktu itu, kota Bandung dinilai masih gundul dan belum banyak ditumbuhi pepohonan. Hal inilah yang mendorong Asisten Wedana Bandung, Pieter Sijthof untuk menggalakan penghijauan di Bandung. Pada saat itu pula, kota Bandung masih sering dilanda banjir sehingga Bupati R.A.A Martanegara (1893-1918) membangun beberapa irigasi, bendungan air, jembatan dan jug ataman seperti Taman Merdeka
(Pieterspark),
Taman
Nusantara
(Insulindepark),
Taman
Maluku
(Molukenpark), Taman Ganesha (Itjermanpark) dan sebagainya. Kota Bandung menjadi jauh lebih berkembang sejak ada rencana pemindahan ibukoa dari Batavia ke Bandung. Dengan adanya rencana ini, beberapa pembangunan baik untuk perkantoran maupun tempat tinggal mulai dilakukan. Pemabangunan Gedung Sate sangat erat kaitannya dengan rencana tersebut. Sebenarnya, pembangunan Gedung Sate hanyalah merupakan bagian kecil atau sekitar 5% dari “Kompleks Pusat Perkantoran Instansi Pemerintah Sipil” Hindia Belanda yang menempati lahan Bandung utara seluas 27.000 meter persegi yang disediakan oleh Gemente Van Bandoeng lewat Raadbesluit yang disahkan pada tanggal 18 September 1929. Sayangnya, akibat resesi ekonomi (malaise) tahun 1930an,
www.stisitelkom.ac.id 9
rencana boyong ibukota Negara beserta bangunan-bangunan pemerintah pusat dari Batavia ke Bandung tidak terlaksana. Selain Gedung Sate, ada beberapa gedung yang sudah dirampungkan diantaranya, Hoofdbureau PTT (Kantor Pusat Pos dan Giro). Laboratorium dan Museum Geologi serta bangunan Pensioun Fonds (dana Pensiun) yang kini menjadi gedung Dwi Warna. Sejak tahun 1920an, kota Bandung mengalami penataan yang lebih kompherensif. Beberapa kawasan perumahan dibangun dengan rancangan yang menarik, misalnya di daerah Cipaganti. Awalnya, daerah inihanya sampai perempatan jalan Pasteur namun terus berkembang kearah utara hingga rumah villa Pangeran Siam yang pada waktu itu disebut Bunderan Siam. Selain daerah Cipaganti, pembangunan perumahan juga dilakukan di daerah jalan Arjuna, jalan Riau (R.E Martadinata), di sekitar Gedung Sate, dan lain-lain. Pada tahun ini juga, langgam gaya arsitektur Art Deco mencapai puncaknya sebagai ganti langgam arsitektur Indische Empire Styl. Salah satu diantaranya adalah Gedung Bumi SIliwangi yang kini menjadi Kantor Rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Gedung yang dirancang oleh Prof. Wolf P. Schoemaker, guru besar arsitektur di Technische Hogeschool, kini Institut Teknologi Bandung (ITB), memiliki bentuk yang menyerupai kapal laut. Langgam arsitektur art deco lainnya bias dijumpai di sepanjang jalan Braga, berbaur dengan langgam arsitektur lainnya. Beberapa bangunan peninggalan masa kolonial lainnya antara lain Mesjid Cipaganti di jalan Cipaganti, Gedung Merdeka di jalan Asia Afrika, Gedung Jaarbeurs yang pada zaman Belanda digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pasar malam ( kini Markas Komando pendidikan dan latihan (kodiklat) TNI jalan Aceh ), Gereja Katedral St. Petrus jalan Merdeka, dan beberapa rumahtinggal di kawasan Ciumbuleuit yang dulunya diperuntukan sebagai villa dengan sebutan bloemen. Selain itu, masih banyak rumah tinggal peninggalan zaman kolonial maupun rumah tinggal bergaya etnik Cinadan Sunda yang tersebar di seluruh daerah Bandung. Dari sebuah daerah yang jatuh dari satu tangan penguasa ke tangan penguasa lainnya, kini Bandung telah menjadi ibukota jawa barat yang mengalami perkembangan pesat. Jumlah penduduknya meningkat tajam sejak tahun 1950 hingga 1960-an.
www.stisitelkom.ac.id 10
2.1.5
Tugas dan Fungsi Museum
Adapun tugas dan fungsi museum adalah sebagai berikut ; Tugas Museum : 1. Melakukan pengumpulan, perawatan, pengawetan, dan penyajian benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah. 2. Melakukan urusan perpustakaan dan dokumentasi ilmiah 3. Memperkenalkan dan menyebarluaskan hasil penelitian koleksi benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah. 4. Melakukan bimbingan edukatif cultural dan penyajian rekreatif benda yang mempunyai nilai budaya dan ilmiah. 5. Melakukan urusan tata usaha.
Fungsi Museum : Menurut buku panduan museum negeri propinsi, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1995 Pasal 1 Ayat 1, fungsi museum adalah : 1. Melestarikan dan memanfaatkan warisan alam dan budaya, 2. Mendokumentasikan, meneliti, menginformasikan dan mengkomunikasikan seni, ilmu, teknologi, dan religi. 3. Bertindak sebagai media Pembina seni ilmu, teknologi dan religi. 4. Melengkapi sarana pendidikan 5. Memperkenalkan budaya bangsa dan antar bangsa 6. Mencerminkanm perkembangan alam, sejarah perjuangan bangsa dan peradaban manusia. 7. Pusat rekreasi. (Museum Negeri Propinsi jawa Barat, “Sri Baduga-Bandung”, 2000:5
www.stisitelkom.ac.id 11
2.1.6
Jenis Museum Secara garis besar museum dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu Museum Sejarah,
Museum Seni dan Museum Ilmu Pengetahuan. Jenis museum tersebut dapat dibagi lagi menjadi museum yang lebih kecil. (Sutaarga Amir, Pedoman penyelenggaraan dan pengelolaan museum. 1990 ; 19 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) 1. Museum sejarah Merupakan museum yang paling beagam, museum ini mensurvey sejarah sebuah Negara seperti “ The Museum National de Historia di Mexico City”, yang cakupannya lebih terbatas adalah museum regional, sejarah sosial local dan museum sejarah kota. 2. Museum Seni Museum yang tidak hanya mengkoleksi karya seni murni seperti lukisan atau patung yang berasal dari peradaban tinggi, tetapi juga dari seni dekoratif dan seni rakyat serta seni rakyat primitif. 3. Museum Ilmu Pengetahuan Mencakup ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan, ktegori museum ilmu pengetahuan murni yaitu termasuk museum-museum yang memiliki koleksi-koleksi bebatuan, tumbuhan, kerangka dan spesies-spesies. Juga termasuk ke dalam museum ini adalah Planetarium, Aquarium, Kebun binatang dan Kebun Raya. Sedangkan yang termasuk museum ilmu pengetahuan terapan diantaranya Museum Science di London.
www.stisitelkom.ac.id 12
2.1.7
Klasifikasi Museum
1. Berdasarkan Tingkat luas Koleksinya: a. Museum Lokal Yaitu museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda-benda material
hasil
budaya
manusia,
alam,
dan
atau
lingkungannya
yang
berasal/mewakili seluruh wilayah kabupaten atau kotamadya dengan kedudukan tingkat lokal dan berlokasi di daerah tersebut. b. Museum Propinsi atau Regional Yaitu museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda-benda material hasil budaya manusia,alam, dan atau lingkungannya yang berasal/ mewakili seluruh wilayah propinsi atau regional itu sendiri dengan kedudukan tingkat propinsi atau regional dan berlokasi di wilayah tersebut.
c. Museum Nasional Yaitu museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan benda-benda material hasil budaya manusia, alam dan atau lingkungannya yang berasal/mewakili suatu Negara dengan kedudukan tingkat nasional dan berlokasi di wilayah tersebut.
2. Berdasarkan macam koleksi yang disimpan (S.K Menteri P&K no. 79/1975 bagian XLVI Pasal 728) yaitu : a. Museum Umum Yaitu museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material dari hasil budaya manusia, alam, lingkungannya yang berkaitan dengan berbagai cabang ilmu, berbagai cabang seni, dan berbagai cabang teknologi. b. Museum Khusus
www.stisitelkom.ac.id 13
Yaitu museum yang koleksinya terdiri dari kumpulan bukti material dari hasil budaya manusia, alam, lingkungannya yang berkaitan dengan satu cabang ilmu, satu cabang seni, dan satu cabang teknologi. c. Museum pendidikan Sebenarnya tergolong museum khusus juga, tetapi mengingat peranannya dalam tiap lapisan pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi diperlukan peranan tersendiri. 3. Berdasarkan bentuk bangunan : a. Museum terbuka Museum yang objek-objek koleksinya diperagakan atau diletakan pada ruang terbuka atau taman. b. Museum tertutup Museum yang objek-objek koleksinya diperagakan atau diletakan pada ruang tertutup. c. Museum dengan kombinasi antara museum terbuka dengan museum tertutup. 4. Berdasarkan status hukumnya : a. Museum Pemerintah Museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah kota atau pemerintah daerah. b. Museum Swasta Museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh badan swasta yang berbentuk badan hukum. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992 ; 1)
www.stisitelkom.ac.id 14
2.1.8
Klasifikasi Koleksi Museum
1. Berdasarkan jenis Keasliannya Dilihat dari keasliannya, maka benda koleksi museum dapat kita bagi secara umum ke dalam dua kelompok, yaitu : a. Benda asli/realis Yaitu benda koleksi yang memiliki bentuk, sifat, warna dan ukuran sebenarnya. Biasanya diperoleh melalui pengawetan. b. Benda replika/reproduksi Yaitu benda yang memiliki bentuk, sifat, warna dan seperti aslinya namun merupakan hasil peniruan. Jika benda asli yang ditirunya dirasakan terlalu kecil, maka akan dibuat replika dengan menggunakan skala pebesaran. Jenis benda replika yang biasa kita temui di museum antara lain : 1. Foto dan sketsa Penggambaran secara dua dimensional suatu benda atau peristiwa. 2. Model dan replika Benda koleksi yang merupakan tiruan yang dibuat mendekati aslinya sacara tiga dimensi. Model ini memiliki ukuran sama, lebih kecil atau lebih besar dari aslinya berdasarkan skala. 3. Diorama Penggambaran secara dimensional suatu benda atau peristiwa.
2. Berdasarkan cara mendapatkannya Benda-benda koleksi di museum diperoleh melalui beberapa cara. Pada umumnya benda koleksi tersebut diperoleh melalui cara : a. Ekskavasi
www.stisitelkom.ac.id 15
Yaitu upaya penemuan benda-benda peninggalan bersejarah melalui penggalian atau eksplorasi. b. Sumbangan dari berbagai pihak Hal ini terutama jika benda tersebut merupakan benda yang masih mudah didapat di tempat tertentu. c. Pembelian dari berbagai sumber (kolektor) d. Pinjaman dari para kolektor atau museum lain e. Pertukaran dengan museum lain.
3. Berdasarkan Prioritas Dalam menentukan suatu benda untuk dijadikan koleksi untuk dijadikan
benda di
museum dapat dilihat dari berbagai pertimnbangan yang menentukan prioritas. Pertimbangan tersebut antara lain : a. Kepunahan/keadaan hampir punah Keberadaannya sangat terbats atau bahkan diperkirakan akan lenyap dalam jangka waktu tertentu. b. Kelangkaan Benda yang sangat sulit diperoleh karena jarang dibuat lagi c. Keunikan d. Benda yang memiliki ciri-ciri khas/khusus jka dibandingkan benda-benda lainnya yang sejenis.
2.2
Museum Bandung Tempo Dulu
2.2.1
Pengertian Museum Bandung Tempo Dulu Definisi Tempo Dulu: Tempo dulu zaman dulu; dahulu kala (http://kamusbahasaindonesia.org).
www.stisitelkom.ac.id 16
2.2.2
Klasifikasi Bandung Tempo Dulu
1. klasifikasi Bandung tempo dulu menurut pengelompokan dari sejarah Bandung tiap abad. Abad ke-18 -
tahun 1641 - dalam jumlah besar, dikirimkan penduduk colonial ke Negara-negara Sunda termasuk Bandung .
-
tahun 1706 – priangan sebagian besar berada diatas kekuasaan VOC
-
tahun 1710 – kopi adalah tanaman budidaya di dataran priangan yang paling menguntungkan pihak kompeni .
-
Tahun 1741 – kompeni belanda menempatkan soldadu di tatar Bandung yang bernama Arij Top yg berpangkat kopral dipercaya untuk menggalakan penanaman kopi.
-
Tahun 1742 – warga Eropa yang tinggal di Bandung bertambah 300 % yaitu dengan kedatangan Ronde dan Jan Geysbergen. sedangkan satunya lagi adalah seorang kopral kompeni yang tak jelas namanya ‘buangan‘ dari Batavia.
-
Tahun 1799 – VOC mengalami kebangkrutan sehingga wilayah kekuasaannya di Nusantara diambil alih oleh pemerintahan belanda. Saat itu Bandung dipimpin oleh bupati R.A . Wiranatakusumah II.
-
Pada tahun 1786, jalan setapak yang bisa dilewati oleh kuda menghubungkan Batavia-Bogor Cianjur- Bandung.
-
Tahun 1808 - belanda mengangkat Herman Willem Daendels ssebagai gubernur jenderal di Nusantara setelah diinggalkan VOC.
-
Tahun 1809 Didirikan lembaga yang mengatur angkutan barang dan penumpang antara Batavia-Bandung.
-
Tahun 1810 – daendels menancapkan tongkat di pinggir sungai cikapundung yang bersebrangan dengan alun-alun sekarang. dan sekarang tempat itu menjadi titik “nol kilometer” kota Bandung.
-
www.stisitelkom.ac.id 17
-
23 mei 1810, daendels memerintahkan kepada bupati “Wiranata Kusumah II” untuk memindahkan ibukota kabupaten Bandung, dari dayeuhkolot ke daerah alun-alun sekarang.
-
25 september 1810 – daendels mengeluarkan surat keputusan pindahnya ibu kota Bandung dan sekaligus pengengkataan Raden Suria sebagai patih Parakanmuncang. Sejak peristiwa tersebut 25 september dijadikan sebagai hari jadi kota Bandung dan R.A. wiranatakusumah sebagai “founding father”. Sekarang nama tesebut diabadikan mengganti jalan Cipaganti, dimana wilayah ini menjadi rumah tinggal bupati sewaktu ibukota berpindah k alun-alun sekarang.
-
10 agustus 1811 - Kedudukan belanda di jawa akhirnya jebol juga diserang inggris lewat pantai Batavia dan melalui kota semarang pada tanggal 10 agustus 1811.sehingga janssens pengganti daendels. terpaksa menyerah di Tuntang 18 september 1811. Maka selama tahun 1811-1816, letnan gubernur “Sir Thomas Raffles” memegang tampuk pimpinannya.
abad ke-19 -
9 januari 1821 - surat perintah gubernur jenderal “G.A Baron van der Capellen”, tanggal 9 januari 1821 yang menyatakan wilayah keresidenan priangan tertutup bagi orang cina,eropa, kecuali yang mendapat izin dari residen priangan.
-
Tahun 1831 - Rakyat jawa barat dibebani kewajiban bertanam dan mendirikan pabrik nila.
-
Tahun 1850 – mesjid agung dibangun dengan biaya pemerintah dan rumah bupati beserta rumah-rumah pegawai penting.
-
tahun 1852, keresidenan Priangan dinyatakan terbuka bagi siapapun. pengumuman perintah hindia belanda disampaikan oleh residen priangan “Van Steinmetz” dan dimuat dalam lembaran berita “java Bode” tanggal 11 agustus 1852.
-
Tahun 1863 – runtuhnya tanam paksa
www.stisitelkom.ac.id 18
-
Tahun 1866 – dibangun “kweekschool voor inlandesche onderwijsers”(sekolah guru untuk guru pribumi)
-
Tahun 1875 – Berdirinya Sociteit Concordia &lapangan pacuan kuda di Tegalega
-
17 mei 1884 – hubungan kereta api Batavia-Bandung melewati bogor dan cianjur.
-
tahun 1896 - kota Bandung menjadi tempat penyelenggaraan kongres pengusaha perkebunan gula yang pertama.
-
Tahun 1898 – warga masyarakat Bandung dan wilayah sekitarnya membentuk wadah penyalur aspirasi dan partisipasi yang diketuai oleh residen priangan “Mr. C.W. Kist” dan sebagai motor penggeraknya adalah “Pieter Sijthoff” Abad ke-20
-
1 april 1906 – Bandung mendapat julukan “parijs van java”
-
1917 – daerah pusat kegiatan masyarakat eropa yang diselenggarakan di komplek “bursa tahunan” Jaarbeurs yang terletak di Jl. Aceh Bandung, dan dibuka resmi pada tahun 1920
-
1918 – proyek pengembangan daerah “kota baru” Bandung yang ditangani oleh sekelompok tehnisi dipimpin oleh kolonel purn. Zeni militer belanda “V.L . Slors”
-
Tahun 1920 – dibangun sederetan rumah model kampung di daerah astana anyar.
-
Tahun 1921 – dibangun 127 rumah dan 12 toko di cihapit
-
Tahun 1922 – di Bandung diselenggarakan Natuur Wetenschappelijk Congres II
-
Tahun 1924 – kongres teh dunia diselenggarakan di Bandung dan pembangunan Gedung sate telah selesai dibangun
-
Tahun 1925 – Bandung sebagai pusat budaya sunda dan menjadi ibukota propinsi jawa Barat
-
tahun 1930 – Ir Soekarno ditahan di penjara Sukamiskin
-
Tahun 1939 – dibangun gedung dana pensiun jl. Diponegoro
-
Tahun 1942 – upacara pembukaan pasar amal diadakan di alun-alun Bandung.
-
9 maret 1942 – pasukan tentara Jepang masuki wilayah Bandung
www.stisitelkom.ac.id 19
-
11 maret 1942 – letnan jendral Imamura mengunjungi Bandung dan diedarkan uang kependudukan jepang.
-
29 april 1942 – pembakaran di muka umum bendera Belanda di alun-alun Bandung pada waktu perayaan ulang tahun kaisar Jepang.
-
15 agustus 1945 - jepang menyerah kepada tentara sekutu
-
17 agusus 1945 - pernyataan kemerdekaan Indonesia.
-
12 oktober 1945 - lahirnya “laskar wanita(laswi)”
-
24 maret 1946 – pembumihangusan Bandung oleh para pejuang kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan “Bandung lautan api”
-
25 maret 1946 – Admiral Lord Louis Mountbatten berkunjung ke Bandung di markas militer belanda di hotel Whelmina jl. Braga.
-
27 desember 1949 – penyerahan kedaulatan dan pergantian bendera Belanda menjadi bendera Indonesia, upacara diselenggarakan di markas besar divisi siliwangi Bandung
-
1955 – konferensi Asia-afrika diadakan pada tanggal 18 april 1955 di gedung merdeka yang dahulu bernama “ Concordia”.
2.2.3
Visi dan Misi Museum Bandung Tempo Dulu Museum Bandung Tempo Dulu sebagai wadah pelestarian budaya daerah mempunyai
visi yaitu menjadi pusat informasi dan dokumentasi tentang Bandung tempo dulu Misi dari Museum Bandung Tempo Dulu adalah untuk melestarikan budaya dalam hal ini sejarah Bandung. Serta memberikan informasi edukatif perihal ilmu pengetahuan mengenai sejarah Bandung.
www.stisitelkom.ac.id 20
2.2.4
Struktur Organisasi Museum Bandung Tempo Dulu
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sumber : Pengantar Karya Tugas Akhir “ Perancangan Interior Museum Seni Rupa Modern Indonesia, James J (9495042) 2004
2.2.5
Tugas dan Tanggung Jawab 1. Kepala Museum •
Bertanggung jawab atas pengelolaan museum dan merencanakan program kegiatan operasional museum.
•
Penyelenggaraan dan pengambil keputusan kebijakan museum.
•
Membimbing, membantu, mengatur, mengawasi, dan bekerja sama dengan staff.
2. Bagian keuangan
www.stisitelkom.ac.id 21
•
Penyediaan sarana dan kemudahan berupa penyediaan sarana modal berupa material yang ada/penyediaan dan pemanfaatan dalam lingkungan tugas dan kegiatan museum.
•
Penyediaan dana dan sumber dana yang telah/perlu diadakan untuk melaksanaan program kegiatan rutin dan program kegiatan khusus untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
•
Membuat program.
3. Tata usaha dan perpustakaan •
Bertanggung jawab mengontrol kelancaran kerja staff
•
Membuat laporan mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan
•
Mengatur kegiatan ketatausahaan.
4. Bagian Personalia •
Melakukan pengawasan terhadap kinerja pra staff dalam menjalankan tugasnya
•
Mengarsipkan data-data mengenai kepegawaian
•
Membuat laporan tentang keberadaan pegawai museum.
5. Kurator Koleksi •
Bertugas mengontrol kelancaran tugas kerja staff khusus koleksi museum dengan melakukan pendataan atau inventarisasi dan labelisasi koleksi jumlah personil kurator koleksi
•
Melakukan penerbitan dan pembuatan metode serta kelengkapan mengenai koleksi
•
Membuat laporan tentang koleksi yang telah diteliti
6. Konservator •
Bertugas mengepalai dan bekerja sama dengan staff dalam melakukan konservasi dan preparasi khusus
•
Melakukan pengawsan terhadap koleksi-koleksi yang dipamerkan
•
Mengkoordinasikan penempatan koleksi dan melakukan pembagian mengenai koleksi-koleksi yang dipamerkan
www.stisitelkom.ac.id 22
7. Preparator •
Bertugas menjaga dan mengatur kelancaran kerja staffnya
dalam
melakukan display atau membuat rencana pameran yang sifatnya permanen maupun temporer 8. Edukator Bimbingan Edukasi •
Bertugas mengepalai dan bekerja sama staffnya dalam melakukan promosi dan bimbingan edukasi
•
Penyusunan program edukatif mengenai permuseuman
•
Mengenalkan pendidikan mengenai permuseuman kepada masyarakat
•
Melaksanakan kegiatan edukatif
•
Memebuatlaporan mengenai pelaksanaan program edukatif.
9. Register •
Mencatat keluar masuknya benda-benda koleksi, baik yang merupakan calon koleksi maupun yang sudah menjadi koleksi museum.
•
Mencatat dalam buku induk registrasi semua benda yang telah menjadi benda koleksi museum
•
Melakukan pengawasan terhadap gudang koleksi studi dan tempat penyajian koleksi.
10. Staff Penerimaan / Pengiriman Koleksi •
Membantu kegiatan yang menyangkut penerimaan dan pengiriman koleksi
•
Menyeleksi barang (koleksi) yang akan dikirimkan maupun yang akan didatangkan.
11. Staff karantina Koleksi •
Melakukan penempatan koleksi museum yang sifatnya ditempatkan secar sementara
•
Mengontrol koleksi yang disimpan
12. Staff Studi Koleksi •
Membantu kurator dalam melakukan penelitian terhadap koleksi yang baru didatangkan maupun koleksi yang dipamerkan
www.stisitelkom.ac.id 23
•
Melakukan penanganan terhadap koleksi yang ada.
13. Staff Penyimpanan Koleksi •
Membantu menempatkan koleksi yang ada, baik yng sifatnya koleksi baru maupun koleksi yang mengalami kerusakan dengan kepentingan penelitian yang kemudian akan diteruskan ke laboratorium.
•
Meneliti koleksi yang akan ditempatkan di ruang penyimpanan koleksi.
14. Staff Bagian Peralatan dan Bahan Laboratorium •
Memeriksa keberadaan alat-alat laboratorium
•
Pengadaan alat-alat laboratorium yang dibutuhkan
•
Membantu kurator dalam mengatur peralatan laboratorium
•
Menempatkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian diruang laboratorium
15. Staff Gudang Alat Reparasi •
Menempatkan alat-alat reparasi untuk koleksi-koleksi yang akan dikonservasi
•
Menyusun alat-alat reparasi koleksi.
16. Dokumentsi Visual •
Penanganan terhadap alat-alat pemotretan
•
Pengunaan alat pengguna film
•
Pengunaan alat perekam suara
•
Membuat bahan referensi visual
17. Staff Pembantu Restorasi Museum •
Membantu register dalam melaksanakan restorasi koleksi
•
Membantu pelaksanaan restorasi koleksi
18. Staff Gudang Koleksi •
Menangani penyimpanan koleksi
•
Memeriksa koleksi yang telah disimpan.
19. Staff Bengkel Reparasi
www.stisitelkom.ac.id 24
•
Membantu kegiatan yang dilakukan kurator dalam penanganan koleksi yang telah rusak
•
Memeriksa alat yang telah tersedia
•
Menentukan peralatan yang akan digunakan dalam perbaikan koleksi.
20. Staff Peralatan Auditorium •
Menempatkan peralatan auditorium pada tempatnya
•
Memeriksa alat yang telah ditempatkan digudang peralatan auditorium.
21. Staff cafeteria •
Melayani pengunjung yang datang ke cafeteria
•
Menyediakan kebutuhan pengunjung
22. Staff Audiovisual •
Melakukan tugas yang menyangkut penyelenggaraan auditorium
23. Staff Bagian Ruang Pamer •
Memberikan keterangan tentang keberadaan koleksi museum
•
Membantu pengunjung alam hal administrasi museum
24. Satpam •
Menjaga keamanan museum (diluar / didalam bangunan museum)
25. Staff Bagian Lobby/Informasi •
Penerimaan pengunjung
•
Memberikan keterangan tentang keberadaan museum
•
Melayani pengunjung museum
26. Staff Bagian Loket Karcis •
Melayani pengunjung (pembayaran, penerangan tentang keberadaan museum dan koleksinya).
27. Staff bagian Penitipan Barang •
Memberikan tempat penitipan barang pengunjung
•
Menjaga barang yang ditempatkan pada tempat penitipan barang.
www.stisitelkom.ac.id 25
2.2.6
Pengunjung Museum Pengunjung pada museum Bandung Tempo Dulu dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu : 1. Pengunjung umum Terdiri dari segala usia dan dari semua golongan masyarakat. Datang untuk menikmati pameran saja, dan cenderung bersifat rekreatif. 2. Pengunjung khusus 3. Mayoritas usia remaja-dewasa dan dari golongan berpendidikan atau para komunitas pencinta Bandung, datang untuk menambah wawasan atu pengetahuan dan mengikuti kegiatan museum misalnya : Seminar, symposium, diskusi, maupun mencari informasi secara khusus untuk riset/penelitian. Waktu berkunjung cenderung lebih lama dari pengunjung pada umumnya.
2.2.7 1.
Sistem Pelayanan Prosedur Pelayanan a. Pengunjung perorangaan, antara lain : •
Pelajar
•
Mahasiswa
•
Keluarga
•
Turis
•
Peneliti
•
Tamu
b. Pengunjung rombongan, antara lain : •
Pelajar
•
Mahasiswa
•
Turis
•
Peneliti
Pengunjung rombongan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : •
Rombongan kecil ( < 40 orang )
•
Rombongan besar ( > 40 orang )
www.stisitelkom.ac.id 26
Berdasarkan penggolongan tersebut diatas, maka pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengunjung. a. Pengunjung Perorangan Untuk pengunjung perorangan / keluarga tidak ada pelayanan secara khusus dimana pengunjung yang datang langsung masuk dan membeli tiket serta mengisi daftar pengunjung dan menitipkan barang bawaan, kemudian melihat-lihat ke pameran. b. Pengunjung Rombongan Kecil (<40 orang) Berbeda dengan pengunjung perorangan, jika pengunjung rombongan sebelumnya datag ke museum terlebih dahulu menghubungi pihak pengelola museum, setelah sampai ke museum rombongan melapor ke pos keamanan, setelah itu diterima oleh pihak pengelola museum dari bidang bimbingan yang kemudian diberi pengarahan di ruang pengenalan museum, selanjutnya masuk dan membeli tiket serta mengisi daftar tamu dan menitipkan barang bawaannya yang kemudian melihat-lihat ke ruang pameran. c. Pengunjung Rombongan Besar (>40 orang) Biasanya merupakan kunjungan belajar (studi rombongan kecil, hanya saja pengarahan dilakukan diruang auditorium). Pelayanan yang diberikan pada umumnya sama dan setelah melihat-lihat pameran biasanya dilakukan evaluasi dengan mengerjakan tugas diruang auditorium. d. Pengunjug Tamu dan Peneliti Sebelum masuk terlebih dahulu melapor ke pos keamanan dan menunggu di ruang lobby setlah itu bertemu dengan yang bersangkutan. Untuk peneliti diharuskan membawa surat izin penelitian dari instansi tempat bekerja atau yang bersangkutan, setelah mendapat izin barulah penelitian dilakukan.
1. Persyaratan Pelayanan Persyaratan pelayanan yang harus dipenuhi oleh pengunjung ialah membeli tiket masuk, mengisi buku tamu, dan menitipkan barang bawannya, serta membawa surat izin penelitian bagi pengunjung yang akan melakukan penelitian.
www.stisitelkom.ac.id 27
2.2.8
Sistem Pengelolaan Museum Pengelola adalah pihak penyelenggara yang mengatur maupun yang mejalankan secara teknis seluruh program kegiatan museum, sehingga dapat menjalankan secaara teknis seluruh program kegiatan museum, sehingga dapat berfungsi dengan baik. Sebagai sebuah lembaga yang berfungsi untuk melestarikan kepada peninggalan budaya dan menginformasikan kepada masyarakat dengan tujuan pendidikan dan rekreasi maka ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pengelola, antara lain :
1. Kegiatan Utama Pameran Pameran museum adalah suatu kegiatan teknik penataan benda koleksi pada ruang pameran tetap maupun temporer. Benda koleksi ditata dengan system tertentu sehingga menjadi suatu kesatuan yang harmonis, komunikatif, informatif, dan edukatif dengan menggunakan beberapa metoda penataan pameran, antara lain : a. Metoda Evokatif, yaitu bentuk penataan pameran yang diusahakan mendekati keadaan asli lingkungan koleksi. b. Metoda Romantika, yaitu penataan pameran yang menggambarkan suasana tertentu dari lingkungan koleksi. c. Metoda Intelektual atau Tematik, yaitu penataan yang lebih mengutamakan kepada nilai informasi yang dikandung setiap koleksi. Pameran merupakan salah satu alat komunikasi antara pengunjung dengan koleksi yang dihimpun oleh museum tersebut. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan serta jenis dan sifatnya, maka pameran di museum dapat dibagi menjadi dua, yaitu : a. Pameran Tetap Pameran tetap adalah suatu penataan koleksi pada ruang pameran tetap untuk jangka waktu 5 tahun. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sebagai
www.stisitelkom.ac.id 28
upaya untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap bukti material manusia dan lingkungannya. b. Pameran Khusus atau Temporer Pameran khusus atau temporer adalah pameran yang diselenggarakan didalam atau di luar lokasi dalam jangka waktu singkat. Tujuan diselenggarakannya pameran khusus ini adalah untuk memberikan tambahan informasi pada lokasi pameran tetap dalam rangka meningkatkan apresiasi dan pengetahuan pengunjung. Pameran khusus terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain : 1. Pameran Nasional Pameran yang diselenggarakan oleh museum dengan mengambil tema dan judul tertentu yang bersifat nasional. 2. Pameran Keliling Merupakan suatu usaha penyajian benda koleksi dalam jangka waktu yang relatif singkat dengan mengambil tema khusus mengenai suatu unsur kebudayaan atau lingkungannya serta dilakukan diluar lokasi museum. Tujuannya adalah untuk meningkatkan apresiasi dan pengetahuan masyarakat daerah tempat penyelenggaraan pameran keliling terhadap aspek budaya yang dipamerkan.
2. Kegiatan Penunjang a. Seminar, Diskusi, Sarasehan Meupakan kegiatan pendukung pameran yang terlebih melibatkan pengunjung para pakar/para komunitas pencinta Bandung. Dialog dan pembahasan tentang karya seni yng dipamerkan ataupun dialog perluasan wawasan Bandung tempo dulu pada waktu yang bersamaan dengan diadakannya pameran Bandung tempo dulu. b. Karya Tulis Pembuatan karya tulis yang bertujuan untuk menarik minat pengunjung datang ke museum dan mengadakan pengamatan maupun
www.stisitelkom.ac.id 29
penelitian baik terhadap benda koleksi museum maupun tentang museum itu sendiri. c. Kegiatan Lomba Kegiatan lomba khusus di museum untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengertian atau pengetahuan masyarakat terhadap arti museum (termasuk koleksinya) khususnya bagi generasi muda. d. Adminsitrasi atau pengelolaan museum Bandung tempo dulu , berkaitan dengan penetapan garis-garis besar kebijakan museum. e. Kegiatan komersial : gift shop dan cafetaria f. Kegiatan workshop atau bengkel
3. Kegiatan Pelengkap a. Kegiatan persiapan pameran b. Kegiatan utilitas c. Kegiatan system operasional.
2.2.9
Fasilitas Museum Bandung Tempo Dulu Fasilitas Utama : 1. Lobby hall 2. Ruang pameran tetap 3. Ruang pameran temporer 4. Area pameran terbuka 5. Ruang audiovisual Fasilitas penunjang : 1. Ruang pengelola / kantor pengelola 2. Perpustakaan 3. Gift shop 4. Cafeteria Fasilitas pelengkap : 1. Ruang proyektor
www.stisitelkom.ac.id 30
2. Ruang control panel 3. Gudang furniture 4. Gudang peralatan dan perlengkapan pameran 5. Gudang koleksi 6. Mechanical electrical 7. Toilet 8. Janitor 9. Ruang security 10. Area parkir
2.2.10 Benda Koleksi Museum Bandung Tempo Dulu 1. Benda Koleksi Museum Tujuan klasifikasi koleksi adalah untuk menciptakan keseragaman dan kelancaran pengelola dan penelitian koleksi sehingga koleksi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Klasifikasi koleksi Museum Bandung Tempo Dulu dibagi kedalam beberapa kategori berupa: 1. Koleksi Bandung pada abad ke-18 2. Koleksi Bandung pada abad ke-19 3. Koleksi Bandung pada abad ke-20 1. Pengadan benda koleksi Dalam melakukan pengadaan koleksi, museum menempuh beberapa cara antara lain : 1.
Ekskavasi
2.
Imbalan jasa/ganti rugi
3.
Sumbangan atau hibah
4.
Pertukaran dengan museum lain.
Sebuah benda koleksi tidak dapat begitu saja dijadikan koleksi museum, akan tetapi terlebih dahulu harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : 1. Benda itu mempunyai nilai sejarah, ilmiah, tanpa mengesampingkan nilai keindahan (estetika).
www.stisitelkom.ac.id 31
2. Benda harus dapat diidentifikasikan, baik mengenai bentuk atau wujud (morfologis), tipe ( tipologis), gaya ( stylis), fungsi dan asalnya secara historis, dan geografis. 3. Benda itu harus dapat dijadikan momentum atau bakal jadi monumen dalam sejarah 3.
Kerusakan Pada Benda Koleksi Benda koleksi yang dipamerkan dari ruang pameran maupun yang disimpan di gudang (storage) harus dijaga dan dirawat agar tidak mengalami kerusakan. Kerusakan pada benda-benda koleksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : 1. Faktor Elemen Iklim a.
kelembaban udara : Faktor kelembaban udara yang tinggi adalah apabila lembab udara berada di atas 70 %. dengan terjadinya kelembaban udara yang tinggi dapat menyebabkan : 1. Semua unsur pertikel menjadi lemah. 2. Terjadinya pembusukan pada benda-benda organik. 3. Menimbulkan noda-noda pada kertas, kulit, kayu, dan tekstil. 4. Pelarutan unsur asam dan acid 5. Timbulnya oksidasi 6. Insect (rayap) banyak berkembang biak dan menyerang benda-benda organik.
b.
Suhu udara : Faktor suhu udara diatas batas ,maksimum dapat menyebabkan kerusakan pada benda-benda koleksi museum.
www.stisitelkom.ac.id 32
Temperature rata-rata yang diperlukan untuk benda-benda organik antara 20° C – 24° C, sedangkan pada umumnya kondisi udara di Indonesia ratarata mencapai diatas batas maksimum akan mengakibatkan : • Menyebabkan peretakan pada benda-benda yang terbuat dari kayu
termasuk segala jenis benuk-bentuk yang trbuat dari kayu. • Terhadap benda yang terbuat dari bahan kertas dan yang sejenis
dengan bahan tersebut, apabila trjadi kekeringan bisa menjadi bergelombang dan mudah retak.
2. Faktor Cahaya a.
Cahaya Alam : Cahaya matahari adalah terdiri dari radiasi-radiasi yang msingmasing berlainan kekuatan besarnya, riak gelombang radiasi cahaya dapat diukur dengan micron. Radiasi ultraviolet yang sampai ke bumi menyebabkan benda-benda organik.
b.
Cahaya Buatan : Cahaya buatan dapat menimbulkan kerusakan terhadap material benda-benda koleksi museum. Intensitas yang tinggi sangat berbahaya terhadap benda-benda organik. Intensitas untuk benda-benda organik yang lain adalah antara 50 lux – 150 lux, untuk benda-benda anorganik tidak ada batasan-batasan intensitas cahaya. Cahaya buatan dapat terjadi karena adanya penggunaan daya listrik yang cukup.
3. Faktor Pengotoran Udara Polusi udara merupakan gangguan terhadap manusia dan kehidupan secara menyeluruh, dari segi pengotoran udara disebabkan karena adanya proses pembakaran maka sisa-sisa pembakaran itu bisa berakibat lain terhadap bendabenda tertentu, sisa pembakaran itu juga dapat berupa debu dan bentuk-bentuk yang lainnya.
www.stisitelkom.ac.id 33
Objek museum yang terbuat dari kayu, jika mendapat deposit dari debu tersebut akan mengalami perubahan bentuk seperti bentuknya terlihat bertambah tebal karena mungkin debu yang tertinggal mengandung minyak. Bagi objek yang terbuat dari tekstil, kulit, dan kertas jika terjadi pengotoran dari debu tersebut akan mengalami kesulitan dalam hal cara memebersihkannya. Dampak yang terjadi seperti perubahan warna dan kondisi benda tesebut menjadi rapuh.
4. Faktor Pest dan Binatang Pengerat Pest adalah penyebab kerusakan terhadap sesuatu, tikus adalah binatan yang termasuk jenis binatang pengerat dan berbahaya terhadap benda-benda organik dan menyerang benda-benda seperti kayu, kertas, dan benda-benda lainnya.
5. Faktor Tumbuhan ( jamur dan Cendawan ) Moss adalah jenis tumbuhan yang sangat halus dan sangat kecil dan beraneka ragam. Midew adalah semacam fungus yang sering tampak tumbuh pada permukaan pohon dan berkembang biak pada musim hujan, Fungus adalah suatu kelompok tumbuh-tumbuhan yang tak berbunga seperti mushroom, toadstool, moide. Mushroom adalah sebangsa cendawan yang dapat dimakan tetapi yang berjenis jamur dapat merusak dan tumbuh pada sisa makanan.
6. Faktor serangga (insect) Serangga adalah kelompok binatang yang biasa disebut invertebrate seperti lalat- belalang, nyamuk, kumbang, termites, kecoa, silverfish. •
Powder beetle (furniture beetle) menyerang benda-benda yang mengadung protein dan yang mengandung cellulose.
www.stisitelkom.ac.id 34
•
Derments beetle (furniture carpet beetle) menyerang benda-benda yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang sudah kering.
•
Museum beetle ( antheremus Museum) menyerang benda-benda yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sudah kering.
•
Bookworm beetle, serangga yang menyerang kertas dan buku.
•
Termistes (rayap) binatang yang hidup secara berkelompok yang bisa menyerang benda0benda yang terbuat dari cellulose.
•
Cockroach (kecoa) menyerang benda-benda yang mengandung protein dan cellulose.
•
Silverfish dan mooth, sering menyerang benda-benda yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan.
7. Faktor lain (kelengahan) Lingkungan yang berkenaan dengan tempat. Tempat yang berdekatan dengan air dan penampungan air kotor dapat menimbulkan proses kapilaritas karena gaya berat bangunan mendesak air sehingga air dapat menaiki tembok bangunan, akibatnya suhu dalam bangunan menjadi lembab.
8. Manusia Kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia diakibatkan oleh kesalahan manusia itu sendiri dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
9. Sebagai contoh : pengeturan objek sebuah museum yang ditempatkan dengan posisi yang tidak teratur sehingga mudah tergeser dan dapat menyebabkan benda itu terjatuh, pecah, atau kerusakan-kerusakan lainnya yang diakibatkan dari kecerobohan yang mengakibatkan kebakaran museum.
10. Kerusakan karena penggaraman.
www.stisitelkom.ac.id 35
2.3
Analisa
2.3.1
Analisa Lingkungan dan Tapak Kota Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat pada koordinat 6 s/d 7 derajat LS dan 107-108 derajat Bujur Timur . Letaknya di sebuah dataran tinggi yang dikelilingi dengan pegunungan dan perbukitan yang berketinggian rata-rata 1200 m dari permukaan laut. Analisa tapak pada perancangan Museum Bandung Tempo Dulu adalah : Utara : jalan Asia-Afrika Timur : jalan Alun-Alun Timur/ Mesjid Raya Bandung Selatan : jalan Dalem Kaum Barat : sungai Cikapundung
2.3.2
Analisa Asitektural •
Denah bangunan terdiri dari beberapa bagian bangunan sehingga dapat mengelompokan fasilitas sesuai dengan aktivitas yang berada dalam bangunan.
•
Sistem bukaan harus dapat menamgkap sinar matahari pada saat terbit dan dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami pada area Main entrance.
•
Pada bagian bangunan lain dapat meredam cahaya matahari yang datang.
•
Tingkat kebisingan yang tinggi berpengaruh pada sistem akustik bangunan dengan adanya pepohonan disekitar bangunan dapat mengurangi tingkat kebisingan sehingga dari luar tidak langsung masuk kedalam bangunan.
2.3.3
Analisa Program Kebutuhan Ruang Analisa program kebutuhan ruang ini akan meliputi aktifitas, fasilitas, besaran ruang, dan persyaratan ruang menurut standar yang telah dikeluarkan olehpihak
www.stisitelkom.ac.id 36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta bebeapa buku literature (Data Arsitek dan Saver Building). Berdasarkan aktivitas pengunjung maupun pengelola, maka ruang yang terdapat di museum dapat dibedakan sebagai berikut : 1. Area Bandung kini dan sekarang •
Area ticketing dan informasi
•
Security
•
Cafeteria
•
Gift shop
2. Area pengenalan sejarah kota Bandung •
Lobby hall
•
Area ticketing
3. Area pamer •
Ruang pamer tetap
•
Ruang pamer temporer
•
Ruang pamer kegiatan
•
Ruang audiovisual
•
Gudang koleksi
4. Area Kantor Pengelola •
Ruang kepala museum
•
Ruang bagian keuangan
•
Ruang tata ruang
•
Ruang bagian personalia
•
Ruang rapat
•
Ruang kurator
•
Ruang konservator
•
Ruang register
•
Ruang edukator
5. Area Edukasi
www.stisitelkom.ac.id 37
•
Perpustakaan
•
Function room
•
Ruang pembelajaran
6. Area Servis
2.3.4
•
Ruang servis dan janitor
•
Toilet
•
Mushola
•
Pantry
•
Ruang ME ( Mekhanical-elektrikal)
•
Emergency exit
•
Ruang generator
Analisa Organisasi Ruang Organisasi Museum Sejarah Bandung Tempo Dulu mengacu pada persyaratan ruang dimana bangunan museum ini terbagi kedalam dua komponen, yaitu bangunan utama dan bangunan penunjang, yang berdasarkan pertimbangan : •
Fungsi dan aktifitasnya
•
Ketenangan dan keramaiannya
•
Keamanan Oleh karena itu, ruang-ruang yang terdapat di museum dibagi menjadi :
1. Area Bandung kini dan sekarang •
Dekat dengan Main entrance
•
Mudah dijangkau
•
Bukaan yang cukup
•
Mudah dilihat dari segala arah/ strategis
•
Penghawaan, pencahayaan yang baik
•
Berhubungan dengan service area
•
Berdekatan dengan parkir area
•
Keamanan yang cukup
2. Area sejarah perjalanan kota Bandung
www.stisitelkom.ac.id 38
•
Dekat dengan Main entrance
•
Mudah dijangkau
•
Bukaan yang cukup
3. Area pamer •
Memiliki suasana yang lebih tenamg
•
Berhubungan sejarah perjalanan kota Bandung
•
Memiliki sistem keamanan yang baik
•
Sistem penghawaan, pencahayaan yang baik
•
Berhubungan tidak langsung dengan area kantor pengelola
4. Area Kantor Pengelola •
Memiliki hubungan dengan area pamer dan area edukasi
•
Hanya dapat dimasuk oleh staff/pegawai tertentu
•
Memiliki jalur sirkulasi khusus
•
Bukaan yang cukup
•
Sistem keamanan yang cukup
5. Area Edukasi •
Berhubungan dengan area pamer
•
Memiliki sistem keamanan yang baik
•
Sistem penghawaan, pencahayaan yang baik
6. Service Area •
Berhubungan dengan public area
•
Memiliki hubungan dengan jalur utama
•
Mudah dijangkau
•
Mudah dilihat
•
Memiliki sirkulasi yang memadai
•
Sistem penghawaan,pencahayaan, dan pengamanan yang memadai.
www.stisitelkom.ac.id 39