BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Konsep Strategi 2.1.1 Pengertian strategi Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Strategi juga dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, progam tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dilakukan dan mengapa organisasi melakukannya. Menurut Stephanie K. Marrus dalam Umar (2001:31), strategi adalah suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Selain itu, menurut Hamel dan Prahalad (dalam Umar, 2001:31) strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan, dengan demikian strategi hampir dimulai dari apa yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang akan terjadi. 2.1.2 Tipe strategi
Universitas Sumatera Utara
Menurut Freddy Rangkuti (2014:6), pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis. Untuk lebih jelasnya ketiga tipe strategi pemasaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro. Misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan dan sebagainya. 2. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau
berusaha
mengadakan
penetrasi
pasar,
strategi
bertahan,
strategi
pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi diverstasi dan sebagainya. 3. Strategi Bisnis Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
2.2 Konsep Pengembangan Pengembangan adalah salah satu bagian manjemen yang menitik beratkan pada implementasi potensi budaya harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berapa langka sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian hasil,dan hasil
Universitas Sumatera Utara
yang dicapai diharapkan pada perencanaan manajeman dengan kegiatan yang sangat spesetif untuk mencapai tujuaan visi, tujuan dan sasaran dari rencana tersebut. Menurut
Lanya
(1995),
definisi
mengenai
pengembangan
yaitu,
“Pengembangan adalah memajukan dan memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang telah ada”. Suwantoro (1997), menyatakan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk yang pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahan. 2.3 Konsep Pariwisata 2.3.1 Pengertian pariwisata Pariwisata merupakan salah satu sumber yang sangat potensial untuk dikembangkan oleh setiap daerah untuk menumbuhkan ekonomi suatu daerah. Pariwisata dapat mendatangkan hasil yang cukup besar bagi daerah tersebut. Istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata “pari” yang berarti lengkap, banyak, berputar-putar, kata “wisata” yang berarti perjalanan, bepergian. Maka secara tata bahasa “pariwisata” adalah suatu perjalanan yang lengkap (Karyono, 1997:1). Menurut Wiwoho (1990:23) pariwisata adalah suatu proses bepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai keperluan seperti ekonomi, sosial, agama, kesehatan maupun keperluan lain yang bersifat ingin tahu dan menambah pengalaman atau belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan
Universitas Sumatera Utara
perjalanan atau persinggahan sementara dari tempat tinggalnya ke suatu tempat atau beberapa tempat tujuan di luar lingkungan tempat tinggalnya yang didorong oleh beberapa keperluan atau motif tanpa bermaksud mencari nafkah tetap di tempat mereka singgahi. 2.3.2 Produk jasa pariwisata Menurut Freyer dalam Damanik et’al (2006:11) produk jasa pariwisata adalah semua produk jasa yang diperuntukkan bagi atau dikonsumsi oleh seseorang selama melakukan kegiatan wisata. Selanjutnya menurut Plog dalam Damanik et’al (2006:13) pihak yang menilai mutu produk jasa pariwisata itu adalah wisatawan sendiri, sebab merekalah user atau konsumennya. Menurut Yoeti (1996:13) pada dasarnya ada tiga golongan produk jasa industry pariwisata, yaitu : 1. Tourist objek yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang, berkunjung ke daerah tersebut. 2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan restoran, entertaiment dan rekreasi. 3. Transportasi yang menghubungkan negara asal pariwisata dengan daerah tujuan wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke objek wisata. Selain ciri-ciri di atas industri pariwisata juga memiliki jenis-jenis. Menurut Pandit (1990:36) jenis-jenis produk pariwisata dapat dibagi menjadi: 1. Wisata budaya, merupakan perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan antara lain peninjauan ke tempat lain, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup dan budaya seni.
Universitas Sumatera Utara
2. Wisata kesehatan yaitu perjalanan seseorang dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani maupun rohani. 3. Wisata olahraga merupakan wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga. 4. Wisata pertanian yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan proyek pertanian, perkebunan dan ladang. 5. Wisata sosial yaitu
merupakan pengorganisasian selama perjalanan murah
serta mudah untuk memberi kesempatan kepada masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan. 6. Wisata industry yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan menuju daerah perindustri. 7. Wisata politik yaitu perjalanan dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian dengan aktif dalam pariwisata politik. 8. Wisata maritim dan bahari : berkaitan dengan olah raga air. 9. Wisata cagar alam dengan tujuan untuk melihat dan menikmati keindahan cagar alam. 10. Wisata pilgrim yang berkaitan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat. 11. Wisata bulan madu. 12. Wisata buru : wisata yang dilakukan untuk tujuan berburu yang dibenarkan pemerintah. 2.4 Strategi Pengembangan Pariwisata
Universitas Sumatera Utara
Menurut Swarbrooke (1996;99), pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek diluar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata. Menurut Joyosuharto (1995:46), pengembangan pariwisata memiliki tiga fungsi, yaitu: 1. menggalakkan ekonomi, 2. memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup, 3. memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa. Untuk menjalankan ketiga fungsi tersebut maka diperlukan pengembangan obyek wisata dan daya tarik wisata, meningkatkan dan mengembangan promosi dan pemasaran, serta meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan. Menurut Dewi dalam Haryani (2007), faktor yang mempengaruhi perkembangan objek wisata atau produk jasa wisata, antara lain: 1. Karakteristik objek wisata. Karakteristik suatu objek berpengaruh pada pasar wisatawan, dimana wisatawan akan memperhatikan karakteristik objek yang ada untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Selain itu, dalam melakukan aktivitaswisatawan membutuhkan sajian berupa atraksi wisata yang unik/ indah dan menarik. 2. Aksesbilitas. Kemudahan pencapaian merupakan faktor penting bagi suatu objek agar dikunjungi wisatawan. Semakin mudah objek dikunjungi semakin tinggi pula intensitas kunjungan wisatawan. Yang perlu di perhatikan adalah
Universitas Sumatera Utara
kondisi sarana dan prasarana transportasi yang menunjang pencapaian ke objekobjek wisata tersebut. 3. Pengelolaan objek wisata. Wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata disuatu daerah, tentu sangat membutuhkan informasi tentang objek wisata, sarana akomodasi, dan rute wisata yang dapat ditempuh. Pengembangan pariwiata tidak pernah lepas dari suatu perencanaan. Syamsu, dkk (2001), perencanaan pengembangan suatu kawasan wisata memerlukan
tahapan-tahapan
pelaksanaan
seperti:
Marketing
Research,
Situational Analysis, Marketing Target, Tourism Promotion, Pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam promosi dan Marketing. Menjadikan suatu kawasan menjadi objek wisata yang berhasil haruslah memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Faktor kelangkaan (Scarcity), yakni sifat objek/atraksi wisata yang tidak dapat dijumpai di tempat lain,
termasuk kelangkaan alami maupunkelangkaan
ciptaan. 2. Faktor kealamiahan (Naturalism), yakni sifat dari objek/atraksi wisata yang belum tersentuh oleh perubahan akibat perilaku manusia. Atraksi wisata bisa berwujud suatu warisan budaya, atraksi alam yang belum mengalami banyak perubahan oleh perilaku manusia. 3. Faktor keunikan (Uniqueness), yakni sifat objek/atraksi wisata yang memiliki keunggulan komparatif dibanding dengan objek lain yang ada di sekitarnya. 4. Faktor pemberdayaan masyarakat (Communityempowerment). Faktor ini menghimbau
agar
masyarakat
lokal
benar-benar
dapat
diberdayakan
dengankeberadaan suatu objek wisata di daerahnya, sehingga masyarakat
Universitas Sumatera Utara
akan memiliki
rasa
memiliki
agar menimbulkan
keramahtamahan
bagi
wisatawan yang berkunjung. 5. Faktor optimalisasi lahan (Areaoptimalsation). Maksudnya adalah lahan yang dipakai sebagai kawasan wisata alam digunakan berdasarkan pertimbangan optimalisasi sesuai dengan mekanisme pasar. Tanpa melupakan pertimbangan konservasi, preservasi, dan proteksi. 6.Faktor pemerataan, harus diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan manfaat terbesar untuk kelompok mnasyarakat yang paling tidak beruntungserta memberikan kesempatan yang sama kepada individu sehingga tercipta ketertiban masyarakat tuanrumah menjadi utuh dan padu dengan pengelola kawasan wisata. Berdasarkan
definisi
di
atas,
yang
dimaksud
dengan
strategi pengambangan pariwisata adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan tujuan
memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi kepariwisataan
suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan. Mampu memberikan suatu manfaat baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi pemasukan bagi pemerintah dan menjadi cerminan keberhasilan sebuah system pariwisata yang baik. 2.5 Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2014: 19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities),
namun
secara bersamaan
dapat
meminimalkan
Universitas Sumatera Utara
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian, perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths dan weaknesses, serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT menurut David dan Fred R. (2009:47), yaitu : 1. Kekuatan (Strengths) Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang diharapkan perusahaan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar. 2. Kelemahan (Weaknesses) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
Universitas Sumatera Utara
perusahaan.Keterbatasan
tersebut
dapat
berupa
fasilitas,
sumber
daya
keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan. 3. Peluang (Opportunities) Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.Kecendrungan-kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang,seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan. 4. Ancaman (Threats) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang
atau
yang
diinginkan
perusahaan.Adanya
peraturan-peraturan
pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan. Berikut adalah diagram analisis SWOT.
Universitas Sumatera Utara
BERBAGAI PELUANG
3. Mendukung strategi
1. Mendukung strategi agresif
turn-around KELEMAHA
KEKUATAN
N INTERNAL
INTERNAL
4. Mendukung strategi diversifikasi
2. Mendukung strategi defensif
BERBAGAI ANCAMAN Sumber: Rangkuti (2014: 20)
Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan tersebut
memiliki
peluang
dan
kekuatan
sehingga
dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Kuadran 2: meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/ pasar). Kuadran 3: perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-
Universitas Sumatera Utara
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4: ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. (Rangkuti, 2014: 20). 2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Tahun
Judul
Hasil Penelitian
1
Akhmad Khairil Nugraha
2012
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Melalui SWOT dalam Usaha Pengembangan Bisnis Retail Toko Pakaian Toko Amethyst Ungu Bandung
Auliana Nur Isalami
2014
Analisis Strategi Pemasaran pada Usaha Souvenir Melalui Analisis SWOT (Studi Pada Usaha AD Souvenir Banda Aceh)
Melalui pembobotan internal dan eksternal menggunakan SWOT, maka Toko Pakaian Amethyst Ungu Bandung yaitu berada pada kuadran Turnaround yitu dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang sesuai dalam upaya pengembangan usaha adalah membuat situs penjualan online, meningkatkan kualitas SDM, melakukan pendistribusian produk dan terus mempelajari dan mengikuti keinginan konsumen. AD Souvenir dalam menjalankan usahanya selama ini, AD Souvenir melakukan pemasaran dengan memperhatikan tiga factor yaitu produk, penetapan harga dan strategi promosi. Selain itu, melalui Analisis SWOT
2
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan bahwa matriks SO adalah strategi yang paling tepat diterapkan pada AD Souvenir. 2
Dwi Ayu Arsita Sari
2014
Strategi Pengembangan Usaha Pada Butik Keika Jl. TB. Simatupang Ruko Komplek Plam Mas No. 119, Medan)
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada penelitian ini, dengan melakukan Analisis terhadap faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, juga terhadap faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman pada Butik Keika, sehingga ditemukan strategi yang tepat untuk mengembangkan usahanya dengan cara meningkatkan kenyamanan dan layanan pada konsumen, meningkatkan kualitas produk, menciptakan produk-produk baru yang lebih variatif dan inovatif, meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen, menambah jumlah pegawai dan melakukan promosi.
3
Dwi Ayu Arsita Sari
2014
Strategi Pengembangan Usaha Pada Butik Keika (Studi Pada Butik Keika Jl. TB Simatupang Ruko Komplek Plam Mas No. 119 Medan)
Berdasarkan hasil analisis SWOT pada penelitian ini, dengan melakukan analisis terhadap faktor internal berupa kekuatan dan kelemhan, juga terhadap faktor eksternal berupa peluang dan ancaman pada Butik Keika, sehingga ditemukan strategi yang tepat untuk meningkatkan usahanya dengan cara meningkatkan kenyamanan dan layanan pada konsumen, meningkatkan kualitas produk, menciptakan produk-produk
Universitas Sumatera Utara
baru yang lebih kreatif dan inovatif, meningkatkan pengetahuan tentang selera konsumen, menambah jumlah pegawai dan melakukan promosi. 4
Jennifer Capriatie
2015
Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran Pada D’Satz Event Organizer
D’Satz Event Organizer berada pada kuadran I, yaitu strategi agresif yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Matriks SO adalah strategi yang tepat bagi D’Satz Event Organizer. Dengan menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang internal yang ada.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
2.7 Kerangka Berpikir Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis SWOT sebagai formulasi dan bahan evaluasi terhadap penerapan strategi pengembangan yang sesuai pada suatu objek wisata. Kerangka pemikiran menunjukkan bahwa dari pengembangan yang dilakukan pengelola Objek Wisata hot spring selama ini dapat diteliti menggunakan analisis SWOT, dengan melakukan analisis lingkungan terlebih dahulu, lingkungan internal dilihat dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesess), sedangkan lingkungan eksternal dilihat dari peluang (Opportunities), dan tantangan (Threats). Metode ini digunakan untuk mengetahui posisi kuadran Objek Wisata Hot Spring pada matriks SWOT dan mengetahui strategi pengembangan yang tepat
Universitas Sumatera Utara
dengan objek wisata hot spring. Setelah mengetahui posisi pada kuadran yang ada, maka hasil dari metode analisis SWOT dapat menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan bagi pengelola objek wisata hot spring dalam mengambil suatu keputusan dan strategi pengembangan yang sesuai agar dapat mencapai tujuan.
Sumber : Penulis
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir 2.8 Defenisi Konsep Menurut Singarimbun dan Effendi (2009), konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama. Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita. Untuk
dapat
menentukan
batasan
yang
lebih
jelas
agar
lebih
menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka peneliti mengemukakan konsep – konsep yang digunakan antara lain : 1.Strategi pengembangan pariwisata adalah serangkaian upaya yang dapat diterapkan
untuk
memajukan,
memperbaiki,
meningkatkan
kondisi
Universitas Sumatera Utara
kepariwisataan suatu objek wisata sehingga mampu memberikan manfaat atau kepuasan bagi pengunjung. 2. Kekuatan adalah sumber daya, keunikan, fasilitas atau keunggulan-keunggulan lain yang dimiliki hot spring tetapi tidak dimiliki pesaing. 3. Kelemahan adalah keterbatasan berdampak terhadap penurunan minat pengunjung. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran. 4. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan bisnis. Kecenderungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perkembangan teknologi dan kebijakan pemerintah dapat menjadi peluang bagi sebuah bisnis. 5. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan bisnis. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dan kondisi alam dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan suatu bisnis.
Universitas Sumatera Utara