BAB II KERANGKA TEORI 2.1 E-Commerce 2.1.1 Pengertian E-Commerce Electronic Commerce atau disingkat E-Commerce adalah kegiatankegiatan
bisnis
yang
menyangkut
konsumen
(consumers),
manufaktur
(manufactures), services provider dan perdagang perantara (intermediateries) dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer (computer netwoork) yaitu internet. Penggunaan sarana internet merupakan kemajuan tenologi yang dapat dikatakan menunjang secara keseluruhan spektrum kegiatan komersial. Dalam kamus Black’s Law Dictionary Seventh Edition e-Commerce didefinisikan E-Commerce is The practice of buying and selling goods through online consumer service on the internet. The e, a shortened from of electonic, has become
a
populer
prefix
for
other
terms
associated
with
electonic
transaction.(Bryan A Garner, 1999: 530). Pengertian e-Commerce yang dimaksud adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa dengan menggunakan jasa konsumen online di internet. Model transaksi ini dikenal dengan istilah electonic transaction. Transaksi elektonik disini bukan hanya media internet tetapi juga melingkupi semua transaksi perdagangan melalui media elektornik lainnya seperti : facsmile, telex, EDI dan
7
8
telepon. E-Commerce sebagai lahan pebisnis dan para pelaku usaha menjadi tren yang sangat menarik perhatian publik. 2.1.2 Ruang Lingkup E-Commerce Perkembangan dunia bisnis dewasa ini dalam perkembangan perdagangan tidak lagi membutuhkan pertemuan secara langsung antara pelaku bisnis. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk dilaksanakannya hubungan-hubungan bisnis melalui perangkat teknologi yang disebut dengan internet. Segmentasi atau ruang lingkup e-commerce meliputi tiga sisi, yakni ecommerce bisnis ke bisnis (business to business), bisnis ke konsumen (business to consumer), serta konsumen ke konsumen (consumer to consumer). (Panggih P. Dwi Atmojo, 2002 : 6). A. Bisnis ke bisnis (business to business) Bisnis ke bisnis merupakan sistem komunikasi bisnis antara pelaku bisnis atau dengan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan (dalam hal ini pelaku bisnis) yang dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas atau volume produk yang besar. Karakteristik business to business : 1. Pertukaran informasi yang dilakukan antar pembisnis tersebut atas dasar kebutuhan dan kepercayaan.
9
2. Pertukaran Informasi yang dilakukan dengan format yang sudah disepakati dan Service sistem yang digunakan antar kedua pembisnis juga menggunakan standard yang sama. 3. Salah satu pelaku bisnis tidak harus menunggu rekan bisnisnya untuk mengirimkan datanya. 4. Sarana yang digunakan EDI (Electronic Data Interchange ) 5. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer,dengan model ini antar pelaku bisnis lebih mudah untuk mendistribusikan informasi yang dimilikinya. (Onno W. Purbo, Aang Arif Wahyudi, 2001 : 5).
B. Bisnis ke konsumen (business to consumer) Kegiatan e-business dalam pelayanan secara langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa. Dengan penjualan langsung di internet dan pemesanan dapat langsung dilakukan oleh konsumen karena biaya sudah tercantum. Keuntungan bagi pelaku usaha adalah memiliki suatu lahan baru yang mempunyai potensi yang sangat besar untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar, dibandingkan dengan metode pemasaran secara konvensial. Jangkauan pemasaran yang lebih luas dapat dihubungi dari seluruh dunia yakni dilakukan selama 24 jam nonstopsetiap hari dan 7 hari perminggu. Sedangkan,
keuntungan
konsumen
adalah
pembeli
tidak
memerlukan waktu khusus untuk berbelanja ke luar rumah cukup dengan
10
membuka situs e-commerce yang diinginkan kapan saja selama 24 jam nonstopsetiap hari dengan pilihan yang sangat beragam sesuai dengan keinginan produk atau jasa sekaligus dapat membandingkan produk yang ditawarkan dengan produk yang diperoleh di pasar tradisional. Dan yang paling penting adalah kemudahan tanpa perlu waktu yang banyak untuk bisa berbelanja melalui internet. Karakteristik business to business : 1. Informasi disebarkan secar umum 2. Pelayanan yang diberikan bersifat umum sehingga banyak digunakan oleh banyak orang 3. Pelayanan yang diberikan berdasarkan permintaan.Konsumen melakukan permintaan, maka pelaku usaha harus cepat dan siap merespon permintaan konsumen tersebut 4. Pendekatan yang dilakukan adalah Client Server, dimana Konsumen berada pada sisi Client menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan penyedia barang atau jasa (business prosedure) berada pada pihak server. (Onno W. Purbo, Aang Arif Wahyudi, 2001 : 5). C. Konsumen ke konsumen (consumer to consumer) Konsumen ke konsumen merupakan perdagangan yang terjadi antara konsumen dengan konsumen yang dilakukan secara elektronik. Internet telah dijadikan sebagai sarana tukar menukar informasi tentang produk baik mengenai harga, kualitas dan pelayanannya. Atmojo, 2002 : 7).
(Panggih P. Dwi
11
2.2 Pemasaran 2.2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut Philp Kolter (Manajemen Pemasaran 1, Halaman 114) adalah suatu proses sosial yang didalamnya terdiri dari individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Sedangkan pemasaran menurut Djaslim Sladin (2003 : 1) adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan pemasaran adalah proses bisnis yang dijalankan seseorang atau lebih untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan,
dimana
produsen
mencari
konsumen,
mengetahui
kebutuhan
konsumen, menciptakan produk, memberikan harga yang sesuai kemudian mempromosikan serta mendistribusikannya. 2.2.2 Bauran Pemasaran Menurut Kolter dan Armstrong (2008) Bauran Pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran.
12
Gambar 1.1 : Bauran Pemasaran BAURAN PEMASARAN
Produk
Tempat Pasar Sasaran
Harga
Promosi
Sumber : Kotler (1997:92) Bauran pemasaran merupakan kumpulan variabel yang dapat digunakan perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen. Bauran pemasaran yang dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik pasar sasarannya. Jika pasar sasarannya adalah orang yang perpenghasilan menengah mungkin produk harus dikembangkan dengan harga terjangkau dan dipromosikan melalui media yang bisa dijangkau oleh masyrakat menengah. Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam penjualan karena elemen tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Menurut Philip Kotler (dalam Kismono 2001:303), proses pemasaran terdiri dari empat langkah utama :
13
1. Menganalisis kesempatan di pasar 2. Mengembangkan strategi pemasaran berorientasi pasar 3. Merencanakan taktik atau program pemasaran dengan mengunakan marketing mix (4P : product, price, place, promotion). 4. Mengorganisir, implementasi, dan mengawasi upaya-upaya pemasaran. 2.3 Produk 2.3.1 Pengertian Produk Didalam strategi bauran pemasaran, strategi ini merupakan unsur yang paling penting sebab dengan produk inilah perusahaan pertama kali akan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kottler (1997) mendefiniskan produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Sedangkan secara konseptual Tjiptono (2000) menyatakan bahwa produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi, melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat berhati-hati dalam
menentukan
keputusan
untuk
melakukan
pembelian
dengan
mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli.
14
Meskipun begitu konsumen tidak begitu saja mempercayai superioritas produk dari perusahaan tanpa ada bukti-bukti yang konkret, karena konsumen akan membandingkan faktor kualitas dan keandalan produk tersebut denga produk yang telah ada sebagai bahan pembuktian mereka. Atribut produk yang berbeda seperti kualitas produk, kendalan, kebaruan dan keunikan memberikan gambaran yang lebih konkret akan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Susanto, 2004). 2.3.2 Klasifikasi Produk Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan wujud, produk dapat diklarifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu :
1. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dan perlakuan fisiknya lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu : a. Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian dengan umur ekonomisnya adalah satu tahun. b. Barang Tahan Lama (Durabe Goods)
15
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian. Dengan kata lain umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih. 2. Jasa Jasa merupakan aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
2.3.3 Kualitas Produk Kotler dan Amstrong (2001 : 347) menyebutkan bahwa kualitas adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan segala fungsi-fungsinya, meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan untuk dioperasikan dan diperbaiki, serta atribut lain yang bernilai pada produk tersebut secara keseluruhan. Dalam dimensi produk tersebut kualitas produk berarti kualitas kerja yaitu kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga berarti konsistensi tingkatan kualitas tinggi. Dalam konsistensi yang tinggi tersebut, kualitas produk berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistensian dalam memberikan tingkatan kualitas yang dicapai/dijanjikan. Semua perusahaan harus berusaha keras memberikan tingkatan kualitas kesesuaian yang tinggi.
16
2.4 Harga 2.4.1 Pengertian Harga Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagi variabel yang bersangkutan. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk jasa (Kotler,2004). Secara lebih luas harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Konsumen akan memilih harga yang paling baik di antara yang paling
baik
yang
ditawarkan
oleh
penjual
yang
berbeda
(Bourlakis,
Papagiannidius, dan Fox, 2008). Konsumen yang berorientasi pada harga akan mempertimbangkan berbelanja dengan harga terendah atau lebih rendah dari toko lain. (Zhou, Dai dan Zhang, 2007). Menurut Jarvennpaa dan Todd (1997), ketika berbelanja via online, konsumen tidak bisa benar-benar melihat atau memegang produk, ada ketidakyakinan dari konsumen akan barang yang ditampilkan di website akan konsisten dengan apa yang diterima nantinya. Dalam kondisi demikian harga menaruh peranan penting dalam menentukan minat beli terhadap produk.
17
2.4.2 Faktor – Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Penetapan Harga Secara umum ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga (Kotler dan Amstong 1994) yaitu Faktor Internal dan Eksternal perusahaan. a. Faktor Internal Perusahaan 1. Tujuan Pemasaran Perusahaan Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial dan lain-lain.
2. Strategi Bauran Pemasaran Harga hanyalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya yaitu produk, distribusi dan promosi. 3. Biaya Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh
18
karena itu perusahaan, pasti menaruh perhatian yang besar pada aspek struktur biaya. a. Faktor Lingkungan Eksternal Perusahaan 1. Sifat Pasar Dan Permintaan Setiap perusahaan perlu memahami sifat dasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoliti atau monopoli. 2. Persaingan Menurut Porter dalam Tjiptono (1997:156) ada 5 kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan industri yang bersangkutan, produk subtitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru. 3. Faktor Kondisi Ekonomi, Kebijakan Dan Peraturan Pemerintah Dan Aspek Sosial.
2.5 Promosi 2.5.1 Pengertian Promosi Promosi (promotion), adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan maupun publikasi. Kegiatan promosi menjadi kegiatan untuk menginformasikan usaha kita kepada masyarakat. Menurut Swastha dan Irawan (2000) promosi atau persuasi
19
satu arah dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasar. Bentuk dan kegiatan dari promosi mampu menginformasikan kepada masyarakat yang manfaat nya mampu mendorong penjualan. Seperti yang diungkapkan Kotler (2007) promotion is a part of communication that consists of company messages designed to stimulate awareness of, interest in, and purchase of its various products and services. Untuk menjalankan kegiatan promosi dengan baik, ada beberapa elemenyang digunakan dan biasa disebut bauran promosi. Swastha dan Irawan (2000)menyatakan bahwa bauran promosi sebagai kombinasi strategi yang paling baikdari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi yang lain untuk mencapai tujuan program penjualan. Promosi dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa elemen promosi yang dikenal dengan promotionmix. Promotion mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal selling, dan publisitas. 2.5.2 Promosi Melalui Instagram Instagram dari kata “insta” yang berasal dari kata “instan” seperti kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan foto instan. Instagram juga dapat menampilkan foto secara instan. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Instagram).
20
Hal ini menjadikan instagram sebagai media pemasaran atau sebagai katalog dari barang yang dijual di online shop. Beberapa hal yang dilakukan dalam melakukan pemasaran di instagram antara lain : 1. Maksimalkan Fitur Hashtag Hashtag sebagai salah satu cara agar mempermudah pencarian dari sebuah kata yang spesifik. Dengan menggunakan hashtag, maka produk yang dipasarkan akan dapat ditemukan dalam pencarian, bahkan instagram menyediakan kolom pencarian berdasarkan tags. 2. Foto dan Keterangan yang Jelas Ini adalah hal terpenting sehingga membuat ketertarikan dari setiap foto yang di upload harus jelas dilihat dari sisi depan, belakang, samping atau mungkin ketika digunakan. Selain foto, keterangan juga berpengaruh misalnya nama produk, bahan, harga dan fungsi. 3. Perhatikan Konsumen Online shop akan mendapatkan konsumen. Misalnya membalas atau merespon komentar-komentar di foto instagram, walaupun hanya bertanya mengenai produk, ataupun cara pemesanannya. 4. Share di Social Media lain Mendapatkan konsumen
yang lebih banyak dengan mempromosikan
produknya diberbagai media sosial sepertiu Facebook atau Twitter. 5. Berikan hadiah
21
Memberikan diskon atau produk secara gratis dengan nominal atau pembelian tertentu akan membuat pembeli merasa tertarik untuk melakukan pembelian pada onlineshop nya. 2.6 Kepercayaan Menurut Lee dan Lin (2005) kepercayaan ditunjukan dari keyakinan konsumen menerima kerentaan dari belanja online dalam memenuhi harapannya. Menurut Kimery dan Mc Card (2002) kepercayaan didefinisikan sebagai kesediaan konsumen untuk menerima kerentaan dalam melakukan transaksi online berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja online pada masa mendatang. Jika konsumen percaya, mereka yakin bahwa perilakunya dalam berbelanja tidak menimbulkan masalah, dan bersikap positif serta mau berbelanja online pada masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan Eunike Verina, Edy Yulianto, Wasis A. Latief (2014) menyatakan kepercayaan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli. Tanpa kepercayaan tidak mungkin konsumen akan membeli produk di Pinkylips_shop maupun produk lainnya di Instagram. Kepercayaan dapat mempengaruhi konsumen karena produk dalam toko tidak dapat dilihat secara langsung sehingga kepercayaan merupakan kunci seorang konsumen memutuskan pembelian atau tidak.
22
2.7 Keputusan Pembelian 2.7.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Menurut Helga Drumond (2003:68) keputusan pembelian adalah semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihanpilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing. Sedangkan menurut Kotler (2007:223) keputusan pembelian yaitu “beberapa tahapan yang dilakukan konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan keputusan pembelian adalah suatu
proses
yang
dijalankan
individu
mulai
dari
mencari,
memilih,
membandingkan, serta menilai pilihan secara sistematis untuk menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing sebelum melakukan pembelian. 2.7.2 Tipe Pengambilan Keputusan Schiffman dan Kanuk (1994) menyebutkan tiga tipe pengambilan keputusan konsumen : (a) Pemecahan masalah yang diperluas (extensive problem solving), (b) pemecahan masalah terbatas (limited problem solving), (c) pemecahan masalah rutin (routinized response behavior).
23
a. Pemecahan Masalah yang Diperluas Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek tertentu pada kategori tersebut, atau tidak membatasi jumlah merk yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya bisa disebut sebagai pemecah masalah yang diperluas. (Schiffman dan Kanuk 1994). Pemecahan masalah yang diperluas biasanya dilakukan pada pembelian barang-barang tahan lama dan barang-barang mewah seperti, rumah, mobil dan peralatan elektronik. b. Pemecahan Masalah Terbatas Pada tipe keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Namun konsumen belum memiliki preferensi tentang merek tertentu. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk bisa membedakannya antara berbagai merek tersebut. Konsumen menyederhankan proses pengambilan keputusan. c. Pemecahan Masalah Rutin Konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Ia juga telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek. Konsumen sering kali hanya meriview apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan informasi yang sedikit.
24
2.7.3 Struktur Keputusan Pembelian Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang terorganisir. Menurut Kolter (2000:109), setiap keputusan pembelian mempunyai struktur sebanyak tujuh komponen : 1. Keputusan tentang jenis produk Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian suatu produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan. 2. Keputusan tentang bentuk produk Konsumen
dapat
mengambil
keputusan
pembelian
dalam
suatu
produk.Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk yang berasngkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya. 3. Keputusan tentang merk Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merk memilki perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen harus memilih sebuah merk dalam melakukan
pembeliannya, merk sudah dikenal memiliki
nama akan memudahkan konsumen dalam mengambil keputusannya. 4. Keputusan tentang penjualnya
25
Konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer harus mengetahui bagaimana menyukai barang tersebut. 5. Keputusan tentang jumlah produk Konsumen mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini, perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang berbedabeda dari para pembeli. 6. Keputusan tentang waktu pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini menyangkut tersedianya uang untuk membeli produk. 7. Keputusan tentang cara pembayaran Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang akan dibeli, secara tunai atau kredit. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembelinya.
2.7.4 Tahapan Keputusan Pembelian Menurut Sarwono dan Prihantono (2012), Beberapa tahapan keputusan pembelian antara lain : 1. Mengidentifikasikan Kebutuhan
26
Ini adalah titik dimana konsumen potensial menyadari bahwa mereka perlu membeli produk, atau memanfaatkan suatu layanan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. 2. Pencarian Informasi Setelah kebutuhan diidentifikasikan oleh konsumen, tahap selanjutnya adalah melakukan pencarian informasi untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dapat dipenuhi. 3. Tahap Evaluasi Setelah pencarian telah dilakukan. Tahap evaluasi dimulai, dengan konsumen mengevaluasi alternatif yang tersedia untuk menentukan mana yang terbaik, seperti mengevaluasi fitur produk dan merek. 4. Keputusan Pembelian Setelah evaluasi alternatif dilakukan, langkah selanjutnya adalah keputusan untuk membeli. Dalam hal ini, konsumen memproses informasi dari pencarian informasi dan memutuskan melakukan opsi pembayaran pada produk. 5. Evaluasi Pembelian Ini adalah tahap akhir dari proses pengambilan keputusan. Proses ini tidak hanya mempengaruhi apakah mereka akan menjadi konsumen tetap, tetapi juga apakah mereka akan menawarkan saran yang positif atau negatif kepada konsumen potensialnya lainnya. Pola perilaku ketika akan melakukan pembelian online sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pola diatas. Akan tetapi terdapat beberapa hal yang
27
mengubah pola perilaku tersebut dalam dunia online. Hal ini dikarenakan karakteristik dunia online yang serba cepat, mudah dalam memperoleh informasi yang bersifat global. Menurut Sarwono dan Prihantono (2012). Perilaku yang berubah karena dampak transaksi online diantaranya : a. Cara memperoleh informasi produk atau jasa b. Cara melakukan pembelian dari mana saja karena konsumen hanya cukup dengan membuka website perusahaan c. Hilangnya tatap muka langsung dengan pihak penjual d. Cara menawar harga e. Kemudahan dalam memperoleh barang yang dibeli f. Kemungkinan berkurangnya loyalitas terhadap perusahaan tertentu karena kemudahan dalam memilih barang melalui internet 2.8 Kerangka Konseptual Menurut Nawawi (2001:40) kerangka konseptual merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil yang akan dicapai yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa dalam peneitian. Agar konsep-konsep tersebut dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
28
Pinkylips_shop
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Produk
Harga
Promosi
Kepercayaan
X1
X2
X3
X4
Keputusan pembelian
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
29
2.9 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Berdasarkan masalah yang diteliti maka penulis membuat hipotesa : H1 : Faktor produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko pinkylips_shop di jejaring sosial instagram H2 : Faktor harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko pinkylips_shop di jejaring sosial instagram H3 : Faktor promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko pinkylips_shop di jejaring sosial instagram H4 : Faktor kepercayaan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko pinkylips_shop di jejaring sosial instagram 2.10 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyana, Ingge Elissa (2013) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Via Internet Pada Toko Online. Tujuan dari penlitian ini adalah Untuk mengetahui adanya program periklanan, pemasaran melaui E-mail dan kepercayaan konsumen terhadap pemprosesan informasi serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian produk-produk yang dijual di toko online.Metode uji validitas dan reabilitas, uji normalitas, uji penyimpangan asumsi klasik. Seperti
30
uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas dan uji regresi linier berganda seperti uji t, uji f dan uji korelasi berganda dan determinasi, analisis model persamaan struktural (structural equestion metode).Variabel program periklanan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pemrosesan informasi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Eunike Verina, Edy Yulianto, Wasis A. Latief (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Toko Fashion Di Jejaring Sosial Facebook”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variabel atmosfer, produk, harga, promosi, pelayanan, kepercayaan dan karakteristik konsumen secara parsial dan simultan, serta untuk mengetahui faktor yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko fashion di jejaring facebook.Penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif dengan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda.Variabel yang berpengaruh secara parsial hanya ada 4 yaitu atmosfer, promosi, kepercayaan dan karakteristik konsumen. Sedangkan produk, harga, dan pelayanan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada toko fashion di facebook. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Feri Aditia Suhaji (2011) dengan judul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Baju “Mint” Di Counter Java Mall Semarang”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalis perilaku konsumen dalam memutuskan pembelian baju “MINT” di cabang Java Mall Semarang berdasarkan faktor kebudayaan, kelas sosial,
31
kelompok referensi kecil, keluarga, pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayan, konsep diri.Metode dengan pendekatan kuantitatif seperti kuesioner dan wawancara.Ada pengaruh positif terhadap keputusan pembelian adalah kebudayaan kelas sosial, kelompok referensi keluarga, sikap dan kepercayaan. Faktor yang tidak berpengaruh adalah pengalaman, kepribadian, dan konsep diri. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Suhari (2008) dengan judul
“Keputusan
Membeli
Secara
Online
dan
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhinya (studi kasus product e-Marketplace)”. Tujuan penelitian ini Kekuatan sosial budaya (faktor budaya, tingkat sosial, kelompok panutan, dan keluarga) danKekuatan psikologis (pengalaman, belajar, kepribadian, sikap, dan keyakinan, gambaran diri). Regresi liner berganda, Ada pengaruh positif sosial budaya (faktor budaya, tingkat sosial, kelompok panutan, dan keluarga) dan Kekuatan psikologis (pengalaman, belajar, kepribadian, sikap, dan keyakinan, gambaran diri) terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Isnain Putra Baskara, Guruh Taufan Hariyadi, SE, M.Kom (2014) dengan judul “Analisis Pengaruh Kepercayaan, Keamanan, Kualitas, Pelayanan dan Persepsi akan resiko terhadap Keputusan Pembelian Melalui Situs Jejaring Sosial”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pentingnya kepercayaan, keamanan, kualitas pelayanan dan persepsi akan resiko mempengaruhi keputusan pembelian melalui situs jejaring sosial. Dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Dan hasil penelitiannya adalah ada pengaruh positif namun tidak signifikan antara kepercayaan terhadap
32
pembelian melalui situs jejaring sosial. Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara keamanan terhadap keputusan pembelian melalui situs jejaring sosial. Serta penelitian yang dilakukan oleh Meriau Wita Pakhpahan (2014) dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Lokasi terhadap Tindakan Pembelian Ulang pada Warung Makan Joshua” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk, harga dan lokasi terhadap tindakan pembelian ulang di warung makan Joshua. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan stratified random sampling, purposive sampling dan accidental sampling. Hasil penelitiannya diperoleh bahwa variabel harga tidak berpengaruh terhadap tindakan pembelian ulang dan secara parsial yang berpengaruh terhadap tindakan pembelian ulang adalah variabel kualitas produk dan lokasi di warung makan Joshua di Medan.