BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Teknologi (E-Commerce) E-Commerce atau Electronic Commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufactures), sevices providers dan pedagang perantara (intermediateries) dengan menggunakan jaringan-jaringan computer (computer network) yaitu internet (Halim,2005;10). Menurut Jullian Ding dalam Halim (2005;11) E-Commerce merupakan suatu transaksi komersial yang dilakukan antara penjual dan pembeli atau dengan pihak lain dalam hubungan perjanjian yang sama untuk mengirimkan sejumlah barang, pelayanan, atau peralihan hak dimana komersial ini terdapat didalam media elektronik (media digital) yang secara fisik tidak memerlukan pertemuan para pihak dan keberadaan media ini dalam public network (sistem tertutup). Jadi dapat disimpulkan bahwa E-Commerce adalah kegiatan jual beli di dunia maya tanpa perlu berhubungan secara langsung. E-Commerce merupakan lahan bagi para pebisnis dan pengusaha untuk menarik perhatian publik dimana berkaitan dengan periklanan dan penggunaan peralatan elektronik untuk melaksanakan transaksi online shop. Ruang Lingkup E-Commerce Perkembangan dunia bisnis dewasa ini dalam perkembangan perdagangan tidak lagi membutuhkan pertemuan secara langsung antara pelaku bisnis. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk dilaksanakannya hubungan-hubungan bisnis melalui perangkat teknologi yang disebut dengan internet. Segmentasi atau ruang lingkup E-Commerce ini meliputi menurut Halim (2005;18) :
1. Bisnis ke bisnis (business to business) Bisnis ke bisnis merupakan sistem komunikasi bisnis antar pelaku bisnis atau denngan kata lain transaksi secara elektronik antar perusahaan (dalam hal ini pelaku bisnis) yan dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas atau volume produk yang besar. 2. Bisnis ke Konsumen (business to consumer) Transaksi bisnis ini produk yang diperjualbelikan mulai produk barang dan jasa baik dalam bentuk berwujud maupun dalam bentuk elektronik atau digital yang telah siap untuk digunakan atau dikonsumsi. 3. Konsumen ke konsumen (consumer to consumer) Konsumen ke konsumen merupakan transaksi bisnis secara elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu dan pada saat tertentu pula, segmentasi konsumen ke konsumen ini sifatnya lebih khusus karena transaksi dilakukan oleh konsumen ke konsumen yang memerlukan transaksi. Belanja Online Pengertian Belanja online ( Online Shopping ) yang diungkapkan oleh Rifqi Nugroho Adi (2013;18) adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media Internet. Belanja online diklasifikasikan sebagai transaksi e-commerce Business to Consumer (B2C) yang merupakan ruang lingkup dari E-Commerce. Hal yang biasa dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli produk online shop adalah masuk ke situs internet seperti social media atau menggunakan search angine, kemudian mencari produk ditoko online, lalu membuat keputusan apakah produk tersebut akan dibeli atau tidak.
Menurut Rifqi Nugroho Adi (2013) Ada beberapa keunggulan / alasan kenapa konsumen lebih memilih belanja online dari pada belanja secara offline yaitu : 1. Mudah Mudah karena dapat dilakukan dimana saja & kapan saja, melalui perangkat komputer dimana saja yang terkoneksi dengan internet, termasuk dari perangkat mobile pribadi. Mudah karena tinggal masuk ke web, pilih produk, baca deskripsi produk, klik beli, pilih cara pembayaran, dan tunggu barang diantar. 2. Murah Alasan lain adalah belanja lewat online lebih murah. Ini karena biaya untuk menjual produk di internet lebih murah sehingga secara fair konsumen juga berhak atas biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga di pasar offline. Bahkan bila harga barang di online sama dengan harga di offline itupun masih bisa dihitung lebih murah karena ada beberapa komponen biaya lain yang sebenarnya tidak perlu dikeluarkan seperti biaya bensin, parkir, toll, makan, dll. Jadi belanja online memang benar-benar lebih murah. 3. Praktis Praktis karena tidak perlu mendorong trolley, tidak perlu antri di kasir, dan tidak perlu marah-marah dengan layanan SPG yang lama dan tidak memuaskan. Belanja online bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan alamat pengiriman yang boleh ditentukan sendiri misalnya untuk ke rumah sendiri, ke kantor atau ke rumah teman atau saudara misalnya untuk kado. Tidak ada model belanja lain yang bisa menandingi kepraktisan model belanja seperti ini sejauh ini.
4. Efisien Konsumen tidak perlu berlama-lama menghabiskan waktu mencari produk yang di butuhkan. Waktu menjadi lebih efisien dari pada harus berjam-jam menembus kemacetan lalu lintas. Time is not money, Time is much more valuable than money. E-commerce yang saat ini hadir menjamur baik dalam skala rumahan, toko online individu, maupun e-commerce besar, tentu saja semua untuk melayani kita supaya hidup lebih efisien. 5. Modern Solusi berbelanja lewat online adalah gaya hidup manusia modern yang menyukai kepercayaan, kepraktisan, efisien, kemudahan, dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komputer. Konsumen seperti ini umumnya adalah kelas menengah dan atas tidak peduli siapapun mereka orangtua, ibu rumah tangga, karyawan, pelajar /mahasiswa, profesional, atau pengusaha, adalah orang-orang dengan pemikiran modern dan percaya bahwa belanja tidak harus bertatap muka dengan penjual atau melihat barang secara langsung karena percaya bahwa integritas adalah sesuatu yang harus dijunjung tinggi. 6. Pribadi Dunia belanja online sangat menghargai hal-hal yang bersifat pribadi. Mulai dari data pribadi yang tidak akan di-share ke siapapun hingga kebutuhan produk yang di beli. Dengan belanja lewat internet konsumen tidak perlu sungkan atau tidak enak hati dilihat orang lain atau ketahuan dalam membeli produk tersebut. Produk-produk tertentu yang bersifat sangat pribadi misalnya pakaian dalam, produk kesehatan/kecantikan/kebugaran, CD, DVD, bahkan mobil mewah bisa
anda dapatkan di web. Termasuk pula buku yang sangat sukses dijual secara online. 7. Nyaman Alasan lain adalah kenyamanan dan tidak perlu merasa terganggu dengan situasi keramaian di offline store. Konsumen bahkan dapat membeli produk dengan jumlah berapapun. Bahkan untuk jumlah sedikit pun bisa dilayani via online. Untuk kenyaman konsumen tersedia pula pilihan pembayaran misalnya dengan COD (bayar di tempat), transfer bank, atau kartu kredit. Bila menginginkan belanja secara kredit adalah pilihan yang nyaman karena ada beberapa fasilitas misalnya bunga 0 persen, point rewards, dan sebagainya. Tidak perlu membayar mahal di depan karena ada pilihan pembayaran tersebut yang juga bisa dinikmati lewat belanja online. 8. Fokus Pada umumnya semua orang akan lapar mata ketika sedang berbelanja atau merasa tidak enak atau malu atau tidak nyaman ketika ketika hanya membeli sedikit produk dan harus mengantri panjang di kasir. Karena lapar mata dan dengan alasan efisiensi yang tadinya berniat untuk membeli satu atau dua produk saja lalu memutuskan untuk membeli sekaligus produk lain sehingga akhirnya belanjaan manjadi satu trolley penuh. Sebagai solusi untuk menghindari itu semua, konsumen bisa melakukan belanja via online. Konsumen bisa meluruskan niat dan fokus hanya target produk yang akan di beli dan di butuhkan saat ini saja. Tidak perlu menumpuk stok atau membeli sesuatu yang belum di butuhkan sekarang.
9. Tanpa Batas Tidak ada batas apapun terutama dalam hal jarak ataupun waktu. Toko online melayani dalam 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun. Konsumen bisa membeli poduk di belahan bumi manapun dan kapanpun asalkan harganya cocok sesuai dengan kondisi keuangan pribadi. Kelemahan-kelemahan belanja online yaitu : 1. Kualitas barang yang diinginkan kadang-kadang berbeda dengan yang tercantum di website. 2. Rentan Penipuan
2.2
Dasar Penetapan Variabel (X) Adapun dasar penetapan variabel X sebagai variabel bebas atas penelitian
ini adalah dari penelitian sebelumnya oleh Rifqi Nugroho Adi dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian dengan Sistem Pre Order Secara Online (Studi Kasus Pada Online Shop Chopper Jersey)” dimana harga dan kepercayaan memiliki pengaruh positif dalam mempengaruhi keputusan pembelian secara online. Dan juga berdasarkan keinginan peneliti untuk menambahkan Advertising (Iklan) dan kualitas produk sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk online shop berdasarkan studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Sehingga adapun variabel X (bebas) dan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam pembelian produk online shop pada penelitian ini adalah Harga, Kepercayaan, Advertising (Iklan), dan Kualitas Produk
2.2.1 Harga Menurut William J.Stanton (Angipora, 1999) harga adalah sejumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Menurut Jerome Mc Carthy (Angipora, 1999) harga adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu, pengertian sesuatu yang dikemukakan tersebut mamemiliki makna yang luas dan terdiri dari (harga yang dilihat dari anggota-anggota saluran) Secara umum ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga ( Kotler dan Amstrong 1994) yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal Perusahaan 1. Tujuan Pemasaran Perusahaan Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial dan lain-lain. 2. Strategi bauran pemasaran Harga hanyalah salah satu dari komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya yaitu produk, distribusi dan promosi.
3. Biaya Biaya merupakan faktor yan menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu setiap perusahaan pasti menaruh perhatian besar pada aspek struktur biaya. b. Faktor Lingkungan Eksternal Perusahaan 1. Sifat pasar dan permintaan Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapnya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistic, oligopoly atau monopoli 2. Persaingan Ada 5 kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industry, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk subtitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang baru. 3. Faktor lainnya Yaitu faktor kondisi ekonomi, kebijakan dan peraturan pemerintah dan aspek sosial. Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, menurut Tjiptono (2005;35) yaitu : 1. Berorientasi pada laba Asumsi teori klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Ada perusahaan yang menggunakn target laba, yaitu tingkat laba yang sesuai atau yang diharapkan sebagai sasaran laba.
2. Berorientasi pada Volume Ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectivies. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target penjualan. 3. Berorientasi pada citra Citra ( image ) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan
dapat
menetapkan
harga
tinggi
untuk
membentuk
atau
mempertahankan citra prestisius. Sementaa itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk nilai tertentu ( image of value ) 4. Berorientas pada stabilisasi harga Tujuan
stabilisasi
dilakukan
dengan
jalan
menetapkan
harga
untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader) Pada suatu pasar harga biasanya merupakan hal yang paling utama yang dilihat oleh konsumen sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk baru termasuk juga di toko online, yang kedua adalah barang yang akan dibelinya. Harga produk yang fleksibel dan konsumen masih bisa menawarnya dapat membuat konsumen tertarik untuk membeli suatu produk tersebut, karena konsumen akan melakukan penawaran untuk mendapatkan harga yang diinginkannya. Terdapat fakta bahwa para pembeli memiliki sensitivitas terhadap harga produk, adapun faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi variasi dalam sensitivitas harga diantara pelanggan dan produk adalah :
1. Keinginan pembeli untuk membayar harga tertentu untuk sebuah produk dipengaruhi oleh persepsi dan prefensi mereka : kebutuhan, hasrat, kesadaran, dan sikap mereka terhadap produk 2. Harga, ketersediaan, dan daya tarik dari merek-merek alternative dan produkproduk pengganti mempengaruhi keinginan pembeli untuk membeli produk tersebut 3. Ukuran pendapatan mereka relative terhadap harga yang mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk membeli suatu produk barang atau jasa.
2.2.2 Kepercayaan Menurut Kimery dan Mc Card (Suryani 2013;255) kepercayaan didefenisikan sebagai kesediaan konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja online pada masa mendatang. Jika konsumen percaya, mereka yakin bahwa perilakunya dalam berbelanja tidak menimbulkan masalah, dan bersikap positif serta mau berbelanja online pada masa yang akan datang. Kepercayaan merupakan pondasi dari suatu transaksi bisnis antara dua pihak atau lebih yang akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan (trust) ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus dibangun
mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Menurut
Yousafzai, Pallister, & Foxall, (Greenstein & Miklos 2002;120) Trust telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual dan pembeli agar kepuasan konsumen dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan
Kepercayaan dibutuhkan oleh pengguna teknologi informasi dalam rangka menigkatkan kinerja individu dalam melakukan kegiatan organisasi atau perusahaan.
Kepercayaan
juga
membantu
pengguna
untuk
mengurangi
kompleksitas sosial dalam menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan. (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995) menjelaskan bahwa kepercayaan tidak akan diperlukan jika tindakan bisa dilakukan dengan pasti dan tidak ada risiko . Faktor kepercayaan (trust) menjadi hal yang sangat penting bagi transaksi yang melibatkan teknologi. Konsep kepercayaan ini berarti bahwa pengguna percaya terhadap keandalan teknologi ini dapat memberikan keamanan bagi pengguna. Keamanan berarti bahwa pengguna teknologi tersebut aman, resiko hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian rendah. Menurut (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995), faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kemampuan (Ability) Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi. 2. Kebaikan hati (Benevolence) Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang diperoleh
penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata, melainkan juga memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen. 3. Integritas (Integrity) Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak.
2.2.3 Advertising ( Iklan ) Menurut Keegan (2003) Periklanan dapat didefenisikan sebagai pesan yang disponsori, yang ditempatkan dalam media massa dengan bayaran tertentu. Dapat juga didefenisikan sebagai pemakaian imbauan periklanan, pesan, seni, naskah, foto, cerita dan potongan video. Iklan sering dirancang untuk menambah nilai psikologis suatu produk atau merek, iklan memainkan peran komunikasi yang lebih penting dalam pemasaran produk-produk konsumen. Meskipun iklan mungkin bukan sumber pendapatan untuk situs e-commerce namun iklan online ( advertising online ) memperkuat pendapatan bagi pemasaran. Pembelian
yang sering dari produk berbiaya rendah umumnya
membutuhkan dukungan periklanan yang kuat untuk untuk mengingatkan konsumen tentang produk tersebut. Sehingga sangat dibutuhkan iklan yang mampu menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Demikianlah produk yang ditawarkan di toko online perlu untuk terus mempromosikan produknya melalui berbagai cara seperti (Greenstein & Feinman, 2000;362) :
1. Memasukan kedalam program iklan online 2. Press release dan berita online 3. Word of mouth online 4. Pengalaman pribadi konsumen 5. Dan lainnya Fungsi-fungsi dari iklan atau advertising (Angipora,199;230) , antara lain adalah: 1. Membantu dalam memperkenalkan barang baru dan kepada siapa atau dimana barang itu dapat diperoleh. 2. Membantu dan mempermudah penjualan yang dilakukan oleh para penyalur, 3. Membantu dalam mengenalkan adanya barang tertentu dan pembuatannya 4. Memberikan keterangan/penjualan kepada pembeli atau calon pembeli 5. Membantu mereka yang melakukan penjualan 6. Membantu ekspansi pasar Tujuan Iklan atau advertising itu sendiri adalah : 1. Membangun, mengubah, dan memperkuat kembali cara lain dalam menyatakan tujuan iklan adalah berusaha mempengaruhi sikap dari pemirsa sasaran terhadap merek berhadapan dengan merek-merek pesaing atau merek subtitusi. Tujuan itu didasarkan pada model perilaku pembeli. 2. Model hirarki tiga tahap oleh Michael Ray menyatakan bahwa ada tiga hirarki perilaku yaitu : hirarki pembelajaran, hirarki pencirian disonansi, dan hirarki keterlibatan rendah. Sebuah Iklan akan tertarik untuk dilihat apabila terdapat indikatorindikator penting dari sebuah iklan, yaitu ( Suhandang; 2010;73) :
1. Headline, adalah intisari atau tema dari pesan yang ingin disampaikan. 2. Lead, adalah sebagai sari dari pesan naskah iklan tersebut, lead biasanya disajikan dalam bentuk visualisasi dari barang atau jasa yang ditawarkan. 3. Body, adalah keterangan tambahan atau keterangan yang melengkapi informasi yang diperlukan, biasanya disajikan dalam bentuk keterangan lain yang menjelaskan kondisi dan manfaat dari barang atau jasa tersebut.
2.2.4 Kualitas Produk Produk merupakan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen, produk juga merupakan elemen penting dalam suatu pasar atau program pemasaran (Afif,1994;96). Produk didefenisiskan juga berdasarkan bentuk tangible-nya dan sifat-sifat fisik-berat, ukuran, dan material (keegan,2003;76) Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan wujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu : 1. Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, diras, dipegang, disimpan, dan diperlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu, barang tidak tahan lama dan barang tahan lama. 2. Jasa Jasa merupakan aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Yang tidak berbentuk barang yang dapat disentuh secara langsung.
Produk yang biasanya dipasarkan melalui internet bisa dibagi menjadi beberapa produk,yaitu: 1. Produk Fisik yaitu produk berupa barang fisik, yang proses pengirimannya dilakukan melalui media pos, contoh ; peralatan komputer, buku, baju, dan lainya. 2. Produk Digital yaitu produk dalam bentuk digital yang dalam proses pengirimznnya bisa dilakukan dengan cara mengunduh langsung dari internet sperti e-book, image, audio, video, dan lainnya. 3. Produk Jasa yaitu jasa membuat sesuatu seperti jasa membuat website, jasa desain, jasa pembuatan software dan lainnya. (Odang, 2008;21) Kualitas Produk Menurut Kotler & Amstrong (2001;347) menyebutkan bahwa kualitas adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan segala fungsi-fungsinya, meliputi daya
tahan,
kehandalan,
ketelitian
yang
dihasilkan,
kemudahan
untuk
dioperasikan dan diperbaiki, serta atribut lain yang bernilai ada produk tersebut secara keseluruhan. Adapun beberapa dimensi dari kualitas produk oleh Garvin adalah : 1. Keandalan Dimensi keandalan adalah peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.
2. Kesesuaian dengan spesifikasi Maksudnya adalah kesesuaian kinerja produk dengann standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semcam janji yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini sesuai dengan standarnya. 3. Daya Tahan Daya tahan menunjukkan usia produk. Yaiu jumlah pemakaian suatu produk sebelu produk tersebut digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya maka tentu akan semakin awet, produk yang awet akan dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas dibandingkan produk lain. 4. Daya tarik produk Keindahan yang menyangkut tampilan produk yang mampu membuat konsumen merasa tertarik. Ini sering kali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya. 5. Kualitas yang dipersepsikan Ini menyangut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produkproduk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan dengan merek-merek lain. Suatu produk dinilai memiliki kualitas bukan oleh produsen, melainkan oleh pelanggan. Jadi, pelangganlah yang memberikan evaluasi apakah produk yang telah dibeli dan dikonsumsinya itu sesuai dengn harapan awalnya atau tidak. 6. Kesesuaian dengan fungsi Ini menyangkut kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.
7. Ciri Khas Produk Yaitu, cirri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan
kesan yang baik bagi
pelanggan. 8. Kemudahan Produk Yaitu kemudahan produk itu sendiri bila akan diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.
2.3 Keputusan Pembelian (Y) Menurut Kotler (2009) keputusan pembelian adalah keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Kegiatan membeli adalah bagian yang mengagumkan dari hidup setiap orang karena kegiatan membeli merupakan aktivitas rutin yang jarang kita sadari secara mendalam proses kejiwaan yang terlibat didalamnya. Kalau dilihat secara umum bahwa konsumen memiliki 5 tahap untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya (Angipora,1999;199), yaitu: 1. Tahap pengenalan masalah Pada tahap ini konsumen mengenali sebuah kebutuhan, keinginan, atau masalah. Kebutuhan pada dasarnya dapat diragsang oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar. 2. Tahap pencarian informasi Calon konsumen yang telah dirangsang untuk mengenali kebutuhan, dan keinginan tersebut, dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan tersebut kuat maka konsumen akan segera membelinya, jika tidak maka
konsumen akan menjadi ingatan belaka sehingga konsumen tidak akan mencari informasi lebih lanjut. 3. Tahap Evaluasi Alternatif/Pilihan Setelah mendapatkan informasi dari sumber-sumber diatas maka masalah selanjutnya adalah bagaimana konsumen menggunakan informasi tersebut untuk tiba pada satu pillihan merk akhir dan bagaimana konsumen memilih diantara merk-merk alternative. 4. Tahap Keputusan Pembelian Keputusan pembelian baru dapat dilakukan setelah tahap evaluasi dari berbagai merk dan ciri telah disusun menurut peringkat yang akan membentuk niat pembelian terhadap merk yang paling disukai. 5. Tahap Perilaku purna pembelian Merupakan tahap lanjutan setelah konsumen memutuskan untuk membeli dan menggunakan produk yang dibelinya. Pada tahap ini konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan setelah menggunakan produk yang dibelinya. Adapun sifat atau faktor-faktor individual yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari empat elemen yaitu : 1. Faktor kebudayaan Kebudayaan mempengaruhi perilkau konsumen. Oleh karena itu setiap perusahaan memahami hal tersebut. Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat dimana mereka hidup dan berkembang. Selama masa pertumbuhan dari anak-anak sampai dewasa orang-orang belajar dari masyarakat sekitarnya tentang berbagai macam dasar nilai kehidupan, persepsi hidup, cita rasa maupun berbagai macam kebutuhan dan keinginan. Adapun masyarakat yang
paling besar pengaruhnya terhadap kebudayaan dan perkembangan perilaku orang perorangan adalah keluarga, organisasi keagamaan, lembaga pendidikan, suku dan kelas sosial. 2. Faktor Sosial Perilaku sosial juga dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, misalnya keanggotaan dalam kelompok sosial, keluarga dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Keanggotaan dalam kelompok sosial yang paling besar pengaruhnya adalah keluarga Sedangkan sosial yang paling kecil pengaruhnya adalah teman seprofesi, sekolah, atau kuliah, berbagai macam organisasi professional dan klubklub bisnis dan sosial. Dalam kelompok-kelompok sosial tersebut sering kali muncul kelompok sosial tertentu yang dijadikan panutan sebagian konsumen. Oleh karena itu banyak perusahaan mempergunakan tokoh panutan kelompok sosial tersebut sebagai salah satu sarana program promosi penjualan produk mereka. Keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku orang perorangan, Gary Amstrong menyatakan berbagai macam riset pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan besar dan lembaga pendidikan dibanyak Negara membuktikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang penting peranannya dalam pengambilan keputusan berbagai macam jenis produk. Kedudukan dalm masyarakat, kedudukan konsumen dalam masyarakat atau organisasi sering kali menimbulkan kebutuhan barang atau jasa tertentu. 3. Faktor orang perorangan Keputusan konsumen membeli barang atau jasa juga dipengaruhi berbagai macam faktor yang bersifat pribadi atau individual. Dalam faktor pribadi yang mempengaruhi keputusan membeli barang atau jasa antara lain usia, gender,
pekerjaan dan jumlaah penghasilan tetap. Faktor usaha, tidak dapat dipungkiri lagi usia mempengaruhi jenis dan jumlah kebutuhan dan keinginan perorangan. Usia juga mempengaruhi cita rasa dan selera serta tingkat prioritas barang dan jasa dalam daftar kebutuhan mereka. Bagi anak-anak dibawah usia sepuluh tahun barang-barang permainan menduduki tingkat atas dalam daftar kebutuhan mereka. Sedangkan bagi kebanykan suami-istri baru sekitar 25 tahun, rumah dan perabotan rumah tangga akan menempati tingka teratas dalam daftar kebutuhan. Faktor gender, disamping kebutuhan yang sifatnya umum pria dan wanita mempunyai kebutuhan barang dan jasa yang sifatnya pribadi. Banyak jenis barang dan jasa yang dibutuhkan pria tidak dibutuhkan oleh wanita dan sebaliknya. Strategi pemasaran produk yang hanya dibutuhkan konsumen wanita tidak efektif bilamana diterapkan pada konsumen pria. Pekerjaan mempengaruhi jenis dan jumlah produk yang dibeli seseorang, para karyawan pria kantor yang sehari-hari mengerjakan pekerjaannnya diballik meja suka membeli kemeja dan celana halus , dasi dan sepatu. Tinggi rendahnya jabatan juga mempengaruuhi barang dan jasa. Jumlah penghasilan tetap seseorang menggambarkan tingkat tenaga beli mereka. Bagi kebanyakan konsumen jumlah penghasilan menjadi batas pihak produk, merek maupun jumlah produk yang dapat mereka beli. 4. Faktor Psikologis Pilihan konsumen terhadap barang dan jasa yang akan mereka beli juga dipengaruhi oleh empat macam faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi dan kepercayaan diri. Moivasi adalah dorongan manusia untuk melakukan suatu guna memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Apabila yang mereka lakukan guna memenuhi kebutuuhan itu adalah membelli barang atau jasa, motivasi tersebut
disebut motivasi pembelian. Seperti umumnya diketahui setiap arang mempunyai baanyak kebutuhan baik bersifat psikologis maupun biologis. Persepsi terhadap rangsangan. Disamping motivasi pembelian yang mendominasi mereka keputusan konsumen membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh persepsi terhadap keadaan maupun rangsangan yang dihadapi pada saat mereka akan mengambil suatu keputusan. Kepercayaan konsumen terhadap produk atau merek dagang juga mempengaruhi perilaku mereka dalam pembelian produk. Kepercayaan konsumen terhadap produk atau merek dagang dapat timbul karena barbagai macam sebab, antara lain karena pengalaman mereka dalam pemakaian produk, pengetahuan mereka tentang produk, opini aau pengaruh orang lain. Keputusan membeli barang atau jasa juga dipengaruhi oleh sikap konsumen. Yang dimaksud dengan sikap konsumen adalah penilaian atau perasaan seseorang terhadap objek atau pendapat tertentu. Sikap seseorang akan menentukan apakah mereka menyukai suatu objek tertentu barang atau jasa. Struktur Keputusan Pembelian Menurut Sunyoto Danang (2014;283) penjual perlu menyusun struktur keputusan membeli secara keseluruhan untuk membentu konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelinya. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen-komponen tersebut adalah : 1. Keputusan tentang jenis produk. Konsumen dapat mengambil secara keseluruhan untuk membeli sebuah produk. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli suatu produk serta alternative lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk. Keputusan ini menyangkut ukuran, mutu, corak, dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan ini harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan akan dapat memaksimumkan daya tarik mereknya. 3. Keputusan tentang merek. Konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. 4. Keputusan tentang penjualnya konsumen harus mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer baru mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu. 5. Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan benyaknya prodik sesuai dengan keinginan yang erbeda-beda dari para pembeli. 6. Keputusan tentang waktu pembelian. Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut adanya uang, oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. 7. Keputusan tentang cara pembayaran. Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara produk pembayaran yang akan dibeli. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya
Menurut Keegan (2003,84) Faktor yang berpangaruh terhadap keputusan pembelian pada toko online adalah keragaman produk yang ditawarkan oleh online shop tersebut. e-commerce terutama, pemesanan dan pembelian ecommerce, tumbuh seiring dengan kemampuannya untuk menghantar dengan baik hal-hal sebagai berikut : 1. Harga (price) : pembelian online yang lebih murah daripada metode tradisional 2. Jumlah pilihan (assortment) : ragam produk lebih sesuai dengan keinginan pembeli 3.
Kenyamanan ( convinience) : waktu,lokasi dan proses pembelian lebih superior
4. Hiburan (entertaiment) : membeli secara online seharusnya lebih menyenangkan daripada alternatif lain
2.4 Kerangka Berpikir Dari kerangka teori dan setiap penelitian terdahulu sebelumnya maka dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Harga, Kepercayaan, Advertising, Kualitas Produk, Terhadap Keputusan Pembelian
HARGA (X1)
KEPERCAYAAN (X2)
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Y)
ADVERTISING (X3)
KUALITAS PRODUK (X4)
Sumber : Peneliti (2015)
2.5 Penelitian Tedahulu Peneliti membutuhkan penelitian terdahulu sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti
Judul Penelitian
Rifqi Nugroho Adi (2013)
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN SISTEM PRE ORDER SECARA ONLINE (Studi Kasus Pada Online Shop Chopper Jersey)
Robert Kustiawan (2011)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN MAKANAN RINGAN SECARA ONLINE
Variablevariabel Penelitian Kemenarikan Posting Messages, Kepercayaan, Minat Beli, Keputusan Pembelian Online
Alat Analisis Penelitian
Kesimpulan Umum
Structural Equation Model (SEM)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga berdampak positif terhadap minat beli.Kemenarikan posting messages berdampak positif pada minat beli. Kepercayaan berdampak positif terhadap minat beli. Reputasi berdampak positif terhadap minat beli dan minat beli berdampak positif terhadap keputusan pembelian online.
Keputusan Pembelian, Makanan Ringan, Online.
Analisa Faktor
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa faktor dengan teknik sampel menggunakan judgemental sampling. Hasil analisa ini menunjukkan bahwa ada 7 faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian makanan ringan secara online, yaitu Keterbatasan Konsumen dan Akses, Keinginan dan Teknologi, Keterbatasan Produk dan Harga, Fleksibilitas, Efisiensi,Kemudahan, Ekonomi dan Sosial.
Mujiyana (2013)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN VIA INTERNET PADA TOKO ONLINE
program periklanan, kepercayaan konsumen melalui e-mail
Structural Equation Model (SEM)
Eunike Verina (2014)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA TOKO FASHION DI JEJARING SOSIAL FACEBOOK (Survei pada Konsumen Toko Fashion di Jejaring Sosial Facebook yang berlokasi di Indonesia)
atmosfer, Analisis produk, harga, Regresi promosi, pelayanan, kepercayaan, dan karakteristik konsumen secara parsial dan simultan,
Facebook.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel atmosfer, produk, harga, promosi, pelayanan, kepercayaan, dan karakteristik konsumen secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko fashion di jejaring sosial Facebook. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Mochamad Ridzky Arwiedya (2011)
ANALISIS PENGARUH HARGA,JENIS MEDIA PROMOSI,RESIKO KINERJA, DAN KERAGAMAN PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN VIA INTERNET PADA TOKO ONLINE
keputusan pembelian, harga, jenis media promosi, resiko kinerja, dan keragaman produk
Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan ketiga variabel independen yang diteliti yaitu variabel harga, jenis media promosi & keragaman produk terbukti berpengaruh positif & signifikan terhadap variabel dependen keputusan pembelian. Sedangkan satu variabel independen resiko kinerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap variabel dependen keputusan pembelian.
Analisis Regresi
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel program periklanan dan kepercayaan konsumen melalui e-mail secara signifikan berpengaruh langsung ke keputusan pembelian atau tidak secara langsung dengan melalui pemprosesan informasi. Hal ini berarti bahwa keberhasilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh pengguna internet dipengaruhi oleh variable pemprosesan informasi