BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan oleh para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan
manfaat
dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Kata disiplin dan kerja dapat di artikan sebagai berikut : disiplin adalah tata tertib yang berupa ketaatan, kepatuhan pada peraturan (tata tertib). Sedangkan pengertian kerja yaitu kegiatan untuk melakukan sesuatu. Niat untuk mentaati peraturan menurut Suryohadiprojo (2000:86) merupakan suatu kesadaran bahwa tanpa disadari unsur ketaatan untuk tujuan organisasi tindakan tercapai. Hal ini berarti bahwa sikap dan perilaku didorong adanya kontrol diri yang kuat, artinya sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan organisasi muncul dari dalam dirinya. Hasibuan (2007:193) mengemukakan bahwa disiplin merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Fhatoni (2006:126) mengemukakan bahwa disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasi (Handoko, 1996: 115). Filipo (dalam Atmodiwirio 2000:24) mengemukakan bahwa disiplin adalah setiap usaha mengkoordinasikan perilaku seseorang pada masa yang akan datang dengan mempergunakan hukum dan ganjaran. Definisi di atas menfokuskan pengertian disiplin
sebagai usaha untuk menata perilaku seseorang agar terbiasa melaksanakan sesuatu sebagaimana mestinya yang didrangsang dengan hukuman dan ganjaran. Disiplin pegawai adalah suatu pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya (Siagian, 2001: 305) Sinungan (2000: 145) mengemukakan bahwa disiplin adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etik, norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat. Selanjutnya Christina (www.geoogle.com) mengungkapkan bahwa disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan yang sungguh terhadap peraturan yang berlaku. Sastrohadiwiryo (2002:291) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat diartikan bahwa disiplin kerja merupakan sikap perbuatan tingkah laku dalam melakukan sesuatu yang berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar terhadap peraturan yang berlaku. Dengan disiplin orang dapat mengatur segala aktivitasnya secara efektif dan efisien dengan didasari rasa tanggung jawab dalam dirinya, maka ia akan bekerja dengan kesungguhan dan tanggung jawab. Sanksi
indisipliner
dilakukan
untuk
mengarahkan
dan
memperbaiki
perilaku pegawai dan bukan untuk menyakiti. Tindakan disiplin hanya dilakukan pada pegawai
yang tidak dapat mendisiplinkan
diri,
menentang/tidak dapat
mematuhi
praturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan pasien secara langsung, oleh karena itu tindakan
koreksi dan
pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera diatasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi. 2.2 Indikator Displin Kerja Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai, menurut Hasibuan (2007:194-198), antara lain : 2.2.1
Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat disiplin pegawai. Tujuan yang
akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cakup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai yang bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2.2.2
Teladan Pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menetukan disiplin kerja pegawai karena
pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, disiplin kerja bawahan juga akan baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang disiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin. 2.2.3
Balas Jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi disiplin kerja pegawai, karena
balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap organisasi dan pekerjaannya. Jika kecintaan pegawai semakin baik terhadap pekerjaan, maka disiplin kerja mereka akan semakin baik pula. 2.2.4
Keadilan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya disiplin kerja pegawai, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. 2.2.5
Waskat Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
mewujudkan disiplin kerja pegawai. Dengan waksat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, skap, gairah kerja dan prestasi kerja bawahannya. 2.2.6
Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara disiplin kerja pegawai. Dengan
sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut melanggar peraturanperaturan perusahaan, sikap dan perilaku indisipliner pegawai akan berkurang. 2.2.7
Ketegasan Ketegasan pemimpin dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi disiplin kerja
pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. 2.2.8
Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama pegawai ikut menciptakan
disiplin kerja yang baik. Dalam hal ini, manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua pegawai. Hal ini akan memotivasi disiplin kerja yang baik. 2.3 Tujuan Disiplin Kerja Secara umum tujuan disiplin kerja dapat disebut juga sebagai tujuan utama disiplin kerja yakni merupakan kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif perusahaan.
Secara khusus tujuan disiplin kerja antara lain : 2.3.1 Agar karyawan menepati segala peraturan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen. 2.3.2 Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampumemberikan pelayanan maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya. 2.3.3 Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya. 2.3.4 Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan. 2.3.5 Pegawai dapat menghasilkan produktifitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2.4 Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja Tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja terdiri dari atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan sanksi disiplin ringan. 2.4.1 Sanksi Disiplin Berat a). Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan/pekerjaan yang diberikan sebelumnya. b). Pembebasan dari jabatan/pekerjaan untuk dijadikan sebagai karyawan biasa bagi yang memegang jabatan. c). Pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak dengan hormat atas permintaan sendiri kayawan yang bersangkutan. d). Pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan hormat sebagai karyawan diperusahaan.
2.4.2 Sanksi Disiplin Sedang a). Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancang sebagaimana karyawan lainnya. b). Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan harian, mingguan atau bulanan. c). Penundaan program promosi bagi karyawan yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi. 2.4.3 Sanksi Disiplin Ringan a). Teguran lisan kepada karyawan yang bersangkutan. b). Teguran tertulis. c). Pernyataan yang tidak puas secara tertulis. 2.5 Macam-Macam Disiplin Kerja Disiplin kerja terbagi atas dua macam yakni disiplin diri dan disiplin kelompok. 2.5.1 Disiplin Diri Menurut Jasin (2002:182) disiplin diri merupakan disiplin yang dikembangkan oleh diri sendiri. Hal ini merupakan manifestasi dari tanggung jawab pribadi, yang berarti mengakui dan menerima nilai-nilai yang ada di luar dirinya. Melalui disiplin diri, karyawankaryawan merasa bertanggung jawab dan dapat mengatur diri sendiri untuk kepentingan organisasi. Disiplin diri merupakan hasil proses belajar (sosialisasi) dari keluarga dan masyarakat. Penanaman yang menjunjung disiplin, baik yang ditanamkan oleh orang tua, guru dan masyarakat merupakan bekal positif bagi perkembangannya disiplin diri. 2.5.2 Disiplin Kelompok Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individual semata, selain disiplin diri masih diperlukan disiplin kelompok. Hal ini didasarkan atas pandangan bahwa di dalam
kelompok kerja terdapat standar ukuran prestasi yang telah ditentukan, misalnya Simpati Air On Flight Time Guarantee. Hal ini berarti setiap karyawan di Simpati Air akan berusaha semaksimal mungkin memenuhi standar prestasi tersebut. Contohnya semua pihak, baik pramugari, pilot maupun agen penjualan tiket akan berusaha agar pesawat dapat terbang tepat pada waktunya. Dapat dikatakan bahwa salah satu standar ukur prestasi melalui disiplin yang diterapkan oleh organisasi. 2.6 Cara Menegakan Disiplin Kerja Salah satu tugas yang paling baik bagi seseorang atasan adalah bagaimana menegakan disiplin kerja secara tepat. Jika pegawai melanggar aturan tata tertib, seperti selalu sering terlambat atau membolos kerja, berkelahi, tidak jujur atau bertingkahlaku lain yang dapat merusak kelancaran kerja suatu bagian, atasan harus turun tangan. Kesalahan semacam itu harus dihukum dan atasan harus mengusahakan agar tingkah laku seperti itu tidak terulang. Ada beberapa cara menegakan disiplin kerja dalam suatu instansi: a) Disipin harus ditegarkan untuk sementara. b) Disiplin harus didahului peringatan dini. c) Disiplin harus konsisten. d) Disiplin harus imperasional. Disipin harus setimpal.