BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori Pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 538) berarti proses, cara, perbuatan mengembangkan. Sedangkan mengembangkan adalah menjadikan besar, luas dan merata atau menjadikan maju, baik dan sempurna. Pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu proses dari mempersiapkan dan merencanakan secara menyeluruh dalam mengembangkan, memproduksi, memvalidasi serta mengujicobakan media pembelajaran. 1.
Tinjauan Media Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung
dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal (Satyasa, 2007: 3). Berikut akan dijelaskan lebih mendalam tentang media pembelajaran. a.
Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah berarti
tengah, perantara atau pengantar (Arsyad, 1997: 3). Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar pesan
16
17
dari pengirim menuju penerima pesan. Gagne menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lebih lanjut, Briggs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti buku, film, kaset, dan film bingkai (Sadiman dkk, 1990: 6). Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 1997: 3). Association of Education and communication technology (AECT) dalam Arsyad , 1997: 3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Seringkali kata media pembelajaran digunakan secara bergantian istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1986) bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal
18
apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Di lain pihak, National Education Association (NEA) (dalam Arsyad, 1997: 4), memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual dan peralatanya, dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca. Rivai dkk (2007: 41) mengungkapkan istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi”. Rumusan ini muncul karena media merupakan salah satu komponen dari teknologi pengajaran. Teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi. Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pengajaran, maka teknologi merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah-masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang bertujuan dan disengaja. Dari beberapa pendapat tentang definisi media seperti yang telah dibahas apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu perantara atau pengantar sebagai pembawa pesan, pengetahuan, dan informasi dengan bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual agar dapat memanipulasi isi materi pengajaran. b.
Tujuan Media Pembelajaran Dalam penggunaan media pembelajaran perlu adanya suatu konsep yang
tertata dan perlu adanya pertimbangan. Hal ini agar kegiatan belajar dan proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik. Namun belum tentu juga media yang
19
baik dapat menghasilkan keberhasilan jika siswa tidak merespon media tersebut. Untuk itu siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya dan guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Arsyad (1997: 8) mengatakan bahwa semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Dengan istilah mediator, media berfungsi mengatur hubungan yang efektif antara siswa dan isi pelajaran dalam pembelajaran. Dapat dikatakan pula setiap sistem pembelajaran yang melakukan mediasi, mulai dari guru sampai peralatan canggih dapat disebut sebagai media. Dengan demikian, tujuan media pembelajaran adalah sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran yang dapat diterima melalui berbagai alat indera agar pesan yang disampaikan lebih lama dipertahankan dalam ingatan dan mudah dimengerti sehingga proses belajar mengajar mencapai keberhasilan. c.
Manfaat Media Pembelajaran Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh terhadap
dunia pendidikan. Pemanfaatan hasil teknologi dalam dunia pendidikan terlihat dengan banyaknya multimedia pembelajaran yang sudah digunakan dalam proses belajar mengajar. Berbagai jenis media pembelajaran dirasakan manfaatnya untuk
20
membantu pengajar dalam menyampaikan materi kepada siswa agar mudah dipahami. Menurut Sutikno (2004: 125-126), ada beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, yaitu : 1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. 2. Materi pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami oleh peserta didik memungkinkan peserta didik menguasai tujuan mengajar dengan lebih baik. 3. Metode mendidik akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik, sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, apabila pendidik mendidik untuk setiap jam pelajaran. 4. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarakan uraian pendidik tetapi juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan. Media pembelajaran sudah selayaknya digunakan di sekolah-sekolah untuk menunjang kegiatan pembelajaran, karena tidak semua bahan ajar yang menceritakan suatu benda atau peristiwa dapat diterima hanya dengan pendengaran saja. Ada keunggulan tersendiri dari media pembelajaran, yaitu (Arsyad, 1997: 26-27): 1. Memperbesar benda yang kecil sehingga bisa nampak lebih jelas. 2. Memperkecil benda yang besar yang kemungkinan kecil dihadirkan ke sekolah. 3. Menyajikan teks, gambar dan tampilan-tampilan dalam bentuk video. 4. Menghasilkan suara yang dirasa asing di telinga siswa. 5. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa.
21
Begitu banyak manfaat media pembelajaran sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih efektif dan mempermudah penyampaian materi sehingga dapat mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran di sekolah. d.
Klasifikasi Media Pembelajaran Taksonomi Leshin dan kawan-kawan dalam Arsyad (1997: 81-82)
menguraikan jenis-jenis media pembelajaran, yaitu : a. Media berbasis manusia, diantaranya guru, instruktur, tutor, main peran, dan kegiatan kelompok. b. Media berbasis cetakan, diantaranya buku, penuntun, buku kerja atau latihan, dan lembaran lepas. c. Media berbasis visual, diantaranya charts, grafik, peta, figur atau gambar, transparasi, film bingkai atau slide. d. Media berbasis audio-visual, diantaranya video, film, slide bersama tape, televisi. e. Media berbasis komputer, berupa pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif. Dari beberapa jenis-jenis media pembelajaran di atas, selama ini tampaknya media pembelajaran berbasis audio-visual masih jarang digunakkan sebagai media untuk menyampaikan materi. Yamin (2007: 204) mengatakan: “banyak sekali media pembelajaran yang telah dipelajari, namun hanya sedikit sekali media yang cukup sering digunakan di dalam kelas, diantaranya Overhead Projector, gambar, model, papan tulis, dan buku. Sedangkan media lain seperti video, film, kaset audio, atau film bingkai relatif jarang digunakan”. Belum dimanfaatkannya media pembelajaran berbasis audio-visual secara maksimal, peneliti mengembangkan media berupa video pembelajaran dan hasilnya dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran di kelas maupun pada saat belajar individu di rumah. Video pembelajaran yang dihasilkan diharapkan
22
mampu menyajikan tampilan yang lebih variatif dan lebih menarik motivasi siswa. 2.
Tinjauan Media Berbasis Audio-Visual Media audio-visual adalah media yang “audible” artinya dapat didengar
dan media yang “visible” artinya dapat dilihat. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indera yang menjadi sasaran dari media tersebut (Suleiman, 1985: 11). Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian. Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penuntun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran (Arsyad, 1997: 91). Sulaiman, (1985: 17) mengatakan bahwa perhatian yang semakin meluas dalam penggunaan alat-alat audio-visual telah mendorong bagi diadakanya banyak penyelidikan ilmiah mengenai tempat dan nilai alat-alat audio-visual tersebut dalam pendidikan. Penyelidikan itu telah membuktikan, bahwa alat-alat audio-visual jelas mempunyai nilai yang berharga dalam bidang pendidikan. Sementara Rivai (2007: 58) mengungkapkan bahwa penekanan utama dalam pengajaran menggunakan media audio-visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman kongkret, tidak hanya didasarkan atas kata-kata
23
belaka. Materi audio-visual hanya dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses pengajaran. Sistem multimedia gabungan audio dengan visual merupakan media serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif untuk pengajaran kelompok maupun pengajaran perorangan dan belajar mandiri. Media pengajaran gabungan audio dan visual dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pengajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Tayangan satu atau seperangkat gambar bisa disertai oleh satu narasi yang sesuai sebagai pengantar dan pengajaran pendahuluan dari satu unit pelajaran. Narasi lain dapat disertakan terutama untuk menyajikan pelajaran secara lebih rinci. Keefektifan penyajian pelajaran melalui media audio-visual memerlukan perhatian khusus, Arsyad (1997: 153-154) berpendapat bahwa: “dalam penyajian konsep-konsep dan gagasan-gagasan sebaiknya dilakukan satu persatu, karena pesan yang lebih dari satu akan membagi perhatian siswa sehingga kedua pesan akhirnya tidak terserap oleh siswa. Penayangan materi pelajaran pada layar perlu ditayangkan pula satu gambar jika memang visual itu ingin mendapat penekanan. Penyusunan gambar, pemilihan slide, musik, dan efek suara juga harus tepat, sehingga penyajian media menjadi lebih dinamis”. Ada
beberapa
alasan
peneliti
melakukan
penelitian
dengan
mengembangkan media pembelajaran melalui media berbasis audio-visual (video pembelajaran), karena ada beberapa kelebihan dari media ini seperti yang diungkapkan oleh Suleiman (1985: 191-192) : “selain bergerak dan bersuara, video itu dapat menggambarkan suatu proses sehingga menimbulkan kesan tentang ruang dan waktu. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk impresi yang murni.
24
Media berbasis audio-visual juga dapat memperlihatkan berbagai tampilan visual dan menggambarkan teori sains dengan teknik animasi”. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis audio-visual sangat tepat untuk digunakan sebagai alat pembuatan media pembelajaran yang efektif. Selain dapat memberikan penggambaran yang paling mendekati pengalaman yang sebenarnya secara menarik, media ini dapat menjadikan siswa lebih aktif mendengarkan dan memperhatikan. 3.
Tinjauan Apresiasi Musik
a.
Apresiasi Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sering mendengarkan istilah
apresiasi. Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin appretiatus, dalam bahasa Inggris appreciation, yang berarti penghargaan dan pengertian, yaitu merupakan suatu proses sadar yang dilakukan seseorang dalam menghadapi dan memahami karya seni (Bahari, 2008: 148). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 41), istilah apresiasi mempunyai arti kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya dan penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu. Kaitannya dengan kesenian, apresiasi berarti kegiatan mengartikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan menilai karya secara semestinya. Dengan demikian, berdasarkan pengertian tersebut, maka kegiatan yang paling fundamental dalam apresiasi terhadap karya seni adalah mencari tahu dan mengapresiasi latar belakang sebuah karya seni. Karena seseorang akan bisa
25
menghargai dan menilai sesuatu, pastinya didahului dengan pengenalannya terhadap sesuatu itu ( Soedarso, 1990: 77). Dalam pengertian lain, Bastomi (1992: 6) mengungkapkan bahwa persoalan apresiasi adalah persoalan sikap yaitu sikap seseorang terhadap seni sebagaimana dia menghayati dan menghargai seni dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu berapresiasi seni dengan baik akan tercapai apabila dapat ditelusuri proses penciptaan seni dari awal yaitu mulai dari tumbuhnya inspirasi sampai dengan terwujudnya sebuah hasil seni. Dari berbagai batasan mengenai apresiasi di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi berhubungan dengan intelektual dan emosional yang di dalamnya meliputi pengenalan, pengalaman, pemahaman, penikmatan, dan penilaian terhadap karya seni secara sungguh-sungguh. b.
Musik Musik merupakan suatu hasil karya seni yang berbentuk bunyi atau
suara, dimana di dalamnya mengandung unsur-unsur yang membentuk keutuhan dari musik itu sendiri. Safrina ( 1999: 1) mengartikan Musik sebagai salah satu cabang kesenian, adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalului unsur-unsur musikal yaitu irama, melodi, harmoni, dan bentuk atau struktur lagu. Sementara itu Hardjana (1983: 10), mengatakan bahwa unsur-unsur musik belum benar-benar sempurna apabila belum memasukan unsur-unsur vitalitas dalam diri manusia. Vitalitas manusia hadir dalam musik sebagai sifatsifat yang dinamis seperti lemah-keras, cepat-lambat, sedih-gembira, halus-kasar,
26
dan seterusnya. Musik akan menjadi sempurna apabila musik bisa menjadi media ekspresi manusia dengan segala sifat-sifat alamiah dan manusiawinya. Seluruh komponen di dalam bentuk musik dan semua unsur-unsur musik mempunyai peranan penting dalam membentuk sebuah lagu dan komposisi musik. Keterikatan yang kuat antara satu dengan yang lain dapat menghasilkan sebuah karya musik apabila mengikuti teori-teori yang ada. Irama, melodi dan harmoni tersebut membentuk gaya dan karakter tertentu yang kemudian dikenal dengan irama dan aliran musik seperti jazz, rock, country, pop, reggeae, disco, dan termasuk yang dibahas dalam penelitian ini yaitu musik tradisional. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi musik merupakan kegiatan memahami dan menghargai karya musik dengan penuh penghayatan, sehingga menumbuhkan kenikmatan, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam terhadap musik. Apresiasi musik dalam penelitian ini merupakan program apresiasi terhadap musik tradisional Nusantara untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap musik tradisional Nusantara. Program ini disesuiakan dengan silabus dan buku pegangan guru pelajaran seni musik khususnya untuk siswa SMP kelas VIII, maka dalam penelitian ini dibahas mengenai pengertian musik tradisional Nusantara, lagu daerah, penggolongan alat musik, dan ragam musik tradisional beberapa daerah di Indonesia. 4.
Tinjauan Musik Tradisional Nusantara
a.
Pengertian Musik Tradisional Nusantara Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu
daerah tertentu dan diwariskan secara turun-temurun dari satu generasi ke
27
generasi berikutnya (Ali, 2006: 2). Musik tradisi cenderung lebih eksklusif, artinya musik ini tidak dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat di luar kebudayaan yang melahirkan musik tersebut. Komposisi, fungsi, nilai, dan karakteristik syair musik tradisi suatu masyarakat sangatlah khas sehingga tidak mudah untuk diterima dan dinikmati sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat lain. Berbagai macam ragam karya musik dan jenis alat musik tradisional Nusantara, hampir setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri dalam syair, alunan melodi, irama, alat musik, dan komposisi lagunya. Nusantara adalah sebutan bagi Indonesia, yang merupakan negara kepulauan dan dikelilingi banyak laut dan dua samudera. Tiap daerah-daerah di Indonesia mempunyai berbagai macam budaya dan ciri khas masing-masing. Tyas (2007: 1) berpendapat bahwa musik tradisional Nusantara adalah musik atau seni suara yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat. Musik tradisional Nusantara merupakan salah satu bentuk gambaran kebudayaan suatu daerah, selain ada tarian, pakaian adat, dan adat kebiasaan lainnya. Perbedaan karakter suara, irama, dan bahasa setiap daerah akan menggambarkan ciri khas musik tradisional masing-masing daerah. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa musik tradisional Nusantara adalah musik yang lahir dan berkembang dari berbagai daerah di Indonesia yang menggambarkan kebudayaan suatu daerah dengan bentuk perbedaan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat.
28
b.
Karya Lagu Tradisional Nusantara Keanekaragaman karya musik Nusantara lainnya terdapat pada lagu
tradisional yang tercipta disetiap daerah. Setyobudi, dkk. (2007: 47) mengungkapkan bahwa hampir setiap daerah memiliki karya musik berupa lagu dengan menggunakan bahasa masing-masing daerah yang berisi gambaran kehidupan masyarakat setempat secara umum. Beberapa lagu tradisional Nusantara yang terkenal yaitu Suwe Ora Jamu (Jawa Tengah), Es Lilin (Jawa Barat), Janger (Bali), Burung Kakak Tua (Maluku), Papua Sup Ine Ifnai Yara (Papua), Bungong Jeumpa (Aceh), Bacando Kanai (Sumatera Barat), Amparampar Pisang (Kalimantan Selatan), dan Cik Cik Periok (Kalimantan Barat). Dalam penelitian ini ada empat lagu yang diperdengarkan yaitu lagu Janger (Bali), Es Lilin (Jawa Barat), Papua Sup Ine Ifnai Yara (Papua), dan Bak Cando Kanai (Sumatera Barat). Peneliti menyajikan empat lagu yang sangat berbeda karakternya ke dalam video pembelajaran agar siswa dapat membandingkan lagu setiap daerah dan diharapkan lebih paham karakter yang menonjol dari setiap lagu dan musik pengiringnya. c.
Penggolongan Alat Musik Tradisional Keanekaragaman musik Nusantara berikutnya yaitu berupa alat musik
tradisional. Bukan hanya musik dan lagu yang menjadi khas setiap daerah, alat musik tradisional juga menjadi ciri khas keunikan setiap daerah. Alat musik yang terdapat di setiap daerah beragam bentuk, bahan pembuatan, cara memainkan, dan sumber bunyi yang dihasilkan. Dalam Catalog Of The Musical Instrument
29
m ditinjau dari sum mber bunyi atau suara yang Collectionn (1987: 21-22), alat musik dihasilkann digolongkaan menjadi empat, yaittu: 1) Chorddophone Chordophon C ne adalah go olongan alat musik yan ng sumber bunyinya b beerasal dari dawaai yang berggetar, makaa dari itu chhordophonee sering diseebut dengann alat musik berrdawai (Nurrsantara, 20004: 18). Berikut B bebeerapa alat musik m tradissional yang tergoolong dalam m alat musikk berdawai:: • Reebab Reebab merupakan alat musik m tradissional Pulauu Jawa yan ng tergolongg alat muusik berdaw wai. Cara memainkan m a musik rebab alat r yaitu dengan diggesek. Alat musik rebab r terbuuat dari kaayu yang berongga b dii bagian dalam, kem mudian dilaapisi dengann kulit tipiss sebagai peengeras suarra, dan mem miliki 2-33 dawai yanng terbuat dari tembagaa.
Gambaar 2.1. Alat Musik Rebaab (dreamindonesia.w wordpress.coom) • Keecapi Keecapi meruppakan alat musik traddisional daeerah Jawa Barat B yangg cara meemainkannyya dengan dipetik. d Alatt musik keccapi berbenttuk seperti kotak k
30
d atasnya berjajar b daw wai atau sennar yang teerdiri dari 18-20. kayyu yang di Kootak kayu beerfungsi seb bagai resonaatornya.
Gamb bar 2.2. Alatt Musik Keccapi (indoneesia-sciencee.blogspot.ccom) • Saampek Saampek meruupakan alaat musik trradisional masyarakat m suku dayaak di Kaalimantan. Cara C memaainkan alat musik sam mpek yaitu dengan dippetik. Alat musik sampek s terb buat dari kayu k pilihan n (kayu meeranti, ulin)) dan m alat musikk gitar meenggunakann 3-4 dawai. Alat musiik sampek menyerupai denngan tubuh yang panjaang dan leheer yang sanggat pendek.
Gambarr 2.3. Alat Musik M Samp pek (mirnnarizki37.bloogspot.com m) • Saasando Saasando meruupakan alatt musik traddisional yanng berasal dari Pulau Rote Nuusa Tenggarra Timur. Alat A musik sasando s terggolong alat musik berddawai yan ng cara meemainkanny ya dengan dipetik. d Tab bung panjaang yang teerbuat darri bambu menjadi m bagian utamaa dari alat musik sasaando. Di bbagian
31
ngah melinggkar dari ataas ke bawahh terentang dawai dari satu tumpuuan ke ten tum mpuan lainnnya dengann nada yangg berbeda. Anyaman A daun d lontar yang meembentuk seetengah linggkaran terseebut menjad di tempat resonansinya.
Gambarr 2.4. Alat Musik M Sasan ndo (mp3iindoblog.bloogspot.com m) 2) Aerop phone Aerophone A d disebut jugaa alat musikk tiup, artinyya golongann alat musikk yang sumber buunyinya berrupa udara yang y bergettar (Nursanntara: 2004: 18). Alat musik m tradisionall Nusantaraa yang tergoolong alat musik m tiup diiantaranya : • Suuling Alat musik suuling terdap pat hampir diseluruh daerah d di Inndonesia, namun daeerah lain aada yang memberikaan nama berbeda. b Seeperti di daerah d Suumatera Barrat memberiikan nama Saluang. S Allat musik suuling terbuaat dari bam mbu yang memiliki m ukkuran yang berbeda-beeda dan terddiri empat, enam lubbang resonaansi berlaraas slendro dan d pelog. Ada dua cara c meniupp alat muusik suling yaitu y dengaan arah vertiikal dan horrisontal.
Gambaar 2.5. Alat Musik Sulinng (anekaalatmusik.bblogspot.com m)
32
• Serunai Serunai meruppakan alat musik m tiup tradisional yang berasal dari Sum matera Baarat. Alat musik m serunnai terbuat dari kayu atau bambbu, batang padi, tan nduk kerbauu, dan dauun kelapa. Bagian B yanng unik darri alat musiik ini adaalah ujungnnya yang meengembangg berfungsi untuk u mem mperbesar voolume suaara.
Gambarr 2.6. Alat Musik M Serunnai (tradissionalseni.bllogspot.com m)
3) Memb branophonee Membranoph M hone adalaah golongann alat mussik yang suumber bunyyinya berasal daari getaran membran atau a kulit yang y terdap pat pada insstrumen terrsebut (Nursantarra, 2004: 19). 1 Getarann ditimbulkkan karena alat tersebuut dipukul. Alat musik traadisional Nusantara N yang terggolong alaat musik membranop m phone diantarany ya : • Keendang Keendang merrupakan alaat musik trradisional yang y tergollong alat musik m perrkusi tidak bernada. Alat A musik kendang menghasilka m an bunyi karena k gettaran mem mbran pada ke dua sisi kendang g yang dippukul. Kenndang meemainkan riitme yang mengatur m cepat lambaatnya suatu musik, biassanya alaat musik kenndang terdaapat pada muusik gamelaan.
33
Gambarr 2.7. Alat Musik M Kendang (dreamindonesia.w wordpress.coom) • Tiffa Tiffa adalah alat musikk tradisionaal daerah Maluku dan Papua yang terrgolong alatt musik perkkusi tidak bernada. b Sum mber bunyii yang dihassilkan berrasal dari membran yang y bergeetar karenaa dipukul. Alat musikk tifa terrbuat dari sebatang kayu k yang dikosongii atau dihiilangkan issinya, kem mudian padda salah satuu ujungnya ditutupi denngan membbran yang teerbuat darri kulit rusaa.
bar 2.8. Alatt Musik Tiffa Gamb (tiifanet.blogsppot.com) 4) Idioph hone Id diophone addalah golon ngan alat muusik yang suumber bunyyinya berasaal dari getaran yang ditimbbulkan oleh h alat musikk itu sendiiri (Nursan ntara, 2004:: 19). Idiophonee tergolong alat musiik perkusi yang sumbber bunyinnya berasall dari
34
k dipuukul atau digoyangka d an . Alat musik m tradissional getaran allat musik karena Nusantaraa yang tergoolong alat musik m idiophhone diantarranya : • Kaarinding Kaarinding meerupakan alaat musik traadisional maasyarakat Sunda Jawa Barat yan ng terbuat dari batangg pohon arren dan bam mbu. Cara memainkann alat muusik karindding yaitu dengan diitempelkan di mulut yang berffungsi sebbagai resonansinya, kemudian dipukul menggunak m kan jari taangan (teelunjuk), dann lidah sebaagai pengonntrol bunyi yang y diingin nkan.
Gambar 2.9. Alat Musik M Karind ding om) (chankcodet-sunda..blogspot.co • Taalempong Taalempong adalah a alatt musik ttradisional masyarakaat Minangkkabau Suumatera Baarat. Alat musik m talem mpong terbbuat dari bahan b kuningan, nam mun ada juuga yang teerbuat dari batu dan kayu. k Bentu uk alat musiik ini ham mpir sama seperti alaat musik boonang dalam m perangkaat gamelan. Alat muusik talemppong tergoloong alat muusik perkussi bernada yang dimainkan denngan dipukuul.
35
Gambar 2.10. Alat Musik M Talem mpong (buudaya-indonnesia.org) d.
Ragam m Musik Trradisional Nusantara N In ndonesia terdiri dari berbagai daerah yaang berbed da budaya dan
tradisinya. Masing-m masing daeraah mempunnyai ciri khaas masing-m masing menngenai musik traddisinya yangg memperkaya khasanaah musik dii Nusantara (Setyobudii dkk, 2007: 46).. Beberapa musik m tradisional Nusaantara antara lain musikk Melayu, musik m Painting, musik Genndang Baleqq, musik Angklung, A m musik Gamelan, dan musik m Kolintang. Musik yang ditamp pilkan padaa video peembelajaran n ini meruppakan musik yanng menjadi ciri c khas beeberapa daerrah yaitu muusik angkluung (Jawa B Barat), Kolintang (Sulawesi Utara), kem mudian gam melan (Pulauu Jawa). Peb bedaan mussik ini terletak pada p karakkter suara yang dihaasilkan, irama permaiinan, dan gaya memainkaan. Karakteer inilah yaang harus dipahami d unntuk mengeenali keraggaman musik traddisional Nussantara. •
Anngklung Muusik angkllung meruppakan mussik yang menjadi m ciiri khas daerah d Paasundan (Jaw wa Barat). Musik angkklung terdirri dari berbbagai ukurann alat muusik angkluung yang menghasilkann nada yangg berbeda-bbeda. Alat musik m anggklung terbbuat dari bah han dasar bambu b sehin ngga menghhasilkan karrakter suaara yang khhas. Cara memainkan m a musik angklung alat a yaitu dengann cara
36
diggoyangkan.
Angklung
dimainkkan
oleh
beberapa
orang
hingga
meembentuk allunan musik k yang harm monis.
Gambaar 2.11. Mussik Angklunng (musiik.indonesiaakreatif.net)) •
Koolintang Meenurut Tyass (2007: 29)) kolintang merupakann alat musik tradisional yang berrasal dari daerah d Sulaawesi Utaraa. Kolintangg terdiri darri kumpulann alat muusik yang dimainkan menjadi m harm moni lagu. Ada A yang berfungsi b seebagai penngisi melodi, pengisi akord, daan ada juga yang meemainkan ritme. r Semuanya ituu dimainkaan dengan cara dipukkul. Alat musik m Kolinntang terrbuat dari baahan dasar kayu k dengaan ukuran daan jenis nadda yang berbbedabedda.
Gambaar 2.12. Mussik Kolintanng (www w.indonesiaakaya.com)
37
•
Gaamelan Muusik gamelan menjadii musik khhas yang teersebar di beberapa b d daerah Puulau Jawa daan Bali. Muusik ini serinng digunakaan dalam peertunjukan tarian t ataaupun wayaang dan jug ga digunakaan dalam uppacara adat. Musik gam melan terrdiri dari beberapa b allat musik diantaranya d a Saron, Demung, D Peeking, Bo onang, Kennong, Gennder, Slennthem, Keempul, Goong, Kenddhang, Gaambang, Sulling, Siter, dan d Rebab. Berbeda deengan musik gamelan Jawa, J padda musik gaamelan Balii terdapat alat a musik ceng-ceng yaang membeerikan unsur nyaringg dan meriah. Pada penelitian p in ni musik yang ditamppilkan adaalah musik gamelan Jaawa.
Gambaar 2.13. Muusik Gamelaan (fakkhrious.bloggspot.com) B. Penellitian Yangg Relevan 1.
Penelitian yang relevan denngan peneliitian ini dillakukan oleeh Taufik (22009: 42), dengan d juddul skripsi “Pengembbangan Meedia Pebela ajaran Inteeraktif Dengaan Softwaree Adobe Flaash CS3 Unntuk Apresiaasi Musik Siswa S SMP Kelas K Vlll”, hasil peneelitiannya menunjukan m n bahwa prroduk meddia pembelaajaran interaaktif ini telaah layak un ntuk diterappkan dalam kegiatan belajar b menggajar. Hal in ni ditunjukkkan dengan n validnya semua s unsu ur item yan ng diteliti seelama
38
proses uji coba produk. Dari hasil analisis validasi instrumen menunjukkan semua item unsur yang diamati (r hitung) lebih besar dari r tabel sebesar 0,7. Koefisien validitas bergerak dari 0, 712 sampai 0, 869. Dari hasil analisis ini menunjukkan keterkaitan siswa sangat baik dalam penggunaan media pembelajaran ini dilihat dari hasil r hitung yang tinggi. Pada saat observasi langsung uji produk siswa sangat puas dalam menggunakan media, dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik serta efektif. 2.
Penelitian ke dua yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Ega Silviana Putri (2012: 72), dengan judul ”Pengembangan Multimedia Interaktif Pembelajaran Musik Nusantara Di SMP N 2 Klaten”, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengujian, uji validitas media oleh ahli media mendapatkan hasil setuju dengan isi angket sedangkan hasil validasi oleh ahli materi juga mendapat hasil yang setuju dengan isi angket. Kemudian setelah diujicobakan ke pengguna (siswa), hasil uji media oleh siswa mendapat prosentase total sebesar 88% maka dapat dikatakan bahwa penilaian media pembelajaran CD Interaktif musik Nusantara masuk kategori layak dan menarik untuk digunakan sebagai salah satu sumber belajar karena berada di kategori setuju dan sangat setuju bahwa penilaian media tersebut baik. Dari contoh hasil penelitian yang dilakukan dua peneliti tersebut menunjukkan bahwa dengan penggunaan media pembelajaran, hasil pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan metode verbal atau konvensional. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan karena
39
menghasilkan produk yang sudah dikembangkan dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui apresiasi musik terhadap musik tradisional Nusantara. Perbedaan media pembelajaran yang dilakukan dua peneliti tersebut di atas dengan media pembelajaran yang dihasilkan yaitu pada penggunaan media itu sendiri. Jika pada penelitian Taufik dan Ega media yang dibuat berupa media interaktif, sedangkan peneliti membuat media yang berbentuk video sehingga pengguna (siswa) hanya bisa menyaksikan dan mendengarkan, sifatnya lebih apresiasi dan untuk menarik minat siswa belajar musik tradisional Nusantara. Persamaan media pembelajaran ini yaitu sama-sama menggunakan perangkat lunak (software) sebagai alat untuk membuat media pembelajaran yang menarik. Persamaan juga terletak pada cara penyajianya menggunakan alat multimedia seperti komputer, layar LCD, dan proyektor. C. Kerangka Berfikir Perkembangan teknologi modern pada saat ini tidak hanya membawa dampak negatif namun membawa dampak positif pada dunia pendidikan. Khususnya pada penyampaian materi dapat lebih variatif dengan menggunakan produk berupa alat multimedia dan perngkat lunak (software) sebagai medianya. Adanya alat multimedia dan perangkat lunak (software) yang dari tahun ke tahun mengalami perkembangan, sangat membantu jalannya kegiatan pembelajaran jika dapat memanfaatkannya dengan baik. Media dapat mempermudah siswa dalam menangkap materi yang disampaikan, selain itu juga dapat menumbuhkan
40
motivasi dan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga, proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Perkembangan teknologi modern juga berdampak pada kebutuhan siswa akan informasi dan ilmu yang lebih luas. Permasalahan ini menjadi tugas guru sebagai pendidik harus menyesuaikan dan mampu berinovasi dalam mengajar. Profesioanalisme seorang guru sangat dibutuhkan dan guru harus bisa mengembangkan media yang ada. Pengembangan media pembelajaran menjadi sangat penting untuk mengejar ketertinggalan siswa dalam memperoleh informasi. Sudah selayaknya penggunaan media diterapkan pada kegiatan pembelajaran di sekolah. Khususnya pada pembelajaran seni musik yang erat hubunganya dengan bunyi dan berisi kegiatan praktek (pertunjukan musik). Apresiasi musik merupakan kegiatan memahami dan menghargai musik dengan penuh penghayatan, sehingga menumbuhkan kenikmatan, pengetahuan, dan pemahaman yang mendalam terhadap musik. Dalam pembelajaran musik tradisional Nusantara, pendidik memerlukan sebuah media pembelajaran yang menarik dan dapat mensimulasikan suatu bunyi serta pertunjukan musik agar peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan dengan mudah. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran audio-visual berupa video pembelajaran sebagai alat bantu belajar sangat diperlukan pendidik dalam proses belajar mengajar. Video pembelajaran merupakan salah satu variasi penggunaan media pendidikan modern yang diharapkan dan digemari oleh peserta didik.
41
Dalam proses pengembangan media pembelajaran berbasis audio-visual, tentunya memerlukan software yang dapat menyediakan kebutuhan sesuai dengan yang diperlukan serta dapat digunakan dalam pengembangan media. Corel Video Studio Pro X3 merupakan software yang mampu menghasilkan film dan video pembelajaran yang menarik. Dengan demikian penggunaan media pembelajaran berbasis audio-visual, merupakan salah satu alternatif pengembangan media belajar mengajar. Sehingga pendidik akan lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, peserta didik dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan
serta
menimbulkan
pembelajaran seni musik.
ketertarikan
siswa
dalam
mengikuti