BAB II KAJIAN TEORETIS
2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuha untuk mencapai tujuan sangat dirasakan / mendesak (Sardiman,2005:73). Menurut Purwanto, motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (2002:73). Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai oleh timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2002:121). Motivasi mempunyai tiga komponen utama yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang mereka miliki dengan apa yang mereka harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti dari pada motivasi (Dimyati. DKK, 2005:88). Menurut sifatnya motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi 5 ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi/dorongan yang dikarenakan orang tersebut senang
melakukannya. Sebagai contoh orang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorong, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji pacar atau temannya (Sardiman, 2005:90). Rusyan (dalam Sagala, 2008:55) mengemukakan kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh antara lain bakat khusus, taraf kecerdasan, motivasi serta tingkat kematangan dan jenis, sifat dan intensitas dari bahan yang dipelajari. Selanjutnya Ahmadi (2003: 137) menjelaskan motivasi merupakan hal yang mendorong gerak aktivitas ke arah tercapainya suatu tujuan. Syah (2005: 136) mengemukakan motivasi (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Motivasi seperti diketahui selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Misalnya seorang siswa yang menaruh motivasi pada pembelajaran tertentu, maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Selanjutnya, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Berikut ini ada beberapa pengertian tentang motivasi belajar, antara lain ; menurut Sardiman, (2000 : 71) menyatakan “motif” dikatakan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya penggerak terhadap subjek untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern. Berawal dari kata “motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai suatu daya penggerak yang menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat- saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan (mendesak).
Di samping itu, Usman, (2001:28) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi sebagai upaya untuk merespon setiap intuisi sehingga melahirkan perbuatan atau tingkah laku. Selanjutnya, Slameto (2010:170) merumuskan motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, integritas, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep- konsep lain seperti minat, konsep, dan sebagainya. Mungkin siswa cukup termotivasi untuk berprestasi di sekolah, akan tetapi pada saat yang sama ada kekuatan- kekuatan lain , seperti misalnya teman- teman yang mendorong untuk tidak berprestasi di sekolah. Uno (2007:23) mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada anak yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku. Siswa akan melakukan suatu perbuatan betapapun beratnya bila ia mempunyai motivasi yang berasal dari dalam diri (internal) dan didukung oleh lingkungan (eksternal), maka besar kemungkinan ia dapat mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan kajian di atas, mengenai motivasi belajar maka dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar adalah keinginan yang dimiliki seseorang untuk mencapai keinginan/cita-cita dengan cara gigih dan tekun untuk meraih apa yang diinginkan, serta menunjukkan semangat yang tinggi terhadap belajar, yang berasal dari dalam diri seseorang dan dari lingkungan. Misalnya ; seseorang yang ingin mendapatkan prestasi yang memuaskan di sekolah maka ia akan berusaha untuk belajar lebih giat untuk mencapai tujuan tersebut, serta adanya dukungan dar luar diri individu.
2.1.2 Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar Motivasi merupakan suatu kerangka yang tersistematis, artinya motivasi bukan hanya didasarkan atas satu unsur saja melainkan dipadukan denga unsur lain meliputi tingkah laku dan tujuan. Kerangka inilah yang menjadikan motivasi disebut sebagai suatu proses yang sangat kompleks artinya ia berawal dari adanya motif kemudian melahirkan tingkah laku serta diarahkan pada tujuan yang secara keseluruhan dikaitkan dengan segala aspek perilaku manusia, baik bersifat eksternal maupun internal. Suryabrata, (2003:93) mengatakan bahwa ada lima hal yang menjadi alasan bahwa motivasi itu merupakan suatu proses yang sangat kompleks, yaitu (a) Motif yang menjadi sebab dari tindakan seseorang itu, tidak dapat diamati akan tetapi hanya diperkirakan, (b) Individu mempunyai kebutuhan atau harapan yang senantiasa berubah dan merkelanjutan, (c) Menusia memuaskan kebutuhannya dengan bermacam-macam cara, (d) Kepuasaan dalam satu kebutuhan tertentu dapat mengarah kepada peningkatan intensitas kebutuhan, (e) Perilaku yang mengarah kepada tujuan ,tidak selamanya dapat menghasilkan kepuasaan. Sesuai dengan kelima alasan di atas, maka dari setiap proses motivasi dan perilaku akan menghasilkan berbagai peristiwa yang bervariasi antara individu yang satu dengan lainnya, ataupun pada setiap individu dalam waktu dan tempat yang berbeda. Hal ini mengigat setiap orang selalu terdorong untuk melakukan tingkahlaku yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, tugas guru adalah bagaimana memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan tugas-tugasnya dengan sebaik mungkin secara efektif dan produktif. Berdasarkan beberapa konsep dan teori yang dijelaskan oleh Suryabrata, (2003:95) maka yang dapat dijadikan prinsip motivasi sebagai berikut :
a. Prinsip kompetensi Prinsip kompetensi adalah persaingan secara sehat baik intern maupun antar pribadi. Kompetensi intern pribadi atau self kompetition dalam diri masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu. Sedangkan, sedangkan kompetensi antar pribadi dalam persaingan antar individu yang satu dengan yang lain. b. Prinsip Pemacu Dalam hal ini pemacu individu ditimbulkan dan ditingkatkan melalui upaya secara teratur untuk mendorong selalu melakukan berbagai tindakan dan unjuk kerja yang sebaik mungkin. Pemacu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat peringatan, dan percobaan. c. Prinsip ganjaran dan hukuman Ganjaran yang diterima seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan tindakan yang menimbulkan ganjaran itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan ganjaran yang memadai dan cenderung bersifat positif. d. Prinsip kejelasan dan kedekatan tujuan Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan maka akan makin mendorong seseorang melakukan tindakan. Sehubungan dengan itu, maka seyogyanya setiap siswa memahami tujuan belajarnya secara jelas. e. Pemahaman hasil Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan meningkatkan unjuk kerjanya lebih lanjut. f. Pengembangan minat Motivasi seseorang cenderung meningkat apabila bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan
jalan menimbulkan atau mengembangkan minat siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. g. Lingkungan yang kondusif Lingkungan yang kondusif, baik lingkungan fisik, sosial, maupun psikologi siswa dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan kondusif. h. Keteladanan Perilaku guru secara langsung atau tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap perilaku siswa, baik yang bersifat positif mapun negatif. Perilaku guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan sebaliknya dapat menurutkan motivasi belajar.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Hamalik (2003:162) ada jenis motivasi yang mempengaruhi belajar siswa, antara lain adalah : a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara berkait dengan aktivitas belajarnya. Motivasi ini juga disebut motivasi murni. b. Motivasi Ektrinsik Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena perangsang dari luar, (Sardiman, 2000:87). Motivasi ini dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari luar diri secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Motivasi ektrinsik timbul akbat pengaruh dari luar individu.
Misalnya karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya ; seorang siswa itu belajar karena ia tahu bahwa besok pagi akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingga akan dipuji oleh teman atau orang lain. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif bila didukung dengan motivasi intrinsik. Namun tidak selamanya motivasi intrinsik dimiliki oleh anak, jika motivasi intrinsik anak tidak muncul pada anak, maka orang di sekitarnya (orang tua dan guru) harus menumbuhkan self motivation dengan maksud dapat menyadarkan anak untuk belajar. Berdasarkan fenomena yang ada, motivasi belajar tidak selamanya stabil. Motivasi belajar
dapat
timbul
tenggelam
atau
berubah
disebabkan
beberapa
faktor
yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor ini perlu diketahui oleh guru guna memperkuat dan memelihara faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi dan menghindari faktor-faktor yang melemahkan motivasi. Selain guru, motivasi belajar juga dapat diperkuat oleh orang tua selaku orang yang bertanggung jawab penuh terhadap anaknya. Apalagi untuk mata pelajaran akuntansi yang didalamnya menuntut pengetahuan dan pemahaman saja, tetapi juga memerlukan ketekunan, ketelitian serta kesabaran dalam mempelajarinya. Sehingga membutuhka motivasi yang kuat guna memberikan semangat belajar terhadap mata pelajatan akuntansi tersebut terutama oleh guru yang bersangkutan. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut: a. Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b. Kemampuan siswa
Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugastugas perkembangan. Keinginan seorang anak perlu dibarengi engan perkembangan atau kecakapan mencapainya. c. Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan kondisi rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yag sedang sakit. lapar, marah-marah akan menggunggu perhatian balajar, dan sebaliknya. d. Kondisi lingkungan Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu kondisi lingkungan yang sehat kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Setiap siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya. Dengan demikian maka unsur-unsur yang bersifat labil tersebut mudah untuk dipengaruhi. f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Guru adalah pndidik profesianal yang selalu bergaul dengan siswa. Intensistas pergaulan dan bimbingan guru tersebut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa. Sehingga sebagai seorang yang profesional guru harus mampu membelajarkan siswa secara bijaksana. (Dimyati.dkk, 2005:97-100) Motivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa karena fugsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar. Dengan motivasi, pelajar dapat
mengnbangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Menurut Sardiman (2005:92-950) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain: a. Memberi angka, b. Hadiah, c. Saingan atau kompetensi, d. Ego-involvement, e. Memberi ulangan, f. Mengetahui hasil, g. Pujian, h. Hukuman, i. Hasrat untuk belajar, j. Minat, k. Tujuan yang diakui. Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator – indikator dari motivasi adalah dalam penelitian ini adalah: a. Minat terhadap pelajaran akuntansi, b. Tekun menghadapi tugas akuntansi, c. Ulet menghadapi kesulitan belajar, d. Senang memecahkan soal akuntansi. 2.1.4 Komponen Utama dalam Motivasi Belajar Dalam motivasi juga terdapat komponen-komponen, seperti dikemukakan oleh Dimyati (1999:80) bahwa ada tiga komponen utama yang dapat memotivasi seseorang, yaitu a. Kebutuhan; kecenderungan- kecenderungan permanen dalam diri seseorang yang menimbulkan dorongan untuk melakukan sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang dimiliki dan diharapkan. Contohnya, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah pada hal memiiki buku pelajaran yang lengkap, cukup waktu, tetapi kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakannya tidak memadai untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal siswa merubah cara belajarnya. b. Dorongan; merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Contohnya, seseorang siswa kelas VIII ingin memperoleh nilai yang bagus maka ia akan berusaha belajar lebih giat.
c. Tujuan; mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku belajar. Contohnya, seorang siswa kelas VIII saat ini harus dihadapkan dengan Ujian Sekolah. Agar ia bias lulus dari SMP maka mengikuti les/ penambahan jam belajar.
2.1.5 Upaya dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Guru dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu murid meningkatkan motivasinya dalam belajar. Prosedur yang dapat dilakukan adalah : a. Memperjelas tujuan- tujuan belajar. Murid akan terdorong untuk belajar apabila ia mengetahui tujuan- tujuan belajar yang hendak dicapai. b. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat murid. c. Menciptakan suasana belajar yang menantang, merangsang, dan menyenangkan. d. Memberi hadiah, (penguatan) dan hukuman (hukuman yang sifatnya membimbing, yaitu yang menimbulkan efek peningkatan) bila mana perlu. e. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis. f. Menghidari tekanan- tekanan dan suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan dan menjengkelkan. g. Melengkapi sumber dan perlengkapan belajar. h. Mempelajari hasil belajar yang diperoleh
2.1.6 Bentuk-Bentuk Motivasi Menurut (Gie,2004:58) motivasi dapat dibedakan menjadai dua macam yaitu: a. Motivasi Primitif. Motivasi primitif disebut motivasi yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan sebagainya. Jadi pada jenis motivasi ini
meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. b. Motivasi Kultural. Motivasi kultural dapat disebut juga motivasi sosial yang berasal atau diperoleh dari proses belajar. Jadi motivasi kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada motivasi primitif. Motivasi terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: (Hurlock, 2002 : 117) a. Aspek Kognitif. Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa. b. Aspek Afektif. Konsep yang membangun aspek kognitif, motivasi dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan motivasi. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan motivasi tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. c. Aspek Psikomotor. Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat. 2.1.7 Fungsi motivasi bagi Siswa Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Motivasi yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Hurlock (2002:121) menulis tentang fungsi motivasi bagi kehidupan siswa adalah sebagai berikut a) motivasi mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita, b) motivasi sebagai tenaga
pendorong yang kuat, c) prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas, d) motivasi membawa kepuasan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila motivasi ini tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai mati. Dalam hubungannya dengan pemusatan perhatian, motivasi mempunyai peranan dalam “melahirkan perhatian yang serta merta, memudahkan terciptanya pemusatan perhatian, dan mencegah gangguan perhatian dari luar.”