BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola a. Permainan Sepakbola Permainan sepakbola merupakan permainan beregu, masingmasing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam permainan sepakbola bebas menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangan. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukkan bola. Dalam permainan sepakbola para pemain dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi serta kerja sama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Josef Sneyers (1988: 3) menyatakan bahwa, “Prinsip dalam sepakbola sederhana sekali yaitu membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang sendiri”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Soekatamsi (1988: 12) bahwa, “Semua pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan menilai sampai mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang bola, memberikan bola, menyondol bola, menembakkan bola ke gawang lawan untuk mencetak gol”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan permainan sepakbola adalah mencapai kemenangan. Untuk mencapai kemenangan dibutuhkan penguasaan teknik, taktik dan strategi yang baik, sehingga mempunyai peluang untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya.Selain itu juga, kerja sama yang kompak dalam satu 6
7 tim juga sama pentingnya untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun keterampilan yang dimiliki seorang pemain tanpa kerja sama yang baik antar pemain yang satu dengan lainnya dalam satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan. Kesebelasan tanpa koordinasi atau kerja sama dalam satu regu, maka penampilan yang sempurna dari setiap pemain akan mempunyai arti kecil. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak akan pernah digunakannya sendiri. Karena sepakbola merupakan olahraga permainan beregu yang menuntut kualitas taktik dan teknik serta kerja sama yang kompak dalam satu tim untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang dimiliki suatu tim, tanpa adanya kerja sama yang kompak akan sulit untuk memenangkan suatu pertandingan.
b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakangerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan
permainan
sepakbola.
Gerakan-gerakan
maupun
cara
memainkan bola tersebut terangkum dalam teknik dasar bermain sepakbola. Seperti dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa, “Berdasarkan gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan sepakbola, teknik sepakbola dibagi atas teknik badan dan teknik bola”. Selain itu Soekatamsi (1988: 34) menyatakan bahwa, “Teknik bermain sepakbola dibagi menjadi dua yaitu: (1) Teknik tanpa bola, (2) Teknik dengan bola”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik dasar bermain sepakbola dibagi menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola (teknik badan) dan teknik dengan bola.Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola
8 dengan sebaik-baiknya. Menurut Soekatamsi (1988: 34) unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari: “(1) Lari cepat dan mengubah arah, (2) Melompat dan meloncat, (3) Gerak tipu tanpa bola dan, (4) Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang”. Teknik dengan bola pada dasarnya yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola. Kemampuan seorang pemain dalam memainkan bola akan sangat membantu penampilannya dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, setiap pemain harus mempelajari unsur-unsur teknik dengan bola secara seksama. Unsur-unsur teknik dengan bola menurut Soekatamsi (1988: 34) terdiri dari: 1) Menendang bola. 2) Menerima bola. a) Menghentikan bola. b) Mengontrol bola. 3) Menggiring bola. 4) Menyundul bola. 5) Melempar bola. 6) Gerak tipu dengan bola. 7) Merampas atau merebut bola dan 8) Teknik-teknik khusus penjaga gawang. Unsur teknik tanpa bola maupun teknik dengan bola pada prinsipnya memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola.
Kedua
teknik
tersebut
saling
mendukung
dan
saling
berhubungan. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diaplikasikan dan dikombinasikan di dalam permainan menurut kebutuhannya. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan mendukung penampilan seorang pemain dan kerja sama tim. Semakin baik kualitas teknik yang dimiliki, maka penguasaan permainan akan semakin baik, sehingga akan memberi peluang untuk memenangkan pertandingan.
c. Manfaat Teknik Dasar Bermain Sepakbola Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola akan bergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. Menurut Soekatamsi
9 (1988: 12) menyatakan, “Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik dan terkemuka”. Menurut Josef Sneyers (1990: 24), “Dilihat dari segi taktis, mutu suatu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 27) berpendapat: Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai dan mengontrol bola dengan baik, dan tanpa kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerja sama dengan pemain lain. Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peran penting terhadap penampilan seorang pemain baik secara individu maupun secara kolektif, serta mendukung penerapan taktik dan strategi dalam permainan. Dengan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerja sama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan.
2. Teknik Dasar Menendang Bola a. Pengertian Menendang Bola Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepakbola. Menurut Joseph A. Luxbacher (1997: 12) bahwa, “Keterampilan untuk mengoper dan menerima bola membentuk jalan fital yang menghubungkan kesebelasan pemain dalam satu unit yang berfungsi lebih baik dari pada bagian-bagiannya”.
Menurut
Soekatamsi
(1988:
44)
menyatakan,
“Menendang bola merupakan teknikdemean bola yang paling banyak dilakukan dalam permainan sepakbola. Maka teknik menendang bola merupakan dasar di dalam permainan sepakbola”. Berdasarkan
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa,
menendang bola merupakan teknik yang paling banyak dilakukan dalam
10 permainan sepakbola. Menendang bola merupakan salah satu cara untuk menjalin kerja sama atau cara untuk menghubungkan pemain satu dengan pemain lainnya dalam satu tim penyerang terhadap regu lawan dapat dilakukan melalui passing-passing akurat. Namun jika passing tidak tepat, serangan menjadi gagal dan merugikan satu tim.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menendang Bola Tujuan utama permainan sepakbola adalah mencetak gol ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mencegah lawan melakukan hal yang sama pada gawang kesebelasannya. Gol dapat diciptakan melalui tendangan yang baik dan tepat ke gawang. Menurut Soekatamsi (1988: 44) menyatakan, “Kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang bola dengan baik, dengan cepat, cermat, dan tepat pada sasaran, sasaran teman maupun dalam membuat gol ke mulut gawang lawan”. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk melakukan tendangan yang tepat dan akurat merupakan faktor yang penting untuk melakukan passing atau mencetak gol ke gawang lawan. Kemampuan dan ketepatan tendangan dalam permainan sepakbola dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wahjoedi (1999: 120) menyatakan, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan kaki kanan maupun kiri, pada: (1) Bagian dalam kaki, (2) Bagian punggung kaki, (3) Bagian luar kaki”. Menurut Joseph A. Luxbacher (1997: 105) menyatakan bahwa, “Kemampuan untuk melakukan tembakan dengan kuat dan akurat menggunakan kedua kaki adalah faktor yang paling penting. Kualitas seperti antisipasi, kemantapan dan ketenangan di bawah tekanan lawan juga tak kalah penting”. Berdasarkan pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa faktor yang paling penting dan harus dimiliki seorang pemain sepakbola yaitu mampu melakukan passing bola menyusur tanah dengan baik dengan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri dan memiliki antisipasi yang baik dan ketenangan meskipun dalam tekanan lawan. Ketenangan dan antisipasi
11 merupakan faktor yang paling penting agar passing bola menyusur tanah sepakbola dilakukan dengan tepat dan baik. Dalam hal ini seorang pemain juga harus memiliki feeling yang baik terhadap bola.
c. Bagian-Bagian Kaki Untuk Menendang Bola Menendang bola merupakan teknik sepakbola yang memiliki kontribusi besar dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu, seorang pemain harus mampu menendang bola dengan baik dan benar. Untuk memperoleh kemampuan menendang bola yang baik, maka setiap pemain sepakbola
harus
mampu
menggunakan
bagian-bagian
kaki
untuk
menendang bola dengan efektif. Menurut Soekatamsi (1988: 47) bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola yaitu: “(1) Kaki bagian dalam, (2) Kura-kura kaki bagian luar, (3) Kura-kura kaki penuh, (4) Ujung jari, (5) Kura-kura kaki sebelah dalam, dan (6) Dengan tumit”. Menendang bola pada umumnya banyak dilakukan dengan empat bagian kaki yaitu kaki bagian dalam, kura-kura kaki penuh, kura-kura kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar. Bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola harus mampu dimanfaatkan secara optimal menurut kebutuhannya. Hal ini karena, setiap bagian kaki memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan tendangan sepakbola.
Oleh
karena
itu,
dalam
melakukan
tendangan
harus
diperhitungkan dengan cermat bagian kaki mana yang harus digunakan untuk menendang bola agar menghasilkan tendangan yang benar dan tepat pada sasaran yang diinginkan. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar bagianbagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola sebagai berikut:
12
Gambar 1.Bagian-bagian Kaki Untuk Menendang Bola. (Soekatamsi, 1988: 47)
d. Teknik Menendang Bola Menendang bola dengan baik dan tepat adalah bagian penting dalam permainan sepakbola. Agar seorang pemain sepakbola mampu melakukan tendangan dengan baik dan tepat harus menguasai teknik menendang bola. Untuk mendapatkan tendangan yang baik, maka harus mampu memanfaatkan bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola. Namun pada dasarnya semua bagian kaki digunakan untuk menendang bola. Menurut Soekatamsi (1988: 47) bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola yaitu: “(1) Kaki bagian dalam, (2) Kurakura kaki bagian luar, (3) Kura-kura kaki penuh, (4) Ujung jari, (5) Kurakura kaki sebelah dalam, dan (6) Dengan tumit”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan kaki kanan maupun kiri, pada: (1) Bagian dalam kaki, (2) Bagian punggung kaki, (3) Bagian luar kaki”. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menendang bola pada dasarnya dapat dilakukan dengan empat bagian kaki. Tetapi untuk tendangan passing bola menyusur tanah biasanya menggunakan kaki bagian dalam. Menurut Soekatamsi (1988: 101) tendangan dengan kaki bagian dalam memiliki fungsi antara lain: 1) Untuk operan jarak pendek. 2) Untuk operan bawah (rendah). 3) Untuk operan melambung atas (tinggi).
13 4) Untuk tendangan tepat ke mulut gawang. 5) Untuk tendangan bola melengkung (slice). 6) Untuk tendangan kombinasi dengan gerakan lain. Sedangkan Danny Mielke (2007: 20) menyatakan, “Kebanyakan passing dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam karena di kaki bagian itulah terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain untuk menendang bola, sehingga memberikan kontrol bola yang lebih baik”. Teknik pelaksanaan menendang bola dengan kaki bagian dalam menurut Soekatamsi (1988: 51-53) sebagai berikut: 1) Letak kaki tumpu: a) Diletakkan di samping bola dengan jarak kurang lebih 15 cm. b) Arah kaki tumpu sejajar dengan arah sasaran. c) Lutut ditekuk hingga lutut berada tegak lurus di atas ujung jari.
Gambar 2.Letak Kaki Tumpu Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam. (Soekatamsi, 1988: 51) 2) Kaki yang menendang: a) Diangkat ke belakang dengan kaki melintang tegak lurus arah sasaran, atau tegak lurus kaki tumpu. b) Diayunkan kearah kaki bagian dalam tepat mengenai tengah-tengah bola. c) Dilanjutkan dengan gerak lanjutan ke depan.
Gambar 3.Perkenaan Bola dengan Kaki Bagian Dalam. (Soekatamsi, 1988: 52) 3) Sikap badan:
14 a) Karena kaki tumpu diletakkan di samping atau di samping depan bola, badan berada di atas bola. b) Pada waktu menendang bola, badan sedikit condong ke depan, kedua lengan terbuka ke samping badan untuk menjaga keseimbangan badan.
Gambar 4.Sikap Badan Menendang Bola dengan Kaki Bagian Dalam. (Soekatamsi, 1988: 52) 4) Pandangan mata Pada waktu menendang bola, mata melihat pada bola dan ke arah sasaran. 5) Bagian bola yang ditendang: a) Bagian dalam kaki yang menendang tepat mengenai tengah-tengah bola, bola bergulir datar di atas tanah. b) Bagian dalam kaki yang menendang mengenai di bawah tengahtengah bola, bola akan naik atau melambung rendah.
Gambar 5.Bagian Bola yang Ditendang dengan Kaki Bagian Dalam. (Soekatamsi, 1988: 53) 3. Latihan a. Pengertian Latihan Latihan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan oleh seorang atlet untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Berikut
15 ini
disajikanpengertian latihan secara umum yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, sebagai berikut: 1) Menurut Suharno HP. (1993: 7), “latihan adalah suatu proses penyempurnaan atau pendewasaan atlet seara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental secara teratur dan terarah, meningkat bertahap dan berulang-ulang waktunya”. 2) Menurut Yusuf Hadisasmita dan Apip Syarifuddin (1996: 145), “latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intesitas latihannya”. 3) Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 6), “latihan adalah suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah jumlah beban latian untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa, latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan kontinyu serta berulang-ulang dengan beban latihan dan intensitas latihan yang semakin meningkat. Peningkatan beban dan intensitas latihan ini dilakukan seara bertahap sesuai dengan kemampuan atlet yang berlatih. Dalam pelaksanaan latihan ada beberapa aspek yang sangat penting untuk mencapai prestasi. Yusuf Hadisasmita dan Apip Syarifuddin (1996: 145) mengemukakan bahwa aspek-aspek yang perlu dilatih dan dikembangkan untuk menapai prestasi meliputi, “(1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental”.
b. Latihan Teknik Setiap cabang olahraga selalu berisikan teknik-teknik dari cabang olahraga yang bersangkutan. Untuk menguasai teknik dengan baik, diperlukan latihan teknik yang sistematis dan kontinyu. Berikut ini disajikan pengertian-pengertian latihan teknik yang disajikan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:
16 1) Menurut Sudjarwo (1993: 41), “latihan teknik bertujuan untuk pengembangan dan pembentukan sikap gerak melalui pengembangan motorik dan system persyarafan menuju gerakan otomatis”. 2) Yusuf Hadisasmita dan Apip Syarifuddin (1996: 127), “latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuscular”. Berdasarkan pengertian latihan teknik diatas dapat diambil kesimpulanbahwa latihan teknik merupakan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teknik-teknik gerakan pada cabang olahraga. Suatu teknik dalam cabang olahraga dapat dikuasai dengan baik apabila dilakukan secara sistematis dan kontinyu dengan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang tepat.
c. Prinsip-Prinsip Latihan Didalam pelaksanaan latihan, baik atlet maupun pelatih harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan. Dengan memperhatikan prinsip latihan maka diharapkan kemampuan atlet akan meningkat dan mengurangi akibat yang buruk yang terjadi pada fisik maupun teknik atlet. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 8-11) prinsip-prinsip latihan dalam olahraga meliputi: “(1) Latihan-latihan yang dilakukan hendaknya diulang-ulang, (2) Latihan yang dilakukan harus cukup berat, (3) Latihan yang diberikan harus cukup meningkat, (4) Latihan harus dilakukan secara teratur, dan (5) kemampuan berprestasi”. Untuk lebih jelasnya maka prinsip-prinsip latihan diuraikan sebagai berikut: 1) Latihan Harus Diulang-ulang (Prinsip latihan teknik) Mengulang-ulang terhadap bentuk gerakan yang dipelajari adalah sangat penting untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga atau dengan frekuensi yang sebanyak-banyaknya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermahir teknik yang dipelajari menuju otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Seperti dikemukakan oleh Sudjarwo (1993: 44) bahwa, “Latihan teknik yang dilakukan secara berulang-ulang bertujuan
17 untuk
mengotomatisasikan
gerakan
sesuai
dengan
teknik
yang
dikehendaki. Pada hakekatnya pengembangan teknik merupakan bagian dari usaha meningkatkan keterampilan menuju gerakan cermat, efisien, dan efektif”. 2) Latihan yang Diberikan Harus Cukup Berat (Prinsip latihan fisik) Latihan yang diberikan harus cukup berat maksudnya adalah, latihan yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat atau prinsip overload. Beban latihan yang diberikan harus cukup berat, yaitu diatas ambang rangsang. Jika latihannya terlalu ringan, maka kemampuan tubuh tidak akan meningkat. Dalam hal ini Yusuf Hadisasmita dan Apip Syarifuddin (1996: 131) mengemukakan bahwa, “Kalau beban latihan terlalu ringan (dibawah ambang rangsang), walaupun latihan sampai lelah, berulang-ulang dan dengan waktu yang lama, peningkatan prestasi tidak akan mungkin tercapai”. 3) Latihan Harus Cukup Meningkat Pemberian latihan harus dilakukan secara bertahap yakni kian bertambah jumlah bebannya yang akan memberikan efektifitas kemampuan fisik atau teknik. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkan bertahap. Apabila latihan diberikan secara cepat dengan peningkatan beban yang cepat pula, maka akan mengakibatkan terjadinya kelainan di dalam tubuh serta munculnya gejala-gejala overtraining. Seperti yang dikemukakan oleh Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 131), “Kalau bebannya terlalu berat, maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena tubuh tidak akan dapat memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu berat tersebut. Hal ini juga dapat mengakibatkan cedera atau overtraining”. 4) Latihan Harus Dilakukan Secara Teratur Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syaifuddin (1996: 131) bahwa, “Sistem faaliah tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan rangsang-rangsang latihan (adaptasi). Adaptasi anatomis dan
18 fisiologis adalah penyesuaian fungsi dan struktur organisme atlet akibat beban latihan yang diberikan oleh pelatih”. Latihan yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan membuat tubuh dapat menyesuaikan diri kembali dengan alam sekitarnya secara teratur. Dengan adaptasi tubuh terhadap situasi latihan ini maka kemampuan tubuh akan meningkat sesuai dengan rangsangan yang diberikan. 5) Kemampuan Berprestasi Kemampuan berprestasi seseorang sangat ditentukan oleh faktor latihan, pemberian dosis latihan harus direncanakan, disusun, dan diprogramkan dengan baik sehingga tujuan dapat tercapai. Kemampuan berprestasi juga dipengaruhi oleh faktor lain, A.Hamidsyah Noer (1996: 11) mengemukakan, “Kemampuan berprestasi disamping ditentukan oleh faktor latihan juga oleh faktor usia, jenis kelamin, bakat, dan kemauan”.
d. Komponen-Komponen Latihan Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan oleh atlet akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, dan kejiwaan. Menurut Depdiknas (2000: 105) bahwa, “Dalam proses latihan yang efisien dipengaruhi : (1) Volume latihan, (2) Intensitas latihan, (3) Densitas latihan, dan (4) Kompleksitas latihan”. Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang dinamis, maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi kompoen latihan tersebut di atas. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1) Volume Latihan Sebagai komponen utama, volume adalah syarat yang sangat penting untuk mendapatkan teknik yang sangat tinggi dan pencapaian fisik yang lebih baik.Bompa (1999: 77) berpendapat bahwa, “Volume adalah hal penting prasyarat yang kuantitatif untuk taktis tinggi dan terutama prestasi”.Sedangkan repetisi menurut Suharno HP. (1993: 32) adalah “Ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap
19 giliran”.Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan mencerminkan kuantitas banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan. 2) Intensitas Latihan Menurut Bompa (1999: 79) bahwa, “Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan, dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau istirahat di antara tiap ulangan”. Suharno HP. (1993: 31) menyatakan bahwa, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energy atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingannya”. 3) Densitas Latihan Bompa (1999: 91)
menyatakan bahwa, “Densitas adalah
frekuensi dimana atlet ditunjukkan ke suatu rangkaian stimuli per bagian waktu”. Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam waktu antara kerja dan pemulihan. Densitas yang mencukupi akan menjamin efisiensi latihan dan menhindarkan atlet dari kelelehan yang berlebihan. Densitas yang seimbang akan mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan. 4) Kompleksitas Latihan Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam latihan. Hal ini sesuai pendapat Depdiknas (2000: 108) bahwa, “Kompleksitas latihan menunjukkan tingkat keragaman unsur yang dilakukan dalam latihan”. Kompleksitas dari suatu ketrampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi penyebab yang penting dalam menambah intensitas latihan. Ketrampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, Khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaam lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap ketrampilan yang kompleks dan
20 dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Komponen-komponen latihan yang disebutkan diatas, harus dipahami
dan
diperhatikan
dalam
pelaksanaan
latihan.Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam latihan, maka komponenkomponen di atas harus diterapkan dengan baik dan benar, sehingga tidak terjadi hal-hal yang buruk di dalam latihan. Unsur lain yang harus diperhatikan didalam penerapan program latihan adalah kebutuhan fisik antara pemain satu dengan pemain yang lainnya, yang meliputi kipper, pemain belakang, pemain tengah, dan pemain depan. Kebutuhan fisik diantara pemain-pemain tersebut berbeda-beda, hal ini dikarenakan kapasitas pemain antara lini perlini berbeda-beda. Kebutuhan fisik yang paling utama antara lain untuk kiper adalah kelentukan, pemain belakang adalah kekuatan, pemain tengah adalah daya tahan dan pemain depan adalah sprint (jarak pendek).
4. Hakikat Pendekatan a. Pengertian Pendekatan Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di antaranya diartikan dengan „pendekatan‟. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something “cara memulai sesuai‟.Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksimatis. Aksiomatis artinya bahwa kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi.Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu rancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan
21 pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang member arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
b. Fungsi Pendekatan Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi langkah-langkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditemtukan oleh pendekatan yang digunakan. Disamping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran olahraga. Pendekatan latihan melahirkan metode latihan. Pendekatan langsung melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkan metode komunikatif.
c. Macam-macam Pendekatan Pendekatan, seperti halnya prinsip, dibedakan menjadi 2, yaitu pendekatan umum dan pendekatan khusus. 1) Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah program. Contohnya pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain: a) Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) Program ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b) Pendekatan Keterampilan Proses Pengajaran ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses). c) Pendekatan Spiral Pendekatan ini mengatur pengembangan materi yang dimulai dengan jumlah kecil yang terus meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi lanjut.
22 d) Pendekatan Tujuan Pengajarannya dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuantujuan operasional. Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya. 2) Pendekatan Khusus, yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya: a) pendekatan komunikatif, b) pendekatan struktual, c) pendekatan lisan (oral), d) pendekatan langsung, e) pendekatan tak langsung, dan f) pendekatan alamiah.
5. Passing Bola Menyusur Tanah Sepakbola dengan Pendekatan Latihan a. PelaksanaanPendekatan Latihan Passing Bola Menyusur Tanah Sepakbola Ditinjau
dari
macam-macam
pendekatan,
pendekatan
latihanmerupakan salah satu bentuk dari pendekatan tujuan dimana pengajarannya dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional. Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya.Pendekatan latihanmerupakan suatu sistem latihan yang dilakukan secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan dengan peningkatan beban setiap harinya sesuai dengan program latihan atau program pembelajaran yang telah dirancang. Pada dasarnya pendekatan latihan ini merupakan cara belajar atau berlatih, dimana untuk mempelajari suatu teknik cabang olahraga dilakukan secara berulang-ulang hingga menguasai gerakan secara otomatis. Pada dasarnya pendekatan latihan mempunyai pengertian yang sama dengan pembelajaran teknik. Seperti dikemukakan Beltasar Taringan
23 (2001: 15) bahwa, “Pembelajaran dengan pendekatan teknis menekankan pada penguasaan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga”. Menurut Wahjoedi (1999: 122) “Pembelajaran teknik adalah cara pembelajaran teknik yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk tata urutan pelaksanaan yang tetap sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya”. Berdasarkan pengertian dan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pendekatan latihan terebut di atas maka latihan passing bola menyusur tanah dengan pendekatan latihan yaitu, cara belajar atau berlatih dimana guru atau pelatih menyampaikan bagaimana teknik-teknik gerakan passing bola menyusur tanah yaitu, dari bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk passing bola menyusur tanah, sikap badan, dan pandangan mata. Dari bagian-bagian gerakan passing bola menyusur tanah, dijelaskan secara runtut dan berkesinambungan antara bagian-bagian tersebut agar siswa memahami dengan baik. Tugas guru atau pelatih selanjutnya adalah memberikan contoh atau mendemonstrasikan teknik gerakan passing bola menyusur tanah dengan baik dan benar. Setelah guru atau pelatih memberikan contoh gerakan passing bola menyusur tanah, selanjutnya menyusun organisasi pembelajaran yang baik agar siswa dapat melakukan tugas ajar dengan baik dan semua siswa mendapat kesempatan yang sama. Dalam hal ini guru atau pelatih dapat menyusun tata urutan gerakan passing bola menyusur tanah sesuai kondisi yang ada. Dalam metode pendekatan latihan ini keaktifan siswa melakukan tugas ajar sangat dituntut agar teknik yang dipelajari dikuasai dengan baik. Rusli lutan (1988: 399) menyatakan, “Keaktifan sendiri dari pihak siswa merupakan kunci utama penguasaan dan pemantapan gerak”. Kelangsungan proses pendekatan pada tahap berikutnya ialah penguasaan teknik yang ideal. Hal ini tergantung pada inisiatif dan self-activity dari pihak siswa itu sendiri.
24 Keaktifan siswa melakukan gerakan secara berulang-ulang sesuai dengan program yang telah ditentukan sangat dituntut dalam pendekatan latihan. Sedangkan guru atau pelatih bertugas mengarahkan penguasaan gerak, melakukan koreksi dan evaluasi setiap terjadi kesalahan teknik. Koreksi ini sangat penting dalam pendekatan latihan. Kesalahan teknik yang dibiarkan akan membentuk pola gerak teknik yang salah. Jika dibiarkan siswa tidak akan tahu teknik gerakan passing bola menyusur tanah yang baik dan benar. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1995: 72) bahwa, “setiap pelaksanaan drill perlu mengoreksi agar perhatian tertuju pada kebenaran gerak”.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan latihan Passing Bola Menyusur Tanah Sepakbola Perlu diketahui bahwa setiap pendekatan tentu memiliki suatu kelebihan dan kelemahan. Rusli Lutan (2000: 30) menyatakan, “tidak ada satu cara mengajar yang dianggap paling berhasil, sebab bergantung pada situasi, sekali waktu lebih ditekankan pada guru sebagai pusat pengajaran, dan sekali waktu berpusat pada anak”. Dalam pelaksanaan pendekatan latihan dalam pembelajaran passing bola menyusur tanah ini, dapat diidentifikasi beberapa kelebihan, diantaranya: 1) Siswa lebih menguasai karena dilakukan secara berulang-ulang. 2) Kesalahan teknik dapat diketahui lebih awal. 3) Latihan tahap demi tahap mempermudah siswa dalam melakukan gerakan passing. 4) Memungkinkan penguasaan teknik passing yang lebih baik. Sedangkan kelemahan dalam melakukan pembelajaran passing bola menyusur tanah dengan pendekatan latihan antara lain: 1) Siswa akan cepat merasa bosan, karena kurang variasi gerakan. 2) Siswa cenderung kurang bebas dalam melakukan gerakan.
25 6. Passing Bola Menyusur Tanah Sepakbola dengan Pendekatan Bermain a. Pelaksanaan Pendekatan Bermain Passing Bola Menyusur Tanah Sepakbola Pendekatan
bermain
dapat
dikaitkan
dengan
pendekatan
keterampilan proses dimana tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses). Dalam pelaksanaan pendekatan passing bola menyusur tanah dengan bermain, siswa dilatih dengan cara memberikan latihan dengan bentuk berupa permainan kecil. Menurut Soekatamsi (1998: 218) “Permainan kecil ini dimaksud untuk cermatnya belajar keterampilan bermain sepakbola dan merupakan adegan-adegan yang mirip dengan situasi yang sesungguhnya dalam bentuk kecil atau penyederhanaan bentuk permainan”. Sedangkan menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (1999/2000: 81) menyatakan bahwa, “Pengukuran stuktur permainan dapat dilakukan terhadap faktor: ukuran lapangan, bentuk ukuran, dan jumlah peralatan yang digunakan, aturan, jumlah pemain dan tujuan permainan”. Selain itu Rusli Lutan dan Adang Suherman juga mengemukakan bahwa, “Menjaga permainan agar terus berlangsung, apabila cepat mati, maka permainan harus dimodifikasi”. Berkaitan dengan pendapat tersebut, maka pendekatan passing bola menyusur tanah dengan pendekatan bermain dilakukan dalam bentuk permainan kecil dan sederhana, misalnya ukuran lapangan lebih kecil, jumlah pemain sedikit dan peraturan yang diterapkan lebih sederhana. Dalam penelitian ini juga akan mengaplikasikan bentuk permainan modifikasi. Dan dalam pelaksanaan permainannya khusus menggunakan teknik dasar passing bola menyusur tanah. Dalam pendekatan bermain ini siswa juga akan melakukan permainan yang mengarah pada gerakan atau latihan passing bola menyusur tanah itu sendiri, berlatih dalam bermain disini sifatnya serius dan bertujuan agar siswa dapat menguasai gerakan yang diinginkan dengan baik dan benar. Menurut M. Furqon Hidayatullah (2008: 4) “Bermain bersifat serius
26 karena bermain memberikan kesempatan untuk meningkatkan perasaan anak untuk menguasai sesuatu”. Selain itu M. Furqon Hidayatullah (2008: 7) juga mengemukakan, “Bermain berisi berbagai keterampilan gerak, mulai dari keterampilan gerak yang sederhana atau dasar hingga keterampilan gerak yang kompleks. Jika anak memiliki efisiensi dan kemampuan gerak yang baik”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa melakukan latihan gerak (dalam penelitian ini passing bola menyusur tanah) dengan bermain secara
serius
akan
memberikan
pengaruh
terhadap
peningkatan
keterampilan gerak yang kompleks dalam penelitian ini yaitu passing bola menyusur tanah sepakbola.
b. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Bermain Passing Bola Menyusur Tanah Sepakbola Latihan passing bola menyusur tanah dengan pendekatan bermain merupakan cara latihan yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Bentuk permainan yang dimaksud adalah permainan kecil yaitu permainan yang sederhana tidak berdasarkan peraturan-peraturan permainan sepakbola yang sebenarnya. Dalam pendekatan ini siswa dituntut kemandiriannya. Selain itu kreativitas, inisiatif, kemampuan siswa untuk berfikir dan memahami pola permainan serta memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan sangat dituntut. Siswa berperan penting untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam permainan. Ditinjau dari pelaksanaan latihan passing bola menyusur tanah dengan pendekatan bermain, dapat diidentifikasi beberapa kelebihan antara lain: 1) Siswa lebih kreatif karena gerakan lebih banyak dan variatif. 2) Model permainan dapat meningkatkan keterampilan dan rasa senang bagi siswa. 3) Rasa percaya diri dan kemandirian dapat berkembang dengan baik.
27 Selain kelebihan yang telah disebutkan diatas, latihan passing bola menyusur tanah dengan pendekatan bermain ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain: 1) Sering terjadi kesalahan teknik dan butuh waktu lebih lama dalam mengevaluasi. 2) Sulit mengontrol siswa karena siswa larut dalam kesenangan permainan. 3) Kemungkinan penguasaan teknik passing sepakbola yang baik dan tepat kurang berhasil.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian pustaka yang diuraikan di atas dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut: 1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Latihan dan Bermain terhadap Kemampuan Passing Bola Menyusur Tanah Sepakbola Pendekatan latihan dan bermain merupakan metode mengajar yang berpusat pada siswa. Namun dari kedua metode mengajar tersebut masingmasing dalam pelaksanaannya memiliki karakteristik yang berbeda. Metode pendekatan latihan merupakan suatu sistem latihan yang dilakukan secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dan dengan peningkatan beban setiap harinya sesuai dengan program latihan atau program pembelajaran yang telah dirancang. Dengan mengulang-ulang gerakan teknik passing bola menyusur tanah diharapkan akan terjadi otomatisasi gerak sehingga menghasilkan teknik passing bola menyusur tanah yang lebih baik. Akan tetapi kebosanan yang terjadi dalam diri siswa akan menghambat proses pembelajaran yang dilakukan. Di sisi lain dengan pendekatan latihan siswa tidak mengerti keterkaitan teknik gerakan yang dipelajari dengan permainan yang sebenarnya. Sedangkan metode pendekatan bermain merupakan cara belajar dimana tugas ajar yang diberikan disajikan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini passing bola menyusur tanah yang dipelajari dilakukan dalam bentuk permainan kecil yang sederhana tidak terikat pada peraturan yang sebenarnya.
28 Maksud dan tujuan pembelajaran ini adalah memenuhi hasrat gerak anak, dapat menimbulkan rasa senang dan gembira, meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa. Dengan bermain siswa dituntut untuk menerapkan keterampilan teknik yang telah dimiliki dalam situasi permainan, sehingga hal ini akan merangsang kemampuan berfikir dan memecahkan masalah menghadapi situasi pemainan. Kreativitas, inisiatif, dan kemandirian siswa sangat dituntut dalam pembelajaran bermain. Berdasarkan perbedaan karakteristik dari metode pendekatan latihan dan bermain tersebut tentu akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan passing bola menyusur tanah sepakbola. Perbedaan perlakuan yang diberikan kepada siswa akan menimbulkan respon yang berbeda pula. Dengan demikian diduga bahwa, metode pendekatan latihan dan bermain memiliki perbedaan pengaruh terhadap kemampuan passing bola menyusur tanah sepakbola.
2. Pendekatan
Secara
Latihan
Lebih
Baik
Pengaruhnya
terhadap
Kemampuan Passing Bola menyusur tanah sepakbola Ditinjau
dari
pelaksanaan
masing-masing
pendekatan
diatas
menunjukkan bahwa, pendekatan passing bola menyusur tanah dengan pendekatan latihan lebih baik. Karena keterampilan akan dapat dikuasai dengan baik jika dilakukan dengan berulang-ulang. Hal ini bertujuan untuk memperkuat koneksi antar stimulus dan respon. Jika belajar atau berlatih tidak dilaksanakan dengan pengulangan maka koneksi akan melemah dan mengakibatkan hasil belajar yang kurang maksimal. Untuk itu agar dapat meningkatkan keterampilan tersebut harus dilakukan latihan yang berulangulang secara baik dan teratur. Dengan demikian pendekatan latihan yang dilakukan akan mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan keterampilan passing bola menyusur tanah dalam permainan sepakbola.
29 C. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan latihan dan bermain terhadap kemampuan passing bola menyusur tanah sepakbola pada siswa putra ekstrakurikuler SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Pendekatan latihan lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan pendekatan bermain terhadap kemampuan passing bola menyusur tanah sepakbola pada siswa putra ekstrakurikuler SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016.