BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian, Fungsi, dan Jenis Bank 1) Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan (tabungan) serta meminjamkan uang ( kredit ) kepada masyarakat. Bank merupakan badan yang tugas utamanya sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan. Kata bank berasal dari bahasa italia, banca yang berarti meja. Menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanab dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2) Fungsi Bank a) Penghimpun dana. Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu : (1) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu pendirian. (2) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito, dan tabungan.
8
(3) Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam). Mungkin anda pernah mendengar beberapa bank dilikuidasi atau dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit yang bermasalah atau macet. b) Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga dan pemilikan harta tetap. c) Pelayanan Jasa Bank dalam mengemban tugassebagai “pelayan lalu lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan lainnya. Pemberian Kredit Bank dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh,akan tetapi untuk pemanfaatnya bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang memerlukan dana untuk usaha. Tentunya dalam pelaksanaannya fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau dalam bentuk bunga kredit. Pemberian kredit akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti. Berikut adala fungsi bank secara spesifik menurut Budisantosa dan Triandaru (2006:9) : a) Agent Of Trust Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan 9
dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut. b) Agent Of Development Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi , distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c) Agent Of Services Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Disamping melakukan kegiatan penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
10
3) Jenis-Jenis Bank Dalam praktiknya di indonesia terdapat beberapa jenis perbankan. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, perbankan di Indonesia dalam melakukan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian, sehingga fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu segi fungsi, kepemilikan, status, dan cara menentukan harga. a) Dilihat dari Segi Fungsi Menurut UU Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, jenis bank menurut fungsinya adalah sebagai berikut: 1) Bank Sentral, yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan mempertahankan konversi uang dimaksud terhadap emas atau perak atau keduanya. 2) Bank Umum, yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral. 3) Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 4) Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai ) kaidah ajaran islam tentang hukum riba). 11
b) Dilihat dari Segi Kepemilikan 1) Bank Milik Pemerintah Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN). 2) Bank milik swasta nasional Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal , Bank Internasional Indonesia. 3) Bank milik Koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh badan hukum koperasi, contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia. 4) Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham bank campuran secara mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma,
12
Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank, Paribas BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank PDFCI. 5) Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikanya dimiliki oleh pihak luar negeri. c) Dilihat dari segi cara menentukan harga Berdasarkan cara menentukan harga, bank dapat dibedakan dalam dua jenis : 1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Hampir semua bank yang ada di Indonesia berdasarkan prinsip kerja konvensional. Bank konvensional mendapatkan keuntungan dengan cara mendapatkan bunga sebagai harga,baik untuk pinjaman (kredit) juga ditentuksn berdasarkan tingkat suku bunga. Sedangkan penetapan keuntungan untuk jasa bank lainnya ditetapkan biaya dalam nominal atau presentase tertentu. 2) Bank berdasarkan prinsip syariah (Islam) perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianut. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsipprinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan
13
transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan
harga
produknya
sangat
berbeda
dengan
bank
konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. 2.1.2 Prosedur 1) Pengertian Prosedur Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari “Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam”. Sedangkan menurut Nafarin (2004:9) defenisi dari “Prosedur merupakan suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerja yang seragam”. Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan serangkaian tindakan atas transaksi dilakukan beberapa orang yang secara
14
berulang-ulang yang dilakukan secara seragam dengan tahapan-tahapan yang saling berhubungan. 2) Karakteristik dan Kriteria Prosedur Mulyadi (2001:6) Adapun karakteristik dari prosedur, adalah sebagai berikut: 1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi 2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin 3.
Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana
4.
Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab
5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.” 3) Manfaat Prosedur Menurut Mulyadi (2001:6) manfaat dari prosedur adalah sebagai berikut : 1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang. 2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas. 3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh Pelaksana. 4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien 5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan. 2.1.3 Kredit 1) Pengertian kredit Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal 15
mana pihak peminjam beerkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditentukan ( Muljono,1994 : 10). Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan dalam bahasa latin kredit berarti “crederer“dalam bahasa Italia yang berarti kepercayan dan juga berasal kata Creditum dalam bahasa latin yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Dalam konteks ini adanya kepercayaan dari pihak kreditur kepada debitur akan mengembalikan pinjamannya berikut bunganya sesuai dengan kesepakatan yang telah diperjanjikan sebelumnya (Kasmir (2008). Pengertian kredit yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan di Indonesia telah dirumuskan dalam Undang – Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang menyatakan bahwa kriteria adalah penyediaan uang / tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan / kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Dalam praktek sehari – hari pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik dibawah tangan maupun secara materiil. Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik bersifat kebendaan maupun bukan kebendaan. Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam penyediaan pinjaman tersebut bersifat penyediaan suatu modal sebagai alat untuk melaksanakan kegiatan usahanya sehingga kredit ( dana bank ) yang diberikan tersebut tidak lebih dari pokok produksi semata.
16
2). Unsur-Unsur Kredit Berbagai macam pendapat tentang pengertian kredit yang berbeda-beda pada dasarnya mengandung kesamaan bila kita lihat dari unsurnya.
Menurut Kasmir
adalah sebagai berikut : a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. b. Kesepakatan, kesepaktan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masingmasing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepatan penyaluran kredit dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua pihaky yaitu pihak bank dan pihak nasabah. c. Jangka waktu, yaitu masa pengembalian kredit yang telah disepakati yang bisa berbentuk jangka pendek, menengah, atau jangka panjang. d. Resiko, yaitu akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau mact suatu pemberian kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar resikonya,, demikian pula sebaliknya. Faktor resiko kerugian dapat diakibattkan 2 (dua) hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja seperti terkena bencana. e. Balas jasa , yaitu bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan jasa atas pemberian suatu kredit. Dalam bank, balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga
17
membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bagi bank. 3). Prinsip-prinsip Kredit Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.( Kasmir , 2008 :117-120). Adapun untuk analisa dengan 5C kredit adalah sebagai berikut : a. Character Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. b. Capacity Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu, bank dapat
18
menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan nama Capability.
c. Capital Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola calon debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya. Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. d. Condition Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. e. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
19
Penilaian kredit dengan menggunakan metode analisis 7P adalah sebagai berikut : a. Personality (perseorangan) Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah laku nasabah seharihari maupun masa lalu.
b. Party (golongan) Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan loyalitas modal dan karakternya.
c. Purpose (tujuan) Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan.
d. Prospect ( kemungkinan) Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
e. Payment (sumber pembayaran) Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber nama saja dana untuk pengembalikan kredit.
f. Profitability (kemampuan mendapat keuntungan) Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
20
g. Protection (perlindungan) Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapat perlindungan.
4. Jenis-Jenis Kredit Jenis kredit yang diberikan oleh bank sangat bervariasi. Menurtut Kasmir (2010:76) , secara umum jenis-jenis kredit perbankan untuk masyarakat sebagai berikut : a. Dilihat dari segi kegunaan 1) kredit investasi kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar. 2) kredit modal kerja kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. b. Dilihat dari segi tujuan kredit 1) kredit produktif kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. sebagai contohnya
21
kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri akan menghasilkan barang industri.
2) kredit konsumtif kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
3) kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membeli aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor. c. Dilihat dari segi jangka waktu 1) kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija. 22
2) kredit jangka menengah jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau peternakan kambing.
3) kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. d. Dilihat dari segi jaminan 1) kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur. 2) kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain. e. Dilihat dari segi sektor usaha 1. kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian. sektor utama pertanian dapat berupa jangka pendek atau
jangka panjang.
23
2. kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang ternak kambing atau ternak sapi. 3. kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri menengah atau industri besar. 4. kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah. 5. kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. 6. kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara. 7. kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu panjang. 8. dan sektor-sektor lainnya 5. Prosedur Kredit Prosedur pemberian kredit dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan yang lain lain tidak jauh berbeda.Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana tujuan bank serta persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing. Secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut. (Kasmir, 2002 : 124) a.
Pengajuan berkas-berkas Pengajuan proposal kredit yang dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan. 24
b. Penyelidikan berkas pinjamanan Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja. c. Wawancara 1 Merupakan
penyelidikan
kepada
calon
peminjam
dengan
langsung
berhadapan dengan calon peminjam. d.
On the Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokan dengan hasil wawancara I.
e. Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan f. Keputusan Kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya. g. Penandatangan akad kredit/perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit. 25
h. Realisasi kredit Diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. i.
Penyaluran/ penarikan Penyaluran atau penarikan adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit.
2.1.4 Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) Kredit usaha rakyat adalah kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tapi belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung, maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana. Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan yang bertujuan meningkatkan Sektor Riil dan
26
memberdayakan UKMK. Kebijakan pengembangan dan pemberdayaan UMKMK mencakup: 1) Peningkatan akses pada sumber pembiayaan 2) Pengembangan kewirausahan 3) Peningkatan pasar produk UMKMK 4) Reformasi regulasi UMKMK Upaya peningkatan akses pada sumber pembiayaan antara lain dilakukan dengan memberikan penjaminan kredit bagi UMKMK melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada tanggal 5 November 2007, Presiden meluncurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan fasilitas penjaminan kredit dari Pemerintah. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, terdapat beberapa pembahasan dari hasil penelitian sebelumnya, yaitu : Meisi Vidiyanti (2013) dengan penelitian yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Bank Nagari Cabang Pembantu Bypass Padang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai prosedur serta sistem pelaksanaan pemberian kredit usaha rakyat pada PT. Bank Nagari Cabang Pembantu Bypass Padang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat di PT. Bank Nagari Cabang Pembantu Bypass Padang terdiri dari beberapa tahap yaitu : permohonan pengajuan kredit , penelitian berkas, survey terhadap usaha yang dimiliki debitur, keputusan kredit, pencairan dan realisasi kredit, pengangsuran kredit dan pelunasan kredit. Kesimpulan dari pengamatan prosedur pemberian kredit usaha rakyat pada`PT. Bank Nagari
27
Cabang Pembantu Bypass Padang sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat dilaksanakan dengan baik oleh ADK dan AO KUR, namun masih terdapat kelemahan dalam hal menyimpan berkas dari tahun sebelumnya dan berkas yang baru direalisasi, akan lebih baik jika ruang penyimpanan berkas untuk nasabah dibedakan sesuai bulan dan tahun realisasinya kredit tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Wardani (2010) dengan judul “Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada Bank Rakyat Indonesia (Perssero) Tbk. Unit Kuwarasan Cabang Gombong. Penelitian ini bertujuan untuk memahami prosedur pemberian kredit usaha rakyat ( kur) pada Bank Rakyat Indonesia Tbk. Unit Kuwarasan Cabang Gombong. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pemberian kredit usaha rakyat yang dilaksanakan oleh Bank Bri Unit Kuwarasan Cabang Gombong ini sudah sesuai aturan dan prosedur yang berlaku.
28