BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Kajian Teori
2.1.1
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam, ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Menurut Wisudawati, Sulistyowati (2014:22) IPA merupakan rumpun ilmu, yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Seperti Biologi, Astronomi/Antrofisika, Fisika serta Geologi yang termasuk dalam anggota rumpun IPA saat ini. Gagne 2010 (dalam Wisudawati, Sulistyowati 2014:24) IPA dipandang sebagai cara berpikir, cara penyelidikan terhadap gejala alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri. Sedangkan menurut Hendro Darmojo 1992:3 (dalam Samatowa 2010:2) mempelajari IPA itu dengan cara berfikir yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam beserta isinya, dengan memperoleh pengetahuan yang bersifat objektif dan rasional. 2.1.1.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap Satuan Pendidikan.
7
8
Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan kerja ilmiah. Dalam penelitian ini standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan disajikan dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas IV SD Negeri Bugel 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 9. Memahami perubahan kenampakan permukaan 9.1 Mendeskripsikan perubahan bumi dan benda langit kenampakan bumi
2.1.1.3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Pembelajaran IPA merupakan interaksi antara komponen-komponen pembelajaran seperti pendidik, peserta didik, alat atau media belajar dalam bentuk kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan serta kompetensi yang telah ditetapkan (Samatowa Usman 2010:26). Oleh karena struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan, perlu adanya modifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitif mereka mengenai ketrampilan-ketrampilan proses IPA (Samatowa Usman 2010:5). Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatu proses interaksi dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar, guru harus mengetahui kegunaan yang diperoleh dari pelajaran IPA. Tujuan Pembelajaran IPA yaitu : 1. IPA merupakan dasar teknologi sebagai dasar yang cukup luas 2. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih atau mengembangkan kemampuan berpikir kritis 3. IPA merupakan mata pelajaran yang diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan oleh anak 4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan (Samatowa Usman, 2010:6). Seperti yang telah diuraikan bahwa IPA mengembangkan kemampuan berpikir kritis seperti yang dijabarkan di atas, maka dalam pembelajaran IPA
9
memerlukan model pembelajaran. Ada beberapa pakar yang mendefinisikan mengenai model pembelajaran, beberapa diantaranya adalah Menurut E Mulyasa (2003) ada lima model pembelajaran
yaitu: (1)
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning): (2) Bermain Peran (Role Playing): (3) Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning): (4) Belajar Tuntas (Mastery Learning): dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction). Menurut Joyce & Weil (dalam Rusman, 2011: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancang kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa. Menurut peneliti model yang cocok diterapkan untuk pembelajaran IPA adalah model pembelajaran Picture and Picture. Model tersebut cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA dikarenakan dalam model tersebut menuntut siswa untuk, berfikir kritis serta percaya diri dalam mengkomunikasikan hasil kerjanya. Dalam pembelajaran IPA siswa juga dituntut untuk aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan. Dengan digunakannya Picture and Picture dalam pembelajaran IPA maka siswa dapat berperan aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan
hasil kerjanya melalui pengurutan gambar-gambar yang
disediakan dan menjodohkan kartu sesuai pasangan soal dan jawabannya. 2.1.1.4 Penilaian IPA di Sekolah Dasar Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
dalam
melakukan
suatu
pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran tuntas (mastery learning). Sedangkan dalam penilaian menerapkan sistem penilaian berkelanjutan yang mencakup 3 aspek yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
10
Menurut Bloom (1979) ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya. Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berfikir,
termasuk
kemampuan
menghafal,
rnemahami,
mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis dan kemampuan mengevaluasi. Sedangkan ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Sehingga dalam penilaian harus mencakup ketiga ranah tersebut. Penilaian merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data mengenai proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 2.1.2
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan semua jenis kerja kelompok termasuk
berbagai macam bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2011:54). Model pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan suatu pembelajaran yang efektif dengan bercirikan; (1) memudahkan siswa belajar dan (2) nilai, pengetahuan dan ketrampilaan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. Roger dan David Johnson (dalam Suprijono, 2011:58), untuk mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif, harus menerapkan lima unsur sebagai berikut; 1. Positive interdependence (saling ketergantungan positif) 2. Personal responsibility (tanggungjawab perseorangan) 3. Face to face promotive interaction (interaksi promotif) 4. Interpersonal skill (komunikasi antaranggota) 5. Group Processing (pemrosesan kelompok)
11
2.1.3
Model Pembelajaran Picture and Picture
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture Model pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran kooperatif
yang
mengutamakan
adanya
kelompok-kelompok
dengan
menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Kurniasih & Sani 2015:44). Suprijono 2009 (dalam Huda 2013:236) Picture and Picture merupakan strategi pembelajaraan yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran, dimana siswa harus mengurutkan atau memasangkan gambar secara logis. Berdasarkan pengertian model Picture and Picture yang dikemukakan para ahli tersebut, disimpulkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture adalah sebuah model pembelajaran yang memanfaatkan gambar yang didalamnya terdapat aktivitas untuk memasang atau mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis. Dengan demikian model pembelajaran ini menggunakan gambar sebagai media utamanya dalam proses pembelajaran, sehingga seorang guru harus mempersiapkan
gambar-gambar
yang
akan
digunakan
sebelum
proses
pembelajaran berlangsung, gambar-gambar ini nantinya dapat disajikan dalam berbagai bentuk sesuai dengan inovasi guru. 2.1.3.2 Karakteristik Model Pembelajaran Picture and Picture Menurut Kurniasih dan Sani (2015:45) mengemukakan kelebihan dari model pembelajaran Picture and Picture yaitu: 1. Guru bisa dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa 2. Model Picture and Picture ini melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis 3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan bagi siswa beragumen terhadap gambar yang diperhatikan 4. Dapat memunculkan motivasi belajar siswa kearah yang lebih baik 5. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
12
Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan model Picture and Picture adalah dapat melatih siswa berpikir logis serta sistematis dan meningkatkan motivasi belajar kearah yang lebih baik. Adapun kelemahan model pembelajaran Picture and Picture yang dikemukakan oleh Kurniasih dan Sani (2015:45), yaitu 1. Semakin rumit sebuah model pembelajaran, resikonya tentu akan memakan waktu yang lama seperti dalam model ini 2. Guru harus memiliki ketrampilan penguasaan yang baik, karena rentan siswa menjadi kurang aktif dan membuat kegaduhan 3. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai terutama untuk gambar yang akan diperlihatkan Dapat disimpulkan bahwa kelemahan model Picture and Picture adalah lebih banyak membutuhkan gambar yang berkualitas agar siswa menjadi lebih aktif dan memahami pelajaran dengan baik. 2.1.3.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture Menurut Suprijono (2011: 125-126), menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture yaitu sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar 3. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi 4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Kesimpulan / rangkuman Sedangkan menurut Kurniasih, Sani (2015:46-47) berpendapat bahwa, langkah yang harus dipersiapkan dalam model pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut:
13
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyampaikan pengantar pembelajaran 3. Guru memperlihatkan gambar-gambar yang telah disiapkan 4. Siswa dipanggil secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis 5. Guru menanyakan alasan yang logis dalam urutan gambar 6. Setelah gambar menjadi urut, guru harus bisa menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran Dan menurut Huda (2013:236-238) langkah-langkah dalam model pembelajaran Picture and Picture yaitu: 1. Guru menyampaikan kompetensi dasar mata pelajaran 2. Menyajikan materi 3. Guru menyajikan gambar dan mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran 4. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian untuk memasang gambar-gambar secara berurutan dan logis 5. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar yang disusun 6. Guru mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dicapai dan dilakukan Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture adalah menyampaikan materi, memperlihatkan gambar, memanggil siswa secara bergantian, mengurutkan gambar, menanyakan alasan, menanamkan konsep dan yang terakhir rangkuman. 2.1.3.4 Komponen Model Pembelajaran Picture and Picture Joyce, Weil dan Calhoun (2009:104-106) menyebutkan bahwa sebuah model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks atau struktur suatu model, komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen sistem sosial atau situasi kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang terdiri dari bahan dan alat
14
yang diperlukan untuk melaksanakan model, serta dampak instruksional yaitu hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan dampak pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu. Komponen-komponen tersebut akan dijelaskan pada uraian berikut: 2.1.3.4.1 Sintagmatik Sintagmatik yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada fasefase atau tahap-tahap yang harus dilakukan oleh guru apabila menggunakan model pembelajaran tertentu. Berikut merupakan tahap-tahap dari model pembelajaran Picture and Picture: 1. Menyampaikan kompetensi Pada tahap ini guru diharapkan untuk menyampaikan materi apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan yaitu pembelajaran IPA tentang kenampakan alam dan bulan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana materi yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikatorindikator ketercapaian KD, sehingga mencapai KKM yang telah ditetapkan dan dapat dicapai oleh peserta didik. 2. Menyampaikan materi Penyampaian materi sebagai pengantar merupakan sesuatu yang sangat penting, melalui ini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sisni. Dikarenakan guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap mengiuti pelajaran. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam penyampaian materi akan menarik minat suswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari. 3. Memperlihatkan gambar Dalam proses ini, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau temannya. Dengan gambar siswa akan lebih mudah memahami materi yang akan diajarkan. Dalam perkembangan yang selanjutnya guru dapat memodifikasi gambar dengan video atau demonstrasi yang lain.
15
4. Mengurutkan gambar Guru harus dapat melakukan inovasi, dikarenakan penunjukan secara langsung terkadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan menggunakan undian, sehingga siswa harus menjalankan tugas yang telah diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat atau dimodifikasi. 5. Menanyakan alasan Siswa dilatih untuk mengemukakan alasan pemikiran atau pendapat tentang urutan gambar tersebut. Dalam hal ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani untuk mengemukakan pendapatnya. 6. Menanamkan konsep Proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal yang ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau dengan bentuk lainnya yang bertujuan agar siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Sebelumnya dipastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan. 7. Kesimpulan Pada langkah ini, kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut. 2.1.3.4.2 Prinsip Reaksi Prinsip reaksi berkaitan dengan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru melihat dan memperlakukan para siswa, termasuk bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Prinsip ini memberi petunjuk bagaimana seharusnya guru menggunakan aturan permainan yang berlaku pada model pembelajaran. Misalnya pada saat siswa mencari
16
gambar, guru membimbing siswa agar dalam mengurutkannya tidak menimbulkan kegaduhan dan berjalan dengan baik. 2.1.3.4.3 Sistem Sosial Sistem sosial adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran (situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam penggunaan metode pembelajaran tertentu). Misalnya pada saat pembelajaran berlangsung guru bersama dengan siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. 2.1.3.4.4 Daya Dukung Sistem pendukung yaitu segala sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran secara optimal. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, maka sarana yang dibutuhkan adalah materi energi dan cara penggunaannya yang akan disampaikan dengan menggunakan gambar. 2.1.3.4.5 Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai dan berkaitan langsung dengan materi pembelajaran. Dampak pengiring adalah hasil belajar sampingan yang dicapai sebagai akibat dari penggunaan model pembelajaran tertentu. Dampak instruksional secara umum dari model ini adalah: 1. Pemahaman mengenai sumber-sumber energi panas 2. Kemampuan dalam mendemonstrasikan adanya perpindahan panas 3. Kemampuan mengelompokkan sumber-sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar 4. Kemampuan membahas hasil pengamatan Secara khusus dampak instruksional dalam pembelajaran bentuk energi dan cara penggunaannya melalui model pembelajaran Picture and Picture adalah pemahaman terhadap informasi berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya. Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami
17
langsung oleh para siswa tanpa pengarahan langsung dari guru. Dari segi dampak pengiring, melalui model pembelajaran Picture and Picture diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif, aktif, inovatif, percaya diri dan bertanggung jawab, yang semuanya merupakan tujuan pembelajaran jangka panjang. Dampak pengiring yang secara khusus akan didapatkan oleh para siswa dalam pembelajaran IPA tentang energi dan penggunaannnya dalam model pembelajaran Picture and Picture ini adalah berpikir kritis, aktif, inovatif, percaya diri dan bertanggung jawab. Dampak instruksional dan pengiring yang sudah dipaparkan di atas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1.
Berpikir Kritis
a.Pemahaman mengenai kenampakan alam dan bulan
b.Kemampuan mengelompokkan kenampakan alam dan bulan yang ada di lingkungan sekitar
Aktif Inovatif
Picture and Picture
c.Kemampuan mengelompokkan berbagai macam
Percaya Diri
kenampakan alam dan Tanggung Jawab
bulan d.Kemampuan membahas hasil pengamatan
Gambar 2.1 Bagan : Dampak Pengiring dan Dampak Instruksional Model Kreatif Picture and Picture dalam Pembelajaran IPA Materi energi dan penggunaannnya. Keterangan : Dampak instruksional Dampak pengiring Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Pcture and Picture adalah model pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar dalam suasana
18
yang menyenangkan dan meningkatkan interaksi sosial antar teman dalam mengeksplorasi dan memecahkan suatu materi yang akan dicari jawaban yang tepat. Prosedur yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pembelajaran berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya dengan model pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut. Tabel 2.2 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA Perubahan Kenampakan Alam Pembelajaran Picture and Picture Kegiatan Guru Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siswa 1. Guru menyampaikan 1. Menyampaikan 1. Siswa mendengarkan kegiatan dan tujuan kompetensi penjelasan tujuan pembelajaran pembelajaran 2. Guru menjelaskan materi 2. Menyampaikan 2. Siswa memperhatikan IPA tentang perubahan materi penjelasan guru. kenampakan alam 3. Siswa menjawab 3. Guru bersama siswa 3. Memperlihatkatkan pertanyaan sesuai dengan melakukan tanya jawab gambar kemampuan. mengenai materi yang 4. Siswa mencatat materi. disampaikan. 4. Mengurutkan 5. Siswa memperhatikan guru 4. Guru meminta siswa untuk gambar dalam memperlihatkan mencatat materi yang sudah gambar dijelaskan. 5. Menanyakan alasan 6. Siswa berkumpul dalam 5. Guru memperlihatkan kelompok sesuai dengan berbagai macam gambar 6. Menanamkan kertas warna yang didapat kepada siswa konsep 7. Siswa menerima gambara 6. Guru membagi siswa yng diberikan oleh guru menjadi 5 kelompok. 7. Kesimpulan lalu mulai mengerjakan Pembagian kelompok bersama kelompok dilakukan dengan 8. Perwakilan siswa tiap menggunakan kertas warna kelompok maju kedepan 7. Setelah siswa berkumpul untuk mempresentasikan dalam kelompok, guru hasil kerjanya. membagian berbagai 9. Siswa memperhatikan dan macam gambar yang tidak menyimak penjelasan utuh/sudah terpotongmengenai penekanan potong. Lalu setiap konsep materi perubahan kelompok mengurutkan kenampakan alam. gambar tersebut menjadi 10. Siswa bersama dengan gambar yang utuh. guru membuat rangkuman / 8. Setelah selesai kesimpulan pembelajaran. mengurutkan, perwakilan dari tiap kelompok untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerjanya. 9. Setelah itu guru memberikan penekanan mengenai konsep materi yang telah dipelajari dengan hasil kerja siswa. 10. Guru memberikan konfirmasi tentang
19
kebenaran dan kesesuaian gambar yang telah diurutkan. 11. Dengan bimbingan guru, membuat rangkuman / kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Dari penjelasan yang sudah dikemukakan pada tabel bahwa apabila dalam pembelajaran IPA materi energi dan kegunaannya terhadap menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dan dilaksanakan sesuai sintak yang benar maka pembelajaran IPA dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA kelas IV SD. Ada beberapa pandangan tentang definisi belajar. Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh suatu pengetahuan baru. Menurut Gagne (dalam Suprijono, 2011:2) belajar adalah perubahan kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan kemampuan tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah. B.F Skinner 1958 (dalam Wisudawati, Sulistyowati 2014:31) suatu proses penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif pada saat orang belajar, dimana seorang peserta didik akan belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik. Oemar Hamalik (2004: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi mengalami. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru.
20
2.1.4
Motivasi Belajar
2.1.4.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauman untuk melakukan sesuatu (Hamzah, 2014:6). Menurut Dimyati, Mudjiono (2009:80) motivasi merupakan suatu dorongan mental yang mengarahkan atau menggerakkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Kemudian menurut Mc Donald (dalam Hamalik 2004:158) motivasi adalah perubahan energi yang ada dalam diri seseorang yang ditandai dengan reaksi dan timbulnya perasaan untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut Sardiman A.M (2012:75) motivasi dikatakan sebagai rangkaian usaha yang dilakukan seseorang sehingga mau dan ingin melakukan sesuatu, jika tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka tersebut. Dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kemauan atau dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Perlakuan yang telah dilakukan memberikan kepuasan maka akan cenderung untuk diulang kembali sehingga menjadi lebih mantap. Motivasi juga tidak terlepas dari dua komponen, yaitu komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam membahas mengenai perubahan yang terjadi dalam diri seseorang, ketegangan psikologis dan merasa tidak puas. Sedangkan komponen luar mengenai tujuan yang ingin dicapai seseorang (Hamalik, 2014:159). Terdapat 3 macam fungsi motivasi yaitu: 1. Mendorong timbulnya suatu perbuatan atau kelakuan. Tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar tanpa adanya motivasi. 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya, mengarahkan apa yang ingin dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Dimana cepat atau lambatnya suatu pekerjaan ditentukan oleh seberapa besar kecilnya motivasi (Hamalik, 2014:161) Indikator
motivasi
belajar
diklasifikasikan sebagai berikut:
menurut
Hamzah
(2014:23)
dapat
21
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik Motivasi belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku seseorang yang dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai. Seperti halnya dengan motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam belajar, jika siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk belajar dengan sungguh-sungguh maka dapat mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan target yang dicapainya yaitu berupa hasil belajar. 2.1.4.2 Aspek Motivasi Belajar Motivasi belajar yang dimiliki seseorang dapat dibahas melalui dua hal yaitu motivasi instrinsik (berasal dari dalam) dan motivasi ekstrinsik (berasal dari luar (Sardiman 2014:89). 1. Motivasi Intrinsik Motif yang berfungsi tidak perlu adanya rangsangan dari luar, karena dalam diri seseorang sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki motivai intrinsik akan memiliki tujuan untuk menjadi seseorang yang terdidik, ahli dalam bidang studi tertentun dan berpengetahuan. 2. Motivasi Ekstrinsik Motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Selain itu motivasi ekstrinsik dikatakan sebagai bentuk motivasi dimana aktivitas belajar dimulai dan dilanjutkan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Oleh karena itu motivasi terhadap pelajaran perlu dibangkitkan serta ditingkatkan oleh guru sehingga siswa mau dan ingin belajar lebih sungguhsungguh. Dalam mengukur motivasi belajar ini, peneliti menggunakan angket yang akan diberikan oleh siswa sebelum dan sesudah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.
22
2.1.5
Hasil Belajar IPA
2.1.5.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Susanto (2015:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, sebagai hasil dari kegiatan belajar yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan menurut Hamzah H (2008:213) hasil belajar merupakan perubahan perilaku dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah keseluruhan hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran baik dari kemampuan kognitif, afektif, maupun dari psikomotornya. 2.2
Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Referensi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian dari Ninik Sri Moerwani,(2010) “Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture Untuk Meningktkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri 2 Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian yang dilakukan Ninik Sri Moerwani ini menunjukkan penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus pembelajaran dan setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas 1V SD Negeri 2 Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan dengan jumlah 28 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas KKM > 69 hanya 13 siswa dari 28 siswa (46%). Pada Perbaikan pembelajaran siklus I siswa yang tuntas KKM > 69 meningkat menjadi 20 siswa (71%). Dan pada perbaikan pembelajaran siklus II siswa yang tuntas KKM > 69 meningkat lagi menjadi 24 siswa ( 86%). Dan tinggal 4 siswa (14%) yang belum tuntas.
23
Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas IV semester 1 di SD Negeri 2 Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian lain yang juga menjadi acuan adalah penelitian Sulastri (2010), “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas IV Semester I SD Negeri Slungkep 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun 2011/2012”. Dari hasil penelitian Sulastri (2010) ini menunjukkan bahwa penerapan metode picture and picture dengan KKM 6,5 dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV Semester I SD Negeri Slungkep 02 kecamatan Kayen kabupaten Pati tahun 2011/2012, hal ini dapat dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap siklus dimana pada pra siklus ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3% naik menjadi 16 siswa atau 72,7% pada siklus I, meningkat lagi pada siklus II menjadi 19 siswa atau 86,4%. Demikian juga peningkatan juga terjadi pada keaktifan siswa dimana pada pra siklus keaktifan siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa atau 31,8 naik menjadi 14 siswa atau 6,37% pada siklus I dan terakhir pada siklus II menjadi 20 siswa atau 90,9%. Dari hasil ini ketuntasan belajar dan keaktifan belajar sudah mencapai indikator yaitu 80% ke atas. Dengan kata lain hasil belajar siswa dengan menggunakan metode picture and picture telah tuntas atau mencapai KKM yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para siswa dan memberikan dorongan kepada siswa agara senantiasa meningkatkan hasil belajarnya. 2.3
Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri
pengetahuannya sehingga dapat diterapkan di dalam kehidupannya sehari-hari. Penemuan pengetahuan diperoleh melalui pengalaman belajar secara langsung yang dialami siswa disekolah dan lingkungan sekitarnya. Selain pengalaman belajar langsung siswa juga membutuhkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA. Melalui model pembelajaran Picture and
24
Picture diharapkan siswa lebih mudah memperoleh informasi dan memahami materi karena siswa aktif dalam pembelajaran melalui kerja sama dalam kelompok. Selain itu siswa juga dapat berbagi informasi melalui kelompok. Model pembelajaran Picture and Picture juga mempunyai beberapa sintak yaitu mulai dari penyampaian kompetensi yang disampaikan guru agar siswa dapat memahami materi apa yang akan disampaikan, guru menjelaskan materi IPA tentang perubahan kenampakan alam dan bulan. Selanjutnya guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan, lalu guru meminta siswa untuk mencatat materi yang sudah dijelaskan, setelah itu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan menggunakan kertas warna, kemudian guru memperlihatkan berbagai macam gambar kepada siswa. Sesudah itu guru membagikan undian kepada siswa untuk secara bergantian maju kedepan mengambil gambar lalu mengurutkannya pada lembar kerja kelompok, setelah selesai mengurutkan, perwakilan dari tiap kelompok untuk maju kedepan mempresentasikan hasil kerjanya. Setelah itu guru memberikan penekanan mengenai konsep materi yang telah dipelajari dengan hasil kerja siswa dan guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan kesesuaian gambar yang telah diurutkan. Dengan bimbingan guru, membuat rangkuman / kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan tersebut siswa sama-sama berperan aktif dalam pembelajaran, maka dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.
25
Pada Gambar 2.3 dijelaskan kerangka berpikir penggunaan model pembelajaran Picture and Picture. Gambar 2.3
MODEL Picture and Picture
Sintak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Penyampaian kompetensi Menyampaikan materi Memperlihatkan gambar Mengurutkan gambar Menanyakan alasan Menanamkan konsep Kesimpulan
Dampak
1. Rasa ingin tahu yang tinggi. 2. Aktif tetapi tetap disiplin. 3. Bertanggung jawab sesuai tugasnya. 4. Minat siswa muncul. 5. Melaporkan hasil kerja dengan percaya diri.
26
2.4
Hipotesis Tindakan Penerapan langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Bugel 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.