BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menjabarkan pustaka, data klasifikasi, aspek-aspek desain bangunan mixed-use Sekolah Bisnis, Kantor Sewa, Town Square, bangunan fungsi terpadu serta dan teori-teori yang terkait dengan Konsep Hybrid Buildings sehingga memperoleh pemahaman mendalam terhadap objek rancang bangun. Selain macam-macam aspek yang telah disebutkan, preseden juga disertakan untuk memberikan gambaran mengenai bangunan mixed-use yang sudah terbangun. 2.1. SEKOLAH BISNIS 2.1.1. Pengertian Sekolah Bisnis Sekolah Bisnis dalam pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan pada umumnya dan di bidang ekonomi khususnya. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 pasal 16 ayat 2 dan UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 20 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4301), sekolah tinggi merupakan salah satu bentuk perguruan tinggi selain akademi, politeknik, institut, dan universitas. Sekolah tinggi menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi. 2.1.2 Macam-macam ruang pokok dalam Perguruan Tinggi Ruang-ruang pokok yang harus terdapat dalam Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut1 : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Auditorium utama Ruang pesta/perayaan Tata usaha Ruang dekan Gedung mahasiswa Tempat parkir
2.1.3 Jenis Sekolah Bisnis Terdapat 4 jenis sekolah bisnis, yaitu2 :
1
Ernest Neufert dalam Buku Data Arsitek Jilid Pertama halaman 257
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 1
2.1.2.1 Sekolah Bisnis Tradisional Sekolah ini terdapat di perguruan tinggi negeri dan atau universitas swasta berakreditasi yang menawarkan gelar MBA. Para pengajar atau instrukturnya adalah karyawan sekolah bisnis tersebut atau karyawan perusahaan yang berpengalaman. Siswanya sebagian besar berusaha menjadi karyawan yang berpendidikan tinggi dan akan berpenghasilan tinggi nantinya, seperti halnya para pengajar atau instrukur mereka. Mereka berusaha mendaki tangga perusahaan untuk mencapai jabatan penting di perusahaan dimana mereka bekerja. 2.1.2.2 Sekolah Bisnis Keluarga Banyak bisnis keluarga yang dapat dijadikan tempat yang bagus untuk mendapatkan pendidikan bisnis. Sebagai contoh bisnis keluarga adalah Bakrie Group, Agung Podomoro dan sebagainya. Hanya saja, biasanya seseorang yang diterima di sekolah tersebut adalah keluarga serta relasi mereka. Jaringan serta relasi merupakan poin terpenting dari jenis sekolah ini. Sekolah tersebut adalah sekolah yang bagus jika pemilik perusahaan keluarga tersebut bukan hanya entrepreneur yang hebat, tapi juga guru yang baik. 2.1.2.3 Sekolah Bisnis Perusahaan Sebagian besar bisnis atau perusahaan menawarkan program internal bagi siswa muda yang menjanjikan. Setelah lulus, perusahaan tersebut akan menuntun kemajuan karier mereka. Biasanya perusahaan tersebut membayar biaya pendidikan siswanya, bahkan memberikan waktu untuk meneruskan pendidikan mereka. Setelah menerima pendidikan formal, karyawan yang menjanjikan tersebut seringkali di rotasi ke divisi berbeda perusahaan itu sehingga mereka bisa melihat keseluruhan bisnis dan mendapatkan pengalaman langsung. Sebagai gambaran, ada sebuah perusahaan, sebut saja “Perusahaan X” yang mempunyai fasilitas pendidikan penjualan. Siswanya akan dilatih dengan metode khusus dari mereka. Setelah itu, mereka akan menuntunsiswanya untuk mempraktekan apa yang telah dipelajari di ruang kelas. Mentor atau pembimbingnya bisa membuat siswanya tetap berada sesuai dengan teori yang didapatkan di ruang kelas sehingga siswanya mampu menerapkan pada tantangan bisnis di dunia nyata. 2
http://www.investasionline.net/4-jenis-sekolah-bisnis-228.html
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 2
Banyak yang bisa didapatkan dari sekolah jenis ini. Tidak hanya ketrampilan menjual barang atau jasa, tetapi juga menganalisis strategi pesaing, membuat materi iklan yang efektif dan sebagainya. 2.1.2.4 Sekolah Bisnis Nyata Sekolah jenis ini adalah sekolah bisnis dimana kita dapat memulai sendiri membangun “kerajaan bisnis” milik kita sendiri. Sekolah bisnis nyata adalah sekolah bisnis yang buruk, guru yang kasar, dan pelit dalam nilai. Karena sangat berbeda dengan sekolah bisnis perusahaan yang semua kerugian akibat kesalahan dan kegagalan siswa dapat ditanggung oleh perusahaan. Di sekolah bisnis nyata, kita sendiri yang harus menanggung kerugian akibat kesalahan dan kegagalan kita. Kebanyakan pengusaha atau entrepreneur yang berhasil adalah orang yang mengikuti sekolah jenis ini dan terjun langsung membangun sebuah bisnis. Sekolah bisnis jenis ini diutamakan bagi pengusaha atau enterpreneur yang berpengalaman dan ingin memulai perusahaannya sendri dan atas nama kita sendri. Baik pengajar maupun siswa adalah diri kita sendri. Sekolah bisnis jenis ini merupakan pengembangan dari ketiga jenis sekolah bisnis yang telah dijelaskan. Solo Global Business Erudition yang direncanakan adalah bentuk dari jenis sekolah bisnis tradisional. 2.1.4 Preseden Sekolah Bisnis 2.1.4.1 Universitas Padjajaran (Program Studi Manajemen) a.
Visi
Visi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unpad adalah "To Be One of The Best Management Schools in The ASEAN Region in 2020". b.
Misi Program Studi Manajemen mempunyai misi sebagai berikut : Menghasilkan kualitas lulusan yang sesuai dengan permintaan pasar dalam negeri dan luar negeri, khususnya di kawasan ASEAN. Meningkatkan kompetensi dan komitmen tenaga pendidik untuk berperan aktif di tingkat nasional dan regional ASEAN. Mengembangkan kerjasama dengan beragam institusi pemerintah dan swasta di Indonesia dan Luar Negeri.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 3
c.
Sasaran
Pendidikan S1 Bidang Ekonomi Program Studi Manajemen diarahkan untuk menghasilkan tenaga ahli bagi pembangunan nasional sehingga mampu mengisi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja mahir, trampil mampu berdiri sendiri dan peka terhadap perubahan sosial, ilmu teknologi dengan memilih jalur Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan Manajemen Operasi. Dengan demikian tenaga-tenaga tersebut mampu memangku jabatan-jabatan baik dalam jabatan manajerial maupun jabatan lainnya dalam organisasi publik atau swasta dimulai pada jenjang pertama dan memiliki potensi pengembangan diri untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi. d.
Tujuan Mahasiswa 1. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar melalui tahap Inkubasi (penguasaan Teknologi dan Bahasa Inggris), Pertumbuhan (pengenalan industri), Perkembangan (Pembentukan visi) dan Pematangan (Integrasi dan Implementasi). 2. Menciptakan lulusan yang memiliki pengetahuan, empati dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. 3. Menciptakan lulusan unggul yang dapat bersaing di pasar kerja nasional maupun internasional (khususnya di kawasan ASEAN) dengan cara : o o
Meningkatkan IPK lulusan lebih dari 3,00. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris lulusan dengan nilai TOEFL lebih dari 500 (2010), >525 (2011) dan >550 (2012). o Meningkatkan softskill lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dalam hal keterampilan berkomunikasi. Tenaga Pendidik 1. Meningkatkan kuantitas Tenaga Pendidik untuk: o Mencapai jenjang pendidikan tertinggi (80% tenaga pendidik bergelar S3 tahun 2015). o Publikasi di jurnal terakreditasi (2013: nasional 60%, internasional 40%). o Presentasi penelitian di seminar internasional (diselenggarakan di dalam negeri 60%, diselenggarakan di luar negeri 40%). o Peraihan HAKI (buku dan model). o Peraihan hibah penelitian (tingkat nasional dan internasional). 2.
Meningkatkan kualitas Tenaga Pendidik melalui:
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 4
o
Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan (2013: nasional 60% dan Internasional 40%). o Keterlibatan di Program Pengabdian pada Masyarakat. Tenaga Kependidikan Meningkatkan kualitas Tenaga kependidikan untuk: o Mencapai jenjang pendidikan minimal S1. o Peraihan skor speaking english minimal 450 (2010), >500 (2011) dan >525 (2012), >550 (2013). o Pelatihan kompetensi dan keterampilan tata kelola Prodi. o Studi banding ke Prodi rangking dunia mempelajari tata kelola Prodi dan kelas internasional. (dalam negeri dan luar negeri).
Program Studi 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sinergi Prodi dengan Alumni, untuk: o o o o
Program magang mahasiswa Dosen tamu Sponsorship kegiatan Pengembangan kurikulum
2. Menjadi anggota AACSB pada tahun 2010. 3. Meraih sertifikasi internasional Prodi (EQUIS pada tahun 2016 dan AACSB pada tahun 2020). o o o o o
Meningkatkan kuantitas dan kualitas kelas bahasa Inggris (2008 sd 2010). Membuka kelas internasional (2012) Meningkatkan jumlah dosen asing mengajar di Prodi Meningkatkan jumlah mahasiswa asing (Exchange program & Regular class) teregistrasi di Prodi. Menjadi anggota EFMD (European Foundation for Management Development) tahun 2011 (salah satu syarat untuk mendapatkan akreditasi EQUIS)
4. Peraihan peningkatan citation index dari publikasi internasional dihitung berdasarkan jumlah sitasi per dosen per tahun, menurut Scopus, Site seer atau Google Scholar . e.
Kurikulum
Tabel II.1 Daftar Kurikulum Universitas Padjajaran Prodi Manajemen Semester Ganjil No 1
Code G1F101
Subjects 1st Semester Religion Education- Islam (*)
Credits 2
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 5
2 3 4 5 6 7 8
G1F103 G1F104 G1F105 G1F106 G1F102 B1C111 H1D101 B1B112 B1B101 B1C283 B1C477
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14
B1C453 B1C335 B1B204 B1C316 B1A351 B1B492 B1B241 H1I101 H1F101 H1H101 H1F102 H1E101 B1C282
1 2
B1C342 B1C313
Religion Education – Christian (*) Religion Education – Catholic (*) Religion Education - Hindu (*) Religion Education – Buddhist (*) State Ideology Introduction to Business English Introduction to Microeconomics Mathematics for Business Introduction for Computer Application Soft Skills - Achievement 3rd Semester Organization Behavior Coperati Management Business Statistics II Managerial Economics Cost Accounting Studies on Indonesian Economics Development Economics Arabian Language Japan Language German Language Mandarin Language France Language Introduction to Jurisprudence and Islamic Law 5th Semester Management for Human Resources Potential Advanced Human Resources Management
3 4 5
B1C315 B1C352 B1C332
Quality and Productivity Management Advanced Operation Management Advanced Marketing Management
3 3 3
6 7 8 9 10 11 12 11
B1C362 H1A101 B1C311 B1C406 B1C464 B1C423 B1B362 B1A328
Business Ethics Environmental Management Advanced Financial Management Banking Management Risk Management Entrepreneurship Sharia Economics Sharia Accounting
3 3 3 3 3 3 3 3
1 2 3
B1B205 B1C466 B1C474
7th Semester Seminar on Human Resources Management Seminar on Operation Management Seminar on Marketing Management
3 3 3
4 5 6
B1C460 B1C473 B1B388
Seminar on Financial Management Seminar on Entrepreneurship Management Seminar on Sharia Management
3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 0 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
B1C402 B1B429 B1C337 B1C336 B1C407 B1C343 B1C345 B1C344 B1C476 UNX400 B1C500
Seminar on Strategic Management Research Methodologies Internet Marketing Consumer Relationship Marketing Sharia Financial Management Sharia Advanced Human Resources Management Sharia Operation Management Sharia Marketing Management Internship Field Work Thesis
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6
Tabel II.2 Daftar Kurikulum Universitas Padjajaran Prodi Manajemen Semester Genap No
Code
1 2 3 4 5 6
G1F203 B1C212 H1A101 B1B101 B1B214 B1B111
2th Semester National Resilience Introduction to Management Indonesian Business Statistics I Microeconomics I Introduction to Macroeconomics
2 3 2 3 3 3
7
B1B241
Development Economics
3
8
B1A121
3
1 2 3 4 5 6 7
B1C465 B1C312 B1C341 B1C351 B1C214 B1C221 B1C221
Introduction to Accounting 4th Semester Management Information System Cross Cultural Management Human Resources Management Operation Management Marketing Management Financial Management Quantitative Management
8 9 8
B1B231 B1C281 B1C462
International Trade Business Law Decision Making Theory
3 2 3
8
B1C447
Budgeting
3
1 2
B1C428 B1C334
3 4 5
B1C354 B1C430 B1C451 B1C363 B1C401 B1C439 B1C339 B1C444
6 7 8 9 10
Subject
6th Semester Management Human Resources Information System Human Resources & International Human Resources Management Career and Self Improvement Planning Logistic Management Project Management Quality Control and Planning Marketing Information System International Marketing Management Service Marketing Consumer Behavior and Marketing Communication
Credits
3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 7
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B1C338 B1C424 B1C442 B1C407 B1C425 B1C384 B1C449 B1C448 B1C361 B1C383
Trade’s Mark Management Manajemen Investasi & Portofolio International Financial Management Sharia Financial Management Creativity and Innovation Management Business Planning and Simulation FiqihMuamalah Management in Sharia Perspective Strategic Management Studies on Business Feasibility
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21 22 23 24
B1C438 B1C434 B1C461 B1B374
3 3 3 3
26
B1C500
Small & Middle Management Business Communication Management Accounting Field Work 8th Semester Thesis
6
Sumber : Profil Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjajaran 2012
2.1.4.2 Universitas Bakrie a.
Visi
Institusi pendidikan tinggi yang berwawasan global dan sejalan dengan kepentingan nasional, berbasis teknologi ramah lingkungan untuk menghasilkan technopreneur dengan kompetensi tinggi. b.
Misi Melaksanaan pendidikan akademik di bidang manajemen dan teknologi yang bertaraf internasional; Mendidik siswa unggulan dari seluruh nusantara dan luar negeri menjadi technopreneur yang mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya; Menyelenggarakan penelitian unggulan dan penelitian bekerjasama dengan lembaga dan instansi pendidikan nasional dan internasional; Menyebarkan tata nilai bisnis yang menjamin keberlanjutan usaha berbasis lingkungan serta kesejahteraan sosial; Melaksanakan kegiatan pelayanan secara profesional dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan berperan aktif dalam modernisasi sistem pembangunan Indonesia; Memberikan kontribusi pada pembangunan nasional dalam upaya memperluas lapangan pekerjaan. Peduli (Care)
Nilai peduli ini merupakan nilai terpenting di dalam urutan nilai yang dianut Universitas Bakrie. Kepedulian di Universitas Bakrie tidak hanya terbatas kepada sesama manusia, tetapi juga terhadap lingkungan dan alam semesta. Sifat dan nilai peduli ini menjadi ciri khas dan keunikan
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 8
Universitas Bakrie. Tercakup juga di dalamnya adalah nilai-nilai seperti memiliki empati terhadap masalah sesama, sifat solidaritas dan saling membantu, sifat merawat dan menjaga sesama, dan ketulusan hati. Inovatif (Innovative) Inovasi merupakan salah satu nilai pokok yang dianut oleh Universitas Bakrie. Hal ini sangat sesuai dan sangat mendukung visi Universitas Bakrie yang ingin menjadi sebuah institusi pendidikan berkelas dunia di Indonesia, di mana untuk mencapai hal tersebut Universitas Bakrie harus memiliki kekuatan inovasi dalam setiap hal yang dilakukan. Tercakup dalam sifat inovatif ini adalah sifat-sifat seperti berpikiran maju, berpikiran terbuka, melihat jauh ke masa depan, kreatif, dan memiliki jiwa wirausaha. Profesional (Professional) Profesional menjadi salah satu nilai pokok yang dianut Universitas Bakrie karena Universitas Bakrie adalah sebuah institusi di mana jiwa dan sikap profesional diajarkan kepada mahasiswa dan pihak-pihak lain yang mengikuti program pendidikan di Universitas Bakrie. Sebagai institusi yang mengajarkan profesionalisme, maka dengan sendirinya Universitas Bakrie harus paling depan dalam melakukan praktek bisnis yang profesional. Tercakup di dalam nilai profesional adalah sifat-sifat seperti memiliki integritas, kemauan dan kemampuan bekerja keras, keterbukaan, menjunjung tinggi rasa keadilan dalam melakukan setiap tindakan, kompeten dalam melakukan tugas, dan selalu mengedepankan sikap bertanggung jawab atas setiap tindakan. c.
Sasaran dan Tujuan Kampus Technopreneur Pendidikan dengan visi technopreneurship adalah pendidikan yang menekankan pada pengembangan kemampuan mahasiswa dalam memadukan kemajuan teknologi dan pengasahan potensi kewirausahaan untuk menghasilkan inovasi dan kreasi bisnis modern. Technopreneur adalah wirausahawan berwawasan teknologi atau technology entrepreneur atau disingkat techno-preneur yang merintis bisnis baru dengan mengandalkan inovasi teknologi. Sebagai Campus of Technopreneur, Universitas Bakrie menginspirasi lahirnya enterpreneur maupun intrapreneur berwawasan teknologi dan berdaya saing global. d.
Biro Kemahasiswaan
e.
Biro Administrasi Akademik Biro Administrasi Umum & Keuangan Biro SDM Biro TI Biro Kemahasiswaan Biro Administrasi Kemahasiswaan
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 9
Dalam kehidupan di lingkungan Universitas, mahasiswa merupakan pelanggan (customer) utama yang menjadi pusat dari segala kegiatan yang dilakukan. Sebuah kebanggaan bagi Universitas Bakrie karena memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi-potensi mahasiswanya hingga ke tingkat yang paling tinggi agar mereka bisa menyandang status sebagai pemain andal yang sangat diperhitungkan dalam percaturan global. Berangkat dari kesadaran bahwa untuk mencapai status tersebut, mahasiswa tidak hanya membutuhkan pendidikan secara akademis namun juga pembangunan dan pengembangan karakter (character building) dan soft skills melalui pembelajaran berbasiskan pengalaman (experience based learning), maka Universitas Bakrie memfasilitasinya melalui Biro Administrasi Kemahasiswaan. Untuk membuktikan komitmennya dalam pengembangan karakter dan soft skills mahasiswa, Biro Administrasi Kemahasiswaan menaungi 4 (empat) bagian yang saling terkait dalam melakukan berbagai kegiatan untuk pengembangan diri mahasiswa, yaitu :
Bagian Kemahasiswaan
Bagian Kemahasiswaan merupakan unit pelayanan yang bersifat non akademik termasuk pengelolaan Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Saat ini Unit Kemahasiswaan menaungi 15 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKMA) dari berbagai peminatan bidang seni, budaya, penalaran dan olahraga, serta organisasi mahasiswa lainnya yaitu: Badan Eksekutif Mahasiswa, Senat Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Jurusan/ Program Studi.
Bagian Beasiswa
Bagian ini menangani penyaluran dan administrasi beasiswa yang diberikan oleh berbagai institusi baik dari KUB (Kelompok Usaha Bakrie) maupun dari sumber eksternal lainnya (Dikti atau institusi lain). Lembaga Unit Beasiswa di Universitas Bakrie disebut UB Scholarship.
Bagian Pelayanan Karir dan Hubungan Alumni
Bagian Pelayanan Karir dan Hubungan Alumni atau UB Career berperan untuk membina dan mengembangkan jaringan antarinstitusi baik dalam lingkungan KUB maupun non KUB untuk keperluan rekrutmen lulusan Universitas Bakrie. Bagian ini juga melakukan kegiatan-kegiatan pembekalan ke dunia kerja kepada mahasiswa dalam bentuk pelatihan, seminar, workshop, recruitment eksklusif dari perusahaan (Campus Recruitment) hingga pembuatan buku resume para calon lulusan untuk didistribusikan ke berbagai institusi yang memerlukan kandidat fresh graduate setingkat S1. Selain info lowongan pekerjaan, UB Career juga menyediakan info-info beasiswa S2 dari dalam dan luar negeri, salah satunya adalah bekerjasama dengan Bakrie Center Foundation.
Bagian Konseling
Bagian Konseling melayani konsultasi personal berkaitan dengan masalahmasalah pribadi yang dihadapi mahasiswa di luar perkuliahan serta melakukan Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 10
konseling bagi para mahasiswa yang memiliki nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di bawah rata-rata. f.
Program Studi dan Kurikulum
Program Studi Manajemen
Tabel II.4 Daftar Kurikulum Universitas Bakrie Prodi Manajemen Semester Genap No
Subjects
Credits
st
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 6 7 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6
1 Semester Pengantar Akuntansi1)/Principles of Accounting1) Pengantar Manajemen/Principles of Management Ekonomi Mikro/Microeconomics Matematika Bisnis/Business Mathematics Komunikasi Bisnis/Business Communication Agama/Religion 3rd Semester Pengantar Bisnis/Introduction to Business Keuangan Perusahaan I/Corporate Finance Tata Kelola Perusahaan/Corporate Governance Riset Bisnis/Business Research Hukum Bisnis/Business Law Bahasa Inggris II/English II 5th Semester Akuntansi Manajerial I1)/Managerial Accounting I1) Manajemen Operasi dan Produksi1)/Production and Operations Management1) Manajemen Pemasaran/Marketing Management Manajemen Penjualan/Sales Management Perilaku Organisasi /Organizational Behavior 7th Semester Pemasaran Jasa/Service Marketing Manajemen Strategik/Strategic Management Ekonomi Mikro untuk Persaingan Usaha/Microeconomics for Firm Competitiveness Manajemen Kualitas/Quality Management Magang2)/Corporate Internship2) Pilihan 1/Elective 1
4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3
Sumber : www.bakrie.ac.id
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 11
Tabel II.4 Daftar Kurikulum Universitas Bakrie Prodi Manajemen Semester Genap
No 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 6 7 8 1 2
3 4 5 6
1 2 1 2 3 4 1 2 3 4
Subjects 2nd Semester Ekonomi Makro/Macroeconomics Statistika Bisnis 1)/Business Statistics1 Terapan Komputasi Bisnis 1)/Applied Business Computation1) Bahasa Indonesia Bahasa Inggris I/English I Sosiologi/Sociology 4th Semester Kewirausahaan/Entrepreneurship Keuangan Perusahaan II/Corporate Finance II Manajemen Proyek/Project Management Lembaga dan Pasar Keuangan/Financial Market and Institutions Pemodelan Keputusan Bisnis1)/Business Decision Modeling1) Kepemimpinan Dinamis/Dynamic of Leadership Kewarganegaraan/Citizenship 6th Semester Analisis Laporan Keuangan1)/Financial Statement Analysis1) Pengembangan Keterampilan Kewirausahaan/Entrepreneurial Skills Development Manajemen Sumber Daya Manusia/Human Resources Management Manajemen Krisis/Crisis Management Etika Bisnis/Business Ethics Pengelolaan Bisnis Internasional/Managing International Business 8th Semester Pilihan 2/Elective 2 SKRIPSI/Tugas Akhir/Final Assignment Mata Kuliah Pilihan (Entrepreneur) Perpajakan 1/Taxation I1) Keuangan Mikro/Microfinance Manajemen Risiko/Risk Management Merjer dan Akuisisi/Merger and Acquisition Mata Kuliah Pilihan (Intrapreneur) Manajemen Investasi/Investment Management Manajemen Risiko Perusahaan/Corporate Risk Management Manajemen Rantai Pasokan/Supply Chain Management Merjer dan Akuisisi/Merger and Acquisition
Credits 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
4 3 3 3
3 6 4 3 3 3 3 3 3 3
Sumber : www.bakrie.ac.id
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 12
Program Studi Akutansi
Tabel II.5. Daftar Kurikulum Universitas Bakrie Prodi Akuntansi Semester Ganjil No
Subjects
Credits
st
5
1 Semester Pengantar Akuntansi1/Principles of Accounting1 Matematika Bisnis/Business Mathematics Pengantar Manajemen/Principles of Management Sosiologi/Sociology Etika Bisnis/Business Ethics Pengantar Akuntansi1/Principles of Accounting1 3rd Semester Agama/Religion Komunikasi Bisnis/Business Communication Bahasa Inggris II/English II Lembaga dan Pasar Keuangan/Financial Market & Institutions Program Komputerisasi Akuntansi – ACCURATE/Accounting Computer Program – ACCURATE Akuntansi Keuangan Menengah II/Intermediate Accounting II Akuntansi Manajerial I/Managerial Accounting I 5th Semester Metodologi Riset/Research Methodology Akuntansi Keuangan Lanjutan II/Advanced Accounting II Perpajakan II/Taxation I Analisis Laporan Keuangan/Financial Statement Analysis Auditing I/Auditing I
6
Manajemen Strategik/Strategic Management
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 6
7 8
1 2 3 4
1 3 4 5
7th Semester Teori Akuntansi/Accounting Theory Sistem Pengendalian Manajemen/Management Control Systems Pilihan II/Elective II Magang /Corporate Internship
3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3
4 4
3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
Sumber : www.bakrie.ac.id
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 13
Tabel II.6. Daftar Kurikulum Universitas Bakrie Prodi Akuntansi Semester Genap No
Subjects
Credits
2nd Semester
4
Bahasa Indonesia Kewarganegaraan/Citizenship Ekonomi Makro/Macroeconomics Bahasa Inggris I/English I Kewirausahaan/Entrepreneurship Statistika Bisnis/Business Statistics Akuntansi Keuangan Menengah I1)/Intermediate Accounting I 4th Semester Akuntansi Keuangan Lanjutan I/Advanced Accounting I Tata Kelola Perusahaan/Corporate Governance Hukum Bisnis/Business Akuntansi Manajerial II/Managerial Accounting II Perpajakan I/Taxation I Keuangan Perusahaan/Corporate Finance 6th Semester Ekonomi Mikro untuk Persaingan Usaha/Microeconomics for Firm Competitiveness Perilaku Organisasi/Organizational Behavior Sistem Informasi Akuntansi1)/Accounting Information System 1 Auditing II /Auditing II
5
Simulasi Proses Akuntansi/Accounting (mini office)
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 6 7 1 2 3
2 2 3 3 3 4 4
3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
th
1 2 1 2 3 4 5 6 7
8 Semester Pilihan 2/Elective 2 SKRIPSI/Tugas Akhir/Final Assignment Mata Kuliah Pilihan Akuntansi Sektor Publik/Public Sector Accounting Standar Akuntansi Internasional/International Accounting Standards Merjer dan Akuisisi/Merger & Acquisition Manajemen Risiko untuk Akuntan/Risk Management for Accountants Kecurangan Keuangan/Financial Fraud Akuntansi Syariah/Islamic Financial Accounting Audit Internal/Internal Audit
3 6 3 3 3 3 3 3 3
Sumber : www.bakrie.ac.id
2.1.4.3 Prasetya Mulya Business School (Program Studi Sarjana Bisnis) Program ini menekankan pada tiga aspek penting yaitu pengetahuan bisnis dan konsep, karakter kewirausahaan yang kuat, serta kesadaran sosial. Ketiga
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 14
aspek tersebut diharapkan akan dimiliki oleh lulusan S1 Bisnis. Keterampilan kewirausahaan siswa akan ditingkatkan selama 4 tahun penuh waktu belajar. Pada semester pertama, siswa akan mendapatkan teori bisnis, studi kasus, dan tugas proyek. Proses belajar dibuat untuk membangun karakteristik kewirausahaan serta mentalitas pengusaha. Keterampilan berpikir analitis dan keberanian untuk mengambil risiko yang dikombinasikan dengan macam-macam ciri kepemimpinan yang kuat. Setelah itu siswa akan mengalami pengalaman tentang bagaimana melakukan peluang bisnis yang dimulai dengan sebuah kelompok kecil. Pada semester berikutnya, siswa akan mengalami tantangan yang lebih besar karena mereka harus tampil di kelompok-kelompok yang lebih besar untuk menciptakan bisnis, diikuti oleh proyek-proyek pengembangan usaha. Pada tahun ketiga, siswa akan memilih konsentrasi utama dan dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek tahun terakhir mereka baik proyek bisnis atau usaha perorangan dengan kasus perbaikan proyek atau penelitian. Semua pengalaman belajar 4 tahun tersebut diharapkan dapat menghasilkan juara bisnis masa depan dan menjawab panggilan bangsa dalam pengembangan pengusaha terdidik dalam menghadapi daya saing bisnis dunia. Karir Masa Depan Pengusaha, Profesional di Kawasan Pengembangan Bisnis, Perencanaan Bisnis, Business Analyst, System Analyst, Manager, Konsultan Manajemen & Bisnis, Manajemen Usaha Kecil, Business Advisor Sistem, Peneliti Bisnis, Ekonom Bisnis, Manajemen Umum, Manajer Administrasi, Chief Executive, Project Officer, Officer perdagangan dan Bisnis Keluarga. Kurikulum Tabel II.7 Daftar Kurikulum Prasetya Mulya Business School Prodi Bisnis No. 1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5
Mata Kuliah Semester 1 Business Communication 1 Reading & Writing Introductory Economics Introduction to Science / Technology Based Businesses Civics Education Introductory Business & Management Business Mathematics Personal Development Total SKS Semester 2 Introductory Financial Accounting Business Communication 2 Microeconomics Civilization of Pluralism Community Development Project (1)
SKS 2 2 3 2 2 3 3 3 20 3 2 3 2 2
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 15
6 7 8
Analytical & Creative Thinking Consumer Behavior Introductory Statistics
1 2 3 4 5 6 7
Semester 3 Introductory Managerial Accounting Business Communication 3 Macroeconomics Religious Studies Leadership Business Creation Business Statistics
Total SKS
3 2 3 20
Total SKS
3 2 3 2 3 4 3 20
Total SKS
3 3 3 3 2 3 4 21
Total SKS
3 2 3 2 3 2 (3) 3 18
Total SKS
3 2 3 3 4 (6) 3 3 21
Total SKS
3 2 2 3 (3) (3) 3 3 (6) 6 22
Semester 4 1 2 3 4 5 6 7
Financial Management 1 Human Resource Management Marketing Management Operations Management Business Communication 4 IT for Business Business Development Semester 5
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
Taxation Corporate Responsibility & Ethics Organization Design & Dynamics Selling in Business Decision Analysis Intermediate Business Writing Mata Kuliah Wajib Konsentrasi Business Process Inprovement Semester 6 Management Information System Intermediate Business Presentation Economics of Strategy Business Research Method Community Development Project (2) Mata Kuliah Wajib Konsentrasi New Technology Ventures Entrepreneurial Capital Semester 7
1 2 3 4
5 6 7
International Business Business Law Global Communication Strategic Management Mata Kuliah Pilihan Tugas Akhir* Mata Kuliah Wajib Konsentrasi Business Management Service Management Mata Kuliah Pilihan Konsentrasi** Business Management
*Mata Kuliah Pilihan Konsentrasi BBU Family Business Management S 5305
3
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 16
1 2 3 1
**Mata Kuliah Pilihan Tugas Akhir Research Method Project Case Improvement Hatching Program Semester 8 Final Project (Internship/Business Project/Research) Total SKS TOTAL SKS
3 3 3 6 6 148
Sumber : www.pmbs.ac.id/s1
2.2. KANTOR SEWA ( RENTAL OFFICE ) 2.2.1. Pengertian Kantor Sewa Kantor sewa adalah suatu wadah khusus dimana urusan bisnis dilakasanakan dan pelayanan disediakan, segala fasilitas dapat disewakan fasilitas yang ada merupakan sarana pendukung kegiatan perkantoran yang dapat menaikkan nilai jual kantor sewa itu3. Pembangunan kantor sewa merupakan suatu kegiatan yang prospektif, fakta ini sangat dibengaruhi oleh beberapa faktor yaitu4 : a.
b.
c.
Tingginya kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Tinginya kegiatan ekonomi sering kali diikuti dengan peningkatan kebutuhan ruang usaha yang berbanding terbalik dengan ketersediaan lahan. Fenomena ini merupakan pemicu utama tumbuhnya kantor sewa secara vertikal di suatu daerah Tingginya harga lahan. Ketrbatasan lahan dibarengi dengan peningkatan kebutuhan terhadap lahan akan berdampak pada peningkatan nilai lahan, khususnya di area-area strategis misalnya pusat-pusat kota atau zona komersil yang seringkali berdampak pada pertumbuhan bangunan vertikal sebagai solusi atas tingginya tuntutan terhadap ruang. Persebaran pembangunan yang kurang merata pada suatu wilayah, akan berdampak pada tidak seimbanya pertumbuhan wilayah tersebut. Pertumbuhan kegiatan akan terkonsentrasi pada beberapa area saja dan dapat memicu peningkatan nilai lahan secara signifikan sehingga tidak berimbang dengan area lainnya. Fenomena ini kan mendorong pertumbuhan bangunan secara vertikal pada area-area tersebut, termasuk bangunanbangunan perkantoran atau kantor sewa.
2.2.2. Klasifikasi Kantor Sewa Kantor sewa memiliki beberapa klasifikasi5, antara lain:
3
Webster Third New International dict. 1567 : 1981 Bangunan Komersial, Endi Marlina 2008 : 117 5 Bangunan Komersial, Endi Marlina 2008 : 132 - 135 4
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 17
1.
Kantor sewa berdasarkan modul ruang sewa
Merupakan kantor sewa yang dirancang dengan modul ruang sewa. Dimensi modul ruang sewa dapat ditentukan dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu: a.
Kesesuaian dengan modul struktur bangunan untuk mencapai efisiensi biaya bangunan serta efektivitas ruang yang terbentuk. b. Standar ruang gerak dari berbagai aktivitas sesuai dengan fungsi-fungsi yang akan diwadahi dalam kantor sewa tersebut. c. Kelengkapan fasilitas yang direncanakan sesuai tuntutan aktivitas, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna bangunan. 2.
Klasifikasi kantor sewa berdasarkan ukurannya a. Small space, ruang sewa yang berkapasitas 1-3 orang serta memiliki luas area minimal 8 m² dan maksimal 40 m². b. Medium space, ruang sewa yang memiliki kapasitas memadai untuk grup kerja serta memiliki luas area minimal 40 m² dan maksimal 150 m². c. Large space, ruang sewa yang memiliki kapasitas memadai untuk banyak grup kerja serta memiliki luas area diatas 150 m².
3.
Kantor sewa berdasarkan peruntukannya Merupakan kantor sewa yang direncanakan untuk mewadahi fungsi tertentu. a.
Kantor sewa fungsi tunggal yang merupakan kantor sewa yang di dalamnya hanya memiliki satu fungsi (fungsi tunggal). b. Kantor sewa majemuk yang merupakan kantor sewa yang di dalamnya memiliki beberapa fungsi sehingga lebih bervariatif dan setiap fungsi memiliki aktivitas dominan berbeda yang menuntut kenyamanan dan fasilitas yang berbeda pula. 4.
Kantor sewa berdasarkan jumlah penyewa a.
b. c.
5.
Penyewa bangunan tunggal yaitu bangunan kantor sewa yang seluruhnya hanya disewakan kepada satu penyewa dalam jangka waktu tertentu. Penyewa lantai tunggal yaitu kantor sewa yang setiap lantai hanya ditempati oleh satu penyewa saja. Penyewa lantai majemuk yaitu kantor sewa yang setiap lantainya digunakan untuk lebih dari satu penyewa atau unit kantor.
Kantor Sewa berdasarkan pembagian layout denah
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 18
Menurut Francis Duffy (1987 dalam Meyer, 1983) pembagian ruang pada suatu bangunan kantor sewa dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Cellular System (Sel) Pada umumnya bentuk bangunan memanjang dengan koridor memanjang sejajar dengan bentuk bangunan. Konfigurasi ini memungkinkan rancangan ruang=-uang dengan privasi yang tinggi sesuai untuk ruang eksekutif, manajer dan sebagainya.
Gambar II.1. Layout denah cellurar system Sumber : Duffy 1978 (dalam Meyer, 1983), Time-Saver Standard for Building Materials and System, 2000, diolah
b.
Group Space System (Kelompok Ruang) Sistem ini memiliki ruang-ruang dengan dimensi yang mampu menampung 5-15 karyawan. Pembagian pada umumnya diterapkan pada bangunan yang mempunyai kedalaman 15-20 m dari koridor ke dinding terluar bangunan. Konfigurasi ini cocok untuk rancangan ruang dengan karakter semiformal
c.
Landscape/Open Plan System (Ruang Terbuka) Sistem ini mempunyai susunan ruang yang fleksibel menurut kebutuhan pemakai, dengan menggunakan sekat yang terbentuk dari partisi, furnitur maupun vegetasi sebagai penanda alur gerak sirkulasi dan lalu lintas kelompok atau unit kerja. Konfigurasi ini cocok digunakan untuk rancangan dengan karakter bebas, nonformal dan masih dalam pola pengelompokan kegiatan yang jelas.
6.
Kantor Sewa berdasarkan kedalaman ruang
Berdasaran kedalaman ruang-ruangnya, sebuah kantor sewa dapat diklafikasikan sebagai berikut : a. b.
c. d.
Shallow space, apabila ruang-ruang-nya dirancang dengan kedalaman kurang dari 8 m. Medium deep space, apabila ruang-ruang sewanya dirancang dengan kedalaman : 1. 8-10 m pada konfigurasi jalur sirkulasi single zone place. 2. 14-22 m pada konfigurasi jalur sirkulasi doble zone palce. Deep space, yaitu ruang-ruang yang di-rancang dengan kedalaman 1119 m. Very deep space, apabila ruang-ruangnya mempunyai kedalaman lebih dari 20 m. Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 19
7.
Klasifikasi Kantor Sewa berdasarkan tipikal pencapaian
Rancangan sebuah kantor sewa dengan strategi tipikal meliputi rancangan jalur pencapaian ke ruang-ruang di setiap lantai yang juga tipikal. Berdasarkan tipikal jalur pencapaiannya, kantor sewa dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Marlina, 2008) : a. Tipe koridor terbuka. b. Tipe menara. 2.2.3. Pengguna Kantor Sewa Secara umum, pengguna kantor sewa ada tiga, yaitu : a. Pemilik/pengelola b. Penyewa c. Pengunjung 2.2.4. Fasilitas Fungsional Kantor Sewa Guna mendukung fungsi bangunan yang mewadahi kegiatan bisnis, kantor sewa memiliki fasilitas-fasilitas pendukung fungsi bangunan tersebut. Fasilitas yang terdapat pada kantor, antara lain : Area penerima/lobby
Unit pengelola
Unit kantor sewa
Ruang pertemuan/rapat
Unit layanan umum
Area servis
Sirkulasi
Gudang
Ruang mekanikal elektrikal.
2.2.5. Kriteria Lokasi Kantor Sewa Lokasi menjadi peranan penting agar kan-tor sewa dapat diminati oleh pihak pasar. Lokasi yang baik akan menunjang fungsi bangunan itu sendiri. Dalam pemilihan lokasi kantor, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Quible (1996), ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lokasi kantor, antara lain : Faktor keuangan
Faktor operasional
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 20
Faktor karyawan Sementara itu, Prajudi (1982) dalam memilih lokasi kantor menyatakan faktor yang perlu diperhatikan antara lain faktor : Dekat dengan gedung perkantoran umum
Dilalui oleh kendaraan umum
Merupakan pusat kegiatan finansial
Dekat dengan gedung pemerintahan
2.2.6. Preseden Kantor Sewa 2.2.6.1. Tokyo Metropolitan Government Office Building One
Gambar II.1. Tokyo Metropolitan Government Office Building One Sumber : http://www.tokyoarchitecture.info/Building/4037/Tokyo-MetropolitanGovernment-Office-Building-One.php
Gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo juga disebut sebagai Balai Kota Tokyo yang mengatur kota dan desa yang membentuk Tokyo secara keseluruhan. Bangunan ini terletak di Shinjuku yang terdiri dari gabungan kompleks akan tiga struktur, masing-masing mengambil satu blok kota. Tertinggi dan paling menonjol dari tiga adalah Tokyo Metropolitan Main building No.1, menara 48 lantai yang terbagi menjadi dua bagian di lantai ke-33. Bangunan ini juga memiliki tiga tingkat di bawah tanah. Lokasi TMGO dipilih karena dua alasan, yang pertama adalah keinginan untuk membedakan kantor pemerintah daerah Tokyo dari orangorang dari badan pemerintah nasional Jepang. Alasan kedua adalah untuk mendorong pengembangan Barat Shinjuku sebagai pusat bisnis dengan membantu untuk menumpahkan citra tradisional kumuh di daerah itu. Proyek ini menjadi salah satu tempat bisnis yang paling diinginkan kota. Arsitek Kenzo Tange meliputi bangunan utama dengan menara kembar tujuh puluh lantai, bangunan skala yang lebih kecil di selatan, plaza terbuka besar yang terletak satu lantai di bawah tanah, dan aula pertemuan dewan kota yang menghadap menara utama. Bangunan ini terlihat futuristik dan post-modern pada waktu yang sama.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 21
Aspek yang paling sukses dari TMGO adalah plaza berbentuk kipas yang memisahkan struktur utama dari balai pertemuan dewan kota di seberangnya. Plaza ini simetris dan dikelilingi oleh serambi. Portico membungkus di sekitar alun-alun, bergabung ke bangunan utama serta aula pertemuan. Beberapa patung ditempatkan pada interval sepanjang serambi. Ruang publik yang dirancang dengan baik ini jarang dikunjungi oleh warga Tokyo. Ruang publik ini ditempatkan satu lantai dibawah permukaan tanah, memisahkan plaza dari kebisingan lalu lintas yang lewat, juga tidak terlihat oleh pedestrian yang melewati bangunan tersebut. Sangat disayangkan aspek yang paling menarik dari TMGO, yang juga merupakan bagian yang dirancang paling jelas untuk kepentingan umum, diabaikan oleh sebagian besar pengunjung yang datang terutama untuk melihat pemandangan dari atas menara. Aula pertemuan bangunan menggunakan struktur logam melingkar yang membayangi plaza dari atas serambi. Jendela bulat yang berada di tengahnya memberikan kesan mata terfokus pada bangunan utama di seberang plaza. Dengan fasad logam dan desain sederhana ramping, aula pertemuan berlawanan dengan sisa kompleks granit dan merupakan satu-satunya bagian dari kompleks balai yang memiliki gaya minimalis6. 2.2.6.2.Sovereign Plaza
Gambar II.2. Sovereign Plaza Sumber : http://www.google.com
Sovereign Plaza merupakan bangunan 9 lantai yang difungsikan sebagai kantor sewa, ruang meeting dan kebutuhan ruang bisnis lainnya. Bangunan ini terletak di Cilandak Jakarta Selatan dengan lokasi strategis sebagai
6
http://www.bento.com/arch/tmgo.html diunduh September 2015
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 22
keunggulannya. Bangunan ini memiliki bangunan lingkungan berupa mall/area perbelanjaan, sekolah, rumah sakit dan perumahan.
2.3. TOWN SQUARE 2.3.1. Pengertian Town Square Di Indonesia, pengertian Town Square adalah Mall atau pusat perbelanjaan modern yang secara arsitektur merupakan bangunan yang dirancang memiliki lebih dari tiga lantai pada bangunan. Sebuah Plaza pada umumnya dibangun pada pusat kota dengan tujuan penghematan lahan, oleh karena itu bangunannya mengutamakan banyak lantai (tinggi). Pengertian tersebut telah mengalami pergeseran makna, dimana pengertian Town Square yang sebenarnya adalah Plaza (istilah Spanyol) atau Piazza (dalam istilah Italia) yang berarti ruang publik terbuka (open air)7. Plaza minimal memiliki satu bangunan yang menyertainya atau terkadang dikelilingi oleh bangunan lain. Dalam terminologi budaya kita dikenal sebagai alun-alun yang merupakan sebuah ruang publik terbuka yang dibatasi oleh bangunan pemerintahan, masjid, penjara atau pasar. Macam-macam contoh ruang publik terbuka seperti Alun-alun Kota, Taman Balaikota, Tegallega dan Gazebo. 2.3.2. Pengertian Plaza Secara Luas Menurut Ching (1994), plaza adalah public square, town square atau ruang terbuka dalam suatu kota. Sedangkan menurut Marcus & Francis (1998), plaza terdefinisi sebagai area perkerasan berupa ruang publik outdoor dan mobil tidak dapat masuk ke dalamnya. Selain itu, menurut Lynch (1981), plaza adalah pusat kegiatan, pada beberapa area kota (Marcus & Francis, 1998). Serta pengertian plaza menurut Moughtin (2001), square atau plaza adalah sebuah area yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan dan area yang dirancang untuk memamerkan kemegahan suatu bangunan.
7
http://yulian.firdaus.or.id/2006/02/09/plaza/ diunduh 6 juni 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 23
Gambar II.3. San Marco, pandangan dari St Mark's Basilica Sumber : http://en.wikipedia.org/plaza/Piazzetta-San-Marco diunduh 17 Oktober 2014
Dari definisi-definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa plaza merupakan suatu ruang publik terbuka kota yang digunakan sebagai tempat berkumpul, berinteraksi, dan bersosialisasi, biasanya terdapat satu bangunan yang menyertainya atau dikelilingi bangunan lain. Fungsi utamanya sebagai tempat untuk berjalan-jalan, duduk-duduk, makan, bertemu dengan orang lain, dan melihat-lihat. Plaza yang paling baik digunakan adalah tempat yang dapat bersosialisasi dengan baik. 2.3.3. Sejarah Perkembangan Plaza Pada jaman dahulu, plaza terbentuk dari kebutuhan yang terpenting dan keinginan raja tentang perkembangan kotanya secara arsitektural. Sebuah kota kecil mungkin memiliki sebuah plaza yang berfungsi sebagai pusat keramaian dan sebagai pencarian karakter kotanya. Plaza telah mengalami peningkatan dari asal mula yang sederhana menjadi lebih kaya dan terkenal. Pada dasarnya, plaza dapat menjadi sesederhana mungkin seperti yang digambar anak-anak, yaitu ruang luar dengan dinding yang menutupi ruang tersebut, pintu untuk mengijinkan keramaian masuk, dan langit sebagai atap. Titik masuknya dapat disembunyikan atau dibuat jelas. Dindingnya dapat lurus atau melengkung, tinggi atau rendah, berkelanjutan atau terputus. Padahal ruang dapat terdefinisi tanpa harus adanya dinding, pohon atau railing, tetapi dapat juga terdefinisi sebagai titik pusat dengan adanya elemen seperti air mancur, kolom atau patung, seperti yang terdapat di beberapa plaza.
Gambar II.4. Denah St.Peters, Rome Sumber : Urban Design: Street and Square
Gambar II.5. St.Peters, Rome Sumber : http://senjatarohani.files.wordpress.com/st-peterromediunduh 17 Oktober 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 24
Pada jaman dahulu paling tidak satu kali dalam setahun, plaza mengadakan suatu acara spesial, seperti perayaan Bastille Day pada setiap kota dan desa di Prancis, Parade May Day di sepanjang Red Square, dan lainlain. Beberapa plaza telah menjadi simbol kepercayaan seperti St. Peter’s di Roma, Simbol protes seperti Tiananmen di Beijing, dan lain-lain.
Gambar II.6. Permainan catur yang dilakukan pada bulan September untuk menikahi putri raja, di Venice Sumber : jurnal online “The City Square” diunduh 17 Oktober 2014
Ruang terbuka dibutuhkan dalam suatu kehidupan perkotaan. Secara tradisional, pada jaman dahulu ruang terbuka dibentuk karena perdagangan dan pertahanan, sistem politik dan tradisi kebudayaan, iklim, dan topografi. Setiap masyarakat memiliki perbedaan pola dalam suatu ruang terbuka dan salah satu keuntungannya terbentuk utilitas dan keindahan. Beberapa plaza yang paling megah terletak di pusat perdagangan, contohnya seperti di Jerman utara8.
Gambar II.7. Timeline sejarah perkembangan plaza Sumber : Universitas Indonesia, Penamaan plaza oleh Dewi Saraswati, FT UI, 2010
8
Webb,1990
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 25
2.3.4. Jenis-jenis Plaza Menurut Marcus & Francis (1998), berdasarkan bentuk dan fungsinya plaza dibedakan menjadi enam jenis, yaitu: 1.
The Street Plaza Street plaza adalah ruang publik dengan ukuran kecil dan biasanya berbatasan dengan jalur pedestrian dan terhubung dekat dengan jalan. Terkadang street plaza merupakan perluasan dari jalur pedestrian atau perluasan dari arcade. Biasanya banyak terdapat lebih banyak pria dibandingkan dengan wanita di tempat ini (lihat Gambar II.8).
Gambar II.8. Lebih banyak pria yang terdapat dalam street plaza Sumber : People Places
2.
The Corporate Foyer Corporate foyer adalah bagian dari komplek bangunan-bangunan tinggi. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan daya tarik, seperti pintu masuk yang elegan dan citra dari perusahaan yang bersangkutan (lihat Gambar II.9).
Gambar II.9. First Federal Bank Plaza, Minneapolis Sumber : People Places
3.
Urban Oasis Urban Oasis adalah jenis plaza yang memiliki citra seperti taman, dan terpisah dari jalan. Lokasi dan rancangannya diatur jauh dari kebisingan dan aktivitas kota. 4.
The Transit Foyer Transit Foyer adalah jenis ruang plaza yang dibuat dengan akses masuk dan keluar yang mudah dari terminal ataupun stasiun.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 26
5.
The Grand Public Place Pengertian Grand Public Place erat kaitannya dengan pandangan kita mengenai plaza atau square jaman dulu. Plaza jenis ini biasa disebut “The Hearts of The City”. The Street as Plaza – Pedestrian and Transits Malls Ketika suatu jalan cenderung ramai, maka jalan tersebut berpotensi untuk menjadi suatu plaza, tempat tersebut dapat menjadi tempat dimana orang berjalan-jalan, duduk, makan, dan mengamati aktivitas yang terjadi di sekitarnya. 6.
Dari keenam jenis plaza tersebut, plaza yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah plaza dengan jenis urban oasis dan corporate foyer. Jenis plaza berupa urban oasis yang terdapat di Indonesia banyak yang digabungkan dengan fungsi sebagai taman kota, sehingga tidak jarang plaza-plaza tersebut pun diiringi dengan tanaman-tanaman sebagai penghijauan kota. Contoh dari plaza dengan jenis urban oasis ini adalah Taman Martha Tiahahu, Taman Menteng, dan lain-lain. Namun, di Jakarta ada juga plaza yang menggunakan jenis pedestrian and transits malls yang banyak terletak di dekat pusat-pusat perbelanjaan. Contoh dari plaza jenis ini terdapat di bundaran HI yaitu pedestrian yang terdapat di sekitar Grand Indonesia, Plaza Indonesia, dan bangunanbangunan lain yang berada di sekitarnya. Pedestrian ini berpotensi menjadi plaza karena di pedestrian ini banyak dilalui orang, serta fungsinya sebagai penghubung antar bangunan. 2.3.5. Gaya Hidup Masyarakat Kota dalam Plaza Di plaza manusia cenderung menyesuaikan kecepatan pergerakan mereka terhadap orang di sekitar mereka. Di tengah keramaian, manusia cenderung memperlambat pergerakan mereka. Kemacetan dan keramaian dapat menghalangi pergerakan manusia dan merubah pola pergerakan mereka. Terkadang manusia senang untuk memperhatikan orang yang lewat9. Manusia memiliki kecenderungan untuk mengambil jalan pintas untuk mencapai ke tempat tujuannya, sehingga memahami pola pergerakan pengunjung dalam suatu plaza sangatlah penting dalam keberhasilan plaza itu sendiri. Jika sirkulasi dan kenyamanan direncanakan sesuai dengan penyandang cacat, maka tempat tersebut akan cenderung lebih berfungsi untuk semua orang. Misalnya, drinking fountain yang cukup rendah untuk pengguna kursi roda cukup rendah juga untuk pengguna anak-anak. Jalur pedestrian yang dibuat lebih mudah untuk penyandang cacat seperti ramp mudah pula dicapai oleh semua orang. Hal tersebut membuat plaza tersebut menjadi berguna untuk semua orang. 9
Bell, 2001
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 27
Pria cenderung mendominasi kegunaan dari sebagian ruang terbuka kota, terutama kegunaan dari plaza. Whyte (1980) menyimpulkan dalam menganalisa Manhattan Plaza, bahwa plaza yang paling digunakan juga merupakan plaza yang paling bersosialisasi. Menurut Whyte (1980), perbedaan lainnya antara pengguna plaza pria dan wanita bahwa pria lebih memilih lokasi terdepan dibandingkan dengan wanita. Di San Francisco, pria mendominasi area depan semua jenis street plaza dibanding wanita, sedangkan wanita lebih suka menggunakan bagian dalam dari street plaza (lihat Gambar H). Wanita lebih sedikit menggunakan plaza karena mereka lebih sensitif terhadap lingkungan negatif (seperti polusi, kebisingan, kotor). Selain itu juga hal tersebut disebabkan oleh ruang personal wanita terganggu dua kali lebih sering dibandingkan pria.
Gambar II.10. Pria mendominasi lokasi terdepan pada street plaza Sumber : People Places
Menurut Whyte (1980), pengunjung plaza lebih menyukai tempat duduk berupa bangku yang dapat dipindah-pindah ataupun digeser. Bangku memperbesar pilihan orang untuk pindah ke daerah panas, atau keluar dari daerah panas, untuk membuat ruang dalam kelompok, atau pergi jauh dari kelompok tersebut (lihat Gambar II.11). Tempat duduk individual yang tidak dapat dipindah-pindah kurang cocok berada di plaza karena jarak sosial setiap orang tidak dapat diukur, kapanpun dapat berubah, sedangkan jarak dari tempat duduk yang tetap tidak dapat berubah.
Gambar II.11. Perilaku orang pada Plaza Terhadap Kenyamanan Tempat Duduk Sumber : http://www.crazyauntpurl.com/plaza diunduh 17 oktober 2014
Plaza yang baik adalah plaza yang tidak terlalu besar, sehingga pengunjung merasa nyaman berada di dalamnya. Plaza yang terlalu besar dapat
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 28
membuat pengunjung merasa sepi dan tidak menyenangkan berada di dalamnya. Menurut Lynch (1971), jarak komunikasi seseorang yang berada dalam suatu plaza berbeda-beda. Jarak 12 meter menunjukan skala intim manusia, lebih dari 24 meter merupakan masih jarak nyaman manusia untuk memperhatikan aktivitas orang lain, serta jarak maksimum untuk dapat melihat suatu acara adalah sekitar 70-100 meter, sedangkan jarak maksimum untuk dapat melihat ekspresi muka seseorang adalah sekitar 20-25 meter (Cooper & Francis, 1998). Sedangkan menurut Hall (1963), jarak komunikasi seseorang dibagi dalam empat jenis yaitu: (Laurens, 2004) a. Jarak intim antara 0 - 0.50 meter. Hal ini termasuk jarak untuk merangkul kekasih, sahabat, atau anggota keluarga. Pada jarak ini tidak diperlukan usaha keras seperti berteriak atau menggunakan gerak tubuh untuk berkomunikasi. b. Jarak personal antara 0.50 - 1.20 meter. Hal ini termasuk jarak untuk percakapan antara dua sahabat atau antara orang yang sudah saling akrab. c. Jarak sosial antara 1.20 - 3.60 meter. Hal ini termasuk hubungan yang bersifat formal seperti bisnis dan sebagainya. d. Jarak publik antara 3.60 - >7.50 meter. Pada jarak ini sering kali seseorang sudah tidak mengindahkan sesamanya dan diperlukan usaha keras untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Jadi berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa besaran suatu plaza yang nyaman untuk semua pengunjungnya adalah maksimal sekitar 25 meter, karena dengan jarak tersebut pengunjung masih dapat memperhatikan ekspresi muka pengunjung lain yang berada di plaza. Hal ini cukup berpengaruh dalam keberhasilan suatu plaza karena menurut Whyte (1980), aktivitas yang paling menarik terjadi dalam suatu plaza adalah memperhatikan gerakan atau aktivitas pengunjung lain yang berada di dalam plaza tersebut. 2.3.6. Ciri Bangunan Pusat Perbelanjaan Dengan Tipe Plaza Bangunan pusat perbelanjaan merupakan suatu tempat publik tertutup yang memiliki atap dan dinding, yang terdiri dari sekelompok pertokoan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang kebutuhan manusia dan sarana-sarana hiburan lainnya, yang di dalamnya terdapat berbagai macam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga pengunjung dapat dengan nyaman berkegiatan di dalamnya tanpa khawatir akan hujan, angin, dan matahari. Plaza merupakan ruang publik terbuka suatu kota yang digunakan sebagai tempat berkumpul, berinteraksi, dan bersosialisasi, biasanya terdapat satu bangunan yang menyertainya atau dikelilingi bangunan lain. Plaza yang paling baik digunakan adalah tempat yang dapat bersosialisasi dengan baik. Pusat perbelanjaan yang berupa bangunan memiliki tiga tipe, yaitu department store,
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 29
mall, dan plaza. Untuk bangunan pusat perbelanjaan dengan tipe plaza memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut : Bangunan pusat perbelanjaan dengan tipe plaza memiliki atrium di bagian tengahnya dan terletak di lantai bawah. Area ini berfungsi sebagai pusat berkegiatan bagi para pengunjungnya, serta biasanya digunakan sebagai tempat berkumpul, berinteraksi, dan bersosialisasi (lihat Gambar II.12).
PLAZA
Gambar II.12. Contoh potongan skematik bangunan pusat perbelanjaan Sumber : http://www.crazyauntpurl.com/plaza diunduh 17 oktober 2014
Setiap jalur sirkulasi atau koridor selalu mengarah ke bagian plaza atau sirkulasi utama pada bangunan pusat perbelanjaan dengan tipe plaza berada di area plazanya tersebut, serta posisi plaza tersebut berada pada pertemuan jalur sirkulasi horizontal maupun sirkulasi vertikal. Untuk dapat lebih memperlihatkan fungsi plaza sebagai pusat kegiatan dari bangunan pusat perbelanjaan ini, maka dibutuhkan visualisasi dari lantai atas. Hal ini membutuhkan sirkulasi vertikal agar bagian plaza dapat dilihat dengan jelas dari lantai atas bangunan. Untuk menciptakan sirkulasi vertikal ini maka dibutuhkan anchor yang terdapat di lantai bawah dan di lantai atas bangunan agar pengunjung mempunyai alasan untuk tetap bergerak ke lantai atas bangunan (lihat Gambar II.13 dan II.14). Retail
Jalur Sirkulasi
Sirkulasi Vertikal
PLAZA
Jalur Sirkulasi
Jalur Sirkulasi Gambar II.13. Zoning letak plaza pada bangunan pusat perbelanjaan plaza Sumber : Analisa Pribadi, 2014
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 30
Gambar II.14. Denah Letak Plaza Berada Pada Simpul Pertemuan Sirkulasi Utama Sumber : http://www.crazyauntpurl.com/plaza diunduh 17 oktober 2014
Plaza yang baik adalah plaza yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, sehingga pengunjung merasa nyaman berada di dalamnya. Lebar plaza yang baik tersebut sekitar 25 meter, sehingga pengunjung masih dapat melihat ekspresi muka orang lain. Plaza yang terlalu besar dapat membuat pengunjung merasa sepi dan tidak menyenangkan berada di dalamnya. Namun, plaza yang terlalu kecil dapat membuat pengunjung merasa lebih mudah terganggu karena jarak antar pengunjung yang tidak dikenal terlalu dekat. Dengan jarak ini pengunjung dapat memperhatikan aktivitas orang lain dan juga sebagai peraga untuk diperhatikan, karena hal ini merupakan hal yang paling menarik yang terjadi di dalam suatu plaza, sehingga pengunjung dapat melihat jelas ke arah plaza secara horizontal maupun vertikal (lihat Gambar II.15). Di sekitar plaza terdapat retail-retail yang dapat menarik pengunjung untuk berada di tempat tersebut (lihat Gambar II.13 dan II.14).
PLAZA 25m 25m
Gambar II.15. Potongan Skematik Bangunan Pusat Perbelanjaan 25 m Sumber : http://www.crazyauntpurl.com/plaza diunduh 17 oktober 2014
Dengan landasan teori-teori tentang bangunan pusat perbelanjaan dan plaza, serta ciri-ciri bangunan pusat perbelanjaan dengan tipe plaza di atas, penulis akan menggunakannya dalam membahas studi kasus mengenai penamaan plaza dalam suatu bangunan pusat perbelanjaan akan dapat dinilai sesuai atau tidak dalam perannya menampung aktivitas para pengunjungnya, serta dilihat juga dari bentuk fisik bangunan pusat perbelanjaan tersebut.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 31
2.3.7. Preseden Town Square atau Plaza di Indonesia A.
Cilandak Town Square
x Gambar II.XX Fasade 1 Cilandak Town Square sumber : google search keyword CITOS, 2014
Cilandak Town Square adalah salah satu pusat hiburan di daerah Cilandak, Jakarta Selatan yang didirikan pada pertengahan tahun 2002. Sebagaimana kebanyakan pusat hiburan lain di Jakarta, Cilandak Town Square juga memiliki singkatan namanya sendiri yaitu CITOS.
Gambar II.XX Fasade 2 Cilandak Town Square sumber : google search keyword CITOS, 2014
Bangunan Citos hanya terdiri dari sebuah bangunan utama 2 lantai. Dari main enterance ke sebelah kiri bangunan, akan terlihat berbagai restoran dan toko yang terletak disisi kanan dan kiri bangunan lantai satu maupun lantai dua.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 32
Sementara di sebelah kanan setelah melalui main enterance, terletak Matahari Department Store dan Foodmart pada lantai kedua. Setiap harinya, Citos menyelenggarakan event-event khusus yang disegmentasikan untuk kalangan tertentu seperti Woman's Day, Job’s Day, Back To School dan lain-lain. Bangunan Citos yang merupakan bangunan komersial yang berfungsi sebagai tempat berberkumpul (hang-out). Memiliki banyak cafe dan restoran sehingga menjadi tempat yang sesuai untuk berkumpul dan bersantai dari macam aktivitas
Gambar II.XX . Interior Cilandak Town Square sumber : google search keyword CITOS, 2014
Citos merupakan salah satu Town Square pertama yang berdiri di kota Jakarta dan telah banyak menginspirasi bangunan publik sejenisnya dalam hal perancangan arsitekturnya. Fasad bangunan Citos terdiri dari kaca dan beton . Struktur yang digunakan adalah kolom dan balok beton, sedangkan plat lantai menggunakan plat beton dengan finishing cat . Bentuk bangunan memanjang (linier) dan lebih mengutamakan perancangan ruang terbukanya, perancangan interior terlihat lebih terbuka kepada lingkungan tanpa dinding masif dan ditunjukkan dengan banyaknya teras, balkon serta awning polikarbonat yang memberikan pencahayaan alami ketika siang hari. B.
Plaza Semanggi
Plaza Semanggi adalah salah salah satu pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan (lihat Gambar II.17). Bangunan ini mulai dibangun pada November 2001 dan mulai beroperasi pada November 2003. Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 19,000 m2 dengan total luas lantai sekitar 65,000 m2. Plaza Semanggi yang dikelilingi oleh kawasan niaga dan bisnis, bukan lagi sekedar tempat berbelanja, melainkan menjadi tempat berkumpul dan bersosialisasi, serta melepas lelah setelah seharian bekerja. Gaya hidup seperti inilah yang sekarang menjadi trendsetter di kalangan para eksekutif.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 33
Gambar II.16. Lokasi Plaza Semanggi Sumber : http://www.urbanesia.com/plaza semanggidiunduh 17 Oktober 2014
Gambar II.17. Perspektif Bangunan Plaza Semanggi Sumber : http://static.panoramio.com
Kawasan Plaza Semanggi mencakup Plaza Semanggi sebagai bangunan pusat perbelanjaan, Balai Sarbini sebagai gedung serba guna, dan Gedung Veteran RI sebagai area perkantoran. Plaza Semanggi menyediakan kebutuhan akan keramaian Semanggi dari berbagai macam profesi dan pekerja kantoran di sekitar wilayah bisnis Jakarta, seperti Sudirman, Thamrin, dan Kuningan. Plaza Semanggi merupakan bangunan pusat perbelanjaan yang terdiri dari sepuluh lantai dengan masing-masing lantai berisi retail-retail, department store, supermarket, cafe, restauran, sampai foodcourt serta gedung parkir. Plaza Semanggi juga didukung dengan deretan toko-toko pakaian ternama, namun ada juga retail-retail pakaian yang ukurannya lebih kecil. Retail ini lebih diperuntukan bagi pengunjung dari kalangan menengah. Ada juga lantai yang memang dikhususkan hanya untuk retail pakaian saja, foodcourt, atau pun retail barangbarang elektronik. Penjelasan zoning fungsi pada lantai UG dapat dilihat pada Gambar II.18. Plaza Semanggi ini merupakan bentuk pusat perbelanjaan yang ingin menggabungkan antara konsep one-stop shopping dengan konsep trade center sehingga dapat membidik target pengunjung dari kalangan menengah ke atas sekaligus kalangan menengah ke bawah. Oleh karena itu, retail-retail yang Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 34
terdapat di dalamnya berbeda-beda. Ada retail yang berukuran besar yang diperuntukan bagi penyewa-penyewa ternama, dan ada juga retail yang kecilkecil. Hal ini menyebabkan tingkat ekslusivitas dari bangunan ini sedikit menurun karena adanya retail-retail kecil tersebut seperti yang berada di trade center. Namun, hal ini juga memberikan dampak positif, yaitu dapat menarik pengunjung tidak hanya dari kalangan menengah ke atas, tetapi juga dari kalangan menengah ke bawah.
5 1 1
4
3
2
1)Entrance 2) Sirkulasi cabang 3) Sirkulasi utama 4) Anchor 5) Retail-retail Gambar II.18. Denah Lantai UG Plaza Semanggi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Plaza Semanggi memiliki anchor berupa Giant Supermarket dan Centro Department Store. Centro menjadi satu-satunya department store dalam bangunan pusat perbelanjaan ini dengan sasaran kalangan menengah ke atas. Centro menempati ruang dominan pada lantai UG. Centro terletak di salah satu ujung layout pada lantai tersebut, namun pada ujung satunya lagi tidak ada anchoryang dapat menarik pengunjung. Hal ini menyebabkan bagian ujung yang satunya (yang tidak terdapat anchor) cenderung sepi karena jarang dilalui pengunjung (lihat Gambar II.19). Selain department store tersebut, bangunan pusat perbelanjaan ini juga memiliki anchor lain berupa food court yang terletak di lantai 3A (lihat Gambar II.20). Food court ini bernama Cozmo Food Plaza yang berisi berbagai macam kios makanan internasional maupun tradisional, seperti A&W, Fiesta Steak, Raffel’s, Masakan Sulawesi, dan lain-lain. Keberadaan food court di sini juga dapat dijadikan fasilitas yang bukan hanya untuk kegiatan makan minum saja tetapi juga untuk duduk-duduk dan bersantai.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 35
Gambar II.19. Zona Area Perbelanjaan Centro Pada Lantai UG Plaza Semanggi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar II.20. Zona Area Food Court Pada Lantai 3A Plaza Semanggi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Selain itu Plaza Semanggi juga memiliki Giant Supermarket yang berada di lantai LG. Giant Supermarket ini menjadi anchor lain dari bangunan pusat perbelanjaan ini karena menjadi satu-satunya supermarket yang terdapat dalam bangunan pusat perbelanjaan ini. Giant Supermarket sebagai anchor pada Plaza Semanggi ditempatkan di lantai paling bawah bangunan pusat perbelanjaan ini. Penempatan supermarket di lantai paling bawah ini sudah cukup sesuai untuk menarik pengunjung untuk turun ke lantai paling bawah (lihat Gambar II.21). Plaza Semanggi juga memiliki bioskop yang terletak di lantai 5 bangunan ini. Food court yang juga berperan sebagai anchor berada di lantai atas sehingga dapat menarik pengunjung untuk bergerak ke bagian atas. Begitu pula dengan bioskop yang menjadi fasilitas hiburan ditempatkan pada lantai paling atas (lihat Gambar II.22).
Gambar II.21. Zona Area Supermarket Giant Pada Lantai LG Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar II.22. Zona Area Bioskop Pada Lantai 5 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Plaza Semanggi memiliki sebuah atrium yang tidak terlalu luas yang terletak di bagian tengah bangunan dan sering digunakan sebagai tempat diadakannya suatu pertunjukan (lihat Gambar II.23 dan II.24). Selain itu, Plaza Semanggi juga memiliki sirkulasi utama berupa koridor yang saling berhubungan satu sama lain. Bagian tengah sirkulasi utama ini bertemu pada atrium yang
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 36
menjadi pusat dari bangunan pusat perbelanjaan ini. Karakter koridor pada Plaza Semanggi ini secara fisik dapat memberikan kenyamanan terhadap pengunjung.
Gambar II.23. Zona Area Plaza Pada Lantai UG Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar II.24. Area Plaza Pada Plaza Semanggi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 37
2.4. BANGUNAN FUNGSI TERPADU 2.4.1. Pengertian Bangunan Fungsi Terpadu Bangunan fungsi terpadu adalah suatu wadah berupa bangunan yangmewadahi beberapa fungsi kegiatan didalamnya dan kegiatan tersebut saling berkaitan dan saling menguntungkan satu sama lain. 2.4.2. Jenis Bangunan Fungsi Terpadu Konfigurasi fisik bangunan fungsi terpadu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu10 : 1.
Mixed-Use Tower Mixed-Use Tower adalah single structure, dimana kegiatan yang berbeda didalamnya dipadukan dalam satu tower. Misalnya padabangunan The Galleria, Texas, dimana menyatukan kegiatan-kegiatan dalam satu tower, yaitu kegiatan perkantoran, pertokoan dan hotel. 2. Multi-towered Megastructure Meliputi beberapa tower yang memiliki atrium, podium yang sama.Podium biasanya diisi dengan kegiatan parkir, service dan pertokoan. Contohnya adalah Okinawa Mixed-Use Center di Okinawa, Jepang dimana meliputi beberapa tower yang memiliki kegiatan yang berbeda pada masing-masing tower seperti pertokoan dan hotel yang berdiri diatas podium atau plaza yang mewadahi kegiatan pertokoan, parkir dan service. 3. Freestanding Structures With Pedestrian Connections Bangunan terpisah-pisah diatas dasar yang berbeda namun dihubungkan dengan pedestrian pada atas atau dibawah permukaan tanah. Misalnya Komplek Bidakara Jakarta. 2.4.3. Faktor yang Mempengaruhi Desain Bangunan Fungsi Terpadu Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi desain bangunan fungsi terpadu menurut buku “Mixed-Use Develpoment Handbook Hal. 150” yaitu sebagai berikut :
Ukuran Tapak Peraturan KLB, KDB, GSB Nilai Tanah
Tiga faktor tersebut akan mempengaruhi desain bangunan secara garis besar. Jika tapak berada di tengah kota maka nilai tanah menjadi tinggi, ukuran tapak menjadi kecil dan peraturan KLB, KDB, GSB memungkinkan bangunan menjadi tinggi sehingga desain menggunakan bentuk tower. Jika tapak berada dipinggir kota maka nilai tanah rendah, ukuran tapak yang diperoleh dapat menjadi besar dan KLB, KDB, GSB rendah maka desain menggunakan bentuk slab berlapis rendah.
10
Hubungan tapak dengan fungsi-fungsi yang ada disekitarnya.
Mixed-Use Development Handbook Hal. 146-150
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 38
Faktor ini akan mempengaruhi desain bangunan fungsi terpadu dalam memperkuat ‘sense of place’ kawasan tersebut dengan bentuk-bentuk yang seirama dengan lingkungan sekitar. Jika proyek berada dalam kawasan yang sudah direncanakan, desain bangunan tersebut haruslah sesuai dengan rencana kawasan tersebut sehingga ‘sense of place’ pada kawasan tersebut tidak hilang dan akan dicapai keselarasan pada lingkungan. 2.4.4. Optimalisasi Hubungan Dengan Lingkungan
Pengaturan Posisi Sekolah Bisnis
Dalam bangunan fungsi terpadu, posisi pengaturan Sekolah Bisnisdominan memiliki ruang yang tipikal dimana keberadaannya harus memiliki area privasi tersendiri, kemudahan pencapaian tersendiri serta memiliki view yang baik, sehingga biasanya diletakkan di lantai atas dalam bangunan fungsi terpadu.
Pengaturan Posisi Kantor Sewa menurut buku “Planning Office Space Hal. 78-79”)
Dalam bangunan fungsi terpadu, posisi kantor sewa harus mudah dilihat dari jalan utama karena kantor sewa menuntut kemudahan pencapaian, alamat yang jelas juga menyangkut prestise bisnis oleh karena itu, kantor sewa diletakkan di jalan utama kompleks bisnis dimana tapak proyek itu berada.
Pengaturan Posisi Town Square menurut buku “Design For Shopping Center Hal.12”
Dalam bangunan fungsi terpadu posisi Town Square harus mudah dilihat dan dapat dijangkau dengan mudah, karena harus dapat menangkap orientasi pengunjung dengan dibantu signage, jalur linkage pedestrian dan lain sebagainya. 2.4.5. People Oriented Space Di dalam komplek bangunan fungsi terpadu terdapat “people oriented space”, yang biasanya berfungsi untuk :
Mengundang pengunjung dengan menggunakan kesan yang nyaman dan menarik Sebagai ruang interaksi bangunan dengan lingkungan sekitar Sebagai ruang interaksi dengan masing-masing fasilitas. Bentuk People Oriented Space adalah :
Atrium atau galeria biasanya terdapat dalam bangunan Plaza terbuka, taman dan pedestrian terdapat diluar bangunan.
Ruang ini memiliki peran penting dalam menentukan sukses tidaknya sebuah proyek bangunan fungsi terpadu karena mampu menarik pengunjung yang akan bermanfaat dalam memasarkan proyek tersebut.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 39
2.5. KONSEP HYBRID BUILDINGS 2.5.1. Pengertian Konsep Hybrid Konsep Hybrid merupakan salah satu metode perancangan dalam sebuah karya Arsitektur yang muncul di era Post Modern. Konsep ini pernah dikemukakan oleh para teoretisi arsitektur,
yaitu: Charles Jencks, Heinrich Klotz dan Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengembangkan lebih lanjut pemikiran lain berdasarkan konsep hybrid yang diberi nama “Simbiosis”. Berikut ini adalah beberapa definisi tentang Konsep Hybrid menurut beberapa tokoh arsitektur : “…….the tendency of cross-breading to produce an animal or plant with a grater hardness and capacity for growth than either of the parents” (Kenneth L. Kaplan). Kecenderungan yang terjadi pada perkawinan silang, dimana hasilnya adalah seekor binatang atau tumbuhan yang memiliki daya tahan dan kemampuan berkembang yang lebih kuat dibandingkan induknya. Bangunan hybrid adalah bagian dari suatu keseimbangan hubungan yang kompleks antara form, function, technology, urban context dan society (Joseph Fenton) . Menurut Charles Jencks (1978), Hybrid adalah suatu bentuk baru yang merupakan hasil penggabungan dari dua unsur pembentuk yang memiliki ciri khas tersendiri dimana bentuk yang dihasilkan masih mengandung ciri pembentuknya. Charles Jencks mengemukakan konsep desain hybrid sebagai salah satu karakter arsitektur postmodern (Hybrid Expression). Hybrid Expression merupakan penampilan bangunan merupakan hasil kombinasi teknikteknik modern dengan teknik-teknik tradisional (Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial dan Contextual). Berdasarkan analisis terhadap karya-karya arsitektur Thomas Beeby, Peter Pran serta Stanley Tigerman menurut Charles Jencks (1982), proses penciptaan bangunan hybrid dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, menyeleksi fragmen-fragmen dari referensi (quotation) atau arketype ideal. Kedua, memanipulasi referensi atau arketype ideal, dengan cara antara lain: simplifikasi, reduksi, distorsi, sinkopasi, repetisi, perubahan permukaan dan kedalaman bangunan. Ketiga, mengkombinasikan (combine) atau mencampur elemen-elemen terseleksi didalam desain (collage). Konsep hybrid building sendiri tidak mempunyai tipologi (pakem) bangunan tertentu, apabila diuji keberadaannya dibawah ketentuan-ketentuan macam tipologi bangunan yang berlaku dewasa ini karena bangunan ini merupakan penggabungan dari dua sampai tiga bangunan sebelumnya yang memiliki karakteristik sendiri tetapi masih mengandung induknya. Ini diperkuat oleh pernyataan Steven Holl : “………What presueres specific to the twentieth century does the combination program……on architectural form? Concentration of many social activities within an architectural form….And wrap a pure building type. Certain previously neglected form of Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 40
associations have been wrenched together in the modern city so as to generate building which might stand as an anti-typology, if examined under current theoretical preoccupations. In the following catalogue, building function are mixed, disparate uses combined, here area “Hybrid Building” with respect to use. Secara etimologis Hybrid merupakan penggabungan beberapa aspek yang berbeda (binari oposisi), tentunya dalam bidang arsitektural. Berikut ini akan diuraikan pengertian Hybrid berdasarkan maknanya ;
Produced from the mixture of two species; as, plants of hybrid nature - To bring into a state of unity; merge. - To join (two or more substances) to make a single substance, such as a chemical compound; mix. Dua hal atau lebih yang digabung untuk membentuk satu kesatuan. Produced by crossbreeding Genetics. The offspring of genetically dissimilar parents or stock, especially the offspring produced by breeding plants or animals of different varieties, species, or races. Perkawinan/keturunan dari dua jenis yang berbeda baik varitas, ras atau spesis yang berbeda. Dalam analisa bahwa perbedaan varitas bisa saja masih menjadi satu spesis, perbedaan ras bisa saja masih dalam satu spesis sebaliknya beda spesis bisa saja masih dalam satu ras dan varitas. Something that is the product of mixing two or more different things Genetics. The offspring of genetically dissimilar parents or stock, especially the offspring produced by breeding plants or animals of different varieties, species, or races. Kompleksitas/komposisi dari keseluruhan konseptual dari bagian-bagian rumit dan terkait. 2.5.2. Teori Pendukung Konsep Bangunan Hybrid Dengan melihat pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil akhir dari proyek ini adalah berupa usaha untuk menciptakan suatu wadah kegiatan baru yang memadukan dua fungsi yang berbeda sehingga fungsi dapat saling menunjang. 1.
Teori Hybrid Building
Bangunan hybrid berkaitan erat dengan konsep multi fungsi dan merupakan solusi dari kecenderungan perkembangan kota-kota besar dimana lahan untuk membangun semakin berkurang jumlah serta nilainya pun ikut melonjak. Untuk mengatasinya maka konsep pembangunan tidak lagi diarahkan secara horizontal melainkan secara vertikal dengan memasukan beberapa fungsi yang berbeda dalam satu wadah atau bangunan. Memadukan fungsi hotel dan pusat perbelanjaan Memadukan fungsi pusat perbelanjaan dan perkantoran
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 41
Sejak diperkenalkan pada tahun 1880-an, perkembangan bangunan hybrid cukup pesat sampai mulai mengalami penurunan pada tahun 1929 karena adanya krisis ekonomi pada saat itu. Setelah krisis berakhir, Conggress Internationaux d’ Architecture Modern (CIAM) IV justru mendukung perancangan bangunan yang bersifat segregasi dimana terjadi pemisahan antara bangunan untuk tempat tinggal, tempat kerja dan sarana rekreasi. Setelah Perang Dunia II, bangsa Amerika pun melaksanakan konsep segregasi tersebut merancang pembangunan kota-kotanya. Sehingga dengan semakin berkembangnya konsep segregasi tersebut maka konsep bangunan hybrid pun semakin tenggelam dan perkembangannya pun menjadi terbatas. Pada perkembangannya akhir-akhir ini konsep perancangan dengan segregasi banyak dievaluasi ulang dan konsep bangunan hybrid mulai kembali ditampilkan. Hal ini dikarenakan semakin terbatasnya lahan kosong dan semakin tingginya harga lahan. Pada kenyataannya dapat dilihat bahwa semakin banyak bangunan di kota-kota besar menerapkan konsep bangunan hybrid pada perancangan bangunannya, seperti penggabungan antara pusat perbelanjaan dengan hunian atau dengan hotel. 2.
The Language of Post Modern Architecture (Charles Jencks)
The resultant hybrid, like all inclusive architecture, is not easily subverted by an ironic attack, an unsympathetic viewpoint, because it balances and reconciles opposed meanings. 3.
Modern Movement Architecture (Charles Jencks)
Multivalent consist of four distinct avalities, imaginative creation of the puitting together of part in a new way, amount of port so transformed, the linkage between the part which is the cause of this creation and which allows the parts to each other. 4.
Supermannerism (C. Ray Smith) Superimposisi bekerja dengan unsur dari penggabungan dan kontras
5.
Peter Eisenmann
Superposition starts with nothing as primary, and tries to bootstrap compexity out of a conjunction of different urban ingredients. 2.5.3. Proses Penciptaan Bangunan Hybrid Berikut ini merupakan tahapan-tahapan proses penciptaan bangunan hybrid berdasarkan analisis Charles Jencks (1982)11 :
11
https://www.google.co.id/search?q=unsrat+portal&oq=Unsrat&aqs=chrome.1.69i57j0l5.5705j0j7&sourceid=c hrome&es_sm=93&ie=UTF-8 diunduh 23 Januari 2015)
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 42
1.
Persilangan Persilangan dapat dimaknai dengan ilustrasi bagan berikut:
B
A
A
B
AB
Bagan II.1. Proses Penciptaan Bangunan Hybrid Dengan Persilangan Sumber : Charles Jencks (1982)
Persilangan berdasarkan bagan di atas merupakan persilangan dua unsur yang bertentangan. Persilangan ini dapat menghasilkan kemungkinan-kemungkinan keturunan sebagai berikut : Jika gen yang ada pada A dominan terhadap B maka kemungkinan keturunan yang dihasilkan adalah A. Sebaliknya jika B dominan terhadap A maka kemungkinan keturunan adalah B. Dan jika A dan B memiliki kekuatan sama atau hampir sama, tidak ada yang dominan pada keduanya maka kemungkinan keturunan yang dihasilkan adalah AB. Persilangan pada metode Hybrid ini dapat didukung dengan metode penggabungan lainnya yaitu metode dekonstruksi program ‘crossprograming’. Sebagai contoh ditemukan dalam desain Mall dan Apartemen. Jika elemen-elemen bangunan Mall lebih dominan terhadap Apartemen maka bangunan yang dihasilkan cenderung menjadi sebuah bangunan Mall. Begitu pula sebaliknya, namun jikalau dalam proses persilangan ini elemen–elemen yang ada pada masing-masing bangunan tidak ada yang dominan maka bangunan yang dihasilkan adalah sebuah bangunan baru yang didalamnya terdapat Mall dan Apartemen. 2.
Percampuran Percampuran berdasarkan bagan di dibawah merupakan percampuran dua unsur yang bertentangan. Percampuran ini dapat menghasilkan kemungkinan-kemungkinan keturunan sebagai berikut : -
Jika komposisi yang ada pada A dominan terhadap B maka kemungkinan keturunan yang dihasilkan adalah A, karena A lebih mengkontaminasi B. Sebaliknya jika B dominan terhadap A maka kemungkinan keturunan adalah B. Dan jika A dan B memiliki komposisi yang sama, tidak ada yang dominan pada keduanya maka kemungkinan keturunan yang dihasilkan adalah AB. Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 43
Percampuran dapat dimaknai dengan ilustrasi bagan berikut:
B A
A
B
C B
B
C B
A
B A C A
B
Bagan II.2. Proses Penciptaan Bangunan Hybrid Dengan Percampuran Sumber : Charles Jencks (1982)
Percampuran pada metode Hybrid ini dapat didukung dengan metode penggabungan lainnya yaitu metode dekonstruksi program ‘Dissprograming’. Antara kedua elemen saling mengkontaminasi satu sama lain. Contoh dalam arsitektural yaitu ruang yang terdapat pada bangunan Mall mengkontaminasi ruang pada bangunan Apartemen. 3.
Penggabungan Penggabungan dapat dimaknai dengan ilustrasi bagan berikut :
A
A
B
A
B
B
Bagan II.3. Proses Penciptaan Bangunan Hybrid Dengan Penggabungan Sumber : Charles Jencks (1982)
Jika proses penggabungannya demikian, A dominan terhadap B maka A akan merugikan B, begitupula sebaliknya jika B dominan maka akan merugikan A. Jika penggabungannya demikian maka kemungkinan untuk saling merugikan antara A dan B masih bisa terjadi. Sehingga konsep Hybrid dengan metode penggabungan dibutuhkan sebuah ruang perantara untuk menghindari keduanya saling interfensi. Dengan demikian proses penggabungannya dapat gambarkan pada bagan berikut:
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 44
A
B
A
Ruang antara
B
Bagan II.4. Proses Penciptaan Bangunan Hybrid Penggabungan Dengan Ruang Antara Sumber : Charles Jencks (1982)
Hybrid di sini berperan sebagai penggabung, penyatu ataupun pencampuran dari perbedaan yang terdapat pada objek. Baik itu perbedaan mengenai aspek-aspek keterkaitan objek dengan lingkungannya maupun dengan aspek arsitekturalnya secara umum. Metode penggabungan Hybrid dilakukan melalui tahapan-tahapan quotation, manipulasi elemen dan unifikasi atau penggabungan. Metode ini memiliki kesamaan berfikir dengan metode ‘both and ’ versi Venturi yang meliputi tatanan, fragmentasi dan infleksi dan juktaposisi atau superimposisi. Metode Hybrid berpikir dari elemen atau bagian menuju keseluruhan. Sebaliknya pada metode ‘both and’, berpikir dilakukan dari keseluruhan menuju elemen atau bagian. Tahapan metode penggabungan Hybrid adalah sebagai berikut12 : a.
Eklektik atau quotation
Eklektik artinya menelusuri dan memilih perbendaharaan bentuk dan elemen Arsitektur dari massa lalu yang dianggap potensial untuk diangkat kembali. Eklektik menjadikan Arsitektur masa lalu sebagai titik berangkat, bukan sebagai model ideal. Asumsi dasar penggunaan Arsitektur masa lalu adalah telah mapannya kode dan makna yang diterima dan dipahami oleh masyarakat. Di sisi lain, quotation adalah mencuplik elemen atau bagian dari suatu karya Arsitektur yang telah ada sebelumnya. b.
Manipulasi dan modifikasi
Elemen-elemen atau hasil quotation tersebut selanjutnya dimanipulasi atau dimodifikasi dengan cara-cara yang dapat menggeser, mengubah dan atau memutarbalikan makna yang telah ada. Beberapa teknik manipulasi yaitu: Reduksi atau simplifikasi. Reduksi adalah pengurangan bagian-bagian yang dianggap tidak penting. Simplifikasi adalah penyederhanaan bentuk dengan cara membuang bagian-bagian yang dianggap tidak atau kurang penting. Repetisi. Repetisi artinya pengulangan elemen-elemen yang di-quotation-kan, sesuatu yang tidak ada pada referensi.
Jurnal online “Komparasi Konsep Arsitektur Hibrid Dan Arsitektur Simbiosis” oleh Deddy Erdiono & Ningsar Universitas Sam Ratulangi 12
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 45
-
-
Distorsi bentuk. Perubahan bentuk dari bentuk asalnya dengan cara misalnya dipuntir (rotasi), ditekuk, dicembungkan, dicekungkan dan diganti bentuk geometrinya. Disorientasi. Perubahan arah (orientasi) suatu elemen dari pola atau tatanan asalnya. Disporsisi. Perubahan proporsi tidak mengikuti sistem proporsi referensi (model). Dislokasi. Perubahan letak atau posisi elemen di dalam model referensi sehingga menjadi tidak pada posisinya seperti model referensi.
c.
Penggabungan (kombinasi atau unifikasi) Penggabungan atau penyatuan beberapa elemen yang telah dimanipulasi atau dimodifikasi ke dalam desain yang telah ditetapkan order-nya. 2.5.4. Karakteristik Bangunan Hybrid Bangunan hybrid merupakan hasil dari penggabungan fungsi yang berbeda kedalam satu massa bangunan dimana fungsi-fungsi tersebut akan saling menunjang satu sama lainnya. Dasar penggabungan fungsi secara Hybrid dibagi ke dalam dua aspek yaitu Program (Thematic Program & Disparate Program) dan Form (Fabric Hybrid, Graft Hybrid, Monolith Hybrid)13. (sumber : Fenton, Joseph Hybrid Building. Pamlet Architecture No.11, New York 1984, Hal. 6-8) 2.5.4.1 Program Hybrid Program dalam Hybrid dibagi menjadi dua, yaitu14 : 1.
Thematic Program
Penggabungan secara thematic menumbuhkan rasa saling ketergantungan sehingga menyebabkan terjadinya interaksi antara bagian elemen-elemen pembentuknya. Program thematic ini cenderung menghasilkan suatu fungsi baru tetapi masih mencerminkan fungsi dari elemen-elemen yang membentuknya, contoh : Dade Contry Courth dan Miami City Hall, aktifitas kegiatan keduanya saling menunjang, sehingga keduanya dibuat dalam satu struktur bangunan. University of Pittsburgh’s Cathedral dan Hospital, dimana rumah sakit bisa digunakan sebagai fasilitas kesehatan mahasiswa, dan juga sebagai tempat latihan praktik bagi mahasiswa yang berada di dalam satu atap. 2.
Disperate Program
Penggabungan secara disperate program memungkinkan masing-masing elemen fungsi bangunan bisa berdiri sendiri tetapi saling memanfaatkan satu sama lainnya. Umumnya didasarkan pada kepentingan ekonomi, dimana masing-masing elemen mempunyai hubungan 13 14
Fenton, Joseph Hybrid Building. Pamlet Architecture No.11, New York 1984, Hal. 6-8 Ibid
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 46
secara simbiotik (menguntungkan). Tujuan penggunaan program ini adalah untuk meningkatkan nilai ekonomis dari masing-masing fungsi bangunan tersebut, contoh15 :
The Olympic Tower dan 500 Park Tower, keduanya menggabungkan fungsi perkantoran dengan apartemen.
The Fermance Plaza, menempatkan hotel diatas departemen store sehingga pengunjung bisa memanfaatkan salah satu bahkan kedua fasilitas tersebut dalam satu bangunan.
“The resultant form are as numerous as the potential combinations of program. The function wich comparise the program of hybrid building may be expresssed or repressed. These function may be staked vertically, grafted horizontally, or as some intanse, internally engulfed within the exterior of the building”. (sumber : Pamlet Architecture No.11, New York 1984, Hal. 7 Fenton, Joseph “Hybrid Building”) 2.5.4.2 Bentuk Hybrid Variasi bentuk bangunan hybrid, sejalan dengan variasi program/fungsi-fungsi yang digabungkan, dimana penggabungan fungsi-fungsi tersebut ada yang diekspresikan atau tidak diekspresikan. Fungsi-fungsi ini bisa ditumpukkan secara vertikal, digabungkan secara horizontal, atau pada kasus tertentu digabungkan didalam satu kulit bangunan. Secara fisik bentuk bangunan hybrid ada tiga, yaitu: Fabrics Hybrid, Graft Hybrid dan Monolith Hybrid. Dengan bentuk masing-masing bangunan sebagai berikut16 : 1.
Fabrics Hybrid
Karakteristik Fabrics Hybrid adalah memberi penyatuan bentuk dan kulit bangunan. Secara umum, walapun bangunan tidak berwarna dan eksterior tidak terlalu mewah, tetapi bangunan dapat menjadi “wadah” yang optimal dan dapat dilakukan pengaturan program secara inovatif. Contoh
:
Tabor Opera House
Program
:
Opera House, Saloon, Apartemen, Hotel
Gambar II.25. Contoh Bentuk Fabrics Hybrid PadaBangunan Tabor Opera House Sumber : Fenton, Joseph. 1984. Pamflet Architecture No.11 “Hybrid Building”. New York. Hal. 7
15 16
Ibid Ibid
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 47
Bangunan ini merupakan gabungan dari Opera Huse, Saloon Apartement dan Hotel dan menggunakan program thematic. 2.
Graft Hybrid
Graft hybrid terlihat dengan penampilan ekspresi yang berbeda dari fungsi-fungsi didalamnya (clear expression of program). Caranya dengan menampilkan perbedaan volume atau facade bangunan yang mencerminkan program/fungsi tersebut. Contoh
:
Bangunan United States Custom House
Program
:
Custom House and Office
Gambar II.26. Contoh Bentuk Graft Hybrid PadaBangunan US Custom House Sumber : Fenton, Joseph. 1984. Pamflet Architecture No.11 “Hybrid Building”. New York. Hal. 7
Bangunan ini berbentuk graft dengan menggunakan beberapa bentuk yang terdiri dari bentuk kubah, persegi dan prisma. 3.
Monolith Hybrid
Karakter monolith pada dasarnya sama dengan fabrics hybrid, hanya saja monolith dibuat dalam skala yang monumental, dimana tujuannya adalah untuk menampung kegiatankegiatan masyarakat perkotaan (metropolitan life) kedalam satu bangunan. Contoh
:
Bangunan New York Hospital
Program
:
Hospital, Intern Residences, Gymnasium
Gambar II.27. Contoh Bentuk Monolith Hybrid PadaBangunan New York Hospital Sumber : Fenton, Joseph. 1984. Pamflet Architecture No.11 “Hybrid Building”. New York. Hal. 7
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 48
Perletakan pada bangunan ini merupakan perletakan secara vertikal sehingga bangunan memiliki ketinggian yang berskala monumental dan dapat menjadi sebuah landmark baru.
2.5.5. Preseden Bangunan Dengan Konsep Hybrid 2.5.5.1 Linked Hybrid / Steven Holl Architects Hybrid Linked Dibangun pada lahan 220.000 meter persegi dengan berorientasi bagi pjealan kaki, berlokasi berdekatan dengan lokasi tembok kota tua Beijing, bertujuan untuk melawan perkembangan perkotaan di China saat ini dengan menciptakan ruang berpori sebagai tema abad XXI, mengundang dan terbuka untuk umum dari setiap sisi. Hybrid Linked sebuah "kota terbuka di dalam kota". Proyek mempromosikan hubungan interaktif dan mendorong pertemuan di ruang publik yang berbeda dari bidang komersial, perumahan, dan pendidikan serta rekreasi. Seluruh kompleks adalah ruang tiga dimensi perkotaan di mana bangunan berda di tanah, di bawah tanah dan di atas tanah yang digabungkan bersama.
Gambar II.28. Denah Linked Hybrid, Beijing Sumber : Linked Hybrid Beijing, Steven Holl Architect, 2009
Gambar II.29. Zoning dan Sirkulasi Pada Linked Hybrid, Beijing Sumber : Linked Hybrid Beijing, Steven Holl Architect, 2009
Lantai dasar menawarkan sejumlah bagian ruang terbuka untuk semua orang (penduduk dan pengunjung) dan terdapat toko-toko retail yang mengelilingi kolam. Atap bangunan berupa taman yang menawarkan ruang hijau yang tenang dan padadelapan menara
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 49
perumahan masing-masing memiliki sebuah atap pribadi berupa taman yang terhubung ke penthouse.
Gambar II.30. Tampak Linked Hybrid, Beijing Sumber : Linked Hybrid Beijing, Steven Holl Architect, 2009
Semua fungsi publik di permukaan tanah termasuk restoran, hotel, Sekolah Montessori, TK, dan bioskop memiliki hubungan dengan ruang hijau sekitarnya dan transparan dengan bangunan utama. Pada lantai 12 sampai 18 terdapat sebuah seri multi-fungsional skybridges dengan macam fasilitas yaitu ; kolam renang, ruang kebugaran, kafe, galeri, auditorium dan salon. Jembatan ini menghubungkan delapan menara residensial dan menara hotel, dan menawarkan pemandangan aktivitas kota. Semua fasilitas diharapkan akan berfungsi sebagai kondensor sosial menghasilkan pengalaman khusus dari kehidupan kota untuk penghuni dan pengunjung.
Gambar II.31. Perspektif Linked Hybrid, Beijing Sumber : Linked Hybrid Beijing, Steven Holl Architect, 2009
2.5.5.2 The Reid Building/Steven Holl Architects The Reid Building menyediakan studio modern untuk Glasgow School of Art dan dirancang untuk menggabungkan "hubungan simbiosis" dengan gedung kampus bersejarah Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 50
diseberang site bangunan yang diselesaikan oleh arsitek Skotlandia Charles Rennie Mackintosh tahun 1909 sebelumnya. Hubungan simbiosis juga dimunculkan pada struktur bangunannya, di mana setiap struktur dapat memperkaya kualitas struktur lainnya. Sebuah material kaca tembus pandang yang kontras dengan batu alam dipilih sebagai fasade dari bangunan Mackintosh ini.Bangunan lima lantai yang terkesan kontras ini dibangunan dekat dengan sekolah popular Newbery Towerdan Foulis Building, namun tetap menyatu dengan bangunan-bangunan sekitar yang merupakan tempat ikatan mahasiswa popular di daerah Glasgow17.
Gambar II.32. The Reid Building Sumber : http://www.dezeen.com/2014/03/06/glasgow-school-of-art-reid-building-steven-holl/ diunduh 24 Januari 2015
Salah satu tujuan utama dari desain ini adalah untuk membawa sebanyak-banyaknya cahaya alami yang mungkin terima ke dalam bangunan, oleh karena itu Steven Holl menciptakan tiga poros silinder cahaya yang ia sebut "Driven Void" yang membentang dari atap ke ruang bawah tanah.
Gambar II.33. Sketsa Konsep Struktur dan Material The Reid Building Sumber : http://www.dezeen.com/2014/03/06/glasgow-school-of-art-reid-building-steven-holl/ diunduh 24 Januari 2015
"Driven Voids of lightallow for the integration of structure, spatial modulation and light. The "Driven Void" light shafts deliver natural light through the depth of the building providing direct connectivity with the outside world through the changing intensity and colour of the sky. In addition, they provide vertical circulation through the building, eliminating the need for air conditioning”18. 17
http://www.dezeen.com/2014/03/06/glasgow-school-of-art-reid-building-steven-holl/ diunduh 24 Januari 2015 18 Ibid
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 51
Gambar II.34. Interior The Reid Building Sumber : http://www.dezeen.com/2014/03/06/glasgow-school-of-art-reid-building-stevenholl/ diunduh 24 Januari 2015
Ruang di dalam gedung juga diatur sehubungan dengan persyaratan pencahayaan mereka yang dibutuhkan oleh sekolah seni, sehingga sebagian besar studio dan lokakarya diposisikan di sepanjang tepi utara site, di mana mereka akan menerima tingkat cahaya yang lebih konsisten siang hari.
Gambar II.35. Sketsa Konsep Sirkulasi The Reid Building Sumber : http://www.dezeen.com/2014/03/06/glasgow-school-of-art-reid-building-steven-holl/ diunduh 24 Januari 2015
Jaringan tangga dan ramp yang disebut “Circuit of Connection” memanjang di sekeliling, di samping dan pada tiga bukaan pencahayaan sebagai penunjuk arah untuk membantu siswa di dalam bangunan. Semua lantai saling berhubungan termasuk dua tingkat bawah tanah, dan mengarah dari lobi, galeri pameran dan ruang seminar lantai dasar ke bengkel, studio, ruang proyek dan ruang kuliah di dalam gedung19.
19
http://www.stevenholl.com/project-detail.php?type=educational&id=140 diunduh 24 Januari 2015
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 52
Gambar II.36. Elemen Sirkulasi Vertikal Pada The Reid Building Sumber : http://www.dezeen.com/2014/03/06/glasgow-school-of-art-reid-building-steven-holl/ diunduh 24 Januari 2015
Seniman dari lulusan Glasgow School of Art, mahasiswa Martin Boyce, ditugaskan oleh arsitek untuk merancang sebuah simbol (mark) pada “main enterance” gedung dalam bentuk layar kaca dan baja yang tergantung di langit-langit sekolah. Simbol tersebut digambarkan sebagai layar kaca berwarna yang menangkap dan memproyeksikan cahaya. Steven Holl menjelaskan bahwa, "Kami melihat warna ini kontras positif terhadap warna asli bangunan Mackintosh sebagai inspirasi bagi siswa dan masyarakat" (Gambar II.37)
Gambar II.37. Interior Main Entrance The Reid Building Sumber : http://www.dezeen.com/2014/03/06/glasgow-school-of-art-reid-building-steven-holl/ diunduh 24 Januari 2015
Para arsitek juga mendesain berbagai vegetasi pada teras luar bangunan yang dimaksudkan untuk menyerupai dataran rumput machair yang khas dari Kepulauan Inggris.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 53
2.6. PENERAPAN KONSEP HYBRID BUILDING PADA OBJEK RANCANG BANGUN Berdasarkan teori-teori yang telah disebutkan diatas, berikut merupakan poin-poin dimana konsep Hybrid Building dapat diterapkan dalam objek rancang bangun adalah sebagai berikut :
Sirkulasi, bagaimana strategi sirkulasi pada bangunan agar pergerakan user antar bangunan dengan fungsi berbeda tidak saling menggangu. Pemilihan area hybrid, bagaimana metode atau cara untuk mendapatkan ruang atau area hybrid yang mempersatukan macam perbedaan fungsi dalam bangunan. Gubahan dan tata massa bangunan, bagaimana mengolah massa dengan fungsi yang berbeda namun tetap saling selaras dan unity. Tampilan bangunan, bagaimana tampilan yang dapat digunakan sebagai pemberi imaji baru yang terbentuk dari gabungan fungsi-fungsi bangunan.
Konsep Perencanaan & Perancangan | Solo Global Business Erudition
II - 54