BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Hasil – hasil Penelitian Terdahulu Penelitian
yang
berhubungan
dengan
Analisis
pengaruh
pendidikan, pelatihan dan motivasi karir terhadap pemahaman akuntansi sudah pernah dikaji dalam beberapa skripsi, diantaranya yaitu Azam Farisi, Suryo Hariadi Utomo, dan Elsa Triandhani Putri. Bagian ini membahas hal – hal yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. sebelumnya yang dapat dipakai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan, antara lain : a. Azam Farisi (2011,UPN) •
Judul penelitian Pengaruh motivasi karir, lama pendidikan, dan biaya pendidikan terhadap minat alumni mahasiswa akuntansi mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAK).
•
Permasalahan Apakah terdapat pengaruh antara motivasi, lama pendidikan, dan biaya pendidikan terhadap Minat alumni mahasiswa akuntansi untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK)?
8 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
•
Kesimpulan Motivasi Karir,
Lama Pendidikan,
dan Biaya Pendidikan
berpengaruh secara nyata terhadap Minat untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi pada mahasiswa. b. Suryo Hariadi Utomo (2011,UPN) •
Judul penelitian Analisis pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
•
Permasalahan Apakah faktor pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada pegawai yang bekerja pada dinas Koperasi dan UMKM di bagian keuangan Pemprov Jatim.
•
Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pendidikan lebih besar pengaruhnya terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dibandingkan pelatihan. c. Elsa Triandhani Putri (2013,UPN) •
Judul penelitian Analisis pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik yang bekerja pada Dinas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan di bagian keangan Pemprov Jatim. •
Permasalahan Apakah faktor pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik pada pegawai yang bekerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan bagian keuangan Pemprov Jatim.
•
Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini, antara lain :
1. Variabel pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada pegawai yang
bekerja
di Dinas
Tenaga
Kerja,
Transmigrasi dan
Kependudukan bagian keuangan Pemprov Jatim.. 2. Pelatihan lebih besar pengaruhnya terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik, dibandingkan dengan pendidikan pada pegawai yang bekerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan bagian keuangan Pemprov Jatim.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu mengukur tingkat pemahaman akuntansi pegawai menggunakan variabel yaitu Pendidikan, Pelatihan dan Motivasi karir. Perbedaan penelitian ini dengan yang terdahulu terletak pada objek penelitian adalah pegawai yang bekerja pada Badan Kesatuan Bangsa dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Politik Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan pada penelitian terdahulu adalah pada PNS yang bekerja di Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Pemprov Jatim, PNS yang bekerja pada Dinas Pendidikan bagian keuangan di Kota Surabaya, Alumni Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jatim.
2.2.
Landasan Teori Penelitian ini disajikan beberapa teori yang merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha penelitian secara ilmiah untuk memecahkan masalah yang diajukan dalam penelitian.
2.2.1. Pendidikan 2.2.1.1. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah proses yang terus menerus (kekal) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia. http://apa itu pendidikan pengertian pendidikan hasbi htc.htm Pendidikan adalah usaha dasar dari rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang
diperlukan
dirinya
dan
masyarakat.
http://raflengerungan.wordpress.com/korupsi-dan-pendidikan/pengertianpendidikan/ Menurut lembaga administrasi Negara Republik Indonesia (1995 : 220), pendidikan adalah segala usaha unruk membina keoribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia jasmaniah dan rohaniah, yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka membangun persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila. Definisi pendidikan pegawai negeri sipil menurut lembaga administrasi Negara yang dikutip oleh Atmodiworo (1993 : 2) adalah pendidikan dan keterampilan sesuai dengan ketentuan persyaratan jabatan setiap pegawai negeri. 2.2.1.2. Jenis Pendidikan Menurut lembaga administrasi Negara Republik Indonesia (1995 : 220 - 221) pendidikan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Pendidikan umum, adalah pendidikan didalam dan diluar sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, untuk mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan tersebut memperoleh pengetahuan umum.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13
2. Pendidikan kejuruan, adalah pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para peserta pendidikan tersebut mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruan. 3. Pendidikan
pegawai
negeri,
adalah
pendidikan
umum
yang
direncanakan untuk meningkatkan kepribadian, pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan tuntutan jabatan dan pekerjaan sebagai pegawai negeri. 2.2.1.3. Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan yaitu untuk mewujudkan pribadi – pribadi yang mampu menolong diri sendiri maupun orang lain, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu kehidupan yang sejahtera (Soemanto, 1993 : 28). 2.2.1.4. Indikator Pendidikan 1. Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. 2. Kualifikasi Pendidikan Kualifikasi
adalah
keahlian
yang
diperlukan
untuk
melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu dan hal-hal yang dipersyaratkan baik secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja tertentu (http://www.mcscv.com).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
3. Kompetensi Pendidikan Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
2.2.2. Pelatihan 2.2.2.1. Pengertian Pelatihan Latihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para pemimpin mendukung adanya pelatihan karena akan lebih produktif sekalipun manfaat – manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pelatihankerja-definisi-tujuan-teknik.html. Latihan menurut lembaga administrasi Negara Republik Indonesia (1995 : 220), adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses belajar unruk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
Pelatihan adalah suatu proses pembelajaran dengan suatu tujuan untuk kesempurnaan, pada hakekatnya bahwa bagaimanapun juga orang akan selalu melalui proses pembelajaran dan begitu pula bahwa orang seharusnya tidak akan berhenti belajar setelah menamatkan pendidikan formal, dan karena belajar adalah proses seumur hidup. Menurut Mangkuprawira (2004 : 135), pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin trampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya semakin baik sesuai dengan standar. Pendidikan dan pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia (Notoatmojo, 2003 : 28). Dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah segala usaha belajar atau pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan para karyawan agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya semakin baik sesuai dengan tujuan organisasi.
2.2.2.2. Jenis Pelatihan Menurut lembaga administrasi negara Republik Indonesia (1995 : 221) latihan dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Latihan pegawai negeri.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
Latihan pegawai negeri adalah bagian dari pendidikan yang dilakukan bagi para pegawai negeri untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan persayaratan pekerjaannya sebagai pegawai negeri. 2. Latihan keahlian. Latihan keahlian adalah bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan termasuk didalamnya latihan ketatalaksanaan. 3. Latihan kejuruan. Latihan kejuruan adalah bagian dari pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang disyaratkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang pada umumnya bertaraf lebih renda dari pada latihan keahlian. 2.2.2.3. Metode Pelatihan Metode pelatihan dibedakan menjadi dua macam metode atau pendekatan yang digunakan dalam pendidikan, pelatihan dan motivasi karir karyawan (Notoatmojo, 2003 : 37 – 40), yaitu : a. Metode diluar pekerjaan (Off the job site) Pendidikan atau peltihan dengan menggunakan metode ini berarti karyawan sebagai peserta diklat keluar sementara dari kegiatan atau pekerjaannya. Kemudian mengikuti pendidikan atau pelatihan dengan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
menggunakan teknik – teknik belajar mengajar seperti lazimnya. Pada umumnya metode ini mempunyai dua macam teknik, yaitu : a) Teknik presentasi informasi Teknik presentasi informasi adalah menyajikan informasi, yang
tujuannya
mengintroduksikan
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan baru kepada para peserta. Teknik ini meliputi antara lain: 1) Ceramah biasa Dimana pengajar (pelatih) bertatap muka langsung dengan peserta. 2) Teknik diskusi Dimana informasi yang disajikan disusun didalam bentuk pertanyaan – pertanyaan atau tugas – tugas yang harus dibahas dan didiskusikan oleh para peserta aktif. 3) Teknik model prilaku (behavior) Teknik ini adalah salah satu cara mempelajari atau meniru tindakan (perilaku) dengan mengobservasi dan meniru model – model. 4) Teknik magang Teknik magang adalah pengiriman para karyawan dari suatu organisasi ke badan – badan atau organisasi yang dianggap lebih maju, baik secara kelompok atau perorangan. b) Metode – metode simulasi Simulasi adalah suatu penentuan karakteristik atau perilaku tertentu dari dunia rill sedemikian rupa, sehingga para peserta diklat dapat merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Dengan demikian,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
maka apabila para peserta diklat ketempat pekerjaan semula akan mampu melaukan pekerjaan yang disimulasikan tersebut. Metode – metode simulasi ini meliputi : 1) Simulator alat – alat, misalnya alat – alat suntik bagi pendidikan kedokteran atau perawat, simulasi sumur pompa tangan bagi pendidikan sanitasi, dan sebagainya. 2) Studi kasus, dimana para peserta diklat diberikan suatu kasus, kemudian dipelajari dan didiskusikan antara pasa pserta diklat. 3) Permainan peranan, dalam acara ini para peserta diklat diminta untuk memainkan (berperan) dalam kasus. Para peserta diminta untuk membayangkan diri sendiri tentang tindakan (peran) tertentu yang diciptakan oleh para pelatih. 4) Teknik dalam keranjang, metode ini dilakukan dengan memberi bermacam – macam persoalan kepada para peserta latihan. Dengan kata lain, peserta latihan diberi satu basket yang penuh dengan bermacam – macam persoalan yang harus diatasi. b. Metode didalam pekerjaan (on the job site) Pelatihan ini berbentuk penugasan pegawai – pegawai baru kepada supervisor – supervisor yang telah berpengalaman (senior). Hal ini berarti pegawai
baru
itu
minta kepada pegawai
yang
sudah
berpengalaman untuk membimbing atau mengajarkan pekrjaan yang baik kepada para pegawai baru. Cara ini mempunyai banyak keuntungan, antara lain :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
1) Sangat ekonomis, karena tidak perlu membiayai para trainers dan trainee, tidak perlu menyediakan peralatan dan ruang khusus. 2) Para pegawai sekaligus berada dalam situasi kerja yang actual dan kongkret. 3) Memberikan praktif aktif bagi para trainee terhadap pengetahuan yang dipelajari olehnya. 4) Para pegawai belajar sambil berbuat dan dengan segera dapat mengetahui apakah yang dikerjakan itu salah atau benar. Menurut Hatfielt (1995) yang dikutip oleh Mangkuprawiro (2004 : 136) menyatakan “ekonom ketenagakerjaan membagi program peltihan menjadi dua”, yaitu : a.
Pelatihan umum. Pelatihan
umum
merupakan
pelatihan
dan
karyawan
memperoleh keterampilan yang dapat dipakai di hampir semua jenis pekrjaan. Pendidikan karyawan meliputi keahlian dasar yang biasanya merupakan syarat kualifikasi pemenuhan pelatihan umum. b.
Pelatihan khusus. Pelatihan khusus merupakan pelatihan dimana para karyawan memperoleh informasi dan keterampilan yang sudah siap pakai, khususnya pada bidang pekerjaan. Pelatihan khusus, misalnya berupa hal pekerjaan spesifik bagaimana sistem anggaran perusahaan dapat berjalan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.2.4. Prinsip – prinsip Pelatihan Menurut Nurhayati (2002 : 89) yang dikutip oleh Alnuisa (2007), ada beberapa prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam pelatihan, yaitu: 1. Kondisi dari individu. Dalam pelaksanaannya pada proses belajar ada perbedaan antara individu yang baik dalam daya serap maupun kemampuan, untuk itu maka perlu pelaksaan yang terencana dengan baik agar memperoleh manfaat yang lebih besar. 2. Berhubungan dengan jabatan. Dalam pelatihan hendaknya dikaitkan dengan jabatan yang dipangku oleh para pegawai, sehingga hasilnya dapat dirasakan langsung dalam bidang tugasnya sehari – hari. 3. Motivasi. Program pelatihan sangat membantu para pegawai melaksanakan tugas, karena dengan keterampialan yang lebih tingi akan membuat karyawan
senang
bekerja
sehingga
ada
semangat
untuk
mengembangkan diri dari masing – masing karyawan. 4. Partisipasi aktif. Hendaknya dalam pelatihan setiap peserta berpartisipasi secara aktif, dan hasil dari pelatihan tesebut sebaiknya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memcahkan kesulitan yang dihadapi. 5. Pelatih yang berpengalaman. Agar program pelatihan ini mendapatkan hasil yang baik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
2.2.2.5. Tujuan Pelatihan Tujuan pelatihan bagi aparatur sebagaimana tercantum dalam pedoman kerja pelaksanaan dan pelaksanaan APBD Tahun 2005 adalah : 1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan pengembangan diklat aparatur. 2. Meningkatkan kualitas PNS melalui penyelenggaraan diklat yang berbasis kompetensi. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan diklat aparatur. 2.2.2.6. Alasan Adanya Pelatihan Menurut Moekijat (1989 : 87), alasan diadakannya program pelatihan antara lain : a. Adanya pegawai – pegawai baru. b. Adanya pegawai – pegawai yang kembali dari pekerjaan yang semula. c. Adanya kekurangan persiapan dalam mengangkat pegawai baru. d. Adanya fasilitas – fasilitas yang harus diberikan oleh pemerintah dalam kegiatan – kegiatan tertentu. e. Adanya perkembangan atau penemuan baru. f. Adanya pengawas. g. Adanya administrator. h. Adanya hubungan dengan masyarakat. i.
Adanya hubungan dengan dinas.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
j.
Adanya pegawai yang ingin menambah kecakapan atau pengalaman.
2.2.2.7. Indikator Pelatihan 1. Pelatihan Keterampilan Ketrampilan (skill) berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar (basic ability). 2. Pelatihan Khusus Pegawai
Pelatihan khusus pegawai adalah untuk memberikan bekal bagi setiap karyawan agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, kinerja pegawai akan meningkat. 3. Pelatihan Keahlian Keahlian adalah hal yang sangat penting seiring dengan pendidikan yang dimiliki. 4. Pelatihan Kejuruan Kejuruan adalah pelatihan yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu dan siap pula melanjutkan
ke
tingkat
pendidikan
yang
lebih
http://dasmanjohan.wordpress.com/ 2.2.3. Motivasi Karir 2.2.3.1 Pengertian Motivasi Karir
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tinggi.
23
Pentingnya peranan manusia atau tenaga kerja dalam suatu negara atau masyarakat khususnya dalam suatu perusahaan, karena keberhasilan tenaga kerja dalam mengembangkan kewajiban – kewajiban itu sangat penting bergantung kepada kesediaan untuk berkoban dan bekerja karena dengan menjauhkan diri dari Vosed interest / kepentingan pribadi atau golangan, maka perlu adanya motivasi, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun yang datang dari orang lain. Agar tenaga kerja tersebut dapat bekerja secara efisien dan efektif sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Menurut Widagdo dan Julianto (1992 : 27), “motivasi atau motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Dapat juga dikatakan bahwa motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu”. Menurut Westra P(1981 : 15), mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kata “Movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak, motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya bawahan atau pengikut. Pada dasarnya suatu instansi atau perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan yang mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting mereka mampu bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Jika tidak diimbnagi dengan kerja keras untuk menggunakan kemampuan, kecakapan dan keterampialn yang dimiliki.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
Uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam motivasi terdapat tiga hal penting yaitu : a. Motif Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong, manusia untuk bertindak atau sesuatu di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. b. Tindakan Tindakan
adalah
perbuatan
jasmani
yang
terutama
membutuhkan gerak otot tubuh manusia, yang mengandung maksud tertentu yang dikehendaki oleh yang bersangkutan. c. Insentif Insentive (insentif) merupakan alat motivasi, sarana motivasi, sarana yang dapat menimbulkan motif atau sarana yang dapat menimbulkan dorongan. 2.2.3.2. Arti dan Tujuan Motivasi Di dalam menjalankan kegiatan dari suatu perusahaan, bila didalamnya terdapat karywan – karyawan yang memiliki potensi yang dapat memimpin andalkan, maka bukanlah hal yang mustahil bila perusahaan akan mendapatkan dan meningkatkan kinerja dengan memberikan motivasi kepada karyawan yang terlibat didalam perusahaan. Salah satu yang sulit diahadapi oleh berbagai macam organisasi perusahaan adalah tugas yang menyangkut motivasi karyawan. Masalah tersebut adalah bagaimana agar karyawan bersedia melakukan pekerjaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
mereka sesuai dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan. Diantara fungsi – fungsi yang terdapat di dalam manajemen, masalah motivasi adalah masalah yang paling erat hubungannya dengan manusia. Motivasi adalah subyek yang penting karena motivasi akan mempengaruhi setiap prilaku manusia, dimana prilaku dari individu – individu tersebut akan dipengaruhi oleh tujuan individu - individunya. Para anggota organisasi atau karyawan di dalam perusahaan sebagai seseorang manusia akan membawa tujuan dan harapan – harapan kedalam perusahaan. Tugas dari manajer adalah untuk menyelaraskan tujuan – tujuan pribadai para karyawan dengan tujuan perusahaan, dengan cara memberikan motivasi yang positif dan konkret, sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Menurut pendapat Simamora(1997 : 157) yang dikutip oleh Farizi (2011), motivasi adalah alasan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang selalu berpengaruh besar terhadap tingkah laku manusia. Adapun pengertian motivasi menurut Buchori(1997 : 18), motivasi mempunyai peran penting seorang penaggung jawab dalam satu satuan organisasi untuk menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan segala upaya dan potensti tenaga kerja yang ada ke arah pernanfkatan optimal sesuai dengan database kemampuan manusia dengan, bantuan sarana dan fasilitas lainnya. Beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses yang timbul didalam diri seseorang yang mana akan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
mendorong untuk bertindak dan bertingkah laku guna mencapai apa yang diingikan, hal ini dapat dikatakan bahwa motivasi itu bersumber dari dalam diri seseorang. Walaupun motivasi timbul dari dalam diri seseorang, namun seorang pimpinan dan suatu organisasi harus mampu memberikan suatu motivasi terhadap karyawan dan memberikan suatu motivasi adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh manajer dalam memberikan inspirasi dan dorongan kepada orang lain yang dalam hal ini adalah para karyawan dengan harapan dapat bekerja dengan lebih baik. Prilaku individu di dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh tujuan individu – individunya. Motivasi merupakan batasan sebagai proses pemberian penggerak bekerja pada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja sehingga ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi. 2.2.3.3. Teori dan Prinsip – prinsip Motivasi Untuk mengetahui lebih luas tentang motivasi, berikut ini dikemukakan tentang teori – teori dan asas – asas motivasi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Motivation and Personality, Maslow yang dikutip Moekijat (2002 : 35) memberi landasan Teori Maslow adalah kebutuhan – kebutuhan manusia dapat disusun dalam suatu hirarki dari kebutuhan yang terendah fisiologis, keselamatan, sosial, penghargaan dan akhirnya aktualisasi sendiri, dan suatu kebutuhan yang terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27
Banyak ahli mengaku kebutuhan yang dikemukakan Maslow, bahwa kebutuhan memiliki prioritas tertentu, pada saat kebutuhan utama telah terpenuhi, orang akan berusaha mencapai kebutuhan yang diajukan oleh Maslow adalah : 1. Kebutuhan Fisiologis (phisiological needs). Termasuk di dalamnya adalah makan, minum, peumahan, seks, dan istirahat. 2. Kebutuhan Keamanan dan Rasa Aman (safety and securit needs). Tercakup di dalamnya tentang perlindungan dan stabilitas. 3. Kebutuhan Sosial (sosial needs). Tercakup di dalamnya tentang cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok, kekeluargaan dan asosiasi. 4. Kebutuhan Aktuliasasi Diri dan Pemenuhan Diri (self actulization needs). Termasuk di dalamnya penggunaan potensi diri, pertumbuhan, dan pengembangan diri. Menurut Handoko (1997 : 256), prinsip – prinsip dalam motivasi seseorang adalah sebagai berikut : 1. Manusia melakukan hal – hal yang memberikan pembayaran intristik. Setiap orang menginginkan sesuatu yang berbeda dalam hidupnya. 2. Orang tidak akan bekerja lebih keras atau baik kecuali pekerjaan itu sendiri memiliki beberapa pembayaran instrinstik bagi mereka. 3. Untuk membangun produktivitas dan motivasi, dua hal yang harus dilakukan oleh pengawas. 2.2.3.4. Metode dan Jenis – jenis Motivasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
Supaya karyawan dapat bekerja semaksimal mungkin, karyawan harus diberi kesempatan untuk dapat bekerja dalam suasana kebersamaan bahwa semua karyawan dalam bekerja perlu tercipta adanya perasaan saling membutuhkan, dalam hal ini bahwa perusahaan mempekerjakan karena membutuhkan tenaga untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan sebaliknya karyawan memang membutuhkan untuk dapat terlibat dalam perusahaan mengingat untuk memperoleh pekerjaan. Untuk itu perlu adanya imbalan yang sepadan atas pekerjaan yang menjadi tanggungjawab karyawan sehingga akan menimbulkan kepuasan dalam diri karyawan yang tentunya tidak merugikan perusahaan. Agar karyawan merasa puas atas timbal balik yang diberikan oleh perusahaan maka manajer harus memperhatikan metode, jenis – jenis, dan alat – alat motivasi yang dapat mendorong karyawan dapat bekerja semaksimal mungkin. Menurut Hasibuan (2002 : 165), menjelaskan tentang motivasi yang terbagi dalam 2 (dua) hal, yaitu : 1. Motivasi Langsung (direct motivation) Motivasi langsung adalah motivasi (material dan non material) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Jadi sifatnya khusus seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, banus, bintang jasa dan lain – lain. 2. Motivasi Tidak Langsung (indirect motivation)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
Motivasi tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas – fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja atau kelancaran tugas, sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Hisbuan (2002 : 165), juga menyebutkan jenis motivasi, yaitu : 1. Motivasi Positif (positive mitivation) Dalam motivasi positif manajer memotifasi (merangsang bawahan) dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar. 2. Motivasi Negatif (negative mitivation) Dalam motivasi negatif para manajer memotivasi bawahan dengan standar tertentu, apabila mereka dapat memenuhi standar maka mereka akan mendapatkan hukuman. Sedangkan menurut Zainun (1997 : 164), menyebutkan bahwa motivasi dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : 1. Motivasi Subyektif Motivasi subyektif merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang disebut need (kebutuhan), drive (dorongan), atau desirec (keinginan). 2. Motifasi Obyektif Motivasi obyektif merupakan suatu keadaan yang berada di luar seseorang yang disebut dengan insentif (rangsangan), atau goal (tujuan).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
Menurut Hasibuan (2002 : 165), menjelaskan tentang alat – alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan pada bawahan dapat berupa : 1. Material Incentive Material Incentive adalah motivasi yang bersifat material sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan, yang termasuk material incentive adalah yang berbentuk uang dan barang. 2. Non Material Incentive Non Material Incentive adalah motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk materi yang termasuk non materi penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin, piagam penghargaan, bintang jasa, pelakuan yang wajar dan yang sejenis lainnya. 2.2.3.5. Indikator Motivasi 1. Jenjang Karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang atau status seseorang dalam pekerjaannya Hal –hal yang mendorong seseorang memilih pengembangan karir sebagai wirausaha, dapat
diketahui melalui
penilaian
kepribadian khususnya pengalaman dan latar belakangnya. 2. Insentif adalah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif merupakan sejumlah uang yang di tambahkan pada upah dasar yang di berikan perusahaan kepada karyawan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
3. Penghargaan adalah usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan tuntutan jabatan diperlukan suatu pembinaan yang berkesinambungan, yaitu suatu usaha kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan,dan pemeliharaan tenaga kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. 4. Aktualisasi
Diri
adalah
ketepatan
seseorang
di
dalam
menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang ada di dalam dirinya
2.2.4. Tingkat Pemahaman Akuntansi Sektor Publik 2.2.4.1. Pengertian Pemahaman Definisi pemahaman menurut Hamalik (1993 : 54) adalah kemampuan menangani hubungan – hubungan antara unsur – unsur dalam situasi problematik. Pengertian pemahaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) yaitu pandai dan mengerti benar tentang suatu hal, sedangkan menurut Bloom sebagaimana yang terdapat dalam Winkle (1991), yang dikutip oleh Hariadi (2011 : 23), pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif yang merupakan sasaran evaluasi hasil belajar, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari, adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pemahaman seseorang adalah lingkungan dimana individu itu berada. Baron dan Greeberg seperti yang dinyatakan dalam Kustono (2001) menyatakan bahwa kondisi lingkungan individu berpengaruh terhadap proses pengolahan informasi. Institusi negeri dan swasta mempunyai karakter yang berbeda. Karakter tersebut mungkin dalam bentuk kesempatan riset dan program – program peningkatan pengetahuan lainnya, baik formal maupun informal. Setiap saat teutama dalam interaksei dengan orang lain kita melakukan pemahaman perlakuan, penampilan atau cara individu berinteraksi dengan orang lain merupakan hasil – hasil dari pemahaman. Pemahaman yang dilakukan dalam interaksi sehari – hari bersifat informal, tanpa rencana, mungkin juga tanpa disadari. 2.2.4.2. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah suatu aktifitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan
yang
digunakan
dalam
pengambilan
keputusan.
http://ilmuakuntansi.web.id/penertian-akuntansi-fungsi-dan-bidang-akuntansi/ Secara teknis, akuntansi merupakan prosedur – prosedur untuk mencatat, mengklasifikasikan, mengikhtisarkandan melaporkan dalam bentuk laporan
keuangan.
http://carapedia.com/pengertian-definisi-akuntansi-
info2032.html
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
Siegel dan Marconi (dalam ikhsan dan Ishak, 2005), mendefinisi akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu, mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakaian internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. American Accounting Assosiation (AAA) statemen No. 4 (dalam Halim Abdul, 2002) mendefinisiskan akuntansi sebagai suatu proses pengkalsifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini. (Ikhsan dan Ishak, 2005) 2.2.4.3. Pengertian Akuntansi Sektor Publik Akuntansi sektor publik (ASP) menurut Halim (2004 : 165) adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari pihak – pihak yang berkepentingan atas berbagai alternatif arah tindakan. Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi akuntansi digunakan dalam proses pengendalian manajemen
mulai
dari
perencanaan
strategic,
pembuatan
program,
penganggaran, evaluasi kerja dan pelaporan kinerja. (Mardismo, 2002 : 14)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
34
Definisi lain mengenai akuntansi sektor publik adalah mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga – lembaga tinggi Negara dan departemen – departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek – proyek kerjasama sektor publik dan swasta. 2.2.4.4. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah Akuntansi
keuangan
daerah
adalah
proses
identifikasai,
pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu daerah (provinsi, kabupaten, atau kota) dengan menggunakan sistem pencatatan dan dasar akuntansi tertentu sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak – pihak yang memerlukan (Triadji, 2002). Menurut Halim (2004 : 29), akuntansi keuangan daerah adalah proses identifikasi, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas suatu pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kota) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak – pihak eksternal entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota atau provinsi). 2.2.4.5. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem – subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan tertentu (Halim, 2004 : 41).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
35
Sistem akuntansi keuangan daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan sesuai prinsip – prinsip akuntansi yang berterima umum (Halim, 2004 : 41). 2.2.4.6. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah di dalam Akuntansi Akuntansi terdiri atas tiga bidang utama, yaitu akuntansi perusahaan (comersial accounting), akuntansi pemerintah (governmental accounting), dan akuntansi sosial. (Sugijanto, dkk : 1995), yang dikutip oleh Halim (2004 : 27-28). Dalam akuntansi perusahaan, data akuntansi digunakan untuk memberikan informasi keuangan kepada menajemen, pemilik modal, penanam modal, kreditor, dan pihak – pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (stakeholder). Akuntansi pemerintah, data akuntansi yang digunakan untuk memberikan informasai mengenai transaksi ekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta masyarakat. Akuntansi sosial adalah tuntutan terhadap perluasan tanggung jawab perusahaan, mengisyaratkan bahwa suatu entitas bisnis tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan sosial dimana entitas tersebut berbeda, sehungga interaksi antara keduanya perlu diakomodasi dalam teknik dan metode akuntansi. Sebagai contoh adalah neraca pembayaran Negara,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
36
rekening arus dana, rekening pendapatan dan produksi nasional, dan neraca nasional. 2.2.4.7. Pengertian Pemahaman Akuntansi Sektor Publik Pemahaman akuntansi sektor publik adalah kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Tingkat pemahaman adalah tingkat seberapa besar atau sejauh mana para pegawai dalam memahami apa yang menjadi tujuan akhir dari organisasi. 2.2.4.8. Indikator Pemahaman Akuntansi Sektor Publik 1. Pengetahuan Akuntasi Sektor Publik adalah
suatu proses
pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, penganalisaan dan pelaporan transaksi keuangan suatu organisasi publik yang menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan keputusan. 2. Kemampuan Bidang Kerja adalah kapabilitas atau kebisaan, kebolehan, dan keahlian pegawai di suatu organisasi kerja, dalam melaksanakan tugas pekerjaan tertentu yang menjadi wewenang dan tanggungjawabnya. Kemampuan kerja pegawai mencakup kemampuan kerja intelektual, dan kemampuan kerja fisik. Kemampuan
kerja
intelektual
yaitu
kapabilitas
untuk
melaksanakan suatu tugas pekerjaan pada tataran atau yang berkaitan kegiatan mental, dan kemampuan kerja fisik adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
37
kapabilitas menjalankan suatu tugas pekerjaan yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik fisik. 3. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja.
2.2.5. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan Motivasi Karir Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Sektor Publik 2.2.5.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Sektor Publik Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia jasmaniah dan rohaniah, yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Pendidikan adalah proses pengalaman yang menghasilkan langkah untuk memberikan kesejahteraan pribadi dan kepribadian yang baik. (Soemanto, 1993 : 21) Pendidikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik sangat berpengaruh sekali. Karena pendidikan akan mengembangkan kemampuan pribadi kearah yang diinginkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
38
2.2.5.2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Sektor Publik Pelatihan menurut Handoko (2000 : 80) adalah pelatihan yang diberikan kepada karyawan yang lebih dimaksudkan untuk memperbaiki penugasan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin, dengan pelatihan diharapkan kemampuan dan pengetahuan pegawai akan meningkat, dan dampaknya pada pemahaman mereka akan tugas dan tanggung jawab. Menurut lembaga administrasi Negara Republik Indinesia (1995 : 220), pelatihan merupakan proses belajar untuk meningkatkan ketrampilan diluar sistem pendidikan dengan jangka waktu yang singkat dan lebih mengutamakan praktik daripada teori. Tujuan diadakannya pelatihan adalah supaya para pegawai dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta diharapkan kemampuan dan pengetahuan pegawai akan meningkat, dan akhirnya dampak dan pelatihan akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik. 2.2.5.3. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Sektor Publik Menurut John P.Kambel dalam Purwanto (2006) , motivasi merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan – pilihan individu terhadap bermacam – macam bentuk krgiatan yang dikehendaki, dimana motivasi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
39
mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku , kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku. Menurut Goleman (2001) dalam Budhiyanto dan Nugroho (2004), motivasi berarti menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran efektif , dan untuk bertahan dari kegagalan dan rfustasi. Motivasi yang paling ampuh adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Seorang pegawai yang bekerja dibagian keuangan dapat bermotivasi untuk berprestasi, akan lebih jeli untuk menemukan cara – cara untuk menyelsaikan tugasnya dengan baik,berusaha membuat inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif.
2.3.
Kerangka Pikir Pendidikan, pelatihan dan motivasi karir merupakan hal yang sangat penting untuk para pegawai negeri sipil yang bekerja di pemerintahan khususnya di bagian keuangan, karena untuk mengembalikan pemerintahan yang bersih dan berwibawah atau yang dikenal dengan istilah good governance, para pegawai harus memahami pendidikan sesuai dengan bidangnya. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori yang telah dibahas diatas, maka dapat disimpulkan dan dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
40
Pendidikan, pelatihan dan motivasi karir mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik. Berdasarkan hipotesis tersebut maka dapat digambarkan diagram kerangka pikir sebagai berikut : Gambar 2.1 : Kerangka Pikir
Jenjang Pendidikan Kualifikasi Pendidikan
Pendidikan (X1)
Permahaman terhadap akuntansi sektor publik.
Kompetensi
Pelatihan Skill Pelatihan khusus pegawai
Pelatihan (X2)
Tingkat Pemahaman Akuntansi Sektor Publik (Y)
Tanggung jawab
Pelatihan keahlian Pelatihan kejuruan
Jenjang karir
Memiliki kemampuan dibidang kerja
Motivasi Karir (X3)
Insentif Penghargaan Aktialisasi diri
Partial Least Square (PLS) Sumber : Peneliti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
2.4.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat diambil untuk pnelitian ini adalah : Diduga terdapat pengaruh positif antara faktor pendidikan, pelatiahan dan motivasi karir terhadap tingkat pemehaman akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan sesuatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian dengan berikut: “Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatuhal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)”. Sedangkan menurut Suharsmi Arikunto (2006:29) objek penelitian adalah sesuatuyang merupakan inti dari problematik penelitian. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitan adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik merupakan suatu wadah untuk menyikapi dan merespon harapan serta tuntutan masyarakat disamping untuk mengawal proses demokratisasi. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau yang sering disebut dengan BAKESBANGPOL ini dibentuk melalui berbagai tahapan dengan melibatkan berbagai unsur lapisan masyarakat antara lain pakar, akademisi, tokoh masyarakat, pengamat, ORMAS, LSM, unsur Birokrat dan anggota DPRD.
42 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
Penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANG) Kabupaten Sidoarjo dan yang menjadi unit samplingnya adalah para pegawai yang bekerja di Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANG) Kabupaten Sidoarjo.
3.2.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang dioerlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 1988 : 152). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pendidikan (X1) 2. Pelatihan (X2) 3. Motivasi Karir (X3) 4. Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)
3.2.1 Definisi Operasional Definisi operasional variabel adalah : 1. Variabel bebas a. Pendidikan (X1) Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mendapatkan dan meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan,
mengembangkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
kemampuan dan membina kepribadian individu yang dialakukan oleh para individu secara formalitas dan dibuktikan dengan ijazah terakhir sebagai latar belakang pendidikan yang dapat dijadikan sebagai dasar pemberian kerja. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah pegawai : 1. Latar belakang pendidikan yang dimiliki sesuai dengan penempatan atau posisi kerja saat ini. 2. Latar belakang pendidikan yang dimiliki cukup membantu
dalam
menyelesaikan
tugas
dan
tanggungjawab. b. Pelatihan (X2) Pelatihan adalah segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan seseorang agar mampu
melaksanakan
tugas
dan
tanggungjawabnya
serta
diharapkan mampu mewujudkan tujuan – tujuan organisasi. Indikator – indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah pegawai : 1) Program pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan analisis kebutuhan pelatihan. 2) Pelatihan
yang
meningkatkan
diikuti
sangat
kemampuan
menolong
dalam
pekerjaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk
pelaksanaan
45
c. Motivasi Karir (X3) Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya. Indikator – indikator yang digunakan untuk pengukuran variabel ini adalah pegawai : 1) Motivasi untuk promosi jabatan dan mendapatkan pekerjaan
yang
sesuai
dengan
latar
belakang
pendidikan. 2) Motivasi untuk meningkatkan rasa profesionalisme.
2. Variabel Terikat a. Tingkat pemahaman akuntansi sektor publik Tingkat pemahaman akuntansi sektor publik adalah seberapa besar atau sejauh mana para pegawai yang bekerja pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sidoarjo dalam memahami sistem akuntansi dan peraturan – peraturan yang telah ditetapkan sebagai mana mestinya. Indikator – indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini adalah pegawai : 1) Permahaman terhadap akuntansi sektor publik. 2) Mampu menyelesaikan laporan keuangan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
3) Mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya tepat waktu. Berikut adalah tabel devinisi operasional variabel. Tabel 3.1 Tabel Devinisi Operasional Variabel No
Variabel
Indikator
Item
Skala
1. Jenjang pendidikan Terdapat 6 1.
Pendidikan
Interval
2. Kualifikasi pendidikan pernyataan 3. Kompetensi pendidikan 1. Pelatihan keterampilan 2. Pelatihan khusus pegawai
2.
Terdapat 5 Interval
Pelatihan 3. Pelatihan keahlian
pernyataan
4. Pelatihan kejuruan 1. Jenjang karir Motivasi
2. Insentive
Terdapat 4
3. Penghargaan
pernyataan
3.
Interval Karir
4. Aktualisasi diri 1. Pengetahuan akuntasni sektor Pemahaman publik 4.
Terdapat 15 Interval
akuntansi 2. Kemampuan bidang kerja
pernyataan
sektor publik 3. Tanggung jawab Sumber: Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
3.2.2. Pengukuran Variabel Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran interval, yaitu suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat – sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran yang dinamakan data interval. Sedangkan, skala pengukuran yang digunakna pada variabel ini adalah skala Semantic differntial, yaitu untuk mengukur objek yang bersifat psikologika, sosial maupun fisik. Skala ini tersusun dalam suatu garis kontinum dengan jawaban sangat positif terletak disebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak disebelah kiri atau sebaliknya, (Sumarsono, 2004 : 25). 1
2
3
4
Sangat tidak setuju
5 Sangat setuju
Jawaban bernilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, 5 berarti sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jika member memberikan jawaban pada angka 3 berarti netral. Kesimpulan jawaban dengan nilai 1 sampai 2 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban 4 sampai 5 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang telah diberikan. Berikut ini uraian tentang variabel penelitian serta yang digunakan antara lain : 1. Variabel bebas
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
a. Pendidikan (X1) Variabel ini diukur dengan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti yang berasal dari penelitian sebelumnya yang terdiri atas 6 pernyataan. b. Pelatihan (X2) Variabel ini diukur dengan kuesioner yang dimodifikasi dan dikembangkan oleh peneliti yang berasal dari penelitian sebelumnya, kuesioner ini terdiri dari 5 item pernyataan. c. Motivasi Karir (X3) Variabel ini diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azam Farizi (2011) dan dikembangkan oleh peneliti, kuesioner ini terdiri dari 4 item pernyataan. 2. Variabel terikat a. Tingkat pemahaman akuntansi sektor publik (Y) Kuesioner ini terdiri dari 15 item pernyataan. Kuesioner yang
digunakan
untuk
variabel
adalah
modifikasi
dan
pengembangan kuesioner yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. Kuesioner ini menggunakan skala tujuh point dimana skor rendah terletak pada pada poin 1 yang menunjukkan tingkat pemahaman akuntansi yang rendah. Sedangkan skor tertinggi terdapat pada poin 5 yang menunjukkan tingkat pemahaman yang tinggi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
3.3.
Teknik Penentuan Sampel
3.3.1. Populasi Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lainnya, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004 : 44). Pada penelitian ini sampelnya adalah 20 pegawai negeri sipil yang tercatat pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik bagian keuangan Kabupaten Sidoarjo yang tercatat sebagai pegawai tetap hingga periode 31 Desember 2012, rinciannya adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Data jumlah rincian populasi Tingkat Pendidikan
Jumlah
SLTA
11 orang
D3
1 orang
S1
7 orang
S2
1 orang Total
20 orang
Sumber: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Bagian Keuangan Kabupaten Sidoarjo
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 : 44). Penelitian ini menggunakan sampling jenuh, dimana anggota populasi digunakan sebagai sampel, istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
3.4.
Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data primer, yaitu sumber – sumber data yang merupakan bukti atau saksi utama (Nazir, 1988 : 58). Sekaran (2006), yang dikutip oleh Hariadi (2011) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari individu, kelompok – kelompok tertentu, dan juga responden yang telah ditentukan secara spesifik oleh peneliti yang memiliki data secara spesifik dari waktu ke waktu. Hasil pengamatan data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis dan untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
3.4.2. Sumber Data
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil observasi dan jawaban kuesioner yang telah disebarkan dan diisi oleh pegawai yang bekerja pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik bagian keuangan Kabupaten Sidoarjo.
3.4.3. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakna oleh peneliti meliputi : 1. Kuesioner Serangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian disebar untuk diisi oleh para responden, yaitu pegawai yang bekerja pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik bagian keuangan Kabupaten Sidoarjo. 2. Wawancara Sebuah proses untuk memperolrh keterangan tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang – orang yang diwawancarai. 3. Observasi Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung kepada obyek yang diteliti.
3.5. Teknik Analisis Uji Hipotesis 3.5.1. Teknik Analisis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS), metode Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2008:18). 1. Rancangan Model Struktural (Inner Model) Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten atau bisa juga dikatakan menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan substantive theory (Ghozali,2008:22). Perancangan Model Struktural hubungan antar variabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Persamaan Model Struktural: η1 = γ11 ξ1 + γ12 ξ2 + γ13 ξ3 + ζ
Keterangan: η = Variabel Laten Endogen (Variabel Terikat) ξ = Variabel Laten Eksogen (Variabel Bebas) γ = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen ζ = Galat model struktural (Yamin, 2011: 38)
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
2. Rancangan Model Measurement (Outer Model) Merupakan model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya atau bisa dikatakan bahwa outer model mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya (Ghozali,2008:22). Hubungan antar variabel laten dengan variabel indikatornya bersifat reflektif yaitu perubahan pada variabel laten akan mempengaruhi indikator sebaliknya perubahan pada indikator tidak akan mempengaruhi variabel laten (Yamin, 2011:10). Persamaan Model Pengukuran Variabel Eksogen (Bebas): X1 = λX1ξ1 + δ1 X2 = λX2ξ1+ δ2 X3 = λX3ξ1 + δ3 Keterangan: X adalah varibel indikator yang dipengaruhi variabel eksogen ξ adalah variabel laten eksogen λX adalah loading faktor variabel eksogen δ adalah galat pengukuran pada variabel eksogen.(Yamin, 2011: 37) Persamaan Model Pengukuran Variabel Endogen (Terikat) Y1= λY1η1 + ε1 Y2 = λY2η1 + ε2 Y3 = λY3η1 + ε3
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54
Dan seterusnya sampai Y8 = λY8η1 + ε8 Keterangan: Y adalah variabel indikator yang dipengaruhi variabel endogen η adalah variabel laten endogen λY adalah loading faktor variabel endogen ε adalah galat pengukuran pada variabel endogen.(Yamin, 2011:38) 3. Evaluasi Goodness Of Fit Outer Model Dievaluasi berdasarkan substantive conten-nya yaitu dengan melihat signifikansi dan weight yang meliputi: a. Convergent Validity.Nilai convergen validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,5. b. Discriminant Validity.Merupakan nilai cross loading faktor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan dengan nilai loading dengan konstruk yang lain. Metode lain yang dapat digunakan adalah membandingkan nilai akar Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Dimana nilai AVE atau Cross Loading lebih besar dari 0,05.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
c. Composite Reliability
Nilai batas yang diterima untuk tingkat
reliabilitas composit adalah lebih besar dari 0,7. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan Cronbach Alpha, nilai yang diharapkan
lebih
besar
dari 0,6
untuk
semua
konstruk.
www.statistikolahdata.com 4. Evaluasi Goodness Of Fit Inner Model Diukur dengan menggunakan Q-Square predictive relevance dimana intrprestasi Q² sama dengan koefisien determinasi total pada regresi. Model persamaan untuk Q-Square adalah: Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22) ( 1 – R32) Keterangan: R adalah R-Square variabel endogen dalam model
3.5.2. Uji Hipotesis Hipotesis statistik untuk outer model adalah: H1 : λi = 0 : indikator yang digunakan memprediksi variabel laten. H0 : λi ≠ 0 : Indikator yang digunakan tidak dapat memprediksi variabel laten.
Hipotesis Statistik untuk inner model adalah: H1 : γi = 0 : Terdapat pengaruh pendidikan terhadap pemahaman akuntansi. H0 : γi ≠ 0 : Tidak terdapat pengaruh pendidikan terhadap pemahaman akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56
H2 : γi = 0 : Terdapat pengaruh pelatihan terhadap pemahaman akuntansi. H0 : γi ≠ 0 : Tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap pemahaman akuntansi. H3 : γi = 0 : Terdapat motivasi karir terhadap pemahaman akuntansi. H0 : γi ≠ 0 : Tidak terdapat pengaruh motivasi karir terhadap pemahaman akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV INTERPRETASI HASIL ANALISIS
4. 1 Deskripsi Objek Penelitian. 4.1.1. Sejarah Singkat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sidoarjo Bergulirnya Era Reformasi telah membawa dampak adanya tuntutan akan perubahan di segala bidang. Beberapa agenda pokok yang harus segera dilaksanakan Pemerintah adalah mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, terciptanya proses demokratisasi yang jujur dan adil dan terwujudnya pelaksanaan HAM. Berdirinya BAKESBANGPOL Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu upaya untuk menyikapi dan merespon harapan serta tuntutan masyarakat disamping untuk mengawal proses demokratisasi. Dengan mengacu kepada paradigma baru peran sosial politik Departemen Dalam Negeri, maka proses pembentukan Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur dilakukan melalui berbagai tahapan dengan melibatkan berbagai unsur lapisan masyarakat antara lain pakar, akademisi, tokoh masyarakat, pengamat,
ORMAS,
LSM,
unsur
Birokrat
dan
anggota
DPRD.
Untuk proses penyerapan aspirasi dari semua unsur, dilakukan berbagai kegiatan diantaranya, studi banding ke Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, rapat koordinasi Kepala Direktorat sosial Politik dan Kepala Markas Wilayah Pertahanan Sipil se-Indonesia, rapat koordinasi Kepala Kantor sosial Politik se-Jawa Timur, mengadakan diskusi dan dialog, dan mengadakan Forum Komunikasi dan Konsultasi. Berikut ini adalah kronologis terbentuknya BAKESBANGPOL Propinsi Jatim sejak awal hingga disahkannya Badan Kesatuan Bangsa
57 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58
Propinsi Jawa Timur melalui PERDA Nomor 18/2000 tanggal 27 September 2000. Kronologis pertama, tanggal 29 Maret s/d 2 April 2000 di Wisma Jaya Raya Cipayung - Bogor diadakan Rapat Kerja sosialisasi tugas dan fungsi organisasi antar Kepala Direktorat Sosial Politik, Kepala Markas Wilayah Pertahanan Sipil dan Kepala Kantor Sosial Politik Kabupaten/Kota se-Indonesia. Beberapa kesepakatan yang dihasilkan adalah; 1) Kantor Kesatuan
Bangsa
dan
Perlindungan
Masyarakat
Propinsi
maupun
Kabupaten/Kota keberadaannya terpisah satu dengan lainnya. 2) Direktorat Sosial Politik, Markas Wilayah Pertahanan Sipil Kabupaten/Kota perlu segera menyesuaikan keberadaannya dengan UU Nomor 22/1999 dan Paradigma Baru kebijakan Menteri Dalam Negeri. Kronoligis kedua rapat koordinasi Kepala Kantor Sosial Politik Kabupaten/Kota se-Jawa Timur pada 11 Mei 2000 di Kantor Ditsospol Propinsi Jawa Timur. Hasil pertemuan adalah agar Daerah mengajukan usulan struktur organisasi dan tata kerja Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Kronologis ketiga, rapat koordinasi dengan Biro Organisasi SETDA Propinsi Jawa Timur Senin, 15 Mei 2000, Kantor Direktorat Sosial Politik Propinsi Jawa Timur untuk mendapatkan masukan sehubungan dengan diterbitkannya PP Nomor 25/2000 tentang Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom. Hasil pertemuan adalah disusunnya Susunan dan tata kerja Kantor Kesbang Propinsi Jatim. Kronologis keempat, konsep sementara bagan struktur organisasi dan tata kerja Kantor Kesatuan Bangsa Propinsi dikoreksi dan disempurnakan oleh Biro Organisasi SETDA Propinsi Jawa Timur. Selanjutnya disusunlah rancangan Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
59
Kronologis kelima, penyelenggaraan Forum Komunikasi dan Konsultasi (FORKOMKON). Acara ini dimaksudkan sebagai upaya penyempurnaan konsep yang telah ada, sekaligus untuk memenuhi tuntutan dan semangat reformasi. Hasilnya, terbentuknya Rancangan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesatuan Bangsa. Kronologis keenam, Minggu, 4 Juni 2000, dilaksanakan rapat tim kecil untuk menyempurnakan struktur organisasi dan tata kerja dengan memperhatikan harapan dan saran-saran peserta forum FORKOMKON. Adapun yang terlibat dalam tim kecil ini adalah Kabag Tata Usaha (Drs. Siswanto, MM) para Kasubdit (Zainal Muhtadien, SH, MM; Ratnadi Ismaon, SH; A. Jailani, SH; Djoni Purwanto, SH), Biro Organisasi (Buddy Supriyanto, Donatus M, Ganis Yoni) dan Biro Hukum SETDA Propinsi Jawa Timur (Bambang Widagdo, SH). Rapat ini menghasilkan rumusan sementara tentang rancangan Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Timur tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur. Kronologis ketujuh, Rabu, 14 Juni 2000, dilaksanakan Forum Komunikasi dan Konsultasi ke-2 untuk lebih menyempurnakan Rancangan Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Timur tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur. Kronologis kedelapan, pada 16 Juni 2000, Tim Kecil bersama dengan Bpk. Muradi Yuti (Deputi Bidang Hak Asasi Manusia Menteri Negara Hak Asasi Manusia) menyempurnakan Struktur Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa khususnya Bidang Hak Asasi Manusia. Kronologis kesembilan, Jumat, 25 Agustus 2000 di Kantor Ditsospol Propinsi Jatim, diselenggarakan Rapat Koordinasi tentang rencana struktur organisasi dan tata kerja lembaga Kesatuan Bangsa Kabupaten/Kota se-Jawa Timur. Rapat ini dilatar belakangi munculnya keresahan dan kegelisahan pada saat harus berhadapan dengan penataan lembaga dalam hal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
ini termasuk Lembaga Kesatuan Bangsa yang selama ini dikenal sebagai Kantor Sospol. Dengan harapan di Jawa Timur ada keseragaman kelembagaan dalam kerangka tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kronologis kesepuluh, Rancangan Keputusan Propinsi Jawa Timur tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur dikoreksi oleh Tim Kecil menjadi Rancangan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur tentang Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur untuk dibahas di DPRD menjadi PERDA. Setelah melalui beberapa kali diskusi, akhirnya ditetapkan PERDA Nomor 18 Tahun 2000 tanggal 27 September 2000 tentang Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur. Selanjutnya, melalui PERDA No 4/2001 tentang Perubahan Pertama PERDA Nomor 18 Tahun 2000 tangal 27 September 2000 tentang Badan Kesatuan Bangsa Propinsi Jawa Timur, organisasi BAKESBANGPOL dilengkapi dengan bidang Perlindungan Masyarakat (Drs. Didik Sunarto). Adapun Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sidoarjo mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis dibidang kesatuan bangsa, dan fasilitsi dalam negeri. b. Pelaksanaan tugas teknis dan penunjang dibidang kesatuan bangsa, dan fasilitsi dalam negeri. c. Pelaksanaan pembinaan dibidang kesatuan bangsa, dan fasilitsi dalam negeri. d. Pelaksanaan fasilitas dibidang sosial politik dalam negeri. e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai denagn tugas dan fungsinya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61
4.1.2 Visi dan Misi 4.1.2.1. Visi ” KEDEPAN SIDOARJO KONDUSIF”. 4.1.2.2. Misi 1. Mewujudkan Hubungan Dan Kerjasama Yang Harmonis Dengan Semua Komponen Masyarakat. 2. Mewujudkan Keutuhan Dan Kesatuan Bangsa. 3. Mewujudkan
Perilaku
Integratif,
Partisipatif,
Toleransi
dan
Kebersamaan Dalam Masyarakat. 4. Mewujudkan
Ketertiban,
Ketentraman
Dan
Perlindungan
Masyaraka. 4.1.3. Sasaran a. Sasaran untuk melakukan pendidikan politik ( HAL ) dalam hal ini Badan Kesatuan Bangsa dan Politik berfokus pada kesadaran akan Politik,
Organisasi
Masyarakat
(ORMAS),
Lemaga
Swadaya
Masyarakat (LSM). b. Sasaran untuk peningkatan wawasan kebangsaat yang berhubungan dengan bagaimana toleransi antar umat beragama, bagaimana toleransi antar etnis serrta kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan bagaiman cara mengatasi masalah antar umat beragama. c. Sasaran untuk mengendalikan situasi keamanan (kewaspadaan) dan menjadi koordinasi menjaga keamanan daerah untuk keamanan dan kenyamanan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62
4.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan : Himpunan Peraturan Bupati Sidoarjo, Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Oeganisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo. A. Kepala Bakesbangpol Kabupaten Sidoarjo Kepala Bakesbangpol Kabupaten Sidoarjo mempunyai tugas memimpin, melaksanakan koordinasi dan pengawasan, evaluasi dan penyelenggaraan kegiatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Dalam melaksanakan kegiatannya Kepala Bakesbangpol mempunyai fungsi : a. Perencanaan program bidang Integrasi Bangsa, Budaya Politik dan Hubungan Antar Lembaga, Kewaspadaan serta Kesekretariatan; b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja; c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas satuan kerja: d. Pembinaan pelaksanaan tugas bawahan; e. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidangnya. B. Sekretariat Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan, pelaporan, umum, kepegawaian dan keuangan. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris mempunyai fungsi:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63
a. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program kebijakan teknis; b. Pelayanan administrasi umum dan kepegawaian, hukum dan humas; c. Pengolahan administrasi keuangan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Bakesbangpol. •
Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan Dalam melaksanakan tugasnya Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi: a. Mengumpulkan dan mengelolah data dalam rangka menyusun dokumen perencanaan dan kebijakan teknis; b. Menerima dan mengkoordinasikan tindak lanjut pengaduan masyarakat di bidang kesatuan bangsa, dan politik ( front office ); c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan badan; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
•
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dalam
melaksanakan
tugasnya
Sub
Bagian
Umum dan
Kepegawaian mempunyai fungsi: a. Melaksanakan pelayanan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi, hukum dan humas; b. Melaksanaan pengelolahan barang;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64
c. Melaksanakan administrasi kepegawaian; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya; •
Sub Bagian Keuangan Dalam melaksanakan tugasnya Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi; a. Menyusun rencana kebutuhan anggaran; b. Mengelolah administrasi anggaran; c. Menyusun laporan pengelolahan keuangan; d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya;
C. Bidang Integrasi Bangsa Bidang Integrasi Bangsa mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas Badan di bidang integrasi bangsa. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Integrasi Bangsa mempunyai fungsi : a. Penyusunan program dan petunjuk teknis di bidang wawasan kebangsaan, pembauran, dan hak azasi manusia; b. Pengkoordinasin dan melaksanakan program dan petunjuk teknis bidang wawasan kebangsaan, pembauran, dan hak azasi manusia; c. Pelaporan
pelaksaan
tugas
bidang
wawasan
pembauran, dan hak azasi manusia;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kebangsaan,
65
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. •
Sub Bidang Wawasan Kebangsaan Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Wawasan Kebangsaan mempunyai fungsi: a. Menyiapkan penyusunan program bidang wawasan kebangsaan; b. Mempersiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang wawasan kebangsaan; c. Menyusun kebijakan pemerintah di bidang wawasan kebangsaan; d. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi dan atau lembaga terkait bidang wawasan kebangsaan; e. Melaksanakan tugas ketatausahaan bidang wawasan kebangsaan; f. Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
•
Sub Bidang Pembauran dan Hak Azasi Manusia Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Pembauran dan Hak Azasi Manusia mempunyai fungsi: a. Mrenyiapkan penyusunan program bidang pembauran dan Hak Azasi Manusia; b. Mempersiapkan badan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang pembauran dan Hak Azasi Manusia; c. Melakukan pengawasan di bidang pembauran dan Hak Azasi Manusia;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
d. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi dan atau lembaga terkait bidang pembauran dan Hak Azasi Manusia; e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan olek Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. D. Bidang Budaya Politik dan Hubungan Antar Lembaga Bidang Budaya Politik dan Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas badan di bidang budaya politik dan hubungan antar lembaga. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Budaya Politik dan Hubungan Antar Lembaga mempunyai fungsi : a. Penyusunan program dan petunjuk teknis di bidang budaya politik dan hubungan antar lembaga. b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang budaya politik dan hubungan antar lembaga. c. Pelaporan pelaksaan tugas di bidang budaya politik dan hubungan antar lembaga. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. •
Sub Bidang Budaya Politik Dalam melaksanakan tugasnya Sub Bidang Budaya Politik mempunyai tugas : a. Menyiapkan penyusunan program bidang politik;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67
b. Mempersiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis budaya politik; c. Melaksanakan kegiatann di bidang budaya politik; d. Melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan di kecamatan, kelurahan, desa dan masyarakat di bidang budaya politik; e. Melaksanakan peningkatan kapasitas mayarakat di bidang budaya politik; f. Melaksanakan tugas ketatausahaan bidang; g. Melaksanakan tugas lain ynag diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. •
Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Hubungan Antar Lembaga mempunyai tugas : a. Menyiapkan penyusunan program kegiatan hubungan antar lembaga; b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang hubungan antar lembaga; c. Melaksanakan kegiatan di bidang hubungan antar lembaga; d. Melaksanakan pembinaan dan penyelenggaraan pemerintah di kecamatan, kelurahan, desa dan masyrakat di bidang hubungan antar lembaga;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68
e. Melaksanakan peningkatan kapasitas masyarakat di bidang hubungan antar lembaga; f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. E. Bidang Kewaspadaan Bidang Kewaspadaan mempunyai tugas melaksanakan sebagaian urusan badan di bidang kewaspadaan. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Kewapadaan mempunyai fungsi: a. Penyusunan program dan petunjuk teknis dibidang pencegahan dan penanggulangan konflik; b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis dibidang pencegahan dan penanggulangan konflik; c. Pelaporan
pelaksanaan
tugas
bidang
pencegahan
dan
penaggulangan konflik; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. •
Sub Bidang Pencegahan Konflik Dalam melaksanakan tugasnya Sub Bidang Penceghan Konflik mempunyai tugas: a. Menyusun program pencegahan konflik; b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang pencegahan konflik; c. Melaksanakan kegiatan dibidang pencegahan konflik;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69
d. Melaksanakan tugas ketatausahaan bidang; e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya. •
Sub Bidang Penanggulangan Konflik Dalam melaksankan tugasnya Sub Bidang Penanggulangan Konflik mempunyai tugas: a. Menyusun program penaggulanga konflik; b. Menyiapkan bahan koordinasi dan melaksanakan teknis bidang penggulangan konflik; c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
4.1.5. Lokasi Instansi Badan Kesatuan Bangsa dan Polotik Kabupaten Sidoarjo terletak di Jalan Raya A. Yani No. 4 Sidoarjo. Lokasi ini tepat berada di utara alun – alun Sidoarjo. Telp./Fax. : 031-8921954. E-mail : www.bakesbangpol.sidoarjokab.go.id 4.1.6. Struktur Organisasi Struktur organisasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
70
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Kepala Badan
Sekretaris Kel Jabatan Fungsional Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
Bidang Integrasi Bangsa
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Bidang Budaya Politik & Hub Antar Lembaga
Sub Bagian Keuangan
Bidang Kewaspadaan
Sub Bidang Wawasan Kebangsaan
Sub Bidang Budaya Politik
Sub Bidang Pencegahan Konflik
Sub Bidang
Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga
Sub Bidang Penanggulangan Konflik
Pembauran dan Hak Azasi Manusia
UPTD
Sumber : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
71
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian. 4.2.1. Variabel Pendidikan (X1) Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mendapatkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, mengembangkan kemampuan dan membina kepribadian individu yang dilakukan oleh para individu secara formalitas dan dibuktikan dengan ijazah terakhir sebagai latar belakang pendidikan yang dapat dijadikan sebagai dasar pemberian kerja. Variabel ini diukur dengan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti yang berasal dari penelitian sebelumnya yang terdiri atas 6 pernyataan. Deskripsi jawaban responden dari variabel pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 : Deskripsi Jawaban Responden dari Jenjang Pendidikan No 1. 2.
Pernyataan Sesuai dengan penempatan posisi kerja saat ini. Membantu menyelesaiakan tugas dan tanggung jawab.
1 0 0% 0 0%
2 2 10% 1 5%
Skor 3 4 20% 9 45%
4 14 70% 8 40%
5 0 0% 2 10%
Sumber : Data diolah peneliti Jika dilihat dari kedua item pernyataan pada indikator jenjang pendidikan di atas, menunjukkan bahwa mayoritas latar belakang pendidikan responden sudah sesuai dengan penempatan posisi kerja saat ini dan cukup membantu dalam menyelesaiakan tugas dan tanggung jawab.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
72
Tabel 4.2 : Deskripsi Jawaban Responden dari Kualifikasi Pendidikan No
Pernyataan
3
Membantu dalam meningkatkan prestasi kerja. Sebelum menduduki sebuah jabatan, seseorang perlu belajar melalui pendidikan akademis.
4
1 0 0% 0
2 1 5% 2
Skor 3 5 25% 7
4 13 65% 10
5 1 5% 1
0%
10%
35%
50%
5%
Sumber : Data diolah peneliti Jika dilihat dari kedua item pernyataan pada indikator kualifikasi pendidikan di atas, menunjukkan bahwa mayoritas latar belakang pendidikan responden cukup membantu dalam meningkatkan prestasi kerja dan menyetujui bahwa sebelum menduduki sebuah jabatan, responden sudah melalui pendidikan akademis. Tabel 4.3 : Deskripsi Jawaban Responden dari Kompetensi Pendidikan Pernyataan 5
6
Membantu meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan, khususnya akuntansi. Berpengaruh terhadap pemahaman tentang akuntansi saat ini.
1 0
2 0
0% 0
0% 0
0%
0%
Skor 3 3
4 15
5 2
15% 7
75% 8
10% 5
35%
40%
25%
Sumber : Data diolah peneliti Jika dilihat dari kedua item pernyataan pada indikator kompetensi pendidikan di atas, menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan formal yang dimiliki responden sangat membantu meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan, khususnya akuntansi dan pendidikan formal yang dimilikinya berpengaruh terhadap pemahaman tentang akuntansi saat ini.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
73
4.2.2. Variabel Pelatihan (X2) Pelatihan adalah segala upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan seseorang agar mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya serta diharapkan mampu mewujudkan tujuan – tujuan organisasi. Variabel ini diukur dengan kuesioner yang dimodifikasi dan dikembangkan oleh peneliti yang berasal dari penelitian sebelumnya, kuesioner ini terdiri dari 5 item pernyataan. Deskripsi jawaban responden dari variabel pelatihan adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 : Deskripsi Jawaban Responden dari Pelatihan Skill No
Pernyataan
1.
Sering mengikuti pelatihan atau diklat sertifikasi yang terkait dengan bidang kerja. Meningkatkan keahlian atau pemahaman akuntansi.
2.
1 0
2 0
Skor 3 5
4 13
5 2
0% 0 0%
0% 2 10%
25% 4 20%
65% 11 55%
10% 3 15%
Sumber : Data diolah peneliti Jika dilihat dari kedua item pernyataan pada indikator pelatihan skill di atas, menunjukkan bahwa mayoritas responden sering mengikuti pelatihan atau diklat sertifikasi yang terkait dengan bidang kerja, karena pelatihan dapat meningkatkan keahlian atau pemahaman akuntansi. Tabel 4.5 : Deskripsi Jawaban Responden dari Pelatihan Khusus Pegawai No 3
Pernyataan Memberikan kontribusi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab.
1 0 0%
2 0 0%
Skor 3 8 40%
Sumber : Data diolah peneliti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4 12 60%
5 0 0%
74
Tabel 4.5 di atas menunjukkan mayoritas responden menyetujui bahwa dengan mengikuti pelatihan akan memberikan kontribusi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab. Tabel 4.6 : Deskripsi Jawaban Responden dari Pelatihan Keahlian No
Pernyataan
4
Kualitas penyelenggaraan diklat atau pelatihan sesuai kebutuhan.
1 0 0%
2 1 5%
Skor 3 7 35%
4 10 50%
5 2 10%
Sumber : Data diolah peneliti Tabel 4.6 di atas menunjukkan mayoritas responden menyetujui bahwa kualitas penyelenggaraan diklat atau pelatihan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan kebutuhan. Tabel 4.7 : Deskripsi Jawaban Responden dari Pelatihan Kejuruan No
Pernyataan
5
Seseorang yang mengikuti pelatihan /pernah aktif di organisasi akan lebih memahami daripada yang tidak mengikuti
1 0
2 0
Skor 3 4
4 14
5 2
0%
0%
20%
70%
10%
Sumber : Data diolah peneliti Tabel 4.7 di atas menunjukkan mayoritas responden menyetujui bahwa pelatihan atau organisasi yang pernah diikutinya dapat meningkatkan pemahaman tentang akuntansi daripada yang tidak pernah mengikuti pelatihan/organisasi.
4.2.3. Variabel Motivasi Karir (X3) Motivasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya. Variabel ini diukur dengan kuesioner yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
75
diadopsi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azam Farizi (2011) dan dikembangkan oleh peneliti, kuesioner ini terdiri dari 4 item pernyataan. Deskripsi jawaban responden dari variabel motivasi karir adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 : Deskripsi Jawaban Responden dari Variabel Motivasi Karir (X3) No
Pernyataan
1.
Untuk meningkatkan promosi jabatan. 2. Saya mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. 3 Prestasi kerja yang ada membuat kesempatan untuk memiliki jenjang karir yang lebih tinggi. 4 Saya mendapatkan berbagai bonus sesuai dengan prestasi kerja saya. Rata-rata prosentase
1 0 0% 0
2 1 5% 2
Skor 3 2 10% 2
4 14 70% 13
5 3 15% 3
0% 0
10% 2
10% 4
65% 12
15% 2
0% 0
10% 1
20% 5
60% 13
10% 1
0% 0%
5% 8%
25% 16%
65% 65%
5% 11%
Sumber : Data diolah peneliti Menurut tabel yang terlihat di atas menunjukkan bahwa responden yang cenderung tidak menyetujui sebanyak 8%; responden yang menjawab netral (cukup) sebanyak 16% dan 76% responden cenderung memberikan jawaban setuju. Hal ini dapat diartikan mayoritas responden mempunyai motivasi yang tinggi, diantaranya motivasi untuk meningkatkan promosi jabatan, motivasi untuk mendapatkan promosi dan penghargaan, motivasi untuk meningkatkan prestasi kerja dan motivasi untuk mendapatkan bonus.
4.2.4. Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi Sektor (Y) Tingkat pemahaman akuntansi sektor publik adalah seberapa besar atau sejauh mana para pegawai yang bekerja pada Badan Kesatuan Bangsa
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
76
dan Politik Kabupaten Sidoarjo dalam memahami sistem akuntansi dan peraturan – peraturan yang telah ditetapkan sebagai mana mestinya. Kuesioner ini terdiri dari 15 item pernyataan. Deskripsi jawaban responden dari variabel tingkat pemahaman akuntansi sektor adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 : Deskripsi Jawaban Responden dari Permahaman terhadap Akuntansi Sektor Publik No
Pernyataan
1.
Memahami sistem akuntansi keuangan daerah. Memahami tata cara pengelolahan data dan informasi akuntansi. Memahami tahapan -tahapan dan siklus akuntansi. Memahami peraturan-peraturan tentang keuangan daerah. Memahami aturan Kepmendagri No. 29 tahun 2002 tentang pengawasan keuangan daerah. Memahami PP No. 24 tahun 2005 tentang standar Akuntansi Pemerintah. Memahami PP No. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah. Rata-rata
2.
3 4 5
6
7
1 0 0% 0
2 0 0% 0
Skor 3 12 60% 14
4 8 40% 6
5 0 0% 0
0% 0 0% 0 0% 0
0% 0 0% 0 0% 0
70% 12 60% 11 55% 14
30% 8 40% 9 45% 6
0% 0 0% 0 0% 0
0% 0
0% 0
70% 10
30% 10
0% 0
0% 0
0% 0
50% 15
50% 5
0% 0
0% 0%
0% 0%
75% 63%
25% 37%
0% 0%
Sumber : Data diolah peneliti Jika dilihat dari ketujuh item pernyataan pada indikator permahaman terhadap akuntansi sektor publik di atas, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki permahaman yang cukup baik terhadap akuntansi sektor public, dilihat dari nilai rata-rata prosentase tertinggi 63% berada pada skor 3.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
77
Tabel 4.10 :
Deskripsi Jawaban Responden dari Memiliki Kemampuan Dibidang Kerja
No
Pernyataan
8
Memahami ruang lingkup keuangan daerah. Memahami terhadap catatan atas laporan keuangan. Menyelesaikan laporan arus kas tepat waktu. Memahami komponenkomponen yang terdapat dalam laporan keuangan daerah. Memahami PP No. 24 tahun 2005 tentang kerangka konseptual akuntansi pemerintahan. Melakukan konversi akuntansi dari kepmendagri 29/2002 menjadi PP 24/2005. Rata-rata
9 10 11
12
13
1 0 0% 0 0% 0 0% 0
2 0 0% 0 0% 1 5% 0
Skor 3 12 60% 9 45% 11 55% 14
4 7 35% 11 55% 8 40% 6
5 1 5% 0 0% 0 0% 0
0% 0
0% 0
70% 11
30% 9
0% 0
0% 0
0% 0
55% 10
45% 10
0% 0
0% 0%
0% 0%
50% 56%
50% 43%
0% 1%
Sumber : Data diolah peneliti Jika dilihat dari keenam item pernyataan pada indikator memiliki kemampuan dibidang kerja di atas, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menyelesaikan laporan keuangan, dilihat dari nilai rata-rata prosentase tertinggi 56% berada pada skor 3. Tabel 4.11 : No
Deskripsi Jawaban Responden dari Tanggung Jawab Pernyataan
14
Memahami basis akrual yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah. 15 Memahami bahwa setiap entitas pelaporan diharuskan menyajikan catatan atas laporan keuangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan pemerintah (LKP). Rata-rata prosentase
1 0
2 0
Skor 3 15
4 5
5 0
0% 0
0% 0
75% 9
25% 10
0% 1
0% 0%
0% 0%
45% 60%
50% 37%
5% 3%
Sumber : Data diolah peneliti
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
78
Jika dilihat dari kedua item pernyataan pada indikator memiliki tanggung jawab di atas, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, dilihat dari nilai rata-rata prosentase tertinggi 60% berada pada skor 3.
4.3. Analisis Partial Least Square 4.3.1. Evaluasi Model Pengukuran 4.3.1.1. Convergent Validity Nilai convergen validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang diharapkan lebih besar dari 0,5. Berikut hasil convergent validity yang dilakukan dengan 2 (dua) kali uji karena hasil convergent validity yang pertama ada item pernyataan yang tidak valid sehingga harus dikeluarkan dari uji selanjutnya dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 : Hasi Convergent Validity Yang Ke-1 x1.1 <- pendidikan (x1) x1.2 <- pendidikan (x1) x1.3 <- pendidikan (x1) x2.1 <- pelatihan (x2) x2.2 <- pelatihan (x2) x2.3 <- pelatihan (x2) x2.4 <- pelatihan (x2) x3.1 <- motivasi karir (x3) x3.2 <- motivasi karir (x3) x3.3 <- motivasi karir (x3) x3.4 <- motivasi karir (x3) y1 <- tingkat pemahaman akuntansi y2 <- tingkat pemahaman akuntansi y3 <- tingkat pemahaman akuntansi
Standardized Factor Loading 0.904 0.907 0.409 0.215 0.795 0.814 0.876 0.940 0.916 0.738 0.480 0.975 0.961 0.953
Sumber : Lampiran 4A
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
79
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, terdapat Standardized Factor Loading yang kurang dari 0,50 yaitu indikator X1.3 dan X2.1, sehingga indikator tersebut dieliminasi. Tabel 4.13 : Hasil Convergent Validity Yang Ke-2
x1.1 <- pendidikan (x1) x1.2 <- pendidikan (x1) x2.2 <- pelatihan (x2) x2.3 <- pelatihan (x2) x2.4 <- pelatihan (x2) x3.1 <- motivasi karir (x3) x3.2 <- motivasi karir (x3) x3.3 <- motivasi karir (x3) y1 <- tingkat pemahaman akuntansi
Standardized Factor Loading 0.908 0.944 0.815 0.802 0.873 0.807 0.906 0.762 0.961
T Statistics (|O/STERR|) 8.299 18.948 3.577 3.102 3.741 2.453 3.201 2.207 44.914
y2 <- tingkat pemahaman akuntansi y3 <- tingkat pemahaman akuntansi
0.953 0.961
51.834 36.094
Sumber : Lampiran 4B Setelah indikator X1.3 dan X2.1 di eliminasi, maka hasilnya adalah sebagai berikut : 1. Hasil pengujian validitas pada variabel pendidikan, dapat diketahui bahwa item X1.1 dan X1.2 mempunyai nilai loading (λ) lebih tinggi dari 0,50 dan T-statistik lebih tinggi dari 2 artinya item X1.1 dan X1.2 memiliki validitas yang signifikan. 2. Hasil pengujian validitas pada variabel pelatihan, dapat diketahui bahwa item X2.2, X2.2 dan X2.4 mempunyai nilai loading (λ) lebih tinggi dari 0,50 dan T-statistik lebih tinggi dari 2 artinya item X2.2, X2.2 dan X2.4 memiliki validitas yang signifikan. 3. Hasil pengujian validitas pada variabel motivasi karir, dapat diketahui bahwa item X3.1, X3.2 dan X3.3 mempunyai nilai loading (λ) lebih tinggi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
80
dari 0,50 dan T-statistik lebih tinggi dari 2 artinya item X3.1, X3.2 dan X3.3 memiliki validitas yang signifikan. 4. Hasil pengujian validitas pada variabel tingkat pemahaman akuntansi, dapat diketahui bahwa item Y1, Y2 dan Y3 mempunyai nilai loading (λ) lebih tinggi dari 0,50 dan T-statistik lebih tinggi dari 2 artinya item Y1, Y2 dan Y3 memiliki validitas yang signifikan.
4.3.1.2. Composite Reliability, Cronbachs Alpha dan AVE Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas composit dan Cronbach Alpha adalah lebih besar dari 0,7. Berikut hasil composite reliability dan cronbach alpha pada variabel penelitian: Tabel 4.14 : Composite Reliability dan Cronbachs Alpha Variabel motivasi karir (x3) pelatihan (x2) pendidikan (x1) tingkat pemahaman akuntansi (y) Sumber : Data diolah peneliti
0.685 0.691 0.859
Composite Reliability 0.866 0.870 0.924
Cronbachs Alpha 0.792 0.776 0.838
0.920
0.972
0.956
AVE
Hasil output composite reliability dan cronbach alpha pada variabel pendidikan, pelatihan, motivasi karir dan tingkat pemahaman akuntansi lebih tinggi dari 0,70 artinya variabel motivasi karir, pelatihan, pendidikan dan tingkat pemahaman akuntansi memiliki reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan nilai AVE menunjukkan bahwa variabel pendidikan, pelatihan, motivasi karir dan tingkat pemahaman akuntansi memiliki nilai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
81
AVE kurang dari 0,50 artinya variabel motivasi karir, palatihan, pendidikan dan tingkat pemahaman akuntansi memiliki nilai convergent validity yang baik.
4.3.1.3. Cross Loadings Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading dengan konstruknya. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel laten memprediksi pada blok sendiri lebih baik daripada blok lainnya. Tabel 4.15 : Cross Loading motivasi karir (x3) x1.1 -0.400884 x1.2 -0.356199 x2.2 -0.169674 x2.3 -0.354280 x2.4 -0.192867 x3.1 0.807523 x3.2 0.906578 x3.3 0.762108 y1 -0.448128 y2 -0.379302 y3 -0.444043 Sumber : Lampiran 3B
pelatihan (x2) 0.180422 0.021395 0.815722 0.802507 0.873600 -0.224278 -0.212483 -0.382699 0.183296 0.245686 0.287304
pendidikan (x1) 0.908862 0.944155 -0.114868 0.076312 0.263097 -0.327217 -0.380665 -0.265876 0.434450 0.567035 0.474980
tingkat pemahaman akuntansi 0.417472 0.528452 0.196865 0.207150 0.220630 -0.311275 -0.485577 -0.157642 0.961859 0.953659 0.961716
Berdasarkan hasil cross loading terlihat bahwa variabel pendidikan, pelatihan, motivasi karir dan tingkat pemahaman akuntansi dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi indikator dengan variabel lainnya, dengan penjelasan sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
82
1. Nilai cross loading indikator X1.1 dan X1.2 lebih tinggi nilainya dengan variabel X1, dibandingkan dengan variabel X2, X3 dan Y. 2. Nilai cross loading indikator X2.2, X2.3 dan X2.4 lebih tinggi nilainya dengan variabel X2, dibandingkan dengan variabel X1, X3 dan Y. 3. Nilai cross loading indikator X13.1, X3.2 dan X3.3 lebih tinggi nilainya dengan variabel X3, dibandingkan dengan variabel X1, X2 dan Y. 4. Nilai cross loading indikator Y1, Y2 dan Y3 lebih tinggi nilainya dengan variabel Y, dibandingkan dengan variabel X1, X2 dan X3. Itu artinya variabel pendidikan, pelatihan, motivasi karir dan tingkat pemahaman akuntansi memprediksi indikatornya pada blok sendiri lebih baik dibandingkan dengan indiktor di blok lainnya.
4.3.2. Evaluasi Model Struktural 4.3.2.1. Nilai R2 Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness-fit model. Tabel 4.16 : R-square R Square motivasi karir (x3) pelatihan (x2) pendidikan (x1) Sumber : Lampiran 3B
0.3495
Nilai R-square 0,3495 artinya variabel pendidikan, pelatihan dan motivasi karir secara simultan mampu menjelaskan variability konstrak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
83
tingkat pemehaman akuntansi sebesar 34,95% dan sisanya 65,05% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.
4.3.2.2. Uji Kausalitas Setelah
pemeriksaaan
model
pengukuran
terpenuhi,
maka
selanjutnya adalah pemeriksaan terhadap model struktural. Gambar 4.2 : Kurva Uji Kausalitas
Tabel 4.17 : Uji Hipotesis
motivasi karir (x3) -> tingkat pemahaman akuntansi pelatihan (x2) -> tingkat pemahaman akuntansi pendidikan (x1) -> tingkat pemahaman akuntansi
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
-0.2343
-0.2185
0.2797
0.2797
0.8378
0.1433
0.2053
0.2681
0.2681
0.5345
0.4073
0.4270
0.1847
0.1847
2.2049
Sumber : Lampiran 4B Berdasarkan tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa pendidikan secara parsial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dilihat dari nilai T-hitung = 2,2049 > 2,00. Sedangkan pelatihan dan motivasi karir
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
84
secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, dilihat dari nilai T-hitung < 2,00.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pemahaman Akuntansi Pendidikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik sangat berpengaruh sekali. Karena pendidikan akan mengembangkan kemampuan pribadi kearah yang diinginkan. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh pendidikan. Pendidikan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, hal ini dilihat dari nilai T-statistik sebesar 2,2049 lebih tinggi dari 2. Sehingga hipotesis ke1 penelitian ini “pendidikan berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi” dapat diterima.
4.4.2. Pengaruh Pelatihan Terhadap Pemahaman Akuntansi Tujuan diadakannya pelatihan adalah supaya para pegawai dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta diharapkan kemampuan dan pengetahuan pegawai akan meningkat, dan akhirnya dampak dan pelatihan akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi sektor publik. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tingkat pemahaman akuntansi tidak dipengaruhi oleh pelatihan. Pelatihan memberikan dampak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
85
negatif yang signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi, hal ini dilihat dari nilai T-statistik sebesar 0,5345 kurang dari 1,96. Sehingga hipotesis ke-2 penelitian ini “pelatihan berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi” tidak dapat diterima, hal ini kemungkinan disebabkan bahwa masih ada 20% - 40% responden yang jarang mengikuti pelatihan terkait dengan bidang kerjanya.
4.4.3. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Pemahaman Akuntansi Motivasi yang paling ampuh adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Seorang pegawai yang bekerja dibagian keuangan dapat bermotivasi untuk berprestasi, akan lebih jeli untuk menemukan cara – cara untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik,berusaha membuat inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tingkat pemahaman akuntansi tidak dipengaruhi oleh motivasi karir, hal ini dilihat dari nilai Tstatistik sebesar 0,8378 kurang dari 2. Sehingga hipotesis ke-3 penelitian ini “motivasi karir berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi” tidak dapat diterima, hal ini kemungkinan disebabkan bahwa masih ada 24% responden yang memiliki motivasi karir yang relatif rendah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
analisis
Partial
Least
Square
dengan
menggunakan software SmartPLS, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh pendidikan yaitu semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi tingkat pemahaman akuntansi,
sehingga
hipotesis
ke-1
penelitian
ini
“pendidikan
berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi” dapat diterima. 2. Tingkat pemahaman akuntansi tidak dipengaruhi oleh pelatihan yang artinya pelatihan yang diikuti tidak berdampak nyata pada tingginya tingkat pemahaman akuntansi, sehingga hipotesis ke-2 penelitian ini “pelatihan berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi” tidak dapat diterima. 3. Tingkat pemahaman akuntansi tidak dipengaruhi oleh motivasi karir yang artinya tingginya motivasi karir tidak berdampak nyata pada tingginya tingkat pemahaman akuntansi, sehingga hipotesis ke-3 penelitian ini “motivasi karir berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi” tidak dapat diterima.
86 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
87
5.2. Saran Dari hasil pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Instansi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sidoarjo. Hendaknya lebih meningkatkan pendidikan, memberikan pelatihan secara intensiv, dan meningkatkan motivasi karir agar tingkat pemahaman akuntansi yang dimiliki oleh pegawai instansi tersebut meningkat. 2. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya hendaknya menambah faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi seperti kepercayaan diri, spiritual, kecerdasan emosional, dan melakukan penelitian tidak hanya pada satu instansi saja melainkan pada beberapa instansi agar dapat dilakukan tingkat pemahaman akuntansi secara menyeluruh di semua instansi pemerintahan. 5.3. Keterbatasan dan Implikasi 5.3.1. Keterbatasan Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih adanya beberapa keterbatasan antara lain : 1. Data penelitian yang dihasilkan dari penggunaan instrumen yang mendasarkan pada persepsi jawaban responden, hal ini akan menimbulkan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
88
masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan yang sesungguhnya. Penelitian ini hanya menggunakan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak melakukan wawancara sehingga kesimpulan yang dikemukakan hanya berdasarkan pada data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis dan dokumen. 2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden
pada
saat
pengisian
kuisioner
tersebut
akan
dapat
mempengaruhi cara menjawab. 3. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada jumlah sampel dan satu tempat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sidoarjo sehingga relatif tidak bisa di generalisasi untuk populasi yang lebih luas. 5.3.2 Implikasi Hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sidoarjo untuk lebih insentif dalam pendidikan, pelatihan dan motivasi karir guna meningkatkan pemahaman akuntansi pada pegawai instansi tersebut dalam menyelesaikan semua tugas dan tanggungjawabnya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Alnusia, Dian, 2007, “Pengaruh Pendidikan, pengalaman, pelatihan, dan motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada PNS yang bekerja pada dinas – dinas pemerintahan di bagian keuangan kabupaten ponorogo”, Universitas Pembangunan Nasional. Budhiyanto, Joan Suryanti dan Ika Paska Nugroho, 2004, “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol X No. 2, September 2004, 260-281. Farizi, Azam, 2011, “Pengaruh Motivasi Karir, Lama Pendidikan, dan Biaya Pendidikan tentang Minat Belajar Alumni Mahasiswa Akuntansi Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK)”, Universitas Pembangunan Nasional. Hariadi, Suryo, 2012, “Analisis pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada PNS yang bekerja pada Dinas Koperasi dan UMKM Bagian Keuangan Pemprov Jatim”, Universitas Pembangunan Nasional. Putri, Elsa, Triandhani, 2013, Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Pemahaman Akuntansi Sektor Publik yang bekerja pada dinas tenaga kerja, transmigrasi dan kependudukan di bagian keuangan pemprov jatim”, Universitas Pembangunan Nasional. Hermanto, 2005, “Analisis Pengaruh pelatihan, pendidikan dan pembinaan karyawan terhadap kinerja pegzawai kantor sekretariat kabupaten Sorong, jurnal aplikasi manajemen”, vol 3, No 2, Agustus 2005. Kurniawati, pritha, 2006, “Pengaruh Pendidikan, Pengalaman, Pelatihan dan Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi pada PNS yang bekerja di Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur”, Universitas Pembangunan Nasional. Pratama, Galih, 2013, Pengaruh Faktor Pengalaman Kerja, Motivasi Kerja dan Intensitas Pelatihan Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja Di Wilayah Bayar KPPN Malang. Triadji, Bambang, 2002, “Pengembangan Akuntabilitas Keuangan Daerah”, jurnal akuntansi dan keuangan sektor publik, vol 3, No 1, agustus 2002, hal 1-10.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Buku ______ , 2002, Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia no. 29 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. ______ , 2005, Pedoman Kerja Pelaksanaan Tugas dan Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Timur. Arikunto, Suharsimi, 2006, Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Atmodiwiro, Soebagio, 1993, Manajemen Training, alfabeta. Ghozali, Imam, 2008, Structutal Equations Modelling Metode Alternatif dengan Partail Least Square. Badan penerbit, Undip, Semarang. Halim, Abdul, 2002, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Penerbit Salemba empat, Jakarta. Halim, Abdul, 2004, Akuntansi Sektor Publik : Akuntansi Keuangan Daerah. Penerbit Salemba empat, Jakarta Handoko, Hani. T, 2000, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi kedua. Cetakan ke empat belas, penerbit BPFE, Yogyakarta. Hani Handoko, 1997, Manajemen,. Edisi Kedua, Penerbit BPFE Yogyakarta. Hamalik, Oemar, 1993, Psikologi Manajemen : penuntun bagi pemimpin. Cetakan pertama, penerbit trigenda karya, bandung. Hasibuan, Melayu S.P. , 2000, Penelitian Kerja dan Pengukuran Kerja, Penerbit Erlangga, Jakarta Ikhsan, Arfan, dan Ishak, Muhammad, 2005, Akuntansi Keperilakuan Penerbit PT.Salemba Empat, Jakarta. Kustono, Alwan Sri. 2001. Persepsi Dosen Akuntansi terhadap Kesetaraan PABU dan SAK. Tesis UGM. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 1995, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, jilid 1, penerbit PT Gunung Agung, Jakarta. Mangkuprawiro, Tb. Sjafri, 2004, Manajemen Sumber Daya Strategik, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakata Selatan. Moekijat, 1989, Evaluasi Latihan Bagi Pegawai Negeri. Penerbit Sinar Baru, Bandung. Moekijat, 2002, Dasar – dasar Motivasi, Edisi Kedua, Penerbit CV. Pionir Jaya, Bandung.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Mardiasmo, 2002, Akuntansi Sektor Publik. Edisi pertama. Penerbit Andi, Yogyakarta. Nazir, Mohammad, 1988, Metode Penelitian. Cetakan keempat, penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Notoadmodjo, Soekidjo, 1992, Pengembangan Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta. Purwanto, Ngalim, 2006, Psikologi Pendidikan, Penerbit Rosdakarya, Bandung.
PT. Remaja
Sadjiarto, Arja, 2000, “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan”, jurnal akuntansi dan keuangan, vol 2, No 2, Nopember 2000, hal 138-150. Sekaran, Uma, 2006, Research Methods for Business, 4th Edition, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Soemanto, Wasty, 1993, Pendidikan Wiraswasta: Sekuncup Ide Operasional. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono, 2010, Metode pendidikan :Pendidikan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Jakarta. Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian Akuntansi, Surabaya. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. Westra P.,1998, Teknik – Teknik Motivasi, Penerbit Balai Pembina Administrasi, Jakarta. Widagdo, Bambang dan Julianto, Herman, 1992, Manajemen dan Motivasi, Penerbit PT. Pembangunan Jakarta. Yamin, Sofyan, 2011, Partail Least Square Part Modelling : Aplikasi dengan Software XLSTAT, SmaertPLS, dan Visual PLS. Seri 4. Penerbit Salemba Infotek, Jakarta. Zainun, Buchori , 1997, Motivasi dan Manajemen, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Website http://apa itu pendidikan pengertian pendidikan hasbi htc.htm
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
http://raflengerungan.wordpress.com/korupsi-dan-pendidikan/pengertianpendidikan/ http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pelatihan-kerja-definisi-tujuanteknik.html http://ilmuakuntansi.web.id/penertian-akuntansi-fungsi-dan-bidang-akuntansi/ http://carapedia.com/pengertian-definisi-akuntansi-info2032.html http://www.mcscv.com http://dasmanjohan.wordpress.com/
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.