BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
2.1.1
Teknik Permainan Bahasa
1. Pengertian Teknik Teknik dapat diarikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan sesuatu secara spesifik, seperti teknik pembelajaran. Teknik Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan
suatu
metode
secara
spesifik.
Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri. 2. Hakikat Permainan Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunia, dari apa yang tidak dikenali sampai apa yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuat sampai mampu melakukan. “Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi anak seperti halnya kebutuhan terhadap makanan bergizi dan kesehatan untuk pertumbuhannya” (Padmonodewo: 2002). Cohen (1993) juga menganggap bahwa “Bermain merupakan pengalaman belajar”. Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan permainan Pellegrini dan Saracho, (1996:3) permainan memiliki sifat sebagai berikut: a) Permainan dimotivasi secara personal, karena memberin rasa kepuasan. b) pemain lebih asyik dengan aktivitas permainan (sifatnya spontan) ketimbang pada tujuannya. c) Aktivitas permainan dapat bersifat non literal. d) Permainan bersifat bebas dari aturan-aturan yang dipaksakan dari luar, dan aturan-aturan yang ada dapat dimotivasi oleh para pemainnya. e) Permainan memerlukan keterlibatan aktif dari pihak pemainnya. Menurut Framberg (dalam Berky, 1995)“Permainan merupakan aktivitas
5
yang bersifat simbolik, yang menghadirkan kembali realitas dalam bentuk pengandaian misalnya bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh makna”. Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman – pengalaman menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri siswa sendiri secara spontan. 3. Hakikat Bahasa Hakikat bahasa menurut Alwasilah (1993: 82-89) dijelaskan dalam uraian berikut: 1) Bahasa itu sistematik Sistematik artinya beraturan atau berpola. Bahasa memiliki sistem bunyi dan sistem makna yang beraturan. Dalam hal bunyi, tidak sembarangan bunyi bisa dipakai sebagai suatu simbol dari suatu rujukan (referent) dalam berbahasa. Bunyi mesti diatur sedemikian rupa sehingga terucapkan. Kata panggilaln tidak mungkin muncul secara alamiah, karena tidak ada vokal di dalamnya. Kalimat Pagi ini Faris pergi ke kampus, bisa dimengarti karena polanya sitematis, tetapi kalau diubah menjadi Pagi pergi ini kampus ke Faris tidak bisa dimengarti karena melanggar sistem. 2) Bahasa itu manasuka (Arbitrer) Manasuka atau arbiter adalah acak , bisa muncul tanpa alasan. Kata-kata (sebagai simbol) dalam bahasa bisa muncul tanpa hubungan logis dengan yang disimbolkannya. 3) Bahasa itu vokal Vokal dalam hal ini berarti bunyi. Bahasa mewujud dalam bentuk bunyi. Kemajuan teknologi dan
perkembangan kecerdasan manusia
memang telah melahirkan bahasa dalam wujud tulis, tetapi sistem tulis tidak bisa menggantikan ciri bunyi dalam bahasa. Sistem penulisan hanyalah alat untuk menggambarkan arti di atas kertas, atau media keras lain. Lebih jauh lagi, tulisan berfungsi sebagai pelestari ujaran. Lebih jauh lagi dari itu, tulisan menjadi pelestari kebudayaan manusia. Kebudayaan manusia purba dan manusia terdahulu lainnya bisa kita prediksi karena mereka meninggalkan sesuatu untuk dipelajari. Sesuatu itu antara lain
6
berbentuk tulisan. Realitas yang menunjukkan bahwa bahasa itu vokal mengakibatkan telaah tentang bahasa (linguistik) memiliki cabang kajian telaah bunyi yang disebut dengan istilah fonetik dan fonologi. 4) Bahasa itu simbol Simbol adalah lambang sesuatu, bahasa juga adalah lambang sesuatu. Titik-titik air yang jatuh dari langit diberi simbol dengan bahasa dengan bunyi tertentu. Bunyi tersebut jika ditulis adalah hujan. Hujan adalah simbol linguistik yang bisa disebut kata untuk melambangkan titiktitik air yang jatuh dari langit itu. Simbol bisa berupa bunyi, tetapi bisa berupa goresan tinta berupa gambar di atas kertas. Gambar adalah bentuk lain dari simbol. Potensi yang begitu tinggi yang dimiliki bahasa untuk menyimbolkan sesuatu menjadikannya alat yang sangat berharga bagi kehidupan manusia. Tidak terbayangkan bagaimana jadinya jika manusia
tidak
memiliki
bahasa,
betapa
sulit
mengingat
dan
menkomunikasikan sesuatu kepada orang lain. 5) Bahasa itu mengacu pada dirinya Sesuatu disebut bahasa jika ia mampu dipakai untuk menganalisis bahasa itu sendiri. Binatang mempunyai bunyi-bunyi sendiri ketika bersama dengan sesamanya, tetapi bunyi-bunyi yang meraka gunakan tidak bisa digunakan untuk membelajari bunyi mereka sendiri. Berbeda dengan halnya bunyi-bunyi yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi. Bunyi-bunyi yang digunakan manusia bisa digunakan untuk menganalisis bunyi itu sendiri. Dalam istilah linguistik, kondisi seperti itu disebut dengan metalaguage, yaitu bahasa bisa dipakai untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Linguistik menggunakan bahasa untuk menelaah bahasa secara ilmiah. 6) Bahasa Itu Manusiawi Bahasa itu manusiawi dalam arti bahwa bahwa itu adalah kekayaan yang hanya dimiliki umat manusia. Manusialah yang berbahasa sedangkan hewan dan tumbuhan tidak. Para ahli biologi telah
7
membuktikan bahwa berdasarkan sejarah evolusi, sistem komunikasi binatang berbeda dengan sistem komunikasi manusia, sistem komunikasi binatang tidak mengenal ciri bahaya manusia sebagai sistem bunyi dan makna. Perbedaan itu kemudian menjadi pembenaran menamai manusia sebagai homo loquens atau
binatang yang mempunyai kemampuan
berbahasa. Karena sistem bunyi yang digunakan dalam bahasa manusia itu berpola maka manusia pun disebut homo grammaticus, atau hewan yang bertata bahasa. 7) Bahasa itu komunikasi Fungsi terpenting dan paling terasa dari bahasa adalah bahasa sebagai alat komunikasi dan interakasi. Bahasa berfungsi sebagai alat memperaret antar manusia dalam komunitasnya, dari komunitas kecil seperti keluarga, sampai komunitas besar seperti negara. Tanpa bahasa tidak mungkin terjadi interaksi harmonis antar manusia, tidak terbayangkan bagaimana bentuk kegiatan sosial antar manusia tanpa bahasa. Komunikasi mencakup makna mengungkapkan dan menerima pesan, caranya bisa dengan berbicara, mendengar, menulis, atau membaca. Komunikasi itu bisa beralangsung dua arah, bisa pula searah. Komunikasi tidak hanya berlangsung antar manusia yang hidup pada satu jaman, komunikasi itu bisa dilakukan antar manusia yang hidup pada jaman yang berbeda, tentu saja
meskipun hanya satu arah. Nabi
Muhammad SAW telah meninggal
pada masa silam, tetapi ajaran-
ajarannya telah berhasil dikomunikasikan kepada umat manusia pada masa
sekarang.
Melalui
buku,
para
pemikir
sekarang
bisa
mengkomunikasikan pikirannya kepada para penerusnya yang akan lahir di masa datang. Itulah bukti bahwa bahasa menjadi jembatan komunikasi antar manusia.
8
4.
Pengertian Teknik Permainan Bahasa Teknik permainan bahasa termasuk dalam kategori media yang terdiri atas paduan suara dan gerak. Sesuai dengan klasifikasi tersebut, permainan bahasa merupakan kelompok media pembelajaran bahasa. Teknik ini merupakan media yang hampir-hampir tidak memerlukan hardware, akan tetapi memerlukan aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa. Untuk memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam bidang kebahasaan, dapat ditempuh melalui berbagai permainan. Permainan-permaian yang berfungsi untuk melatih keterampilan dalam bidang kebahasaan itulah yang dinamakan permainan bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, permainan semacam itu sudah sering dilakukan. Akan tetapi pada umumnya hanya merupakan kegiatan pengisi waktu luang saja. Tujuan permainan bahasa menurut Soeparno (1980: 60) yaitu untuk memperoleh kegembiraan dan memperoleh keterampilan tertentu dalam bidang kebahasaan. Apabila ada jenis permainan namun tidak ada keterampilan kebahasaan yang dilatihkan, maka permainan tersebut bukanlah permainan bahasa. Permainan bahasa adalah suatu bentuk permainan yang sengaja dilakukan dengan melibatkan unsur bahasa. Unsur bahasa dapat mencakup ranah yang mana saja. Permainan bahasa juga meliputi keterampilan berbahasa yang dapat difokuskan ke bidang tertentu. Teknik yang dapat membuat kelas menjadi aktif adalah teknik impact yang menggunakan benda, partisipasi aktif siswa, kursi, dan gerakan. Berikut ini beberapa permainan bahasa yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bahasa: 1) Permainan Bahasa MENYIMAK Tujuan permainan ini adalah pengembangan keterampilan menyimak anak. Beberapa bentuknya antara lain: Dengar-Ucap; DengarTiru; Dengar-Gaya; Pesan Berantai; Dengar Cerita.
9
2) Permainan Bahasa BERBICARA Tujuan permainan ini adalah pengembangan keterampilan berbicara anak untuk mengucapkan kata dan menyusun kalimat secara lebih tepat. Contohnya: Aku minta, Aku Tanya, Cerita berpasangan, Tebak aku, Main Peran/Sosiodrama. 3) Permainan Bahasa MEMBACA Tujuan permainan ini adalah pengembangan keterampilan membaca anak. Contohnya: Tebak Huruf; Pancing Huruf; Aku Tahu. 4) Permainan Bahasa MENULIS Tujuan permainan ini adalah pengembangan keterampilan menulis, tetapi masih sangat terbatas. Misalnya: Tebak Huruf, Cetak Huruf. Ada beberapa faktor-faktor yang menentukan permainan bahasa adalah sebagai berikut: 1) Situasi dan Kondisi Sebenarnya dalam situasi apapun dan dalam kondisi apapun permainan bahasa dapat saja dilakukan. Akan tetapi agar berdayaguna tinggi, hendaknya pelaksanaan permainan bahasa tersebut selalu memperhatikan faktor situasi dan kondisi. 2) Peraturan Permainan Setiap permainan mempunyai aturan masing-masing. Peraturan tersebut hendaknya jelas dan tegas serta mengatur langkah-langkah permainan yang harus ditempuh maupun cara menilainya. Apabila aturan kurang jelas dan tegas, maka tidak mustahil akan menimbulkan kericuhan di dalam kelas. Setiap pemain harus memahami, menyetujui, dan mentaati benar-benar peraturan itu. Guru sebagai pemimpin permainan mempunyai kewajiban untuk menjelaskan peraturan-peraturan yang harus ditaati sebelum permainan dilaksanakan. 3) Permainan Terkait ketentuan dengan pemain, permainan dapat berjalan dengan baik, jika para pemain, dalam hal ini siswa, mempunyai sportivitas
10
yang tinggi. Selain itu, keseriusan, kekuatan, dan keterlibatan aktif pemain juga sangat dibutuhkan agar permainan dapat berjalan dengan baik. 4) Peminpin Permainan atau Wasit Pemimpin permainan atau wasit, dalam hal ini guru, harus mempunyai wibawa, tegas, adil, serta dapat memutuskan permasalahan dengan cepat, serta menguasai ketentuan permainan dengan baik. Selain guru, wasit dalam sebuah permainan dapat juga dipilih dari perwakilan siswa yang dianggap mampu. Beberapa kelebihan dan kekurangan pada penggunaan teknik permainan bahasa yaitu sebagai berikut: 1) Kelebihan teknik permainan bahasa Adapun kelebihan dari permainan bahasa di antaranya adalah sebagai berikut: (1) Permainan bahasa merupakan salah satu media pembelajaran yang berkadar CBSA tinggi. (2) Dapat mengurangi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. (3) Dengan adanya kompetisi antarsiswa, dapat menumbuhkan semangat siswa untuk lebih maju. (4) Permainan bahasa dapat membina hubungan kelompok dan mengembangkan
kompetensi
sosial
siswa.
(5)
Materi
yang
dikomunikasikan akan mngesankan di hati siswa sehingga pengalaman keterampilan yang dilatihkan sukar dilupakan. 2) Kekurangan teknik permainan bahasa Ada juga kekurangan dalam pelaksanaan permainan bahasa, diantaranya adalah sebagai berikut: (1) Jumlah siswa yang terlalu besar menyebabkan kesukaran untuk melibatkan semua siswa dalam permainan. (2) Pelaksanaan permainan bahasa biasanya diikuti gelak tawa dan sorak sorai siswa, sehingga dapat menganggu pelaksanaan pembelajaran di kelas yang lain. (3) Tidak semua materi dapat dikomunikasikan melalui permainan bahasa. (4) Permainan bahasa pada umumnya belum dianggap sebagai program pembelajaran bahasa, melainkan hanya sebagai selingan saja.
11
2.1.2
Kemampuan Menulis Puisi Kemampuan menulis merupakan sebuah frasa yang berasal dari dua kata yakni kemampuan dan menulis. Kedua kata tersebut jelas memiliki makna tersendiri tanpa ada kaitan sama sekali. Akan tetapi, ketika kedua kata tersebut menjadi satu kesatuan maka menimbulkan makna yang sedikit banyaknya menjadi saling berhubungan dan berkaitan.
1.
Pengertian Kemampuan Dalam KBBI (2005:707) kemampuan diartikan sebagai kesanggupan; kecakapan. Hal ini berarti bahwa kemampuan seseorang dalam mengerjakan sesuatu merupakan kecakapan orang tersebut dalam mengerjakan hal tersebut.
2.
Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Tarigan (2008:3) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Sementara itu, Lado dalam ahmadi (1990:28) mengemukakan bahwa menulis adalah meletakan atau mengatur simbol – simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbol – simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan – satuan ekspresi bahasa. Tarigan (2008:3) menyimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.Dalam KBBI (2005:1219) secara singkat menulis berarti (1) membuat huruf atau angka dan sebagainya dengan menggunakan pena, pensil, kapur, dan sebagainya; (2) melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang dan membuat surat dengan tulisan; (3) menggambar; (4) membatik.
12
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut, maka dapat ditarik simpulan mengenai menulis yakni menulis sebagai suatu kegiatan komunikasi atau penyampaian pikiran dan perasaan secara tidak langsung yaitu dengan cara membuat huruf atau angka yang bertujuan untuk dibaca oleh orang lain atau pembaca. Menulis yang merupakan suatu kegiatan ini jelas bukanlah sekedar penguasaan materi atau teori tentang menulis itu sendiri. Akan tetapi, menulis merupakan sebuah keterampilan dan kemampuan dalam mengimplementasikan ide kedalam sebuah tulisan. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa “menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai”. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) “menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan”. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan pendapatnya mengenai menulis yaitu: “meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain”. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) “menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks”. Menurut Gebhardt dan Dawn Rodrigues (1989: 1) “writing is one of the most important things you do in college”. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah. Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis diungkapkan juga oleh Barli Bram (2002: 7) “in principle, to write means to try to produce or reproduce writen message”. Barli Bram mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah ada. Menurut Eric Gould, Robert Di Yanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan “writing is a creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something: a experience, a text, an event”. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena
13
membutuhkan pemahaman atau merasakan sesuatu: sebuah pengalaman, tulisan, peristiwa. M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah “suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan”. Burhan Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa “menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa”. Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) “merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas”. St. Y. Slamet (2008: 72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu “kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks”. Tujuan, manfaat, dan proses yang dilakukan seseorang dalam kegiata menulis adalah sebagai berikut: 1) Tujuan Menulis Semulia-mulianya orang menulis adalah demi tercapainya kehidupan yang lebih baik bagi seisi dunia. Jurnal ilmiah, karangan populer, fiksi, atau roman picisan sekali pun, ditulis dengan tujuan supaya manusia, setidak-tidaknya terinspirasi dan tergerakkan. Orang boleh saja menulis tanpa tujuan, tetapi lazimnya orang menulis guna mencapai tujuan tertentu, seperti: a) Memberi (Menjual) Informasi Sebagian besar tulisan dihasilkan dengan tujuan memberi (baca:menjual)
informasi,
bila
hasil
karya
tulis
tersebut
diperjualbelikan. Pada sisi positif lain, tulisan juga bersifat memperkenalkan atau mempromosikan sesuatu, termasuk suatu kejadian (berita) atau tempat (pariwisata). b) Mencerahkan Jiwa Bacaan sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia modern, sehingga karya tulis selain sebagai komoditi juga layak dipandang sebagai salah satu sarana pencerahan pikiran dan jiwa.
14
c) Mengabadikan Sejarah Sejarah yang terjadi pada masa sekarang harus dituliskan agar abadi hingga masa mendatang. d) Ekspresi Diri Tulisan juga merupakan sarana mengekspresikan diri, baik bagi perorangan maupun kelompok. e) Mengedepankan Idealisme Idealisme umumnya dituangkan dalam bentuk tertulis supaya memiliki daya sebar lebih cepat dan merata. f) Mengemukakan Opini dan Teori Buah pikiran pun hampir selalu diabadikan dalam bentuk tulisan. g) Menghibur Baik temanya humor maupun bukan, tulisan umumnya juga bersifat "menghibur". 2) Manfaat Menulis Menurut James W Pennebaker, Ph.D. “Professor of Psychology” dari University of Texas dan penulis buku Opening Up: “The Healing Power of Expressing Emotions”. Kondisi mental orang-orang yang terbiasa mengekspresikan emosi dengan menulis, lebih stabil dibandingkan orangorang yang tidak biasa menulis. Beberapa manfaat menulis yaitu: a) Membantu menemukan jalan hidup. Harvard Business School pernah melakukan penelitian tentang hubungan antara memiliki cita-cita dan menuangkannya dalam bentuk tulisan, dengan pencapaian cita-cita tersebut. Hasilnya, sebagian besar responden (84%), ternyata tidak punya cita-cita. 13% punya cita-cita tapi tidak menuliskannya. Dan hanya segelintir orang, yaitu 3%, yang punya cita-cita dan menuliskannya. Setelah 1 tahun, seluruh responden itu dicek lagi perkembangannya. Ternyata, 13% orang yang punya cita-cita tapi tidak menuliskannya, memiliki penghasilan 2 kali lipat dibandingkan 84% orang yang tidak punya
15
cita-cita. Dan, ini yang penting, 3% orang yang punya cita-cita dan menuliskannya, memiliki penghasilan 10 kali lipat dibandingkan 97% orang sisanya. b) Menjaga semangat dan komitmen. Setiap tulisan yang kita buat akan mengingatkan pada komitmen–komitmen yang telah kita buat, dan itu adalah obat yang sangat baik untuk membangkitkan semangat yang kerap kali pudar. c) Mencari dan memperkaya inspirasi. Menulis tentang sesuatu akan mendorong kita untuk mencari hal-hal yang akan memperkuat materi penulisan, googling/searching akan segera menjadi kata yang akrab bagi orang yang hobi menulis, atau minta pendapat dari orang lain yang lebih ahli. d) Mendatangkan passive income. Tulisan yang baik sangat bisa dijadikan buku, dan diterbitkan, dan dijual. e) Meningkatkan kreativitas. Menulis yang rutin dan sinambung, lama – kelamaan akan mendorong kita untuk terus menggali lebih dalam bagaimana cara menulis yang baik, penyampaian yang sistematis, dan gaya penulisan yang menarik. f) Menyimpan memori. Rasanya, ini adalah salah satu “tujuan utama” sebagian orang menulis, baik itu buku harian ataupun blog harian :p Terlalu banyak kisah hidup dan aktivitas keseharian yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja, tanpa dibungkus dalam album yang setiap saat bisa dibuka – buka kembali. Mau itu kisah suka, mau itu duka, akhirnya pasti akan membuat kita tersenyum ketika membacanya kembali. 3) Proses Menulis Belajar Bahasa Indonesia berarti harus belajar mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. Menulis
16
adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu: (1) Penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya. (2) Penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis. (3) Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya. 3.
Pengertian Puisi Pengertian puisi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti “membuat” atau poeisis yang berarti “pembuatan”. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai poem atau poetry. Puisi berarti pembuatan, karena dengan menulis puisi berarti telah menciptakan sebuah dunia. (Sutedjo dan Kasnadi, 2008:1) menyatakan Pengertian puisi, maka menyiratkan beberapa hal yang penting yaitu: (1) Puisi merupakan ungkapan pemikiran, gagasan ide, dan ekspresi penyair. (2) Bahasa puisi bersifat konotatif, simbolis, dan lambang. Oleh karena itu puisi penuh dengan imaji, metafora, kias, dengan bahasa figuratif yang estetis. (3) Susunan larik-larik puisi memanfaatkan pertimbangan bunyi dan rima yang maksimal. (4) Dalam penulisan puisi terjadi pemadatan kata dengan berbagai bentuk kekuatan bahasa yang ada. (5) Unsur pembangun puisi mencakup unsur batin dan lahir, sehingga menjadi padu. (6) Bahasa puisi tidak terikat oleh kaidah kebahasaan umumnya, karena itu, ia memiliki kebebasan untuk menyimpang dari kaidah kebahasaan yang ada, bernama licentia poetica. Puisi memiliki jenis – jenis dan unsur – unsur yang terkandung di dalamya yaitu sebagai beriut: 1) Jenis – Jenis Puisi Ada beebagai macam jenis puisi yang ditulis para penyair Indonesia. Karya sastra tidak bersifat otonom. Dalam memahami makna karya sastra, kita mengacu pada beberapa hal yang erat hubungannya
17
dengan puisi tersebut. Dalam pemahaman puisi, hal yang dipandang erat hubungannya adalah jenis puisi itu sendiri dan sudut pandang penyair. Sebenarnya ada banyak sekali macam-macam puisi, dan bagaimana penyair dalam menyampaikan inspirasinya, serta bagaimana menafsirkan makna puisi dengan mudah. Sehingga mudah mengklasifikasikan, termasuk jenis puisi apakah yang kita ciptakan. W.H. Hudson menyatakan “adanya puisi sebyektif dan puisi obyektif” (1959:96). Cleanth Brooks menyebut “adanya puisi naratif dan puisi deskriptif” (1979:335-356). David Daiches menyebut “adanya puisi fisik, platonic, dan metafisik” (1948:145). X.J. Kennedy menyebut adanya “puisi konkret dan balada” (1071:116-226). Dalam kumpulan puisi Rendra, kita mengenal judul-judul: balada, romansa, stanza, serenada, dan sebagainya. Ada juga parable atau alegori. Sedangkan istilah ode, himne, puisi kamar, dan puisi auditorium juga sering kita jumpai. 2) Unsur-Unsur Puisi Puisi merupakan hasil kepaduan beberapa unsur penyusun yang membuat karya tersebut disebut puisi. Menurut Waluyo (1991:4) “puisi dibangun oleh dua unsur pokok yaitu: a)
Struktur Fisik Puisi Struktur fisik puisi atau struktur kebahasaan puisi disebut juga metode puisi. Medium pengucapan maksud yang hendak disampaikan penyair adalah bahasa yang di dalamnya mencakup diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figurative atau kiasan, verifikasi atau rima dan irama, dan tipografi.
b) Struktur Batin Puisi Menurut Waluyo dalam Jabrohim dkk (2003:65) “struktur batin mencakup tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca, dan amanat.” 4.
Pengertian Kemampuan Menulis Berasarkan penjelasan diatas, kemampuan menulis diartikan sebagai kecakapan melakukan suatu kegiatan komunikasi atau penyampaian pikiran dan
18
perasaan secara tidak langsung yaitu dengan cara membuat huruf atau angka yang bertujuan untuk dibaca oleh pembaca. 2.5
Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Dian Ajeng Triani dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Teknik Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi di Kelas V SDN Jatisura 1 Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka, memperoleh hasil penelitian bahwa penggunaan tenik permainan bahasa dapat meningkatkan kemampuan siswa SDN Jatisura 1 Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dalam menulis puisi. Dengan penerapan teknik permainan bahasa pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis puisi, tanpa disadari oleh siswa, mereka telah banyak menemukan kata-kata yang dapat dirangkai menjadi sebuah puisi dengan bahasa mereka sendiri. Harvey Agil Aprianto dalam penelitiannya yang berjudul Penggunaan teknik permainan bahasa category bingo untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V di SDN Tumpakrejo 03 Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang, memperoleh hasil hasil penelitian bahwa teknik permainan bahasa category bingo dapat membantu siswa dalam menemukan ide dalam penulisan puisi serta siswa lebih terarah dalam mengembangkan ide yang telah mereka peroleh. Berdasarkan analisis data hasil penelitian setelah diterapkan teknik permainan bahasa category bingo dalam menulis puisi diketahui bahwa: Secara keseluruhan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari hasil belajar pada pra tindakan, yang semula 12 siswa (40%) menjadi 16 siswa (53,34 %) dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II menjadi 26 siswa (86,67 %). Tina Wamona dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan teknik permainan bahasa crossword untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi di kelas IV SDN Madyopuro 5 Kecamatan Kedungkandang kota Malang, memperoleh hasil penelitian bahwa penerapan teknik permainan bahasa crossword dapat meningkatakan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas IV SDN Madyopuro 5 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
19
2.6
Kerangka Berpikir Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah, teknik pembelajaran merupakan sarana interaksi guru dan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih bergagai sarana tersebut. Dalam penelitian ini, teknik pembelajaran adalah sarana interaksi guru dan siswa yang dipilih. Karena dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam kegiatan menulis puisi, siswa harus mengalami pembelajaran yang menyenangkan agar pembelajaran tersebut tidak menimbulkan suasana yang membosankan bagi siswa. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis puisi siswa juga harus memiliki kosa kata yang luas, yang kemudian dapat dengan mudah disusun menjadi sebuah puisi yang baik dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Oleh karena itu teknik pmbelajaran yang diangkat dalam penelitian ini adalah teknik bermain bahasa yang mampu meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Permainan bahasa adalah suatu bentuk permainan yang sengaja dilakukan dengan melibatkan unsur bahasa. Unsur bahasa dapat mencakup ranah yang mana saja. Permainan bahasa juga meliputi keterampilan berbahasa yang dapat difokuskan ke bidang tertentu. Teknik yang dapat membuat kelas menjadi aktif adalah teknik impact yang menggunakan benda, partisipasi aktif siswa, kursi, dan gerakan. Tujuan permainan bahasa menurut Soeparno (1980: 60) yaitu untuk memperoleh kegembiraan dan memperoleh keterampilan tertentu dalam bidang kebahasaan. Apabila ada jenis permainan namun tidak ada keterampilan kebahasaan yang dilatihkan, maka permainan tersebut bukanlah permainan bahasa.
20
Gagasan penggunaan teknik permainan bahasa oleh peneliti dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagi berikut:
Kondisi Awal
Guru Belum Menggunakan Teknik Permainan Bahasa
Peserta didik tidak fokus dalam menerima pelajaran
Peserta didik belum aktif kegiatan belajar
Kemampuan membuat puisi siswa masih kurang
Guru memberikan motivasi Guru menggunakan teknik permainan bahasa
Kondisi akhir
Peserta didik fokus dalam menerima pelajaran 2.7
Peserta didik aktif dalam kegiatan belajar
Kemampuan menulis puisi siswa meningkat
Hipotesa Tindakan Kelas Berdasarkan uraian dari kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Dengan penggunaan teknik permainan bahasa maka kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 05 Salatiga akan meningkat”.
21