BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan labih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian penalaman langsung untuk menembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran salingtemas ( Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat ) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secaa bijaksana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah ( scientific inquiri ) untuk menumbuh,kan kemampuan berpikr, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. 1. Hakikat Ilmu pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat dipandang sebagai dua dimensi, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam sebagai “produk “ dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai “proses”. Materi pelajaran yang terserat dalam buku-buku IPA merupakan salah satu dimensi IPA, yaitu”produk”. Buku teks merupakan body of knowledge dari IPA, yang merupakan kumpulan sejumlah konsep IPA sebagai akumulsi dari hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara sistematis. Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk menghsilkan “ produk” dalam IPA, hal yang terpenting adalah dimensi “proses”, proses untuk mendapatkan IPA itu sendiri. IPA diperoleh melalui suatu penelitian dengan menggunkan langkah-langkah tertentu yang disebut metode ilmiah. Tentu saja kepada anak SD belum diajarkan bagaimana membuat suatu penelitian secara lengkap dan sempurna, tetapi dapat mulai diperkenalkan secara konvensional, sederhana, dan bertahap, misalnya melakukan pengamatan secara cermat, melakukan demontrasi, kemudian melaporkan hasil demontrasi atau pengamatannya itu kepada guru atau rekan sekelasnya. Melalui kedua dimensi tersebut, pengajaran IPA dapat mengembangkan anak didik secara utuh, karena dapat melibatkan semua aspek yaitu emosional, intelektual, dan psikomotor, yang pada ujungnya dapat mencapai sasaran belajar yang meliputi kamampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam hal ini, anak didik tidak hanya memperolah pengetahuan tetapi juga memeroleh kemampuan untuk menggali sendiri pengetahuan itu dari alam bebas sekitarnya. Siswa juga dalam keterampilan proses, bias mengembangkan “sikap ilmiah”. Dalam hal ini (pengajaran IPA) seorang guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar, seorang guru dituntut dapat mengajak anak didiknya memanfaatkannya alam sekitar sebagai sumber belajar yang paling otentik dan tidak akan habis digunakan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dari segi istilah, mempunyai pengertian sebagai “ ilmu tentang pengetahuan alam”. Ilmu artinya “ pengetahuan yang benar”, yaitu pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, rasional, dan objektif. Rasional artinya dapat diterima oleh akal sehat dan logis. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan yang ada. Dengan demikian IPA dapaat diberi pengertian dengan “pengetahuan yang benar yaitu rasional dan objektif tentang alam kebendaan” namun tentu saja pengertian IPA tidak sederhana itu ( hanya alam kebendaan saja). Ada beberapa pendapat tentang IPA sebagai berikut : a) Nash (Widianto, 2003;22) dalam menyatakan bahwa, science is a way of looking at the world, menurutnya IPA itu suatu cara untuk mengamati alam (dunia). Selanjutnya Nash (Widiant, 2003:22) juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati alam ini bersifat analisis, cermat, dan lengkap serta menghubungkan satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu cara atau metode berfikir diperkuat oleh. Einteisin yang mengemukakan pendapatnya, dan pendapatnya tersebut terdapat dalam buku Nash, yang mengatakan: “ Scince is the attempt to make the chaotic diversity of our sense experience Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
correspond to a logically uniform system of thought”. Einstein (widianto, 2003:2002), IPA merupakan suatu manusia terhadap bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu system pola berfikir yang logis. Yang dimaksud dengan to a logically uniform system of thought itu adalah pola berfikir ilmiah. b) JD Bernal (WIdianto,2003:23) dalam bukunya “ Science in History”. Menyatakan bahwa IPA dapat dipandang sebagai (1) institusi, (2) metode, (3) kumpulan ilmu pengetahuan, (4) suatu factor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi, (5) salah satu factor yang penting yang mempengaruhi sikap dan pandangan manusia terhadap alam. Khusus IPA sebagai metode, Bernal menjelaskan bahwa dalam hal ini terlibat upaya berupa berupa observasi, eksperimen penggunaan alat dan berbagai perhitungan matematik. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyususnan, dan penguji gagasan-gagasan. 2. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dalam Keputusan
Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, nomor
060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar, pada Bab III, menyebutkan: Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berfungsi untuk memberikan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran IPA (Sains) sebagai salah satu mata pelajaran penting di sekolah, khususunya di tingkat dasar (SD/MI) dalam pelaksanaannya mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan pernanan lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. b. Mengembangkan keterampilan proses. c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilainyang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. d. Mengembangkan
kesadaran
tentang
adanya
hubungan
keterkaitan
yang
saling
mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemenfaatannya bagi kehidupa sehari-hari.
Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e.
Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebh tinggi.
Sedangkan tujuan mata pelajaran IPA adalah agar siswa: a. Memahami konsep IPA dan keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari. b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, tentang alam sekitar. c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar. d. Bersikap ingin tahu, terbuka , kritis, mawas diri, bekerja sama, dan mendiri (Widianto,2003:23). e. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah yang ditemikan dalam kehidupan sehari-hari. f. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Widianto,2003:23). Kenyataan pembelajaran di kelas masih belulm dapat terwujud sesuatu tujuan dan fungsi mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam (IPA), karena guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran IPA belum dapat menampilkan suatu pembelajaran yang beriontasi pada pengalaman belajar anak berupa keterampilan proses. Pendekatan pengajaran guru masih tepat bahkan cenderung dengan menggunakan metode ceramah atau metode lain yang dianggap elatif lebih mudah melaksanakn, selain itu fasilitas (alat peraga) pembelajaran IPA sangat kurang. 3. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Untuk membahas hakikat IPA, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagimana dikemukakan oleh Hardy & Fleer (1996;15-16) sehingga memungkinkan para guru memahami IPA dalam perspektif yang lebih luas. Menurut mereka, sekurang-kurangnya ada 6 ruang lingkup pemahaman IPA sebagaimana berikut: a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai konsep IPA yang sangat luas.IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai penemuan pengetahuan yang sangat baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan alam. Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. IPA sebagai suatu proses penelususran (investigation) IPA sebagi suatu proses penelususran umumnya merupakan suatu pandangan yang menghubungkan gambaran IPA yang berhubungan erat dengan kegiatan labolatorium beserta perangkatnya. Dalam kategori ini IPA dipandang sebagai suatu yang dimilki disiplin yang ketet, objektif, dan suatu proses yang bebas nilai. c. IPA sebagai kumpulan nilai IPA sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan penekanan IPA sebagai proses. Bagaimana juga, pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah yang melekat pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai kejujuran rasa ingin tahu, dan keterbukaan. d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia Proses IPA dipengaruhi oleh cara orang memahami kehidupan dan dunia disekitarnya. IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara dimana amnesia mengerti dan member makna pada dunia di sekeliling mereka, selain juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dunia beserta isinya dengan segala keterbatasannya. e. IPA sebagai institusi sosial Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai kumpulan para professional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih dan diberi penghargaan akan hasil karya. Para ilmuan ini sangat terikat dengan kepentingan institusi, pemerintah, politik, bahkan militer. f. IPA sebagai hasil konstruksi manusia Pandangan ini menunjuk pada pengertian bahwa IPA sebenarnya merupakan penemuan dari suatu kebenaran ilmiah mengenai hakikat semesta alam. Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan akumulasi kebenaran. Hal ini pokok dalam pandangan ini adalah IPA merupakan konstruksi pemikiran manusia. Oleh karenanya, dapat saja apa yang dihasilkan IPA memiliki sifat bias sementara. 4. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpunan ilmu-ilmu alam ( the natural science) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam ilmu-ilmu social (the social science) Ilmu-ilmu alam membagi menjadi dua kelompok yaitu ilmu alam (the physical science) dan ilmu hayat (the biological science ) Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari mahkluk hidup di dalamnya. Ilmu alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energy), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit dan ilmu bumi ( the earth science) yang mempelajari bumi kita. B. Metode Inkuiri 1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri Inkuiri adalah salah satu asa dalam pembelajaran CTL (Contextual Teanhing Learning). Inkuiri artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis ( Sanjaya, 2006:119). Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari menemukan sendiri. Sanjaya (2006:1993), mengemukakan tentang pendekatan pembelajaran Inkuiri, yaitu: Pendekatan Inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam pendekatan ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Model pembelajaran Inkuiri adalah salah satu model kognitif yang di unggulkan dalam pembelajaran baik sain maupun non sain sama halnya dengan pembelajaran kontekstual, pembelajaran Inkuiri juga dibangun atas dasar paham Upaya menemukan akan memberikan penjelasan bahwa pengetahuan dan keterampilan sserta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi menerapkan hasil menemukan sendiri, kegiatan pembelajaran yang mengarah pada upaya menemukan telah lama diperkenalkan pula dalam pendekatan pembelajaran Inkuiri and Discovery ( mencari dan menemukan) 2.
Langkah- langkah pelaksanaan pendekatan inkuiri Sanjaya (2006:199), mengungkapkan secara umum proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan inkuiri dapt mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: a.
Orientasi
b. Merumuskan masalah c. Mengajukan hipotesis d. Mengumpulkan data e. Merumuskan kesimpulan Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Orientasi. Langkah orientasi adalah langkah yang membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Guru mengkondisikan siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah orientasi ini guru merangsang siswa dan mengajak siswa untuk berfikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orintasi ini adalah: 1. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa. 2. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan 3. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. Merumuskan masalah. Merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung taka-taki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir memecahkan taka-teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya: 1. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan memiliki motivasi belajar tinggi ketika dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. 2. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Artinya, guru dan siswa mendorong siswa agar dapat merumuskan masalah yang guru sudah ada jawabannya, tinggal siswa mencari dan menemukan jawabannya. 3. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahlu oleh siswa. Artinya sebelum masalah itu dikaji labih dahulu melalui peruses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsep yang ada dalam rumusan masalah. Merumusakan Hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji ( Sanjaya, 2006:201). Sebagai jawaban sementara, hipotesisi perlu dikaji kebenarannya. Kemampuan atau potensi anak atau individu untuk berfikir sudah dimiliki sejak lahir. Potensi berfikir dimiliki dimulai dengan menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu masalah. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan anak berhipotesis adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa marumuskan jawaban sementara atau kemungkinan jawabannya.
Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Mengumpulkan Data. Langkah ini adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data bukan saja memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berfikirnya. Oleh sebab itu tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-ikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan pertanyaan yang dapat mendororong siswa untuk berfikir mencari informasi yang dibutuhkan. Merumuskan Kesimpulan. Adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan hasil proses pembelajaran. Agar perumusan kesimpulan terfokus pada suatu masalah, maka topik yang diajarkan sebaiknya tidak melebar ke ha-hal yang enggak perlu dan hanya terfokus pada hal yang hendak dipecahkan. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mengajukan pada siswa data mana yang relevan atau sesuai. 3.Siklus inkuiri Dalam website inquiry page UJUC (copyright 1998-2004 inquiry page version 1.35) dinyatakan bahwa proses inkuiri dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui lima tahapan yang lebih dikenal dengan istilah siklus inkuiri Seperti disajikan pada gambar berikut: Ngkhj
Bertanya nkjkhjInvestigasi
Kkhkj
Refleksi
Bjjhkj
Diskusi
JjhjhjMenghasilkan
Gambar 2.1 Siklus Inkuiri a. Bertanya Tahap ini ditandai dengan keinginan siswa untuk menemukan sesuatu. Pertanyaan yang bermakna diilhami oleh keinginan mengetahui sesuatu tentang pengalaman dunia nyata. Contoh pertanyaan dalam langkah ini adalah „ kenapa bulan berubah bentuk?’. b. Investigasi
Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Apa yang dipkirkan siswa dan mewujudkan dalam sebuah tindakan adalah apa yang kita sebut dengan proses investigasi. Pada tahap ini, siswa mulai untuk mengumpulkan informasi, meneliti sumber daya, mempelajari, ahli bereksperimen, mengobservasi atau mewancarai. c. Menghasilkan Informasi yang dikumpulkan dalam langkah investigasi , pada langkah ini mulai digabungkan. Siswa mulai membuat hubungan. Kemampuan pada lankah ini adalah untuk mensintesis pemahaman yang merupakan percikan kreatifan yang membentuk semua pengetahuan baru. Siswa sekarang melakukan tugas yang kreatif membentuk pemahaman baru yang signifikan, gagasan dan teori diluar pengalaman utamanya.
d. Diskusi Pada posisi ini didalam siklus inkuiri, siswa berbagi gagasan baru mereka dengan orang lain. Siswa mulai untk bertanya pada yang lain tentang investigasi dan pengalaman mereka sendiri. Bertukar pikiran,mendiskusikan kesimpulan dan berbagi pengalaman merupakan semua contoh tindakan dalam proses. e. Refleksi Refleksi hanyalah mrnggunakan waktu untuk melihat kembali pertanyaan, alur penelitian dan membuat kesimpulan. Siswa kembali melangkah, mengambil investor, membuat pengamatan dan mungkin membuat keputusan baru. Adakah solusi yang ditemukan? Apakan pertanyaan baru msuk kedalam keterangan? Apa kekuatan dari pertanyaaan itu? Dengan begitu mulai lagi pada langkah pertama dan terus padalangkah selanjutnya dalam sebuah siklus inkuiri.
4. Keunggulan dan kelemahan pendekatan Inkuiri Inkuiri merupakan pembealajaran yang dianggap baru khususnya di Indonesia, sebagai suatu pendekatan baru, dalam penerapannya terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan a. Keunggulan pendekatan Inkuiri 1.
Inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
2.
Inkuiri dapat memberikan ruangan atau kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya mereka sendari, tanpa dipaksa oleh guru.
Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.
Inkuiri merupakan pendekatan yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4.
Dengan inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas ratarata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
b. Kelemahan pendekatan Inkuiri Disamping memiliki keunggulan, pendekatan inkuiri juga memiliki kelamahan, diantaranya: 1. Penggunaan metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran dikarenakan terbentur pada kemampuan guru dan kebiasaan siswa dalam belajar, terkadang siswa tidak berani mengungkapkan pendapatnya. 2. Akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa 3. Terkadang dalam pengimplementasian pelaksanaan memerlukan waktu yang panjang, sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang ada atau yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Jika kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran, maka pendekatan inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru ( Sanjaya, 2006206-207).
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar Belajar adalah “ suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu” (Sagala, 2005:37). Adapun pengertian belajar menurut Morgan menyatakan bahwa “ Belajar merupakan setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu latihan atau pengalaman” (Winaputra 1992:148). Dari definisi Morgan diatas mencakup pokok-pokok sebagai berikut: a. Belajar sifatnya dinamis untuk mengubah hidup b. Perubahan merupakan salah satu hasil dari pengalaman Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Perubahan terjadi dalam prilaku individu harus relative mantap. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bealajar adalah salah satu proses perubahan yang menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku individu melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Bruner menganggap bahwa belajar melipu tiga proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, transportasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner: 1. Menentukan tujuan pembelajaran 2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa ( kemampuan awal, minat, gaya belajar.) 3. Memilih materi pembelajaran 4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif 5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas. 6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar Robert M.Gagne mengemukakan bahwa menyusun sisitematika bentuk atau jenis belajar yang diberi nama “ lima Jenis Belajar” Dasar pemikiran dipusatkan pada hasil belajar yang diperoleh, tetapi hasil itu dipandang sebagaimana kemampuan internal (capability ) yang menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu untuk melakukan sesuatu. Lima jenis belajar yang meliputi: a. Informasi verbal b. Kecakapan intelektual, yang terdiri dari: 1. Diskriminasi 2. Konsep konkrit 3. Konsep abstrak 2. Hasil Belajar Hamalik (1990:15) menyatakan : “ Hasil belajar digunakan untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapainya apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi” Dalam prakteknya, hasil belajar secara keseluruhan bukan satu aspek saja. Muhammad Surya menyatakan hasil belajar adalah “ perubahan prilaku secara keseluruhan yang mengcakup aspek kognitif, afektif, kognitif dan motorik”.Benyamin Bloom, 1956 menyebutkan : Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ada tiga kawasan prilaku sebagai hasil belajar yaitu kognitif,afaktif dan psikomotor”. ( M. Surya,2004:17) Menurut Anni, Dimyati dan Mudjiono (2004:4) Hasil belajar merupakan prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas siswa. Menurut Sudjana (1990:22) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa ia meneriama pengalaman belajarnya. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang diperoleh melalui proses belajar dan mencakup segala aspek kemampuan siswa. D. Sifat-sifat Benda 1. Sifat-sifat Benda Padat Benda-benda sekitarmu seperti batu, kayu, logam, dan buku termasuk kelompok benda padat. Kamu tentu dapat menentukan suatu benda termasuk benda padat atau bukan. Untuk mengetahui sifat benda padat. Seperti penggaris ,balpoin, pensil dan pengentuknyahapus merupakan benda berwujud padat. Jika penggaris kamu dimasukan kedalam gelas,bentuknya akan tetap, penggaris yang memanjang tidak mengikuti gelas seperti halnya pensil dan penghapus jika dimasukan kedalam gelas maka wujudnya akan tetap. Manfaatnya yaitu rumah yang tempat kita tinggal terbuat dari benda padat, seperti bahan baku itu semua benda padat tentunya berasal dari alam tuhan yang telah menyediakannya untuk dimanfaatkan dan harus bersyukur kepadaNYA.
Gambar 2.2 Sifat Benda Padat
2.
Sifat-sifat Benda Cair
Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jika kita menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas. Tetapi jika menuangkan air kedalam mangkok maka bentuknya seperti mangkok, dan jika kita menuangkan ke dalam botol maka bentu air seperti botol. Peristiwa ini tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya. Sifat air yang selanjutnya, yaitu bergerak ke segala arah dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah, air dalam botol ditumpahkan kelantai halaman sekolah, air bergerak segala arah terbukti ketika air terus mencari tempat yang paling rendah. Contoh nyata di lingkungan adalah air sungai. Air sungai berasal dari mata air yang terletak dipegunungan, air tersebut akan mengalir sampai laut tempat yang paling rendah. Selain itu kita bias perhatikan air yang berada dalam toples airnya menjadi berkurang? Air tersebut akan berkurang karena habis oleh tanaman bunga yang hidup diatasnya dan air akan naik karena air memiliki sifat kapilaritas, yaitu dapat naik melalui pipa-pipa kecil dalam batang bunga itu sendiri yang menyebabkan air dalam toples naik.
Gambar 2.3 Sifat Benda Cair
3. Sifat-sifat Benda Gas Benda gas berbeda dengan benda padat dan cair, benda gas lebih sulit untuk diamati, meskipun udaranya tidak dapat kita lihat keberadaannya tetapi dapat kita rasakan.
Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sifat benda gas antara lain, bentuknya tidak tetap karena menekan kesegala arah selalu mengisi selururuh ruangan yang ditempatinya dan menekan kesegala arah. Benda gas biasanya tidak berwarna, ada yang berbau, dan ada yang tidak berbau.
Gambar 2.4 Sifat Benda Gas
Yanti Haryanti,2013
Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Subbahasan Sifat-Sifat Benda Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu