BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2012: 24) bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Bank memiliki fungsi dasar sebagai lembaga perantara (intermediary) (Zakaria,2015). Bank memiliki dua aktivitas pokok
yaitu aktivitas
menghimpun dana (funding) dan aktivitas menyalurkan dana (lending). Pengertian menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas, sedangkan penyaluran dana merupakan aktivitas memutar kembali atau menjual dana yang telah terhimpun dari masyakat dalam bentuk kredit (Kasmir, 2012:24-25). 2.1.2 Jenis – Jenis Bank Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998, menyatakan Bank di Indonesia dikelompokan menjadi sebagai berikut:
1
a. Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran 2.1.3 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pula dalam bahasa latin kredit berarti ”credere” artinya percaya. Maksud dari percaya bagi si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu. Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, menyatakan bahwa: ”Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibakan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
2
2.1.4 Fungsi Kredit Dalam kehidupan perekonomian yang modern, bank memegang peranan penting. Oleh karena itu organisasi-organisasi bank selalu diikutsertakan dalam menentukan kebijakan di bidang moneter, pengawasan devisa, pencatatan efek-efek dan lain-lain. Hal ini disebabkan usaha pokok bank adalah mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam segala bidang kehidupan khususnya di bidang ekonomi. Menurut Kashmir, SE, MM (2002: 97), fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan keuangan dalam garis besarnya adalah sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan daya guna (utility) dari uang. Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang. Maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang / jasa oleh si penerima kredit. b. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. c. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3
d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabiliitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit mampu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangipenggagguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si
4
penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama di bidang lainnya. 2.1.5
Unsur – Unsur Kredit 1) Kepercayaan. Adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan kepada nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan. 2) Jangka Adanya
Waktu. jangka
waktu
antara
pemberian kredit dan
pelunasannya,dimana jangka waktu tersebut sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu, berdasarkan kesepakatan bersama. 3) Risiko. Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya, memungkinkan adanya risiko dalm perjanjian kredit tersebut. Untuk itu, untukmencegah terjadinya risiko tersebut (berupa wanprestasi), maka diadakanpengikatan jaminan/agunan yang dibebankan kepada pihak nasabah debitur. 2.1.6
Manfaat Kredit Manfaat kredit bank apabila dilihat dari berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder) sebagai berikut:
2.1.7.1 Manfaat kredit bank bagi debitur a. Untuk meningkatkan usahanya maka debitur dapat menggunakan dana kredit untuk pengadaan atau peningkaan berbagai factor produksi, baik berupa tambahan modal kerja, mesin, bahan baku, maupun
5
peningkatan sumber daya manusia, metode, pasar , sumber daya alam dan teknologi. b. Kredit bank relatif mudah diperoleh apabila usaha debitur layak untuk dibiayai. c. Jumlah bank yang ada dinegara kita dewasa ini relatif
banyak,
sehingga calon debitur lebih mudah memilih bank yang cocok dengan usahanya. d. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kredit bank (antara lain provisi dan bunga) relative murah. e.
Terdapat berbagai macam/jenis/tipe kredit yang disediakan oleh perbankan, sehingga calon debitur dapat memilih jenis yang paling sesuai.
f.
Dengan memperoleh kredit dari bank, biasanya debitur tersebut sekaligus terbuka kesempatannya untuk menikmati produk/jasa bank lainnya seperti transfer, bank garansi, pembukaan letter of credit dan lain sebagainya.
g.
Rahasia keuangan debitur terlindungi.
h.
Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon debitur.
2.1.7.2 Manfaat kredit bagi bank a. Bank memperoleh pendapatan berupa bunga yang diterima dari debitur. Disamping bunga, walaupun jumlahnya tidak signifikan diperoleh pula pendapatan dari provisi/biaya administrasi dan denda
6
( penalty )&Fee Base Income ( biaya transfer, L/C iuran credit card/ATM) dan sebagainya. b. Dengan diperolehnya pendapatan bunga kredit, maka diharapkan rentabilitas bank akan membaik yang tercermin dalam perolehan laba yang meningkat. c. Dengan pemberian kreditnya, bank sekaligus dapat memasarkan produk-produk/jasa-jasa bank lainnya seperti giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, transfer, jaminan bank, dan lain sebagainya. Produk atau jasa-jasa tersebut dijual melalui salah satu persyaratan yang tertuang dalam perjanjian kredit dimana debitur harus menyalurkan semua kegiatan usahanya melalui bank yang bersangkutan. d. Dengan adanya kegiatan pemberian kredit, maka bank dapat mendidik dan meningkatkan kemampuan para personilnya untuk lebih mengenal secara rinci kegiatan usaha secara riil di berbagai sektor ekonomi. Personil/tenaga kerja yang terdidik dan terlatih sehingga mempunyai keahlian khusus merupakan asset yang sangat berharga bagi bank. 2.1.7.3 Manfaat kredit bagi Pemerintah atau Negara a. Kredit bank dapat dipergunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi baik secara umum maupun untuk sector tertentu saja. Kredit bank dapat dijadikan alat/piranti pengendalian moneter.manakala uang yang besar dianggap terlalu banyak sehingga berdampak inflatoir (dimana harga barang dan jasa pada
7
umumnya meningkat), maka kredit bank harus dikurangi antara lain melalui kenaikan suku bunga atau pembatasan jumlah pagu kredit, sehingga masyarakat enggan (discourage) untuk meminjam atau kesempatan meminjam menjadi berkurang.Begitu pula sebaliknya dengan cara seperti itu arus tukar menukar barang dan jasa menjadi lancar. b. Kredit bank dapat menciptakan dan menigkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja. Kredit bank dapat menciptakan dan meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat. Secara tidak langsung pemberian kredit bank akan meningkatkan pendapatan Negara yang berasal dari pajak perusahaan yang tumbuh dan berkembang volume usahanya. c. Pemberian
kredit
bank
yang
sahamnya
dimiliki
oleh
pemerintah/Negara/daerah yang berhasil meningkatkan labanya, akan menambah pendapatan pemerintahan/negara/daerah yang berupa setoran bagian deviden yang bersangkutan. Pemberian kredit bank dapat menciptakan dan memperluas pasar. Dengan adanya kredit bank maka volume produksi dan konsumsi akan meningkat dan hal itu akan mendorong terciptanya pasar baru serta peningkatan pasar yang telah ada. 2.1.7.4 Manfaat kredit bagi masyarakat a. Dengan adanya kredit bank yang mendorong pertumbuhan dan perluasan ekonomi, maka akan mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat.
8
b. Untuk kelompok masyarakat yang memiliki keahlian dan profesi tertentu dapat terlibat dalam proses pemberian kredit, misalnya seorang konsultan proyek dapat turut serta dalam pembuatan project proposal atau studi kelayakan proyek (project feasibility study). Bagi notaris dapat terlibat dalam pembuatan perjanjian kredit dan pengikatan jaminan. dan lain sebagainya. c. Para pemilik dana yang menyimpan di bank berharap agar kredit bank berjalan lancar, sehingga dana mereka yang digunakan/disalurkan oleh bank dapat diterima kembali secara utuh beserta sejumlah bunganya sesuai kesepakatan. d. Adanya jenis-jenis kredit tertentu seperti bank garansi atau L/C, akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi pihak yang terlibat misalnya pipmpinan proyek, kontraktor atau para supplier/penjual yang terlibat di dalamnya 2.1.7
Tujuan Kredit Keuntungan merupakan tujuan dari pemberian kredit dalam bentuk bunga yang diterima. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai agen development adalah untuk a. Turut mensuksekan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan b. Meningkatkan
aktivitas
perusahaan
agar
dapat
menjelaskan
fungsinya guna menjamin terpenuhi terpenuhinya kebutuhan
9
masyarakat/memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya. 2.1.8
Jenis – Jenis Kredit Jenis-jenis kredit dilihat dari berbagai aspek tinjauannya sangatlah banyak dan bervariasi. Di bawah ini akan disajikan jenis kredit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut:
2.1.8.1 Kredit menurut penggunaannya A. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan utuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung terhadap kebutuhan manusia. Sebagai contoh misalnya: kredit untuk membeli makanan dan pakaian, perbaikan rumah, bahkan untuk membeli kendaraan apabila untuk digunakan sendiri termasuk kedalam kedalam kategori ini. Kredit jenis banyak diberikan oleh perbankan kepada para pegawai dan pensiunan yang berpenghasilan tetap. Pada Bank BPD Bali terdapat 2 Jenis Kredit Konsumtif yaitu : a. Kredit konsumtif aneka Guna Kredit konsumtif kepada debitur berpenghasilan tetap dan berpenghasilan tidak tetap, yang sumber pengembalian kreditnya berasal dari gaji atau penghasilan usahanya. b.Kredit Konsumtif Multi Guna
10
pemberian kredit kepada PNS dan atau Karyawan tetap perusahaan (orang perorangan yang bekerja sebagai pegawai tetap disuatu perusahaan BUMN,BUMD atau perusahaanswasta yang struktur kepegawainya sudah mapan) yang angsuran kreditnya melalui potong gaji. B. Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat menimbulkan atau menngkatkan utility (faedah/kegunaan), baik faedah karena bentuk (utility of form), faedah karena tempat (utility of place), faedah karena waktu (utility of time), maupun faedah karena pemilikan (owner/possession utility). Kredit produktif ini terdiri dari: a)
Kredit investasi yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai
pembelian barang-barang modal tetap dan tahan lama, seperti mesin, bangunan pabrik, tanah, kendaraan dan sebagainya. b)
Kredit modal kerja yaitu kredit yang ditujukan untuk membiayai
keperluan modal lancar yang biasanya habis dalam satu atau beberapa kali proses produksi atau siklus usaha, misalnya untuk pembelian bahan-bahan mentah, gaji/upah pegawai, sewa gedung atau kantor, pembelian barang-barang dagangan dan sebagainya. c)
Kredit likuiditas yaitu kredit yang tidak mempunyai tujuan
konsumtif tapi secara langsung tidak pula bertujuan produkif melainkan mempunayi tujuan untuk membantu perusahaan yang sedang ada dalam
11
kesulian likuiditas dalam rangka pemeliharaan kebutuhan minimalnya. Andaikata dihubungkan dengan dengan teori
keymes
tentang
kecenderungan untuk memelihara uang tunai tujuan kredit likuiditas ini untuk membiayai motif berjaga-jaga . Sebagi contoh dari jenis kredit ini ialah andai kata Bank Indonesia membeikan bantuan likuiditas bagi bank yang pada suatu waktu mempunayi presentase likuiditas wajib di bawah ketentuan yang belaku. Mengenai kredit produktif ini khusuusnya kredit investasi dan kredit modal kerja sangat memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi, baik di negara-negara yang sudah maju maupun di negara-negara berkembang. Secara umum kredit investasi ditujukan untuk pendirian baru, modernisasi, rehabilitasi atau memperluas ( expansion ) suatu perusahaan. Yang dimaksud dengan pendirian baru, ialah andai kata bank memberikan kredit investasi untuk pembelian barang-barang modal tahan lama bagi perusahaan yang baru didirikan. Yang dimaksud dengan modenisasi adalah andaikata suatu perusahaan meningkatkan kemapuan atau kapasitas mesin dan peralatannya disesuaikan dengan kebutuhan masa kini mutakhir. Sedangkan yang dimaksud dengan rehabilitasi adalah apabila perusahaan memulihkan kembali kemampuan usahanya, misalnya dengan memperbaiki bangunan, mesim – mesin dan peralatan
12
lainnya.Yang dimaksud dengan perluasan ( expansion ) adalah apabila perusahaan mengadakan peningkatan produksi dengan menambah bangunan, mesin-mesin peralatan lainnya.Biasanya kredit investasi berjangka waktu panjang, sekurang-kurangnya berjangka waktu menengah. 2.1.9 Prrinsip – Prinsip Perkreditan Sebelum kredit diberikan , bank harus yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah dilakukan dengan analisis 5C,7P dan 3R ( Kasmir,2004:104) Adapun penjelasan analisis 5C adalah sebagai berikut : a. Character Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benarbenar dapat dipercaya b. Capacity Yang dimaksud Capacity yaitu untuk melihat nasabah dalam kemampuanya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. c. Capital Yaitu untuk melihat pengguna modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan dengan melakukan pengukuran.
13
d. Collateral Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.manfaat collateral yaitu sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari usahanya yang normal . e. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek bidang usaha yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut : a. Personality : menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari. b. Party
: mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakter. c. Perpose
: untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
kredit,termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. d. Prospect
: untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
menguntungkan atau tidak,atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
14
e. Payment
:
merupakan
ukuran
bagaimana
cara
nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit f. Profability : untuk menganalisis bagaimana cara nasabah dalam mencari laba g. Protection : tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan Penilaian dengan Prinsip 3R yaitu sebagai berikut : a) Return Penilaian penghasilan apakah usaha yang akan dibiayai benarbenar suatu usaha yang memberikan hasil didasarkan pengalaman, kemampuan, pemasaran dan aspek lainnya. b) Repayment Capasity Penilaian kesanggupan membayar kembali kredit apakah nasabah benar-benar memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit bank. c) Risk Bearing Ability Penilaian kemampuan untuk menutup risiko yang mungkin timbul jika kredit menjadi macet 2.1.10 Jaminan Kredit Secara umum kredit di artikan sebagai penyerahan kekayaan atau penyertaan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang. Berdasarkan kenyataan bahwa pada prinsipnya
15
setiap pemberian kredit harus dengan jaminan,maka jaminan kredit itu sendiri dapat berupa benda atau perorangan : a. Jaminan Berupa Benda Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakannya guna pemenuhan atau pembayaran kewajiban seorang debitur. 1) Bentuk jaminan benda yang tidak bergerak a) Hipotek : yaitu suatu hak keberadaannya atas benda-benda tidak bergerak untuk mengambil dari pelunasan suatu perikatan b) Gadai
: yaitu hak kreditur atas suatu barang bergerak yang
diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya untuk mengambil pelunasan suatu utang. 2) Bentuk barang bergerak dapat juga berupa fiducia. Fiducia adalah penyerahan hak milik berdasarkan kepercayaan atas barang bergerak, dengan tetap menguasai barang-barang tersebut barang yang dapat dijaminkan secara fiducia antara lain a) Mulai dari bahan baku yang diolah, barang setengah jadi sampai dengan hasil produksi. b) Alat- alat inventaris c) Kendaraan bermotor b. Jaminan Perorangan Pasal jaminan perorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang menyanggupi pihak berpiutang (kreditur) bahwa ia menanggung
16
pembayaran suatu utang bila dia berutang tidak menepati kewajibannya.
Jaminan
jenis
ini
dapat
diadakan
tanpa
sepengetahuan debitur. 2.1.11
Definisi Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5) prosedur adalah suatu urutan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
2.1.12
Prosedur Pemberian Kredit Menurut Kasmir (2008 :100) Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum kemudian dapat juga ditinjau dari segi tujuannya apakah konsumtif atau produktif. Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut : 1) Pengajuan berkas-berkas Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam satu proposal . kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan . pengajuan proposal kredit hendaknya uang berisi antara lain sebagai berikut : a) Riwayat Hidup Latar
belakang
perusahaan
seperti
riwayat
hidup
singkat
perusahaan, jemis bidnag usaha, identitas perusahaan , nama
17
pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah swasta. b) Maksud dan Tujuan Apakah
untuk
memperbesar
omset
penjualan
atau
untuk
meningkatkan Kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru ( perluasan) serta tujuan lainnya. c) Besarnya Kredit dan jangka Waktu Dalam hal ini pemohon menetukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktu kreditnya d) Cara pemohon mengembalikan kredit Dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya e) Jaminan Kredit Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. 2) Wawancara I Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah. 3) On the spot
18
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau pinjaman. Kemudian hasil on the spot ini dicocokkan dengan hasil wawancara I. 4) Wawancara II Merupakan
kegiatan
perbaikan
berkas,jika
mungkin
ada
kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. 5) Keputusan Kredit Keputusan Kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau di tolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang mencangkup : 1. Jumlah Uang yang diterima 2. Jangka Waktu Kredit 3. Biaya-Biaya yang harus dibayar Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan team. Begitu pula bagi kredit dengan ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing. 6) Penandatanganan akad Kredit/perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusannya kredit , maka sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit , mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.
19
Penandatanganan dilaksanakan : 1) Antara Bank dengan debitur secara langsung 2) Dengan melalui notaris 7) Realisasi Kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank bersangkutan. 8) Penyaluran/penarikan dana Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit , yaitu : 1. Sekaligus 2. Secara bertahap
20