BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi – transaksi perusahaan yang sering terjadi.Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang – ulang (Mulyadi, 2010:5).Dari berbagai definisi dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. 2.1.2 Definisi Pemberian Kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan”. Dalam pemberian kredit harus ada unsur kepercayaan di dalam penyaluran kredit kepada debitur dan memastikan dalam pembayaran kredit tepat waktu sesuai dengan tanggal pemberian kredit setiap bulannya. Menurut Undang – Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
8
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 2.1.3 Unsur – Unsur Kredit Beberapa unsur yang terkandung dalam setiap pemberian fasilitas kredit.Menurut Kasmir (2014:87) menyatakan bahwa unsur – unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit yaitu: 1. Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, jasa atau barang) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. 2. Kesepakatan Di samping unsur percaya, dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masingmasing. 3.Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa dibentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
9
4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya.Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun risiko yang tidak sengaja. 5. Balas Jasa Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bagi bank. 2.1.4 Tujuan dan Fungsi Kredit 1. Tujuan Kredit Dalam pemberian suatu fasilitas
kredit mempunyai tujuan-
tujuan tertentu. Adapun tujuan pemberian kredit menurut Kasmir (2014:88) adalah sebagai berikut : a. Mencari keuntungan Mencari keutungan
bertujuan untuk memperoleh hasil dari
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. b. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal 10
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan
dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. 2. Fungsi Kredit Menurut Kasmir (2014:89), suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan daya guna Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya
jika
uang
hanya
disimpan
saja
tidak
akan
menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit. b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. c. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengelola barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
11
d. Meningkatkan peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah barang beredar bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar. e. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyrakat. f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Misalnya juka sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatan. h. Untuk meningkatkan hubungan internasional. Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lain. 12
2.1.5 Jenis- jenis Kredit Dari berbagai jenis kredit kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan jenis kredit.Menurut Kasmir (2014:90), secara umum jenis – jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain sebagai berikut: 1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik
baru
atau
untuk
keperluan
rehabilitasi.Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik
atau
membeli
mesin-mesin.Pendek
kata
masa
pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama. b. Kredit modal kerja Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biayabiaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan barang tambang atau kredit industri lainnya. 13
b.Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumsi lainnya. c. Kredit perdagangan Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor. 3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi. b. Kredit jangka menengah Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing. 14
c. Kredit jangka panjang Merupakan
kredit
yang
masa
pengembaliannya
paling
panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan Jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa Jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atas nama baik si calon debitur selama ini. 5. Dilihat dari sektor usaha a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi. c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar. 15
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau timah. e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa. f. Kredit profesi, diberikan kepada para profesional seperti, dosen, dokter atau pengacara. g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan 2.1.6 Prinsip Pemberian Kredit Dalam proses pemberian kredit ini harus mengandung beberapa prinsip yaitu bahwa kredit yang diberikan kepada nasabahnya harus bersifat wajar dan adil serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga fasilitas kredit dapat di manfaatkan sebaik-baiknya. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilainya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank.Biasanya penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P. Adapun penjelasan untuk analisis kredit dengan 5 C menurut Kasmir (2014:95) yaitu: 1. Character Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari 16
latar belakang si nasabah baik yang latar belakang
pekerjaan
maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar. 2. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuanketentuan pemerintah.Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini.
Pada akhirnya akan terlihat
“kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. 3. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi).Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini. 4. Collateral Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 5. Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. 17
Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benarbenar memiliki prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut: 1. Personality Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. 2. Party Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. 3. Perpose Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. 5. Payment Payment
merupakan
ukuran
bagaimana
cara
nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
18
6. Profitability Profitability yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. 7. Protection Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. 2.1.7 Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja merupakan salah satu jenis kredit yang diberikan bank kepada nasabahnya untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai barang tersebut terjual, dan digunakan debitur atau penerima kredit untuk modal kerja usaha, baik sebagai penambah modal kerja ataupun sebagai modal kerja awal. Prinsip dari modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit bank kemudian digunakan untuk membeli barang dagangan atau bahan-bahan baku kemudian diproses menjadi barang jadi lalu dijual baik secara tunai atau kredit selanjutnya memperoleh uang tunai kembali. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kelangsungan operasinya tersebut.
19
2.1.8 Prosedur Pemberian Kredit 1.
Prosedur pemberian kredit Menurut Kasmir (2014:101), bahwa secara umum dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut: a. Pengajuan berkas – berkas Dalam hal pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian lampirkan dengan berkas- berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya
berisi tentang latar belakang
perusahaan, riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, maksud dan tujuan pencarian kredit, besar
kredit
dan
jangka
waktu,
cara pemohon
mengembalikan kredit, dan jaminan kredit. b. Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan
belum lengkap atau cukup,
maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya apabila sampai batas tertentu
dan
nasabah tidak sanggup
melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja. c. Wawancara I Wawacara
I
merupakan
penyelidikan
kepada
calon
peminjam dan berhadapan langsung dengan calon peminjam,
20
untuk meyakinkan apakah berkas –berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. d. On the spot On the spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. e. Wawancara II Wawancara II
merupakan
kegiatan perbaikan berkas, jika
mungkin ada kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. f. Keputusan kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diterima atau ditolak. Jika diterima, maka akan dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit mencakup: jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit dan biaya - biaya yang harus dibayar. g. Penandatanganan akad/perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari keputusan kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.
21
h. Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat – surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.
i. Penyaluran/penarikan dana Penyaluran/penarikan adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu pengambilan secara sekaligus atau secara bertahap. 2. Dokumen yang digunakan a. Akta pendirian Perusahaan dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau Yayasan yang dikelurakan oleh notaris dan disahkan oleh Departemen kehakiman. b. Bukti diri (KTP) para pengurus dan pemohon kredit. c. Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan. d. Daftar penghasilan bagi perseorangan. e. Fotocopy Kartu Keluarga bagi perseorangan.
22
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Eka Maha Putra (2012), melakukan penelitian tentang Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif. Hal ini dilakukan dengan mempelajari prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan dan melakukan evaluasi terhadap proses pemberian kredit. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II dinilai baik dan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Persamaan dari penelitian ini dengan yang dilakukan Eka Maha Putra adalah sama–sama menganalisis prosedur pemberian kredit modal kerja.Sedangkan
perbedaannya
adalah
dalam
penelitian
sebelumnya
menganalisis studi kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Kuta II, sedangkan dalam penelitian ini menganalisis studi kasus pada LPD Tunas Mekar Desa Pekraman Pengosekan.
23