BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah kegiatan ekonomi.Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank, maka dapat melayani berbagai kebutuhan pada berbagai sector dalam perekonomian. Dalam Ismail (2010: 12) menyebutkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa – jasa perbankan. Sebagai lembaga keuangan kegiatan bank tidak terlepas dari bidang keuangan, sehingga bank dapat dikatakan sebagai inti dari system keuangan suatu negara. Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 mendefinisikan bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Secara lebih luas, bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa bank memiliki tiga kegiatan utama diantaranya :
6
1)
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dikenal dengan istilah funding, yang merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat.
2)
Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit Kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat dikenal dengan istilah lending, yang merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat.
3)
Memberikan jasa – jasa bank lainnya Memberikan jasa – jasa bank lain dikenal dengan istilah services, yang merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.
2.1.2 Jenis – Jenis Bank Dalam Kasmir (2012: 20) menyatakan jenis – jenis ba k dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain : 1) Dilihat dari segi fungsinya, berdasarkan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 jenis bank terdiri dari : (1) Bank Umum Bank Umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.SIfat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.Begitu pula wilayah operasinya dapat dilakukan 7
diseluruh wilayah Indonesia, bahkan ke luar negeri.Bank umum sering disebut bank komersial. (2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha
secara
konvensional
atau
berdasrkan
prinsip
syariah.Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Artinya jasa – jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum. 2) Dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari : (1) Bank Milik Pemerintah Bank
yang
akte
pendiriannya
maupun
modal
bank
ini
sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. (2) Bank Milik Swasta Bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. (3) Bank Milik Koperasi Bank yang kepemilikan saham – sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
8
(4) Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan jenis bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). (5) Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional.Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. (3) Dilihat dari segi status terdiri dari : (1) Bank Devisa Bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. (2) Bank Non Devisa Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. (4) Dilihat dari segi cara menentukan harga terdiri dari : (1) Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunaka metode penetapan 9
bunga sebagai harga untuk produk simpanan dan pinjaman serta untuk jasa – jasa bank lainnya menerapkan biaya – biaya dalam nominal atau persentase tertentu. (2) Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah Bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hokum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
2.1.3 Sumber – Sumber Dana Bank Sumber – sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatan operasinya (Kasmir, 2012: 68). Sumber dana bank adalah sebagai berikut : 1) Dana yang Bersumber dari Bank itu Sendiri Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri yaitu modal setoran dari para pemegang sahamnya. Pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari : (1) Setoran modal dari pemegang saham
10
Dalam hal ini pemegang saham lama dapat menyetor dana tambahan atau membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. (2) Cadangan-cadangan Bank Cadangan-cadangan
laba
tahun
lalu
yang
tidak
dibagikan kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan dating. (3) Laba yang belum dibagi Laba
yang
belum
dibagikan
pada
tahun
yang
bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. 2) Dana yang Berasal dari Masyarakat Luas Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan dan relative lebih mahal, jika dibandingkan dengan dana sendiri. Sumber penghimpunan dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk : (1) Simpanan Giro Simpanan Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, 11
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
(2) Simpanan Tabungan Simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat – syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. (3) Simpanan Deposito Simpanan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. 3) Dana yang Bersumber dari Lembaga Lainnya Sumber dana ini merupakan sumber dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencairan sumber dana. Pencairan dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya dapat diperoleh antara lain : (1) Kredit likuiditas dari Bank Indonesia Kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank – bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. (2) Pinjaman antarbank 12
Pinjaman antarbank biasanya diberikan kepada bank – bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring.
(3) Pinjaman dari bank – bank luar negeri Pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri. (4) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupaun non keuangan.
2.1.4 Pengertian Suku Bunga Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Faktor utama yang memengaruhi besar kecilnya peetapan suku bunga adalah kebutuhan dana, persaingan, kebijakan pemerintah, target laba yang diinginkan, kualitas jaminan dan lain - lain.
2.1.5 Jenis Suku Bunga Bank Dalam kegiatan perbankan sehari - hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu : 1. Bunga Simpanan merupakan harga beli yang harus di bayar bank kepada nasabah pemilik simpanan. 13
2. Bunga Pinjaman
(suku bunga kredit) merupakan bunga yang
dibebankan kepada para peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasbah peminjam kepada bank. Disebut juga bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan poendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakn pendaptan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing – masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, makla secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya.
2.1.6
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Seperti dijelaskan diatas bahwa untuk menentukan besar suku bunga simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya
bnaik
bunga
simpanan
maupun
pinjaman
saling
mempengaruhi disamping pengaruh fackor – faktor lainnya. 1.
Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan
pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan.
14
Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Namun apabila dana yang ada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun. 2.
Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor
promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika bunga simpanan rata – rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga pinjaman kita naikkan diatas bunga pesaing misalnya 16%. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing. 3.
Kebijaksanaan Pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga
pinjaman kita tidak boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4.
Target laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang
diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. 5.
Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin
tinggi bunganya, hal ini disebabkan sesarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. 15
6.
Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah
bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.Sebagai contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan sertifikat tanah.Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah. 7.
Reputasi perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8.
Produk yamg kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di
pasaran.Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. 9.
Hubungan baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah
utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhaddap bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang 16
baik dengan pihak bank,, sehingga dalam penetuan suku bunganyapun berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, maka bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Demikian pula sebaliknya jika penjamin pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan.
2.1.7
Pengertian Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.Tujuan menabung di Bank adalah : 1. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai cadangan hari depan. 2. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu / kelompok.
17