BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2014:7) “Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewjiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Menurut Fahmi (2013:2) “Laporan keuangan merupakan suatu kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan gambaran kinerja keuangan perusahaan”. Menurut Harahap (2013:4) “Laporan Keuangan merupakan hasil daripada sistem atau proses akuntansi yang akan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Martono dan Harjito (2011:52) menyatakan bahwa laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam : a.
Pengambilan keputusan investasi,
b.
Keputusan pemberian kredit,
c.
Penilaian aliran kas,
d.
Penilaian sumber-sumber ekonomi,
e.
Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana,
f.
Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumbersumber dana,
g.
Menganalisis penggunaan dana. Perusahaan diwajibkan menyusun laporan keuangan komparatif
(disajikan dengan dua tahun terakhir) agar laporan keuangan dapat menggambarakan secara jelas sifat dan perkembangan yang dialami 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
perusahaan dari waktu ke waktu. Laporan keuangan meliputi: neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan. 1. Neraca Jumingan, (2006:13) Neraca merupakan suatu bentuk laporan mengenai aktiva, utang, dan modal perusahaan tercatat pada tanggal tertentu. Biasanya buku ditutup pada akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir periode. Jusup, (2009:21) Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan) dan pasiva (kewajiban dan modal) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. 2. Laporan Rugi/ Laba Pura, (2013:88) laporan laba rugi merupakan bentuk laporan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biayabiaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi. 3. Catatan Atas Laporan Keuangan Kasmir (2012) Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktiva lainnya. 2.1.2
Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Fahmi (2011:28) Tujuan laporan keuangan adalah memberikan sebuah informasi keuangan mengenai perubahan unsur-unsur laporan keuangan untuk diberikan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
dalam menilai kinerja keuangan. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini, b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini, c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu, d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu, e. Memberikan informasi tentang perubahaan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan, f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu periode, g. Memberikan informasi tentang catatan – catatan atas laporan keuangan. 2.1.3
Sifat Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2014:11) dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat: 1. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. 2. Bersifat menyeluruh, laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan. Data perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan biasanya merupakan kombinasi dari: 1. Fakta yang telah dicatat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Laporan keuangan disusun atau dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi. 2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi Maksud prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi adalah pencatatan yang terjadi dalam laporan keuangan jelas didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. 3. Pendapat pribadi Pendapat pribadi artinya walaupun pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan didasarkan pada dalil-dalil tertentu, penggunaan dari dasar dalil tersebut tergantung dari pendapat manajemen perusahaan. Artinya pendapat ini juga tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil yang disetujui. 2.1.4. Keterbasan Laporan Keuangan Menurut PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) sebagaimana yang dikutip dari Fahmi (2014:10) sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut : 1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karennya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal itu tidak menimbulkan pengaruh yang meterial terhadap kelayakan laporan keuangan. 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam mengahadapi ketidakpastian.
Bila
terdapat
beberapa
kemungkinan
kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa atau transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas). 7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilahistilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
memimbulkan
variasi
dalam
pengukuran
sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. 9. Informasi yang bersifat kualikatif dan fakta yang dapat dikualifikasikan umumnya diabaikan. 2.1.5. Pihak-Pihak Pengguna Laporan Keuangan Menurut Jusup (2009:6), Secara garis besar pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan adalah : a.
Pemilik perusahaan Dengan menggunakan laporan keuangan, pemilik perusahan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan kata lain, laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-hasil yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
telah dicapai dan menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai di masa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya. b.
Manager atau pimpinan perusahaan Laporan
keuangan
digunakan
sebagai
alat
untuk
mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga digunakan oleh manajemen untuk : 1. Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, 2. Mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses, atau produksi, 3. Mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab, 4. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. c.
Investor Laporan keuangan digunakan oleh para investor untuk mengetahui jaminan investasinya dan mengetahui kondisi kerja / kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut. Selain itu, investor juga menggunakan laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya.
c.
Kreditur / banker Kreditur Jangka panjang ini menggunakan laporan keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang dan beban-beban bunganya dan untuk mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup mendapat jaminan dari perusahaan.
d.
Pemerintah Laporan keuangan digunakan oleh pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahan serta digunakan sebagai dasar perencanaan pemerintah.
e.
Masyarakat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai hal. Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
termasuk
jumlah
orang
yang
dipekerjakan
dan
perlindungan pada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2.2. Analisis Laporan Keuangan 2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Subramanyam, (2013:4) Analisis laporan keuangan yaitu suatu analisis laporan keuangan yang mempunyai tujuan dan data yang berkaitan sebagai hasil estimasi dan kesimpulan analisis bisnis yang sangat bermanfaat. Setelah laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur dan penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan yang dimaksud adalah berapa jumlah harta, kewajiban, serta modal dalam neraca yang dimilki. Kemudian juga akan diketahui jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat bagaimana hasil usaha yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh bernbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak. Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian, kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, akan tergambar kinerja manajemen selama ini. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang tepat sehingga hasil yang diharapkan benar – benar tepat. Kesalahan dalam angka atau rumus akan berakibat pada tidak akuratnya hasil yang hendak dicapai. Kemudian, hasil perhitungan tersebut, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diketahui posisi keuangan yang sesungguhnya. 2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Suhayati dan Dewi, (2009:14) Sebagai penyediaan informasi yang berkaitan dengan kinerja, posisi keuangan, serta perubahan posisi keuangan
perusahaan
akan
bermanfaat
untuk
pemakai
sebagai
pengambilan keputusan ekonomi. 2.2.3. Teknik Analisis Laporan Keuangan Jumingan, (2006:43) Teknik analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : a.
Analisis laporan laba rugi, laba ditahan, dan perbandingan neraca.
b.
Analisis perubahan modal.
c.
Analisis tren rasio unsur data operasi dan neraca.
d.
Analisis persentase per komponen dari neraca dan laba rugi.
e.
Analisis rasio hubungan dari unsur neraca.
f.
Analisis perbandingan dengan rasio industri.
g.
Analisis Break Even Point (BEP).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.3. Kinerja Keuangan Menurut Irham (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan alat analisis keuangan yaitu berupa rasio keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu 2.4 Analisis Rasio Keuangan 2.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Fahmi, (2011:44) menyatakan bahwa rasio keuangan sangat penting untuk menganalisa keadaan keuangan suatu perusahaan. Hanafi dan Halim (2012:74), rasio keuangan digunakan untuk melihat prospek dan risiko perusahaan pada masa yang mendatang. Kasmir
(2014:104)
Rasio
keuangan
merupakan
kegiatan
membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian jiga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. 2.4.2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan Sartono, (2011:113) Analisis rasio keuangan memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk mendanai besarnya piutang, kewajiban keuangannya, perencanaan pengeluaran investasi, struktur modal yang sehat, dan efisiensi manajemen persediaan. Hanafi dan Halim (2012:74), rasio keuangan digunakan untuk melihat prospek dan risiko perusahaan pada masa yang mendatang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Manfaat Rasio Keuangan Menurut Fahmi (2014:104) adapun manfaat dari rasio keuangan, yaitu: 1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan. 2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan. 3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. 4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditok dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bungan dan pengembalian pokok pinjaman. 5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penelitian bagi pihak stakeholder. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan Menurut Fahmi (2014:110) ada beberapa kelemahan analisa rasio keunganan, yaitu: 1. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif terhadap kondisi suatu perusahaan. Sisi relatif disini di mana rasio-rasio keuangan bukanlah merupakan kriteria mutlak. 2. Analisis keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal dan bukan kesimpulan akhir. 3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisis adalah bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Maka sangat memungkinkan data yang diperoleh tersebut adalah data yang angka-angkanya tidak memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, dengan alasan mungkin saja data-data tersebut diubah dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan. 4. Pengukuran rasio keuangan ban yak yang bersifat artificial di sini artinya perhitungan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan setiap pihak memiliki pandangan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menempatkan ukuran dan terutama justifikasi dipergunakannya rasio-rasio tersebut. Dimana kadang kala justifikasi penggunaan rasio tersebut sering tidak mampu secara maksimal menjawab kasus-kasus yang dianalisis. 2.4.3 Jenis Rasio Keuangan Menurut Fahmi (2014:121) terdapat enam jenis rasio keuangan yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas dibagi menjadi empat, yaitu a. Current ratio (Current Ratio) adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo. b. Rasio Cepat (Quick ratio) adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih diteliti daripada current ratio karena pembilangnya mengeleminasi persediaan yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan menjadi sumber kerugian. c. Rasio Modal Kerja (Net Working Capital Ratio) adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar terhadap jumlah kativa. d. Rasio Likuditas Arus Kas (Cashflow Liquidity Ratio) menggunakan pembilang sebagai suatu perkiraan sumber kas, kas dan surat berharga menyajikan jumlah kas yang dihasilkan dari operasi perusahaan seperti kemampuan menjual dan menagih kas. 2. Rasio Leverage Rasio Leverage adalah mengukur seberapa beasr perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio Leverage secara umum ada delapan yaitu: a. Rasio yang melihat perbandingan hutang perusahaan (Debt to Total Asset) atau Debt Ratio yaitu diperoleh dari perbandingan total hutang dibagi dengan total aktiva.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
b. Rasio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio) yaitu ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. c. Rasio Kemampuan Membayar Bunga (Time Interest Earned) yaitu perbandingan antara pendapatan sebelum pajak (Earning Before Tax, selanjutnya disebut EBIT) terhadap bunga hutang jangka panjang. d. Rasio Pemenuhan Kas (Cashflow Coverage Ratio) yaitu rasio yang menunjukkan marjin sampai seberapa besar lapa operasi perusahaan dapat menutupi kebutuhan keuangannya. e. Long Term Debt to Total Capitalization merupakan sumber dana pinjaman yang bersumber dari hutang jangka panjang, seperti obligasi dan sejenisnya. f. Rasio Kemampuan Membayar Beban Tetap (Fixed Charge Coverage Ratio) yaitu ukuran yang lebih luas dari kamampuan perusahaan untuk menutup
beban
tetap
dibandingkan
dengan
rasio
kelipatan
pembayaran bunga karena termasuk pembayaran beban tetap yang berkenaan dengan sewa guna usaha. g. Rasio Kecukupan Arus Kas (Cashflow Adequancy) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menutup pengeluaran modal, hutang jangka panjang, dan pembayaran dividen setiap tahunnya. 3. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimaldengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio aktivitas terbagi lima yaitu: a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) digunakan untuk melihat sejauh mana tingkat perputaran persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
b. Rata-rata Periode Pengumpulan Piutang (Day Sales Outstanding) yaitu mengkaji tentang bagaimana suatu perusahaan melihat periode pengumpulan piutang yang akan terlihat. c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) yaitu melihat sejauh mana aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki tingkat perputarannya secara efektif, dan memberikan dampak pada keuangan perusahaan. d. Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) yaitu sejauh mana keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran secara efektif. e. Rasio Perputaran Aktiva Jangka Panjang (Long Term Asset Turnover). 4. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Rasio profitabilitas secara umum ada empat yaitu: a. Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) yaitu perbandingan laba kotor terhadap penjualan bersih. b. Pendapatan terhadap Penjualan (Net Profit Margin) yaitu laba bersih setelah pajak dibagi penjualan bersih. c. Pengambalian Investasi (Return on Investment) yaitu melihat sejauh mana
investasi
yang
telah
ditanamkan
mampu
memberikan
pengembalian keuntungan sesuai yang diharapkan. d. Laba Atas Ekuitas (Return On Equity) yaitu mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. 5. Rasio Pertumbuhan Rasio Pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. 6. Rasio Nilai Pasar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang. 1.
Rasio Likuiditas Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.
2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Dalam analisa aktivitas rasio yang digunakan adalah: o
Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rumusnya Inventory Turn Over o
=
x 1 kali
Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turn Over Ratio)
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk menghasilkan penjualan. Total Asset Turn Over =
x 100%
3. Rasio Solvabilitas Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang digunakan adalah: a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa
besar
hutang
perusahaan
berpengaruh
terhadap
pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini
Debt to assets ratio = b. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Debt to equity ratio =
x 100%
4. Rasio Profitabilitas Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Gross Profit Margin =
x 100%
b. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin) Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Operating Profit Margin =
x 100%
c. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak. Net Profit Margin = 2.4.4
x 100%
Metode Perbandingan Analisis Rasio Keuangan Fahmi (2011:133), adanya pembanding rasio yang dapat dilakukan
yaitu: a. Time Series Analysis, perbandingan rasio keuangan perusahaan dari satu periode dengan periode lainnya. Rasio yang dicapai sekarang dengan rasio masa lalu, dengan demikian perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. b. Cross Sectional Approach, perbandingan rasio perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada waktu yang sama. 2.5. Analisis Du pont System 2.5.1. Pengertian Analisis Du pont System Menurut Sudana (2011:24),”Du pont Analysis memperlihatkan bagaimana hutang, perputaran aktiva, dan profit margin dikombinasikan untuk menentukan Return On Equity”. Brigham, (2011:153) menyatakan bahwa Du pont System merupakan rumus yang menunjukkan tingkat pengembalian aktiva yang dapat diperoleh dari perkalian marjin laba bersih (net profit margin dengan perputaran total aset (total assets)”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Gambar 2.1 Analisis Du pont
Sumber : Laporan Keuangan Industri Semen Periode 2011 – 2015 (data diolah)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Du pont System Terdapat lima manfaat sistem Du pont (Munawir, 2011:91-92) yaitu: 1.
Menyeluruh
atau
komprehensif.
Dapat
mengukur
efisiensi
penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. 2.
Efisiensi. Dengan sistem ini dapat membandingkan efisiensi perusahaan
standar industri, sehingga dapat diketahui ranking
perusahaan, selanjutnya dapat diketahui kinerja perusahaan. 3.
Dapat mengukur efisiensi tindakan. Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan - tindakan yang dilakukan oleh divisi atau bagian dalam suatu perusahaan, yaitu dengan mengalikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.
4.
Dapat mengukur profitabilitas. Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing - masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “product cost system” yang baik, modal dan biaya dapat dialokasikan ke berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan dapat dihitung profitabilitas masing - masing produk.
5.
Dapat membuat perencanaan. Analisis ini dapat juga untuk perencanaan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan jika
perusahaan akan ekspansi Sedangkan kelemahan sistem Du pont (Munawir, 2011:92-93) antara lain; 1.
Sistem Akuntansi. Adanya kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, karena praktek akuntansi yang dilakukan berbeda.
2.
Fluktuasi. Adanya fluktuasi nilai dari uang (daya beli) dengan demikian sulit untuk menganalisisnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
3.
Sulit mengadakan perbandingan. Tidak dapat digunakan untuk mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan mendapatkan kesimpulan yang sempurna.
2.5.3. Return On Assets (ROA) / Return On Investment (ROI) 2.5.3.1 Pengertian ROI Hanafi (2012:157) ROI adalah pengukuran kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih yang menggunakan total harta perusahaan yang dimiliki. Menurut (Sudana, 2011:22) Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba (Sudana, 2011:22). ROI menggunakan Du pont System: ROI = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva Menurut Keown, (2014:102) Analisa Du Pont adalah system rasio keuangan yang dirancang untuk menyelidiki determinan rasio pengembalian ekuitas pemegang saham dan pengembalian aktiva. Sumber: Keown, Arthur J. dkk (2011:89) 2.5.3.2. Manfaat ROI Kasmir, (2014:202) ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas keseluruhan operasional suatu perusahaan”. 2.5.4
Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran pendapatan
yang diperoleh bagi pemiliknya atas modal yang diinvestasikan perusahaan”. Semakin tinggi penghasilan yang didapatkan, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Rasio
ini
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan Sudana (2011:22).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Rasio dalam Du pont dihitung:
ROE
x 100%
Sumber: Keown, Arthur J. dkk (2011:88) 2.5.5
Financial Leverage Multiplier (FLM) Financial Leverage Multiplier (FLM) Rasio ini menunjukkan
hutang dan modal serta merupakan salah satu rasio yang penting karena berkaitan dengan masalah Traiding On Equity yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap Rentabilitas modal sendiri dari perusahaan tersebut. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : FLM = Sumber : Brigham dan houstom (2011:153)
2.6 Penelitian Sebelumnya 1.
Ni Wade Diah Putri Saraswati, Topowijono dan Fransisca Yaningwati. Meneliti tentang Analisis Du Pont System sebagai salah satu alat mengukur kinerja keuangan perusahaan (Studi pada Perusahaan Rokok yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). Hasil dari Analisis Du Pont tersebut ialah Kinerja keuangan PT. Bentoel Internasional Investama Tbk memiliki perkembangan kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan metode Time Series Analysis bahwa ROI cenderung menurun selama tiga tahun yaitu sebesar 4,83%, -4,66%, dan -11,29%. Melalui metode Cross Sectional, perusahaan terletak di bawah rata-rata industri rokok.
2.
Ryandra Prina A, Sri Mangesti Rahayu, dan Topowijono. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan menggunakan system Du Pont (Studi pada UD. Az Zahra Food Periode Tahun 2011-2013). Analisis Du Pont. Hasil Kinerja keuangan UD. Az Zahra Food pada tahun 2011-2013 yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
dianalisis dengan menggunakan analisis Du pont System masih berada dalam kondisi yang kurang baik. Hal tersebut dikarenakan walaupun NPM, ROI dan ROE terus mengalami kenaikan selama tiga tahun tersebut tetapi persentasenya masih sangat rendah. Hal tersebut dikarenakan karena perusahaan ini masih tergolong baru sehingga pengelolaan beban yang dilakukan perusahaan juga masih buruk sehingga laba bersih setelah pajak yang didapatkan perusahaan juga masih sangat rendah selama tiga tahun tersebut. 3.
Daulat Freddy1, Hildawati2. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan menggunakan metode Du Pont System (Studi pada Perusahaan food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2008-2011). Menggunakan Analisis Du Pont. Hasil dari kinerja keuangan dari sepuluh perusahaan Food & Beverages yang terbaik adalah PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, dimana tingkat pengembalian investasinya dari tahun 2008-2011 mengalami peningkatan terus menerus setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih yang positif setiap tahunnya.
4.
Sri Apriyanti Putri (2010). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman yang go Public di BEI. Menggunakan Analisis Du Pont. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukan kinerja keuangan pada industri barang konsumsi makanan dan minuman yang go public di BEI selama tahun 2006-2009 menunjukan kinerja keuangan yang sangat baik.
5.
Ika Handayani (2011). Meneliti tentang Analisis Laporan Keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan paa perusahaan industri tekstil di BEI. Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan teknik rasio keuangan dan metode lintas industri. Hasil untuk menentukan sehat tidaknya posisi keuangan perusahaan yang dilakukan dengan cara membandingkan rasio keuangan rata-rata
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
industrinya pada periode yang bersangkutan. Hasilnya menunjukan bahwa kinerja keuangan pada perusahaan tekstil yang terdafter di BEI secara keseluruhan pada tahun 2006, kinerja keuangan perusahaan yang dinilai paling baik adalah PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk. Untuk tahun 2007 dan 2008 yang memiliki kinerja paling baik adalah PT Polyehem Indonesia, Tbk. 6.
Ni Made Diah Putri Saraswati (2013). Analisis Du Pont System sebagai alat mengukur kinerja keuangan perusahaan di BEI tahun 2011-2013.
This study aims to determine the financial perfomance Cigarette Company listing in the BEI during the period 2011-2013 with using analyzed Du Pont System with the approach Time Series Analysis and Cross Sectional. This analysis more thorough and to find can how strong the relationship margin, asset turnover, the use of debt as well as the ROI on ROE. Based on the results of research, financial perfomance PT. Bentoel Internasional Investama Tbk have unfavorable development, asshown by the method of Time Series Analysis that ROI tends to decline during the three years that is equal to 4,83%, -4,66%, and -11,29%. Through the Cross Sectional, the company is located below the tobacco industry average 7.
Winda Meivilana. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan system Du Pont pada tahun 2011-2013. Assessment of financial performance is required to determine the performance of the company that helps the company management and investors in decisionmaking.Assessment of financial performance can be done by various methods,one of which is the Du Pont System. In this study, an assessment of the financial performance Kedawung Setia Industrial Tbk, PT Kedaung Indah Can Tbk, and PT Langgeng Makmur Industri Tbk based on the analysis Du Pont system which includes calculation of ROI and ROE, are known that Kedawung Setia Industrial Tbk has the best financial performance in the industry. It can be seen from the value of ROI and ROE achieved by the company are consistently increased and is above the industry average during the study period 2010-2012.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
8.
Nur Fitriana. Analisis Sistem Du Pont sebagai alat untuk meniai pertumbuhan laba perusahaan tekstil. The population is the companies which are engaged in the field of textile which are listed in Indonesia Stock Exchange, meanwhile qualitative analysis technique as well as quantitative which is carried out by performing the calculation of Return on Investment (ROI) through du pont method is used as the analysis technique. The result of analysis shows that PT Tifico Fiber Indonesia, Tbk and PT Century Textile Industry, Tbk has negative average value of Return On Investment, that indicates these two companies are not good enough in managing their asset in order to generate profit and even in average these companies undergo loss whereas the level of Return On Investment of PT Ever Shine Textile Industry Tbk during 2008-2012 tends to increase. B. Rerangka Pemikiran Adapun Rerangka pemikiran ini, dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia 1. 2. 3. 4.
PT. Indocement Tunggal Perkasa PT. Holcim Indonesia PT. Semen Indonesia PT. Wijaya Karya Analisis Kinerja Keuangan Analisis Du Pont 1. Membaik 2. Memburuk 3. Lebih baik dari Industry 4. Lebih Buruk dari Indusrty
Sumber: Laporan Keuangan Industri Semen Periode 2011 – 2015 (data diolah) Adapun pola yang digunakan dalam dupont system ialah sebagai berikut : Gambar 2.3 Pola Du Pont System ROA
MARJIN LABA BERSIH
X
PERPUTARAN TOTAL AKTIVA
Sumber: Laporan Keuangan Industri Semen Periode 2011 – 2015 (data diolah)
http://digilib.mercubuana.ac.id/