BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI 2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam”. Kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alama” merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut “Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang ala mini. Ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan kata IPA sebagai suatu istilah. Webste’s : New Collegiate Dictionary (1981) menyatakan “natural science is knowledge concerned with the physical world and its phenomena”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan di dalam Purnell’s : Concise Dicionary of Science (1983) tercantum definisi “Science is the broad field of human knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusian yang luasyang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistimatik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsipprinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis. Ada pula yang mendefinisikan demikian : “Ilmu Pengetahuan Alam adalah apa yang dilakukan oleh para ahli IPA”. IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. IPA dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Dari kedua penngertian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan dengan mengamati sesuatu yang ada di dunia ini dan pengetahuan yanag diperoleh tersebut dapat diuji kembali kebenarannya melalui metode ilmiah.
6
7
Untuk memahami IPA haruslah melalui berbagai pemahaman yaitu: IPA sebagai institusi diartikan sebagai suatu kelembagaan imajiner, Kelembagaan dari bidang profesi tertentu seperti: bidang profesi hukum, bidang kedokteran, bidang pendidikan dan sebagainya. IPA sebagai suatu metode yaitu sebagai suatu proses yang masih terus berkembang/berubah. Metode IPA terdiri dari sejumlah kegiatan baik mental maupun manual, termasuk observasi, eksperimen, klarifikasi, pengukuran dan sebagainya. IPA sebagai kumpulan pengetahuan: Pengetahauan IPA merupakan kumpulan kebenaran yang tidak mutlah dan jumlahnyapun selalu berkembang karena kebenarannya dapat diperiksa setiap saat oleh orang lain ataupun diulang observasinya. IPA sebagai faktor pengembang produksi. IPA sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap. Pengertian IPA ternyata mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pada mulanya IPA merupakan pengetahuan biasa, lambat laun pengertiannya berubah menjadi pengetahuan yang rasional lepas dari takhayul, dan kepercayaan seperti pada zaman Yunani, kemudian berkembang lagi menjadi pengetahuan yang didapat dari metode ilmiah. Namun metode ilmiah itupun nampaknya berkembang pula pengertiannya. Pada mulanya dikatakan ilmiah asalkan yang masuk akal (rasional) dan sesuai dengan obyeknya. Namun kemudian persyaratannya bertambah yaitu syarat kuantitatif bahkan pada zaman sekarang persyaratan itu ditambah lagi yaitu haruslah bersifat pragmatis. 2.1.2. Kelebihan Penggunaan Alat Peraga Dalam kegiatan pembelajaran, secara umum alat peraga mempunyai kelebihan untuk: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya objek benda yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, film atau model. Contoh yang lain misalnya untuk menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lewat rekaman film, video, film, bingkai, maupun foto. 3) Fungsi yang lain dari Alat Peraga adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa. Siswa menjadi aktif karena gairah belajar mereka meningkat. Alat Peraga juga
8
memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya. 2.1.3. Media Pembelajaran /Alat Peraga Alat Peragaadalah benda nyata yang langsung bisa digunakan sebagai “perantara” atau “Pengantar”. Oleh karena itu, Alat Peraga merupakan sarana atau alat penyalur informasi atau pesan. Banyak ahli memberikan definisi Alat Peraga diantaranya Robert Gagne, mengatakan bahwa alat peraga adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Wilbur Schramm berpendapat bahwa media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan pembelajaran. Menurut Leslie J. Briggs, alat peraga adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Menurut AECT (Association of Education and Comunication Technology) Alat Peraga adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi (Hamalik, 1997). Jika Alat Peraga adalah sumber belajar, maka secara luas Alat Peraga dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Dalam proses pembelajaran kehadiran alat peraga mempunyai arti yang cukup penting. Ketidakjelasan materi yang disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan menghadirkan alat peraga sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan materi dapat dikonkretkan dengan kehadiran Alat Peraga. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahkan daripada tanpa bantuan alat peraga. Perlu diingat, bahwa peranan Alat Peraga tidak akan dilihat bila penggunannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Oleh karena itu tujuan pembelajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan alat peraga.
9
2.1.4. Pentingnya penggunaan Alat Peraga Alat peraga sangat penting digunakan karena alat peraga dapat meningkatkan pretasi belajar siswa oleh karena itu alat peraga perlu digunakan Langkah-langkah penggunaan alat peraga dalam pembelajaran a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan c. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan d. Guru memandu siswa melaksanakan demonstrasi sesuai skenario yang telah disiapkan e. Siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisa f. Tiap kelompok mengemukakan hasil analisanya yang diwakilkan ketua kelompok g. Guru memandu siswa untuk membuat kesimpulan. 2.1.5. Prestasi Belajar Prestasi Belajar menurut Gagne (Sumantri, 2001:14) terdiri dari lima macam kemampuan yaitu : a. Ketrampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai dari baca, tulis, hitung sampai kepada penalaran yang rumit. b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. c. Informasi ferbal, pengetahuan dalam arti informasi non fakta. d. Ketrampilan motorik, menulis, mengetik, menggunakan peraga, dsb. e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimulai seseorang. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan menjadi tiga kemampuan yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995: 43). Sehingga prestasi belajar adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya. Prestasi belajar yang
10
merupakan perubahan tingkah laku yang telah diperoleh melalui kegiatan belajar secara aktif otomatis akan tersimpan dengan baik dalm ingatan siswa. Menurut Slameto (2003:3), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya. Karena itu, sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan prestasi belajar memiliki ciri-ciri : a. Perubahan terjadi secara sadar. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional . c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. f.
Perubahan mecakup seluruh aspek tingkah laku. Secara garis besar pembelajaran matematika harus mengacu pada standar
kompetensi maupun kompetensi dasar matematika. Standar kompetensi matematika merupakan kompetensi matematika yang dibakukan dan harus ditunjukan siswa pada prestasi belajarnya dalam pelajaran matematika (Materi Pelatihan
Terintegrasi
Matematika buku 3,2005: 7). 2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar a. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. 1) Kecerdasan/intelegensi 2) Bakat 3) Minat 4) Motivasi b. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
11
1) Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. 2) Keadaan Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. 3) Lingkungan Masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak. Berdasarkan kajian tentang berbagai pendapat mengenai prestasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam mata pelajaran tertentu setelah siswa mengalami proses belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes dalam satu satuan waktu, berupa semester atau tahun pelajaran. 2.2. Hasil Kajian Penelitian yang Relevan Sugiyono, 2009. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Tentang Sumber Daya Alam Melalui Media Gambar Siswa Kelas IV SDN Ngadirejo 03 Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun. Media gambar dipilih sebagai sarana memperbaiki pembelajaran karena terbukti mampu membangkitkan minat siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian berdampak pada peningkatan pemahaman materi dan peningkatan prestasi belajar siswa. www.wikipidia.com. Sri lestari, 2010. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri No.153/i Ladang Peris pada pelajaran IPA Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanannya Menggunakan Media Gambar, pada penelitian tersebut terbukti bahwa media gambar mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. www.wikipidia.com.
12
2.3. Kerangka Berpikir Pada tahap awal sebelum guru menggunakan alat peraga, prestasi belajar IPA siswa kelas I SD Negeri Keputon 01 masih rendah. Dengan rendahnya prestasi belajar IPA tersebut guru berupaya meningkatkan hasil beajar IPA dengan melakukan inovasi pembelajaran yang dilakukan adalah mengemas pembelajarannya dengan alat peraga.
Kondisi Awal
Guru menggunakan metode cerammah belum menggunakan alat peraga.
Menggunakan alat peraga
Tindakan - Pembentukan kelompok belajar
Kondisi Akhir
- Hasil belajar meningkat - Siswa kemampuan bawah mampu menguasai - Kompetensi sosial berkembang
Prestasi belajar rendah nilai <63 (KKM)
Siklus I Hasil pekerjaan siswa atau hasil kerja kelompok ada peningkkatan dipresentasikan pada kelompok lain
Siklus II Hasil pekerjaan siswa atau hasil kerja kelompok dipresentasikan pada kelompok lain dan ditanggapi kelompok lain
Gambar 1 Skema Kerangka Berfikir Penggunaan Alat Peraga yang dilakukan peneliti terdiri dua siklus. Pada siklus I hasil pekerjaan siswa atau hasil kerja kelompok dipresentasikan pada kelompok lain. Pada siklus II hasil pekerjaan siswa atau hasil kerja kelompok dipresentasikan pada kelompok lain di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.
13
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas diduga : Melalui alat peraga dapat meningkatkan pemahaman anak dalam mata pelajaran IPA kelas I SD Negeri Keputon 01 Kec. Blado Kab. Batang. 2.4. Hipotesis Tindakan Penggunaan Alat Peraga dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Energi dan perubahannya pada siswa kelas I semester 2 SD Negeri Keputon 01 Kecamatan Blado Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/2012.