BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Diskripsi Teori 1. Media Pembelajaran a.
Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar guru/pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya, agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Dengan kata lain pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief Sadiman, 1984: 7). Menurut Hamzah & Nina (2011: 70), definisi pembelajaran yaitu pengertian pembelajaran dalam konsep teknologi pembelajaran, kata pembelajaran mengandung makna yang lebih proaktif dalam melaksanakan kegiatan belajar, sebab di dalamnya bukan hanya guru atau instruktur yang aktif, tetapi siswa merupakan subjek yang aktif dalam belajar. Sedangkan menurut Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto (2013: 5), pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan ini harus searah dengan tujuan belajar siswa dan
kurikulum.
Tujuan
belajar
pada
siswa
ialah
mencapai
perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari bebrapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan yang dilakukan oleh guru secara sadar untuk membantu siswa dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan 14
memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Kegiatan tersebut bisa disebut sebagai proses belajar (learning proses). Dalam interaksi tersebut terjadi komunikasi, menyalurkan informasi. b.
Pengertian Media Pembelajaran Menurut Nunuk Suryani & Leo Agung (2012: 43), yang dimaksud media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-usaha pelaksanaan
proses
belajar-mengajar
yang
menjurus
kepada
pencapaian tujuan pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara dan pengantar. Dalam Bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Banyak batasasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya
untuk
belajar.
Sementara
itu
Briggs
(1970)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya (Arief Sadiman dkk., 2010: 6).
15
Menurut Rudi Susilana & Cepi Riyana (2008: 5), media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut. Dengan demikian media merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran karena media merupakan suatu alat perantara pesan yang disampaikan oleh guru yang berupa pengetahuan maupun informasi kepada siswanya dan siswa menjadi tahu serta dapat belajar dari pesan yang disampaikan. c. Fungsi Media Pembelajaran Dalam pembelajaran media memiliki fungsi yang sangat penting. Rudi Susilana (2008: 8) mengungkapkan dalam kaitanya dengan fungsi media pembelajaran dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut: Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses
pembelajaran,
media
pembelajaran
dalam
penggunaanya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran tersebut, media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan, media pembelajaran berfungi untuk meningkatkan proses belajar.
16
Selain berfungsi untuk meningkatkan proses belajar, menurut Hamalik (1994) dalam Nunuk Suryani & Leo Agung (2012: 146), fungsi media pembelajaran antara lain: (1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif. (2) Bagian integral dari keseluruhan situasi belajar-mengajar. (3) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman-pemahaman yang bersifat verbalisme. (5) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik. (6) Mempertinggi mutu belajarmengajar. Sedangkan media memiliki peran dalam pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Pujiriyanto (2012: 26), peran media dalam pembelajaran yang berpusat pada guru media berfungsi untuk mendukung keberadaan guru di dalam kelas. Media pembelajaran dirancang untuk meningkatkan dan mengembangkan proses belajar serta mendukung pembelajaran yang efektivitasnya tergantung guru. Kemudian fungsi media dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, yaitu media dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk menghabiskan
lebih
banyak
waktu
untuk
mendiagnosis
dan
memperbaiki masalah-masalah pembelajaran, berefleksi, berdialog dengan siswa, dan memberikan pendampingan khusus secara individual atau dengan kata lain media justru membantu guru menjadi manager kreatif dalam memberikan pengalaman belajar bermakna bukan sekedar penyampaian informasi.
17
Jadi dapat dipahami bahwa pembelajaran tidak akan berjalan secara efektif jika tidak ada media pembelajaran, karena media pembelajaran merupakan salah satu komponen dari belajar mengajar. Permasalahan dalam
menyampaikan materi pelajaran
maupun
informasi dalam pembelajaran dapat dibantu dan diatasi dengan menggunakan media tertentu sehingga akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran. d. Manfaat Media Pembelajaran Selain memiliki beberapa fungsi media pembelajaran juga memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah manfaat dari media pembelajaran dijelaskan oleh Arief Sadiman (2010: 17) antara lain sebagai berikut: memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Etin Solihatin (2012: 186) menjelaskan manfaat media dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga dalam kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985), misalnya mengidentifikasikan beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu (1) menyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan (2) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik (3) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif (4) efisiensi dalam waktu dan tenaga (5) meningkatkan hasil
18
belajar siswa (6) media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja (7) media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar (8) merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan pro-aktif. Sedangkan menurut Zainal Aqib (2013: 51), manfaat media pembelajaran diantaranya adalah : (1) meyeragamkan penyampaian materi, (2) pembelajaran lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran lebih interaktif, (4) efisiensi waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualiatas hasil belajar. Pemanfaatan media pembelajaran yang paling utama adalah membantu proses interaksi antara guru dan murid dalam proses belajar sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dan menarik minat siswa untuk belajar. Pemanfaatan media pembelajaran tersebut juga harus disesuaikan dengan komponen pendidikan lainnya agar dapat saling mendukung. e. Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan komponen penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Namun tidak semua media tersebut cocok untuk mengajarkan semua materi pelajaran dan untuk semua siswa. Media tersebut harus dipilih secara cermat agar dapat digunakan secara optimal dalam kegiatan
19
pembelajaran (Abdul Gafur, 2012: 104). Maka dalam pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan beberapa kriteria. Secara umum kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan media menurut Etin Solihatin (2012: 197) adalah, tujuan, sasaran didik,
karakteristik
media
yang
bersangkutan,
waktu,
biaya,
ketersediaan, konteks penggunaan dan mutu teknis. Sedangkan faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah: objektivitas, program pengajaran, situasi dan kondisi, kualitas teknik dan keefektivan. Nunuk Suryani & Leo Agung (2012: 137) mengungkapkan ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu (1) harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran, apakah pemilihan media tersebut untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum, ataukah sekedar hiburan saja waktu luang. (2) Karakteristik media pembelajaran, karakteristik
bahwa tertentu,
setiap baik
media dilihat
pembelajaran dari
mempunyai
keunggulannya,
cara
pembuatannya maupun cara penggunaannya. (3) Alternatif pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan. Menurut Abdul Gafur (1986: 111), pada dasarnya pemilihan media hendaknya didasarkan atas pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan instruksional, materi dan karakteristik media tertentu
20
dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: langkah pertama menentukan apakah penggunaan media untuk keperluan informasi atau pengajaran. Jika untuk keperluan informasi maka penerima informasi tidak ada kewajiban untuk dievaluasi kemampuan/ keterampilannya, sedangkan jika untuk pengajaran maka penerima pengajaran harus menunjukkan kemampuannya sebagai bukti bahwa mereka telah belajar. Langkah kedua jika media digunakan dalam pengajaran yaitu menentukan transmisi pesan apakah sebagai alat bantu pengajaran atau media pelajaran. Langkah ketiga menentukan karakteristik pelajaran. Langkah keempat memilih dari beberapa klasifikasi media. Dan langkah terakhir adalah analisis karakteristik masing-masing media. Jadi dari beberapa pendapat tentang kriteria pemilihan dan pengembangan media pembelajaran dapat dirinci kriteria pokok pemilihan media antara lain harus memperhatikan kebutuhan siswa, tujuan instruksional, dan karakteristik dari media itu sendiri. 2. Media Pembelajaran Berbasis Web a. Pembelajaran Online (E-learning) Belajar online (juga dikenal dengan belajar elektronik learning atau e-learning) merupakan hasil dari pengajaran yang disampaikan secara elektronik dengan menggunakan media berbasis komputer. Materinya sering kali diakses melalui sebuah jaringan, termasuk situs web, internet, intranet, CD, dan DVD. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya, meletakkan halaman web), tetapi juga
21
membantu para pembelajar dengan hasil-hasil yang spesifik (misalnya mencapai tujuan). Selain menyampaikan pengajaran, e-learning bisa memantau kinerja pembelajar dan melaporkan kemajuan pemelajar (Smaldino, S. dkk., 2011: 235). Sejalan juga dengan pendapatnya Rusman (2012: 56) bahwa Elearning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat
elektronika.
Jadi
dalam
pelaksanaannya
e-learning
menggunakan perangkat komputer atau perangkat elektronik lainnya. Selain itu definisi menurut Rosenberg, e-learning merupakan salah satu pemanfaatan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan yang luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu: 1.
E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusikan, dan membagi materi ajar atau informasi.
2.
Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.
3.
Memfokuskan pasa pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk
pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Elearning
merupakan
bentuk
pembelajaran
konvensional
yang
dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu, e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak
22
jauh dan juga sistem pendidikan konvensional (Zainal Aqib, 2013: 59). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut suatu e-learning. E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik dengan salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer yang memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif dalam penelitian ini disebut pembelajaran berbasis web. b. Pembelajaran Berbasis Web Dengan pertumbuhan internet yang pesat, web telah menjadi suatu media belajar dan mengajar jarak jauh yang penuh daya, interaktif, dinamik, ekonomis dan demokratis. Web menyediakan suatu kesempatan mengembangkan pembelajaran dan pelatihan yang sesuai tuntutan dan berorientasi pada yang belajar (learning centered). Web juga merupakan representasi suatu paradigma baru mengenai pembelajaran terutama bagaimana pembelajaran diorganisasikan dan disajikan. Rusman (2013: 335) menjelaskan pembelajaran berbasis web atau yang popular dengan sebutan web-based education (WBE) atau kadang disebut e-learning (electronic learning) dapat didefinisikan
23
sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web. Pembelajaran berbasis web merupakan pengembangan dari model e-learning seperti yang dijelaskan oleh Zainal Aqib (2013: 60) bahwa pengembangan model e-learning perlu dirancang secara cermat sesuatu tujuan yang diinginkan. Ada tiga kemungkinan dalam pengembangan pembelajaran berbasis internet, antara lain: 1. Web course yaitu penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, dimana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. 2. Web centric course yaitu penggunaan internet yang memadukan antara belajar antara belajar jarak jauh dengan tatap muka (konvensional). 3. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. c. Web sebagai Media Pembelajaran Web adalah kumpulan halaman-halaman situs yang biasanya bertempat dalam suatu domain atau subdomain yang tempatnya berada di dalam world wide web (www) di internet. Masing-masing halaman
24
web biasa disebut juga dengan web page, sedangkan halaman utama dari sebuah web biasa disebut homepage. Web page adalah dokumen yang ditulis dengan format HTML (Hyper Text Markup Language), yang hampir selalu bisa diakses melalui HTTP, yaitu protokol yang menyampaikan informasi dari server web untuk ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser (Wahyu Gunawan, 2010: 2). Sebuah website dapat diakases melalui browser, yaitu perangkat lunak untuk mengakses halamn-halaman web. Software atau progam browser yang dapat digunakan untuk mengakses halaman web tersebut adalah seperti internet explorer, Mozilla firefox, opera, chrome dan lainya. Untuk menggunakan web untuk belajar online, halaman web harus dirancang dan ditulis, dan sebuah komputer induk atau host harus diidentifikasi untuk menampung mereka. Universitas dan perusahaan besar biasanya langsung terhubung ke internet dan menjalankan piranti lunak (server) web hosting yang diperlukan (Smaldino, S., dkk., 2012: 252). Penggunaan web sebagai media pembelajaran adalah pada prinsipnya web digunakan sebagai bahan ajar. Lu’mu Tasri (2011) menjelaskan bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar on line. Terdapat tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web, yakni:
25
1. Menyajikan multimedia 2. Menyimpan, mengolah 3. Menyajikan infromasi dan hyperlink. Karena sifatnya yang on line, maka bahan ajar berbasis web mempunyai karakteristik khusus sesuai dengan karakteristik web itu sendiri. Web memiliki karakteristik tertentu yang memang harus diperhatikan agar web tersebut pantas dan baik digunakan sebagai media pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Herman Dwi Surjono (2011: 7) web yang baik harus memenuhi beberapa kriteria diantarnya. (1) Konsistensi layout, naviagasi, teks, background. (2) indikator halaman. (3) teks harus ringkas/padat, bullets, font jelas, warna kontras, garis bawah hanya untuk links. (4) gambar harus relevan, caption dekat, resolusi dan ukuran proposional. (5) audio, video dan animasi harus meaningful, relevant, simple dan short segments. Munir (2008: 213) juga menguraikan beberapa prinsip dalam pembuatan
media
pembelajaran
web
yang
baik
antara
lain
merumuskan tujuan pembelajaran, mengenalakan materi pembelajaran, memberikan bantuan dan kemudahan bagi peserta didik untuk mempelajari
materi
pembelajaran,
materi
pembelajaran
yang
disampaikandengan sistematis dan mampu memberikan motivasi belajar. Web yang baik itu harus mempunyai dua unsur yaitu dinamis
26
dan interaktif. Berikut adalah penjelasan tentang pengertian web yang dinamis dan interaktif. 1)
Sebuah web dikatakan dinamis jika pengunjung merasa nyaman, senang, dan tidak bosan untuk berulang kali mengunjungi web tersebut. Hal tersebut disebabkan web tersebut menyuguhkan tampilan yang bagus dan menarik.
2)
Sebuah web dikatakan interaktif jika web tersebut mampu menjadi jembatan komunikasi antara pengunjung dengan pengunjung yang lain. Selain beberapa pendapat di atas dalam pembuatan media
pembelajaran yang baik harus beberapa pemilihan hal seperti dibawah ini, 1)
Teks Hampir semua orang biasa menggunakan komputer sudah terbiasa dengan teks. Teks merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi berbasis multimedia, yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teks adalah ukuran huruf, jenis huruf, huruf besar, huruf kecil, pemberian warna, spasi, judul teks, outline, heading, sequencinglist, number teks, panjang paragraf, panjang kalimat, panjang kata dan mengklarifikasi teks.
2)
Gambar Menurut Ariesti Hadi Sutopo (2003: 9), gambar atau grafik secara umum berarti still image seperti foto dan gambar.
27
Manusia sangat berorentasi pada visual dan gambar yang merupakan saran yang sangat baik untuk menyajikan informasi. Gambar atau foto adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti. Kelebihan dari penggunaan media gambar yaitu sifatnya konkret, gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu, dapat mengatasi ketebatasan pengamatan, dan dapat memperjelas suatu masalah 3)
Animasi Animasi adalah gerakan gambar atau video, seperti gerakan orang yang sedang berjalan dan lain lain. Konsep dari animasi adalah menggambarkan sulitnya menyajikan informasi dengan satu gambar atau sekumpulan gambar, juga tidak dapat menggunakan teks untuk menerangkan informasi (Ariesti Hadi Sutopo, 2003: 12).
4)
Warna Warna miliki dampak yang besar pada interaksi manusia dan komputer, jika tidak positif maka negatif. Menurut Murch, peneliti unsur manusia yang terkenal, warna dapat menjadi alat yang kuat untuk memperbaiki kedayagunaan dari sebuah tampilan informasi dalam keragaman bidang yang luas jika warna digunakan secara benar. Untuk memahami potensi dari warna dalam interface, perlu diuji beberapa karakteristik. Karakteristik
28
dasar yang utama adalah mencakup variasi dari model warna, sistem visul manusia, prinsip psikologi warna dan efek warna. d. Software yang digunakan dalam pengembangan media web CMS adalah software yang digunakan untuk membuat, mengubah dan mempublikasikan konten ke dalam sebuah website. Fasilitas yang umumnya terdapat dalam CMS sangat banyak, terutama yang berkaitan dengan publikasi isi website, pengaturan halaman, pengubahan isi, pencarian dan lain-lain. Sebuah CMS, dapat berbentuk program yang sederhana, atau dapat juga merupakan suatu program kompleks yang terdiri dari berbagai
modul-modul
sesuai dengan
fasilitas
yang
terdapat
didalamnya Alasan menggunakan CMS, Karena para pengelola atau pemilik website yang tidak mahir dalam menggunakan kode HTML dapat melakukan pembuatan, pengubahan dan publikasi content terhadap
website-nya
sendiri.
CMS
menyediakan
framework
manajemen proses yang dibutuhkan dalam pengembangan website yang menghendaki pengelolaan yang sering dalam frekuensi yang tinggi. Selain itu keuntungan CMS adalah sebagai berikut: 1) Konsistensi design website dapat dijaga. 2) Tidak diperlukan keahlian khusus untuk pengelolaan website 3) Content yang dikehendaki dapat dipublikasikan tanpa pengeditan oleh orang lain.
29
4) Menghemat biaya untuk mempekerjakan web specialist 5) Pemberitahuan otomatis kepada pemilik website jika ada content yang sudah kadaluarsa 6) Memungkinkan kerjasama yang baik antar pengelola suatu website. 7) Mengurangi kompleksitas dalam pengelolaan informasi ke website. CMS yang banyak dipakai saat ini adalah website CMS (WCMS). WCMS adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk membangun dan memelihara/updating web,yang dirancang sedemikan rupa sehingga pemeliharaan dan proses pambuatan web lebih mudah, efektif, dan efisien (Kholid Fathoni, 2013: 19-22). Dalam penelitian pengembangan ini peneliti menggunakan database MySQL dalam bentuk CMS Wordpress. WordPress merupakan salah satu bentuk program website dinamis yang merupakan CMS (content managemen system) keuntungannya antara lain: 1) Mudah mengubah isi 2) Menambahkan halaman 3) memungkinkan interaksi timbal balik antara pemilik web dengan pembaca 4) WordPress mempunyai halaman tetap (page, relatif tidak sering/banyak diubah/ditambahi isi halaman tersebut) dan halaman dinamis/sering ditambahi isi, mirip isi koran/buku harian yang setiap hari/saat ditambah dg berita baru (page).
30
Gambar 1. Halaman Admin Wordpress Menu admin wordpress 1)
Dashboard:
menampilkan
informasi
singkat
pengelolaan
WordPress 2)
Write: a) Write post: untuk menuliskan posting/berita baru b) Write Page: untuk menuliskan/menambahkan halaman baru
3)
Manage: a) Post: untuk meng-edit post b) Page: untuk meng-edit page c) Upload: berisi daftar file yg telah di-upload d) Categories:
untuk
menambahkan
dan
mengubah
kategori/kelompok berita pada post e) Files : mengubah file-file sistem wordpress f) Import: memindahkan isi dari program web yang lain g) Export: memindahkan isi web WP ke web dengan program lain 31
4)
Comments (merupakan bentuk interaksi dari pembaca ke tulisan kita di web, dengan ijin atau pembatasan tertentu pembaca web dapat memberikan komentar terhadap tulisan kita, dan kitapun dapat melakukan tanggapan, disinilah interaksi timbal balik terjadi, tidak hanya searah) a) Comments: menemukan, mengubah komentar yang mungkin tidak sesuai dengan batasan yang kita berikan b) Awating
Moderation:
persetujuan,
maka
jika
komentar
diperlukan
dibatasi
fasilitas
ini
dengan untuk
menerima/publish atau tidak kometar dari pembaca. 5)
Bloroll: managemen link, diperlukan untuk mengubah, menambah link dari web kita ke web-web yang lain: a) Manage Blogroll b) Add Link c) Import Links
6)
Prsentation : Mengubah tampilan web a) Themes: memilih tampilan yang sudah tersedia b) Widgets: mengubah letak/posisi menu pada web c) Theme Editor: mengubah file theme
7)
Plugins: fasilitas tambahan yang dapat ditambahkan/diinstall sebagai modul pelengkap web.
8)
Users: untuk mengelola pengguna WordPress. Web dengan WordPress memungkinakan digunakan bersama oleh beberapa
32
users
yang
masing-masing
dapat
diatur
kebolehannya
mengelola/menulis. 9)
Option: Berisi berbagai hal pengaturan web a) General: berisi info umum tentang web, informasi dan ketentuan dapat diubah sesuai kebutuhan dan aturan yang ada b) Writing: aturan dan tata cara penulisan. c) Reading: pengaturan keterbacaan web. (Kholid Fathoni, 2013: 34-44)
e. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran berbasis Web Sebagaimana
media
pembelajaran
pada
umumnya,
pembelajaran berbasis web pun memiliki beberapa kelebihan seperti yang di ungkapkan Rusman (2012: 271) diantarnya adalah memungkinkan setiap orang di mana pun, kapan pun, untuk mempelajari apapun, kemampuan untuk membuat tautan, sehingga pembelajar dapat mengakes informasi dari berbagai sumber, berpotensi sebagai sumber belajar bagi pembelajar yang tidak mempunyai cukup waktu untuk belajar, dapat mendorong pembelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar, Isi dan materi dapat di update dengan mudah Walaupun e-learning memiliki banyak manfaat, namun bukan berarti elearning tanpa kekurangan, diantara beberapa kekurangan elearning menurrt Lu’mu Tasri (2011) adalah: (1) Kurangnya interaksi antara guru/guru/dosen dan siswa/siswa/ mahasiswa atau bahkan antar
33
siswa/siswa/mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar. (2) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun computer). (3) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang internet dan kurangnya penguasaan bahasa komputer. 3. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a.
Pengertian PKn Istilah PPKn (PKn) merupakan civic education atau citizenship education (pendidikan kewarganegaraan) atau political education (pendidikan politik) versi Indonesia. PPKn merupakan usaha pembinaan peranan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 dan yang secara dominan mendasarkan karakter ilmu politik dalam memprogram dan pengajarannya sehingga diharapkan dapat terwujudnya warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Cholisin, 2000: 1.10). Merujuk pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, maka Pendidikan Kewarganegaraan adalah: ...mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia
34
yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. b. Visi, Misi dan Tujuan PKn Menurut
Sartono
Kartodirdjo
dalam
Cholisin
(2000),
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki visi sebagai nation and character building. Yakni membangun karakter manusia Indonesia yang Pancasilais, karena ideologi Pancasila merupakan identitas bagi bangsa Indonesia. Selain berdimensi identitas, Pancasila juga berdimensi humanitas (sila kedua dan keempat) dan universalitas. PKn memiliki beberapa misi, yaitu yang pertama PKn sebagai pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political literacy) dan kesadaran berpolitik (political awareness),
serta
kemampuan
berpartisipasi
politik
(political
participation) yang tinggi. Kedua, PKn sebagai pendidikan nilai (value education), yang berarti melalui PKn diharapkan tertanam dan tertransformasikan nilai, moral, dan norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara kepada diri siswa, sehingga mendukung bagi upaya nation and character building. Yang ketiga, PKn sebagai pendidikan nasionalisme, yang berarti melalui PKn diharapkan dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan rasa kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga mereka lebih mencintai, merasa bangsa, dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya. Keempat, PKn sebagai pendidikan hukum, 35
yang berarti bahwa program pendidikan ini diarahkan untuk membina siswa sebagai warga negara yang memiliki kesadaran hukum yang tinggi, yang menyadari akan hak dan kewajibannya, dan yang memiliki kepatuhan terhadap hukum yang tinggi. Kelima, PKn sebagai pendidikan multikulural (multicultural education), yang berarti PKn diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan sikap toleran siswa dan mahasiswa untuk hidup dalam masyarakatnya yang multikutural. Dan yang keenam PKn sebagai pendidikan resolusi konflik (conflict resolution education), yang berarti PKn membina siswa dan mahasiswa untuk mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif (Bunyamin Maftuh, 2008: 137). Selain itu PKn memiliki tujuan. Adapun tujuan dari pendidikan kewarganegaraan menurut Lampiran Permendiknas No. 22 tahun 2006 agar para peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi secara langsung dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Uraian tersebut menggambarkan bahwa PKn sebagai mata pelajaran yang kompleks, karena tidak hanya menyangkut aspek ilmu pengetahuan (kognitif) tetapi juga sikap (afektif) dan prilaku 36
(psikomotor). Ini menunjukkan PKn tidak hanya bertujuan untuk membentuk peserta didik yang cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas secara mental, spiritual dan sosial, bahkan yang paling penting untuk dibina dan dikembangkan adalah pembentukan kecerdasan spiritual-emosional dan sosial peserta didik. Inilah yang sangat diharapkan akan lahir warga negara yang baik cerdas dan terampil. c. Ruang Lingkup PKn Untuk mencapai tujuan tersebut menurut Cholisin (2005), cakupan materi PKn persekolahan dapat dikembangkan meliputi: (1) Manusia sebagai Zoonpoliticon, (2) Nilai, norma dan moral, (3) Norma-norma dalam masyarakat, (4) Bangsa dan Negara, (5) Konstitusi, (6) Lembaga – lembaga politik, (7) Kewarganegaraan, (8) Sistem politik demokrasi, (9) Negara hukum dan penegakkannya, (10) HAM, (11) Peranan Indonesia dalam Hubungan Internasional dan, (12) Identitas Nasional. Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan juga tertuang dalam lampiran Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 yaitu meliputi aspek Persatuan dan Kesatuan bangsa, norma hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara, kekuasaan dan politik, Pancasila serta Globalisasi. Pengembangan materi PPKn persekolahan di atas dalam perspektif mengembangkan peran warga negara (aktif, pasif, negatif dan positif) secara proporsional atau budaya politik kewarganegaraan
37
(budaya politik campuran dari partisipan, kaula dan awak/parochial). Juga PKn sebagai pendidikan politik formal membawa konsekuensi materinya tidak hanya berkaitan secara eksplisit dengan nilai-nilai politik tetapi juga terstruktur secara ilmiah dan sistematis ke dalam pengetahuan
kewarganegaraan
(civic
knowledge),
ketrampilan
kewarganegaraan (civic skills yang meliputi intellectual skills dan participation
skills),
dan
karakter
kewarganegaraan
(civic
dispositions) (Cholisin, 2005). B. Penelitian yang Relevan 1.
Imam Mu’adin (2009) tentang pengembangan media pembelajaran berbasis komputer untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP. Penelitian tersebut menghasilkan Produk berupa kepingan CD , program software pembelajaran dengan menggunakan macromedia flash professional 8 atau flash mx 2004. Tujuan penelitian: menghasilkan media pembelajaran berbasis komputer mata pelajaran PKn untuk siswa SMP sebagai sumber belajar alternative dan media pembelajaran 2. Mengetahui kelayakan produk media pembelajaran PKn berbasis Komputer. Penelitian merupakan penelitian dan pengembangan dengan metode model pengembangan model dick dan carey. Persamaan
dengan
penelitian
ini
adalah
peneliti
sama
mengembangkan media pembelajaran untuk mata pelajaran PKn. Perbedaannya adalah penelitian ini melakukan penelitian pengembangan media berbasis web, sedangkan penelitian Imam mengembangkan media 38
pembelajaran berbasis komputer. Selain itu perbedaan penelitian ini adalah model pengembangan yang digunakan berbeda. 2.
Pengembangan pembelajaran PKn berbasis media blog untuk SMA oleh Zunalia Danung Pratiwi (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) media blog yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran PKn berdasarkan validitas ahli materi PKn, ahli media dan penilaian peserta didik, kelayakannya mencapai rerata skor 3,99 (termasuk dalam kategori baik) dari skala 5. (2) media blog yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar PKn berdasarkan hasil tes belajar. Pada uji coba kelompok kecil nilai rata-rata pretest adalah 47,7 dan posttest 86,3 (sudah melebihi KKM), sehingga peningkatan hasil belajar mencapai 45,07%. Pada uji coba lapangan nilai rata-rata pre-test adalah 52,6 dan post-test 89,3 (sudah melebihi KKM), sehingga peningkatan hasil belajar mencapai 41,09%. Persamaan dengan penelitian di atas adalah dalam pengembangan media pembelajaran menggunakan model yang sama yaitu ADDIE. Kemudian sama-sama menggunakan jaringan internet saat pengoperasian media (e-learning). Perbedaannya adalah produk pengembangan berupa web dan subjek ujicoba dan hasil penelitian.
3.
Penelitian
Sutirman
dengan
judul
“Pengembangan
Multimedia
Pembelajaran Berbasis Web Mata Kuliah Managemen Kearsipan. Tesis Yogyakarta: program pascasarjana uny 2009. Dengan tujuan penelitian mengasilkan produk multimedia pembelajaran berbasis web yang dapat
39
meningkatkan daya tarik, partisipasi dan kemandirian belajar mahasiswa. Mengetahui kelayakan multimedia pembelajaran berbasis web dan untuk mengetahui evektifitas multimedia pembelajaran berbasis web mata kuliah Kearsipan dalam pencapaisan hasil belajar mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan kualitas multimedia pembelajaran berbasis web mata kuliah managemen kearsipan adalah sangat baik. Dan mahasiswa memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi. Dengan demikian, multimedia berbasis web yang dikembangkan ini mampu meningkatkan daya tarik, partisipasi, dan kemandirian belajar, serta efektif untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. 4.
Nor Endrartif Noery (2007), meneliti tentang pengembangan web pembelajaran matakuliah perkembangan peserta didik. Hasil dari penelitian menujukkan bahwa pada umumnya seluruh aspek dianggap baik oleh mahasiswa. Aspek instruksional memiliki rerata (75%), aspek isi (74%), aspek tampilan (69%) dan aspek pemrograman (70%). Seluruh rerata pada aspek-aspek tersebut tergolong pada kriteria baik. Kriteria ini menunjukan bahwa web pembelajaran matakuliah perkembangan peserta didik sudah layak untuk disosialisasaikan.
C. Kerangka Berfikir Salah satu ciri kegiatan pembelajaran yang baik adalah penyampaian materi pembelajaran dengan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat menarik minat dan perhatian peserta didik untuk belajar. Selain itu juga dapat menunjang pembelajaran yang berpusat pada siswa. Jika peserta didik
40
sudah tertarik dalam mengikuti pelajaran maka tujuan pembelajaran dapat diwujudkan. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen dari pembelajaran sehingga berkaitan erat dengan prestasi dan cara belajar peserta didik. Media yang dimaksud adalah media yang benar-benar membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, dan juga media yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi di era globalisasi ini, yaitu pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau disebut dengan elearning yang berbasis web. Pembelajaran PKn menggunakan internet memerlukan komponenkomponen komputer yang digunakan untuk menyusun media pembelajaran sesuai dengan materi pokok yang diajarkan sekolah. Sebelum dapat dipergunakan, pengembangan media pembelajaran berbasis website harus melalui beberapa tahapan diantaranya yaitu tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian kualitas media pembelajaran yang telah disusun. Pengembangan ini harus memperhatikan beberapa kriteria kualitas media sebagai dasar penentuan karakteristik media tersebut. Kriteria kualitas media pembelajaran meliputi: tampilan visual media tersebut, isi materi, bahasa yang digunakan dan interkativitas terhadap pengunanya. Media pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran mandiri yang menarik dan meningkatkan motivasi serta memudahkan peserta didik dalam memahami pesan yang disampaikan dalam pembelajaran.
41
D. Pertanyaan Penelitian dan Pengembangan Bedasarkan rumusan msalah dan kerangka pikir yang telah dikemukakan tersebut, maka pertanyaan penelitian dan pengembangan yang diajukan adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana tahapan pemanfaatan internet dalam pengembangan media pembelajaran berbasis internet web untuk mata pelajaran PKn di SMA N 1 Banguntapan?
2.
Bagaimana kelayakan/kualitas media pembelajaran berbasis web berdasarkan validasi oleh ahli materi dilihat dari aspek kualitas materi dan pembelajaran?
3.
Bagimana
kelayakan/kualitas
media
pembelajaran
berbasis
web
berdasarkan validasi oleh ahli media dilihat dari segi isi, tampilan, bahasa dan interaktivitas? 4.
Bagaimanakah kelayakan/kualitas media pembelajaran berbasis web menurut penilaian guru PKn?
5.
Bagaimanakah kelayakan/kualitas media pembelajaran berbasis web menurut tanggapan siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Banguntapan?
6.
Bagimana keefektifan media pembelajaran berbasis
web dalam
meningkatkan hasil belajar PKn siswa Kelas XI di SMA N 1 Banguntapan?
42