4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1
Kajian Teori
2.1.1 Hasil Belajar 2.1.1.1 Pembelajaran Membaca dan Menulis Pada awal masuk
persekolahan siswa kelas 1 SD, pembelajaran yang utama adalah
membaca dan menulis. Kedua jenis ketrampilan disajikan dalam satu kemasan yang disebut MMP, yaitu membaca dan menulis permulaan. Untuk pertama kalinya siswa baru diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Dengan sasaran utamanya agar memiliki kemampuan membaca dan menulis pada tingkat dasar. Pengajaran membaca dan menulis secara garis besar ada dua jenis (Depdikbud,1993/1994;5) yaitu pengajaran membaca dan menulis permulaan dan pengajaran membaca dan menulis lanjutan (pemahaman). Pengajaran membaca dan menulis permulaan diberikan di kelas I dan dikelas II, sedangkan pengajaran membaca dan menulis lanjutan (pemahaman) diberikan dikelas III sampai dengan kelas VI. Tujuan pengajaran membaca dan menulis permulaan dikelas I agar siswa dapat membaca dan menulis kata – kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Dengan membaca cara eja didasarkan pada pendekatan harafiah artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari hurufhuruf yang dirangkaikan menjadi suku kata dan kata. Siswa dilatih menulis dengan mengucapkan huruf – huruf menurut lafalnya dalam abjad misalnya meng eja abjad a , dilafalkan a , b dilafalkan ke be, c dilafalkan ke ce , d dilafalkan de , dan seterusnya sampai z Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan kata–kata. Siswa dilatih membaca dan menulis kata, menguraikan kata menjadi suku kata , suku kata menjadi huruf, kemudian menggabungkan huruf menjadi suku kata dan selanjtunya memvariasikan huruf yang sudah dikenal menjadi suku kata dan kata lain. Metode global didasarkan atas pendekatan kalimat yaitu cara memulai mengajarkan pelajaran membaca dan menulis permulaandengan menampilkan kalimat dibawa gambar. Langkah-langkah pengajaran dengan menggunakan metode SAS adalah sebagai berikut : a. Guru bercerita atau bertanya jawab dengan siswa disertai gambar. b. Membaca beberapa gambar c. Membaca beberapa kalimat dengan gambar d. Membaca kalimat tanpa bantuan gambar e. Menganalisa sebuah kalimat menjadi kata,kata menjadi sukua kata , suku kata menjadi huruf, serta menyintesakan kembali menjadi kalimat
5
Adapun jenis pengajaran membaca yang digunakan adalah melalui penekanan membaca teknis. Pengajaran membacca teknis ini dimaksudkan untuk melatih kemampuan siswa dalam mengubah lambang tertulis menjadi kata bermakna. Sedangkan alat peraga yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah alat peraga bahasa Indonesia jenis media gambar.
2.1.1.2. Pendekatan Pembelajaran Inquiri Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaanpertanyaan. Dengan pendekatan inkuiri ini pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Nur & Wikandari, 2000:10). Model pembelajaran inkuiri dibentuk atas dasar discoveri (penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan konsep, misalnya; bundar, segi tiga, demokrasi, energi dan sebagai. Langkah-langkah metode inquiry dalam pembelajaran menulis seperti yang diadopsi dari Depdiknas (2002: 12) adalah sebagai berikut. 1. Merumuskan masalah Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk menemukan masalah dengan cara merumuskannya dalam bentuk pertanyaan, 2. Mengamati atau melakukan observasi Siswa melakukan pengamatan terhadap objek dan mengumpulkan bahan sebagai sumber informasi. 3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisanPada tahap ini, siswa mulai mengembangkan gagasannya dalam bentuk tulisan yang utuh. Keberhasilan metode inquiry untuk keterampilan membaca dan menulis siswa hasil penelitian Kristiyani (2007: 119) data observasi, aktivitas siswa dalam membaca dan menulis , pada Siklus I terdapat 27 (67,5%) siswa yang melakukan kegiatan inquiry dan pada Siklus II mengalami kenaikan menjadi 30 (75%) siswa. Melalui metode
inquiry dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan berbahasa
Indonesia, khususnya menulis laporan hasil pengamatan. Hal ini didukung hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kristiyani (2007: 114) yakni: (a) siswa menjadi terlatih untuk berna- lar dan berpikir secara kritis terhadap materi pra menulis laporan dan menulis laporan; (b) siswa penuh dengan aktivitas dan antusias untuk menemu kan tema; (c) siswa berani mengajukan pertanyaan
6
dan informasi atau hal-hal yang tidak sesuai dengan pendapat mereka; (d) siswa terlatih untuk belajar
’sharing ideas’
saling
berbagi pengetahuan dan berkomunikasi; (e) siswa dapat
memberikan contoh melakukan pengamatan terhadap suatu objek dilingkungan sekolah secara giat, serius, dan antusias untuk memperoleh data seoptimal mungkin; (f) Refleksi yang dilakukan, baik selama pembelajaran berlangsung maupun dalam setiap akhir pembelajaran berlangsung. Seperti dijelaskan oleh Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Tr. Indra Jati Sidi dalam kata pengantar untuk Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bahwa upaya penyempurnaan kurikulum dimaksudkan untuk mewujudkan. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni kemampuan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut. Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar /permulaan pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.Tujuan pembelajaran membaca dan menlis permulaan menurut Kurikulum 2004 tercermin dalam kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator aspek membaca dan menulis untuk kelas 1 SD Model pembelajaran ini dikembangkan dengan seorang tokoh yang bernama Suchman.Suchman menyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. 2.1.1.3. Pentingnya Pendekatan Inquiri dalam pembelajaran . Menurut B.Joyce and M.Weil (dalam Wena: 2009: 76) Metode inkuiri adalah sebuah model yang intinya melibatkan siswa dalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan sebuah penyelidikan, membantu mereka mengindentifikasi konseptual atau metode pemecahan masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan siswa untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.Wina Sanjaya(2008;196) mendefinisikan: Metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk men- cari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakuan dengan tanya jawab antara guru dan siswa. Metode inquiri adalah sebuah model pembelajaran yang mampu menciptakan peserta didik yang cerdas. Dari seluruh uraian serta pendapat-pendapat para ahli pendidikan diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa metode inquiri merupakan metode pembelajaran yang mencoba memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk merasakan secara nyata proses pembelajaran dengan
7
melibatkan seluruh aspek kemampuan siswa. Sehingga dengan merasakan langsung keterlibatannya pada saat kegiatan pembelajaran siswa menjadi semakin yakin dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga proses belajar benar terjadi dan akhirnya terjadilah perubahan pada diri siswa melalui dari perubahan, pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta tingkah laku. Metode inquiri cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Metode ini melibatkan siswa / peserta didik dalam prose mental dalam rangka penemuannya. Metode inquiri memungkinkan para siswa menemukan sendiri informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan utama dari pengajaran model inquiri adalah menyediakan peralatan atau cara bagi siswa untuk mengembangkan ketrampilan inteletualnya yang berkaitan dengan berpikir kritis dan memcahkan masalah Adapun tujuan khusus dari metode inquiri 1).Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan arah dan proses bahan pelajarannya. 2). Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya. 3). Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
yang tidak ada habisnya. 4). Memberi
pengalaman belajar seumur hidup. Adapun alasan penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut : 1) Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat 2) Belajar tidak hanya diperbolehkan dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitarnya. 3) Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri akan kebutuhan belajarnya. 4) Penanaman kebiasaaan untuk belajar berlangsung seumur hidup. Didalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inquiri mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pendidikan disekolah. Pelaksanaan pengunaan metode pembelajaran inquiri mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun para siswa. Peranannya sebagai berikut (1) Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh siswa (2) Membuat konsep diri siswa bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperoleh. (3) Memikili kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan ketrampilan dalam proses memperoleh kognitif para siswa. (4) Penemuan-penemuan yang diperoleh siswa dapat menjadi kepemilikinya dan sangat sulit melupakanya (5) Tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar (Sumantri,1999:166)
8
2.1.1.4. Penggunaan Media Gambar dalam Penerapan Pendekatan Inquiri dalam Pembelajaran Prosedur pendekatan inkuiri yaitu : 1. Merumuskan masalah Apersepsi berupa pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. 2. Observasi Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dengan melakukan pengamatan dan demonstrasi dengan pendekatan inkuiri. 3. Menganalisis Siswa mampu menganalisis data dari hasil demonstrasi yang telah mereka lakukan. 4. Menyajikan hasil karya Siswa menampilkan hasil karyanya didepan kelas. Langkah-langkah pendekatan inquiri dengan menggunakan media gambar sebagai objek yang dilakukan dalam penelitian pada siswa kelas I SD Negeri 4 Jono antara lain : (1) Kegiatan pendahuluan a) Menyiapkan kandisi kelas dan peralatan mengajar. b) Memberi motivasi c) Melakukan apersepsi d) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan (2) Kegiatan Inti a. Membagi siswa dalam kelompok. b. Merumuskan masalah/tugas yang akan dilakukan dan mengorganisasikan kelas. c. Memberikan tugas kelompok melalui media gambar untuk menemukan jawaban pada lembar tugas d. Melakukan observasi terhadap media gambar yang ditunjukkan guru. e. Melalui media gambar yang sudah ditetapkan, siswa berdiskusi dalam kelompok menjawab lembar tugas. f.
Menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh berdasarkan gambar.
g. Demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas. h. Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain. (3) Kegiatan Akhir
9
a. Memberikan penguatan terhadap materi b. Melakukan evaluasi 2.1.2. Pengaruh Penggunaan Media Gambar dalam Pendekatan Inquiri terhadap Membaca dan menulis Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (a) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (b) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (c) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Pelaksanaan inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Pembelajaran inkuiri dengan memanfaatkan media gambar dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru selama penerapan inkuiri, diantaranya: berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, dan prinsip keterbukaan. Pada setiap kelompok kemampuan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil tertinggi pada aspek membangun konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dan terendah pada aspek memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan, serta ketrampilan proses sains. Tujuan pembelajaran inkuiri dengan memanfaatkan media gambar yang lebih penting adalah menyiapkan anak didik untuk (1) mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep-konsep sains yang telah mereka pelajari, (2) mampu mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan konsep-konsep ilmiah, dan (3) mempunyai sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga memungkinkan mereka untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai. 2.1.3. Hasil Belajar Sudjana (1989: 22) menyimpulkan “Pengertian hasil belajar dalam hal ini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melaksanakan pengalaman belajarnya”. Lado masih dalam Tarigan (2008: 9) mengartikan hasil belajar Bahasa Indonesia sebagai proses memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Wiryodijoyo (1989: 1-2) mengungkapkan pengertian hasil belajar Bahasa Indonesia kegiatannya melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks.
10
Termasuk di dalamnya, pemikiran, per-timbangan, perpaduan, pemecahan masalah, yang berarti menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca). Membaca dan menulis merupakan suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Bukan itu saja, juga dianggap sebagai kegiatan yang kompleks dan rumit karena memerlukan beberapa keterampilan khusus. Menurut Nurhadi (1987: 11 ), tujuan hasil belajar Bahasa Indonesia membaca umumnya adalah untuk mendapatkan informasi, memperoleh pemahaman, memperoleh kesenangan. Menurut Tarigan ( 2008 : 9 ) : tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Menurut Tarigan (2008: 21), menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang meng-gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Webb (1975) dalam Tarigan (2008: 18-19), menulis secara luas merupakan cara berkomunikasi yaitu suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia ingin berkenalan dan berhu-bungan satu sama lain. Akhadiah, dkk (1994: 2) menyatakan bahwa kita dapat melakukan kegiatan penulisan itu sebagai satu kegiatan tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek, dan bahannya sudah siap di kepala (terkonsep). Menurut Darsono (2001:24) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut : 1) Kesiapan Belajar Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh pehatian dan manpu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini. 2) Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis bertujuan pada suatu obyek. Pehatian ini timbul karena adanya sesuatu yang menarik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 3) Motivasi Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat orang melakukan suatu aktivitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegitan tertentu yang mencapai tujuan. 4) Aktivitas Siswa
11
Aktivitas siswa dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam proses pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa terlihat aktif berperan. 5) Mengalami sendiri Dalam melakukan sesuatu sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih mendalam. 6) Pengulangan Adanya latihan-latihan akan berarti bagi siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan dan pemahaman materi. 7) Balikan dan Penguatan Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun guru. Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. 8) Perbedaan individual Karakteristik yang berbeda baik fisik maupun perbedaan tingkat kemampuan dan minat belajar memerlukan perhatian khusus agar perkembangan siswa tetap berlangsung baik sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. 2.2.Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Banyak penelitian yang dilakukan dalam rangka penelitian kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendatan inquiri, akan tetapi berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan ini, diantaranya adalah: Menurut Asih Setiyaning Hastuti ( 2003 : XI ) peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan inquiri pada siswa Kelas I SD Negeri 2 Nyilir Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal, hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca dan menulis melalui metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas I SD Negeri 2 Nyilir dengan nilai rata – rata siklus I 6,49, siklus II 7,25, dan siklus III 7,75. Menurut Siti Rohmiati ( 2003 : XI ) dalam penerapan pendekatan inquiri dalam pembelajaran membaca dan menulis untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Kelas I SD Negeri 3 Nonokerto Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal, hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran mmembaca dan menulis melalui pendekatan inquiri dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia sebagai produk yang diperoleh sesuai dengan tingkat ketuntasan individu dari siklus I sampai dengan siklus II yaitu 40%, 63%, 77%, dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu 75%b tercapai pada siklus II, Metode pembelajaran adalah bahan secara menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan atau approach tertentu (Hartati, dkk.,2006).
12
Menurut Tarigan dkk. (2006) perbedaan pandangan mengenai teori belajar juga mewarnai perbedaan metode. Teori belajar merupakan landasan suatu metode yang berorientasi dua hal. Pertama, proses kognitif yakni proses yang terjadi dalam belajarsuatu bahasa. Kedua, kondisi belajar yakni kondisi-kondisi yang mendukung belangsungnya proses belajar bahasa berjalan baik Penelitian tindakan kelas yang penulis lakukan dengan menggunakan metode inquiri mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 4 Jono. 2.3. Kerangka Pikir Dalam membaca dan menulis di Sekolah Dasar diharapkan ada media pembelajaran kongkret yang bisa membantu siswa memahami konsep-konsep membaca dan menulis . Pelajaran membaca dan menulis biasanya sulit dipahami dan diterima oleh siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu penyelenggaraan proses pembelajaran yang dapat membantu menumbuhkan minat dan motivasi dalam pembelajaran . Salah satu cara adalah dengan menggunakan media gambar dalam metode inquiri. Media gambar mempunyai kelebihan antara lain : menarik perhatian siswa untuuk melakukan kegiatan, dan akhirnya pemahaman siswa tentang penyelesaian dalam menyelesaikan soal. Dan dengan penggunaan model pendekatan inquiri dibentuk atas dasar discoveri (penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, 2.4. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka diatas maka hipotesis tindakan yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan penggunaan media gambar serta melalui metode pembelajaran inquiri dapat Meningkatan Membaca dan menulis dengan Menggunakan Media Gambar Melalui Metode Inquiri pada siswa kelas I SD Negeri 4 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan tahun Pelajaran 2012 / 2013?