6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Bahasa Indonesia 2.1.1 Hakikat Bahasa Indonesia Rumusan tentang hakikat Bahasa Indonesia dikemukakan Machfudz (2000) bahwa, “Hakikat Bahasa Indonesia
adalah: Bahasa sebagai simbol, Bahasa sebagai bunyi ujaran,
bahasa bersifat arbitrer, dan Bahasa bersifat Konvensional.” Arti kata hakikat bila merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Ali, 1990) memiliki pengertian intisari atau dasar. Hakikat bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendasar dari bahasa. Hakikat Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: a. Bahasa sebagai simbol Simbol atau lambang adalah sesuatu yang dapat melambangkan dan mewakili ide, perasaan, pikiran, benda, dan tindakan secara arbitrer, konvensional, dan representativeinterpretatif, tidak ada hubungan langsung dan alamiah antara yang menyimbolkan dengan yang disimbolkan. Untuk itu baik yang batiniah (inner) seperti perasaan, ide, maupun yang lahiriah (auter) seperti benda dan tindakan dapat dilambangkan atau diwakili simbol. b. Bahasa sebagai bunyi ujaran Telinga kita selalu mendengar bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh benda-benda tertentu. Hanya bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Human Organs of Speech) yang disebut sebagai bahasa. Bunyi ujaran merupakan sifat kesemestaan atau keuniversalan bahasa. Tak satupun bahasa di dunia ini yang tidak terjadi dari bunyi. Bahasa sebagai ujaran, mengimplikasikan bahwa media komunikasi yang paling penting adalah bunyi ujaran. Jika kita mempelajari suatu bahasa kita harus belajar menghasilkan bunyi-bunyi suara. Bahasa bersifat arbitrer Pengertian arbitrer dalam studi bahasa adalah manasuka, asal bunyi, atau tidak ada hubungan logis antara kata sebagai simbol (lambang) dengan yang dilambangkan. Arbitrer
7
berarti dipilih secara acak tanpa alas an sehingga ciri khusus bahasa tidak dapat diramalkan secara tepat. Secara leksis, kita dapat melihat kearbitreran bahasa. Kata anjing digunakan dalam Bahasa Indonesia, biang dalam Bahasa Batak, dog dalam Bahasa Inggris. Hal ini memiliki kata yang berbeda untuk menyatakan konsep yang sama. Kearbitreran bahasa di dunia ini menyebabkan adanya kedinamisan bahasa. c. Bahasa bersifat Konvensional Konvensional dapat diartikan sebagai satu pandangan atau anggapan bahwa katakata sebagai penanda tidak memiliki hubungan intrinsic dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan, kesepakatan atau persetujuan masyarakat yang didahului pembentukan secara arbitrer. Tahapan awal adalah manasuka/arbitrer, hasilnya disepakati/dikonvensikan, sehingga menjadi konsep yang terbagi bersama (socially shared concept) Konvensi/kesepakatan akan menentukan apakah kata yang dibentuk secara arbitrer dapat terus berlangsung dalam pemakaian bahasa atau tidak. Suatu bahasa tidak dapat dipaksakan agar dipakai pada suatu kelompok masyarakat bahasa. Kelangsungan hidup suatu bahasa ditentukan oleh kemauan, kebiasaan, atau kesepakatan masyarakat. d. Bahasa sebagai komunikasi Menjadi penyampai pesan dari penyapa kepada pesapa (penerima). Komunikasi harus bermakna atau berarti baik bagi penyapa atau pesapa. Komunikasi dapat bermakna jika sistem tanda yang digunakan sebagai alat komunikasi dapat informatif. 2.1.2. Pengertian Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu petunjuk untuk melakukan sesuatu.
8
Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Metode demonstrasi-Animasi dapat memperjelas pengertian dan konsep tindakan yang harus dilakukan. Metode tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstransi-Animasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran tata surya, proses teknis peralatan, alran listrik, atau fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada waktu haji,dan yang lainnya. Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar. Metode ini dapat diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Alam, Teknik dan PAI, tetapi, tidak semua pelajaran PAI bisa didemonstrasikan, misalnya masalah aqidah yang menjelaskan iman kepada allah, malaikat, surga, neraka dan lai-lain. 2.1.3. Langkah-langkah Metode Demonstrasi a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: 1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. 2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. 3. Lakukan uji coba demonstrasi. b. Tahap Pelaksanaan 1.
Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya: a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c)
Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
9
2. Langkah pelaksanaan demonstrasi. a)
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 3.
Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. Metode domonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Sebelumnya proses demonstrasi guru sudah mempersiapkan alat – alat yang digunakan dalam demonstrasi tersebut. Guru dituntut menguasai bahan pelajaran serta mengorganisasi kelas, jangan sampai guru terlena dengan demonstrasinya tanpa memperhatikan siswa secara menyeluruh. Ada beberapa karakteristik metode mengajar demonstrasi dan bagaimana hubungannya dengan pengalaman belajar siswa. Prosedur metode demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah : 1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran
10
2. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didemonstrasikan 3. Pelaksanaan demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa 4. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi 5. Kesimpulan Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjung keberhasilan demonstrasi di antaranya : 1. Mampu secara proses tentang topik yang dipraktekkan 2. Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh 3. Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan 4. Mampu melaksanakan penilaian proses Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang demonstrasi, diantaranya adalah : 1. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang didemonstrasikan 2. Memahami tentang tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan. 3. Mampu mengamati proses yang dilakukan oleh guru 4. Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi 2.1.4. Hasil Belajar Waluyo (1991: 27) berpendapat bahwa struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Selanjutnya, bait-bait itu membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana. Struktur fiksi ini
11
merupakan medium pengungkap struktur batin puisi. Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam struktur batin puisi menurut Waluyo adalah: diksi, pengimajian, kata konkret, majas (meliputi lambang dan kiasan), bersifikasi (meliputi rima, ritma, dan metrum) dan tipografi. Dengan demikian ada enam kriteria dalam mengevaluasi kualitas fisik dari sebuah puisi. Adapun struktur batin puisi, sebagaimana disebut Waluyo, terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat. Unsur-unsur tersebut tidaklah berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan sebuah struktur. Seluruh unsur merupakan kesatuan dan unsur yang satu dengan unsur lainnya menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-unsur itu berfungsi bersama-sama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya. 2.1.5 2.1.5. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan, Muhibbin Syah (2000). Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperhatikan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran, Syaiful Bahri Djamarah (2000). Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah: (a) perhatian siswa dapat dipusatkan; (b) proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari; (c) pengalaman dan kesan sebagai hasil pemelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985). Kelebihan dari metode demonstrasi adalah sebagai berikut: (a) membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda; (b) memudahkan berb, gai jenis penjelasan; (c) kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan objek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut: (a) anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan; (b) tidak semua benda dapat
12
didemonstrasukan; (c) sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang mwnguasai apa yang akan didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000). 2. 2.11.6. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Kajian hasil penelitian dimaksudkan mengetahui relevansi dengan permasalahan dan variabel yang diteliti. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan alat peraga (media gambar seri). Seperti penelitian yang pernah dilakukan oleh Sigit Anggraeni Mahasiswa UKSW tahun 2009 yang dilakukan di kelas II SD Negeri Tanjungsari Kecamatan Tersono. Mukaromah, 2008 juga pernah meneliti dengan judul Meningkatkan Hasil belajar Bahasa Indonesia Melalui Metode Kerja Kelompok dan Media Gambar Pada Siswa Kelas III SD Negeri Tembok 02 Kecamatan Limpung, di dalam penelitian tersebut juga terbukti hasil belajar siswa meningkat. Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas I” yang dilakukan oleh Sri Utami (2007) juga terbukti hasil belajar meningkat. Dari ketiga penelitian tersebut menekankan pada menulis kalimat dengan tulisan tegak bersambung berdasarkan gambar seri, sedangkan penelitian yang saya lakukan adalah membuat puisi berdasarkan gambar. 2.11.7. Kerangka Pikir 2. Pada penelitian ini menggunakan media gambar dan metode demonstrasi, karena dengan media gambar akan mendorong siswa dalam membuat kalimat untuk membuat puisi, sedangkan dengan metode demonstrasi siswa dapat secara langsung mendemonstrasikan hasil karyanya di depan kelas. Dan setelah dimanfaatkannya media gambar dan metode demonstrasi diduga dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dalam menulis puisi pada siswa kelas II SD Negeri Tembok 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang semester I tahun pelajaran 2012/2013.
13
Untuk lebih jelasnya tertera pada bagan di bawah ini:
KONDISI AWAL
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
GURU: belum menerapkan media bangun gambar seri.
Menerapkan media gambar seri
Hasil belajar Bahasa Indonesia meningkat
Hasil belajar siswa rendah pada pelajaran Bahasa Indonesia Siklus I Mendemonstrasikan dengan media gambar seri oleh guru dan siswa
Siklus II Mendemonstrasikan dengan media gambar seri oleh siswa
2.11.8 Hipotesis Tindakan 2. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia tentang menulis puisi pada siswa kelas II SD Negeri Tembok 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang semester I tahun pelajaran 2012/2013.