Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
II.1. Kerangka Tinjauan Umum
Tabel 2.1 Keragka Tinjauan RUMAH SAKIT PENDIDIKAN (KELAS SATELIT)
TINJAUAN TEORITIS PROYEK
• • • • • • • •
Rumah Sakit Pendidikan Tujuan dan fungsi RS Pendidikan Klasifikasi RS Pendidikan Fasilitas RS Pendidikan kelas Satelit Persyaratan umum Persyaratan teknis sarana Persyaratan teknis prasarana Struktur organisasi
TINJAUAN TEORITIS TEMA
• • •
Arsitektur modern Arsitektur hijau Hubungan arsitektur modern dan arsitektur hijau
BEDAH KARYA
• • •
Pars Hospital Rumah Sakit PGI Cikini Rumah Sakit Pondok Indah
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
II.2. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Berikut ini merupakan dasar pemahaman terhadap kerangka acuan kerja:
Dasar Pemikiran Berdasarkan uraian KAK yang telah diberikan, menjelaskan mengenai perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Pendidikan (Teaching Hospital). Secara spesifik lokasi pembangunan berada di Rumah Sakit Jatisampurna Kota Bekasi dan di dalam tapak eksisting terdapat Rumah Sakit Jatisampurna, pemukiman penduduk sekitar dan? yang dihancurkan sehingga dapat dialih fungsikan. Adapun luas lahan yang dapat di desain adalah 2,2Ha. Secara prinsip kerangka acuan kerja rumah sakit pendidikan yang didesain adalah rumah Sakit Pendidikan kelas Satelit milik swasta. Desain yang dihasilkan tidak boleh merupakan tiruan dari bangunan yang telah ada.
Keriteria Perancangan Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam perancangan adalah: 1. Hubungan dengan lingkungan dan pangsa pasar.
mempertimbangan aspek iklim tropis serta mendukung upaya penggunaan energi yang efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas.
Bangunan harus mampu mengakomodir seluruh kegiatan yang dibutuhkan.
2. Menyelaraskan dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan khususnya akses jalan masuk menuju site, serta kebutuhan keadaan darurat (emergency exit, helipad, akses damkar, tahan gempa) 3. Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. 4. Kesesuaian dengan regulasi daerah setempat yang berlaku ; antara lain KDB/KLB, KDH, Ketinggian bangunan maksimum adalah 6 lantai. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
5. Memenuhi konsep bangunan gedung hijau/green building sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau serta penilaian dari GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan peringkat minimum Gold. 6. Konsistensi antara program ruang, tema, konsep dengan rancangan arsitektur. 7. Konsep dan estetika rancangan 8. Penataan ruang luar.
Terdapat area berkumpul pada kondisi darurat.
Terdapat plaza pada level lantai dasar bangunan.
Lansekap yang berkesinambungan dengan kawasan.
9. Penataan ruang dalam.
Efisiensi penggunaan ruang.
Fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan (sistem struktur, mekanikal dan elektrikal).
Perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien.
Berorientasi pada kenyamanan pasien.
10. Kemampuan karya rancangan untuk dilanjutkan menjadi dokumen DED. 11. Kejelasan kebutuhan, persyaratan dan standar ruangan. 12. Analisis tapak dan identifikasi masalah. 13. Taksiran biaya pembangunannya masih dalam koridor yang wajar. 14. Spesifikasi teknisnya diupayakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan diutamakan menggunakan kandungan lokal yang paling optimal. 15. Arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Keriteria Perancangan Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam perancangan adalah: 1. Mempertimbangan
aspek
iklim
tropis
serta
mendukung
upaya
penggunaan energi yang efisien dan pemanfaatan maksimal potensi tata cahaya dan udara secara cerdas.
Bangunan harus mampu mengakomodir seluruh kegiatan yang dibutuhkan.
Hubungan dengan lingkungan dan pangsa pasar.
2. Menyelaraskan dengan pengembangan perencanaan dan perancangan kawasan khususnya akses jalan masuk menuju site, serta kebutuhan keadaan darurat (emergency exit, helipad, akses damkar, tahan gempa). 3. Penyediaan aksesibilitas bagi para difabel baik di area dalam dan luar bangunan serta lingkungannya. 4. Kesesuaian dengan regulasi daerah setempat yang berlaku ; antara lain KDB/KLB, KDH, Ketinggian bangunan maksimum adalah 6 lantai. 5. Memenuhi konsep bangunan gedung hijau/green building sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung Hijau serta penilaian dari GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan peringkat minimum Gold. 6. Konsistensi antara program ruang, tema, konsep dengan rancangan arsitektur. 7. Konsep dan estetika rancangan. 8. Penataan ruang luar.
Terdapat area berkumpul pada kondisi darurat.
Terdapat plaza pada level lantai dasar bangunan.
Lansekap yang berkesinambungan dengan kawasan.
9. Penataan ruang dalam.
Efisiensi penggunaan ruang. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan (sistem struktur, mekanikal dan elektrikal).
Perawatan bangunan yang tepat guna dan efisien.
Berorientasi pada kenyamanan pasien.
10. Kemampuan karya rancangan untuk dilanjutkan menjadi dokumen DED. 11. Kejelasan kebutuhan, persyaratan dan standar ruangan. 12. Analisis tapak dan identifikasi masalah. 13. Taksiran biaya pembangunannya masih dalam koridor yang wajar. 14. Spesifikasi teknisnya diupayakan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan diutamakan menggunakan kandungan lokal yang paling optimal.
Konsumsi sumber daya alam, termasuk konsumsi air dan energi secara minimal dan mempertimbangkan penggunaan sumber energi terbarukan;
Memberikan dampak negatif yang minimal terhadap alam, lingkungan dan manusia, dengan menyediakan konsep sistem pengelolaan dan pengolahan limbah dari bangunan;
Lokasi dan Kondisi Lingkungan Lokasi pembangunan rumah sakit pendidikan (teaching hospital) berada di Jalan Studio ANTV kranggan jatisampruna, Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat dengan luas lahan 2,2 hektar. Berikut ini merupakan pengaturan fungsi kawasan pada lokasi perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Pendidikan (teaching hospital): 1. GSB (Garis Sepadan Bangunan) Garis sepadan banguan berdasarkan dengan RTRW disebutkan bahwa bangunan harus berjarak 10m dari jalan. 2. KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Sesuai peraturan RTRW bangunan yang didirikan memiliki Koefisien Dasar Bangunan 60% dari luas lahan. 3. KLB (Koefisien Luas Bangunan) Sesuai peraturan RTRW bangunan yang didirikan memiliki Koefisien Luas Bangunan 4 dari luas lahan. 4. KDH (Koefisien Daerah Hijau) Sesuai peraturan RTRW bangunan yang didirikan memiliki Koefisien Dasar Hijau 20% dari luas lahan. 5. Ketinggian Bangunan Sesuai
dengan
peraturan
KAK
mengenai
ketinggian
bangunan
maksimum adalah 6 lantai.
Ketentuan Perancangan Ketentuan-ketentuan perancangan dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Bentuk Arsitektural Menyelaraskan dengan kondisi kawasan sekitar dan memenuhi standar bangunan gedung hijau/green building serta penilaian dari GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan peringkat minimum Gold. 2. Penataan Site Plan Kawasan memiliki luas lahan 1,2Ha yang berada di area pemukiman, dengan titik perhatian kepada: Rumah Sakit Pendidikan Kelas Satelit serta mempertimbangkan akses jalan masuk menuju site, dan kebutuhan keadaan darurat (emergency exit, helipad, akses damkar, tahan gempa).
II.3. Tinjauan Umum Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 1 Tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit (RS) adalah Institusi pelayanan kesehatan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dari berbagai definisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS Pendidikan (Teaching Hospital) adalah Rumah Sakit yang juga digunakan untuk pendidikan kedokteran.
Hutchkinson
& Wilkipedia
Encyclopedia
mendefinisikan
RS
Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan erat dengan Pendidikan Kedokteran
dan
berfungsi
dalam
pendidikan
praktik
untuk
mahasiswa
kedokteran, internship dan residen atau peserta pendidikan spesialis. Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas (University Hospital). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian klinis. Di berbagai negara maju saat ini Academic Health Center (AHCs) atau dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat. Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau lebih Rumah Sakit yang ber Afiliasi, serta satu atau lebih pendidikan yang terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan dan kedokteran gigi. Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi Rumah Sakit dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran. Rumah Sakit Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih dari Rumah Sakit non Pendidikan, yakni meliputi: 1. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran berbasis bukti, 2. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru, 3. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna, 4. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama, 5. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik, Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
6. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan selama 24 jam. Setiap Rumah sakit harus memenuhi persyaratan dan standar untuk ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan. Persyaratannya adalah telah beroperasi paling sedikit dua tahun, memiliki izin operasional yang masih berlaku, terakreditasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, memiliki sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi sebagai dosen, memiliki teknologi kedokteran dan kesehatan yang sesuai dengan standar nasional pendidikan tenaga kesehatan, memiliki program penelitian secara rutin, membuat pernyataan kesediaan menjadi Rumah Sakit Pendidikan dari pemilik rumah sakit dan memiliki dokumen perjanjian kerja sama dengan Institusi Pendidikan. Sedangkan standar untuk ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan adalah visi, misi, dan komitmen rumah sakit, manajemen dan administrasi pendidikan, sumber daya manusia, sarana penunjang pendidikan dan perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang berkualitas.
Tinjauan dan Fungsi Rumah Sakit Pendidikan Tujuan dari tersedianya rumah sakit pendidikan adalah: 1. Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk pendidikan dan penelitian Kedokteran dan kesehatan lainnya dengan mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien/klien, 2. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi pasien/klien, pemberi pelayanan, Mahasiswa, Dosen, subyek penelitian kedokteran dan kesehatan, peneliti, penyelenggara Rumah Sakit Pendidikan, serta Institusi Pendidikan; 3. Menjamin terselenggaranya pendidikan, pelayanan, dan penelitian kedokteran dan kesehatan yang bermutu. Dalam ruang lingkup kesehatan rumah sakit pendidikan memiliki tiga fungsi yaitu:
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
1. Bidang pelayanan yang terintegrasi dengan mengutamakan tata kelola klinik yang baik, standar pelayanan dan mengutamakan keselamatan pasien. 2. Bidang
pendidikan
dimana
bertugas
menyediakan
dosen
untuk
membimbing mahasiswa memberikan pelayanan klinis sesuai dengan peraturan dan menyediakan pasien/klien dengan variasi kasus dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan. 3. Bidang penelitian yaitu mengembangakan penelitian untuk kemajuan pendidikan kedokteran, ilmu kesehatan dan ilmu biomedis.
Klarifikasi Rumah Sakit Pendidikan Rumah sakit pendidikan terdiri dari 3 jenis yaitu rumah sakit pendidikan utama, afiliasi dan satelit. 1. Rumah Sakit Pendidikan Utama Rumah Sakit Pendidikan Utama adalah rumah sakit umum yang digunakan Fakultas Kedokteran dan/atau rumah sakit gigi mulut yang digunakan Fakultas Kedokteran Gigi untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar Kurikulum dalam rangka mencapai kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi. RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan spesialistik lainnya (antara lain: Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik). 2. Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi adalah rumah sakit khusus atau rumah sakit umum dengan unggulan pelayanan kedokteran tertentu yang digunakan Fakultas Kedokteran dan/atau Fakultas Kedokteran Gigi untuk memenuhi Kurikulum dalam rangka mencapai kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
3. Rumah Sakit Pendidikan Satelit Rumah Sakit Pendidikan Satelit adalah rumah sakit umum yang digunakan Fakultas Kedokteran dan/atau Fakultas Kedokteran Gigi untuk memenuhi Kurikulum dalam rangka mencapai kompetensi di bidang kedokteran atau kedokteran gigi. RS Pendidikan Satelit minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya.
Fasilitas Rumah Sakit Pendidikan Kelas Satelit Berdasarkan fasilitas baik sarana dan prasarana Rumah Sakit Pendidikan kelas Satelit setara dengan Rumah Sakit Umum Kelas B. Adapun fasilitas pada Rumah Sakit kelas B terdiri dari: 1. Ruang Rawat Jalan Fungsi
Ruang
Rawat
Jalan
adalah
sebagai
tempat
konsultasi,
penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat
untuk
penyembuhannya
atau
tidak
memerlukan
pelayanan
perawatan. 2. Ruang Gawat Darurat Pelayanan gawat darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 jam dan 7 hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar. Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kelas B memiliki dokter spesialis empat besar (dokter spesialis bedah, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis kebidanan) yang siaga di tempat (on-site) dalam 24 jam, dokter umum siaga ditempat (on-site). 3. Ruang Rawat Inap
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi kegiatan asuhan dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi, administrasi pasien, rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa, menunggu pasien, mandi, dapur kecil/pantry, konsultasi medis). Pelayanan kesehatan di Instalasi Rawat Inap mencakup antara lain:
Pelayanan keperawatan.
Pelayanan medik (Pra dan Pasca Tindakan Medik).
Pelayanan penunjang medik: Konsultasi Radiologi, Pengambilan Sample Laboratorium, Konsultasi Anestesi, Gizi (Diet dan Konsultasi), Farmasi (Depo dan Klinik), Rehab Medik (Pelayanan Fisioterapi dan Konsultasi).
4. Ruang Perawatan Intensif Merupakan ruang untuk perawatan pasien yang dalam keadaan belum stabil sehingga memerlukan pemantauan ketat secara intensif dan tindakan segera. Ruang perawatan intensif merupakan unit pelayanan khusus di rumah sakit
yang menyediakan pelayanan
yang
komprehensif
dan
berkesinambungan selama 24 jam. 5. Ruang Operasi (COT/Central Operation Theatre) Ruang operasi adalah suatu unit di rumah sakit yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara elektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus lainnya. Luas ruangan harus cukup untuk memungkinkan petugas bergerak sekeliling peralatan bedah. Pelayanan pembedahan pada rumah sakit kelas B meliputi:
Bedah minor (antara lain: bedah insisi abses, ekstirpasi, tumor kecil jinak pada kulit, ekstraksi kuku / benda asing, sirkumsisi).
Bedah umum/ mayor dan bedah digestif.
Bedah spesialistik (antara lain: kebidanan, onkologi/tumor, urologi, orthopedik, bedah plastik dan reanimasi, bedah anak, kardiotorasik dan vaskuler).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Bedah sub spesialistik (antara lain: transplantasi ginjal, mata, sumsum tulang belakang; kateterisasi Jantung (Cathlab); dll).
6. Ruang Kebidanan. Pelayanan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Kelas B meliputi:
Pelayanan Persalinan.
Pelayanan Nifas.
Pelayanan KB (Keluarga Berencana).
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan.
Pelayanan sub spesilistik lainnya di bidang kebidanan dan penyakit kandungan.
Ruang Kebidanan.
Pelayanan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Kelas B meliputi:
Pelayanan Persalinan.
Pelayanan Nifas.
Pelayanan KB (Keluarga Berencana).
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan.
Pelayanan sub spesilistik lainnya di bidang kebidanan dan penyakit kandungan.
7. Ruang Rehabilitasi Medik Pelayanan
Rehabilitasi
Medik
bertujuan
memberikan
tingkat
pengembalian fungsi tubuh semaksimal mungkin kepada penderita sesudah kehilangan/ berkurangnya fungsi dan kemampuan yang meliputi, upaya pencegahan/ penanggulangan, pengembalian fungsi dan mental pasien. Lingkup pelayanan Instalasi Rehabilitasi Medik mencakup:
Fisioterapi.
Terapi Okupasi (OT-Occupation Therapy).
Terapi Wicara (TW) / Terapi Vokasional (Speech Therapy).
Orthotik dan Prostetik/ OP.
Pelayanan Sosio Medik/ Pekerja Sosial Masyarakat/PSM. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Pelayanan Psikologi.
Rehabilitasi Medik Spesialistik Terpadu, berada pada unit pelayanan terpadu
rumah
sakit
(UPT-RS),
meliputi:
Muskuloskeletal,
Neuromuskuler, Kardiovaskuler, Respirasi, Pediatri, Geriatri
Pelayanan cidera olahraga.
8. Ruang Hemodialisa Pelayanan bagi pasien yang membutuhkan fasilitas cuci darah akibat terjadinya gangguan pada ginjal. 9. Ruang Radioterapi Pelayanan radioterapi meliputi:
Pelayanan radioterapi eksternal, yaitu pelayanan radioterapi dengan menggunakan sumber radiasi yang berada di luar tubuh atau ada jarak antara pasien dengan alat penyinaran.
Pelayanan
brakiterapi,
yaitu
pelayanan
radioterapi
dengan
menggunakan sumber yang didekatkan pada tumor.
Pelayanan radioterapi interstisial adalah pelayanan radioterapi dengan menggunakan sumber yang dimasukkan dalam tumor.
10. Ruang Kedokteran Nuklir Pelayanan Kedokteran Nuklir adalah pelayanan penunjang dan/atau terapi yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka dari disinegrasi inti radionuklida yang meliputi pelayanan diagnostik in-vivo dan in-vitro melalui pemantauan proses fisiologi, metabolisme dan terapi radiasi internal. 11. Ruang Farmasi (Pharmacy) Ruang Farmasi direncanakan mampu untuk melakukan pelayanan:
Melakukan perencanaan, pengadaan dan penyimpanan obat, alat kesehatan reagensia, radio farmasi, gas medik sesuai formularium RS.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Melakukan kegiatan peracikan obat sesuai permintaan dokter baik untuk pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan
Pendistribusian obat, alat kesehatan, regensia radio farmasi & gas medis.
Memberikan pelayanan informasi obat dan melayani konsultasi obat.
Mampu mendukung kegiatan pelayanan unit kesehatan lainnya selama 24 jam.
12. Ruang Radiodiagnostik Radiologi pencitraan/
adalah imejing
Ilmu
kedokteran
(imaging
yang
technologies)
menggunakan untuk
teknologi
mendiagnosa
dan
pengobatan penyakit. Merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penggunaan sinar-X (X-Ray) yang dipancarkan oleh pesawat sinar-X atau peralatan-peralatan radiasi lainnya dalam rangka memperoleh informasi visual sebagai bagian dari pencitraan/imejing kedokteran (medical imaging). Pelayanan Radiodiagnostik pada Rumah Sakit Kelas B yaitu terdiri dari pemeriksaan
general
X-Ray,
fluoroskopi,
Tomografi,
Angiografi,
Ultrasonografi, CT-Scan, MRI. 13. Ruang Laboratorium Laboratorium direncanakan mampu melayani tiga bidang keahlian yaitu patologi klinik, patologi anatomi dan forensik sampai batas tertentu dari pasien rawat inap, rawat jalan serta rujukan dari rumah sakit umum lain, Puskesmas atau Dokter Praktek Swasta. Pelayanan laboratorium tersebut dilengkapi pula oleh fasilitas berikut:
Blood Sampling.
Administrasi penerimaan specimen.
Gudang regensia & bahan kimia.
Fasilitas pembuangan limbah.
Perpustakaan, atau setidaknya rak-rak buku.
14. Bank Darah / Unit Transfusi darah (BDRS / UTDRS)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) adalah unit yang berfungsi sebagai pengelola penyediaan darah transfusi yang aman, berkualitas dan efektif, mulai dari pengerahan pendonor sukarela resiko rendah sampai dengan ketersediaan darah aman serta pendistribusiannya kepada rumah sakit. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit. 15. Ruang Diagnostik Terpadu Ruang diagnostik terpadu memiliki peranan penting dalam mendukung pelayanan internalisasi diagnostik pencitraan di rumah sakit. Umumnya, ruang diagnostic terpadu merupakan unit unggulan dalam pelayanan di rumah sakit. Pelayanan dalam IDT disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah sakit, jenis pemeriksaan dengan peralatan pencitraan diantaranya adalah:
Pemeriksaan dengan Ultra SonoGrafi (USG), USG 3 Dimensi, USG 4 Dimensi.
Pemeriksaan dengan Elektro Kardiogram (EKG).
Pemeriksaan dengan Endoscopy.
Pemeriksaan dengan Electro EEG.
Pemeriksaan dengan Echo jantung sonografi.
Treadmil, dll.
16. Ruang Pemulasaraan Jenazah dan Forensik Fungsi Ruang Jenazah adalah:
Tempat
meletakkan/penyimpanan
sementara
jenazah
sebelum
diambil keluarganya.
Tempat memandikan/dekontaminasi jenazah.
Tempat mengeringkan jenazah setelah dimandikan.
Otopsi jenazah.
Ruang duka dan pemulasaraan. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Laboratorium patologi anatomi.
17. Ruang Sterilisasi Pusat (Central Supply Sterilization Departement/CSSD) Ruang
Sterilisasi
Pusat
(CSSD)
mempunyai
fungsi
menerima,
memproses, memproduksi, mensterilkan menyimpan serta mendistribusikan instrumen medis yang telah disterilkan ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan dan pengobatan pasien. Kegiatan utama dalam Ruang Sterilisasi Pusat (CSSD) adalah dekontaminasi instrumen dan linen baik yang bekas pakai maupun yang baru serta bahan perbekalan baru. 18. Ruang Dapur Utama dan Gizi Klinik Ruang Dapur Utama dan Gizi Klinik RS mempunyai fungsi untuk mengolah, mengatur makanan pasien setiap harinya, serta konsultasi gizi. 19. Ruang Pencucian Linen/ Londri (Laundry) Londri RS adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja, dan mesin setrika. 20. Ruang Sanitasi
Pengolahan air limbah rumah sakit dan pemeriksaan kualitas air limbah yang dilakukan 3-4 kali dalam setahun.
Pemeriksaan sanitasi di ruang instalasi dapur utama yang dilakukan 3-4 kali dalam setahun.
Pemeriksaan kualitas air bersih yang dilakukan 2-3 kali dalam setahun.
Pemeriksaan kualitas/ kondisi udara di ruang-ruang khusus yang dilakukan 2 kali dalam setahun.
Pemeriksaan emisi incenerator dan generator set yang dilakukan 2 kali dalam setahun.
Pembuatan
dokumen
Implementasi
Rencana
Pengelolaan
Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) setiap 6 bulan sekali. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Pemantauan, pengawasan dan pengelolaan limbah padat medis (Pewadahan, pengangkutan dan pembuangan/pemusnahan limbah padat medis).
21. Ruang Pemeliharaan Sarana (Bengkel Mekanikal & Elektrikal /Workshop) Tugas pokok dan fungsi yang harus dirangkum unit workshop adalah pemeliharaan
dan
perbaikan
ringan
pada
peralatan
medik
(Optik,
elektromedik, mekanis dll), peralatan penunjang medik, peralatan rumah tangga dari metal/ logam (termasuk tempat tidur), peralatan rumah tangga dari kayu, saluran dan perpipaan, listrik dan elektronik. 22. Area Penunjang Umum dan Administrasi Suatu bagian dari rumah sakit tempat dilaksanakannya manajemen rumah sakit. Terdiri dari:
Unsur direksi/ pimpinan rumah sakit.
Unsur pelayanan medik.
Unsur pelayanan penunjang medik.
Pelayanan keperawatan.
Unsur pendidikan dan pelatihan.
Administrasi umum dan keuangan.
SDM.
Komite medik.
Komite etik dan hukum..
II.4. Studi Banding Rumah Sakit Unggul Kresna Medika, Bandung Rumah Sakit Unggul Kresna Medika, didirikan di atas tanah seluas 30.000m2 dengan luas bangunan +/- 24.122m2, bergaya arsitektur modern rancangan arsitek, Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.2. Rumah Sakit Sakit Unggul Kresna Medika. Sumber: http://www.marioormarjo.com/2014/10/rumah-sakit-unggul-karsamedika-bandung.html?view=snapshot. Tabel 2.2 Profil RSP Unggul Karsa Medika
Nama Proyek Principal Architect Project Architect Team Architect Owner Lokasi
RS Pendidikan Unggul Karsa Medika Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch Mario Andreti, ST Iqbal Khaqiqi, ST , Mukti, Heru Triyanto, Yayasan Maranatha, Bandung Taman Kopo Indah III, Kab. Bandung
Luas Lahan
30.000m2
Luas Bangunan Tahun
24.122m2 2011
Tentang Bagunan Lokasi Pengembangan RS Pendidikan berada di kawasan Real estate
Taman Kopo Indah III. Area pengembangan Rumah Sakit ini memiliki luas sekitar 50.000m2. Luas site yang dipakai dalam Tahap awal pengembangan Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika adalah 30.000m2, ditahap berikutnya akan dikembangkan unit-unit bangunan Riset dan Asrama, memanfaatkan bagian lahan berikutnya yaitu 20.000 m2.
Konsep Bagunan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Pada bagian fasad direncanakan memiliki tampilan dengan bentukan geometris yang tegas, penggunaan material yang mudah maintenance nya serta memaksimalkan segala potensi pencahayaan dan penghawaan alami ke ruang dalam. Seperti halnya pada area poliklinik, ruang tunggu diletakkan di sisi tepi luar bangunan diharapkan selain memberi view yang baik ke taman bagi para pasien yang menunggu, juga menjadi peluang masuknya cahaya dan penghawaan alami ke ruang tunggu.
Fasilitas Bangunan Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika terdiri dari 8
gedung dengan ketinggian 3 dan 4 lantai. Rumah sakit ini akan memiliki kapasitas 182 bed rawat inap, 4 ruang operasi, 5 bed ICU, 8 bed HCU, 10 bed NICU, 4 bed PICU, 9 bed VK, dengan dilengkapi juga fasilitas radiologi seperti CT-scan, x-ray, MRI, fluoroscopy, mammography, dan USG. Sementara untuk fasilitas poliklinik disediakan 40 klinik di lantai dasar. sebagai rumah sakit pendidikan, maka disetiap instalasi disediakan ruangruang untuk diskusi koas mahasiswa kedokteran, dan area belakang terdapat 3 gedung yang difungsikan sebagai ruang riset dan belajar mengajar bagi mahasiswa fakultas kedokteran.
Zona Zona Medik, sebagai layanan medik, bagi pasien. Terdiri dari unit layanan
medik, seperti IGD, Radiologi, IRJA, IRNA, OK, ICU, VK, perinatologi dan unit layanan pendukung antara lain farmasi dan rekam medik. Zona Akademik, untuk kegiatan akademik dari mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran dan bimbingan praktek Koas. Zona akademik memiliki akses langsung menuju zona medik, karena fungsinya yang erat sebagai kesatuan Rumah Sakit Pendidikan. Zona Servis, sebagai penunjang fungsi layanan medik Rumah Sakit. Beberapa fungsi penunjang tersebut antara lain dapur gizi, laundry, kantor, power house, dan IPAL.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.3. Zoning RS Medika. Sumber: Google.
Site Plan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.4. Site plan RS Medika. Sumber: Google.
Gambar 2.5. Tampak RS Medika Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Site Plan
Gambar 2.6. Denah RS Medika. Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.7. Denah Lantai 1 RS Medika. Sumber: Google
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.8. Denah Latai 2 RS Medika. Sumber: Google
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.9. Denah Lantai 3 RS Medika. Sumber: Google
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.10. Denah Lantai 4 RS Medika. Sumber: Google
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Rumah Sakit Pendidikan USU
Gambar 2.11. Rumah Sakit Pendidikan USU Sumber:
Data Fisik Tabel 2.3 Profil RSP USU Nama Bangunan Lokasi Pelaksana Luas Tanah Luas Bangunan KDB Tinggi Bangunan Tahun Didirikan Tahun Selesai
Rumah Sakit Pendidikan USU Medan Jl. Dr. Mansyur Merdeka, Medan Baru, Sumut PT. Waskita Karya 38.000 m2 52.000 m2 35% 5 lantai 2009 2011
Tofografi Pembangunan RS USU dilaksanakan antara tahun 2009 – 2011 oleh PT
Waskita Karya yang ditetapkan sebagai pelaksana pembangunan tersebut. Rumah Sakit USU dibangun diatas lahan milik USU dengan sertifikat hak pakai seluas 38.000 m2, berlokasi di pusat kota, Jl. Dr. T. Mansur, berseberangan dengan Kampus Universitas Sumatera Utara. Bangunan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Utama berlantai 5 dengan luas total 52.200 M2, menempati sekitar 35 % dari tapak lahan.
Konsep Rumah Sakit USU memilih warna jingga sebagai warna dominan.
Bermakna revitalisasi dengan harapan rumah sakit mampu memberikan semangat dan kekuatan baru bagi para pengguna jasa pelayanan rumah sakit ini. Warna jingga juga mengekspresikan karakter energetik, berani, percaya diri, antusias, kreatif, sukses, kehangatan, keramahan, keakraban, keceriaan, dan keterjangkauan.
Fasilitas Sesuai dengan Istisna’a Agreement Rumah Sakit USU dirancang untuk
menyediakan fasilitas 28 klinik spesialis/sub spesialis, rawat inap dengan kapasitas 474 bed (108 ward), instalasi gawat darurat dengan pelayanan 24 jam, 12 kamar bedah, 18 ruang persalinan, 42 bed perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU), dan 25 bed unit hemodialise.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Rumah Sakit USU juga mempersiapkan berbagai layanan komprehensif dengan unggulan di bidang Nefrologi, Traumatologi dan Luka bakar, serta Infeksi Tropis. Seluruh kegiatan akan didukung tenaga spesialis dan subspesialis, paramedik dan tenaga administrasi/teknisi/tenaga penunjang lainnya. Sejumlah Departemen Klinis akan menyelenggarakan fungsi pendidikan, riset dan pelayanan. Teknologi dan sistem informasi rumah sakit ditata secara maksimal untuk mengakomodasi penyelenggaraan kegiatan administrasi, pendidikan, riset dan pelayanan tersebut
Kegiatan pelayanan di RS USU adalah UGD 24 jam, Klinik Umum, Klinik KIA, Klinik Gigi, Layanan Klinik Spesialis Dasar (penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, obstetri & ginekologi), Klinik Spesialis lainnya (mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, jantung dan pembuluh darah), layanan Farmasi, Rawat Inap dengan kapasitas 100 tempat tidur dan perawatan Intensif.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar Kerja
Gambar 2.12. Denah RSP USU Lantai 1 Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 35
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.13. Denah RSP USU Lantai 2 Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 36
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.14. Denah RSP USU Lantai 3 Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.15. Denah RSP USU Lantai 4 Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.16. Denah RSP USU Lantai 5 Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 39
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.17. Rooftop RSP USU Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Pars Hospital
Gambar 2.18. Pars Hospital
Data Proyek Tabel 2.4 Profil Pars Hospital
Arsitek Lokasi Lead Architect Tim Desain
New Wave Architecture Rasht, Gilan Province, Iran Lida Almassian, Shahin Heidari Azin Babakhanlou, Maryam Ayoubei
Luas Tahun
30.000 m2 2016
Konsep Konsep desain di lantai dasar yang berasal dari ruang yang luas dengan
kombinasi ruang diagnostik, bagian darurat dan klinik rawat jalan yang terhubung ke bagian lainnya secara vertikal merupakan horizontal melalui Atrium utama transparan, memainkan peran penting dari penggabungan bagian bangunan menjadi satu kesatuan dan sebagai penyelenggara jalur pejalan kaki, memberikan koherensi, membentuk hierarki antara publik dan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
area privat dan ruang cahaya menciptakan dengan penggunaan yang efisien dari siang hari dan tidak banyak menggunakan energi listrik.
Zoning Bagunan
Gambar 2.19. Zoning Pars Hospital
Sirkulasi Jalan menuju ke rumah sakit dibagi dalam tiga jenis pintu masuk utama di
sisi selatan dan pintu darurat di sisi timur bangunan dan ada helipad di atap yang mempersiapkan akses vertikal bangunan. Semua akses yang terhubung dalam atrium dan kemudian menyebar ke dalam bangunan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.20.Sirkullasi Pars Hospital
Interior Seluruh volume dan bentuk fasad memiliki pengaruh penting dalam
menarik pengguna dan mendukung perasaan mereka untuk tempat seperti ini. Rumah sakit ini mencoba untuk mempersiapkan tempat yang tenang untuk kesabaran dan kehadiran pengunjung dan pasien. Siang dan malam pada gedung ini akan memberi mereka rasa keaktifan, seperti pada hari yang cerah dengan jumlah cahaya alami dengan warna yang bagus di dinding dan lantai membuat tekanan mereka kurang dan di malam hari, atrium didesain terang bersinar agar menunjukkan kesembuhan dan meningkatkan rasa harapan hidup bagi penggu0na dan pengunjung di luar.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.21.Interior Pars Hospital
Gambar Kerja
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.22. Denah Lantai 1 Pars Hospital Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.23. Denah Lantai 2 Pars Hospital Sumber: Google.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Gambar 2.24.Potongan Pars Hospital
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Kesimpulan
Tabel 2.5 Hasil Bedah Karya
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
II.5. Tinjauan Tema Green Architecture Green architecture adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan bukaan yang optimal.
Saat ini jarang ditemukan contoh bangunan yang
menggunakan pendekatan green architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat balik kepada arsitektur vernakular yang banyak mendukung pendekatan green architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan dengan pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi tersebut. Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan arsitektur vernakular yang perlu diakomodasi di masa depan. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam arsitektur ada banyak jalan sehingga bangunan dapat dikatakan “green” dan merespon terhadap masalah pertumbuhan lingkungan. Penyediaan energi yang tidak memadai di negara tropis (salah satunya penghentian arus listrik secara periodik) dan meningkatnya harga tinggi di seluruh dunia merupakan tuntutan akan bangunan yang sesuai dengan iklim, tanpa penyejuk udara mekanis.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Prinsip-prinsip Green Architecture Adapun
prinsip-prinsip
mendesain
menggunakan
pendekatan
green
architecture adalah sebagai berikut:
Hemat energi/Conserving energy: Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).
Memperhatikan kondisi iklim/Working with climate: Mendesain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak dan sumber energi yang ada.
Minimizing
new
resources:
mendesain
dengan
mengoptimalkan
kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang/penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.
Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site: Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.(tidak merusak lingkungan yang ada).
Merespon
keadaan tapak dari bangunan / Respect for user: Dalam
merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
Menetapkan
seluruh
prinsip-prinsip
green
architecture
secara
keseluruhan/Holism: ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Sifat-sifat Bangunan Berkonsep Green Architecture 1. Sustainable (Berkelanjutan) Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan-perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. 2. Earthfriendly (Ramah lingkungan) Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green
architecture
apabila
bangunan
tersebut
tidak
bersifat
ramah
lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek-aspek pendukung lainnya. 3. High Performance Building Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat–sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building” dengan fungsi untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance). Contohnya:
Penggunaan panel surya (Solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
Penggunaan material–material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi–konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green architecture.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Bangunan Gedung Hijau Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang memenuhi persyaratan bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip bangunan gedung hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya. Adapun persyaratan bangunan hijau terdiri dari perencanaan teknis, pengelolaan tapak, efesensi penggunaan energi, efesiensi penggunaan air, kualitas udara dalam ruang, material ramah lingkungan, pengelolaan sampah dan pengelolaan air limbah. Tabel 2.6 Persyaratan Bangunan Hijau Perencanaan
pengelolaan tapak
Teknis
efisiensi penggunaan energi efisiensi penggunaan air kualitas udara dalam ruang penggunaan material ramah lingkungan pengelolaan sampah pengelolaan air limbah
Pengelolaan Tapak
orientasi bangunan gedung pengolahan tapak termasuk aksesibilitas/sirkulasi pengelolaan
lahan
terkontaminasi
limbah
Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) ruang terbuka hijau (RTH) privat penyediaan jalur pedestrian pengelolaan tapak besmen penyediaan lahan parkir sistem pencahayaan ruang luar pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau prasarana/sarana umum Efisiensi
selubung bangunan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Penggunaan
sistem ventilasi
Energi
sistem pengondisian udara sistem pencahayaan sistem transportasi dalam gedung sistem kelistrikan
Efisiensi
sumber air
Penggunaan Air
pemakaian air penggunaan peralatan saniter hemat air (water fixtures)
Udara pelarangan merokok
Kualitas Dalam Ruang
pengendalian
karbondioksida
(CO2)
dan
karbonmonoksida (CO) pengendalian
penggunaan
bahan
pembeku
(refrigerant) Material Lingkungan
Ramah pengendalian penggunaan material berbahaya penggunaan material bersertifikat ramah lingkungan (eco labelling)
Pengelolaan
penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)
Sampah
penerapan sistem penanganan sampah penerapan sistem pencatatan timbulan sampah
Pengelolaan Limbah
Air penyediaan fasilitas pengelolaan limbah padat dan limbah cair sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota daur ulang air yang berasal dari limbah cair (grey water)
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 02, 2015
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
GBCI (Green Building Council Indonesia) peringkat Gold Menurut GBCI bangunan akan memperoleh peringkat gold pada sertifikasi bangunan hijau apabila memenuhi prasayarat sebagai berikut: Tabel 2.7 Persyaratan Sertifikasi Gold Bangunan Hijau Appropriate Site Development 1.
Basic Green Area Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari struktur bangunan dan struktur sederhana bangunan taman (hardscape) di atas permukaan tanah atau di bawah tanah. Luas areanya adalah minimal 10% dari luas total lahan. Area ini memiliki vegetasi dengan komposisi 50% lahan tertutupi luasan pohon ukuran kecil, ukuran sedang, ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak.
2.
Community Accessibility Terdapat minimal 7 jenis fasilitas umum dalam jarak pencapaian jalan utama sejauh 1500 m dari tapak. Membuka akses pejalan kaki selain ke jalan utama di luar tapak yang menghubungkannya dengan jalan sekunder dan/atau lahan milik orang lain sehingga tersedia akses ke minimal 3 fasilitas umum sejauh 300 m jarak pencapaian pejalan kaki. Menyediakan
fasilitas/akses
yang
aman,
nyaman,
dan
bebas
dari
perpotongan dengan akses kendaraan bermotor untuk menghubungkan secara langsung bangunan dengan bangunan lain, di mana terdapat minimal 3 fasilitas umum dan/atau dengan stasiun transportasi masal Membuka lantai dasar gedung sehingga dapat menjadi akses pejalan kaki yang aman dan nyaman selama minimum 10 jam sehari. 3.
Public Transportation Adanya halte atau stasiun transportasi umum dalam jangkauan 300m (walking
distance)
dari
gerbang
lokasi
bangunan
dengan
tidak
memperhitungkan panjang jembatan penyeberangan dan ramp atau menyediakan shuttle bus untuk pengguna tetap gedung dengan jumlah unit minimum untuk 10% pengguna tetap gedung. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman 4.
Bicycle Adanya tempat parkir sepeda yang aman sebanyak 1 unit parkir per 20 pengguna gedung hingga maksimal 100 unit parkir sepeda. Tersedianya shower sebanyak 1 unit untuk setiap 10 parkir sepeda.
5.
Site Landscaping Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas minimal 40% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah, taman di atas basement, roof garden, terrace garden, dan wall garden. Penggunaan tanaman lokal (indigenous) dan budidaya lokal dalam skala provinsi seluas 60% luas tajuk terhadap luas lahan hijau.
6.
Micro Climate Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari atau dari terpaan angin kencang.
7.
Storm Water Management Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan beban banjir lingkungan dari luar lokasi bangunan. Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi debit limpasan air hujan.
Energy Efficiency and Conservation 1.
Natural Lighting Penggunaaan cahaya alami secara optimal sehingga minimal 30% luas lantai
2.
Ventilation Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift, serta melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi alami ataupun mekanik.
3.
On Site Renewable Energy Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan.
Water Conservation Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
1.
Water Metering Pemasangan alat meteran air (volume meter) yang ditempatkan di lokasilokasi tertentu pada sistem distribusi air.
2.
Water Recycling Instalasi daur ulang air dengan kapasitas yang cukup untuk kebutuhan seluruh sistem flushing, irigasi, dan make up water cooling tower (jika ada)
3.
Alternative Water Resource 1Menggunakan salah satu dari tiga alternatif sebagai berikut: air kondensasi AC, air bekas wudu, atau air hujan. Atau menggunakan teknologi yang memanfaatkan air laut atau air danau atau air sungai untuk keperluan air bersih sebagai sanitasi, irigasi dan kebutuhan lainnya
4.
Water Efficiency Landscaping Seluruh air yang digunakan untuk irigasi gedung tidak berasal dari sumber air tanah dan/atau PDAM. Menerapkan teknologi yang inovatif untuk irigasi yang dapat mengontrol kebutuhan air untuk lansekap yang tepat, sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Material Resource and Cycle 1.
Fundamental Refrigerant Tidak menggunakan chloro fluoro carbo n (CFC) sebagai refrigeran dan halon sebagai bahan pemadam kebakaran
2.
Building and Material Reuse Menggunakan kembali semua material bekas, baik dari bangunan lama maupun tempat lain, berupa bahan struktur utama, fasad, plafon, lantai, partisi, kusen, dan dinding, setara minimal 20% dari total biaya material.
3.
Environmentally Friendly Material Menggunakan
material
yang
memiliki
sertifikat
sistem
manajemen
lingkungan pada proses produksinya minimal bernilai 30% dari total biaya material. Menggunakan material yang merupakan hasil proses daur ulang minimal bernilai 5% dari total biaya material. Menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya (SD) terbarukan dengan masa panen jangka pendek (<10 tahun)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
minimal bernilai 2% dari total biaya material. 4.
Non ODS Usage Tidak menggunakan bahan perusak ozon pada seluruh sistem gedung
5. Certified Wood Menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang asal kayu 6.
Prefab Material Desain yang menggunakan material modular atau prafabrikasi (tidak termasuk equipment ) sebesar 30% dari total biaya material
7.
Regional Material Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada di dalam radius 1.000 km dari lokasi proyek minimal bernilai 50% dari total biaya material. Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada dalam wilayah Republik Indonesia bernilai minimal 80% dari total biaya material.
Indoor Health and Comfort 1.
Environmental Tobacco Smoke Control Memasang tanda “Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung” dan tidak menyediakan bangunan/area khusus untuk merokok di dalam gedung. Apabila tersedia, bangunan/area merokok di luar gedung, minimal berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake , dan bukaan jendela.
2.
Chemical Pollutants Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds (VOCs) rendah Menggunakan produk kayu komposit dan produk agrifiber dan laminating adhesive Menggunakan material lampu yang kandungan merkurinya pada toleransi maksimum yang disetujui GBC Indonesia dan tidak menggunakan material yang mengandung asbestos dan styrene.
Building Environmental Management 1.
Basic Waste Management Adanya instalasi atau fasilitas untuk memilah dan mengumpulkan sampah Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 62
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
sejenis sampah rumah tangga (UU No. 18 Tahun 2008) berdasarkan jenis organik dan anorganik 2.
Pollution of Construction Activity Memiliki rencana manajemen sampah konstruksi yang terdiri atas: Limbah padat, dengan menyediakan area pengumpulan, pemisahan, dan sistem pencatatan. Pencatatan dibedakan berdasarkan limbah padat yang dibuang ke TPA, digunakan kembali, dan didaur ulang oleh pihak ketiga. Limbah cair, dengan menjaga kualitas seluruh buangan air yang timbul dari aktivitas konstruksi agar tidak mencemari drainase kota.
3.
Advanced Waste Management Adanya instalasi pengolahan limbah organik di dalam tapak bangunan atau memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah organik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota. Memberikan pernyataan dan rencana kerja sama untuk pengelolaan limbah anorganik dengan pihak ketiga di luar sistem jaringan persampahan kota. Sumber: Greenship untuk Gedung Baru Versi 1.1, 2012
Contoh Gedung Berkonsep Green Architecture 1. Gedung Perpustakaan Nasional Singapura
Gambar 2.25.Gedung Pepustakaan Nasional Singapura Perpustakaan Nasional Singapura dianugerahi top ranking dalam kategori "Energy Efficiency and Conservation Best Practices Competition for Energy Efficient Buildings: New and Existing“ pada ASEAN Energy Awards di Singapura, 23 Augustus 2007.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 63
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Perpustakaan Nasional Singapura dirancang sebagai state-of-the art nya perpustakaan untuk di iklim tropis. Dibuka untuk umum di tahun 2005 Terdiri dari 16 lantai dengan luas tiap lantai kira-kira 58,000 m2 terbentang antara dua blok utama yang dihubungkan dengan jembatan gantung. Kira-kira 6,000-8,000 m2 dirancang sebagai 'green spaces.' Kehadiran landskap yang teduh, telah mengurangi temperatur permukaan bangunan. Panas diteruskan ke udara bebas, sehingga meningkatkan kondisi termal dalam ruangan. Bangunan ini adalah innovative 'green' (environmentally-responsive) tropical building dengan penerapan teknik bioclimatic design termasuk sistem passive rendah-energi, bangunan yang respon terhadap iklim dan konfigurasi bentuk, sistem fasad yang efektif serta penerapan landskap bioklimatik. The Events Plaza, untuk 'outdoor' events seperti pameran, terletak di lantai dasar. Dengan sistem penghawaan alami dan dapat diakses umum setiap saat. Bangunan ini dibentuk sedemikian rupa agar sebagian besar ruang dalam terlindung dari radiasi langsung sinar matahari. Faktor lain seperti sun shading, penghawaan alami, design fasad yang responsif, pewarnaan bangunan dan pemanfaatan ruang luar dikombinasikan sebagai strategi kolektif untuk penghematan energi tanpa mengurangi kenyamanan. 2. Hearst Tower
Gambar 2.26.Hearst Tower Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Hearst Tower terletak di New York, di 300 West 57th Street , 959 Avenue 8, dekat Columbus
Circle di Midtown
markas dari Corporation
Manhattan. Bangunan
Hearst,
ini
adalah
bersama-sama
dengan
Cosmopolitan, Esquire, Marie Claire, Harper's Bazaar, Good Housekeeping, Seventeen, dan San Francisco Chronicle. Enam
lantai
pertama
merupakan
inisiatif
pemilik, William
Randolph
Hearst dan dipercayakan pada arsitek Joseph Urban. Bangunan ini selesai 1928 dengan biaya sebesar $ 2 juta dengan luas 3.700 m2. Design asli yang terdiri dari batu telah diawetkan dalam desain baru sehingga mampu menjadi landmark kota. Awalnya
dibangun
sebagai
dasar
untuk
sebuah
pencakar
langit,
pembangunan menara itu ditunda karena depresi besar. Penambahan menara baru selesai hampir delapan puluh tahun kemudian, dan 2.000 karyawan Hearst bekerja pada tanggal 4 Mei 2006. Menara yang dirancang oleh Norman Foster, dengan struktur yang direkayasa oleh WSP Cantor Seinuk, dan dibangun oleh konstruksi Turnermemiliki tinggi 46 lantai, setinggi 182 m dengan ruang kantor luas 80.000 m2. Pola
pembingkaian
segitiga
yang
jarang
digunakan
(juga
dikenal
sebagai diagrid) memerlukan 9.500-10.480 ton struktur baja- sekitar 20% lebih sedikit dari frame baja konvensional. Hearst Tower adalah gedung pencakar langit pertama di New York setelah 11 September 2001. Bangunan ini menerima 2006 Emporis Award Skyscraper, mengutip sebagai pencakar langit terbaik di dunia selesai tahun itu. Hearst Tower adalah gedung perkantoran "hijau" pertama di New York City, dengan
sejumlah pertimbangan
lingkungan. Lantai
atrium
ditaburi
dengan kapur panas konduktif . Pipa Polietilena yang tertanam di lantai, diisi dengan sirkulasi air untuk pendingin di musim panas dan pemanas di musim dingin. Hujan dikumpulkan di atap disimpan dalam tangki di ruang bawah tanah untuk digunakan dalam sistem pendingin, untuk mengairi tanaman dan bagi patung air di lobi utama. 85% dari baja struktur bangunan mengandung bahan daur ulang. Secara keseluruhan, bangunan telah dirancang untuk menggunakan kurang dari 26 % energi dari persyaratan minimum untuk kota Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 65
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
New York, dan memperoleh penunjukan emas dari Amerika Serikat Green Building
Council 's LEED program
sertifikasi,
menjadi
pencakar
langit
pertama dengan nilai Emas . fitur atrium di eskalator melalui patung cerita air berjudul Icefall, adalah air terjun yang luas dibangun dengan ribuan panel kaca, yang mendinginkan dan melembabkan lobi.
Gambar 2.27.Interior Hearst Tower
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tugas Akhir Rumah Sakit Pendidikan Jatisampurna Bekasi
Kesimpulan Green Architecture Secara sederhana konsep green architecture bisa diterapkan dalam rancangan rumah sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya. Konsep-konsep sederhana seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai diterapkan untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-hari. Green architecture saat ini lebih menjadi suatu kebutuhan daripada sekedar sebuah pola labelisasi style atau gaya saja, menjadi suatu keharusan ketika buruknya kualitas lingkungan hidup terus dededungkan saat ini. Kadang disayangkan ketika green architecture yang seharusnya merupakan sebuah prinsip sebagai perwujudan moral seorang arsitek telah terperangkap pada pola labelisasi style.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 67
http://digilib.mercubuana.ac.id/