BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State Of Art) Agar penelitian ini dapat menghasilkan hasil yang maksimal, dalam penelitian “Proses
Produksi Program 100% Indonesia Di Radio Amirah”. Maka penulis akan mengacu kepada beberapa pemikiran dan pembahasan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu : Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya NAMA PENULIS Danny Suhartono
JUDUL
Peran penyiar good morning hard rockers di Hard Rock fm Vol 1 no. 1 Surabaya dalam tahun 2013 menjaring pendengar
Mega sukma Vol 2 no. 2
TEORI Teori Umum : - Komunikasi - radio - penyiaran
Program menu sport Teori umum : radio suara 107,9 fm - Radio sebagai media - Penyiaran penyebaran informasi - Media massa olahraga di jatnangor 1
METODOLOGI Pendekatan : kualitatif melalui tradisi fenomenologi (berprinsip priori, sehingga tidak diawali dan didasari oleh teroi tertentu)
Pendekatan deskriptif kualitatif melalui observasi,
HASIL PENELITIAN Hard Rock fm surabaya memiliki program unggulan yaitu good morning hardrockers yang pada tahun 2012 mengalami penurunan rating dan jumlah pendengar, maka dari itu peneliti tertarik untuk mengetahui bagiaman peran penyiar good morning hard rockers dalam menjaring pendengar
: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-
2013
kabupaten sumedang
Teori khusus : -
Novelein Theodora
Studi tentang ragam bahasa gaul di media elektronika radio pada Vol 2. No. penyiar memora-fm 1 Manado 2013
Harvey. C. Jassem Vol 14. No 4
Pluralistic programming and radio diversity
Tahapan produksi (pra,proses,pas ca produksi)
Teori : -
wawancara.
Penyiaran Media massa Radio Kontruksi sosial
Pendekatan kualitatif melalui, wawancara mendalam, dokumnetasi
Rational preferences Psychographic dan communities taste analysis untuk menyelidiki gaya hidup dan
2
tahapan yang dilakukan radio suara dalam melakukan penyebarluasan informasi yaitu : proses pembuatan program acara menu sport, proses pencarian informasi dan pembuatan naskah siaran serta proses penyebarluasan informasi kepada pendengar. : Penulis mendapatkan hasil bahwa bahasa yang digunakan penyiar saat melaksanakan siaran sepenuhnya sudah diterapkan sejak pertama kali radio Memora didirikan di kota Manado Dari semua media massa, radio adalah yang paling cepat dalam
(2000)
William s. howell
Program production at radio Moscow
Programming Mass media
Vol 4. Issue 4 2009
3
sikap pendengar
menyiarkan informasi Baik dalam hal jumlah stasiun radio dalam operasi dan kompetitif
Observation, interview
T he following article should be of particular interest to American radio broadcasters and producers. Based upon a visit by the author to Moscow in 1958, it details the methods used by the North American Service of Radio Moscow in producing a wide variety of programs with an extremely small staff. Of special note is the practice of using the program producer as his own tape recording engineer, and the “make and remake”;
method of editing programs as they are being recorded
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1
Komunikasi Komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin
communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Maksudnya adalah sama dalam makna. Jadi, apabila ada dua orang yang terlibat percakapan atau komunikasi, maka komunikasi akan terjadi selama ada kesamaan makna mengenai yang di percakapan. (Effendy, 2003:10) Menurut David K.Berlo (1960), ia memperkenalkan sebuah model komunikasi yang dikenal dengan model SMCR atau source (sumber), message (pesan), Channel (saluran), Reciver (penerima). Saat ini model Berlo disempurnakan dengan di tambahkan Feedback atau respon balik dari penerima atau reciver kepada sumber atau source. (Mulyana 2010:162) Harold laswell paradigma dalam berkomunikasi efektif adalah : who say what which channel to whom with what effect?. Paradigma laswell ini apabila di jabarkan memiliki 5 unsur penting dalam suatu komunikasi, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan efek. Berdasarkan paradigma tersebut disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertenu. (Effendy, 2003 : 11).
2.2.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi
Harold Lasswell menggambarkan unsur-unsur komunikasi sebagai berikut: 1) Sumber (Who) 4
Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber dapat seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara. Dalam menyampaikan informasi, sumber harus mengubah apa yang ada dalam pikiran dan perasaanya ke dalam simbol verbal dan nonverbal sehingga dapat dipahami oleh penerima pesan. Sumber disebut juga sebagai komunikator.
2. Pesan (Says What) Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan dapat berupa verbal maupun non verbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber. Komponen yang terkandung dalam sebuah pesan adalah makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.
3. Saluran atau Media (In Which Channel) Media merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Media dapat berupa media cetak dan media elektronik atau dapat juga secara langsung (tatap muka).
4.
Penerima (To Whom) Penerima yakni orang yang menerima pesan verbal dan nonverbal dari sumber yang menjadi suatu gagasan yang ia pahami.
5. Efek (With What Effect?) Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Efek tersebut
misalnya
perubahan
keyakinan,
perubahan
perilaku,
dan
lain
sebagainya.(Mulyana, 2007:69-71)
2.2.1.2 Model Komunikasi 1. Model Komunikasi Linear Claude Shamon dan Warren Weaver mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear searah. Beberapa elemen kunci yaitu: 5
Sumber(source), Pesan(message) dan Penerima (reciver)
Gangguan
Sumber
Pesan
Penerima
Gangguan 2. Model Interaksional Model interaksional ini dikembangkan oleh Wibur Schramm (1954) menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah : dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Elemen yang penting dalam model ini adalah umpan balik (feedback). Umpan balik yang didapatkan berupa verbal dan non verbal, umpan balik sangat membantu komunikator untuk mengetahui apakah pesan mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi, dalam model ini umpan balik terjadi setelah pesan diterima. 3. Model Trankaskional Dalam model ini menekankan bahwa proses pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam suatu sistem komunikasi. Model transaksional ini berasumsi bahwa saat kita terus menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan verbal maupun nonverbal, dengan kata lain komunikator melakukan proses negoisasi
2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Menurut Effendy (2004:8), fungsi komunikasi yaitu: 1. Menyampaikan informasi (To Inform) 2. Mendidik (To Educate) 3. Menghibur (To Entertain) 4. Mempengaruhi (To Influence)
6
Berdasarkan paradigma Laswell, proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap yaitu : 1. Proses komunikasi primer : proses penyampian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambing simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) uang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator terhadap komunikan (Effendy, 2003 : 20). 2. Proses komunikasi secara sekunder : proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama (Effendy, 2003 : 20)
2.2.1.4 Tujuan komunikasi dapat dibagi menjadi 4, yaitu: 1. Komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap 2. Komunikasi bertujuan untuk mengubah pendapat, opini, dan pandangan 3. Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku 4. Komunikasi bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat
2.3
Komunikasi Massa Berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh dua orang atau beberapa orang, namun
komunikasi juga dilakukan dengan sekelompok orang yang berjumlah lebih banyak. Komunikasi ini disebut komunikasi massa, dimana pesan disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada komunikan yang banyak jumlahnya dan belum tentu saling mengenal dengan menggunakan media tertenu. Sama seperti yang diungkapkan Friedson, komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. (Ardianti&Erdinaya,2005:50). Populasi yang dimaksudkan adalah kahalayak yang banyak dan tersebar. Definisi komunikasi massa paling sederhana di kemukakan oleh Bittner, yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari deifinisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi harus menggunakan media 7
massa. Jadi sekalipun komunikasi itu dismpaikan di sebuah lapangan besar dan disampaikan kepada khalayak yang berjumlah puluhan ribu sekalipun, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa. Media yang termasuk komunikasi massa adalah siaran radio, televisi, surat kabar, dan majalah serta film (Ardianto&Erdinaya, 2005:3) Definisi komunikasi massa yang di kemukakan oleh Gerbner (1967) yaitu :
“Mass communication is the technologically and Institutionally based production and distribution of the most broadly shared continous flow of messages in industrial societies” (Jalaluddin, 2003:188)
Gerbner berpendapat bahwa komunikasi massa adalah suatu produksi dan distribusi pesan yang terus menerus dalam masyarakat industri yang berlandaskan teknologi dan lembaga. Disni tergambar bahwa komunikasi massa menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, bulanan. Dan proses produksi tidak bisa dilakukan perserorangan melainkan oleh suatu lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertenu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca / pendengar / penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian. ilmu social yang relatif muda jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi. ( Nurudin, 2009 : 2) 6 Cakupan definisi komunikasi massa menurut Michael W Gamble dan Terl Kwal Gamble, yaitu : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk memancakan pesan secara cepat kepada khalayak luas dan tersebar, melalui media modern : surat kabar, majalah, TV, film atau gabungan diantara media.
2. Komunikator dalam menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling mengenal atau mengetahui satu sama lain.
Anonimitas
audience
dalam
komunikasi massa ini yang membedakan pula 8
dengan komunikasi lain.
3. Pesan adalah milik publik, artinya pesan ini dapat diterima oleh banyak orang.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikator tidak berasal dari seseorang tapi lembaga (yang berorientasi pada keuntungan ).
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper ( penapis informasi ). Artinya pesan – pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut disiarkan. Contoh : reporter, editor film, penjaga rubric, lembaga sensor.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda jika dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bersifat langsung.
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Sebaiknya yang dimaksud institutionalized person adalah orang, seperti redaktur surat kabar yang melalui tajuk rencana menyatakan pendapatnya melalui fasilitas lembaga. (Wiryanto, 2000:4) Industri media adalah industri yang unik karena mereka melayani dua pasar yang berbeda sekaligus dengan satu produk (dual product market). Pada pasar yang pertama yaitu khalayaknya (pembaca, pemirsa, pendengar), industri menjual produk berupa ‘goods’ (Bing Bedjo Tanudjaja, 2007. Pengaruh media komunikasi massa terhadap popular culture dalam kajian budaya/cultural studie).
2.4 Penyiaran 2.4.1 Definisi Penyiaran Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata 9
acara dalam bentuk audio/ suara dan atau visual/ gambar yang ditransmisikan dalam bentuk signal suara dan atau gambar, baik melalui kabel dan atau serat optik yang dapat diterima oleh pesawat penerima (radio/ televisi) dirumah-rumah.(Suprapto, 2006:10). Penyiaran berasal dari kata siar, yakni pendistribusian informasi dengan menggunakan peralatan pemancar yang dipancarkan dari studio radio atau televisi yang menghasilkan suara (audio) dan gambar bergerak (visual)
secara
simultan
dan sinkron untuk televisi dan audio untuk radio.
Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana/ alat, atau antara perangkat keras dan lunak. Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut sebagai trilogi penyiaran. (Suprapto, 2006:6). Pada stasiun, perencanaan program radio juga mencangkup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audien berdasarkan demografi tertentu. (Morissan, 2007:233). Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatu lokasi siaran. Format siaran dapat ditentukan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografis audien seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Menurut Joseph Dominick (2001) format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah yaitu: 1) Kepribadian (personality) penyiar dan reporter; 2) Pilihan musik atau lagu; 3) Pilihan musik dan gaya bertutur (talk); 4) Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya. (Morissan, 2007:224).
Pengelola siaran harus mengetahui selera pasar dengan secar periodik mengadakan penelitian selera khalayak atau audience profil research, dan menyesuaikan 10
materi siaran sesuai selera khalayak. (Suprapto, 2009:143). Media penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. (Morissan, 2009:14). Menurut Clancy dan Shulman (1991), ada empat kriteria yang harus dipenuhi pengelola
media
penyiaran
untuk
mendapatkan
audien
sasaran yang optimal.
Keempat kriteria itu adalah:
1) Responsif. Audien sasaran harus responsif terhadap program yang ditayang- kan tentu saja langkah ini harus dimulai dengan studi segmentasi audien yang jelas. 2) Potensi Penjualan. Setiap program yang akan disiarkan harus memiliki potensi penjualan yang cukup luas. Besarnya bukan hanya ditentukan oleh jumlah populasi, tetapi juga daya beli. 3) Pertumbuhan Memadai. Audien tidak dapat dengan segera bereaksi. Kalau pertambahan audien lambat, tentu dipikirkan langkah-langkah agar program bisa diterima audien. 4) Jangkauan Iklan. Pemasang iklan biasanya sangat memikirkan media penyiaran yang paling tepat untuk memasarkan produknya.
Menurut Wahyudi (1994) mengatakan para pengelola program teknik dan administrasi/ketatalaksanaan dalam wadah organisasi penyiaran bekerja diatas landasan saling pengertian, menghargai dan mengingatkan, untuk menghasilkan siaran yang berkualitas, baik dan benar. Yang dimaksud dengan siaran yang berkualitas, baik dan benar adalah :
1. Siaran berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan atau gambar/visualnya prima. 2. Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya bersifat informatif, edukatif, persuasif, akumulatif, dan stimulatif. 11
3. Siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai dengan sifat fisik medium radio dan atau televisi. (Suprapto, 2006:12).
Dalam sebuah penyiaran radio gelombang elektromagnetik sangat mempengaruhi dalam proses penyiaran di udara, Ada 3 macam elektromagnetik, yaitu : 1. (Amplitude Modulation ( AM ) Amplitudo Modulation berada pada block frequensi 300 – 3.000 KHz. Signal frequency AM memanfaatkan gelombang elektromagnetik bumi yang
biasa
dikenal dengan ”Ground Waves” dan juga gelombang udara ”Sky Wave”. Kedua jenis tersebut mempunyai kekuatan pancaran signal kewilayah yang sangat jauh. Keuntungan bagi stasiun penyiaran radio yang memanfaatkan Sky Waves dapat menjangkau yang lebih jauh lagi dari saluran ground waves, oleh sebab itu apabila mengadakan penyiaran pada malam hari akan jauh menghasilkan modulasi yang lebih jernih.
2. Frequency Modulation ( FM ) Berdasarkan regulasi internasional frequency FM yang berada pada block Frequency VHZ yaitu berada pada 30 – 300 MHz sedang di Indonesia berada pada gelombang 87,5 – 108 MHz dengan pengenalan frequency digunakan 10 KHz dan ketentuan ini menyebut tentang pita frequency
(
Bandwidth ) sehingga memperoleh jumlah 205 kanal siaran FM ( kelipatan 100KHz dengan 20,5MHz ) namun pada regulasi pemerintah Indonesia jumlah kanal 203-1 menjadi 204 kanal. Keunggulan FM -
Lebih Dinamis
-
Suaranya lebih jernih sesuai dengan telinga manusia,
dapat
menyiarkan suara sebaik-baiknya bagi telinga manusia yang sensitif - Noisenya Rendah -
Kualitas jarak dan
penerimaan FM sama dengan AM 12
karena
cakupannya dibatasi oleh garis pandang dari bagian puncak pemancarnya maka lebih cocok untuk masyarakat diperkotaan daripada di pedesaan. -
Dapat menghilangkan Interderence yang disebabkan dua stasiun yang bekerja pada gelombang yang sama
3. Short Waves ( SW )
Frequency ini adalah saluran yang dipergunakan untuk penyiaran jarak yang jauh seperti jika mencoba mendengar radio penyiaran radio luar negeri maka gelombang frekuensi inilah yang akan patut dipergunakan. Frequency Shor waves ini menggunakan fasiolitas gelombang Sky Waves. Frekuensi SW ini tidak mempunyai kestabilan didalam penyiaran dan frequency dapat diterima dengan baik pada malam dan pagi hari. Frekuensi ini berada pada block frekuensi 3 – 25MHZ yang terletak antara posisi AM dan FM, dipergunakan oleh penyiaran stasiun radio luar negeri.
2.5
Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara
serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa disbanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pad waktu yang tak terbatas. (Nurudin, 2007:9) Media massa dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia diartikan sebagai berikut: Media kb.sarana, alat ; saran komunikasi bagi masyarakat bisa berupa Koran, majalah tv, radio riaran, telepon, internet dsb. Media elektronik kb. Sarana ataua media yang berupa elektronik seperti radio dan televisi (Fajri&Senja, 2003:57). Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. Media telah 13
berubah menjadi subyek komunikasi yang interaktif dan menjadi sahabat baru manusia. Pola interaksi sosial yang terbentuk melalui media telah menciptakan ruang baru (Berimajinasi dan Berinteraksi) bagi kehidupan manusia. (Cangara, 2003:134)
2.5.1 Karakteristik media massa menurut Cangara adalah : 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang yakni mulai dari proses pengumpulan, pengolahan, sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim pesan dan penerima pesan, jika terjadi reaksi umpan balik atau feedback biasanya memerlukan waktu. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan dalam waktu dan jarak karena memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang bersamaan. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa (Cangara, 2003 : 134)
2.5.2 Efek Media Massa Menurut M.Chaffee, media massa mempunyai efek yang berkaitan dengan perubahan sikap, perasaan, dan berprilaku dari komunikasinya. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa media massa mempunyai efek kognitif, afektif, dan konatif atau behavioral. (Ardianto&Erdinaya, 2005 :49)
2.6 Radio Radio merupakan media auditif (hanya bisa di dengar), tetapi murah, merakyat, dan bisa di bawa atau di dengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara berupaya memvisualkan suara penyiar ataupun informasi factual melalui telinga pendegarnya (Masduki, 2001:9) 14
Awalnya pendengar radio diwajibkan membayar pajak untuk membiayai stasiun radio, memproduksi program. Radio Amerika Serikat berhenti memajaki pendengarnya pada tahun 1922, setelah ditemukan sistem pembiayaan baru, iklan. Dari sinilah muncul system jual-beli air time bagi pengiklan. Dari sini pula muncul tendensi baru dalam operasionalisasi radio : masuknya radio Amerika Serikat dalam era komersilisasi. Dan, lahirlah broadcasting. (Astuti, 2008:5-6).
2.6.1 Karakteristik Radio Karakteristik radio dilihat dari keunggulan dan kelemahannya Keunggulan radio : 1. Cepat dan langsung, lebih cepat dari Koran maupun televisi, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu yang banyak. Hanya melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada di lapangan. 2. Akrab. Radio adalah alat yang dekat dengan pemiliknya 3. Dekat. Suara penyiar hadir dirumah atau di dekat pendengar, pembicaraanya langsung menyentuh aspek pribadi. 4. Hangat, paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar, pendengar akan beraksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berfikir bahwa penyiar adalah teman dekat bagi mereka. 5. Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik. Baik bagi pengelola maupun pendengar. 6. Tanpa batas. Siaran radio menembus batas-batas geografis, SARA, dan kelas sosial. 7. Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi. Pesawat radio relatif lebih murah. Pendengar tidak di pungut biaya sepeserpun untuk mendengar radio. 8. Fleksibel, siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa menganggu aktifitas yang lain kelemahan radio 15
9. selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan, pendengar tidak bisa mengulang apa yang di dengarnya. 10. Global. Siaran informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angkaangka dibulatkan. 11. Batasan waktu. Setiap berita atau informasi yang disiarkan sangat singkat berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
12. Beralur linier. Program disajikan dan dinikmati berdasarkan urutan yang sudah ada 13. Mengandung gangguan, seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor” (Astuti,2008:25)
2.6.2
Pembagian Program
Dari aspek karakteristiknya jenis siaran dibagi menjadi 2 : 1.) Siaran Karya Artistik : Siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik, yaitu proses mengutamakan segi keindahan.
2.) Siaran Karya Jurnalistik :Siaran yang di produksi melalui pendekatan jurnalistik yaitu suatu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian khalayak (Triartanto,2010:144)
2.6.3
Karya Artistik
1. Program Musik : Suatu program yang materi siarannya mengutamakan aspek atau yang berkaitan dengan musik dan lagu dalam penyajian siarannya 2. Program Drama Radio : Suatu Program yang menyajikan secara audio/drmatisasi para tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan gaya naratif,monolog, dan dialog yang di selingi dengan suara musik, lagu serta efek suara seperlunya. 3. Program Kuis Radio : Suatu program yang materi siarannya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan, teka-teki, permainan bersifat auditif yang ditujukan kepada 16
pendengar agar menanggapinya sebagai suatu bentuk partisipasinya atau interaktif, yang di kompensasikan dengan suatu hadiah. 4. Program variety show : Suatu program yang sajiannya terdiri dari sejumlah kombinasi dari beragam format acara yang dikemas secara dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan music dan efek suara. Isi program variey showterdiri dari beberapa segmen bisa berupa gossip, dialog interaktif, kuis, request lagu, info aktual dll. 5. Program Komedi/Humor : Program yang menyajikan unsur-unsur yang menggelitik dan mengundang tawa secara auditif sehingga merangsang pendengar tersenyum atau tertawa. Program komedi secara genre meliputi : Lelucon, lawak, anekdot, dan parodi. 6. Program Sponsor : Suatu program yang isi siarannya di muat oleh informasi dan data produk tertenu yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara. 7. Program Cerita Dongeng/Legenda : Bentuk penyajian program yang di sajikan dramatisasi atau naratif berdasarkan kisah dongeng atau cerita legenda yang dikenal luas
khalayak
berdasarkan
suku
dan
atau
ras
kebangsaan
tertentu.
(Triartanto,2010:125)
Secara umum mata acara radio diperoleh 4 sumber, yaitu : 1. Jaringan antar stasiun atau merelay dari stasiun penyiaran lain. 2. Rekaman dan atau menyewa dari rumah produksi. 3. Produksi sendiri. 4. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya. Radio mempunyai daya tarik yang kuat. Daya tarik ini merupakan akibat dari sifat radio yang serba hidup, berkat 3 unsur yang terdapat pada radio yaitu, musik, katakata, dan efek suara (sound effects). Radio yang kecil dan harganya murah mampu memberikan hiburan, penerangan, dan pendidikan. Dalam fungsinya sebagai sarana penerangan dan pendidikan, radio siaran dapat menyajikan warta berita atau ceramah- ceramah yang bermanfaat. “Tulang” radio siaran adalah musik, orang menyetel pesawat radio 17
terutama untuk mendengarkan musik. Karena mendengarkan musik merupakan hiburan maka petugas radio berusaha agar segala macam program acara bersifat hiburan. Berbagai macam program diolah dan diberi ilustrasi. Hal itu dimaksudkan agar program acara menjadi lebih menarik untuk dikonsumsi dengar. Naskah siaran atau script adalah materi siaran yang akan disampaikan oleh penyiar radio. Selain itu, ada beberapa fungsi naskah, yaitu:
1.
Seorang penyiar
radio membutuhkan script dalam siarannya sesuai
program acara yang dibawakannya. Saat membaca naskah siaran, seorang penyiar radio seakan sedang ‘bercerita’ atau ‘menyampaikan sesuatu’ kepada seseorang, bukan membaca script secara ‘kaku’.
2. Pengendalian siaran Naskah siaran yang dibuat oleh scriptwriter sudah disesuaikan dengan program acara, untuk kemudian dibacakan oleh sang penyiar. Penyiar radio boleh menambahkan atau mengurangi pembicaraannya pada saat bersiaran asalkan tidak melenceng jauh dari tema acara dan script.
3. Penyeragaman tata bahasa bagi penyiar radio Scriptwriter membuat naskah siaran dengan gaya bahasa yang telah disesuaikan dan ditentukan intuk mempertahankan image sebuah stasiun radio. Dengan demikian, siapapun penyiarnya, script yang dibaca gaya penulisannya sama, tidak ada perbedaan.
4. Pembentuk image atau citra radio. Dalam membuat naskah siaran, seorang script writer tidak boleh mengindahkan citra tradio tempat dia bekarja. Misalkan bagi radio ‘bergaya anak muda’, tulisan yang dibuat harus bergaya ‘anak muda’. (Ningrum, 2007:60). 18
Pendengar radio pun memiliki karakteristik tersendiri yang harus dipahami dan disikapi dengan benar oleh penyiar atau manajemen radio:
1. Heterogen. Massa pendengar terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras, suku, agama, strata social, latar belakang sosial politik-budaya, dan kepentingan. 2. Pribadi. Karenanya, komunikasi bersifat interpersonal (antarpribadi), yakni penyiar dengan pendengar, dengan gaya “ngobrol”. 3. Aktif. Pendengar radio siaran tidak pasif, tetapi berfikir, dapat melakukan interpretasi, dan menilai apa yang didengarnya. Selektif. Pendengar dapat memilih gelombang, frekuensi, atau stasiun radio mana saja sesuai selera. (Ningrum, 2007:65)
2.6.4
Karya Jurnalistik
1. Program Buletin Berita : Suatu sajian beragam berita aktual yang dikemas dalam tingkatan gradasi sangat penting dan kurang penting yang perlu diketahui masyarakat. 2. Program Dokumenter : Program yang menyajikan peristiwa penting yang telah berlalu dan memiliki relevansi aktualitas dengan saat ini. 3. Program Majalah Udara : Program yang di adopsi dari majalah cetak yang disajikan dalam bentuk auditif berisi mengenai aneka ragam topik, tema, serta peristiwa yang perlu diketahui masyarakat. 4. Program Feature : Program yang membahas suatu topik persoalan melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi dan mengeritik dalam berbagai format. 5. Program Talkshow : Program yang mengutamakan sajian perbincangan atau obrolan yang didasari penentuan tema, topik, serta bahasan yang dikemas secara dinamis dan aktual,factual,menarik, juga menghibur (Triartanto, 2010 :146-149)
Program 100% Indonesia di Radio Amirah masuk ke dalam program sequens. Karena dalam program hiburan ini berformat musik, dan biasanya di selingi dengan berita yang ringan dan 19
pembahasan topik yang random serta dikemas secara menarik. Melalui berbagai pandangan, topik yang disajikan pun ringan untuk para pendengar, dan pendengar dapat berinterkasi langsung dengan announcer, program 100% Indonesia ini telah diproses oleh tim redaksi Radio Amirah FM.
2.6.5
Berdasarkan Program : 1. Radio Hiburan/Musik 2. Radio Informasi/News 3. Radio Campuran (MOR / Midle Of The Road )
Format program Hiburan/Musik menyatakan radio yang bersangkutan, penyajian siarannya didominasi oleh program-program seperti memutarkan hits lagu, memberikan informasi yang ringan dsb.
2.7 Program 2.7.1 Definisi Sequence
Program hiburan berformat musik, biasanya diselingi dengan berita yang ringan dan pembahasan topik yang random, program hiburan ini juga dikemas secara menarik dan disebut dengan sequence, suatu jenis program radio yang berlangsung selama dua atau empat jam biasanya diadakan pada saat pagi atau malah hari, topik pembicaraan pada program ini juga ber macam-macam tidak hanya membahas satu topik. Program yang di bahas pun harus fresh atau dengan kata lain informasi yang diangkat harus up to date. Oleh karena itu, mengapa program ini harus terus menyajikan informasi yang fresh agar para pendengarnya pun tidak menjadi bosan, dan informasinya juga mudah untuk ditebak oleh para pendengar. Karena jenis program sequence ini biasa menguadara pada dua sampai empat jam, maka dari itu produser harus memilihpaling tidak dua penyiar secara selektif, dan lebih kreatif dalam membawakan acara yang mengudara sampai dua atau empat jam agar para 20
pendengar tidak merasakan bosan pada saat mendengarkan program yang sedang mengudara. Setiap program sequence yang disajikan informasinya up to date atau fresh ini, harus memiliki informasi yang dapat dipertanggung jawabkan, relevan dan bagi pendengar informasi tersebut haruslah yang benarbenar baru diketahui, tidak hanya itu saja informasi yang baru untuk pendengar juga tidak disajikan berat dalam arti mudah untuk didengar, topik-topik yang santai untuk dapat dinikmati. (McLish, 2005:171-175) Dalam semua jenis program reguler sequence dan magazine dapat begitu mudah menjadi membosankan atau bisa merosot ke dalam sebuah susunan karena
rangkaian
yang
tidak
kuat.
Untuk
menentukan
persyaratan, sequence atau program strip alah sebuah slot panjang, umumnya antara dua atau empat jam setiap harinya, seperti acara pagi atau drive – time, dll. Menggunakan musik dengan audience luas, dan dengan penekanan pada presentasi. Alasan yang paling kuat untuk mendengarkan pada program tertentu adalah bahwa pendengar menyukainya sampai akhir. Oleh karena itu, program harus bisa menjadi bentuk yang sama dan tidak harus terlalu banyak yang diubah. Hal ini jelas sama, bagaimanapun bahwa program tersebut harus baru dalam arti ia harus memiliki sesuatu yang update dan mengandung unsur kejutan. Dengan demikian, maka “program 100% Indonesia” termasuk jenis program sequence, karena “program 100% Indonesia” disiarkan dengan waktu selama 4 jam. Selain itu “program 100% Indoensia” selalu menjaga konsistensi programnya dalam pembagian segmen. “program 100% Indonesia” memenuhi kriteria tersebut perlu dibutuhkan beberapa program. (McLeish, 2007:171) Untuk menjaga konsistensi program ada beberapa faktor yang harus tetap konstan, antara lain: a.
Program Contsruction
21
Bentuk keseluruhan program ini akan tetap cukup konstan, Proporsi musik untuk berbicara harus tinggal kira – kira sama antara edisi, dan jika konten yang biasanya terdiri dari dari beberapa item yang berdurasi sampai 5 menit dengan berakhirnya durasi terakhir 8 menit. Struktur ini harus menjadi pola yang mapan. Ini bukan untuk mengatakan bahwa sebuah majalah setengah jam tidak bisa menghabiskan 15 menit pada item tertentu. Tetapi perlu menunjukan bahwa dengan memberikan subjek ke salah satu seluruh atau bagian dari sebuah program tersebut itu tidak menjadi lagi sebuah program tersebut itu tidak menjadi lagi sebuah majalah melainkan film dokumenter. b. Variety Program Setiap program harus mempunyai dan membuat sesuatu yang segar dan mengandung kejutan. Pertama materi pelajaran dari setiap item menjadi relevan sendiri dan baru untuk di dengarkan. Kedua urutan item perlu menyoroti perbedaan antara mereka an mempertahankan kedekatan dengan pendengar. Sangat mudah untuk majalah harian khususnya majalah berita, untuk menjadi tidak lebih dan suksesnya suatu wawancara tersebut. c.
Musik
Unsur penting dalam musik dapat digunakan dalam beberapa cara: 1. Setiap komponen musik harus berurutan. 2. Inerja konser atau rekaman ditampilkan dalam dirinya sendiri. 3. Musik yang alami pada item yang sebelumnya misalnya wawancara dengan sebuah panduan suara. 4. Jika ada perubahan lengkap dari subjek maka musik dapat bertindak menjembatani. Hal ini sangat mempermudah untuk memberikan waktu berpikir dan emotional dalam diriya sesuai dengan perubahan hati yang diperlukan. 5. Suara
22
Setiap musik mempunyai efek suara atau aktualitas yang dapat menambah waktu berbicara. contohnya adegan untuk diskusi tentang pendidikan bisa diatur oleh beberapa aktualitas taman bermain dan sepotong uara pada angka kecelakaan dijalan akan menarik perhatian. (McLeish, 2007:175-178)
2.7.2
Format Radio Siaran Dalam penyajian siaran radio ada dikenal istilah yang disebut format. Menurut
Pringle-Starr McCavitt (1991) seperti dikutip Morissan (2005:108), The Programming Of Most Stations is Dominated By One Principle Content Element Or Sound, Know As Format. (Format sebagian besar stasiun radio di dominiasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama dan dikenal dengan format). Pada satu dasar pembuatan program acara yang penting adalah mengacu pada format stasiun yang telah ditetapkan oleh stasiun radio. Beberapa format radio banyak digunakan sebagai acuan oleh beberapa radio yang berada di Indonesia, sebagai berikut :
1. Adult Contemporary Format ini ditujukan untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 20-25 tahun, serta berdaya beli tinggi. Dalam format ini siarannya antara lain meliputi musik pop masa kini, soft rock, balada, berita olahraga, ekonomi, serta politik
2. Contemporary Hit Radio (CHR)/Top 40 Radio Format ini di tujukan untuk remaja yang berumur 12-20 tahun. Format ini bisa disebut sebagai format paling popular dengan program siaran yang berisi lagu-lagu Top 40/Top 30, serta lagu baru dan terlaris
3. All News/All Talks, Sports All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep siaran talk show terkait mengupas isu-isu local. Berita dan bincang ekonomi-politik acara unggulan dalam format ini. 23
4. Classic/Oldies/Nostalgia Format ini ditujukan untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35-60 tahun. Memutar lagulagu klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu lebih penting dari lagunya. Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, serta berita mistis.
5. News/Berita Format penyajian siaran lebih dominan adalah berita dan program interview, seperti contohnya selaga isu/berita aktual seputar politik, ekonomi,sosial dan budaya
6. Album Orientd Rock Format didasarkan dari album-album ber-genre rock yang mulai marak beredar sekitar tahun 80an
7. Dangdut Format musiknya full dangdut dan melayu, format radio ini masih sangat di gemari di Indonesia, terutma oleh para kalangan menegah kebawah. Berdasarkan format radio diatas, Amirah FM termasuk dalam katagori Contemporary Hit Radio (CHR), memberikan lagu hits kepada remaja untuk kelas menengah ke atas
2.7.3 Jenis Radio Berdasarkan Frekuensi : 1. Frekuensi Modulasi (FM) bergerak pada frekuensi 87 MHz sampai 108 MHz. 2. Amplitudo Modulasi (AM) atau Medium Wave (MW) berada pada jalur 540 sampai 1600 KHz. 3. Short Wave (SW) mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar yaitu dari 1600 KHz sampai 30.000 KHz. Berdasarkan Penyelenggara : 1.
Radio milik Negara ( RRI, RSPD, dll )
2.
Radio SwastaNiaga (LPS )
3.
Radio Komunitas (kampus/LSM) 24
4.
2.8
Radio Asing
Teori Khusus 2.8.1
Tahapan produksi program radio Tahapan produksi didalam program radio memiliki tiga tahapan, karena sebuah
program baru yang ingin dicetuskan haruslah terlebih dahulu melewati tiga tahapan ini, tahapan produksi program radio yaitu :
1. Pra Produksi Tahapan ini sebagai tahapan perencanaan, dalam hal terpenting dari pra produksi yaitu adanya penemuan ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta peneliti naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset, lalu perencanaan Perencanaan yang dimaksud disini memiliki pengertian yaitu sejumlah persiapan yang dilakukan dalam membuat program. Persiapan itu meliputi waktu-waktu yang dilakukan, yaitu seperti berapa lama waktu yang dipersiapkan atau dibutuhkan sebelum program radio tersebut disiarkan, siapakah saja sumber daya manusia yang turut mengambil bagian dalam proses perencanaan dan persiapan tersebut, dan juga kegiatan apa saja yang akan dilakukan, seperti mengadakan rapat untuk mencari konsep apa yang diinginkan untuk di udarakan, membuat naskah, mencari materi siaran dan lain sebagiannya dan yang terakhir persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi perlatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan (Wibowo,2009:39) 1.
Penemuan ide
Tahap ini dimulai ketika tim menemukan ide atau gagasan untuk suatu program, kemudian membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta peneliti naskah yaitu tim tersebut untuk menggembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset dilakukan 2.
Perencanaan
25
Tahap perencanaan ini membahas mengenai semua aspek yang akan dilewati nantinya selama produksi dilakukan, maka tahap perencaan ini harus dibuat dengan teliti dan hati-hati karena dalam bagian ini berisikan mengenai penyempurnaan naskah, pemilihan talent yang tepat, warna suara talent, jam siar program, peralatan yang akan digunakan untuk siaran, penyediaan biaya, biaya yang akan dikeluarkan baik untuk biaya produksinya ataupun membayar talent yang akan siaran. Proses perencanaan merupakan kunci untuk terselenggaranya sebuah program acara yang akan dilaksanakan, tahapan produksi program dimulai dengan menentukan khalayak sasaran pada media massa. Seperti yang dinyatakan oleh Peigh (Munthe, 2006:71) yang menyatakan bahwa untuk membuat program acara dan memproduksi siaran radio yang efektif hendaknya dirancang berdasarkan studi yang mendalam tentang sasaran 3.
Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi penyelesaian semua hal yang telah ditentukan didalam perencaan. Dimana adanya pemnyelesaian semua kontrak baik kontrak kerja ataupun penyelesaian pemilihan penyiar serta melengkapi peralatan yang akan digunakan untuk siaran yang telah di bahas sebelumnya dalam bagian perencanaan dan telah ditetapkan dengan jangka waktu yang tepat
2. Produksi Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Produser program bekerja sama dengan penyiar dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (script) ke dalam bentuk theater of mind. Jadi dengan singkat bahwa tahapan kedua ini dimana program radio melakukan pengeditan. Selain itu Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini meliputi pemeriksaan
kembali
berupa
materi
yang
telah
dipersiapkan
sebelumnya
permeriksaan dari segi teknis, sampai proses siaran itu berlangsung (Wibowo, 2009:40) Dalam proses produksi produser juga ikut serta dalam melakukan pengeditan seperti menurut Mclish “If the programme was recorded, the producer may have to do some editing. At this stage, the running order or script should be marked in detail with the 26
necessary edits, and also with any additional cuts to be made in the light of the overall timing”(Mclish, 2005 : 283) yang dapat diartikan jika dalam tahapan produksi, tugas seorang produser melakukan pengeditan, mengecek kembali naskah yang akan di sajikan kepada pendengar apakah diperlukan pengeditan.
3. Pasca Produksi Tahapan terakhir adalah tahapan pasca produksi, yaitu melakukan evaluasi dan perbaikan dari apa yang telah disiarkan di udara. Tahapan ini dilakukan setelah tahapan produksi siaran radio selesai dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi rapat untuk melakukan
evaluasi
hasil
siaran,
evaluasi
kepada
announcer
dan
lainnya.
(Wibowo,2009:40) Selain itu menurut Mclish bawa evaluasi sebuah program harus dilakukan oleh tim produksi, produser penyiar untuk mengetahui apa yang harus di evaluasi terdapat tiga poin penting dalam mengevaluasi sebuah program : 1. Produksi program, dan kualitas program apakah sudah sesuai dengan target yang direncanakan 2. Evaluasi pendengar, apakah para pendengar merasa puas dengan apa yang disajikan oleh tim produksi 3. Evaluasi biaya, pembahasan biaya agar, meghindari terjadinya over cost maka dari itu biaya merupakan komponen yang perlu diperhatikan. (Mclish, 2005 : 302)
2.8.2
Produksi Program
Radio memiliki beberapa unsur penting yang mendukung berjalannya siaran radio, unsur penting tersebut adalah kerja tim produksi. Semua orang yang terlibat dalam proses maupun hasil produksi suatu program siaran disebut dengan istilah crew atau tim kerja produksi siaran radio. Triartanto (2010:76) menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari bagian produksi siaran, batas kewenangan, dan ketrampilan yang harus dimiliki tim produksi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Manajer Produksi: seseorang yang bertanggung jawab terhadap segala proses dan hasil akhir produksi siaran. Produksi siaran tersebut meliputi penjadwalan studio rekaman untuk memproduksi station 27
identity atau station call, program promo atau expose, spot iklan, editing lagu, serta turut berperan menjaga kualitas program siaran.
2) Program Siaran atau Penata Program: seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan program siaran dan sertamenyusun jadwal siaran. PD harus selalu memantau trend dan program-program dari radio kompetitor agar bisa membenahi dan meningkatkan mutu programnya. 3) Music Director atau Penata Musik: seseorang yang bertugas dan bertanggung jawab dalam menentukan format musik, kriteria lagu, dan penyedia lagu di dalam setiap program pada suatu stasiun radio. Seorang MD harus ditunjang kemampuan sense of music yang kuat. 4) Produser: seorang yang bertanggung jawab terhadap acara yang diasuhnya dan selalu mengupayakan kualitas dari isi acaranya. Seorang Produser harus memiliki database yang lengkap dan kuat. 5) Scriptwriter, Penyiar, Reporter, Editor, Operator Siar, Operator Rekam. Menurut Arifin (2010:76), keterampilan produksi merupakan hal yang mendasar pada proses pembuatan suara di stasiun penyiaran radio. Tanpa ketrampilan ini, suara unik tidak dapat dibuat dengan baik dan sempurna Tetapi keterampilan saja tidak cukup karena produksi yang baik adalah produksi yang memiliki nilai tambah program stasiun penyiaran radio. Menurut Triartanto (2010:83) seorang produser harus memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan tentang program televisi dan radio secara keseluruhan dan harus dapat menuangkan kemampuan ide, gagasan kreatifitasnya dalam pembuatan program radio dan televisi, atau mampu melakukan koordinasi, kontribusi dan distribusi produk secara sistematis, efektif dan efisien. Sedang tugas dan fungsi seorang produser adalah menjalankan kreasi efek audio dan visual atau mengirimkan pesan kepada pendengar dan pemirsa, serta perkembangan program yang menarik dalam operasional penyiaran radio dan televisi. Promosi adalah mempunyai kemampuan mempromosikan teknik program pada khalayak, yang bersifat, on air, bumper, stiker, spanduk, selebaran, 28
billboard, dan iklan. Masih menurut Triartanto (2010:87) seorang produser acara sering mengambil sebuah keputusan apakah suatu produksi akan dilakukan langsung atau direkam. Proses perekaman akan dikerjakan sebelum jadwal acara disiarkan. Proses perekaman ini produser akan menyiapkan seluruh komponen siaran yang akan diproduksi tetapi sekarang
ini
banyak permintaan biro iklan atau produsen yang menginginkan
penyiaran iklan komersialnya dibacakan langsung oleh penyiar atau disebut adlib. Sedangkan produksi talkshow (acara khusus) yang diudarakan dan mendatangkan bintang tamu biasanya akan direkam sebelum acara diudarakan
2.8.3
Teori Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Evert M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
2.8.4
Fungsi Komunikasi Organisasi
1. Fungsi perintah dengan anggota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. 3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misalnya : motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, 29
demikian juga diri sendiri, tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan yang melekat dalam organisasi. 2.10.
Kerangka Pemikiran Pra produksi Tahapan ini dikatakan sebagai tahapan perencanaan. Perencanaan yang dimaksud disini memiliki pengertian yaitu sejumlah persiapan yang dilakukan dalam membuat program. Persiapan itu meliputi waktu-waktu yang dilakukan, yaitu seperti berapa lama waktu yang dipersiapkan atau dibutuhkan sebelum program radio tersebut disiarkan, siapakah saja sumber daya manusia yang turut mengambil bagian dalam proses perencanaan dan persiapan tersebut, dan juga kegiatan apa saja yang dilakukan, seperti mengadakan rapat untuk mencari konsep apa yang diinginkan untuk di udarakan, membuat naskah, mencari materi siaran dll.
Produksi Tahapan kedua ialah tahapan produksi, yaitu tahapan dimana program radio disiarkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini meliputi pemeriksaan kembali berupa materi yang telah dipersiapkan sebelumnya, pemeriksaan dari segi teknis, sampai proses siaran itu berlangsung
Pasca produksi Pasca-produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online dan mixing. Tahapan ini merupakan langkah terakhir di tahapan produksi yang berupa evaluasi program yang telah disiarkan sesuai siaran atau penyiaran acara, tim produksi melakukan evaluasi untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi meliputi apa kelemahan materi, teknis, koordinasi tim evaluasi kepada announcer dll. (Wibowo, 2009:42-44).
30
2.11
Definisi Analisis SWOT Swot adalah singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), Oppurtunity
(kesempatan) Threat (ancaman) yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT dapat menunjukan bahwa kinerja kebijakan maupun perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman, dengan faktor internal kekuatan, dan kelemahan. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Hasil analisis SWOT dapat digunakan untuk menawarkan sebuah alternatif yang dapat dilakukan dalam sebuah implementasi kebijakan maupun dalam sebuah manajemen perusahaan. SWOT dapat digunakan menawarkan sebuah alternatif yang dapat dilakukan dalam sebuah implementasi kebijakan maupun sebuah manajemen perusahaan. SWOT dapat dilaksanakan untuk menganalisis kondisi kebijakan dan kemungkinan kondisi perusahaan pada saat kebijakan atau manajemen dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah gambaran apakah kebijakan atau manajemen it layak dilakukan atau tidak. (Bungin, 2007 :242). SWOT merupakan suatu program yang dibutuhkan untuk melihat seberapa besar peluang sebuah program untuk bisa bersaing dan berhasil menarik minat pendengar atau audiens untuk menonton atau mendengar program tersebut. SWOT terdiri dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), Oppurtunity(kesempatan) Threat (ancaman) untuk strength dan weakness biasanya datang dari dalam program itu sendiri, sementara untuk opportunity dan threat, umumnya berasal dari luar program. SWOT biasanya dilakukan internal mereka yang membuat program atau mereka yang bertugas di bagian riset sebuah acara televisi atau radio. SWOT bisa dilakukan sebelum program tersebut di tayangkan atau pada saat program tersebut ditayangkan. Jika dilakukan sebelum program ditayangkan, bertujuan untuk melihat peluang sebuah program untuk bisa bersaing dengan program lainnya yang sudah ada. Sementara untuk yang dilakukan pada saat ditayangkan bertujuan untuk mengevaluasi performance program tersebut. Data-data SWOT bisa di dapat secara internal dengan
31
mengevaluasi program atau dummy program atau bisa juga dari eksternal, dari data yang dikeluarkan AGB Nielsen atau lewat partisipasi masyarakat melalui survey atau grup diskusi. SWOT dibagi menjadi 2 bagian : Faktor internal Strength atau kekuatan sebuah program, merupakan cara utama program untuk mendapatkan penonton. Strength haruslah merupakan hal yang benar-benar unik, yang berbeda, yang tidak mudah ditemukan di program lainnya sehingga menjadi identitas program itu sendiri, strength terletak sepanjang program itu berjalan dan bukan menjadi elemen kecil dari program itu.Strength dari program ini terletak pada segmen Tinta, segmen ini membahas tentang Indonesia lebih mendalam seperti halnya budaya,dan keanekaragamaan Indonesia lainnya, penyiar memberikan informasi kepada para pendengar tidak hanya mendidik namun juga memberikan sesuatu yang dapat menghibur pendengarnya Weakness, atau kelemahan sebuah program dengan berbagai macam kekurangan, ketidak sempurnaan atau berbagai hal yang masih harus diperbaiki dari program itu sendiri. Weakness program sebaiknya memasukan pendapat dari pihak luar (yang tidak terlibat langsung dalam pembuatan program) sehingga bisa lebih obyektif dalam memberikan gambaran tentang kelemahan program. Bahkan, jika perlu dibagi dalam pengemasan program. Dengan memuat banyak kelemahan, selalu ada usaha untuk memperbaiki kinerja. Kelemahan dari program 100% Indonesia ini adalah terkadang menyajikan informasi yang sudah pernah diberikan kepada pendengar, dikarenakan tim produksi tidak ada topik untuk diangkat, hal ini dapat menyebabkan pendengar merasa bosan, dan informasinya pun yang diangkat menjadi monoton. Faktor eksternal Opportunity atau peluang sebuah program biasanya datang dari luar program itu sendiri yang dianggap bisa menjadi faktor yang ikut membuat sukses program tersebut ketika mengudara. Oppurtunity haruslah kongkrit, sehingga harus bisa dimanfaatkan untuk membuat program menjadi lebih baik, juga mampu melibatkan orang lain diluar mereka yang membuat program, sebagai bahan refrensi pembuat program mencari peluang membuat programnnya lebih 32
berhasil. Dalam program ini, peluang yang didapatkan adalah jam tayang program ini sendiri yang mulai mengudara dari jam 20.00 – 00.00 malam, peluang ini dimanfaatkan oleh tim produksi karena, menurut produser Reinata Meissa jam pada malam hari adalah jam dimana orang sudah berisitrahat, sambil diselingi mendengarkan radio, dengan kata lain program 100% Indonesia ini tepat dalam mengudara pada malam hari. Threat atau ancaman untuk sebuah program, sama seperti weakness haruslah dibuat selengkap mungkin. Tujuannya agai si pembuat program menyadari banyak faktor-faktor diluar dari programnnya sendiri bisa menjadi ancaman bagi kebereadaan programnya. Thread yang paling awal adalah mendeteksi ancaman langsung dari competitor di stasiun radio lainnya, terutama yang jam siarnya bersamaan dengan program tersebut. Ancaman lainnya adalah juga dari kondisi internal dibalik pembuatan atau produksi program itu maupun ancaman lainnya yang datang dari institusi lainnya. Threat dari program ini sendiri menurut yang dituturkan oleh produser Reinata meissa adalah, “Jarang sekali saya dengar ada program yang mirip dengan program 100% Indonesia, jadi program ini saya pikir tidak memiliki saingan yang signifikan atau tidak terlalu berat, terutama karena di daerah Tangerang, dan saya jarang mendengar program yang hampir sama seperti program 100% Indonesia.”
33
Radio Amirah 100,2 FM
Program 100% Indonesia
Pra Produksi
Proses Produksi
Pasca Produksi
Pendengar
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
34