BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
KEHAMILAN 2.1.1
Definisi kehamilan Kehamilan adalah terbentuknya produk kehamilan (janin, amnion, plasenta) dan hasil konsepsi di dalam uterus di mana berlangsungnya kurang lebih selama 280 hari atau 40 minggu. (Wiknjosastro, 2002). Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan sel telur (ovum) akhirnya berkembang hingga menjadi janin (fetus) yang matang (aterm). Kehamilan juga dapat didefinisikan sebagai dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma, dimana masa kehamilan dimulai dari konsepsi (bertemunya sel telur dengan sperma) sampai lahirnya janin (Aprilia, 2011). Secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan berkembang jadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani pembelahan sampai menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan menempel di selaput leher rahim, yang terletak di rongga rahim (Apriliawati, 2011).
2.1.2
Tanda – tanda kehamilan Setelah terjadi pembuahan, kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu) kehamilan wanita dibagi menjadi tiga triwulan yaitu: (Triwulan pertama: 0 – 12 minggu), (Triwulan kedua: 13 – 28
22
minggu), (Triwulan ketiga: 28 – 40 minggu), karena pengeluaran hormon akan mengeluarkan gejala dan tanda hamil sebagai tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti kehamilan. a.
Tanda dugaan hamil Menurut Manuaba (1999) tanda dugaan hamil meliputi: 1) Tidak datang bulan (amenorea) dengan konsepsi dan nidasi mulai mengeluarkan hormon maka pertumbuhan hormon dan perkembangan folikel tidak terjadi sehingga terdapat keadaan tidak datang bulan. 2) Buah dada sakit dengan terjadi perubahan peredaran darah menahan air dan garam sehingga ujung syaraf tertekan yang menimbulkan rasa sakit. 3) Perasaan ngidam, gangguan pencernaan, perkemihan serta pigmentasi kulit.
b.
Tanda kemungkinan kehamilan Pembesaran rahim dan perut, melalui pemeriksaan memberikan petunjuk adanya kehamilan.
c.
Tanda pasti kehamilan ini dapat ditegakkan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) dapat diketahui terdapat fetal plate kantong gestasi rahim membesar.
2.1.3
Keluhan kehamilan Keluhan ringan kehamilan terutama terjadi pada kehamilan muda dan dengan makin tua kehamilan keluhan makin berkurang. Keluhan yang sering terjadi pada kehamilan muda misalnya: a.
Morning sickness terjadi di pagi hari pada waktu bangun tidur keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat dan hormonal.
b.
Hipersalivasi pengeluaran air liur makin meningkat dapat menyebabkan
gangguan
“gigi”sehingga
dapat
terjadi
pembengkakan gusi (epulsi). Hipersaliva dapat diatasi dengan menghisap gula. c.
Kram betis pada hamil muda sering terjadi kram betis yang menunjukkan kekurangan beberapa vitamin tertentu dan mineral seperti vitamin E dan B komplek serta kalsium.
d.
Varises adalah pembesaran pembuluh darah sampai tampak dari luar. Varises disebabkan hormon kehamilan dan sebagian terjadi karena kaos kaki nilon panjang sampai paha.
e.
Sinkope (pingsan) dalam keadaan pusing (pening), kepala ringan dengan bangun mendadak aliran darah ke pusat susunan saraf otak terhambat sehingga terjadi kekurangan darah ke pusat susunan saraf otak (Manuaba, 1999).
2.1.4
Perubahan fisiologi pada saat kehamilan Dengan terjadinya kehamilan, maka seluruh sistem pada tubuh wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangan mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen, progesteron yang menyebabkan perubahan pada: a.
Rahim atau uterus Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5cm.
b.
Payudara Payudara sebagai
mengalami
persiapan
pertumbuhan
memberikan
ASI
dan
perkembangan
pada
saat
laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon
saat
kehamilan,
yaitu
estrogen,
progesteron,
dan
somatomamotropin. Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut : 1) Payudara menjadi lebih besar. 2) Areola payudara makin hiperpigmentasi (hitam). 3) Glandula Montgomery makin tampak. 4) Puting susu makin menonjol.
c.
Sirkulasi Darah Ibu Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi
dengan
adanya
pengenceran darah
yang disebut
hemodilusi. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 % dengan puncak kehamilan 32 minggu diikuti dengan cardiac output (curah jantung) yang meninggi sebanyak kira-kira 30 %. Perbedaan darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: 1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. 2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter 3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat. d.
Taktus Urinarius Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan semakin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali (Manuaba, 1998).
e.
Sistem Imun Janin sebenarnya merupakan benda asing dalam tubuh karena pertemuan 2 gamet yang berlainan. Dari segi imunologi banda asing harus dilotak dan dikeluarkan dari dalam tubuh, namun ternyata janin diterima oleh tubuh kita. Meskipun diterima hal tersebut menyebabkan semakin rendahnya ketahanan tubuh ibu hamil.
f.
Sistem pencernaan Pada bulan-bulan pertama perasaan tidak enak mulai muncul, karena meningkatnya hormone ekstrogen. Tonus-tonus otot tractus digestivus semakin berkurang. Makanan semakin lama didalam usus, hal ini baik untuk proses absorsi tapi dapat menyebabkan konstipasi. Selain itu peningkatan asam lambung dikarenakan pengaruh HCG, ekstrogen dan progesteron mengakibatkan : 1)
Hipersalivasi
2)
Daerah lambung terasa panas
3)
Mual
4)
Emesis gravidarum sampai hiperemesis gravidarum. Perubahan kebutuhan tubuh pada saat kehamilan mengalami
perubahan, yaitu:
a.
Metabolisme basal (energi yang diperlukan untuk memelihara kegiatan tubuh) naik sebesar 15 % sampai 20% dari semula terutama triwulan ketiga.
b.
Keseimbangan asam basal mengalami penurunan dari 155 per liter menjadi 145 per liter, disebabkan hemodilusi (pengenceran) darah dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin.
c.
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg berat badan atau sebutir telur sehari.
d.
Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e.
Meningkatnya kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil meliputi: Kalsium 1,5 gr setiap hari, 30 – 40 gr untuk pembentukan tulang janin, Fosfor rata – rata 2 gr dalam sehari, Zat besi, 800 mgr atau 30 – 50 mgr sehari,Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
2.1.5
Perubahan Psikologi Pada Saat kehamilan Meningkatnya kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh membuat ibu merasa tidak sehat. Ibu mencari tanda- tanda pasti kehamilannya, banyak ibu merasa kecewa, penolakan maupun cemas. Selain itu ibu hamil senantiasa selalu memperhatikan perubahan dalam tubuhnya, ini membuat ibu merasa tidak nyaman disertai keluhan yang muncul salama kehamilan seperti mual dan muntah, pusing, cepat lelah. Sehingga keadaan psikologi ibu pun semakin labil ditandai dengan ibu yang bersikap ambivalen.
Perjalanan
kehamilan
yang
lama,
persiapan
menghadapi
persalinan dan persiapan menjadi orang tua menjadi beban tersendiri bagi ibu hamil. Hal ini membutuhkan support yang besar dari berbagai pihak sehingga ibu memperoleh ketenangan dan proses kehamilan berjalan lancar.
2.2
EMESIS GRAVIDARUM 2.2.1
Pengertian emesis gravidarum Mual dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula terjadi setiap saat dan malam hari. (LlewellynJones, 1997; Tiran, 2007; Sabella 2010). Baverley O’Brien (O’Brien & Naber, 2002) menemukan bahwa 70-90% dari semua wanita hamil mengalami mual-mual, sementara 50% mengalami muntah-muntah paling tidak sekali. Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid terakhir dan mencapai puncak pada minggu ke-11 dan secara khas menurun memasuki minggu ke-15 atau ke-16 . Sebagian kecil ibu hamil merasakannya selama 9 bulan penuh (Prawirohardjo, 2002). Sabella (2010) mengatakan bahwa keluhan pertama saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Beberapa wanita yang tidak mengalami
keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya. 2.2.2
Penyebab terjadinya emesis gravidarum Beberapa
faktor
penyebab
dan
predisposisi
terjadinya
emesis
gravidarum adalah sebagai berikut: a.
Faktor Internal Beberapa faktor internal diantaranya, yaitu : 1)
Hormonal Kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang meningkat dipercaya sebagai penyebab utama dari emesis, hal ini dibuktikan dengan muncul emesis pada kadar puncak hCG wanita hamil (trimester I) dan muncul juga pada kasus mola hidatidosa serta kehamilan multipel di mana kadar hCG juga jauh meningkat. Kadar hCG yang tinggi akan merangsang pusat muntah di medulla oblongata. Hormonal lainnya yang dapat mempengaruhi emesis adalah estrogen dan progesteron. Kadar estrogrn dan progesteron yang meningkat mengakibatkan terganggunya motilitas gaster.
2)
Faktor psikologis:
Kondisi psikologis juga memegang peranan yang tidak kalah penting dalam timbulnya mual muntah (Prawirohardjo, 2002). Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan, penolakan, kebanggaan yang ditimbulkan dari norma-norma
sosial kultur dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat (Saifuddin, 2000). 3)
Usia
Usia ibu mempengaruhi bagaimana mengambil keputusan dalam pemeliharaan kesehatannya (Notoatmodjo, 2003). Reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun (Prawirohardjo, 2006). Usia 20 dan 30 adalah usia ideal untuk hamil dan melahirkan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sedang para ahli berpendapat usia dan fisik wanita mempengaruhi proses kehamilan, kesehatan janin dan persalinannya (Wesson, 2002), dijelaskan sebagai berikut : (a)
Hamil kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, dengan kata lain kondisi fisik belum 100% siap, di usia ini secara biologis belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami goncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian selama kehamilan. angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat lebih tinggi dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-an.
(b)
Hamil di usia 20-an, kondisi fisik prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk
kehamilan. Umumnya secara mental calon ibu juga sudah siap, ini berdampak pada perilaku ibu dimana ia menjaga dan merawat kehamilannya secara hati-hati. (c)
Hamil di usia 30 hingga 35 tahun, mengingat kemajuan teknologi saat ini, di rentang usia ini ibu masih boleh hamil asal kondisi tubuh, kesehatan dan asupan nutrisi betul-betul terjaga.
(d)
Hamil di usia lebih dari 35 tahun, kesehatan ibu sudah menurun, kehamilan tergolong berisiko tinggi, itu sebabnya tidak dianjurkan menjalani kehamilan di usia ini.
Menurut Wesson (2002), beberapa peneliti menemukan bahwa wanita muda lebih cenderung mengalami morning sickness. 4)
Gravida
Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami oleh seorang wanita (termasuk kehamilan yang sekarang). Kehamilan pertama disebut primigravida dan kehamilan berikutnya multigravida. Wanita yang belum pernah hamil sampai stadium viabilitas adalah Nulligravida. Grande multygravida adalah wanita yang pernah hamil lebih dari empat kali (Farrer, 2001). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida, Satu diantara seribu kehamilan, gejalagejala ini menjadi lebih berat (Prawirohardjo, 2008). wanita
hamil yang pertama kalinya lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan (Wesson, 2002). Primigravida lebih sering terjadi mual dan muntah, O”Brien menemukan beberapa bukti yang menyatakan bahwa produksi hormon estrogen dan metabolisme berubah pada kehamilan pertama seorang wanita dan rasa mual muntah akan lebih rendah pada kehamilankehamilan berikutnya (Wesson, 2002). 5)
Pekerjaan
Menurut Wesson (2002) kelelahan fisik maupun mental juga meningkatnya kemungkinan rasa mual. Wesson (2002) menambahkan ibu hamil yang bekerja pada outlet makanan siap saji paling cenderung mengalami mual muntah. Rose & Neil (2006) berpendapat keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu, kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual.
6)
Pendidikan
Kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil lebih sering terjadi
pada
ibu
hamil
yang
berpendidikan
rendah
(Prawirohardjo, 2002). Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Saifuddin, 2000).
7)
Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi
pada
mola
hidatidosa
dan
kehamilan
ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawirohardjo, 2002). 8)
Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab emesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin
seperti
hipertiroid,
diabetes
dan
lain-lain
(Prawirohardjo, 2002). Hipertiroid pada kehamilan (morbus basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolism basal 15-20 %, kadang kala disertai pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum. b.
Faktor Eksternal Adapun faktor eksternal dapat dibagi menjadi 3, yaitu : 1)
Faktor Psikososial Leeners et al (2000) menyatakan bahwa faktor psikososial sangat terlibat dalam etiologi emesis gravidarum dan tidak hanya
mempengaruhi
durasi
dan
keparahan
gejala
namun
juga
mempengaruhi resistensi dan oleh karena itu mempengaruhi keberhasilan strategi penatalaksanaan. Misalnya kesulitan dalam masalah membina hubungan. 2)
Faktor Sosio-kultural Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi, konflik antara keinginan prokresi, kebanggaan, yang tumbuh dari norma-norma sosio-kultural dan persoalan dalam keadaan kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai gangguan jiwa mulai yang ringan sampai dengan yang berat.
3)
Lingkungan Faktor lingkungan yang juga mempengaruhi emesis gravidarum adalah: bau, polusi pestisida dan bahan pengawet, suara berisik dan terlalu ramai (Tiran, 2008).
2.2.3
Patofisiologi Teori mengatakan bahwa keluhan emesis gravidarum ini terjadi sebagai proses adaptasi wanita terhadap kehamilannya. Pada penderita dengan
muntah
terus-menerus
dapat
mengakibatkan
cadangan
karbohidat dan lemak habis dipakai untuk keperluan energi, karena oksidasi lemak yang sempurna terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kurang cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra seluler dan plasma berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang dan tertimbunnya zat metabolik dan toksida. Kekurangan kalsium sebagai akibat muntah dan bertambahnya ekskresi melewati ginjal menambah frekuensi mual dan muntah yang lebih banyak dan dapat merusak hati. Di samping itu dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolik dapat menyebabkan robekan pada selaput lendir, esophagus (kerengkongan) dan lambung yang dapat mengakibatkan
perdarahan
gastrointestinal
(lambung
usus)
(Prawirohardjo, 2002). 2.2.4
Tanda dan Gejala Tanda-tanda emesis gravidarum berupa: a.
Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
b.
Nafsu makan berkurang
c.
Mudah lelah
d.
Emosi yang cenderung tidak stabil. Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan
dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya (Sabella, 2010). 2.2.5
Pengaruh emesis gravidarum terhadap kehamilan Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif
terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila ini
berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada kehamilan. Wanita hamil dengan gejala yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lender esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2002). Tanda-tanda dehidrasi, adalah: berat badan menurun, denyut nadi meningkat (120x/menit dan terus naik), tekanan darah menurun (diastolic 50 mmHg dan terus turun), mata cekung, elastisitas kulit berkurang. Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka ia harus segera mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan. Pada kehamilan triwulan pertama, ketika sel-sel mulai membentuk sistem organ tubuh, kualitas asupan (nutrisi) sangat penting dari pada kualitas (kalori). Kekurangan nutrisi yang parah pada kehamilan awal dapat menyebabkan kerusakan janin dan janin yang tidak sempurna sering kali mengalami kematian janin atau keguguran (Tiran, 2007).
Pembesaran bayi di dalam rahim sangat tergantung dari asupan nutrisi ibu hamil. dapat melemahkan tubuh ibu, muntah yang berlebihan akan membuat tubuh kehilangan cairan dan hal ini akan mengganggu sirkulasi darah dan metabolisme tubuh bayi. Terganggunya sirkulasi darah dalam tubuh ibu akibat muntah akan mengganggu pula sirkulasi ke plasenta. Muntah yang berlebihan juga menyebabkan cairan tubuh makin berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokensentrasi) yang dapat melambat peredaran darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan kejaringan berkurang. Kekurangan makanan dan oksigen kejaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya keadaan janin dan wanita hamil. Muntah yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan esofagus, sehingga muntah bercampur darah (Manuaba, 1998).
2.2.6
Penatalaksanaan emesis gravidarum Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual muntah yang dirasakan oleh Ibu hamil pada masa kehamilannya, diantaranya : a.
Pendekatan Nutrisional. Pendekatan tenaga kesehatan yang paling konvensional biasanya memasukkan saran untuk mengkonsumsi makan dalam jumlah sedikit tapi sering untuk mempertahankan kadar gula darah. Selain
itu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung: B6, zink atau multivitamin (Tiran, 2008) b.
TerapinPsikologik Terapi psikologik yang digunakan untuk relaksasi, diantaranya:
c.
1)
Relaksasi hypnobrithing
2)
Aromaterapi
3)
Kelas Relaksasi
4)
Yoga
Akupuntur dan Akupresur Penelitian yang dilakukan oleh Werntoft dan dykes (2001) melibatkan uji coba pada 60 orang wanita hamil yang mengalami mual muntah gestasional dan menemukan durasi perbedaan yang lebih
lama
secara
signifikan
pada
kelompok
akupresur
dibandingkan kelompok plasebo. Carlsson (2000) melakukan uji silang acak single blind dengan kelompok kontrol plasebo, pada 33 orang wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum, mereka membandingkan efek akupuntur perikardium 6 profunda atau penusukan jarum superfisial (plasebo). Wanita diminta untuk menilai dampak kedua terapi dengan menggunakan skala analog visual, dan hasilnya menunjukkan peningkatan yang lebih besar serta lebih cepat pada kelompok yang mendapatkan akupuntur profunda dibandingkan kelompok yang mendapatkan terapi plasebo.
d.
Pengobatan herbal Penggunaan herbal menggunakan seluruh atau sebagian tanaman dalam bentuk berbeda dan merupakan prekursor farmasetik kontemporer. Pengobatan herbal mengandung bahan – bahan farmakologis aktif yang diduga bekerja pada tingkat molekular, setiap tipenya memiliki efek kimia berbeda. Efek ini dapat terjadi akibat satu atau kombinasi bahan aktif yang diketahui digunakan untuk menstandarisasi sediaan obat. Herbal dapat diberikan dalam bentuk teh dan teh herbal atau infusi yang dibuat dari tanaman segar atau tanaman yang dikeringkan, atau dalam tablet, kapsul, dan krim yang dibuat di pabrik (Tiran, 2008)
e.
Terapi Obat Meskipun janin di dalam kandungan telah dilindungi dari pengaruh luar oleh plasenta dan selaput ketuban, tetapi ia sama sekali tidak terlepas dari pengaruh buruk obat yang dikonsumsi oleh sang ibu. Secara khusus, penggunaan obat-obatan pada ibu hamil tidak hanya memberikan efek samping pada sang ibu, tetapi lebih dari itu ada pengaruh buruk pada janin, yang berupa cacatcacat bawaan. Obat atau agen lain yang dapat mengakibatkan cacat bawaan yang nyata lazim disebut sebagai obat yang bersifat teratogenik atau dismorfogenik (Maulana, 2010). Sebagian besar obat yang digunakan oleh wanita hamil dapat menembus plasenta, sehingga embrio dan janin dalam masa
perkembangan terpapar terhadap efek farmakologis dan teratogenik agen tersebut. Faktor-faktor kritis yang mempengaruhi transfer obat menembus plasenta dan efek obat terhadap janin termasuk hal-hal sebagai berikut: (1) sifat fisikokimiawi; (2) kecepatan menembus plasenta dan jumlah yang mencapai janin; (3) durasi paparan; (4) sifat distribusi pada jaringan janin yang berbeda; (5) tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat pemaparan; dan (6) efek obat yang digunakan secara kombinasi (Katzung, 2004). British National Formulary (2001) mengatakan mual di trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat. Pada situasi yang jarang terjadi, jika muntah bersifat berat, suatu anti histamin (mis.prometazin) atau fenotiazin mungkin dibutuhkan. Jika gejala tidak teratasi dalam 24 sampai 48 jam, minta opini dari dokter spesialis.
2.3
HYPNOBRITHING 2.3.1
Pengertian Metode hypnobirthing di Indonesia mulai disebar-luaskan pada tahun 2003 oleh Lanny Kuswandi, yang mempelajari metode hypnobirthing dari Marie Mongan di Australia . Hypnobirthing berasal dari kata Yunani, hypnos (tidur/ pikiran tenang) dan birthing (proses kehamilan sampai melahirkan), diartikan sebagai upaya alami menanamkan niat ke pikiran bawah sadar untuk menikmati proses kehamilan sampai persalinan (Kuswandi, 2008). Metode hypnobirthing merupakan suatu cara yang diciptakan dengan penggabungan antara metode hypnosis yang dilakukan sendiri (selfhypnosis) dan proses kehamilan sampai kelahiran alami, dengan kata lain hypnobirthing digunakan untuk menciptakan proses kehamilan sampai persalinan yang alamiah dimana ibu hamil akan dibantu untuk rileks,
fokus,
tenang
dan
dalam
keadaan
sadar
sepenuhnya.
Hypnobirthing mampu memicu hormon endorphin yang memberikan rangsangan kepada otak dengan sensasi kebahagaian, kenyamanan dan cinta, sehingga cara ini efektif untuk menghilangkan seluruh keluhan maupun perasaan tidak nyaman selama kehamilan (Kuswandi, 2011). Metode hypnobirthing dilakukan dalam tiga kali pertemuan, tetapi tidak tertutup kemungkinan dilakukan lebih dari tiga kali. Hal tersebut tergantung dari psikologi dan keluhan yang dihadapi ibu hamil. Jika masalah dan kondisi yang dihadapi dirasa berat, maka latihan bisa
dilakukan lebih dari empat kali sampai terlihat perubahan. Namun, dari pengalaman yang sudah ada, biasanya pada pertemuan ketiga kondisi ibu hamil sudah terlihat mengalami perubahan hingga mencapai 40 persen, bahkan ada yang lebih. Setelah pertemuan keempat, perubahan kondisi ibu hamil semakin besar hingga mencapai 80 persen (Kuswandi, 2008). 2.3.2
Manfaat hypnobirthing Terapi hypnobirtihing banyak memberikan manfaat, tidak hanya untuk ibu hamil tapi juga untuk bayi, suami dan tenaga kesehatan, diantaranya: a.
Manfaat yang didapat oleh ibu hamil 1)
Mengatasi reaksi-reaksi perubahan dari dalam pada saat kehamilan seperti mual, muntah dan pusing. Alice et al (2001) meninjau studi empiris tentang hipnosis dalam mengatasi
wanita
hyperemesis
gravidarum
yang
menekankan kebutuhan untuk mendapatkan diagnosa banding dan rujukan yang tepat. Mereka menyatakan bahwa penggunaan hipnosis medis pada wanita hamil yang mengalami mual dan muntah sedang dapat membantu mengurangi insiden hiperemesis gravidarum. 2)
Mengurangi kemungkinan adanya komplikasi kehamilan yang dipengaruhi faktor stress dan depresi.
3)
Mengurangi rasa sakit dengan kadar yang sangat besar hingga kadang tak terasa seperti sakit melahirkan. Pengendalian nyeri persalinan merupakan salah satu indikasi dilakukannya hynobirthing. Persiapan antenatal untuk persalinan membantu mengurangi stres, kecemasan dan nyeri yang dialami oleh ibu merupakan terapi yang lebih baik dibandingkan metode psikoprofilaksis (Oster, 2004).
4)
Proses persalinan akan berjalan nyaman, lancar dan relatif lebih cepat. Dalam penelitian Harmon et al (2000), 60 orang wanita dibagi kedalam kelompok perlakuan yang diberikan hypnoterapi dan kelompok kntrol yang tidak diberikan hypnoterapi. Semua wanita yang mendapatkan hypnoterapi mengalami persalinan dalam waktu lebih singkat.
5)
Mengurangi kemungkinan diambilnya tindakan episiotomy.
6)
Ibu akan lebih merasakan ikatan batin dan emosi terhadap janin.
7)
Ibu akan merasakan ketenangan dan kenyamanan saat proses melahirkan.
8)
Ibu akan lebih dapat mengontrol emosi dan perasaan.
9)
Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan.
10)
Meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu).
b.
Manfaat yang didapat oleh bayi 1)
Spiritual Quotient merupakan getaran tenang dan damai yang dirasakan oleh janin dan merupakan dasar dari perkembangan jiwa. Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan memberikan hormon - hormon yang seimbang ke janin melalui plasenta.
2)
Bayi yang lahir tidak akan kekurangan oksigen sehingga menjadi lebih sehat. Dalam penelitian Harmon et al (2000), juga dijelaskan Semua wanita yang masuk ke dalam kelompok perlakuan yang mendapatkan hypnoterapi, kondisi bayi pada saat lahir memiliki APGAR scor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
c.
3)
Mencegah terjadinya bayi premature.
4)
Mencegah terjadinya berat badan bayi kurang.
Manfaat yang didapat oleh suami 1)
Lebih tenang dalam mendampingi proses persalinan.
2)
Emosi istri akan menjadi lebih stabil dalam kehidupan sehari–harinya.
3)
Aura positif dan tenang yang dimiliki oleh istri akan mempengaruhi aura orang - orang di sekitarnya juga.
d.
Manfaat yang didapat oleh dokter atau tenaga kesehatan : 1)
Dapat lebih fokus dan konsentrasi bekerja karena tidak perlu menghadapi emosi labil ibu yang hendak melahirkan.
2)
Kemungkinan timbulnya komplikasi dan masalah saat proses persalinan dan kelahiran, sangat kecil.
3)
Tidak perlu untuk menggunakan obat bius untuk ibu yang hendak
melahirkan.
Jenkins
dan
Pritchard
(2003)
melakukan penelitian kepada 126 wanita primigravida dan 136 wanita multigravida, masing-masing dengan 300 orang kelompok kontrol yang memiliki usia yang sama, untuk menkaji efek hipnoterapi antenatal pada kala satu dan dua persalinan. Terdapat penurunan kebutuhan analgesik pada kala satu persalinan bagi wanita primigravida dan multigravida yang mendapat hypnoterapi jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. 4)
Lebih mudah menangani ibu hamil karena tidak panik dan tetap tenang.
2.3.3
Prinsip hypnobirthing Pikiran mempengaruhi seluruh tubuh. Segala sesuatu yang dilakukan tubuh ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab itu ketika ditanamkan suatu pandangan bahwa proses kehamilan sampai persalinan adalah suatu proses alami dimana ibu akan merasa nyaman dengan semua gangguan maupun reaksi yang ditimbulkan, maka tubuh akan mengekspresikan semua yang dialami dengan rasa nyaman. Hal lain adalah ada endorfin yang merupakan hormon penghilang sakit
maupun tidak nyaman alami tubuh. Ini bisa dihasilkan ketika tubuh dalam keadaan relaksasi (Aprilia, 2011). 2.3.4
Hal-hal
yang
perlu
dipersiapkan
sebelum
melakukan
teknik
Hypnobirthing Dalam Hypnobirthing akan dipelajari teknik-teknik relaksasi dan visualisasi yang akan membantu ibu selama bersalin dan dengan cepat memulihkan tingkat energi setelah persalinan. Agar dapat mengkondisi diri sendiri untuk masuk dengan cepat ke dalam relaksasi dan visualisasi. Berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan
untuk melatih
teknik HypnoBirthing : a.
Waktu Memilih waktu untuk relaksasi di mana tidak terdapat gangguan. Menyisihkan waktu yang sama setiap hari. Bisa pagi, siang, atau malam hari.
b.
Tempat Memilih tempat latihan yang nyaman, tenang, bersuhu sejuk, dan dengan pencahayaan lembut temaram dan menjadikan tempat itu sebagai tempat latihan sehari-hari.
c.
Alat Menggunakan kaset dan CD musik atau lagu kesayangan yang memiliki nada atau irama berulang-ulang, tenang, serta lembut untuk menimbulkan respon tubuh terbaik.
d.
Persiapan Ibu Hamil Memastikan kandung kemih kosong sehingga tidak perlu bolakbalik ke toilet dan menggunakan busana yang longgar dan mengenakan kain lembut untuk menutupi tubuh sehingga akan terasa nyaman.
e.
Terapis Ibu akan dilatih oleh terapis baik bidan ataupun yang lain yang telah mendalami ilmu hipnoterapi spesifik pada bidang kehamilan.
f.
Posisi Relaksasi Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba sesantai mungkin. Bisa dalam posisi duduk atau berbaring sambil memejamkan mata dan menyamping (Payne, 2000; Morgan, 2007; Andriana, 2007). 1)
Posisi berbaring terlentang Beberapa hal
yang dapat membantu untuk menyamankan
posisi berbaring terlentang:
Gambar 2.1. Posisi Berbaring Terlentang
2)
Posisi menyamping Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat menjalani persalinan tahap
akhir dan sering kali untuk
mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan posisi tidur bagi ibu yang sedang hamil.
Gambar 2.2 Posisi Menyamping 2.3.5
Empat langkah persiapan sebelum latihan hypnobirthing 1)
Putar kepala dengan posisi miring ke atas bahu sebanyak 8 kali hitungan. Letakkan jari-jemari
kiri dan kanan di atas bahu, lalu memutar ke
belakang sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali. 2)
Relaksasi otot, berbaring santai. Luruskan lengan kanan dan kiri sejajar tubuh. memposisikan telapak kanan menghadap ke atas. Menegangkan telapak kaki hingga merambat ke betis, paha, pinggul, dan dada. Menarik pundak ditarik ke atas dan kedua telapak tangan dikepal kuat-kuat. Mengerutkan dahi, tarik lidah ke arah langit-langit.
3)
Relaksasi pernapasan. Ketika berbaring, napas akan terdorong ke arah perut. Menarik
napas panjang lewat hidung sambil hitung sampai 10.
Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Lakukan 10 kali. 4)
Relaksasi pikiran. Pejamkan mata sejenak lalu buka perlahan -lahan sambil memandang ke satu titik yang tepat di atas mata, makin lama kelopak mata makin relaks, berkedip, dan pada hitungan ke-5, mata akan menutup. Ketika kondisi sudah nyaman, masukkan pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang.”
2.3.6
Tahapan hypnobirthing Ada lima teknik dasar hypnobirthing, yaitu relaksasi otot, relasasi pernafasan, relaksasi pikiran, afirmasi, dan awakening. Setiap teknik memiliki beberapa alternatif di mana dapat dipilih salah satunya atau lebih yang dianggap paling efektif dan paling disukai. Belajar menggunakan kelima teknik ini, sehingga Ibu merasa lebih nyaman melewati masa kehamilan. Teknik ini dapat dipelajari di kelas Hypnobirthing, dan melalui kaset atau CD yang diberikan oleh instruktur sehingga dapat berlatih setiap hari di rumah. Pendamping persalinan juga sebaiknya mendapatkan naskah untuk digunakan saat ibu dan pendamping persalinan berlatih bersama dua atau tiga kali seminggu (Morgan, 2007). Teknik dasar Hypnobirthing merupakan kombinasi dari beberapa metode. Menurut Davis et al (Dalam Payne, 2000) tenaga kesehatan profesional dapat menggunakan metode yang dianggap baik. Dapat
menggunakan lebih dari satu metode yang dimunculkan pada satu periode waktu dengan mengkombinasikan beberapa teknik akan lebih efektif dibandingkan hanya menggunakan satu teknik. Adapun tahapan terapi hypnobirthing adalah sebagai berikut: a.
Relaksasi Otot Menegangkan otot telapak kaki dengan menegakan telapak kaki ke arah langit-langit ruangan, kemudian rasakan ketegangan pada betis kiri dan kanan, paha kiri dan kanan, rasakan ketegangan otot seluruh perut, dada, pundak sedikit ditarik kearah telinga, kemudian rasakan di seluruh lengan sampai ditelapak tangan mengepal, kemudian rasakan ketegangan seluruh wajah dan biarkan sesaat, kita lepaskan ketegangan mulai otot wajah sampai otot telapak kaki sambil menghembuskan nafas. Sekarang rasakan betapa nikmatnya seluruh otot ,dari otot wajah sampai otot kaki demikian relaksnya, seluruh pembuluh darah, seluruh sel dan seluruh organ bekerja dengan seimbang dan semakin sehat, rasakan seluruh otot wajah yang relaks selalu dalam keadaan berseri-seri tersenyum, rasakan relaks ini terus kita rasakan di daerah kepala, leher, bahu kiri dan kanan, lengan kiri dan kanan, telapak tangan kiri dan kanan dan seluruh jemari tangan. Biarkan rasa relaks ini merambat keseluruh dada bagian depan sampai belakang, seluruh organ yang ada di rongga dada bekerja dengan seimbang dan semakin sehat, rasa relaks ini terus terasa kearah perut bagian
depan sampai ke belakang seluruh organ pencernakan di dalam rongga perut. Rasa relaks ini akan terus dirasakan di daerah panggul bagian depan sampai belakang seluruh organ reproduksi, biarkan relaks ini terus keseluruh paha kanan dan kiri, lutut kiri dan kanan, betis kiri dan kanan, kedua telapak kaki dan seluruh jari kaki. b.
Relaksasi Pernapasan Perhatikan nafas yang keluar masuk lewat hidung, hayati nafas adalah nafas kehidupan, bernafaslah dengan tenang dan dalam, perasaan menghirup nafas lewat hidung rasakan masuknya udara yang lewat ke dua lubang hidung mengalir ke seluruh paru-paru yang ada di rongga dada dan biarkan saja ke rongga perut dan rasakan udara yang bersih mengalir ke seluruh tubuh. Setelah selesai hembuskan nafas perlahan-lahan kedua lubang hidung, dan selalu diniatkan setiap menghirup nafas menjadi semakin relaks, semakin tenang hati semakin damai.
c.
Relaksasi pikiran Pikiran mempunyai getaran yang sangat ringan perlu dilatih agar menjadi tenang dan seimbang, silahkan membuka mata dan memandang satu titik kelangit-langit ruangan, pada saat kedua mata memandang satu titik terus menerus otak akan masuk dalam keadaan istirahat, ditandai dengan kedua mata terasa semakin
meredup, kedua kelopak mata semakin relaks dan mulai berkedip, dan biarkan pada hitungan ke 3 kedua kelopak mata terpejam dengan tenang, rasakan relaksnya jiwa dan raga dalam keadaan yang paling relaks, saatnya menanamkan niat positif kedalam batin kita, kita sebagai manusia niatkan mulai hari ini dan selanjutnya selalu dalam keadaan tenang dalam menghadapi setiap perubahan di dalam kehidupan, baik perubahan yang ada dalam diri sendiri ataupun perubahan-perubahan yang ada di sekeliling kita, tenang, niatkan mulai hari ini dan selanjutnya makin sehat jasmani dan rohani demikian juga bayi yang ada di dalam kandungan, selama proses kehamilan dan persalinan merasakan nyaman, tenang, semuanya berjalan lancar, pertahankan kondisi relaks yang semakin dalam dengan setiap kali kita menghirup nafas, niatkan kita masuk dalam keadaan yang paling tenang, niat di dalam batin realisasi di dalam kehidupan dengan mudahnya.
d.
Afirmasi Dalam keadaan pikiran yang tenang, rileks dan napas teratur itu, barulah mengafirmasi sebuah program positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan rasa mual dan muntah yang saya alami ini akan menghilang. Saya akan
merasa nyaman , tenang, dan semua akan berjalan lancar.” Ulangi sebanyak 3 kali. e.
Awakening Lakukan proses pengakiran hypnobirthing dengan yaitu pada hitungan ke 3 latihan selesai.1,2,3,latihan selesai, silahkan membuka mata, anda bangun dalam keadaan yang paling bugar,paling nyaman. Bantu klien merapikan diri bangun dan turun dari tempat tidur, lanjutkan dengan evaluasi dan dokumentasi hasil hypnobirthing (Hariyanto, 2009).