BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika Menurut Sadirman (2004) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingley seperti yang dikutip Nana Sujana (1995), membagi hasil belajar menjadi tiga bagian, yaitu: (1) ketrampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar yang bersifat intelektual yang mencakup 6 (enam) aspek, yaitu: (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) aplikasi, (4) analisis, (5) sistematis, (6) evaluasi. Sedangkan ranah afektif berkaitan dengan hasil belajar sikap yang mencakup 5 (lima) aspek yaitu: (1) penerimaan (receiving), (2) jawaban (responding), (3) penilaian (valuing), (4) organisasi (organizing), dan (5) karakterisasi (characterizing). Ranah psikomotorik berkaitan dengan hasil belajar ranah kognitif yang paling banyak penilaian oleh para guru dalam kaitannya penguasaan pembelajaran. Darmansyah (2006) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Sejalan dengan Darmansyah, hasil belajar menurut Zainal Abidin (2004) adalah “penggunaan angka pada hasil tes prosedur penilaian sesuai dengan peraturan tertentu atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan”. Berdasarkan paparan diatas penelitian ini mengacu pada teori Darmansyah (2006) dan Zainal Abidin (2004) tentang hasil belajar yaitu hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hasil belajar matematika diukur dari hasil pretest dan posttest yang dinyatakan dalam bentuk nilai 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Belajar dan hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat menentukan keberhasilan atau tidaknya tujuan yang dicapai. Faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri maupun dari luar misalnya orang terdekat atau lingkunganya. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi hasil belajar menurut pendapat Slameto (1986) terbagi menjadi: a. Faktor Intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor intern terdiri dari aspek jasmani dan psikologis.
4
5 b. Faktor Ekstern merupakan dari individu. Faktor ekstern individu dibagi menjadi tiga faktor utama, yaitu latar belakang keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor intern ini sangat mempengaruhi hasil belajar. Aspek jasmani sangat mendukung peserta didik sehingga dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik, karena apabila kesehatannya terjaga akan sangat berpengaruh pada hasil belajar yang didapatkannya. Aspek psikologis merupakan kemampuan berupa intelegensi, bakat, sikap, minat, dan motivasi yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pada kualitas pengetahuan yang terserap oleh peserta didik, karena cara belajar peserta didik dipengaruhi oleh aspek psikologis tersebut. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekstern dibagi menjadi faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga mempengaruhi perkembangan individu karena kegiatan belajar yang berlangsung di lingkungan rumah dan kepedulian orang tua terhadap kegiatan belajar mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar yang dilakukan peserta didik. Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi hasil belajar dari iklim belajar yang tercipta antar peserta didik dan guru. Komunikasi yang terjalin baik antara peserta didik dan guru dalam pembelajaran akan memotivasi peserta didik untuk belajar. Pengaruh dari faktor masyarakat terjadi karena keberadaan seorang peserta didik dalam masyarakat. Faktor ekstern yang sangat berpengaruh pada hasil belajar diantaranya kegiatan yang berlangsung dilingkungan masyarakat, pertemanan, dan bentuk kehidupan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar memberikan dampak yang berbeda antara individu satu dengan individu yang lainnya, misalnya motivasi seorang akan berbeda antara satu orang dengan orang lain. Hal ini dapat memberikan pengaruh yang berbeda dalam pencapaian keberhasilan belajar. 3. Pengukuran Hasil belajar Evaluasi setelah selesai mengajarkan suatu bahasan atau sub pokok bahasan dalam kegiatan proses belajar mengajar diperlukan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa. Bloom dalam Silverius (1990) menjelaskan pengertian evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.
6 Tes merupakan prosedur atau alat yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana yang telah ditentukan, dan dengan cara serta aturan-aturan yang sudah ditentukan. (Sugihartono, 2007). Menurut Sumarna Surapranata (2005) tes dapat dipandang sebagai perangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Lebih lanjut lagi Sumarna Surapranata menyatakan bahwa tes ialah sehimpun pertanyaan yang harus dijawab , atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testee) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang dites tersebut. Sejalan dengan Sumarna Surapranata menurut Thoha (1991), tes adalah alat pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut, ditentukan tinggi rendahnya skor dalam bentuk kuantitatif yang selanjutnya dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kesimpulan yang bersifat kualitatif. Selanjutnya Suke Silverius (1990) mengemukakan bahwa tes adalah rangkaian pertanyaan atau tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh siswa dan hasilnya untuk mengukur kemajuan belajar siswa. Berkaitan dengan penelitian ini, pengukuran hasil belajar siswa mata pelajaran matematika dilihat melalui skor (nilai) pretest dan posttest. 4. Umpan Balik Umpan balik digunakan untuk membantu setiap anak dalam mengatasi kesulitan baik klasikal maupun secara individual disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik (S. Nasution, 1987). Menurut Silverius (1990) umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Silverius juga menambahkan termasuk dalam alat ukur lainya itu adalah pekerjaan rumah (PR) dan pertanyaan yang diajukan guru dalam kelas. Sejalan dengan Silverius, umpan balik menurut Slameto (1986) diartikan sebagai memberitahu siswa mengenai hasil mereka dalam suatu tes yang mereka kerjakan setelah menyelesaikan suatu proses belajar. Berdasarkan paparan diatas penelitian ini mengacu pada teori Silverius (1990) tentang umpan balik yaitu pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajar. Pemberian informasi tersebut dalam bentuk memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas/soal yang diberikan guru baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya memberikan penjelasan secara tertulis, memantapkan jawaban siswa yang kurang pasti, atau mengarahkan pendapat siswa saat siswa sedang mengerjakan tugasnya.
7 5. Umpan Balik Tunda dan Umpan Balik Segera Menurut Slameto (1986) umpan balik tunda adalah umpan balik yang diberikan paling cepat dua hari setelah tes, tetapi bukan misalnya satu bulan setelah tes. Sedangkan umpan balik segera adalah umpan balik yang segera diberikan setelah tes selesai dilaksanakan. Berdasarkan paparan di atas penelitian ini mengacu pada pemberian umpan balik segera yaitu pemberian informasi yang dilakukan segera setelah tugas kuis selesai dilaksanakan oleh siswa. 6. Fungsi Umpan Balik Sejumlah fungsi umpan balik telah ditemukan, beberapa diantaranya disebutkan oleh Buis dalam Slameto (1986) sebagai berikut: a. Fungsi peringatan (harap berhati-hati, tujuan pengajaran belum tercapai); b. Fungsi perbaikan strategi belajar; c. Fungsi pengujian hipotesa (untuk menguji hipotesa mengenai interaksi antara seorang siswa dengan suatu lingkungan belajar); d. Fungsi komunikatif (alat pengukuran efektivitas komunikasi yang sehat antara manusia); e. Fungsi psikologis, yaitu fungsi motivasional dan fungsi informasional. Menurut Silverius (1990) menyatakan umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi informasional, motivasional, dan komunikasional. Proses belajar mengajar berlangsung antara guru dengan siswa dimana proses tersebut dipengaruhi oleh hubungan dan perhatian guru terhadap siswanya. Siswa perlu diberitahu hasil belajarnya. Pemberitahuan dan koreksi guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Slameto, 1988). 7. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Umpan Balik dan Pembelajaran Tanpa Umpan Balik Silverius (1991) menyebutkan umpan balik hanya berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja. Hanya menyajikan tes dan menyampaikan skor kepada siswa tidak terlalu mempengaruhi penampilan mereka. Tes akan bermanfaat apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes, baik yang dijawab dengan benar maupun yang dijawab salah oleh siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki jawaban yang salah. Pemberian tugas kuis adalah sebagian bagian dari usaha untuk menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan siswa tentang materi pelajaran yang saat itu sedang dipelajarinya. Bambang Purnama (2008) menyebutkan bagi kalangan pendidik pemberian tugas kuis mempunyai arti dan tujuan sendiri bagi murid-muridnya.
8 Kuis sama halnya dengan ulangan dengan waktu yang singkat dan materi yang dijadikan adalah materi yang baru atau materi yang akan dipelajari. Menurut Silberman dalam Sarjuli (2001) menyebutkan bahwa pemberian kuis ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab siswa untuk apa yang mereka pelajari sehingga siswa mau memperhatikan dan juga mau mempelajari materi yang dijelaskan. Pemberian kuis dalma penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, materi yang digunakan dalam kuis meliputi materi yang sudah diajarkan maupun materi yang sedang diajarkan. Melalui kuis yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat membantu siswa memahami materi yang sudah dipelajari atau yang sedang dipelajari. Langkah-langkah pembelajaran dengan umpan balik dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Penerapan Pembelajaran dengan Umpan Balik Tahap Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Kegiatan Guru 1. Guru mengecek kehadiran siswa 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberi memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi ini 1. Guru bersama siswa mengulang kembali pelajaran tentang bangun segiempat 2. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok 1. Guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi
Membentuk kelompok sesuai dengan perintah guru
Guru memberikan tugas setiap kelompok untuk mendiskusikan ciri-ciri bangun datar segiempat
1. Berdiskusi mengenai ciri-ciri bangun datar segiempat. 2. Mengamati ciriciri masingmasing bentuk setiap bangun datar
Membimbing dan melakukan pembenaran jika terjadi kesalahan yang dialami siswa
Melakukan pembenaran dalam kesalahan yang dilakukannya
2.
Tahap 4
Kegiatan Siswa Mengingat mengenai pentingnya mempelajari bangun segiempat
9 Tahap 5
Guru memberikan tugas kuis kepada siswa sebagai evaluasi mengenai materi yang dipelajari
Guru bersama siswa membahas tugas kuis yang telah selesai dikerjakan siswa
Penelitian ini juga menyajikan pembelajaran tanpa umpan balik sebagai pembanding. Pada pembelajaran tanpa umpan balik tidak ada pembahasan tugas kuis yang diberikan pada akhir pembelajaran. Guru tidak memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas kuis sehingga hasil yang dicapai merupakan kerja keras setiap siswa. Langkah-langkah pembelajaran tanpa umpan balik dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Penerapan Pembelajaran Tanpa Umpan Balik Tahap Tahap 1
Kegiatan Guru 1. Guru mengecek kehadiran siswa 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberi memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari materi ini
Kegiatan Siswa Mengingat mengenai pentingnya mempelajari bangun segiempat
Tahap 2
1. Guru bersama siswa mengulang kembali pelajaran tentang bangun segiempat 2. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok 1. Guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi
Membentuk kelompok sesuai dengan perintah guru
Tahap 3
2. Guru memberikan tugas setiap kelompok untuk mendiskusikan ciri-ciri bangun datar segiempat
1. Berdiskusi mengenai ciri-ciri bangun datar segiempat. 2. Mengamati ciri-ciri masing-masing bentuk setiap bangun datar
10 Tahap 4
Tahap 5
Membimbing dan melakukan pembenaranpembenaran jika terjadi kesalahan yang dialami siswa Guru memberikan tugas kuis kepada siswa sebagai evaluasi mengenai materi yang sudah dipelajari siswa
Melakukan pembenaran dalam kesalahan yang dilakukannya Siswa mengerjakan tugas kuis yang diberikan guru.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Pembelajaran dengan metode pemberian umpan balik sebelumnya pernah diteliti oleh Takdir Haling (2012) bahwa hasil belajar siswa kelas III SLTP Negeri1 Segeri Kabupaten Pangkep yang diajar tanpa umpan balik yang disertakan pada tugas terstruktur berada dalam kategori rendah dengan skor rata-rata 5,15 dari skor ideal 0-10 dan standar deviasi 0,9737. Hasil belajar siswa kelas III SLTP Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep yang diajar dengan umpak balik yang disertakan pada tugas terstruktur berada dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 6,48 dari skor ideal 0-10 dan standar deviasi 1,3892 dan dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan umpan balik yang disertakan pada tugas terstruktur secara signifikan lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang diajar tanpa umpan balik.Temuan riset belakangan ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan pemberian umpan balik tes formatif segera lebih tinggi hasil belajarnya daripada yang diberi umpan balik tes formatif tertunda (Adams and Goetz, 1973). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Kulhavy dan Ardreson (dalam Silverius, 1972) yang mengemukakan bahwa pemberian umpan balik yang ditunda yang diberikan paling cepat dua hari setelah tes lebih efektif dari pada pemberian umpan balik segera. Penelitian Suprapto (2009) juga mengungkapkan ada perbedaan prestasi membaca belajar bahasa inggris yang signifikan antara siswa yang diajar dengan umpan balik tunda yang diberikan paling cepat dua hari setelah tes dan segera. Pemberian umpan balik tunda memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan umpan balik segera. C. Kerangka Berpikir Pemberian umpan balik dari guru dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, artinya hasil belajar siswapun akan meningkat. Dugaanya adalah pemberian umpan balik dari guru dapat membantu siswa untuk dapat memperbaiki hasil belajarnya, sehingga diperoleh hasil yang optimal, dengan meningkatnya hasil belajar. Sebaliknya jika tidak adanya umpan balik dari guru maka siswa tidak dapat memperbaiki
11 hasil belajarnya, sehingga akan berdampak pada pencapaian hasil belajar yang tidak optimal. Pada pembelajaran matematika, pemberian umpan balik yang dilakukan setelah tugas kuis diselesaikan siswa, maka siswa tersebut dapat diduga akan mampu mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Pemberian umpan balik tersebut diduga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Adapun pengaruh pemberian umpan balik dari guru siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga tahun pelajaran 2012/2013 akan digambar seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pembelajaran Matematika dengan Umpan Balik
Hasil Belajar Lebih Baik
Pembelajaran Matematika Tanpa Umpan Balik
Hasil Belajar Biasa
Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan umpan balik lebih baik dibanding hasil belajar matematika siswa yang diajar tanpa umpan balik
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan hasil belajar matematika dalam pembelajaran dengan umpan balik dan tanpa umpan balik siswa kelas VII SMP Negeri 7 Salatiga tahun pelajaran 2012/2013.”