BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Kajian Teori
2.1.1 Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Iskandar (2001:12) menyimpulkan bahwa hasil belajar IPA berupa fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip klasifikasi dan struktur. Hasil IPA penting bagi kemajuan hidup manusia, Cara kerja memperoleh itu disebut proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara berfikir. Beberapa pendapat menggambarkan bahwa hasil belajar IPA merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan. 2.1.1.1 Pembelajaran IPA Suyitno (2004:2) menyimpulkan pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau tema untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan siswa yang mencakup aspek mengkomunikasikan konsep secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar, dan pengembangan kesadaran dalam konteks ekonomi dan sosial.
5
6
Menurut Iskandar (2001: 2-13) hakikat pembelajaran IPA terdiri dari: 1) Ilmu Pengetahuan Sebagai Produk
IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teoriteori IPA. Fakta dalam IPA adalah pertanyaan benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep IPA. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. 2) Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses.
Ketrampilan proses IPA adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan diantaranya adalah : (1) Mengamati (2) Mengukur (3) Menarik kesimpulan (4) Mengendalikan variabel (5) Membuat grafik dan tabel data (6) Membuat definisi operasional (7) Melakukan eksperimen 3) Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap
IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang ilmuan sering berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai hasil yang diharapkan. Beberapa ciri sikap ilmiah yaitu : (1) Obyektif terhadap fakta (2) Tidak tergesa – gesa mengambil kesimpulan (3) Berhati terbuka (4) Tidak mencampur adukan fakta dengan pendapat (5) Bersifat hati – hati (6) Ingin menyelidiki.
7
Pembelajaran IPA dapat didifinisikan yaitu ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Mata pelajaran IPA merupakan ilmu yang nyata yang setiap harinya berkaitan dengan kehidupan manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep pembelajaran jika guru dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak dibuat dengan menggunakan model yang nyata. Salah satu model pembelajaran yang nyata yaitu menerapkan pendekatan inquiri dalam pembelajaran. 2.1.1.2 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar digunakan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas, umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar, meningkatkan motivasi belajar siswa, evaluasi diri terhadap kinerja siswa. Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecapakan. Jadi berhasil tidaknya seseorang dalam proses belajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara lain: 1) Latar belakang pendidikan orang tua 2) Status ekonomi sosial orang tua 3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah 4) Media yang di pakai guru 5) Kompetensi guru Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor intern itu antara lain: 1) Kesehatan 2) Kecerdasan/ intelegensia
8
3) Cara belajar 4) Bakat 5) Minat 6) Motivasi Untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal, seorang guru harus dapat memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien, serta pendekatan yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa agar situasi kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, dengan suasana yang tidak membosankan siswa. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan pendekatan inquiri dalam pembelajaran IPA. Hasil belajar dengan menerapkan pendekatan inquiri mempunyai keuntungan antara lain: pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat, hasil belajar inquiri mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya, secara menyeluruh belajar inquiri meningkatkan penalaran siswa. Secara khusus belajar pengamatan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2.1.1.3 Pentingnya Belajar IPA Menurut tradisi behaviouris belajar didefisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen. Sedangkan dalam tradisi konstruktivis, belajar didefinisikan sebagai proses konstruksi pengetahuan. Tradisi developmental menyarankan agar pengajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual siswa (untuk usia SD adalah praoperasional dan operasional konkrit). Tradisi information processing menjelaskan bagaimana otak bekerja selama belajar, yaitu mirip kerja komputer: ada input, proses, dan output. Karena itu hasil belajar bisa diprogram. Belajar IPA pada tingkat SD didefiniksan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA. Pelajaran IPA di SD sebagai dasar atau landasan bagi pengembangan pelajaran IPA pasa tingkat yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, prosedur pengajaran yang baik mutlak diperlukan guru. Pelajaran IPA di SD diajarkan bukanlah sekedar
9
bertujuan siswa dapat mengetahui ilmu tentang alam saja, tetapi lebih luas jangkaunnya yaitu dapat berkembang terus kepribadiannya secara wajar. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan belajar IPA sangatlah penting karena belajar IPA konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk). 2.1.2. Pendekatan Inquiri dalam Pembelajaran 2.1.2.1 Pendekatan Inquiri Kata inquiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inquiri ini pembelajar dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Nur & Wikandari (2000:10) menyimpulkan pembelajaran inquiri adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model pembelajaran inquiri dibentuk atas dasar discoveri (penemuan) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya; mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan konsep, misalnya; bundar, segi tiga, demokrasi, energi dan sebagai. Prinsip. Inquiri merupakan perluasan dari discoveri (discoveri yang digunakan lebih mendalam) Artinya, inquiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya; merumuskan problema, merancang eksperi men, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam inkuiri seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen, dan mampu melakukan proses mental berinquiri adalah sebagai berikut : 1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alami. 2) Merumuskan masalah . 3) Merumuskan hipotesis-hipotesis. 4) Merancang pendekatan investigatif yang meliputi eksperimen. 5) Melaksanakan eksperimen.
10
6) Mensintesiskan pengetahuan. 7) Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan, menginginkan dan menghormati model-model teoritis serta bertanggung jawab Proses belajar inquiri dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas yakni : 1)
Bertanya artinya tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal.
2)
Bertindak artinya tidak semata-mata melihat dan mendengarkan.
3)
Mencari artinya tidak semata-mata mendapatkan.
4)
Menemukan problem artinya tidak semata-mata mempelajari fakta-fakta.
5)
Menganalisis artinya tidak semata-mata mengamati.
6)
Membuat sintesis artinya tidak semata-mata membuktikan
7)
Berfikir artinya tidak semata-mata melamun atau membayangkan.
8)
Menghasilkan artinya tidak semata-mata menggunakan.
9)
Menyusun artinya tidak semata-mata mengumpulkan.
10) Menciptakan artinya tidak semata-mata memproduksi kembaii. 11) Menerapkan artinya tidak semata-mata mengingat-ingat. 12) Mengkritik artinya tidak semata-mata menerima 13) Merancang artinya tidak semata-mata beraksi. 14) Mengevaluasi artinya tidak semata-mata mengulangi. Peranan Pengajar dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan Inquiri adalah: 1) Pengajar mampu menstimulasi (memberi rangsangan dan menentang pembelajar untuk berpikir). 2) Pengajar mampu memberi dukungan untuk inkuiri. 3) Pengajar mampu memberikan fleksibilitas (kesempatan dan keluwesan serta kebersamaan untuk berpendapat, berinisiatif atau berprakarsa) dan bertindak. 4) Pengajar mampu mendiagnosis kesulitan-kesuhtan pembelajar dan membantu mengatasinya. 5) Pengajar mampu mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan mengajar serta waktu mengajar dengan sebaik-baiknya Pembelajaran inquiri dapat disimpulkan sebagai pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, dalam arti luas ingin melihat apa
11
yang terjadi, melakukan sesuatu, menggunakan simbol-simbol (gambar-gambar) dan mencari jawaban atas pertanyaan, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan yang ditemukan sendiri dengan yang ditemukan orang lain. 2.1.2.2. Pentingnya Pendekatan Inquiri dalam pembelajaran Pendekatan inquiri sangat perlu dilakukan dalam peningkatan hasil belajar terutama pada hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 10 Purwodadi, karena pembelajaran ini bersifat: 1) Pengajaran berpusat pada diri pembelajar Salah satu prinsip psikologi belajar menyatakan bahwa makin besar dan makin sering keterlibatan pembelajar dalam kegiatan makin besar baginya untuk mengalami proses belajar. Dalam proses belajar inkuiri, pembelajar tidak hanya belajar konsep dan prinsip, tetapi juga mengalami proses belajar tentang pengarahan diri, pengendalian diri, tanggung jawab dan komunikasi sosial secara terpadu. 2) Pengajaran inquiri dapat membentuk self concept (konsep diri) Sehingga terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, lebih kreatif, berkeinginan untuk selalu mengambil kesempatan yang ada dan pada umumnya memiliki mental yang sehat. 3) Tingkat pengharapan bertambah Yaitu ada kepercayaan diri serta ide tertentu bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri. 4) Pengembangan bakat dan kecakapan individu Lebih banyak kebebasan dalam proses belajar mengajar berarti makin besar kemungkinannya untuk mengembangkan kecakapan, kemampuan dan bakat-bakatnya. 5) Dapat memberi waktu kepada pembelajar untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 2.1.2.3. Penerapan Pendekatan Inquiri dalam Pembelajaran IPA Prosedur pendekatan inquiri yaitu: 1) Merumuskan masalah Apersepsi berupa pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
12
2) Observasi Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dengan melakukan pengamatan dan demonstrasi dengan pendekatan inquiri. 3) Menganalisis Siswa mampu menganalisis data dari hasil demonstrasi yang telah mereka lakukan. 4) Menyajikan hasil karya Siswa menampilkan hasil karyanya didepan kelas. Langkah-langkah pendekatan inquiri yang dilakukan dalam penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri 10 Purwodadi antara lain: 1) Kegiatan pendahuluan a) Menyiapkan kandisi kelas dan peralatan mengajar. b) Memberi motivasi c) Melakukan apersepsi d) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan 2) Kegiatan Inti a) Eksplorasi. (1) Guru membagi siswa dalam kelompok. (2) Guru menunjukkan benda/gambar. (3) Guru mendemonstrasikan benda/gambar di depan kelas (4) Guru merumuskan masalah yang akan dilakukan. (5) Siswa
secara
kelompok
mengobservasi
benda/gambar
dan
siswa
mengidentifikasinya. b) Elaborasi. (1) Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan kelompoknya. (2) Guru berkeliling membimbing siswa yang kesulitan mengerjakan LKS. c) Konfirmasi. (1) Kelompok yang siap melaporkan hasil diskusi kelompok. (2) Kelompok lain memperhatikan. (3) Guru menjadi moderator diskusi kelas. (4) Diskusi kelas selesai LKS dikumpulkan untuk dinilai guru dan dipajang pada papan pajang.
13
(5) Guru mengumumkan kelompok yang mendapatkan nilai paling bagus. 3) Kegiatan Akhir a) Memberikan rangkuman terhadap materi yang dibahas. b) Memberikan tes. c) Melakukan tindak lanjut. 2.1.2.4 Pengaruh Pendekatan Inquiri Terhadap Hasil Belajar IPA. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (a) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (b) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (c) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Pelaksanaan inquiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Pembelajaran inquiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru selama penerapan inquiri, diantaranya: berorientasi pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, dan prinsip keterbukaan. Pada setiap kelompok kemampuan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan hasil tertinggi pada aspek membangun konsep di atas pengetahuan yang telah ada pada diri siswa dan terendah pada aspek memilih hal-hal yang mungkin tidak relevan, serta ketrampilan proses sains. Tujuan pembelajaran yang lebih penting adalah menyiapkan anak didik untuk (1) mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep-konsep sains yang telah mereka pelajari, (2) mampu mengambil keputusan yang tepat dengan menggunakan konsep-konsep ilmiah, dan (3) mempunyai sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga memungkinkan mereka untuk berpikir dan bertindak secara ilmiah. Sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
14
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan dalam rangka penelitian kualitas pembelajaran dengan menggunakan pendatan inquiri, diantaranya adalah: Menurut Asih Setiyaning Hastuti ( 2003 : XI ) peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan pendekatan inquiri pada siswa Kelas IV SD Negeri 2 Nyilir Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal, hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan pengajaran berbasis inkuiri mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari pelajaran IPA yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pengajaran berbasis inquiri sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Pembelajaran dengan pengajaran berbasis inkuiri memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus. Sudaryanti (2010: 42) dalam Penelitian Tindakan Kelas menyimpulkan bahwa: Pembelajaran dengan pengajaran berbasis inkuiri memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus selain itu pembelajaran berbasis inkuiri juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari pelajaran IPA yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pengajaran berbasis inkuiri sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
2.3 Kerangka Pikir Tingkat keberhasilan belajar mengajar dapat diukur dengan melihat hasil belajar siswa. Pada pelajaran IPA teridentifikasi bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 10 Purwodadi sangatlah rendah. Sehingga diperlukan suatu cara untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan tumbuhan hidup sebagai objek dalam penerapan metode inquiri. Penerapan pendekatan inquiri mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Sehingga
15
hasil belajar siswa akan meningkat. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilhat pada gambar di bawah ini:
Kondisi Awal
TINDAKAN
Kondisi Akhir
Guru belum menerapkan pemanfaatan model pembelajaran inquiri
Guru menerapkan pemanfaatan model pembelajaran inquiri
a. b. c.
a. Hasil belajar siswa rendah b. Keaktifan siswa rendah c. Pembelajaran berpusat pada guru
Pelaksanaan tindakan dengan penerapan pendekatan inquiri siklus 1., siklus 2., dst.
Hasil belajar meningkat Aktivitas siswa meningkat Keterampilan guru dalam mengajar meningkat.
Gambar. 2.1 Skema Kerangka Pikir Tahap awal dari penelitian ini, guru masih menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah saja pada pelajaran IPA tenyata hasil belajar yang didapat sangatlah rendah. Tahap berikutnya yaitu siklus 1 dan siklus 2 guru menerapkan pendekatan inquiri dalam pembelajaran dengan menggunakan tumbuhan hidup sebagai objek sesuai dengan materi yang dibahas. Oleh karena itu dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA.
2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian dari kajian teori dan kerangka berpikir maka dapat diturunkan hipotesis tindakan: “penerapan pendekatan inquiri diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 10 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2012/2013”.