BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan, dalam hal ini masa depan
kehidupan anak yang ditentukan orang tua. Oleh karenanya, sekolah
mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Oemar Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya (Hisyam Zaini, 2004). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39).
2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
6
7
Ilmu pengetahuan alam yang berasal dari kata asing’’natural science ”yang artinya ilmiah,berhubungan dengan alam atau paut alam.Sedangkan science artinya ilmu pengetahuan, jadi IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alamsekitar yang bersifat: a.
Obyektif:artinya penegtahuan itu sesuai dengan kenyataan dari obyeknya.
b.
Bersifat sistematik:artinya IPA mempunyai sistem yang teratur.
c.
Mengandung metode tertentu yaitu ilmiah.
2.1.1.2
Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan pemberian mata pelajaran IPA agar mampu memahami dan menguasai konsep-konsep IPA berdasarkan dengan keberadaan, keindahan, keteraturan alam cipta-NYA. 1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 2. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 3. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar. 4. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya.
2.1.1.3 Fungsi Pembelajaran IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (Depdikbud 1993/1994:97-98) Mata pelajaran IPA berfungsi untuk: 1. Mengembangkan keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA. 2. Memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam dan lingkungan buatan dan keterkaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari,
8
mengembangkan keterampilan proses IPA, mengembangkan wawasan, sikap, nilai, dan keterampilan yang berguna untuk meningkatkan kualitas hidup. 3. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangaruh lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. 4. Mengembangkan keterampilan proses. 5. Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupaun untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat pendidikan yang lebih tinggi.
2.1.1.4 Perlunya IPA dijarkan di SD IPA merupakan mata pelajaran yang sangat penting diajarkan diSD sehingga yang disesuaikan
dengan
perkembangan kognitif siswa
yang terstrukturnya
berbeda-beda. 1. Dari pembahasan materinya IPA diSD membahas tentang tema-tema materi yang bersifat global. 2. Materi yang diajarkan banyak bersinggungan dengan hal-hal yang konkrit, 3. Dalam pembelajaran IPA diSD siswa dilibatkan secara aktif karena pembelajaran IPA di SD merupakan wahana untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan dan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di sekelilingnya. 4. Mata pelajaran IPA dapat
membentuk
kepribadian anak secara
keseluruhan,karena mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yang mempunyai potensi yang bagus.
9
Sebagian besar pembelajaran di SD masih menggunakan objek-objek yang ada dilingkungan sekitar, karena dengan hal itu siswa dapat memahami secara langsung mengenai pelajaran yang diajarkan serta berkenaan dengan memori anak yang masih sangat kuat. 2.1.2 Model Student Fasilitator and Explaining Model yang
Student
memberikan
mempresentasikan
fasilitator
and
kesempatan ide
kepada siswa
atau
lainnya(warock:2008).Model student kelebihan yaitu mengeluarkan
diajak ide
–
pendapat fasilitator
untuk menerangkan ide
memahami materi. Dan explaining merupakan
Explaning
yang
mempersentasikan pendapat
suatu
model
atau perserta
didik
untuk
atau
siswa
pada and
rekan explaining
mempunyai
kepada siswa lain,siawa
dipikirannya
sehingga
dapat
lebih
dapat
model pembelajaran student fasilitator
and
model
ada
merupakan
pembelajaran dimana
kepada siswa yang lain,dan
siswa
belajar
model pembelajaran
ini efektif. Model
student fasilitator and explaining merupakan suatu metode dimana
siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya Febriani (2008).. Langkah-langkah pembelajaran dengan model student fasilitator and explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat itu dan penutup. Dalam “Model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini efektif untuk sendiri. Model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining, adalah model pembelajaran dimana siswa mempresentasekan ide atau pendapat pada siswa lain.
10
Melalui model pembelajaran ini, memberikan kebebasan pada siswa untuk menuangkan ide, gagasan, pendapat tentang suatu permasalahan yang berhunungan dengan pemahaman konsep maupun penerapan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006).Aktifitas siswa dalam menemukan dan membangun pengetahuan sangat menentukan kemampuan terhadap konsep tertentu yang dipelajarinya. Keberhasilan yang didapat dengan membangun pengetahuan sendiri akan bersifat tahan lama dan menumbuhkan rasa percaya diri dan pandangan positif terhadap materi pembelajaran. Siswa termotivasi ketika mereka melakukan pembelajaran dengan menemukan sesuatu oleh mereka sendiri daripada mendengarkan saja. Siswa belajar untuk memanipulasi lingkungan mereka menjadi lebih aktif.
2.1.2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Student fasilitator and Explaining 1.
Langkah-langkah pembelajaran
model
pembelajaran
Student
Fasilitator and Explaining Selanjutnya dalam menerapkan model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining harus memperhatikan beberapa langkah-langkah yaitu sebagai berikut: a. guru menyampaikan indikator hasil belajar yang akan dicapai. b. guru menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh siswa, untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. c. guru membagi kelompok dengan tingkat kemampuan akademik yang merata. d. siswa dipersilahkan membuat karya tulis ilmiah mengenai topik yang menjadi tugas mereka. e. siswa dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kepada siswa lain yang berbeda kelompok. f. guru menyimpulkan pendapat siswa.
2. Kelebihan model Student Fasilitator and Explaining a. Siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain.
11
b. Dapat mengeluarkan ide-ide yang ada dipikirannya dapat
sehingga lebih
memahami materi tersebut.
c. Dapat mendorong tumbuh kembagnya potensi berpikir kritis siswa secara optimal. d. Melatih siswa aktif,kreaktif,dalam menghadapi permasalahan. e. Mendorong tumbuhnya tenggang rasa, mau mendengar dan menghargai pendapat orang lain. Melihat
dari
kelebihan
diatas,bahwa menggunakan model Student
Fasilitator and Explaing,siswa mampu mengeluarkan pendapat/ide-ide kepada siswa yang lain.
2.1.2.2 Penerapan
model
Student
Fasilitator
and
Explaining
Pada
Pembelajaran IPA di SD Model student fasilitator and explaining siswa mempresentasekan ide atau pendapat pada siswa lain.Hal ini merupakan cara menerapkannya kepada siswa,maka guru hanya sebagai fasilitator, hal yang harus dilakukan oleh guru serta melibatkan siswa,yaitu: 1. Guru menyampaikan indikator hasil belajar yang akan dicapai. 2. Guru menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh siswa, untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 3. Guru membagi kelompok dengan tingkat kemampuan akademik yang merata. 4. Siswa dipersilahkan membuat karya tulis ilmiah mengenai topik yang menjadi tugas mereka. 5. Siswa dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kepada siswa lain yang berbeda kelompok. 6. Guru menyimpulkan pendapat siswa.
12
2.1.3 Pengertian belajar Belajar merupakan proses internal, proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar yang mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan ajar tertentu Siswa yang belajar berarti memperbaiki kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik.dengan meningkatnya kemampuankemampuan tersebut maka keinginan, kemauan, atau perhatian pada lingkungan sekitarnya makin bertambah. Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,
kecakapan
dan
kemampuannya,
daya
reaksinya,
daya
penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui Berbagai pengalaman Menurut Sudjana(2000:28). Menurut Skinner di dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 9), belajar adalah proses interaksi antara suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
2.1.3.1 Hasil belajar Menurut Hamalik (2002: 155): tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.
13
Menurut Dimyati (2002: 3): Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes.
2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: 1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi
belajar,minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. 2. Faktor datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas
pengajaran.
2.2
Kajian Yang Relevan Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Yustini dan Mariani N.(2005)
dengan judul “ Upaya meningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran model student Fasilitator and explaining” menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami
peningkatan sebesar 76,19% dan aktivitas
siswa
mengalami
peningkatan.Dengan demikaian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model student fasilitator and explaning dalam pembelajaran IPA di SD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti Lisdiana (2006) “ Upaya meningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pembelajaran model student Fasilitator and explaining” menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 86,21% dengan KKM≥65 pada siswa.
14
Joko, S.M. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui model Student Fasilitator and explaining pada siswa kelas 5 SD Negeri Jokyakarta. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan KKM ≥ 65, siswa dikatakan tuntas jika siswa sudah mencapai nilai KKM. Indikator kinerja yang ditentukan oleh Joko S.M adalah
80% siswa harus tuntas dengan KKM
65.Diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 60% atau sekitar 15 siswa yang mencapai KKM dan Siklus II 84% atau sekitar 21 siswa mencapai ≥KKM. Penelitian Joko S.M berhasil karena ketuntasan yang diperoleh telah memenuhi Indikator kinerja yang Joko S.M harapkan yaitu 80% sedangkan hasil prosentase siswa yang tuntas pada penelitiannya adalah 84%. Melalui melalui model Student Fasilitator and explaining pada siswa kelas 5 SD Negeri Jokyakarta.
2.3 Kerangka Pikir Pada penelitian ini, materi yang akan dibahas yaitu tentang Bumi dan Alam Semesta merupakan salah satu pokok bahasan dalam pembelajaran dibahas dikelas 5 Semester ganap yang memiliki standar
IPA yang
kompentensi sebagai
berikut: Mengidentifikasikan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan.Salah satu tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 5 mata pelajaran IPA Berdasarkan fakta ini, maka diperlukan metode pembelajaran lain, yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Melalui penelitian tindakan ini, peneliti menawarkan model student fasilitator and explaining sebagai alternatif. Pembelajaran. Diharapkan dengan model student fasilitator and explaining, hasil belajar siswa dapat meningkat. Penerapan metode ini menggunakan siklus yaitu siklus I dan siklus II. Artinya, setelah pembelajaran melalui tindakan pada siklus I dan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran IPA. Adapun kerangka tersebut digambarkan pada skema kerangka berpikir berikut ini:
15
Kondisi awal
Guru :
Siswa :
Mengajar dengan
Hasil belajar siswa rendah
model ceramah
Siklus I: Menerapkan model student Tindakan
fasilitator and explaining
Menerapkan model student fasilitator and explaining
Siklus II:. Menerapkan model student fasilitator and explaining
Kondisi Akhir
Melalui penerapan pembelajaran model student fasilitator and explaining dalam pembelajaran hasil siswa kelas 5 SD Negeri Kalibeji 01 dalam pembelajaran IPA menjadi meningkat.
16
2.4 Hipotesis tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Menggunakan model student fasilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di kelas 5 SD Negeri kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten semarang semester II Tahun pelajaran 2012/2013.